Anda di halaman 1dari 8

1. Berikut penjelasan mengenai karakteristik kualitatif informasi keuangan.

Para pemangku kepentingan perusahaan memerlukan informasi keuangan perusahaan


ketika akan mengambil keputusan sehubungan dengan perusahaan tersebut. Informasi
yang diperlukan ialah informasi yang memenuhi kriteria tertentu. Menurut Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 2015 No. 1), karakteristik kualitatif merupakan
ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai.
Oleh sebab itu, akuntan harus menyediakan informasi tersebut dalam laporan
keuangan. Informasi keuangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan harus
memiliki ciri-ciri kualitatif, yaitu:
a. Kualitas utama (karakteristik kualitatif fundamental); terdiri atas relevan dan
andal
1) Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Suatu informasi dikatakan
relevan jika dapat memengaruhi pengambilan keputusan dengan membantu
mereka mengevaluasi peristiwa masa lampau, masa kini, atau masa depan,
serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
Informasi mungkin mampu membuat perbedaan dalam pengambilan
keputusan bahkan jika sebagian pengguna memilih untuk tidak mengambil
keuntungan atas informasi tersebut atau telah menyadari informasi tersebut
dari sumber lainnya. Informasi yang relevan harus dapat menguatkan atau
bahan sebaliknya memperlemah harapan yang ada sebelum informasi itu
disajikan. Jadi, informasi keuangan mampu membuat perbedaan dalam
keputusan jika memiliki nilai prediktif, nilai konfirmatif, atau keduanya.
Informasi keuangan memiliki nilai prediktif jika informasi tersebut dapat
digunakan sebagai input yang digunakan oleh pengguna untuk memprediksi
hasil di masa depan. Informasi keuangan tidak harus merupakan nilai
prediktif. Informasi keuangan yang memiliki nilai prediktif digunakan oleh
pengguna untuk membuat prediksi masa depan. Informasi keuangan
memiliki nilai konfirmatif apabila memberikan umpan balik (mengonfirmasi
atau mengubah) evaluasi sebelumnya. Informasi yang relevan harus
memenuhi karakteristik materialitas. Relevansi informasi dipengaruhi oleh
hakikat dan materialitasnya.
2) Andal (representasi tepat)
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki
kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan
material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus
atau jujur dari yang seharusnya atau yang secara wajar diharapkan dapat
disajikan. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya
tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial
dapat menyesatkan. Informasi yang andal memiliki karakteristik, antara lain
(a) penyajian jujur; informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi
dan peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
dapat diharapkan untuk disajikan, (b) substansi mengungguli bentuk;
informasi perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas
ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya, (c) netralitas; informasi harus
diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak bergantung pada
kebutuhan atau keinginan pihak tertentu, (d) pertimbangan sehat;
ketidakpastian yang dihadapi dalam penyusunan laporan keuangan diakui
dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dan dengan menggunakan
pertimbangan sehat (prudence), yang mengandung unsur kehati-hatian pada
saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian, dalam penyusunan
laporan keuangan, (e) kelengkapan; informasi dalam laporan keuangan
harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya, serta (f) dapat
diverifikasi; informasi dalam laporan keuangan dapat diuji kebenarannya.
b. Kualitas sekunder (karakteristik kualitatif peningkat); mencakup keterbandingan,
keterverifikasian, ketepatwaktuan, dan keterpahamam
1) Keterbandingan
Agar informasi keuangan dapat secara efektif berguna dalam pengambilan
keputusan, maka harus dapat diperbandingkan antar periode dan antar
entitas. Perbandingan laporan keuangan dua atau lebih periode akan dapat
memberikan gambaran tentang perkembangan atau keadaan keunahn
maupun kinisuayu entitas sehingga lebih mampu memberikan gambaran
tentang prospek entitas di masa mendatang. Sementara itu, perbandingan
laporan keuangan antar entitas akan memberikan masukan yang berguna
bagi para calon investor dalam menentukan pilihan investasi yang akan
dilakukan. Pembaca laporan keuangan harus mendapatkan informasi tentang
kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan,
perubahan yang dilakukan bila ada, serta dampak atas perubahan tersebut.
Pengguna informasi harus memahami adanya perbedaan kebijakan
akuntansi yang diberlakukan untuk transaksi lain yang sama (dalam sebuah
entitas) dari suatu periode ke periode dan dalam entitas yang berbeda. Oleh
karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan
peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk entitas
tersebut, antar periode entitas yang sama dan untuk entitas yang berbeda.
Agar pembaca lalu keuangan dapat langsung membandingkan posisi
keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan antar periode sehingga
laporan keuangan perlu disajikan sebagai perbandingan dengan periode
sebelumnya. Dalam kasus tertentu, hakikat informasi saja sudah cukup
menganggap informasi sudah relevan untuk dilaporkan. Contohnya jika
suatu entitas mulai membuka segmen usaha baru, dapat memengaruhi
penilaian risiko dan peluang yang akan dihadapi entitas, maka dianggap
relevan terlepas dari materialitas volume usaha dan hasil yang diperoleh.
Materialitas merupakan tolak ukur apakah suatu informasi dianggap relevan.
Suatu informasi dianggap material atau signifikan, bila suatu kesalahan,
salah saji (misstatement), atau kelalaian mencantumkan (omission)
informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna
informasi, atau dengan kata lain dapat menyesatkan pengambil keputusan.
Materialitas bergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai
sesuai dengan situasi khusus. Oleh karena itu, materialitas lebih merupakan
suatu ambang batas atau titik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif
pokok yang harus dimiliki agar informasi dipandang berguna.
2) Keterverifikasian
Keterverifikasian membantu meyakinkan pengguna bahwa informasi
laporankeuangan telah merepresentasikan fenomena ekonomik secara tepat.
Keterverifikasian berarti bahwa berbagai pengamat independen dengan
pengetahuan yang berbeda-beda dapat mencapai konsensus, meskipun tidak
selalu. Informasi kuantifikasian tidak harus menjadi estimasi utama yang
dapat diverifikasi. Berbagai kemungkinan jumlah dan probabilitas terkait
juga dapat diverifikasi. Verifikasi dapat terjadi secara langsung atau tidak
langsung. Verifikasi langsung berarti pemverifikasian jumlah atau
representasi lain melalui observasi secara langsung, contoh melalui
penghitungan kas. Verifikasi tidak langsung berarti pemeriksaan input pada
suatu model, rumus, atau teknik lain dan pengkalkulasian ulang hasil dengan
menggunakan metodologi yang sama. Contoh verifikasi jumlah tercatat
persediaan dengan memeriksa input-nya (kuantitas dan biaya) dan
perhitungan kembali jumlah persediaan akhir dengan menggunakan asumsi
arus biaya yang sama.
3) Ketepatwaktuan
Ketepatwaktuan adalah tersedianya informasi bagi pengambil keputusan
pada waktu yang tepat sehingga dapat mempengaruhi keputusan. Secara
umum, semakin usang suatu informasi maka semakin kurang berguna
informasi tersebut.
4) Keterpahaman
Pengklasifikasian, pengelompokan secara karakteristik serta penyajian
informasi secara jelas dan ringkas dapat membuat informasi tersebut mudah
dipahami. Beberapa fenomena mungkin rumit secara inheren dan tidak
mudah untuk dipahami. Pengecualian penyajian atas fenomena tersebut
dalam laporan keuangan mungkin dapat membuat informasi laporan
keuangan lebih mudah dipahami. Namun, laporan keuangan tersebut akan
menjadi tidak lengkap dan berpotensi menyesatkan.
Dalam penyajian informasi keuangan, semua kualitas tersebut kadang tidak dapat
dipenuhi semua. Penekanan pada satu kualitas, misalnya relevansi seringkali harus
mengorbankan kualitas keandalan, sebab relevansi terkait dengan masa depan,
sedangkan keandalan terkait dengan masa lalu. Selain itu, dalam penyajian informasi
keuangan ada dua kendala yang harus dipertimbangkan, yaitu (1) kendala manfaat
harus melebihi biayanya; biaya pengolahan informasi tidak melebihi manfaat yang
diperoleh dari informasi tersebut dan (2) materialitas sebagai batas ambang
pengakuan; suatu pos dalam laporan keuangan tidak perlu dilaporkan kalau jumlahnya
tidak material dalam arti tidak akan memengaruhi keputusan yang akan diambil.

2. Laba bersih PT DIVA.


PT DIVA memiliki aktiva dan kewajiban pada awal dan akhir periode sebagai berikut.
Awal Periode Akhir Periode
Total Aktiva Rp 600.000.000 Rp 800.000.000
Total Utang Rp 400.000.000 Rp 350.000.000
Aktiva Neto Rp 200.000.000 Rp 450.000.000
Laba untuk PT DIVA sebelum menambah investasi dan menerima dividen ialah Rp
250.000.000 (Rp 450.000.000 – Rp 200.000.000).
Pemilik menambah investasi sebesar Rp 100 juta dan menerima dividen sebesar Rp 50
juta, maka laba bersih untuk PT DIVA dapat dihitung sebagai berikut.
Aktiva neto – akhir periode Rp 450.000.000
Aktiva neto – awal periode Rp 200.000.000
Kenaikan aktiva neto Rp 250.000.000
Kurang – investasi pemilik (Rp 100.000.000)
Tambah – distribusi kepada pemilik Rp 50.000.000
Laba bersih Rp 200.000.000
Jadi, laba bersih PT DIVA pada periode ini: Rp 200 juta.

3. Laporan aliran kas PT ARKAN.


PT ARKAN menyediakan informasi laporan laba rugi dan neraca dua periode sebagai
berikut.
PT ARKAN
Laporan Laba Rugi
Untuk periode yang berakhir tanggal 31/12/2020

Penjualan Rp 50.000.000,00
Pendapatan bunga Rp 2.500.000,00
Total pendapatan Rp 52.500.000,00

Dikurangi biaya-biaya:
Harga pokok penjualan Rp 20.700.000,00
Biaya gaji karyawan Rp 7.500.000,00
Biaya bunga Rp 2.500.000,00
Biaya depresiasi Rp 3.500.000,00
Biaya asuransi Rp 500.000,00
Macam-macam biaya Rp 700.000,00
Total biaya Rp 35.400.000,00

Laba sebelum pajak Rp 17.100.000,00


Pajak penghasilan Rp 1.710.000,00
Laba bersih Rp 15.390.000,00

PT ARKAN
SEBAGIAN DARI POS-POS NERACA PERBANDINGAN
PER 31/12/2020 DAN PER 1/1/2020

31/12/2020 1/1/2020 Naik/Turun


Piutang dagang Rp 5.900.000 Rp 5.200.000 Rp 700.000 (naik)
Piutang bunga Rp 250.000 Rp 270.000 Rp 20.000 (turun)
Asuransi bayar di muka Rp 100.000 Rp 160.000 Rp 60.000 (turun)
Sediaan barang dagangan Rp 3.200.000 Rp 2.950.000 Rp 250.000 (naik)
Uang muka pendapatan Rp 80.000 Rp 40.000 Rp 40.000 (naik)
Utang dagang Rp 1.500.000 Rp 2.000.000 Rp 500.000 (turun)
Utang gaji Rp 1.500.000 Rp 1.900.000 Rp 400.000 (turun)
Utang bunga Rp 100.000 Rp 50.000 Rp 50.000 (naik)
Utang pajak Rp 200.000 Rp 110.000 Rp 90.000 (naik)

a. Pemasukan kas dari penjualan barang dagangan


Penerimaan kas dari penjualan barang dagangan dipengaruhi oleh piutang dagang
dan uang muka pendapatan (unearned revenue). Kenaikan piutang dagang dan
penurunan uang muka pendapatan akan mengurangi aliran kas, sedangkan
penurunan piutang dagang dan kenaikan uang muka pendapatan akan menambah
aliran kas. Piutang dagang naik sebesar Rp 700.000 (dari Rp 5.200.000 menjadi
Rp 5.900.000) sehingga akan mengurangi aliran kas. Sementara itu, uang muka pendapatan
naik sebesar Rp 40.000 (dari Rp 40.000 menjadi Rp 80.000) sehingga akan menambah aliran
kas. Jadi, aliran kas dari penjualan barang dagangan dapat dihitung sebagai berikut.
Penerimaan kas = penjualan - kenaikan piutang dagang + kenaikan uang muka pendapatan
= Rp 50.000.000 - Rp 700.000 + Rp40.000
= Rp 49.340.000
b. Penerimaan kas dari pendapatan bunga
Penerimaan kas dari pendapatan bunga dipengaruhi oleh piutang bunga. Kenaikan
piutang bunga akan mengurangi aliran kas, sedangkan penurunan piutang bunga
akan menambah aliran kas. Piutang bunga turun sebesar Rp 20.000 (dari Rp
250.000 menjadi Rp 270.000) sehingga akan menambah aliran kas. Jadi, aliran
kas dari pendapatan bunga dapat dihitung sebagai berikut.
Penerimaan kas = pendapatan bunga + penurunan piutang bunga
= Rp 2.500.000 + Rp 20.000
= Rp 2.520.000
c. Pengeluaran kas untuk pembeliaan sediaan
Pengeluaran kas untuk pembeliaan sediaan akan dipengaruhi oleh akun sediaan
barang dagangan dan akun utang dagang. Kenaikan sediaan barang dagangan dan
penurunan utang dagang akan mengurangi aliran kas (menambah pengeluaran),
sedangkan penurunan sediaan barang dagangan dan kenaikan utang dagang akan
menambah aliran kas (mengurangi pengeluaran). Sediaan barang dagangan naik
sebesar Rp 250.000 (dari Rp 2.950.000 menjadi Rp 3.200.000) sehingga akan
mengurangi aliran kas. Sementara itu. utang dagang turun sebesar Rp 500.000
(dari Rp 2.000.000 menjadi Rp 1.500.000) sehingga akan mengurangi aliran kas.
Jadi, pengeluaran kas untuk pembeliaan sediaan barang dagangan dapat dihitung
sebagai berikut.
Pengeluaran kas = harga pokok penjualan + kenaikan sediaan + penurunan utang dagang
= Rp 20.700.000 + Rp 250.000 + Rp 500.000
= Rp 21.450.000
d. Pembayaran gaji karyawan
Pengeluaran kas untuk pembayaran gaji karyawan akan dipengaruhi oleh utang
gaji. Kenaikan utang gaji akan menambah aliran kas (mengurangi pengeluaran ),
sebaliknya penurunan utang gaji akan mengurangi aliran kas (menambah
pengeluaran). Utang gaji turun sebesar Rp 400.000 (dari Rp 1.900.000 menjadi Rp
1.500.000) sehingga akan mengurangi aliran kas. Jadi, pengeluaran kas untuk
pembayaran gaji dapat dihitung sebagai berikut.
Pengeluaran kas = biaya gaji karyawan + penurunan utang gaji
= Rp 7.500.000 + Rp 400.000
= Rp 7.900.000
e. Pembayaran bunga
Pengeluaran kas untuk pembayaran bunga akan dipengaruhi oleh akun utang
bunga. Penurunan utang bunga akan mengurangi aliran kas (menambah
pengeluaran), sedangkan kenaikan utang bunga akan menambah aliras kas
(mengurangi pengeluaran). Utang bunga naik sebesar Rp 50.000 (dari Rp 50.000
menjadi Rp 100.000) sehingga akan menambah aliran kas. Jadi, pengeluaran kas
untuk pembayaran bunga dapat dihitung sebagai berikut.
Pengeluaran kas = biaya bunga – kenaikan utang bunga
= Rp 2.500.000 – Rp 50.000
= Rp 2.450.000
f. Pengeluaran kas untuk asuransi
Pengeluaran kas untu asuransi akan dipengaruhi oleh asuransi bayar di muka.
Kenaikan asuransi bayar di muka akan mengurangi aliran kas (menambah
pengeluaran), sebaliknya penurunan asuransi bayar di muka akan menambah
aliran kas (mengurangi pengeluaran). Asuransi bayar di muka turun sebesar Rp
60.000 (dari Rp 160.000 menjadi Rp 100.000) sehingga akan mengakibatkan
aliran kas bertambah. Jadi pengeluaran kas untuk asuransi dapat dihitung sebagai
berikut.
Pengeluaran kas = biaya asuransi – penurunan asuransi bayar di muka
= Rp 500.000 – Rp 60.000
= Rp 440.000
g. Pengeluaran kas untuk macam-macam biaya
Pengeluaran kas untuk macam-macam biaya dipengaruhi oleh utang biaya terkait
dan persekot biaya. Kenaikan persekot biaya dan penurunan utang biaya terkait
akan mengurangi aliran kas (menambah pengeluaran), sedangkan penurunan
persekot biaya dan kenaikan utang biaya terkait akan menambah aliran kas
(mengurangi pengeluaran). Baik utang biaya terkait dan persekot biaya, keduanya
tidak mengalami perubahan (tidak naik maupun turun). Jadi, pengeluaran kas
untuk macam-macam biaya dapat dihitung sebagai berikut.
Pengeluaran kas = macam-macam biaya + (-) penurunan (kenaikan) utang biaya + (-) kenaikan
(penurunan) persekot biaya
= Rp 700.000 + 0 + 0
= Rp 700.000
h. Pengeluaran kas untuk pajak penghasilan
Pengeluaran kas untuk pajak penghasilan akan dipengaruhi oleh akun utang pajak
dan akun uang muka pajak. Kenaikan uang muka pajak dan penurunan utang
pajak akan mengurangi aliran kas (menambah pengeluaran), sedangkan penurunan
uang muka pajak dan kenaikan utang pajak akan menambah aliran kas
(mengurangi pengeluaran). Utang pajak naik sebesar Rp 90.000 (dari Rp 110.000
menjadi Rp 200.000) sehingga akan menambah aliran kas, sedangkan uang muka
pendapatan tidakl mengalami perubahan. Jadi, pengeluaran kas untuk pajak
penghasilan dapat dihitung sebagai berikut.
Pengeluaran kas = biaya pajak penghasilan – kenaikan utang pajak + (-) kenaikan (penurunan)
uang muka pajak
= Rp 1.710.000 – Rp 90.000 + 0
= Rp 1.620.000
Laporan Aliran Kas Metode Langsung
PT ARKAN
Laporan Aliran Kas
Untuk periode yang berakhir tanggal 31/12/2020

Aliran Kas dari Aktivitas Operasi


Penerimaan Kas
Dari penjualan kepada pelanggan Rp 49.340.000,00
Dari pendapatan bunga Rp 2.520.000,00
Pemasukan Kas dari Aktivitas Operasi Rp 51.860.000,00

Pengeluaran Kas
Untuk pembelian barang dagangan Rp 21.450.000,00
Untuk pembayaran gaji karyawan Rp 7.900.000,00
Untuk pembayaran bunga Rp 2.450.000,00
Untuk pembayaran asuransi Rp 440.000,00
Untuk pembayaran macam-macam biaya Rp 700.000,00
Untuk pembayaran pajak penghasilan Rp 1.620.000,00
Pengeluaran Kas untuk Aktivitas Operasi Rp 34.560.000,00
Laba Bersih dari Aktivitas Operasi Rp 17.300.000,00

Laporan Aliran Kas Metode Tidak Langsung


PT ARKAN
Laporan Aliran Kas
Untuk periode yang berakhir tanggal 31/12/2020
Aliran Kas dari Aktivitas Operasi
Laba Bersih Rp 15.390.000,00
Penyesuaian Laba Bersih
Biaya depresiasi Rp 3.500.000,00
Kenaikan piutang dagang (Rp 700.000,00)
Penurunan piutang bunga Rp 20.000,00
Penurunan asuransi dibayar di muka Rp 60.000,00
Kenaikan sediaan barang dagangan (Rp 250.000,00)
Kenaikan uang muka pendapatan Rp 40.000,00
Penurunan utang gaji (Rp 500.000,00)
Penurunan utang dagang (Rp 400.000,00)
Kenaikan utang bunga Rp 50.000,00
Kenaikan utang pajak Rp 90.000,00
Rp 1.910.000,00
Laba Bersih dari Aktivitas Operasi Rp 17.300.000,00

Sumber referensi:
1. Sugiarto. (2023). Akuntansi Keuangan Menengah I Edisi 3 (EKMA4210). Tangerang
Selatan, Universitas Terbuka.
2. Ikatan Akuntan Indonesia. (2019). Modul level Dasar (CAFB) Akuntansi Keuangan.
Jakarta Pusat, Ikatan Akuntan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai