TEORI AKUNTANSI
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TELKOM UNIVERSITY
2019
BAB V : KERANGKA DASAR KONSEPTUAL
HIRARKI UNSUR-UNSUR
Istilah-istilah dalam hierarki yang ditunjukkan dalam peraga 5-2 didefinisikan oleh
FASB ddengan cara :
1. Tujuan adalah ‘’sesuatu ke arahnya upaya diarahkan, suatu arahan atau akhir
tindakan, suatu sasaran’’. Tujuan ini adalah subjek dari SFAC 1.
2. Informasi yang dibutuhkan ‘’mencakup identifikasi kategori yang luas dari informasi
akuntansi keuangan yang dibutuhkan oleh pemakai.’’.
3. Karakteristik kualitatif, ‘’ciri-ciri informasi akuntansi yang cenderung untuk
menambah kegunaannya’’.
4. Fundamental, ‘’konsep dasar yang mendasari pengukuran transaksi dan kejadian dan
mengungkapkannya dalam cara yang berarti bagi pemakai informasi akuntansi’’.
5. Standar, ‘’ pemecahan umum atas masalah-masalah akuntansi keuangan’’.
6. Interpretasi, ‘’menjernihkan, menjelaskan, atau menguraikan secara panjang lebar
standar akuntansi dan pelaporan sebagai suatu alat bantu bagi penerapannya dalam
praktik akuntansi’’.
7. Praktik, ‘’sarana untuk mencapai tujuan-tujuan dasar dari laporan keuangan’’.
TUJUAN-TUJUAN AKUNTANSI
FASB berpendapat bahwa pemegang saham, investor lain, dan kreditor adalah
pemakai
utama akuntansi.mereka menyimpulkan dari asumsi-asumsi metreka mengenai kelompok
pemakai utama bahwa pelaporan keuangan harus berguna untuk pengambilan keputusan
investasi, kredit, dan keputusan sejenis.kritik-kritik menanggapi bahwa keputusan semacvam
itu didasarkan pada berbagai data dan prakiraan yang sebagian besar bersifat ekonomi dan
bahwa peran akuntansi hanyalah untuk ‘’meneguhkan data ini’’. Dengan kata lain, kritikus
menganggap bahwa nilai umpan balik informasi akuntansi adalah lebih penting daripada nilai
peramalan.
FASB mempersempit focus mereka bahkan lebih jauh pada investor dengan
menyatakan bahwa:
“tujuan pada dasarnya berasal dari kebutuhan informasi pemakai luar yang kurang berwenang
untuk menyusun informasi keuangan yang mereka inginkan dari perusahaan dan karenanya
harus menggunakan informasi yang dikomunikasikan manajemen kepada mereka.”
TUJUAN PEMAKAI
Setiap kelompok pemakai dapat mempunyai tujuan yang berbeda untuk pelaporan
keuangan.
FASB dan AICPA mengakui bahwa kekuatan argument-argumen yang mendukung laporan
tujuan khusus, tetapi menentang balik bahwa pemakai mempunyai cukup kesamaan sehingga
serangkaian laporan tujuan umum mencukupi. Seperti dinyatakan oleh APB Statement No.
4:
“penekanan dalam akuntansi keuangan pada informasi tujuan umum didasarkan
pada
anggapan bahwa sejumlah besar pemakai membutuhkan informasi yang sama. Informasi
tujuan umum tidak dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan khusus dari masing-masing
pemakai.”
Dengan perkataan lain, laporan tujuan umum dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan
sejumlah terbesar pemakai yang mungkin ada.
AKUNTABILITAS
proffesor Carnegie, Yuji Ijiri berusaha menghimpun berbagai pihak yang
bersangkutan
dalam suatu model akuntabilitas yang didalamnya ia menggambarkan adanya
akuntor,
akuntee, dan akuntan. Ia mengemukakan bahwa dalam :
Suatu kerangka dasar berdasarkan akuntabilitas, tujuan akuntansi adalah untuk menyediakan
suatu system arus informasi yang adil diantara akuntor dan akuntee… berdasarkan hubungan
akuntabilitas yang mendasari, akuntee menpunyai hak tertentu untuk mengetahui; pada saat
yang sama kerangka dasar ini mengakui bahwa akuntor juga mempunyai hak
untuk
melindungi rahasia. Lebih banyak informasi mengenai akuntor tidak selalu lebih
baik.
Mungkin lebih baik dari sudut pandang akuntee tetapi tidak demikian halnya
dari
keseluruhan hubungan akuntabilitas
IKHTISAR
Tujuan kerangka dasar konseptual, meskipun begitu banyak waktu, upaya, dan uang
yang
telah dicurahkan kedalamnya, tidak memecahkan pertanyaan yang menghantui
teori
akuntansi. Seseorang dapat membuat pertanyaan mengenai jenis pemakai dan kegunaa dari
informasi yang diberikan, tetapi tanpa bukti sulit untuk membuat pernyataan yang
meyakinkan. Akibatnya, kerangka dasar tidak cenderung melemah.
KARAKTERISTIK KUALITATIF
karakteristik kualitatif pada mulanya didefinisikan sebagai sifat informasi yang
penting agar
membuatnya berguna. Board membedakan antara kualitas khusus-pemakai dan
khusus-
keputusan, klasifikasi yang pertama memfokuskan pada kualitas-kualitas yang berhubungan
dengan pemakai, misalnya pemakai yang berpengetahuan mungkin menemukan beberapa
informasi yang tidak relevan karena mereka sudah mengetahuinya. Dipihak lain karakteristik
seperti ketepatan waktu tidak bergantung kepada pemakai, karena semua pemakai
menginginkan informasi yang tepat waktu. Informasi lain bersifat khusus bagi keputusan
tertentu.
manfaat dan biaya
Informasi harus bermanfaat-biaya, yaitu manfaatnya harus melebihi biayanya. Seperti
yang
dikemukakan oleh FASB :
Sebagian besar biaya penyediaan informasi keuangan pada awalnya adalah pada penyusun,
sementara manfaat diperoleh baik oleh penyusun maupun pemakai. Akhirnya biaya dan
manfaat menyebar sangat luas. Biaya itu sebgain besar diteruskan kepada pemakai informasi
dan pada konsumen barang dan jasa. Manfaat juga dianggap diteruskan kepada konsumen
dengan menjamin pemasokan barang dan jasa dan pemberfungsian pasar yang lebih efisien.
Tetapi, sekalipun biaya dan manfaat tidak ditelusuri diluar penyusun dan pemakai informasi,
untuk menyatakn sesuatu yang tepat mengenai kejadiannya sulit.”
Relevansi
Relevansi telah didefinisikan secara beraneka ragam. Pada dasarnya informasi yang
relevan
adalah informasi yang mempunyai hubungan dengan masalah yang dihadapi. Informasi dapat
mempunyai suatu hubungan sedikitmya dalam tidak tiga cara yaitu dengan mempengaruhi
tujuan, dengan mempengaruhi pemahaman, dan dengan mempengaruhi keputusan.
Suatu konsep keputusan-relevan adalah standar utama dalam ASOBAT, dimana dinyatakan
bahwa:
“relevansi… mensyaratkan bahwa informasi harus berhubungan dengan atau dihubungkan
secara bermanfaat dengan tindakan yang dirancang untuk memudahkan atau memberikan
hasil yang diinginkan.”
Relevansi sebagai fungsi dari :
Nilai peramalan.
Konsep nilai peramalan diturunkan dari model penilaian investasi yang
didefinisikan oleh FASB dalam daftar istilah SFAC 2 sebagai: “kualitas informasi yang
membantu pmakai untuk meningkatkan kemungkinan peramalan dengan benar hasil kejadian
masa lalu atau sekarang.
Agar data akuntansi relevan dengan pengambilan keputusan oleh investor, hal itu harus
menyediakan masukan kedalam model keputusan investor. Dan karena hanya harapan obyek
dan kejadian masa dating yang relevan untuk model keputusan ini, maka dilanjutkan bahwa
agar data akuntansi relevan, hal itu harus menyediakan atau memunkinkan prediksi obyek
atau kejadian masa datang.
Informasi mengenai hasil dari satu keputusan seringkali merupakan masukan kunci dalam
pengambilan keputusan berikutnya. Informasi jenis ini seringkali disebut umpan balik. Ini
sering digambarkan dengan termostat, yang tidak hanya “memutuskan pada suhu berapa
ruangan diatur tetapi terus mencari umpan balik dengan memantau ruangan guna
menyesuaikan suhu bila diperlukan.
Ketepatan waktu
Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi, tetapi relevansi tidaklah mungkin tanpa ketepatan
waktu. Oleh karena itu, ketepatan waktu adalah batasan penting pada publikasi laporan
keuangan. Akumulasi, peringkasan, dan penyajian selanjutnya informasi akuntansi harus
dilakukan secepat mungkin untuk menjamin terjadinya informasi sekarang ditangan pemakai.
Ketepatan waktu juga menunjukkan bahwa laporan keuangan harus disajikan pada kurun
waktu yang teratur untuk memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan yang pada
gilirannya mungkin akan mempengaruhi prediksi dan keputusan pemakai
konsep relevansi memungkinkan seseorang untuk membuat perbedaan yang berguna antara
informasi dan data. Data dapat didefiniskan sebagai pengukuran atau deskriptif dari obyek
atau kejadian. Jika data sudah diketahui, atau tidak berkepentingan bagi orang
dikomunikasikan, maka data itu bukan informasi. Informasi dapat didefinisikan sebagai data
yang mempunyai pengaruh mengejutkan pada sipenerima. Lebih lanjut, informasi harus
mengurangi ketidakpastian, mengkomunikasikan pesan bagi pengambil keputusan yang
mempunyai nilai lebih besar daripada biayanya dan secara potensial menimbulkan tanggapan
bagi si pengambil keputusan.
KEANDALAN
Kualitas informasi yang menjamin bahwa informasi secara wajar bebas dari kesalahan dan
bias dan secara jujur menyajikan apa yang dimaksudkan untuk dinyatakan
Kejujuran
Dapat diperiksa
Netralitas
Kejujuran penyajian
Jika seseorang tergantung pada informasi, sangat penting bagi informasi tersebut untuk
melaporkan secara jujur fenomena yang dimaksudkan untuk dinyatakan. Sebagai contoh,
dengan menggunakan ilustrasi FASB itu sendiri. Dengan mengingat ilustrasi ini FASB
mendefiniskan kejujuran penyajian sebagai:
Kesesuaian atau persetujuan antara suatu ukuran atau deskriptif dan fenomena yang
dimaksudkan untuk digambarkan(beberapa menyebutnya keabsahan).
Dapat diuji
Kata verify (menguji atau membuktikan) diturunkan dari kata Latin verus yang artinya
kebenaran. Menguji suatu berarti menetapkan kebenaran. Kebenaran tampaknya menyiratkan
bahwa penukuran berada terpisah dari orang yang membuat pengukuran.
Ini adalah definisi yang ditulis oleh FASB ketika mendefinisikan dapat diuji dalam daftar
istilah untuk SFAC 2 sebagai:
Kemampuan melalui konsesus di antara para pengukur untuk menjamin bahwa informasi itu
menyajikan apan yang dimaksudkan untuk dinyatakan atau bahwa metode pengukuran yang
dipilih telah digunakan tanpa kekeliruan atau bias.
Kenetralan
Bias, menurut FASB, adalah kecenderungan dari suatu ukuran untuk jatuh lebih sering pada
satu sisi yang lain dari yang dimaksud kan bukan cenderung jatuh secara sama pada masing-
masing sisi. Maka bebas dari bias berarti kemampuan prosedur pengukuran untuk
memberikan suatu deskriptif akurat dari atribut yang dipertimbangkan itu.
Intilah kenetralan sangat berhubungan tetapi tidak identik, dengan istilah bebas dari bias.
Kenetralan berarti bahwa seseorang tidak memihak pada suatu hasil yang ditentukan lebih
dulu.
DAYA BANDING
Keseragaman
Keseragaman di antara perusahaan dalam pelaporan keuangan mereka sering kali dianggap
untuk menyajikan tujuan yang diinginkan untuk kepentingan mereka sendiri yaitu tujuan
keseragaman seringkali mendorong penyajian laporan keuangan oleh perusahaan yang
berbeda dengan menggunakan prosedur, konsep pengukuran, klasifikasi, dan metode
pengungkapan akuntansi yang sama, demikian pula format dasar yang sama dalam laporan.
konsistensi
MATERIALITAS
Materialitas yang dijelaskan oleh FASB sebagai karakteristik pervasif, sangat mirip dengan
konsep relevansi dalam banyak hal. Seperti ditunjukkan di atas konsep relevansi menyiratan
bahwa semua informasi harus disajikan yang dapat membantu dalam memprediksi jenis
informasi yang dibutuhkan dalam proses keputusan atau mungkin membanu secara langsung
dalam pengambilan keputusan. Menurut SFAC 2, sifat dasar dari materialitas adalah
Bahwa penilaian dari orang rasional yang mengandalkan pada lapora itu akan diubah atau
dipengaruhi oleh pemasukan atau koreksi dari pos itu
Materialitas bisa juga dilihat sebagai suatu kendala ditentukan oleh ketidakmampuan pemakai
spesifik untuk menangani sejumlah besar rincian. Informasi keuangan yang mungkin relevan
bagi investasi dan keputusan lain secara umum dapat disediakan secara cukup rinci, terutama
dengan meluasnya penggunaan komputer dan peralatan komunikasi lain.
FUNDAMENTAL
Kerangka dasar konseptual, adalah beberapa konsep dan unsur yang mendasari pengukuran
transaksi yang diistilahkan oleh FASB sebagai fundamental. Unsur-unsur laporan keuanfan
yaitu aktiva, kewajiban, dan sebagainya.
SATUAN USAHA
Definisi satuan usaha akuntansi penting karena ia mendefinisikan bidang kepentingan dan
dengan demikian mempersempit kemungkinan obyak dan kegiatan dan karakteristik mereka
yang bisa dipilih untuk dimasukkan dalam laporan keuangan. Dalam pendekatan ini batasan-
batasan satuan usaha ekonomi dapat didefinisikan:
1. Dengan menentukan individu atau kelompok yang berkepentingan
2. Dengan menentukan sifat kepentingan individu atau kelompok tersebut.
Jadi pendekatan ini berorientasi pada kepentingan pemakai laporan keuangan. Kedua
pendekatan bisa mengarah pada kesimpulan yang sama, tetapi yang terakhir yaitu pendekatan
lebih berorientasi pemakai bisa mengarah pada suatu pemilihan informasi yang berbeda
daripada yang pertama yaitu pendekatan ekonomi. Disamping itu pendekatan pemakai bisa
memperluas batasan-batasan satuan usaha dengan mencakup beberapa kegiatan lingkungan
seperti usaha untuk memperbaiki hubungan sosiologis dalam perusahaan atau dalam
masyarakat.
Suatu asumsi yang pada umumnya dibuat mengenai sifat satuan usaha akuntansi yang relevan
adalah bahwa kebanyakan unit ekonomi diorganisasikan untuk beroperasi sepanjang suatu
periode waktu yang tidak terbatas. Karena itu sering kali dikemukakan bahwa ini adalah
suatu langkah logis untuk mengakui bahwa satuan usaha harus dipandang sebagai tetap
beroperasi secara tidak terbatas dalam keadaan normal.
PERIODISITAS
Konsep periodisitas merujuk pada kenyataan bahwa akuntan mengukur laba sepanjan periode
kalender yang biasa seperti satu tahun, satu triwulan atau satu bulan. Seperti dinyatakan Luca
Pacioli “buku harus ditutup setiap tahu, khususnya dalam persekutuan karena akuntansi
seringkali dibuat untuk persahabatan yang berlangsung lama” pentingnya konsep ini berdasar
pada kenyataan bahwa laba relatif mudah diukur sepanjang seluruh masa hidup suatu proyek.
Secara umum, laba seumur hidup proyek sama dengan kas yang diperoleh sepanjang masa
hidup proyek.
KETIDAKPASTIAN DAN KONSERVATISME
Ketidakpastian dalam akuntansi timbul dari dua sumber utama. Pertama, akuntansi umumnya
berhubungan dengan satuan usaha yang diharapkan mempunyai kelangsungan hidup dimasa
datang. Karena alokasi seringkali dibuat antara masa lalu dan sekarang, asumsi harus dibuat
mengenai logika alokasi-alokasi ini berdasarkan harapan masa datang. Meskipun beberpa
asumsi dan harapan mengenai alokasi ini bisa disahkan diperiode mendatang, banyak alokasi
tidak pernah dapat diuji secara lengkap. Kedua, pengukuran akuntansi reingkali diasumsikan
merupakan pernyataan moneter mengenai kekayaan yang masyarakatnya taksiran jumlah
masa datang yang tidak pasti. Keandalan taksiran-taksiran ini bisa sangat bervariasi. Tidak
ada kuantifikasi moneter dari kekayaan dapat diketahui dengan pasti.
Konservatisme, pada yang terbaik adalah metode sangat buruk untuk memperhitungkan
adanya ketidakpastian dalam penilaian dan laba. Paling buruk ini mengakibatkan
penyimpanan sepenuhnya atas data akuntansi. Bahaya utamanya adalah karena konsevatisme
adalah metode yang sangat kasar, pengaruhnya berubah-ubah. Karena itu dapat
diinterpretasikan dengan tepat bahkan oleh pembaca yang sangat terinformasi.
UNIT MONETER
Dalam banyak kasus unit moneter menyediakan unit pengukuran terbaik khususnya diaman
agregrasi penting atau diinginka. Akan tetapi unit pengukuran terbaik, khususnya dimana
agregrasi penting atau diinginkan. Akan tetapi unit moneter mempunyai kendalanya sendiri
sebagai suatu metode mengkomunikasikan informasi. Batasan atau kendala yang paling
serius adalah karena kenyataan bahwa nilai unit moneter tidak stabil sepanjang waktu. karena
banyak peramalan dan keputusan harus diandalkan pada perbandingan yang sah data
akuntansi sepanjang waktu, tidak adanya unit moneter yang stabil berarti bahwa data
akuntansi yang didasarkan pada harga pertukaran masa lalu harus dijabarkan ke dalam nilai
moneter kini agar relevan dan dapat diandalkan untuk membuat peramalan dan mengambil
keputusan yang tepat.
KESIMPULAN
Kerangka Dasar Konseptual tetap menjadi upaya paling mutakhir untuk menciptakan suatu
konstitusi untuk memecahkan masalah-masalah dalam menetapkan standar akuntansi.
Negara-negara lain, seperti Inggris, Kanada telah menggali gagasan itu, tetapi sampai
sekarang tak satupun mengikuti Amerika Serikat. Langkahnya pengikut mencerminkan
pendapat awal profesor New York, Lee Seidler bahwa “tidak ada kerangka dasar konseptual
tidak berguna sama sekali. Bahasa dan perisitilahannya semuanya merupakan latihan
intelektual yang sangat berharga. Mereka memberikan apayang mereka harus berikan suatu
kerangka dasar konseptual yang didalamnya perdebatan yang membuahkan hasil tentang
standar dapat dilakukan. Apa yang belum dilakukan adalah memberika suatu pernyataan
tunggal yang daripadanya standar dapat diturunkan tanpa debar berkepanjangan.
Bagian yang telah diselesaikan dari conceptual framework disebut SFAC. Disamakan
dengan APB Statement No 4. dalam satu aspek: tidak membentuk prinsip-prinsip
akuntansi berterima umum (GAAP) dan tidak ditujukan sebagaimana Rule 203 pada Rules of
Conduct ofAICPA yang melarang penyimpangan dari GAAP. Hal tersebut dianggap sebagai kelemahan,
meski mengecewakan terdapat manfaat penting yaitu: menghindari munculnya krisis
akibatkegagalan dalam mengikuti standar, dan lebih terbuka untuk perubahan yang
mendukung prosesevolusi dalam penyusunan struktur metateori.
penyusuna standar, maka hasil pembuatan kebijakan akuntansi harus ditentukan dengan hati-
hati,namun tanpa kepastian.
The Complementary Roles of Representatif Faithfulness and
Economic Consequences
Ingram dan Rayburn (1989) mengambil keduanya dalam proses penyusunan standar.Berdasarkan
pendekatan full cost, suatu negara bahkan benua harus dipertimbangkan sebagai costcenter. Komponen
defenisi pada SFAC 6 penting, tetapi tidak memadai untuk mendefenisikan assetsecara penuh. Bahkan
pergantian kepada current valuastion tidak menghilangkan masalah tingkatagregasi
pencapaian representatif faithfulness. Ingram dan Rayburn berpandangan faithfulness
ofrepresentation sering menjadi masalah dalam menggunakan aturan pengukuran (atau
kalkulasi aturan,
sebagaimana Sterling) daripada „memetakan realitas‟ yang menentukan angka yang benar sari sudut
pandang representatif faithfulness. Karena representatif faithfulness tidak menggunakan
sesuatu yangrelatif mudah dipastikan pada kenyataan objektif, maka proses pembuatan standar
memerlukan pertimbangan atas konsekuensi ekonomi: bagaimana pengguna, penyiap dan piha
k lain yang
terpengaruh oleh „bakal‟ standar akuntansi.
Ingram dan Rayburn menyimpulkan Representatif Faithfulness dan Economic Consequences
bukanalternatif dalam penyusunan standar, melainkan keduanya bersifat komplementer
(salingmelengkapai).
The Preeminence of the Economic Consequences ViewDaley dan Tranter (1990) memilih sikap yang
bertentangan dengan Ruland.
Mereka berpandangan Economic Consequences sudah tercakup dalam conceptual framework
–
sebagaimanaonta masuk ke dalam tenda dengan menyelipkan hidungnya di bawah kain penutup tenda,
meskipunFASB berusaha mengutamakan representatif faithfulness dalam penyusunan standar
akuntansi.Alasannya adalah FASB tidak biasa netral dalam menentukan relevansi dan
reliabilitas informasiakuntansi yang diberikan terhadap batasan trade-off biaya/manfaat.
Daley dan Tranter memandangtrade-off biaya manfaat meliputi kesimpulan yang luas dari isu
Economic Consequences KesimpulanRuland bahwa trade-off manfaat lebih besar dari biaya sebagai
ambang materialitas untukmenentukan kegunaan standar akuntansi: manfaat pada pengguna harus lebih besar
dari biaya persiapannya. Pembahasan batasan tersebut pada SFAC 2 ditekankan pada isu-isu
tentang kenyataan bahwa penyusun pada awalnya menanggung beban mengumpulkan, memp
roses dan menyebarkaninformasi kepada pengguna dan hanya sedikit membahas dampak
distribusi pada kelompok penggunayang berbeda (misalnya manfaat off-balance-sheet
financing untuk investor berbeda dengan kreditur).Daley dan Tranter juga benar, karena tidak
diragukan trade-off biaya manfaat berhubungan dengankonsekuensi ekonomi berkaitan dengan
biaya mempersiapkan informasi untuk pengguna.
Aspek penyusunan standar pada dasarnya adalah bagian dari proses yang harus dipandang seb
agai tipekhusus konsekuensi ekonomi. Dengan kata lain, penyusun standar secara langsung
mempengaruhi biaya persiapan informasi sebagai akibat sebuah standar yang dihasilkan. Pada
sudut ini, netralitasmemainkan peran yang tepat karena fokusnya berhubungan dengan relevansi dan
realibilitas. Daley
dan Tranter tidak percaya bahwa netralitas dapat jadi komponen reliabilitas karena batasan
reliabilitasmembawa konsekuensi ekonomi Dari perspektif teori relevansi dan reliabilitas
merupakankarakteristik utama yang harus diperhatikan penyusun standar.
Concervatism
Konservatisme dibahas pada SFAC 2 dan disebut convention. SFAC 2 tidak menyokong
pengaturan „pelaporan yang lebih rendah‟
atau „pelaporan yang lebih tinggi‟ asset atau income.
Pengaturan understatement bertentangan dengan representational faithfulness, netralitas dan
keduaaspek utama relevansi. Konservatisme berhubungan dengan pengungkapan sebuah konsep
pentingyang tidak dibahas dalam SFAC 2.
Comparability and Consistency
Kemudian, dalam SFAC nomor 2 disebutkan terdapat
secondary and interactive qualities
yaitu
Comparability (Including
Consistency).
Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapatdibandingkan antara satu perusahaan dengan
perusahaan yang lain dalam satu industri yang sama(perbandingan horizontal) atau membandingkan
perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda(perbandingan vertikal). Jadi diperlukan standar
dan ukuran tertentu.Dalam definisi lebih luas, SFAC nomor 2 mendefinisikan komparabilitas
sebagai kualitasatau pernyataan yang memiliki karakteristik umum. Jadi perbandingan
normal komparabilitasmerupakan suatu perhitungan atas karakteristik yang umum. Hal itu
mengakibatkan perbandinganvalid hanya dimungkinkan apabila pengukuran yang digunakan,
yaitu kuantitatif atau rasio, secaranyata mewakili karakteristik dari subjek yang
diperbandingkan.Konsistensi dalam penerapan metode akuntansi selama suatu rentang waktu mengacu
padakualitas penting yang memungkinkan angka-angka akuntansi menjadi lebih berguna. Dalam
formatstandar laporan auditor
menyatakan bahwa laporan keuangan telah disajikan “sesuai dengan prinsip
akuntansi yang lazim yang secar
a konsisten diterapkan.” Konsistensi penggunaan prinsip akuntansi
dari suatu periode ke periode yang lain mendukung kegunaan laporan keuangan bagi pemakai melaluiwacana
analisis dan pemahaman atas data komparatif.Sebagaimana komparabilitas, konsistensi lebih
merupakan suatu kualitas dari keterhubunganantara dua angka akuntansi daripada suatu
kualitas angka dengan dirinya sendiri, dalam konteks nilairelevan dan reliabilitas. Penggunaan yang
konsisten dari suatu metode akuntansi, apakah dari
suatu periode ke periode yang lain pada suatu perusahaan, atau dalam suatu periode meliputi b
eberapa perusahaan, adalah suatu kebutuhan tetapi bukan merupakan suatu syarat cukup dari
komparabilitas.
Materiality
Karakteristik terakhir yang disebutkan dalam SFAC nomor 2 adalah
materiality
yangmerupakan bagian sifat ambang batas untuk pengakuan
(threshold for recognition).
Materialitasadalah sebuah konsep luas yang berhubungan dengan karakteristik kualitatif,
terutama relevansi dankeandalan. Materialitas dan relevansi keduanya didefinisikan dalam
hal apa yang mempengaruhi ataumembuat suatu perbedaan bagi pembuat keputusan. Sebuah
keputusan untuk tidak mengungkapkan
informasi yang pasti mungkin bisa dibuat, karena investor tidak memiliki kebutuhan
informasisemacam itu (tidak relevan) atau karena jumlah yang terlibat terlalu kecil untuk
membuat perbedaan(tidak material). Suatu item akan dianggap material jika pencantuman
atau pengabaian item tersebutmempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan
keuangan. Baik faktor-faktorkuantitatif maupun kualitatif harus dipertimbangkan dalam
menentukan apakan suatu item materialatau tidak.
penyusuna standar, maka hasil pembuatan kebijakan akuntansi harus ditentukan dengan hati-
hati,namun tanpa kepastian.
The Complementary Roles of Representatif Faithfulness and
Economic Consequences
Ingram dan Rayburn (1989) mengambil keduanya dalam proses penyusunan standar.Berdasarkan
pendekatan full cost, suatu negara bahkan benua harus dipertimbangkan sebagai costcenter. Komponen
defenisi pada SFAC 6 penting, tetapi tidak memadai untuk mendefenisikan assetsecara penuh. Bahkan
pergantian kepada current valuastion tidak menghilangkan masalah tingkatagregasi
pencapaian representatif faithfulness. Ingram dan Rayburn berpandangan faithfulness
ofrepresentation sering menjadi masalah dalam menggunakan aturan pengukuran (atau
kalkulasi aturan,
sebagaimana Sterling) daripada „memetakan realitas‟ yang menentukan angka yang benar sari sudut
pandang representatif faithfulness. Karena representatif faithfulness tidak menggunakan
sesuatu yangrelatif mudah dipastikan pada kenyataan objektif, maka proses pembuatan standar
memerlukan pertimbangan atas konsekuensi ekonomi: bagaimana pengguna, penyiap dan piha
k lain yang
terpengaruh oleh „bakal‟ standar akuntansi.
Ingram dan Rayburn menyimpulkan Representatif Faithfulness dan Economic Consequences
bukanalternatif dalam penyusunan standar, melainkan keduanya bersifat komplementer
(salingmelengkapai).
The Preeminence of the Economic Consequences ViewDaley dan Tranter (1990) memilih sikap yang
bertentangan dengan Ruland.
Mereka berpandangan Economic Consequences sudah tercakup dalam conceptual framework
–
sebagaimanaonta masuk ke dalam tenda dengan menyelipkan hidungnya di bawah kain penutup tenda,
meskipunFASB berusaha mengutamakan representatif faithfulness dalam penyusunan standar
akuntansi.Alasannya adalah FASB tidak biasa netral dalam menentukan relevansi dan
reliabilitas informasiakuntansi yang diberikan terhadap batasan trade-off biaya/manfaat.
Daley dan Tranter memandangtrade-off biaya manfaat meliputi kesimpulan yang luas dari isu
Economic Consequences KesimpulanRuland bahwa trade-off manfaat lebih besar dari biaya sebagai
ambang materialitas untukmenentukan kegunaan standar akuntansi: manfaat pada pengguna harus lebih besar
dari biaya persiapannya. Pembahasan batasan tersebut pada SFAC 2 ditekankan pada isu-isu
tentang kenyataan bahwa penyusun pada awalnya menanggung beban mengumpulkan, memp
roses dan menyebarkaninformasi kepada pengguna dan hanya sedikit membahas dampak
distribusi pada kelompok penggunayang berbeda (misalnya manfaat off-balance-sheet
financing untuk investor berbeda dengan kreditur).Daley dan Tranter juga benar, karena tidak
diragukan trade-off biaya manfaat berhubungan dengankonsekuensi ekonomi berkaitan dengan
biaya mempersiapkan informasi untuk pengguna.
Aspek penyusunan standar pada dasarnya adalah bagian dari proses yang harus dipandang seb
agai tipekhusus konsekuensi ekonomi. Dengan kata lain, penyusun standar secara langsung
mempengaruhi biaya persiapan informasi sebagai akibat sebuah standar yang dihasilkan. Pada
sudut ini, netralitasmemainkan peran yang tepat karena fokusnya berhubungan dengan relevansi dan
realibilitas. Daley
dan Tranter tidak percaya bahwa netralitas dapat jadi komponen reliabilitas karena batasan
reliabilitasmembawa konsekuensi ekonomi Dari perspektif teori relevansi dan reliabilitas
merupakankarakteristik utama yang harus diperhatikan penyusun standar.
Concervatism
Konservatisme dibahas pada SFAC 2 dan disebut convention. SFAC 2 tidak menyokong
pengaturan „pelaporan yang lebih rendah‟
atau „pelaporan yang lebih tinggi‟ asset atau income.
Pengaturan understatement bertentangan dengan representational faithfulness, netralitas dan
keduaaspek utama relevansi. Konservatisme berhubungan dengan pengungkapan sebuah konsep
pentingyang tidak dibahas dalam SFAC 2.
Comparability and Consistency
Kemudian, dalam SFAC nomor 2 disebutkan terdapat
secondary and interactive qualities
yaitu
Comparability (Including
Consistency).
Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapatdibandingkan antara satu perusahaan dengan
perusahaan yang lain dalam satu industri yang sama(perbandingan horizontal) atau membandingkan
perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda(perbandingan vertikal). Jadi diperlukan standar
dan ukuran tertentu.Dalam definisi lebih luas, SFAC nomor 2 mendefinisikan komparabilitas
sebagai kualitasatau pernyataan yang memiliki karakteristik umum. Jadi perbandingan
normal komparabilitasmerupakan suatu perhitungan atas karakteristik yang umum. Hal itu
mengakibatkan perbandinganvalid hanya dimungkinkan apabila pengukuran yang digunakan,
yaitu kuantitatif atau rasio, secaranyata mewakili karakteristik dari subjek yang
diperbandingkan.Konsistensi dalam penerapan metode akuntansi selama suatu rentang waktu mengacu
padakualitas penting yang memungkinkan angka-angka akuntansi menjadi lebih berguna. Dalam
formatstandar laporan auditor
menyatakan bahwa laporan keuangan telah disajikan “sesuai dengan prinsip
akuntansi yang lazim yang secar
a konsisten diterapkan.” Konsistensi penggunaan prinsip akuntansi
dari suatu periode ke periode yang lain mendukung kegunaan laporan keuangan bagi pemakai melaluiwacana
analisis dan pemahaman atas data komparatif.Sebagaimana komparabilitas, konsistensi lebih
merupakan suatu kualitas dari keterhubunganantara dua angka akuntansi daripada suatu
kualitas angka dengan dirinya sendiri, dalam konteks nilairelevan dan reliabilitas. Penggunaan yang
konsisten dari suatu metode akuntansi, apakah dari
suatu periode ke periode yang lain pada suatu perusahaan, atau dalam suatu periode meliputi b
eberapa perusahaan, adalah suatu kebutuhan tetapi bukan merupakan suatu syarat cukup dari
komparabilitas.
Materiality
Karakteristik terakhir yang disebutkan dalam SFAC nomor 2 adalah
materiality
yangmerupakan bagian sifat ambang batas untuk pengakuan
(threshold for recognition).
Materialitasadalah sebuah konsep luas yang berhubungan dengan karakteristik kualitatif,
terutama relevansi dankeandalan. Materialitas dan relevansi keduanya didefinisikan dalam
hal apa yang mempengaruhi ataumembuat suatu perbedaan bagi pembuat keputusan. Sebuah
keputusan untuk tidak mengungkapkan
informasi yang pasti mungkin bisa dibuat, karena investor tidak memiliki kebutuhan
informasisemacam itu (tidak relevan) atau karena jumlah yang terlibat terlalu kecil untuk
membuat perbedaan(tidak material). Suatu item akan dianggap material jika pencantuman
atau pengabaian item tersebutmempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan
keuangan. Baik faktor-faktorkuantitatif maupun kualitatif harus dipertimbangkan dalam
menentukan apakan suatu item materialatau tidak.
Simpulan nya adalah SFAC No. 2: Qualitative Characteristics of Accounting
Information
SFAC 2 berisi karakteristik kualitatif informasi akuntansi. Manfaat informasi akuntansi
tercermin pada besarnya manfaat yang diperoleh pengguna untuk mengambil keputusan.
Karakteristik kulatitatif informasi akuntansi dalan SFAC 2 ini adalah:
1. Understandability/Mudah Dimengerti: Kualitas informasi yang memungkinkan
pengguna untuk memahami isinya.
2. Relevance: Kemampuan informasi untuk membuat perbedaan dalam keputusan
dengan membantu pengguna untuk membentuk prediksi tentang hasil kejadian
masa lalu, sekarang, dan masa depan atau mengkoreksi ekspektasi sebelumnya.
3. Predictive Value: Kualitas informasi yang membantu pengguna untuk
memprediksi secara tepat terhadap akibat terjadinya peristiwa masa lalu atau
sekarang
4. Feedback Value: Kualitas informasi yang memungkinkan pengguna untuk
mengkoreksi ekspektasi sebelumnya.
5. Timelines: Memiliki informasi yang tersedia untuk pembuat keputusan sebelum
informasi tersebut kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi keputusan
6. Reliability: Kualitas informasi yang menjamin informasi yang bebas dari
kesalahan/bias dan merepresentasikan apa yang diwakili sesuai dengan faktanya.
7. Verifiability: Kemampuan untuk memastikan bahwa informasi menyajikan apa
yg seharusnya disajikan atau bahwa metode pengukuran yang dipilih dapat
digunakan tanpa kesalahan/bias.
8. Neutrality: Tidak ada informasi yang bias untuk mencapai hasil yang telah
ditentukan atau untuk menginduksi modus perilaku tertentu.
9. Representational Faithfulness: Tolok ukur atau mendeskripsikan sesuai dengan
faktanya
10. Comparability/Dapat Dibandingkan: Kualitas informasi memungkinkan
pengguna untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan antara dua
fenomena ekonomi.
11. Consistency: Kesesuaian dari periode ke periode dengan kebijakan dan prosedur
yang tidak berubah.
12. Materialitas: Besarnya kelalaian/salah saji pada informasi akuntansi, sehingga
memungkinkan pengambilan keputusan menggunakanan Informasi yang telah
diubah atau salah saji.
DAFTAR PUSTAKA
Eldon S. Hendriksen, Michael F Van Breda, 2000. Teori Akunting. Jilid Satu. Batam:
aaaaaaInteraksara.
https://www.scribd.com/doc/197493301/SFAC-NO-1
https://www.scribd.com/doc/197493301/SFAC-NO-2