Anda di halaman 1dari 4

Accounting Under Ideal Condition

Arlene Devita 121110007



Abstrak
Present Value Model menyediakan informasi yang relevan
sepenuhnya kepada pengguna laporan keuangan. Informasi yang
relevan diartikan sebagai informasi tentang prospek ekonomi
perusahaan di masa depan, terutama yang berhubungan dengan
dividen, arus kas, dan profitabilitas. Bila laporan keuangan relevan
maka informasi dapat diandalkan, sehingga para investor
mendapatkan informasi yang diandalkan. Dengan begitu, juga
dapat diilihat kondisi nilai pasar aset-aset dan kewajiban dari
kondisi ideal dan tidak ideal
Kata kunci: Present Value Model, ideal, tidak ideal

Present value mempunyai pengaruh terhadap akuntansi selama beberapa tahun. Kepastian
di sini diartikan bahwa arus kas masa depan perusahaan dan tingkat bunga pada ekonomi
diketahui dengan pasti. Hal ini disebut sebagai kondisi yang ideal. Dibawah kondisi yang ideal
diharuskan untuk menyiapkan laporan keuangan yang relevan dan andal.
Karakteristik kondisi yang ideal dibawah ketidakpastian, yaitu:
1. Tingkat bunga yang diberikan tetap pada arus kas perusahaan yang didiskontokan
2. Susunan keadaan diketahui secara publik
3. Keadaan probabilitas diketahui secara publik
4. Realisasi keadaan dapat diobservasi secara publik.
Perbedaan antara kondisi yang pasti dan yang tidak pasti adalah pada laba. Laba bersih yang
tidak bahwa laba bersih yang diharapkan dan direalisasi yang diperlukan tidak lagisama dibawah
kondisi yang tidak pasti pada perbedaan disebut sebagai laba abnormal (abnormal earning).
Demi mencapai kondisi yang ideal maka praktek akuntansi terus digerakkan secara kuat ke arah
peningkatan dalam penggunaan nilai wajar pada aset dan kewajiban. Akuntansi nilai sekarang
diterapkan untuk persediaan minyak dan gas dikenal sebagai Reserve Recognition Accounting
(RRA).
Akuntansi biaya historis dapat diandalkan karena biaya atas aset atau kewajiban pada
perusahaan merupakan angka objektif sehingga kurang menjadi subjek untuk kesalahan dari
estimasi dan bias daripada perhitungan nilai sekarang. Namun, biaya historis juga bisa kurang
relevan. Biaya historis, nilai pasar, dan nilai sekarang biasanya sesuai dengan tanggal perolehan,
nilai pasar, dan nilai sekarang akan berubah sesuai dengan perubahan kondisi pasar. Akuntansi
biaya historis menyajikan trade off antara relevansi dan reliabilitas.
Akuntansi biaya historis merupakan pendekatan laba rugi, yang disebut sebagai perspektif
informasi (information perspective). Peningkatan nilai yang belum direalisasi tidak akan diakui
pada neraca. Ketika kondisi perusahaan dalam keadaan tidak ideal, akuntansi biaya historis,
menurut para investor masih dianggap mampu menyediakan informasi yang lebih baik mengenai
prospek ekonomi masa depan perusahaan daripada akuntansi berdasarkan nilai sekarang. Hal ini
disebabkan karena akuntansi biaya historis dapat melihat arus kas perioda saat ini ke dalam
sebuah pengukuran jangka panjang. Kekuatan laba yang tetap ini akan menjadi dasar untuk
sebuah penilaian dari prospek ekonomi masa depan. Untuk dapat melakukan itu, akuntan harus
menghitung akrual untuk mencocokkan biaya dan pendapatan. Akuntansi biaya hisoris mungkin
lebih dapat dipercaya daripada metode berbasis nilai, namun bukan berarti dapat dipercaya
secara lengkap.
Ketika akuntansi beroperasi, laba bersih tidak dalam keadaan yang baik hal ini terjadi karena
kurangnya probabilitas keadaan objektif. Dengan probabilitas keadaan objektif, maka nilai dari
aset dan kewajiban menjelaskan ketidakpastian yang dihadapi perusahaan. Sebuah pendekatan
tidak langsung terhadap pendapatan ekonomi yang sebenarnya dari mendasarkan atas
perhitungan pendapatan atas perubahan nilai pasar dibandingkan dengan nilai sekarang
mengarahkan ke dalam dimana nilai pasar perlu ada untuk seluruh aset dan kewajiban
perusahaan, kondisi yang dikenal sebagai pasar yang tidak lengkap (incomplete markets). Jika
nilai pasar tidak tersedia untuk seluruh aset dan kewajiban perusahaan, sebuah pengukuran
pendapatan yang berdasar atas nilai pasar adalah tidak memungkinkan.
Kurangnya probabilitas keadaan objektif membuka pintu untuk estimasi subjektif atas kinerja
masa depan perusahaan. Beberapa estimasi ini dapat menjadi subjek untuk kurangnya keakuratan
dan bias yang mungkin terjadi. Sebagai hasilnya, estimasi akuntansi yang didasarkan atas nilai
sekarang kehilangan keandalan pada saat mereka berjuang untuk mempertahankan relevansi.
Kesimpulan kedua adalah bahwa akuntan merasa bahwa akuntansi berdasar biaya historis untuk
kelas-kelas besar dari aset dan kewajiban operasi menyajikan sebuah cara yang berguna untuk
mencatat, sejak kita melihat akuntansi biaya historis untuk kelas-kelas ini mengakar kuat dalam
praktek. Beberapa relevansi hilang, tetapi diharapkan keandalan ditingkatkan.

Sumber:
Scott, William R. 2003. Financial Accounting Theory 3
rd
edition. Pearson Education Canada
Inc.: Toronto

Anda mungkin juga menyukai