Anda di halaman 1dari 16

MODUL + PENILAIAN ASSET DAN BISNIS

EBA 988

MODUL 7
ANALISA MASA DEPAN : IMPLEMENTASI VALUASI BISNIS
(PROSPECTIVE ANALYSIS : VALUATION IMPLEMENTATION)

DISUSUN OLEH
ICKHSANTO WAHYUDI, S.E, M.Ak

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2021

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
0 / 16
Modul Analisis dan Valuasi Bisnis
Analisa Masa Depan : Teori Valuasi Bisnis (Prospective Valuation Theory
and Concepts)

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Dengan mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu
memahami :
1. Menghitung Discount Rate
2. Menghitung Nilai Estimasi Bisnis
3. Analisa praktek valuasi

B. Contoh dan Uraian


ANALISIS PROSPEKTIF : IMPLEMENTASI PENILAIAN
Pendahuluan
Kebutuhan analisis untuk membuat peramalan pada performa keuangan
yang ditetapkan pada terminal saat pendapatan yang abnormal dan nilai
buku, atau arus kas bebas atas umur perusahaan. Sebagai persoalan
praktis, tugas peramalan sering dicabangkan kedalam 2 sub komponen –
ramalan terperinci atas jumlah tahun yang terbatas dan sebuah ramalan
pada “terminal value”, yang merepresentasikan ringkasan ramalan dari
performa yang melebihi periode ramalan yang terperinci.

Peramalan Kinerja Secara Detail


1. Horison dimana peramalan rinci yang harus dilakukan adalah
pemilihan variabel.
2. Mempertimbangkan kumpulan asumsi tentang performa perusahaan
yang dibutuhkan
untuk sampai pada peramalan. Penilaian meliputi peramalan jangka
panjang, hal ini tidak mudah dilakukan untuk meramalkan semua
item dalam laporan keuangan perusahaan.
3. Fokus pada elemen-elemen performa kunci perusahaan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
1 / 16
Kunci dari peramalan adalah menekankan asumsi-asumsi yang
didasari pada realita bisnis perusahaan.
Strategi analisis menyediakan pemahaman secara kritis dari
sebuah proporsi penilaian perusahaan apakah performa sekarang
mungkin dapat menopang di masa depan.
Analisis akuntansi dan analisis rasio menyediakan sebuah
pemahaman yang mendalam dari performa perusahaan dan apakah
rasio-rasio tersebut adalah indikator yang dapat diandalkan dari
kinerja saat ini. Penting untuk melihat penilaian ramalan sebagai
sebuah kelanjutan pada langkah-langkah awal dalam analisis bisnis
dari pada sebagai sebuah kehati-hatian dan penggunaan yang tidak
terhubung dengan analisis.
4. Peramalan kunci yang diperlukan untuk menggunakan formula ini
guna menilai ekuitas perusahaan adalah:
o Pendapatan abnormal
o ROE abnormal, dan
o Arus kas bebas terhadap ekuitas.
Jika ada yang menilai aset perusahaan adalah
o Variabel yang sesuai dari bunga NPOAT abnormal
o ROA operasi normal
o Arus kas bebas terhadap hutang dan ekuitas.

I. Menghitung Discount Rate

Discount rate atau dalam bahasa Indonesia adalah tingkat diskon


adalah interest rate (tingkat bunga) yang digunakan untuk
menghitung present value (nilai sekarang) dari suatu nilai di masa yang
akan datang, karena nilai sekarang berbeda atau lebih kecil dari nilai di
waktu yang akan datang (future value).
Untuk menilai aset perusahaan, menggunakan analisis diskon abnormal
NOPAT, abnormal operasi ROA, atau arus kas yang tersedia untuk
kepentingan pemegang hutang dan ekuitas. Tingkat diskonto yang tepat

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
2 / 16
digunakan adalah rata-rata tertimbang biaya modal. Weighted Average
Cost of Capital (WACC) dihitung dengan rata-rata biaya modal hutang
dan ekuitas sesuai dengan nilai pasar masing-masing.

1. Mempertimbangkan Costs of Debt and Equity


Pengaruh yang diberikan dari hutang dan ekuitas mengacu pada
masing-masing bagian dari total modal yang disediakan, diukur dalam
terminal pada nilai pasar. Menghitung nilai pasar untuk utang
seharusnya tidak sulit dengan menggunakan nilai buku jika suku
bunga tidak berubah secara signifikan sejak saat utang itu diterbitkan.
Jika tidak, nilai utang dapat diestimasi dengan mendiskontokan
pembayaran masa depan dengan harga pasar saat ini bunga yang
berlaku.
Arus kas bebas adalah kembalian untuk penyedia modal dimana
WACC berlaku. Arus kas yang tersedia sebelum utang jangka pendek
dan jangka panjang menunjukkan bahwa jangka pendek dan jangka
panjang hutang harus dianggap sebagai bagian dari modal saat
menghitung WACC. Pembayaran kewajiban lainnya, seperti
membayar hutang dagang atau akrual sudah seharusnya dianggap
sebagai arus kas bebas. Konsistensi internal demikian mengharuskan
kewajiban operasi tidak dianggap sebagai bagian dari modal saat
menghitung WACC.
Masalah rumit yang kita hadapi adalah menetapkan nilai pasar
ekuitas. Ini sesuatu yang sulit untuk mengestimasi pada saat pertama
kali. Bagaimana analis mungkin menetapkan nilai pasar untuk ekuitas

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
3 / 16
pada tahap menengah, mengingat bahwa perkiraan tidak akan
diketahui sampai semua langkah di analis DCF selesai.
Satu pendekatan umum dalam masalah ini adalah untuk
memasukkan pada titik ini "target" rasio hutang terhadap modal [Vd /
(Vd + Ve)] dan ekuitas untuk modal [Ve / (Vd + Ve)]. Misalnya, orang
mungkin berharap bahwa perusahaan dalam jangka Panjang akan
mempertahankan struktur modal yang hutang 40% dan ekuitas 60%.
Fokus jangka Panjang adalah wajar karena itu kami mendiskon arus
kas atas horizon panjang.
Cara lain mengatasi masalah ini adalah untuk memulai dengan
nilai buku ekuitas sebagai tertimbang untuk keperluan perhitungan
perkiraan awal WACC yang pada gilirannya dapat digunakan dalam
proses pendiskontoan untuk menghasilkan perkiraan awal nilai ekuitas.
Cara itu dapat membandingkan estimasi awal untuk menenentukan
WACC baru, dan perkiraan kedua nilai ekuitas dapat diketahui. Proses
ini dapat diulang sampai mendapatkan nilai yang digunakan untuk
menghitung WACC dan mendapatkan estimasi nilai akhir.

2. Estimasi Biaya Utang


Biaya hutang adalah tingkat bunga utang. Jika struktur modal
yang diasumsikan di masa mendatang adalah sama dengan struktur
historis, suku bunga hutang saat ini akan menjadi proksi yang baik
untuk ini. Namun, jika analis mengasumsikan perubahan struktur
modal, maka penting untuk memperkirakan tingkat bunga yang
diharapkan pada level pertama rasio hutang. Satu pendekatan untuk
memperkirakan tingkat kredit yang diharapkan perusahaan pada level
pertama dari hutang dan menggunakan tingkat bunga yang tepat
untuk kategori kredit.
Biaya hutang seharusnya ditunjukkan berdasarkan laba setelah
pajak karena aliran kas setelah pajak dikurangi dengan diskon. Pada
sebagian besar pengaturan tingkat bunga pasar dapat berubah

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
4 / 16
berdasarkan laba setelah pajak dikalikan dengan pengurangan tingkat
pajak marginal perusahaan.

3. Estimasi Cost of Equity


Estimasi biaya saham (re) dapat menjadi sulit dan akan
didiskusikan secara menyeluruh pada topik bahasan dalam subbab
ini. Seperti kebanyakan kegiatan dan diskusi terbatas tidak dapat
memberikan jawaban untuk seluruh pertanyaan yang menjadi lebih
banyak pada area ini karena area/wilayah keuangan berada pada
keadaan yang berubah terus menerus melebihi sebuah pengukuran
yang tepat pada harga saham. Satu kemungkinan digunakan dalam
model pembiayaan asset modal (Capital Asset Princing Model/CPAM)
yang menujukkan sebagai jumlah dari return yang diminta pada resiko
asset ditambah resiko sistematis premium.
Untuk menghitung re, pertama harus mengestimasikan 3 parameter
yaitu :
1. Tingkat resiko (rf )
Untuk rf sering digunakan pada analisis obligasi berjangka
menengah berdasarkan pengamatan atas kelebihan aliran kas
jangka pendek yang akan didiskon.
2. Risiko pasar premium [E(rm)-rf ]
Ketika rf diukur dengan cara diatas, kemudian rata-rata saham
biasa (didasarkan pada indeks S&P 500). Memiliki rata-rata lebih
dari 7 % selama periode 1926-2002, kelebihan return membentuk
sebuah estimasi pada resiko premium pasar (E(rm)- rf).

3. Risiko sistematik β
Akhirnya resiko sistematik (β) menggambarkan sensitivitas dari
nilai ekonomi perusahaan pada pergerakan pasar yang luas.

Walaupun CAPM seringkali digunakan untuk mengestimasi biaya


modal, indikasi ini menunjukkan bahwa model tidak lengkap.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
5 / 16
Asumsikan harga saham kompetitif, return saham yang diharapkan
adalah kompensasi dari investor untuk biaya dari modal mereka. Rata-
rata return jangka panjang harus dututup pada tingkat harga modal
dan harusnya (berdasarkan CAPM) vary accros stock berdasarkan
resiko sistematis mereka. Bagaimanapun juga factor yang melebihi
resiko sistematis terlihat untuk berjalan pada beberapa
ketentuan/peraturan dalam penjelasan variasi rata-rata return jangkan
panjang. Salah satu faktor terpenting adalah pelabelan “size effect”
perusahaan kecil (diukur dengan kapitalisasi pasar) cenderung untuk
memiliki return yang lebih tinggi pada umumnya dalam periode
mendatang. Mengapa hal menjadi tidak jelas, hal ini menerangkan
adanya indikasi perusahaan kecil lebih beresiko dibandingkan
perusahaan besar dengan indikasi CAPM atau yang mereka tetapkan
dibawah harga pada pengukuran point pasarnya atau kombinasi dari
keduanya.
Jika kita menggunakan ukuran perusahaan sebagai indikator
biaya modal, kita akan mengasumsikan bahwa perusahaan besar
mengindikasikan resiko yang rendah. Saat ini terori keuangan tidak
berkembang, sebuah penjelasan yang diterima baik untuk mengapa
terjadi pada sebuah kasus.
Suatu metode mengkombinasikan estimasi biaya modal
berdasarkan pada CAPM dan “size effect”. Pendekatan untuk
penyesuaian pada CAPM berdasarkan pada biaya modal.
Berdasarkan pada perbedaan antara rata-rata penilaian harga aset
modal (CAPM) yang mengacu pada indeks pasar yang digunakan
dalam model penilaian aset modal/CAPM (S&P 500) dan rata-rata
return pada perusahaan yang ukurannya sama dengan perusahaan
yang akan dievaluasi. Hasil dari biaya modal adalah :

Hal ini tidak mengejutkan bahwa manajer dan analis selalu


mempertimbangkan debat pada saat ini mengenai apakah ya atau
tidak histori resiko premium 7 % valid saat ini. Banyak analis

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
6 / 16
berpendapat bahwa variasi dari perubahan ekonomi di US membuat
histori resiko premium tidak valid berdasarkan peramalan, resiko
premium yang diharapkan dapat naik. Beberapa penelitian akademik
terbaru menyediakan fakta bahwa saran yang mengatakan resiko
premium yang diharapkan pada pasar saat ini mengalami perubahan
substansinya, menjadi range 3-4 %. Sejak debat yang tidak
terpecahkan, hal ini menggunakan kebijakan dari analis untuk
menetapkan estimasi resiko premium dihitung dari biaya modal suatu
perusahaan.

4. Menyesuaikan Biaya Modal untuk Penyesuaian dalam Leverage


Baik Cost of debt dan cost of equity, keduanya dapat berubah
menjadi fungsi leverage perusahaan. Sebagai peningkat keuntungan,
hutang dan equitas menjadi lebih beresiko sehingga harus lebih
diperhitungkan. Jika analis mempertimbangkan perubahan struktur
modal selama periode peramalan relative sesuai dengan histori
struktur modal di perusahaan tersebut atau perubahan struktur modal
melampaui batas waktu periode peramalan. Hal ini sangat penting
untuk mengestimasikan kembali Cost of debt dan cost of equity untuk
dapat memasukan perubahan tersebut kedalam perhitungan.
Kami memulainya dengan observasi/pengamatan bahwa Beta
dari aset perusahaan adalah sama dengan rata-rata tertimbang Beta
hutang dan equitas, menilainya dari proporsi hutang dan equitas pada
struktur modal. Beta Equitas perusahaan dapat diestimasikan secara
langsung dengan menggunakan return saham dan CAPM. Beta
Hutang dapat diduga dari CAPM jika kita memiliki informasi struktur
modal saat ini, maka kita dapat memperkiraan beta asset perusahaan.
Ketika struktur modal perusahaan berubah, maka beta equitas dan
hutang akan berubah, tetapi beta asset akan tetap. Kita dapat
mengambil keuntungan dari fakta ini untuk mengestimasikan equitas
yang diharapkan dari Beta perusahaan untuk struktur modal yang
baru. Pertama kali kita mengestimasikan tingkat bunga utang untuk

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
7 / 16
tingkat struktur modal yang baru. Setelah kami memiliki informasi ini,
kita dapat memperkirakan utang dengan menggunakan model
penentuan harga aset modal dan tingkat bebas-risiko. Sekarang kita
dapat mengestimasi beta ekuitas untuk struktur modal yang baru
dengan menggunakan identitas beta ekuitas baru dan beta utang yg
baru, penilaian dari nilai struktur modal yang baru, harus bertambah
hingga beta aset yang diperkirakan sebelumnya.

II. Menghitung Nilai Estimasi Bisnis


Nilai Estimasi yang disajikan pada setiap skenario menunjukkan metode
abnormal return, metode laba abnormal, dan metode aliran kas bebas
yang menggambarkan pecahan besar yang signifikan dari total nilai
kekayaan dan ekuitas dengan metode arus kas bebas yang relative
dengan metode lainnya.

1. Nilai Estimasi Vs Nilai Pasar


Penilaian membutuhkan angka yang substantial dari asumsi
analis. Oleh karena itu estimasi dari nilai akan beragam dari salah satu
analis atau yang lainnya. Hanya saja cara untuk memastikan bahwa
salah satu estimasi yang dapat dipercaya membuat yakin bahwa asumsi
merupakan dasar yang dinilai dari ekonomi bisnis. Ini juga bermanfaat
untuk mengecek asumsi yang melanggar trend time series untuk
pelaksanaan rasio. Hal ini merupakan suatu yang masuk akal dari analis
untuk membuat asumsi yang jelas berbeda dari tren ini di berbagai
kasus, ini penting agar analis mampu untuk mengungkapkan alasan
bisnis dan strategi untuk membuat berbagai macam asumsi.
Ketika perusahaan yang dinilai adalah perusahaan publik,
mungkin untuk membandingkan salah satu estimasi nilai dengan nilai
pasar dari sebuah perusahaan. Ketika estimasi nilai berbeda dari nilai
pasar sebuah perusahaan, hal ini bermanfaat bagi analis untuk mengerti
mengapa banyak perbedaan tersebut ada. Sebuah cara untuk
melakukan hal ini adalah melakukan penilaian kembali dan memahami

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
8 / 16
apakah asumsi penilaian untuk sampai pada harga pasar yang diamati.
Salah satunya dapat menguji apakah asumsi pasar lebih atau kurang
valid dibandingkan asumsi yang dibuat perusahaan. Sebagian analisis
dapat menjadi tidak terhingga nilainya pada penilaian untuk membuat
keputusan membeli atau menjual dalam konteks analisis sekuritas.
Perbedaan asumsi mungkin terkait dengan tingkat pertumbuhan,
marjin NOPAT, perputaran aset, atau tingkat diskon (terutama yang
berhubungan dengan perbedaan pada perhitungan premi resiko ekuitas
atau struktur modal).

2. Hubungan dengan Distorsi Akuntansi


Kita tahu bahwa tiap metode-metode akuntansi kemungkinan
tidak mempengaruhi nilai perusahaan (kecuali pemilihan-pemilihan
metode akuntansi tersebut mempengaruhi pandangan analis tentang
kinerja riil di masa mendatang). Namun, pendekatan laba abnormal
(abnormal return) dan nilai pendapatan (earning valuation) yang
digunakan disini didasarkan atas sejumlah pendapatan dan nilai buku
yang berbeda-beda sesuai dengan pemilihan-pemilihan metode
akuntansi. Karena pemilihan akuntansi akan mempengaruhi pendapatan
maupun nilai buku, dan karena sifat dari penilaian terhadap sistem
pembukuan berpasangan (entry-double book keeping), semua distorsi
akuntansi pada akhirnya terkait, nilai-nilai yang diestimasi tidak akan
dipengaruhi oleh pilihan-pilihan metode akuntansi sepanjang analis
memahami distorsi- distorsi akuntansi tersebut. Sebagai contoh,
asumsikan bahwa pada manajer bersikap agresif terhadap pemilihan-
pemilihan metode akuntansi mereka, dengan memilih kelonggaran yang
lebih rendah untuk piutang tak tertaguh meskipun seandainya mereka
memiliki informasi yang bertentangan, sehingga menghasilkan
pendapatan abnormal periode saat ini serta nilai buku akhir yang lebih
dari 100 dollar. Untuk saat ini, kita katakan bahwa pemilihan-pemilihan
metode akuntansi tidak memiliki pengaruh terhadap pandangan analis
tentang konerja riil perusahaan. Jadi, analis diasumsikan memahami

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
9 / 16
bahwa perhitungan manajemen saat ini tentang kesalahan konsumen di
masa mendatang lebih rendah dan bisa melakukan peramalan-
peramalan yang akurat tentang kesalahan-kesalahan mendatang.
Pendekatan penilaian berbasis akuntansi dimulai dengan
pendapatan abnormal periode sekarang, yang mana 100 dollar lebih
tinggi sebagi hasil dari pemilihan metode akuntansi. Meski demikian,
pemilihan tersebut juga menyebabkan abnormal return di masa yang
akan datang menjadi lebih rendah karena dua alasan. Yang pertama,
pendapatan mendatang akan lebih rendah (100 dollar) pada periode
sebelumnya, saat konsumen biasanya mengalami kesalahan
pembayaran dan piutang tidak tercatat. Yang kedua, sementara itu
patokan untuk pendapatan normal, nilai buku ekuitas akan lebih tinggi
sekitar 100 dollar. Katakanlah penerimaan akunting tidak tertulis sampai
dua tahun sesudahnya setelah periode saat ini.
Pengaruh tingginya pendapatan abnormal saat ini dan rendahnya
pendapatan abnormal di masa yang akan datang telah seimbang secara
tepat, tanpa berpengaruh terhadap penilaian dari cadangan piutang tak
tertagih saat ini yang underestimate (terlalu rendah) pada nilai
perusahaan yang di-estimasi.
Pembahasan diatas menjelaskan seandainya analis tersebut akan
menggunakan metode akuntansi yang berbeda. Ada satu alasan penting
mengapa hal ini belum tentu benar. Ketika sebuah perusahaan
menggunakan akuntansi ”bias”, baik itu yang konservatif maupun yang
agresif – analis tersebut dipaksa untuk membayar sumber daya dengan
melakukan analisa akuntansi. Biaya-biaya analisis tambahan ini dihindari
untuk perusahaan-perusahaan dengan akuntansi yang tidak bias.
Seorang analis yang menghadapi akuntansi yang bias memiliki
dua pilihan untuk menyesuaikan pendapatan saat ini dan nilai buku
untuk mengeliminasi bias akuntansi yang dilakukan manajer, atau
mengakui bias ini dan membuat forecast mendatang yang disesuaikan
dengan bias. Kedua pendekatan tersebut menghasilkan nilai perusahaan
yang sama. Sebagai misal, salah satu cara yang sederhana untuk

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
10 / 16
membahas tentang penilaian manajer yang terlalu rendah terhadap
kesalahan pencadangan saat ini adalah meningkatkan cadangan dan
menurunkan pendapatan abnormal periode saat ini sekitar 100 dollar.
Kalau tidak, sebagaimana diperlihatkan diatas, analis tersebut bisa
membuat ramalan dua periode yang tak tertulis dari sekarang. Yang
mana dari pendekatan-pendekatan tersebut yang dipakai akan
memberikan pengaruh penting tentang apa yang didapatkan dari nilai
perusahaan didalam garis horinson peramalan, dan mana yang menjadi
nilai terminal.
Dengan mempertahankan horison peramalan dan kesempatan
pertumbuhan masa depan yang konstan, maka kualitas akuntansi yang
lebih tinggi akan menyebabkan fraksi lebih tinggi dari suatu nilai
perusahaan diperoleh melalui nilai buku saat ini dan pendapatan
abnormal didalam horison peramalan. Akuntansi bisa berkualitas rendah
dikarenakan tidak bisa diandalkan atau karena terlalu konservatif. Jika
reliabilitas akuntansi adalah fokusnya, maka analis harus menggunakan
sumber daya sesuai dengan ”pengaturan akuntansi”. Jika akuntansinya
konservatif, maka analis tersebut terpaksa harus meningkatkan horison
peramalan untuk mendapatkan suatu fraksi dari nilai perusahaan, atau
mendasarkan pada estimasi nilai terminal yang lebih tidak pasti untuk
satu fraksi yang besar dari nilai estimasi.

3. Hubungan Nilai Buku yang Negatif


Sejumlah perusahaan memiliki pendapatan dan nilai buku yang
negatif pada ekuitas buku. Perusahaan yang ada pada fase memulai
memiliki ekuitas negatif, demikian juga didalam perusahaan industri
berteknologi tinggi. Perusahaan melakukan melakukan investasi besar
yang hasilnya tidak pasti. Para akuntan menuliskan investasi ini sebagai
sesuatu yang konservatif, yang menyebabkan ekuitas buku negatif.
Contoh dari perushaaan dalam situasi ini misalnya : perusahaan
bioteknologi, perusahaan internet, perusahaan telekomunikasi serta
perusahaan berteknologi tinggi lainnya. Kategori perusahaan yang kedua

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
11 / 16
dengan ekuitas buku yang negatif adalah yang dijalankan secara buruk,
yang menghasilkan kerugian-kerugian komulatif yang melebihi investasi
pemegang saham.
Nilai Ekuitas negatif membuatnya sulit untuk menggunakan
pendekatan berbasis akuntansi untuk menilai ekuitas perusahaan. Ada
beberapa cara yang memungkinkan untuk memecahkan masalah ini.
1. Pendekatan yang pertama adalah menilai aset perusahaan (dengan
menggunakan, misalnya, abnormal opersting ROA atau NOPAT
abnormal) daripada ekuitas. Kemudian, berdasarkan estimasi tentang
nilai hutang perusahaan, kita bisa menghitung nilai ekuitasnya.
2. Alternatif yang lain adalah menghapus konservatisme akuntan dengan
mengkapitalisasi biaya investasi. Hal ini dimungkinkan jika analis
mampu menentukan bahwa biaya tersebut menciptakan nilai.
3. Alternatif yang ketiga, coco bagi perusahaan yang go publik adalah
untuk dimulai dari mengamati harga saham dan bekerja mundur.
Dengan menggunakan estimasi biaya ekuitas dan tingkat
pertumbuhan negara yang layak, maka analis tersebut dapat
menghitung rata-rata tingkat pendapatan abnormal jangka panjang
yang dibutuhkan untuk menilai harga saham yang diamati. Kemudian
tugas analitis merumuskan dengan cara menguji kemungkinan dari
pencapaian ”target” pendapatan abnormal.

4. Membahas Kelebihan Kas dan Kelebihan Arus Kas


Perusahaan dengan kas yang berlebihan, atau perusahaan
dengan arus kas bebas yang besar, juga memiliki satu tantangan
penilaian. Secara implisit mengasumsikan bahwa kas dibawah tingkat
yang dibutuhkan untuk membiayai operasional perusahaan akan
dibayarkan kepada para pemegang saham. Arus kas yang berlebihan
diasumsikan untuk membayar pemegang saham, baik dalam bentuk
deviden atau pembelian kembali saham.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
12 / 16
Penting untuk menyadari bahwa kedua penilaian yang berbasis
akuntansi dan diskonto arus kas mengasumsikan pembayaran dividen
berpotensi berbeda dari periode ke periode. Asumsi kebijakan deviden
ini diperlukan sepanjang seseorang berharap level leverage keuangan
konstan, biaya ekuitas konstan, dan level rata-rata tertimbang dari biaya
modal yang digunakan dalam perhitungan penilaian. Perusahaan-
perusahaan jarang memiliki kebijakan deviden semacam itu didalam
prakteknya dilapangan. Meski demikian, suatu kebijakan deviden
perusahaan bisa mempengaruhi nilainya jika para manajer tidak
menginvestasikan arus kas bebas secara optimal.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
13 / 16
C. LATIHAN

1. Selama periode perencanaan , biaya marjinal untuk ...

A. Biaya Hutang
B. Biaya Relevan
C. Biaya Pinjaman
D. Biaya tertanam

2. Dalam WACC, sebuah perusahaan dapat mempengaruhi biaya modalnya


melalui

A. Kebijakan Struktur Modal


B. Kebijakan Dividen
C. Kebijakan Investasi
D. Semua Benar

3 Nilai Ekuitas negatif membuatnya sulit untuk menggunakan pendekatan


berbasis akuntansi untuk menilai ekuitas perusahaan. Ada beberapa cara
yang memungkinkan untuk memecahkan masalah ini.
A. Pendekatan yang pertama adalah menilai aset perusahaan (dengan
menggunakan, misalnya, abnormal opersting ROA atau NOPAT
abnormal) daripada ekuitas. Kemudian, berdasarkan estimasi tentang
nilai hutang perusahaan, kita bisa menghitung nilai ekuitasnya.
B. Alternatif yang lain adalah menghapus konservatisme akuntan dengan
mengkapitalisasi biaya investasi. Hal ini dimungkinkan jika analis mampu
menentukan bahwa biaya tersebut menciptakan nilai.
C. Alternatif yang ketiga, coco bagi perusahaan yang go publik adalah
untuk dimulai dari mengamati harga saham dan bekerja mundur. Dengan
menggunakan estimasi biaya ekuitas dan tingkat pertumbuhan negara
yang layak, maka analis tersebut dapat menghitung rata-rata tingkat
pendapatan abnormal jangka panjang yang dibutuhkan untuk menilai
harga saham yang diamati. Kemudian tugas analitis merumuskan
dengan cara menguji kemungkinan dari pencapaian ”target” pendapatan
abnormal.
D. Semua Benar

4. Metode yang digunakan untuk estimasi biaya ekuitas diklasifikasikan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
14 / 16
A. Arus kas pasar
B. Metode arus kas masa depan
C. Metode arus kas diskon
D. Metode arus kas saat ini

5. Menurut model penetapan harga aset modal (CAPM), pengembalian


yang diharapkan (diperlukan) keamanan sama dengan tingkat bebas
risiko ditambah premi

A. sama dengan beta keamanan.


B. berdasarkan risiko keamanan yang tidak sistematis.
C. berdasarkan total risiko keamanan.
D. berdasarkan risiko sistematis keamanan.

D. KUNCI JAWABAN

1. B
2. D
3. D
4. C
5. D

Referensi

Lerbin R, Aritonang R PERAMALAN BISNIS, Edisi Kedua. Penerbit Ghalia


Indonesia , Jakarta
Sugiarto; Harijono, Peramalan bisnis, Gramedia Jakarta, 2000

Prawoto, Agus, Penilaian Usaha, BPFE Yogyakart, 2005

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
15 / 16

Anda mungkin juga menyukai