Kebanyakan dari pengukuran akuntansi menggunakan nilai pasar yang tampak, yakni
menggukanan kas atau nilai aset yang diterima atau dibayarkan, atau nilai pasar yang berlaku.
Jika nilai yang mudah digunakan tidak tersedia, akuntan biasanya menggunakan metode arus
kas untuk mengidentifikasi niali dari aset dan kewajiban. Arus kas biasanya muncul pada satu
atau lebih periode di masa depan.
Pada Oktober 1988. Badan keuangan memulai proyek yang menggunakan aspek
present value dalam penghitungan akuntansi. Pada Desember 1990. Badan keuangan
mengeluarkan hasil diskusi pengenai present value based measurements in accounting.
Badan keuangan mengeluarkan 32 standar akuntansi keuangan pada tahun 1990 sampai
dengan 1999. Pada beberapa tahun ini badan keuangan lebih mengutamakan fair value
seabagai dasar pengukuran.
1. Pengukuran dalam akuntansi dengan menggunakan present value dapat digunakan untuk
menangkap dan untuk mengembangkan perbedaan di antara aliran kas ekspektasian di masa
yang akan datang.
Jika harga dari aset atau kewajiban sudah bisa diukur menggunakan harga pasar maka
kita tidak butuh menggunakan pengukuran dengan present value. Pengukuran menggunakan
present value (nilai wajar) adalah teknik yang mengukur nilai yang ditawarkan oleh
perusahaan dan berapa besar perusahaan akan menerima atau membayar dari nilai tersebut.
Nilai wajar adalah salah satu fondasi ekonomi dan keuangan perusahaan seta perhitungan
dengan menggunakan nilai wajar adalah salah satu pengukuran yang modern. Dengan
menggunakan nilai wajar maka perusahaan bisa mengukur berapa besar harga pasar termasuk
nilai history yang terdapat pada aset perusahaan.
SFAC No. 7 lebih menekankan pada isu pengukuran spesifik daripada isu konseptual
yang lebih luas, karena itu statement ini dapat dilihat sebagai bagian dari Statement No. 5.
SFAC No. 7 digunakan pada situasi dimana current market value tidak tersedia sehingga
harus menggunakan estimasi aliran kas di masa mendatang. Poin penting mengenai
pengukuran asset adalah pengukuran present value yang digunakan untuk mensimulasi fair
value. Discount rate harus meliputi risiko dan ketidakpastian yang merefleksikan pengukuran
pasar terhadap nilai asset.
Jika asset tertentu memiliki beberapa kemungkinan aliran kas dalam beberapa tahun,
maka aliran kas yang diekspektasi harus menentukan probabilitas aliran kas individu
tertimbang. Poin penting dalam pengukuran liabilitas adalah discount rate harus diikutkan
dalam perhitungan credit standing perusahaan. Pengukuran asset dan liabilitas sesuai
ketentuan SFAC No. 7 dinilai tidak konsisten. Sebuah asset dapat dipandang dan dinilai
secara terpisah dari entitas perusahaan, tapi pada saat mengukur liabilitas tidak dapat
demikian. Transaksi seperti, provisions, contingent, liabilities and contingent assets,
membutuhkan secara luas penggunaan teknik-teknik present value.
Pada tahun 1998 IASC mengagendakan proyek riset terkait dengan pentingnya
penggunaan present value dalam akuntansi keuangan. Bentuk statement yang menyediakan
kerangka dasar penggunaan basis future cash flows sebagai dasar pengukuran akuntansi,
yaitu:
Tujuan dari pengadopsian present value dalam akuntansi adalah untuk kepentingan
pengukuran yang sangat mungkin dikembangkan karena adanya perbedaan diantara tahapan-
tahapan future cash flow. Penggunaan present value dalam pengukuran akan menangkap
secara penuh perbedaan-perbedaan ekonomik dari masing-masing asset termasuk elemen-
elemennya.
a. Estimasi tentang future cash flow Kasus-kasus yang lebih komplek memunculkan
serangkaian future flows yang bebeda dari waktu ke waktu.
c. The time value of money yang digambarkan melalui tingkat bunga bebas risiko.
d. Harga yang menghubungkan secara inheren ketidakpastian dalam aset atau kewajiban.
Terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan perlu menyadari bahwa menggunakan arus
kas akan berbeda dengan menggunakan metode lain
Manajer perusahaan mungkin bermaksud untuk menyelesaikan sesuatu daripada
mencegahnya atau mengantisipasi terjadinya sesuatu
Manajer merusahaan mungkin lebih memilih untuk menerima reisko dari hutang dan
mengelolanya secara internal
Perusahaan mungkin lebih condong pada suatu hal yang spesial
Perusahaan mungkin memiliki informasi
Perusahaan mungkin menyadari dan menggunakan sumber daya internal untuk
menghitung nilai
Mengadopsi nilai wajar sebagai objek dari pengukuran present value tidak menghalangi
informasi dan asumsi yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan yang menggunakan arus kas
dalam pergitungan akuntansi seringkali memiliki sedikit informasi atau bahkan tidak sama
sekali mengenai bebrrpa asumsi yg mungkin digunakan pengguna pasar dalam menaksir
harga yang adil dari suatu aset atau liabilitas. Dalam situasi seperti itu, perusahaan semestinya
harus menggunakan info yang tersdia tanpa ongkos dan usaha yang berlebihan atau tidak
pantas dalam mengembangkan estimasi cash flow
Tingkat bunga dan cash flows yang diestimasi merefleksikan asumsi-asumsi yang
berhubungan dengan future event dan ketidakpastian yang akan datang dalam mengambil
keputusan untuk mendapatkan asset atau kelompok asset dalam transaksi kas jangka panjang.
Tingkat bunga yang digunakan untuk discount cash flows harus merefleksikan asumsi-
asumsi yang konsisten dengan kondisi-kondisi yang melekat dalam cash flows yang
diestimasi. Di satu sisi pengaruh asumsi-asumsi akan mungkin telah dihitung ganda atau
keliru.
Estimasi cash flow yang telah dibuat juga tingkat bunga yang digunakan harus bebas
dari bias dan faktor-faktor yang tidak memiliki hubungan dengan aset dan kewajiban
bersangkutan.
Estimasi cash flow juga tingkat bunga haruslah merefleksikan rentang outcome yang
masuk akal disbanding dengan pernyataan, minimum atau maksimum angka yang mungkin.
Pengukuran dengan present value dimulai dari suatu set future cash flows, tetapi dibutuhkan
berbagai penggunaan standar akuntansi untuk menyesuaikan pendekatan yang berbeda dalam
menentukan set future cash flow tersebut. Pencaharian rate yang tepat dan yang sepadan
dengan resiko setidaknya membutuhkan dua tahapan analisis yaitu
Pertama, asset atau kewajiban tersedia di pasaran.
Kedua , tingkat bunganya dapat diamati serta asset dan kewajiban yang dimilikiterukur.
Relevansi dan reabilitas haruslah seimbang terhadap isu-isu yang membedakan satu
dengan yang lainnya. Penting untuk dipahami, bahwa isu-isu yang menyangkut kualitas
tersebut akan memberikan beban yang berbeda bahkan saling bertukar dari satu situasi ke
situasi berikutnya.
Konsep yang digambarkan dalam mengukur aset juga berlaku pada kewajiban.
Bagaimanapun, pengukuran kewajiban kadang-kadang melibatkan permasalahan yang
berbeda dibanding pengukuran aset sehingga memerlukan teknik berbeda pula pada fair
value-nya. Ketika menggunakan teknik present value untuk menaksir fair value suatu
kewajiban, sasarannya adalah menaksir nilai aset yang diakui sekarang ini untuk tujuan yaitu:
Mengakui kewajiban tersebut di dalam entitas dengan jumlah yang dapat diperbandingkan
Untuk mengestimasi fair value atas notes yang dimiliki oleh suatu entitas, para
akuntan mencoba untuk menaksir nilai tersebut berdasarkan nilai yang diambil dari entitas
lain dimana entitas akan mengakui kewajiban entitas tersebut sebagai aset. Jadi, proses
melibatkan teknik-teknik yang sama seperti halnya pada pengukuran aset. Di sisi yang lain,
berhutang beberapa kewajiban pada kelas individu yang tidak selalu disertai dengan menjual
hak (right) yang mereka miliki, seperti mereka menjual others assets.
Beberapa kewajiban yang dimiliki oleh suatu entitas, seperti obligasi, bukanlah aset-
aset yang secara individu bisa diidentifikasi. Suatu kewajiban kadang bisa ditetapkan melalui
asumsi pihak ketiga. Dalam menaksir fair value para akuntan berkewajiban mencoba
mengestimasi nilai atau harga bahwa entitas memiliki kemampuan untuk membayar sepertiga
dari kewajiban tersebut.
Ukuran kewajiban yang paling relevan selalu merefleksikan posisi kredit yang
dimiliki entitas yang diwajibkan untuk melunasinya. Mereka memegang kewajiban entitas
tersebut sebagai aset pernyataan atas posisi kredit yang dimiliki entitas dengan jumlah yang
menentukan harga atau nilai yang akan mereka bayar. Suatu entitas yang memiliki posisi
kredit yang kuat akan menerima kas yang lebih besar, yang berhubungan dengan janji untuk
membayar dibanding dengan enitas yang memiliki posisi kredit lemah.
Dampak dari posisi kredit yang dimiliki entitas pada fair value kewajiban tertentu
tergantung pada kemampuan entitas untuk membayar pada ketentuan kewajiban yang
memberikan perlindungan kepada pemilik. Peran dari posisi kredit yang dimiliki entitas
dalam penyelesaian suatu transaksi secaraumum penting namun sedikit yang bersifat
langsung. Transaksi penyelesaian suatukewajiban yang melibatkan entitas sebagaipihak
yangdiwajibkan. Harga mencerminkan transaksi yang terjadi dari pihak-pihak yang berminat
FSAC 8
Pendahuluan
Kerangka konseptual adalah sistem koheren dari tujuan yang saling berkaitan dan
konsep-konsep fundamental yang mengatur sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi dan
pelaopran keuangan yang diharapkan mampu memandu dengan konsisten. Tujuannya adalah
menyediakan struktur dan arah untuk akuntansi dan pelaporan keuangan serta memfasilitasi
penyediaan informasi keuangan yang berhubungan dan tidak bias. Tujuan dan konsep-
konsep dasar juga dapat digunakan untuk memberikan pedoman dalam melakukan analisis
baru atau masalah akuntansi dan pelaporan keuangan saat tidak adanya pernyataan otoritatif
yang berlaku.
Untuk tingkatan yang lebih luas, laporan keuangan didasarkan pada estimasi, dan
pertimbangan, daripada gambaran secara tepat. Kerangka konseptual menetapkan konsep
yang mendasar mengenai estimasi, dan pertimbangan dari laporan keuangan, konsep tersebut
memiliki tujuan utama yakni memberikan informasi yang berguna
Informasi tentang pelaporan sumber daya ekonomik suatu entitas, perubahan dan klaim atas
sumber daya
Salah satu tujuan umum laporan keuangan dalam pelaporan keuangan suatu entitas
adalah menyediakan informasi tentang informasi sumber daya ekonomi entitas dan klaim
kembali atas entitas pelapor selain itu juga menyediakan informasi terhadap pengaruh-
pengaruh transaksi dan peristiwa-peristiwa lain yang mengubah sumber daya ekonomi pada
entitas pelaporan dan klaim.
Informasi mengenai sumberdaya ekonomi dan surat hutang yang dimiliki perushaan
dapat membantu pengguna laporan keuangan untuk mengidentifikasi keunggulan dan
kekurangan dari laporan keuangan perusahaan tersebut, selain itu juga membantu pengguna
laporan keaugan untuk memahami perputaran produksi yang dilakukan oleh perusahaan
a. Perubahan atas sumber daya yang terjadi pada suatu entitas dan klaim kepada entitas
berasal dari kinerja dan transaksi-transaksi serta kejadian lain misalnya penerbitan hutang
dan ekuitas
b. Pengguna informasi keuangan juga perlu mengetahui perbedaan antara kedua sumber
perubahan yaitu kinerja entitas atau dari hutang dan dari ekuitas
Dikatakan memiliki nilai prediktif jika dapat digunakan sebagai masuka n bagi proses yang
digunakan pengguna dalam memprediksi masa depan.
Informasi Dikatakan memiliki nilai konfirmatori jika dapat memberikan umpan balik
(feedback) tentang evaluasi sebelumnya atau keduanya
2. Materialitas (Materiality)
Merupakan aspek entitas dari relevansi berdasarkan sifat atau item informasi yang
berhubungan dengan konteks entitas individu laporan keuangan.
Terdapat tiga karakteristik untuk menjadikan nilai informasi representasi sempurna, sebagai
berikut:
a. Lengkap (completeness)
Mencankup seluruh informasi yang diperlukan bagi pengguna intuk memahami fenomena
yang sedang digambarkan termasuk semua deskripsi yang diperlukan dan penjelasannya
b. Netral (Neutral)
Informasi keuangan akurat dari berbagai aspek, bebas dari kesalahan ini maksudnya adalah
tidak ada kesalahan atau kelalaian dalam deskripsi fenomena dan proses yang digunakan
untuk menghasilkan informasi yang dilaporkan telah dipilih dan diterapkan dengan tidak ada
kesalahan dalam proses
Proses yang efektif dan efisien untuk menerapkan karakteristik kualitatif fundamental terdiri
atas:
Comparability (dibandingkan)
Verifiability (verifikasi)
Informasi yang tersedia untuk mengambil keputusan dalam waktu yang mampu
mempengaruhi keputusan pengguna.
Biaya merupakan kendala luas atas informasi yang dapat disediakan oleh laporan
keuangan bertujuan umum. Pelaporan informasi tersebut membebankan biaya dan biaya-
biaya harus dibenarkan oleh manfaat dari pelaporan informasi tersebut. IASB menilai biaya
dan manfaat dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan umum, dan tidak hanya dalam
kaitannya dengan entitas pelaporan individu. IASB akan mempertimbangkan apakah entitas
ukuran yang berbeda dan faktor lainnya membenarkan persyaratan pelaporan yang berbeda
dalam situasi tertentu. Pada kebanyakan situasi, penilaian didasarkan pada kombinasi
informasi kualitatif dan kuantitatif.
Karena subyektifitas yang melekat, penilaian individu akan bervariasi sehingga perlu
dipertimbangkan biaya dan manfaat yang dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan umum
dan tidak hanya dalam kaitannya dengan entitas pelaporan individu dan bukan berarti bahwa
penilaian biaya dan manfaat selalu mebenarkan persyaratan pelaporan yang sama untuk
semua entitas.
DAPUS