Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen Lanjutan
OLEH:
GAYATRI PERWITASARI NIM 166020310111017
PROGRAM PASCA SARJANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2017 ACTIVITY BASED COSTING
A. Traditional Costing System
Sistem biaya produk merupakan sesuatu yang penting karena volume produk dan campuran menjelaskan prosentase yang besar dari biaya yang terjadi di perusahaan. Sistem biaya produk dimulai dengan menetapkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku produk. Akuntansi biaya dan teknik industri menunjukkan perhitungan terkait bahan baku dan tenaga kerja: 1. Hitung biaya per unit (dalam satuan pound, kg, m2) dari setiap bahan baku yang digunakan oleh sebuah produk dan biaya per jam dari setiap tenaga kerja yang memproses produk terkait. 2. Untuk setiap unit produk yang dibuat, tentukan jumlah (dalam satuan pound, kg, m2) dari setiap bahan baku yang digunakan dan jumlah jam yang dibutuhkan oleh setiap tenaga kerja. 3. Untuk setiap tenaga kerja dan bahan baku, kalikan biaya per unit (jam) dengan jumlah yang digunakan per produk, seperti perhitungan di bawah ini: a. Biaya bahan baku per unit = Jumlah bahan baku per unit yang dihasilkan x biaya per unit bahan baku b. Biaya tenaga kerja per unit = Jumlah jam tenaga kerja per unit yang dihasilkan x biaya per jam tenaga kerja 4. Tambahkan semua biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja untuk menghasilkan total biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku dari setiap unit produk Yang termasuk beban tidak langsung adalah biaya dari operasi mesin, penjadwalan, pengendalian kualitas, pembelian, perawatan, pengawasan, dan pendukung pabrik (penyusutan gedung, asuransi, keperluan pabrik, dan pembenahan). Sedangkan yang termasuk dalam biaya langsung adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Perhitungan sistem biaya pabrik adalah dengan membagi biaya tidak langsung yang ditetapkan untuk setiap department produksi dengan perhitungan sederhana dari volume kegiatan dalam department, termasuk total jam tenaga kerja langsung/ total jam kerja mesin, untuk menghitung alokasi tarif overhead untuk department. Sistem yang digunakan dalam department (tarif biaya overhead spesifik) untuk mengalokasikan beban tidak langsung ke produk yang diproses melalui setiap department.
B. Activity Based Costing
Activity Based Costing membantu banyak perusahaan untuk mengidentifikasi biaya penting dan peluang laba tambahan melalui hubungan pelanggan yang menguntungkan, proses perubahan dalam perusahaan, dan design produk dengan harga lebih rendah. Ini merupakan kesempatan yang sangat besar untuk perusahaan. Sederhananya, melalui pendekatan time-driven ABC, kita dapat membantu lebih dari 100 perusahaan menerapkan Activity Based Costing. Dalam penerapan Activity Based Costing, manager secara langsung dapat mengestimasi tuntutan sumber daya dari setiap transaksi, produk, atau customer daripada menetapkan biaya awal ke aktivitas, kemudian ke produk atau ke customer. Untuk setiap produk dari sumber daya, estimasi dua parameter yang dibutuhkan, yaitu biaya per unit waktu dari kapasitas sumber daya pendukung dan unit waktu yang digunakan dari kapasitas sumber daya oleh produk, service, dan customer. Dalam waktu yang sama, pendekatan yang baru menunjukkan tarif penggerak biaya yang lebih akurat dengan menyediakan unit waktu yang diestimasi, bahkan untuk transaksi yang rumit dan khusus. Kita dapat memprediksi bahwa dengan menggunakan sistem biaya standar (standard costing) akan memberikan kesalahan yan tinggi dalam mengestimasi biaya produksi. Sistem biaya yang mengalokasikan overhead (beban tidak langsung dan beban pendukung) ke produk berdasarkan jam tenaga kerja langsung dalam setiap produk akan menunjukkan overcosting dari produk dengan volume tinggi dan menunjukkan undercosting dari produk dengan volume rendah, ketika terdapat dua situasi berikut: 1. Beban tidak langsung dan beban pendukung tinggi, khususnya ketika melebihi dasar alokasi biaya itu sendiri (seperti biaya tenaga kerja langsung) 2. Perbedaan produk tinggi, pabrik memproduksi produk dengan volume tinggi dan rendah, produk standar dan produk dibuat sesuai pesanan, serta produk yang rumit dan produk yang sederhana.
C. Activity Based Costing With Idle Capacity or Unused Capacity
Dengan menggunakan time-driven ABC, biaya dari kapasitas menganggur tidak ditetapkan ke produk, tetapi dapat diabaikan atau ditolak. Kapasitas menganggur mengingatkan kepada tanggung jawab seseorang atau departemen. Biasanya seseorang dapat menetapkan kapasitas menganggur setelah menganalisa keputusan yang disahkan pada tingkatan kapasitas pendukung. Contohnya, jika kapasitas diperoleh untuk memenuhi tuntutan dari customer tertentu atau segmen pasar, biaya dari kapasitas menganggur lebih rendah dari tuntutan yang diharapkan dapat ditetapkan ke tanggung jawab orang atau unit organisasi untuk customer atau segmen pasar tersebut. Manager dapat menetapkan biaya dari kapasitas menganggur ke produk, ke departemen, atau ke pelaksana. Contohnya, jika kapasitas menganggur berhubungan dengan produk tertentu, sumber daya produk tertentu dibebankan pada lini produk individual, biaya dari kapasitas menganggur dibebankan ke produk dimana permintaan tidak terwujud. Kapasitas menganggur adalah kapasitas yang seharusnya dapat digunakan jika lebih banyak produk yang dijual. Kapasitas menganggur terdiri atas tiga jenis yaitu: 1. Idle marketable Adalah keadaan dimana pasar tersedia namun kapasitas menganggur karena meningkatnya pangsa pasar dari kompetitor, produk subtitusi, kendala distribusi, atau kendala biaya dan harag. 2. Idle not marketable Adalah kondisi dimana pasar tidak tersedia atau pihak manajemen memutuskan untuk tidak berpartisipasi di dalam pasar. 3. Idle off-limits Adalah kondisi dimana kapasitas tidak tersedia karena hari libur, kontrak, kebijakan atau strategi dari pihak manajemen. Di dalam terjadinya kapasitas menganggur, pihak penjualan dan manajemen atas biasanya merupakan pihak yang memiliki tanggung jawab utama untuk mengatasi kapasitas menganggur dengan cara meningkatkan pesanan pembelian/ meningkatkan produksi.
D. Time-Driven Activity Based Costing
Parameter yang digunakan dalam activity based costing: 1. Parameter yang pertama adalah tarif biaya untuk setiap sumber daya tidak langsung. Pertama, identifikasi semua biaya yang terjadi untuk mendukung sumber daya (seperti mesin, karyawan produksi tidak langsung, sistem komputer, ruang pabrik, gudang, truck). Kedua, identifikasi kapasitas pendukung dari sumber daya tersebut. Kapasitas bisa termasuk jam kerja yang disediakan oleh mesin/ karyawan produksi, atau ruang yang disediakan oleh gudang/ truck. Sumber daya yang paling (orang, peralatan, dan mesin), kapasitas dihitung dengan waktu yang disediakan. Tarif biaya sumber daya dihitung dengan membagi biaya dari kapasitas yang disediakan, biasanya dinyatakan sebagai biaya per jam/ biaya per menit. Untuk gudang, ruang produksi, dan truck, tarif biaya akan dihitung dengan biaya per meter persegi dari ruang yang tersedia. Untuk memori komputer, tarif biaya sumber daya akan menjadi biaya per megabyte/ gigabyte. 2. Parameter yang kedua adalah mengestimasi seberapa banyak kapasitas setiap sumber daya digunakan oleh aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi produk yang bervariasi dan servisnya. Dengan estimasi dari kedua parameter untuk setiap sumber daya dan produk, penetapan biaya dapat dilakukan secara sederhana dan hampir sama dengan yang dilakukan untuk bahan biaya baku langsung dan biaya tenaga kerja: Biaya dari penggunaan sumber daya oleh produk = Kapasitas tarif biaya dari sumber daya x kapasitas jumlah dari sumber daya yang digunakan oleh produk a. Mengestimasi kapasitas biaya per unit waktu Awalnya, manager akan secara langsung mengestimasi kapasitas praktis dari sumber daya pendukung sebagai prosentase dari kapasitas teoritis. Peraturannya, kita dapat mengasumsikan bahwa kapasitas praktis penuh adalah 80% - 85% dari kapasitas teoritis penuh. Jadi, apabila jam pekerja atau mesin yang tersedia adalah 40 jam per minggu, maka kapasitas praktis penuh adalah 32 35 jam per minggu. Kapasitas hampir semua sumber daya dihitung dengan adanya ketersediaan waktu, tetapi pendekatan Activity Based Costing yang baru dapat juga mengakui sumber daya yang dihitung oleh unit lain. Misalnya kapasitas gudang atau kendaraan akan dihitung berdasarkan dengan ruang yang disediakan. b. Mengestimasi aktivitas unit waktu Dengan menghitung biaya per unit waktu dari kapasitas pendukung ke aktivitas bisnis, manager dapat menentukan waktu yang perlukan untuk mengerjakan satu unit dari setiap aktivitas. Hasil ini dapat diperoleh melalui interview dengan pekerja atau obeservasi secara langsung. Ini tidak membutuhkan survey, meskipun dalam organisasi yang besar, dan meskipun survey pekerja dapat membantu. Pertanyaan yang ditanyakan bukan mengenai prosentase pekerja menghabiskan waktunya dalam melakukan aktivitasnya, tetapi berapa lama yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit dari aktivitas tersebut. Ketelitian bukanlah hal yang penting, melainkan akurasi yang kuat. DAFTAR PUSTAKA