NIM : 041924253005
KELAS : A2M
Forecasting dibutuhkan manajer untuk merumuskan rencana bisnis dan memberikan target
kinerja. Selain itu juga dapat juga sebagai bantuan untuk mengkomunikasikan pandangan mereka
terkait prospek perusahaan bagi investor serta bankers dan debt market participants yang membutuhkan
peramalan (perkiraan) untuk menilai kemungkinan pembayaran kembali pinjaman. Selanjutnya
terdapat berbagai konteks namun tidak terbatas pada security analysis dimana peramalan yang berguna
dapat diringkas sebagai bentuk perkiraan dari nilai suatu perusahaan. Perkiraan tersebut dapat dilihat
sebagai upaya terbaik untu mencerminkan single summary statistic manager atau pandangan analisis
terkait prospek suatu perusahaan.
Analisis prospektif mencakup dua tugas, yaitu : forecasting dan valuation (bersama-
sama mewakili pendekatan yang secara eksplisit meringkas bagaimana pandangan analisis ke
depan). Forecasting bukanlah merupakan analisis yang terpisah karena merupakan “a way of
summarizing” dari apa yang telah dipelajari melalui business strategy analysis, accounting analysis, and
financial analysis. Meskipun demikian terdapat teknik dan pengetahuan tertentu yang dapat membantu
manajer atau analis guna menyusun peramalan terbaik berdasarkan apa yang telah dipelajari
pada langkah sebelumnya.
Pembahasan mengenai tingkat return dan margin di atas menyiratkan bahwa titik awal yang masuk
akal untuk melakukan peramalan statistic semacam itu seharusnya mempertimbangkan lebih dari
sekadar pengamatan yang terbaru. Dalam hal ini seseorang juga harus mempertimbangkan apakah
tingkat atau margin tersebut di atas atau di bawah tingkat normal. Apabila demikian, maka tidak ada
informasi rinci yang sebaliknya, orang akan mengharapkan beberapa pergerakan dari waktu ke waktu
menuju sesuatu yang normal tersebut. Tentu saja tendensi sentral ini dapat diatasi dalam beberapa
kasus, seperti : di mana perusahaan telah menetapkan batasan persaingan yang dapat melindungi margin
(bahkan untuk waktu yang lama).
Selanjutnya selain tingkat return dan margin, analis juga dapat mengasumsikan bahwa asset
turnover, financial leverage, dan net interest rate tetap relatif konstan dari waktu ke waktu (kecuali
apabila terdapat perubahan secara eksplisit dalam teknologi atau kebijakan keuangan yang sedang
dipertimbangkan pada periode mendatang). Titik awal yang masuk akal untuk asumsi variabel-variabel
ini adalah tingkat periode saat ini. Satu-satunya pengecualian adalah perusahaan dengan asset turnover
yang sangat tinggi (mengalami penurunan rasio sebelum stabil), atau perusahaan dengan hutang bersih
terhadap modal yang sangat rendah (biasanya negatif) yang tampaknya dapat meningkatkan
leverage sebelum stabil. Selain itu, perusahaan dengan tingkat leverage yang sangat tinggi cenderung
bertahan pada tingkat yang lebih rendah daripada perusahaan yang didanai secara konservatif sehingga
dapat menurunkan rata-rata seiring berjalanya waktu.
C. OTHER FORECASTING CONSIDERATIONS
Secara umum perilaku “mean-reverting” terkait pertumbuhan penjualan dan return on equity
(ROA) yang ditunjukkan oleh pasar seharusnya berlaku untuk masing-masing perusahaan dari waktu
ke waktu. Oleh karena itu, titik awal untuk setiap peramalan harus menjadi perilaku rangkaian
waktu dari berbagai ukuran kinerja perusahaan. meskipun demikian terdapat beberapa faktor lain
yang harus dipertimbangkan oleh analis dalam membuat peramalan. Hal termasuk pemahaman
mengenai implikasi dari tiga tingkat analisis sebelum analisis prospektif (strategi, akuntansi, dan kinerja
keuangan serta pertimbangan makroekonomi).
1. Strategy, Accounting, and Financial Analysis and Forecasting
Analisis terkait strategi perusahaan, akuntansi, dan kinerja keuangan dapat menghasilkan
pertanyaan dan wawasan penting mengenai bagaimana kinerja dari masa depan suatu perusahaan. Oleh
karena itu, proyeksi kinerja masa depan dari setiap perusahaan harus didasarkan pada pemahaman atas
pertanyaan yang diajukan oleh analisis, seperti:
• Dari analisis strategi bisnis : apa karakteristik industri tempat dimana perusahaan tersebut
beroperasi?; apakah terdapat hambatan yang signifikan (cenderung menghalangi persaingan di
masa depan)?; apabila ada, berapa lama mereka dapat bertahan?; bagaimana prospek pertumbuhan
industrinya?; bagaimana dampaknya terhadap persaingan di masa depan?; serta apakah perusahaan
tersebut memiliki strategi yang jelas yang dapat memposisikannya untuk kesuksesan di masa
depan?
• Dari analisis akuntansi : memberikan analisis pemahaman mengenai bagaimana akuntansi
perusahaan dapat mempengaruhi kinerja keuangan yang dilaporkan. Apakah aset yang dibesar-
besarkan membutuhkan penghapusan (write-down) di masa depan?; apakah perusahaan memiliki
off–balance sheet assets, seperti R&D yang melebih-lebihkan tingkat pengembalian yang
dilaporkan?; apabila iya, apa implikasinya terhadap laporan akuntansi masa depan ?
• Dari analisis keuangan : apa sumber dari kinerja perusahaan yang buruk atau kuat baru-baru ini?;
apakah kinerja tersebut berkelanjutan?; apakah terdapat pola yang terlihat dalam kinerja perusahaan
di masa lalu?; apabila iya, adakah alasan mengapa tren tersebut cenderung berlanjut atau berubah?
Wawasan di atas membantu analis menjawab pertanyaan apakah dan untuk berapa
lama perusahaan akan mampu mempertahankan keunggulan kompetitifnya dan tingkat kinerja saat ini
yang sangat penting untuk peramalan. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut menentukan
kecepatan kinerja perusahaan mengikuti tren rata-rata umum yang telah dibahas sebelumnya.
2. Macroeconomic Factors and Forecasting
Analis juga ingin mempertimbangkan kondisi makroekonomi pada saat membuat peramalan. Hal
ini dilakukan untuk perusahaan yang kinerja keuangannya sangat sensitif terhadap siklus ekonomi.
Meskipun demikian, faktor makroekonomi tersebut tidak dapat diramalkan dengan tingkat kepastian
yang tinggi. Akibatnya, untuk tujuan peramalan, secara umum disarankan untuk mengasumsikan
bahwa dampak perubahan dalam siklus bisnis tersebut akan merata dalam jangka panjang.
D. SENSITIVITY ANALYSIS
Salah satu pendekatan sistematis untuk analisis sensitivitas adalah memulai dengan asumsi kunci
yang mendasari serangkaian peramalan. Kemudian memeriksa sensitivitas terhadap asumsi dengan
ketidakpastian terbesar dalam situasi tertentu. Misalnya, apabila suatu perusahaan pernah mengalami
pola variabel margin kotor di masa lalu, penting untuk membuat proyeksi dengan menggunakan
kisaran margin tersebut. Alternatifnya, apabila perusahaan telah mengumumkan perubahan signifikan
dalam strategi ekspansinya, asumsi pemanfaatan aset mungkin lebih tidak pasti. Oleh karena itu, dalam
menentukan tempat untuk menginvestasikan waktu seseorang dalam melakukan analisis sensitivitas,
maka penting untuk mempertimbangkan pola kerja historis, perubahan kondisi industri, dan bagaimana
perubahan strategi bersaing yang dijalankan oleh suatu perusahaan.
1. Seasonality and Interim Forecasts
Sejauh ini, kami memperhatikan peramalan tahunan. Hal ini berbeda dengan security analysts
Amerika Serikat yang melakukan peramalan setiap tiga bulan. Forecasting quarter (peramalan kuartal
demi kuartal menimbulkan serangkaian pertanyaan baru. Seberapa pentingkah “seasonality”? apa titik
awal yang berguna untuk kinerja kuartal baru tersebut? Apakah kuartal ini sebanding dengan tahun
sebelumnya? beberapa kombinasi dari keduanya? bagaimana seharusnya data triwulanan digunakan
untuk menghasilkan peramalan tahunan? apakah pendekatan item per item untuk peramalan yang
digunakan untuk data tahunan berlaku sama baiknya untuk data kuartalan?. Seasonality adalah
fenomena yang lebih penting dalam perilaku penjualan dan penghasilan daripada yang dapat diduga
atau prediksi. Hal tersebut hadir untuk lebih dari sekedar perusahaan sektor ritel yang mendapat
keuntungan atas holiday sales.
Seasonality juga dihasilkan dari fenomena yang berhubungan dengan cuaca (misalnya, untuk
utilitas listrik dan gas, perusahaan konstruksi, dan produsen sepeda motor), pola pengenalan produk
baru (misalnya, untuk industri mobil ), dan faktor yang lainnya. Analisis perilaku deret waktu
pendapatan untuk perusahaan AS menunjukkan bahwa setidaknya beberapa seasonality hampir hadir
(terdapat) dalam setiap industri besar.
Adapun implikasi dari peramalan adalah bahwa seseorang tidak dapat hanya fokus pada
kinerja kuartal terakhir sebagai titik awal. Faktanya, terdapat bukti yang meramalkan pendapatan,
apabila seseorang hanya harus memilih kinerja satu kuartal sebagai dasar untuk meramalkan maka hal
tersebut menjadi kuartal yang sebanding pada tahun sebelumnya (bukan kuartal terakhir).
Perhatikan bagaimana temuan ini konsisten dengan laporan para analis atau pers keuangan pada saat
mereka membahas pengumuman pendapatan triwulanan, hampir selalu dievaluasi secara relatif
terhadap kinerja triwulan yang sebanding pada tahun sebelumnya (bukan triwulan terakhir)
Penelitian telah menghasilkan model yang dapat meramalkan penjualan, pendapatan, atau EPS
(berdasarkan pengamatan kuartal sebelumnya). Model-model ini tidak digunakan oleh banyak analis
karena mereka memiliki akses yang lebih banyak pada informasi daripada yang terdapat dalam model
sederhana tersebut. Meskipun demikian model tersebut berguna untuk membantu mereka yang tidak
terbiasa dengan behavior of earnings data untuk memahami bagaimana peramalan cenderung
berkembang dari waktu ke waktu. Selanjutnya terdapat salah satu model dari proses pendapatan yang
cocok untuk berbagai industri (Model Foster). Model tersebut menggunakan Qt untuk menunjukkan
pendapatan (atau EPS) untuk kuartal t, dan E (Qt) sebagai nilai yang diharapkan.
Foster menunjukkan bahwa model dengan formulir yang sama juga berfungsi baik dengan data
penjualan triwulanan. Bentuk model ini menegaskan pentingnya seasonality karena menunjukkan
bahwa titik awal peramalan untuk kuartal t adalah pendapatan empat kuartal yang lalu, Qt4. Hal tersebut
menyatakan bahwa ketika dibatasi hanya untuk menggunakan data pendapatan sebelumnya,
perkiraan pendapatan yang wajar untuk kuartal t mencakup elemen-elemen sebagai berikut:
• Pendapatan kuartal yang sebanding dengan tahun sebelumnya (Qt4);
• Tren jangka panjang dalam peningkatan pendapatan kuartalan dari tahun ke tahun (δ);
• Sebagian kecil (φ) dari peningkatan pendapatan kuartalan dari tahun ke tahun yang dialami baru-
baru ini (Qt 1 Qt 5)