Anda di halaman 1dari 33

Pendahuluan

Manajer memerlukan perkiraan bagi perencanaan dan menetapkan target kinerja; analis
perlu melakukan perkiraan untuk membantu mengkomunikasikan pandangan mereka mengenai
prospek ekonomi atau kegiatan usaha serta pengaruh lingkungan terhadap prospek tersebut atau
analis melakukan prakiraan untuk membantu mengkomunikasikan pandangan mereka mengenai
prospek perusahaan kepada investor; para bankir dan partisipan pasar keuangan memerlukan
prakiraan untuk menilai probabilitas terhadap pelunasan pinjaman yang diberikan. Selain itu,
banyak kondisi (mencakup, namun tidak terbatas pada analisis sekuritas) dimana perkiraan
berguna untuk membentuk suatu estimasi mengenai nilai perusahaan, suatu estimasi yang
akhirnya dapat dipandang sebagai upaya terbaik untuk menggambarkan dalam suatu ikhtisar
statistik tunggal mengenai pandangan manajer atau analis terhadap prospek perusahaan.
Analisis prospektif mencakup 2 hal yaitu peramalan dan penilaian yang secara bersamasama menunjukkan pendekatan terhadap peringkasan pandangan ke depan analis secara eksplisit.
Analisis kebutuhan yang akan datang sering disebut juga peramalan (forecasting). Suatu
kebijakan usaha memang tidak akan terlepas dari usaha untuk meningkatkan performansi dan
keberhasilan perusahaan, agar tujuan-tujuan tersebut dapat tercapai maka segala sesuatu yang
akan terjadi dimasa yang akan datang harus diantisipasi sedini mungkin agar segala sesuatunya
dapat berjalan dengan lancar. Usaha-usaha untuk mengantisipasi apa yang akan terjadi dimasa
yang akan datang tidak akan terlepas dari kegiatan peramalan atau Forecasting.
Forecasting atau peramalan adalah memperkirakan mengenai sesuatu yang belum pernah
terjadi dan memberikan upaya untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang, dan objek yang diramalkan dengan menggunakan metode metode tertentu.
Dalam suatu manufacturing peramalan merupakan langkah awal dalam penyusunan
Production Inventory Management, Manufacturing And Planning Control dan Manufacturing
Resource Planning, dimana objek yang akan diramalkan adalah kebutuhan. Pada industri yang
menganut sistem Make to Stock peramalan merupakan input utama, sedangkan pada industri
yang menganut Make to Order peramalan hanya merupakan bahan pertimbangan dalam
menentukan kebutuhan mesin.

Hubungan Antara Peramalan dengan Analisis Lainnya


Peramalan bukan merupakan suatu analisis yang terpisah karena hal ini hanyalah suatu
cara peringkasan dari apa yang dipelajari melalui analisis strategi, analisis akuntansi, serta
analisis keuangan. Sebagai contoh, suatu proyeksi terhadap kinerja masa depan TJX dimulai dari
awal tahun fiskal 2002 pada akhirnya harus didasarkan pada pemahaman terhadap berbagai
pertanyaan seperti berikut :

Dari analisis strategi bisnis : berapa lama strategi TJX dan keuntungan bersaingnya
menghasilkan tipe kinerja spektakuler seperti yang dilaporkan tahun lalu? Pada tingkat berapa
perusahaan dapat tumbuh baik di dalam jangka pendek maupun jangka panjang tanpa
mengorbankan keunggulan marjinnya? Akankah persaingan hendak meniru model retailnya

TJX?
Dari analisis akuntansi : apakah terdapat aspek akuntansi TJX yang menunjukkan bahwa
pendapatan dan aset masa lalu untuk dinyatakan terlalu besar, atau biaya serta kewajiban yang
dinyatakan terlalu kecil? Jika demikian, apa dampaknya terhadap laporan akuntansi di masa

mendatang?
Dari analisis keuangan : apa sumber kinerja yang unggul dari TJX? Apakah ini berkelanjutan?
Hasilnya adalah bahwa suatu peramalan bisa menjadi tidak lebih baik daripada analisis

strategi bisnis, analisis akuntansi, dan analisis keuangan yang mendasarinya. Namun terdapat
beberapa teknik dan pengetahuan yang dapat membantu seorang manajer atau analis untuk
menyusun prakiraan terbaik yang memungkinkan, kondisi yang telah dipelajari dari tahap-tahap
sebelumnya.
Teknik di dalam Membuat Suatu Peramalan
Struktur yang Menyeluruh dari Peramalan
Cara terbaik untuk memprakirakan kinerja masa depan adalah dengan melakukannya
secara komprehensif menghasilkan tidak hanya suatu prakiraan pendapatan, namun juga suatu
prakiraan terhadap arus kas maupun neraca. Suatu pendekatan komprehensif adalah berguna,
bahkan di dalam kasus dimana seseorang terutama mungkin tertarik terhadap sisi tunggal kinerja,
karena berhati-hati terhadap asumsi implisit yang tidak realistis. Sebagai contoh, apabila seorang
analis memprakirakan pertumbuhan di dalam penjualan dan pendapatan untuk beberapa tahun
tanpa pertimbangan eksplisit terhadap peningkatan yang disyaratkan di dalam modal kerja

maupun aset tetap serta pendanaan yang berkaitan, prakiraan bisa saja menanamkan asumsi yang
tidak masuk akal terhadap perputaran aset, leverage, atau infusi ekuitas.
Suatu pendekatan komprehensif melibatkan banyak prakiraan, namun di dalam sebagian
besar kasus mereka semuanya bertalian dengan perilaku dari beberapa pendorong utama.
Pendorong tersebut bervariasi sesuai dengan jenis usaha yang terkait, namun untuk usaha di luar
sektor jasa keuangan, prakiraan mengenai penjualan hampir selalu menjadi salah satu pendorong
utama, pendorong lainnya adalah marjin laba. Ketika perputaran aset diharapkan tetap stabil
sering merupakan asumsi yang realistis akun-akun modal kerja dan investasi di dalam aset
tetap harus melacak pertumbuhan penjualan dengan teliti. Sebagian besar beban utama juga
melacak penjualan, sesuai dengan perubahan yang diharapkan di dalam marjin labanya. Dengan
menghubungkan prakiraan tersebut dengan prakiraan penjualan, seseorang dapat menghindari
inkonsistensi internal dan asumsi implisit yang tidak realistis.
Dalam beberapa keadaan, manajer atau analis pada akhirnya tertarik pada prakiraan arus
kas, bukan pada laba bersih per saham. Namun demikian, prakiraan arus kas bahkan cenderung
di dalam praktik didasarkan pada angka-angka akuntansi, termasuk penjualan, laba, aset, dan
kewajiban. Tentu saja, pada prinsipnya memungkinkan untuk memindahkan secara langsung di
dalam memprakirakan arus kas arus masuk berasal dari

pelanggan, arus keluar kepada

pemasok buruh, dan sebagainya dan di dalam beberapa bisnis ini merupakan cara yang mudah.
Namun demikian di dalam sebagian besar kasus, prospek pertumbuhan, profitabilitas, investasi,
dan pendanaan yang diperlukan perusahaan lebih mudah disusun terkait dengan basis akrual baik
untuk penjualan, laba operasi, aset, maupun kewajiban. Selanjutnya jumlah ini dapat diubah ke
dalam ukuran arus kas dengan menyesuaikan berbagai pengaruh beban-beban non kas serta
berbagai pengeluaran untuk modal kerja dan aset tetap.
Sebagian besar pendekatan praktis untuk memprakirakan laporan keuangan perusahaan
berfokus pada proyeksi laporan keuangan ringkas dibandingkan dengan upaya untuk
memproyeksikan laporan keuangan lengkap yang disajikan oleh perusahaan. Terdapat beberapa
alasan untuk rekomendasi ini. Pertama, pendekatan ini melibatkan pembentukan seperangkat
asumsi yang relatif sederhana mengenai masa depan perusahaan sehingga analis akan memiliki
kemampuan yang lebih untuk memikirkan mengenai setiap asumsi dengan hati-hati. Prakiraan
rinci setiap item baris mungkin akan sangat membosankan dan mungkin analis tidak memiliki
dasar yang baik untuk menyusun semua asumsi yang diperlukan bagi prakiraan semacam ini.

Selanjutnya, sebagian besar tujuan dari laporan keuangan ringkas adalah semua yang diperlukan
untuk analisis dan pengambilan keputusan.
Laporan laba rugi ringkas meliputi elemen-elemen, yakni penjualan, NOPAT (Net
Operating Profits After Tax), beban bunga bersih setelah pajak, pajak, dan laba bersih. Neraca
ringkas terdiri dari modal kerja operasi bersih, aset tidak lancar bersih, kewajiban bersih, dan
ekuitas. Prakiraan ini akan dilakukan dimulai dengan neraca pada awal periode prakiraan.
Asumsi mengenai bagaimana menggunakan awal neraca dan menjalankan operasi perusahaan
akan menuntun kepada laporan laba rugi selama periode prakiraan, asumsi mengenai investasi ke
dalam modal kerja dan aset tidak lancar, serta bagaimana membiayai aset-aset ini, menghasilkan
neraca di akhir periode prakiraan.
Untuk memprakirakan laporan laba rugi ringkas, perlu memulainya dengan suatu asumsi
mengenai periode penjualan berikutnya. Di luar itu, asumsi mengenai marjin NOPAT, suku
bunga pada awal hutang, dan tarif pajak adalah semua yang diperlukan untuk mempersiapkan
laporan laba rugi ringkas selama periode tersebut.
Di dalam memprakirakan neraca ringkas untuk akhir periode (atau yang sebanding, awal
periode berikutnya), perlu membentuk asumsi tambahan berikut : rasio modal kerja operasi
terhadap penjualan untuk mengestimasi tingkat modal kerja yang dibutuhkan untuk mendukung
penjualan tersebut, rasio aset tidak lancar operasi bersih terhadap penjualan tahun berikutnya
untuk menghitung tingkat yang diharapkan dari aset tidak lancar operasi bersih, serta rasio
kewajiban bersih terhadap modal untuk mengestimasi tingkat hutang dan ekuitas yang
diperlukan untuk membiayai jumlah aset yang diestimasi di dalam neraca.
Ketika mendapatkan neraca dan laporan laba rugi ringkas, relatif mudah untuk menghitung
laporan arus kas ringkas, termasuk arus kas operasi sebelum investasi modal kerja, arus kas
operasi setelah investasi modal kerja, arus kas bebas yang tersedia bagi hutang dan ekuitas, dan
arus kas bebas yang tersedia bagi ekuitas. Berikut akan dijelaskan bagaimana menyusun asumsi
yang diperlukan untuk memprakirakan laporan keuangan ringkas.
Memulai : Titik Permulaan
Setiap prakiraan setidaknya harus memiliki tolok ukur awal atau titik permulaan
sejumlah gagasan mengenai bagaimana suatu jumlah tertentu, seperti penjualan atau laba
diperkirakan akan berperilaku dalam ketiadaan informasi yang rinci. Sebagai contoh, di dalam
mulai merenungkan profitabilitas tahun fiskal 2002 bagi TJX, seseorang harus memulai pada

suatu tempat. Sebuah kemungkinan dimulai dengan kinerja tahun 2001. Titik awal lainnya
mungkin kinerja tahun 2001 yang disesuaikan dengan tren terbaru. Kemungkinan ketiga yang
nampaknya masuk akal namun sesuatu yang umumnya ternyata tidak berguna adalah kinerja
rata-rata selama beberapa tahun sebelumnya.
Pada saat seseorang telah menyelesaikan analisis strategi bisnis, analisis akuntansi, dan
analisis keuangan yang rinci, maka prakiraan yang dihasilkan mungkin berbeda secara signifikan
dari titik awalnya. Namun demikian, hanya untuk tujuan memiliki suatu titik awal yang akan
membantu di dalam menjangkar analisis yang rinci, berguna untuk mengetahui bagaimana
beberapa statistik keuangan kunci berperilaku di dalam rata-rata.
Dalam kasus beberapa statistik kunci, seperti laba, titik permulaan yang hanya didasarkan
pada perilaku sebelumnya dari angka lebih kuat dibandingkan dengan yang mungkin
diperkirakan. Riset menunjukkan bahwa beberapa tolok ukur semacam ini untuk laba tidak jauh
kurang akurat dibandingkan dengan prakiraan oleh analis sekuritas yang profesional, yang
memiliki akses terhadap seperangkat informasi yang berharga. Jadi, tolok ukur sering bukan
hanya merupakan titik permulaan yang baik namun juga dekat dengan angka prakiraan dari
analisis rinci. Penyimpangan yang besar dari tolok ukur dapat disesuaikan hanya dalam kasus
dimana situasi perusahaan menunjukkan tidak biasa (kondisi luar biasa).
Titik permulaan yang layak bagi prakiraan angka-angka akuntansi kunci dapat didasarkan
pada bukti-bukti yang dirangkum di bawah ini. Bukti semacam ini mungkin juga berguna untuk
memeriksa kelayakan dari suatu prakiraan yang lengkap.
Perilaku Pertumbuhan Penjualan
Tingkat pertumbuhan penjualan cenderung untuk menjadi mean-reverting. Perusahaan
dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang berada di atas atau di bawah rata-rata sepanjang
waktu cenderung untuk kembali ke suatu tingkat yang normal (secara historis untuk perusahaanperusahaan United States berkisar antara 7% hingga 9%) dalam waktu 3 sampai dengan 10
tahun. Gambar 6-1 membuktikan kebenaran efek ini dari tahun 1984 sampai dengan 2001 untuk
seluruh perusahaan publik United States yang dicakup oleh database COMPSTAT. Seluruh
perusahaan diperingkat berkaitan dengan tingkat pertumbuhan penjualannya di tahun 1984
(tahun I) dan dibentuk menjadi 5 (lima) portofolio didasarkan pada peringkat relatif dari tingkat
pertumbuhan penjualan di tahun tersebut. Perusahaan-perusahaan di dalam portofolio 1 memiliki
ranking terbaik untuk pertumbuhan penjualan di atas 20% pada tahun 1984, dan yang berada di

dalam portofolio 2 berikutnya turun di bawah 20%, sehingga untuk portofolio 5 adalah yang
peringkat pertumbuhan penjualannya berada di bawah 20%. Tingkat pertumbuhan penjualan
perusahaan di tiap portofolio ini ditelusur dari tahun 1984 sampai 9 tahun berikutnya (tahun ke-2
sampai dengan tahun ke-10). Percobaan yang sama diulangi dengan tahun 1988 dan selanjutnya
tahun 1992 sebagai tahun dasar (tahun 1). Hasilnya dirata-rata diantara ke-3 percobaan tersebut
dan hasil tingkat pertumbuhan dari tiap 5 (lima) portofolio untuk tahun 1 sampai dengan 10
dipetakan di dalam Gambar 6-1.

Gambar ini menunjukkan bahwa pada mulanya kelompok perusahaan dengan pertumbuhan
tertinggi tingkat pertumbuhan penjualan lebih dari 60% mengalami suatu penurunan tingkat
penjualan berkisar 13% dalam waktu 2 (dua) tahun dan tidak pernah di atas 16% dalam 7 (tujuh)
tahun berikutnya. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan awal terendah,
minus 17%, mengalami suatu peningkatan tingkat pertumbuhan sampai sekitar 6% pada tahun
ke-5, dan rata-rata pertumbuhan per tahun berkisar 8% di tahun ke-6 sampai dengan ke-10.
Satu penjelasan untuk pola pertumbuhan penjualan yang terlihat pada Gambar 6-1 adalah
bahwa untuk industri dan perusahaan-perusahaan yang telah mencapai tahap dewasa, tingkat
pertumbuhannya melambat karena adanya kejenuhan permintaan dan persaingan intraindustri.
Oleh karena itu, bahkan ketika suatu perusahaan berkembang pesat, umumnya tidak realistis
untuk memperkirakan pertumbuhan yang tinggi saat ini tanpa batas. Tentu saja, seberapa cepat

tingkat pertumbuhan suatu perusahaan kembali ke rata-rata tergantung pada karakteristik industri
dan posisi persaingan di dalam suatu industri.
Perilaku Laba
Laba ditunjukkan, dalam rata-rata, untuk mengikuti suatu proses yang dapat didekati
dengan suatu cara acak atau cara acak dengan tendensi. Jadi, laba-laba tahun lalu merupakan
suatu titik awal yang baik di dalam mempertimbangkan potensi laba masa depan. Masuk akal
dengan menyesuaikan tolok ukur yang sederhana ini untuk perubahan laba kuartal terakhir
(yakni, perubahan relatif terhadap perbandingan kuartal tahun lalu setelah mengendalikan untuk
tren jangka panjang di dalam serinya). Bahkan suatu prakiraan dengan cara random yang
sederhana seseorang yang memprediksi laba tahun berikutnya sama dengan laba tahun
sebelumnya adalah berguna yang mengherankan. Satu kajian membuktikan kebenaran bahwa
prakiraan tahun depan oleh analis profesional hanyalah 22% lebih akurat (dalam rata-rata)
dibandingkan dengan suatu prakiraan dengan cara acak yang sederhana. Dengan demikian, suatu
prakiraan laba akhir biasanya akan tidak berbeda secara dramatis dengan suatu tolok ukur
dengan cara acak.
Implikasi dari bukti tersebut adalah bahwa dalam mulai merenungkan kemungkinan laba
masa depan suatu angka yang berguna untuk memulai adalah dengan laba tahun lalu, tingkat
rata-rata laba selama beberapa tahun sebelumnya tidaklah berguna. Tren jangka panjang di dalam
laba cenderung bertahan secara rata-rata, sehingga layak untuk dipertimbangkan. Apabila data
kuartalan juga disertakan, selanjutnya beberapa pertimbangan biasanya harus diberikan terhadap
setiap penyimpangan dari tren jangka panjang yang terjadi di dalam kuartal terakhir. Bagi
sebagian besar perusahaan, perubahan terkini cenderung berulang secara parsial dalam kuartal
berikutnya.
Perilaku Return on Equity (ROE)
Mengingat bahwa laba masa lalu berfungsi sebagai tolok ukur yang berguna bagi laba
masa depan, seseorang akan mengharapkan hal yang sama atas tingkat pengembalian terhadap
investasi, seperti ROE. Bagaimanapun, itu tidak demikian halnya karena dua alasan, yakni :
1. Walaupun rata-rata perusahaan cenderung bertahan pada tingkat laba saat ini, hal tersebut
bukanlah benar bagi perusahaan dengan tingkat ROE yang tidak biasa. Perusahaan dengan
tingkat ROE tinggi (rendah) yang tidak normal cenderung mengalami penurunan
(peningkatan) laba.

2. Perusahaan dengan ROE yang lebih tinggi cenderung untuk memperluas basis investasi
mereka lebih cepat dibandingkan dengan lainnya, yang menyebabkan penyebut dari ROE
akan meningkat. Tentu saja jika perusahaan bisa memperoleh keuntungan atas investasi
barunya yang sesuai dengan keuntungan terdahulu, maka tingkat ROE akan dipertahankan.
Bagaimanapun, berbagai perusahaan mengalami kesulitan untuk mencapai hal tersebut.
Perusahaan dengan ROE yang lebih tinggi cenderung untuk menemukan bahwa, seiring
berjalannya waktu, pertumbuhan laba mereka tidak bisa seiring dengan pertumbuhan dasar
investasinya, dan ROE pada akhirnya jatuh.
Perilaku yang dihasilkan ROE dan ukuran-ukuran lain dari tingkat pengembalian atas
investasi ditandai sebagai "mean-reverting : perusahaan dengan tingkat pengembalian atas
investasi di atas atau di bawah rata-rata cenderung untuk kembali ke tingkatan normal dari waktu
ke waktu (untuk ROE, secara historis berkisar 10 sampai dengan 15 persen untuk perusahaanperusahaan US) dalam waktu tidak lebih dari sepuluh tahun. Gambar di bawah ini (6-2)
mendokumentasikan pengaruh tersebut untuk perusahaan-perusahaan US dari tahun 1984 sampai
dengan tahun 2001. Semua perusahaan diperingkat berdasarkan ROE dalam 1984 (tahun 1) dan
dikelompokkan ke dalam 5 (lima) portofolio. Perusahaan yang berada dalam portofolio 1
mempunyai kisaran ROE di atas 20 persen dan perusahaan yang ada pada portofolio 5
mempunyai ROE di bawah minus 20 persen. Rata-rata ROE perusahaan di setiap lima portofolio
ini kemudian ditelusuri sepanjang sembilan tahun berikutnya (tahun 2 sampai 10). Eksperimen
yang sama diulangi dengan tahun 1988 dan 1992 sebagai tahun dasar (tahun 1), dan tahun
berikutnya sebagai tahun +2 sampai dengan +10. Gambar berikut ini (6-2) mem-plot rata-rata
ROE untuk tiap portofolio di tahun 1 sampai dengan 10 yang dirata-ratakan dari ketiga
eksperimen ini.
Meskipun kelima portofolio diawali di tahun 1 dengan suatu kisaran ROE yang lebar (-49
persen sampai dengan +29 persen), sampai tahun 10 pola mean-reversion terlihat jelas.
Kelompok perusahaan yang di awal paling banyak mendapatkan keuntungan dengan ROE ratarata 29 persen mengalami penurunan mencapai 19,8 persen dalam tiga tahun. Pada tahun ke-10
kelompok perusahaan ini memiliki ROE sebesar 16 persen. Perusahaan yang pada awalnya
memiliki ROE paling rendah (-49 persen) mengalami suatu peningkatan yang dramatis dan lalu
mendatar pada tingkat 7,5 persen di tahun 10.

Pola di dalam gambar 6-2 bukanlah kebetulan, tepatnya adalah apa yang dalam persaingan
ekonomi akan diprediksi. Kecenderungan ROE yang tinggi untuk jatuh adalah refleksi dari
profitabilitas tinggi yang akan menarik persaingan, sedangkan kecenderungan ROE yang rendah
untuk meningkat mencerminkan mobilitas modal dari usaha produktif ke arah lainnya yang lebih
menguntungkan.
Meskipun kecenderungan umum didokumentasikan dalam gambar 6-2, ada beberapa
perusahaan yang mungkin ROE-nya tetap berada di atas atau di bawah tingkat normal untuk
jangka waktu yang lama. Dalam beberapa kasus fenomena tersebut mencerminkan kekuatan dari
keuntungan kompetitif yang berkesinambungan (misalnya, Wal-Mart), namun dalam kasus lain,
adalah murni sebuah artefak metode akuntansi konservatif. Sebuah contoh yang baik dari
fenomena terakhir di US adalah perusahaan farmasi, yang aset ekonominya besar, nilai tak
berwujud dari penelitian dan pengembangan, tidak dibukukan di dalam laporan posisi keuangan
dan karena itu tidak diperhitungkan di dalam penyebut ROE. Untuk perusahaan-perusahaan itu,
salah satu yang bisa diharapkan adalah ROE-nya tinggi lebih dari 20 persen dalam jangka
panjang, bahkan dalam menghadapi kekuatan-kekuatan kompetitif yang kuat.
Perilaku dari Komponen-komponen ROE
Perilaku tingkat pengembalian atas ekuitas dapat dianalisis lebih lanjut dengan melihat
perilaku dari komponen utamanya. ROE dan profit margin dihubungkan sebagai berikut :

ROE = Operating ROA + (Operating ROA Net Interest Rate After Tax) x Net Financial
Leverage.
= NOPAT margin x Operating Asset Turnover + Spread x Net Financial Leverage.
Perilaku time series dari komponen ROE untuk perusahaan-perusahaan US dari tahun 1984
sampai dengan 2001 ditunjukkan oleh berbagai peraga berikut.
Beberapa kesimpulan utama yang dapat ditarik dari angka-angka ini:
1. Perputaran aset operasi cenderung agak stabil, sebagian karena begitu banyak fungsi dari
teknologi industri. Satu-satunya pengecualian terhadap hal ini adalah kelompok perusahaan
dengan perputaran aset yang sangat tinggi, yang cenderung agak menurun dari waktu ke
waktu sebelum menjadi stabil.
2. Leverage keuangan bersih juga cenderung stabil, hanya karena kebijakan manajemen
terhadap struktur modal tidak sering berubah.
3. Marjin NOPAT dan spread berdiri sebagai komponen ROE yang paling variabel, apabila
kekuatan persaingan menggerakkan ROE abnormal menuju ke tingkat yang lebih normal,
perubahan itu paling mungkin tiba dalam bentuk perubahan di dalam marjin keuntungan dan
spread. Perubahan spread itu sendiri didorong oleh perubahan di dalam marjin NOPAT,
karena biaya pinjaman kemungkinan akan tetap stabil jika leverage juga stabil.
Sebagai rangkuman, marjin laba, seperti ROE, dari waktu ke waktu cenderung didorong
oleh persaingan ke arah tingkat yang normal. Apa yang merupakan normal sangat bervariasi
sesuai dengan teknologi yang digunakan dalam industri dan strategi perusahaan yang ditempuh,
baik yang mempengaruhi turnover maupun leverage. Dalam suatu keseimbangan yang benarbenar kompetitif, marjin laba seharusnya tetap tinggi bagi perusahaan-perusahaan yang harus
beroperasi dengan turnover rendah, demikian pula sebaliknya.
Pembahasan di atas mengenai tingkat pengembalian dan margin berarti bahwa titik tolak
yang wajar untuk peramalan seperti statistik harus dipertimbangkan lebih dari sekedar
pengamatan yang terbaru. Seseorang seharusnya juga mempertimbangkan apakah tingkat atau
margin berada di atas atau di bawah tingkat yang normal. Jika demikian, maka ketiadaan
informasi rinci yang berlawanan, seseorang akan memperkirakan beberapa pergerakan dari
waktu ke waktu menuju ke norma tersebut. Tentu saja tendensi sentral ini mungkin harus diatasi
dalam beberapa kasus, misalnya di mana perusahaan telah membentuk hambatan untuk

kompetisi yang dapat melindungi margin, bahkan untuk waktu yang lama. Bagaimanapun
pelajaran dari bukti-bukti yang ada adalah bahwa kasus tersebut tidak biasa.
Berbeda dengan tingkat keuntungan dan margin, masuk akal untuk mengasumsikan bahwa
perputaran aset, leverage keuangan, dan tingkat bunga bersih relatif tetap konstan dari waktu ke
waktu. Kecuali terjadi perubahan yang jelas di dalam teknologi atau kebijakan keuangan di masa
mendatang, suatu titik tolak yang layak untuk mengasumsikan berbagai variabel ini adalah
tingkat pada periode berjalan. Satu-satunya pengecualian terhadap hal ini kemungkinan adalah
perusahaan dengan perputaran aset sangat tinggi yang mengalami beberapa penurunan di dalam
rasio ini sebelum menjadi stabil, atau perusahaan-perusahaan dengan hutang bersih yang sangat
rendah (biasanya negatif) terhadap modal yang muncul untuk meningkatkan leverage sebelum
menjadi stabil.
Ketika kita melanjutkan langkah-langkah yang tercakup di dalam menghasilkan perkiraan
rinci, pembaca akan mencatat bahwa kita akan mendapatkan pengetahuan atas perilaku dari
angka-angka akuntansi sampai batas tertentu. Namun, penting untuk diingat bahwa pengetahuan
atas perilaku rata-rata tidak akan sesuai untuk semua perusahaan. Seni di dalam analisis laporan
keuangan tidak hanya menuntut untuk mengetahui pola yang "normal" namun juga harus
memiliki keahlian di dalam mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang tidak akan mengikuti
norma.
Melakukan Peramalan
Di sini kita meringkas langkah-langkah yang dapat diikuti dalam menghasilkan prakiraan
yang menyeluruh. Pembahasan mengasumsikan bahwa perusahaan yang dianalisis adalah
diantara mayoritas yang sangat banyak dimana ramalannya akan layak dibawakan oleh prakiraan
penjualan. Kami menggunakan contoh TJX, pengecer diskon untuk mengilustrasikan mekanisme
peramalan. Akan digunakan kinerja untuk tahun fiskal yang berakhir 31 Januari 2002 (tahun
fiskal 2001) sebagai titik awal di dalam melakukan analisis. Tabel 6-1 menunjukkan asumsiasumsi peramalan untuk tahun fiskal 2002 sampai dengan 2011. Tabel 6-2 menunjukkan laporan
laba rugi yang diperkirakan untuk tahun fiskal yang sama, dan neraca awal tahun untuk tahun
fiskal 2003-2011 (bahwa untuk fiskal 2002 adalah neraca aktual yang dilaporkan oleh
perusahaan untuk tahun yang berakhir 31 Januari 2002 ).

Peramalan Satu Tahun ke Depan


Sebagaimana disebutkan di atas, kita memiliki neraca aktual untuk awal tahun keuangan
2002, sehingga tidak diperlukan ramalan ini. Secara umum membuat suatu laporan prakiraan
laba rugi jangka pendek, seperti satu tahun kedepan, sering merupakan ekstrapolasi yang mudah
dari kinerja terkini. Ini terutama merupakan pendekatan yang berlaku untuk perusahaan yang
sudah mantap seperti TJX karena beberapa alasan. Pertama, perusahaan tidak mungkin
mempengaruhi perubahan besar di dalam kebijakan operasi dan pembiayaan dalam jangka
pendek, kecuali di tengah-tengah program restrukturisasi. Kedua, awal tahun neraca untuk suatu
tahun tertentu akan menempatkan kendala aktivitas operasi selama tahun fiskal. Misalnya,
persediaan pada awal tahun akan menentukan sampai batas tertentu kegiatan penjualan selama
tahun berjalan, toko beroperasi pada awal tahun juga menentukan sampai taraf tertentu tingkat
penjualan yang akan dicapai sepanjang tahun. Dengan kata lain, karena pembahasan kita di atas
menunjukkan bahwa perputaran aset bagi perusahaan biasanya tidak berubah secara signifikan
dari waktu ke waktu, penjualan pada beberapa periode sampai taraf tertentu dibatasi oleh awal
periode aset yang ditempatkan di neraca perusahaan. Tentu saja, memungkinkan untuk mencapai
beberapa fleksibilitas di dalam hal ini, jika ada rencana eksplisit untuk mengembangkan aset baik
secara signifikan selama tahun berjalan (misalnya, melalui pembukaan toko baru dalam kasus
TJX), atau melalui perubahan dalam pemanfaatan aset (untuk misalnya, perubahan dalam
penjualan toko yang sama di dalam kasus TJX).
Dengan kerangka pikir ini, asumsi kami bagi TJX untuk tahun fiskal 2002 adalah sebagai
berikut : kami berasumsi bahwa penjualan akan tumbuh sebesar 12 persen. Tingkat pertumbuhan
penjualan ini pada dasarnya adalah sama dengan tingkat pertumbuhan aktual yang dicapai di
tahun fiskal 2001, dan didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan membangun aset selama tahun
2001 dengan harapan untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang sama seperti pada tahun
sebelumnya. Tingkat pertumbuhan ini menyebabkan tingkat penjualan yang diharapkan pada
tahun fiskal 2002 sebesar $11.994 miliar. Implikasi dari rasio modal kerja bersih awal terhadap
penjualan sebesar 2,5 persen, dan rasio aset jangka panjang awal terhadap penjualan adalah 10,5
persen, atau total dari rasio aset operasi bersih terhadap penjualan adalah 13 persen. Hal ini
sejalan dengan rasio aset operasi bersih perusahaan terhadap penjualan selama dua tahun
sebelumnya, yakni berturut-tururt sebesar 12,2 persen dan 13,5 persen.

Perhatikan bahwa neraca awal tahun pada permulaan peramalan sudah diberikan. Oleh
karena itu, kami akan memulainya pada tingkat aset tersebut. Jadi kita bisa membuat asumsi
tentang tingkat pertumbuhan penjualan dan memeriksa implikasi rasio aset bersih awal terhadap
penjualan untuk kelayakannya, atau membuat asumsi mengenai rasio aset bersih awal terhadap
penjualan untuk tahun ini, dan memeriksa implikasi kelayakan tingkat pertumbuhan penjualan.
Dengan kata lain, kita bebas untuk membuat hanya satu dari dua asumsi apakah pertumbuhan
penjualan atau perputaran aset bersih. Di tahun-tahun berikutnya dalam cakrawala peramalan,

kami melonggarkan berbagai kendala ini karena kita dapat membangun sebuah awal yang
diinginkan baik neraca dan laporan laba rugi untuk tahun-tahun berikutnya.
Asumsi lain yang kita buat untuk fiskal 2002 adalah bahwa marjin NOPAT-nya akan
sebesar 4,5 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan marjin luar biasa tinggi yang
dicapai perusahaan dalam dua tahun sebelumnya (yakni masing-masing 5,8 persen dan 4,8
persen). Perhatikan bahwa kecenderungan time-series di dalam marjin NOPAT yang dibahas
sebelumnya menunjukkan bahwa perusahaan dengan marjin yang sangat tinggi cenderung
mengalami penurunan bertahap di dalam marjinnya dari waktu ke waktu. Asumsi kita untuk
fiskal 2002 mulai mencerminkan kecenderungan ini.
Asumsi ketiga yang kita buat dalam rangka meramalkan laporan laba rugi TJX untuk fiskal
2003 berkaitan dengan biaya utang setelah pajak. Kita tahu tingkat awal hutang perusahaan serta
rasio hutang awal terhadap modal untuk tahun fiskal 2002, berdasarkan laporan posisi keuangan
aktual perusahaan pada saat itu. Rasio ini agak mirip dengan rasio pada awal tahun fiskal
sebelumnya. Oleh karena itu, adalah wajar untuk menganggap bahwa tingkat bunga hutang
perusahaan akan kurang lebih sama dengan tingkat bunga efektif pada tahun sebelumnya, yaitu
sekitar 10,8 persen. Dengan tarif pajak diasumsikan sebesar 3,5 persen, tingkat bunga setelah
pajak adalah 7 persen.
Asumsi ini bersama-sama akan menuntun kepada proyeksi atas laba bersih sebesar $524,9
juta pada tahun fiskal 2002 dibandingkan dengan laba bersih yang dilaporkan sebesar $500,4 juta
pada tahun fiskal 2001.
Peramalan untuk Tahun Kedua sampai dengan Kesepuluh
Dalam pembuatan ramalan jangka panjang, seperti untuk tahun pertama sampai sepuluh,
kita bisa mengandalkan perilaku time-series berbagai rasio kinerja yang telah kita bahas
sebelumnya. Kami akan menganggap bahwa laju pertumbuhan penjualan yang relatif tinggi dari
TJX akan menurun dari 12 persen pada tahun 2002 secara bertahap, dengan setengah persen per
tahun, mencapai tingkat 8 persen di tahun 2011. Melewati tahun 2011, kita asumsikan bahwa
tingkat pertumbuhan penjualan akan stabil pada 8 persen per tahun.
Kami menganggap pola yang sama dari penurunan marjin NOPAT dari waktu ke waktu,
sekali lagi konsisten dengan kecenderungan time-series yang kita dokumentasikan sebelumnya
untuk perusahaan dengan NOPAT awal yang tinggi. Sementara TJX jelas memiliki banyak
keunggulan kompetitif atas pesaingnya, adalah bijaksana untuk berasumsi, mengingat sejarah

perusahaan-perusahaan US, bahwa keuntungan ini akan turun setengah persen per tahun, dari 4,5
persen pada tahun 2002 menjadi 2,0 persen pada tahun 2007 . Setelah itu, kita berasumsi bahwa
penurunan marjin akan lebih lambat, sebesar 0,1 persen per tahun, untuk mencapai tingkat 1,6
persen pada tahun 2010. Pada saat itu kita akan mengasumsikan bahwa marjin NOPAT akan
telah mencapai kondisi mapan dan akan tetap berada pada tingkat tersebut di tahun-tahun
berikutnya.
Mengingat perputaran aset secara umum menunjukkan kecenderungan time series yang
mendatar dan karena TJX dikenal dengan kemampuannya di dalam pemanfaatan aset yang
sangat baik (manajemen persediaan dan kinerja penjualan per-toko), kita akan mengasumsikan
bahwa rasio modal kerja awal operasi terhadap penjualan dan rasio aset jangka panjang awal
terhadap penjualan akan tetap tidak berubah selama periode peramalan secara keseluruhan. Jadi
kita menganggap bahwa rasio modal kerja awal operasi terhadap penjualan akan tetap sebesar
2,5 persen dari tahun 2003 sampai dengan 2011, dan seterusnya. Kita juga menganggap bahwa
rasio aset jangka panjang awal terhadap penjualan akan tetap sebesar 10,5 persen selama periode
ini.
Kami membuat asumsi yang sama untuk kebijakan struktur modal perusahaan. Perusahaan
memiliki kebijakan pembiayaan yang relatif konservatif dengan 13,6 persen untuk rasio hutang
terhadap modal bersih di awal tahun 2002. Kami berasumsi bahwa rasio ini akan tetap pada
tingkat tersebut selama seluruh periode peramalan. Asumsi mengenai kebijakan struktur modal
yang konstan konsisten dengan pola umum yang diamati pada data historis yang dibahas
sebelumnya. Karena kami terus berpegang pada modal konstan, kita dapat mengasumsikan
bahwa tingkat suku bunga pinjaman perusahaan juga tetap tidak berubah, yakni 10,8 persen
sebelum pajak, atau 7 persen setelah pajak.
Dengan asumsi itu adalah tugas yang mudah untuk mendapatkan laporan laba rugi yang
diperkirakan untuk tahun fiskal 2002-2011, dan neraca awal untuk tahun 2003 sampai tahun
2011, seperti yang ditunjukkan dalam tabel 6-2. Berdasarkan perkiraan penjualan TJX ini akan
tumbuh menjadi 27,3 miliar dolar pada tahun 2011. Pada awal 2011, TJX akan memiliki basis
aset bersih $3.54 miliar. Perputaran modal awal akan berada pada 34,5 persen pada tahun 2002.
Secara bertahap akan menurun dari tingkat tinggi ke 13,1 persen pada tahun 2011, suatu tingkat
sedikit diatas biaya ekuitas.
Peramalan Arus Kas

Setelah kami memiliki prakiraan terhadap laporan laba rugi dan neraca, maka mudah untuk
mendapatkan laporan arus kas tahun 2002-2011. Perhatikan bahwa kita perlu untuk meramalkan
neraca awal untuk 2012 untuk menghitung arus kas untuk tahun 2011. Neraca ini tidak
ditampilkan dalam tabel 6-2. Untuk tujuan ilustrasi, kita asumsikan bahwa semua pertumbuhan
penjualan dan semua rasio neraca tetap sama pada tahun 2012 dan hitunglah arus kas untuk
tahun 2011. Arus kas untuk modal adalah sama dengan NOPAT dikurangi kenaikan di dalam
modal kerja bersih dan aset bersih jangka panjang. Arus kas untuk ekuitas adalah aliran kas
untuk modal dikurangi bunga bersih setelah pajak ditambah kenaikan hutang bersih. Kedua set
peramalan arus kas ini disajikan dalam tabel 6-2.

Analisis Sensitivitas
Proyeksi yang telah dibahas sejauh ini tidak lebih dari sebuah prakiraan terbaik. Manajer
dan analis terutama tertarik pada berbagai kemungkinan yang lebih luas. Misalnya, dalam
mempertimbangkan kemungkinan bahwa pendanaan jangka pendek diperlukan, akan lebih
bijaksana untuk menghasilkan proyeksi yang didasarkan pada pandangan yang lebih pesimis
terhadap keuntungan dan perputaran aset. Atau, seorang analis yang memperkirakan nilai TJX

harus mempertimbangkan sensitivitas estimasi terhadap asumsi kunci mengenai pertumbuhan


penjualan, marjin laba, dan pemanfaatan aset. Bagaimana jika TJX mampu mempertahankan
keunggulan bersaing yang melebihi dari yang disumsikan dalam peramalan di atas? Bagaimana
jika TJX tidak mampu mempertahankan tingkat pemanfaatan aset yang tinggi seperti yang
diasumsikan?
Tidak

terdapat

batasan

terhadap

jumlah

kemungkinan

skenario

yang

dapat

dipertimbangkan. Satu pendekatan sistematik untuk melakukan analisis sensitivitas adalah mulai
dengan asumsi utama yang mendasari serangkaian ramalan dan kemudian menguji sensitivitas
terhadap asumsi-asumsi dengan ketidakpastian terbesar dalam situasi tertentu. Misalnya, jika
perusahaan mengalami pola marjin kotor yang berubah-ubah di masa lalu, penting untuk
membuat proyeksi dengan menggunakan berbagai jenis marjin. Atau, jika perusahaan telah
mengumumkan perubahan signifikan dalam strategi ekspansi, asumsi pemanfaatan aset mungkin
akan lebih pasti. Dalam menentukan kemana menginvestasikan waktu seseorang dalam
menjalankan analisis sensitivitas, karena itu penting untuk mempertimbangkan pola kinerja
historis, perubahan kondisi industri, dan perubahan strategi bersaing perusahaan.
Musiman dan Peramalan Sementara
Sejauh ini kita hanya berkutat dengan perkiraan tahunan. Namun, terutama bagi para analis
surat-surat berharga yang ada di US, peramalan hanya merupakan sebuah permainan triwulanan.
Peramalan kuartal demi kuartal akan menimbulkan sekumpulan pertanyaan baru. Seberapa
penting musiman itu? Apa yang dimaksud dengan titik awal yang berguna kinerja kuartalan
terbaru? Apakah kuartal yang dapat diperbandingkan di tahun sebelumnya? Apakah beberapa
kombinasi dari keduanya? Bagaimana seharusnya data kuartalan digunakan di dalam
menghasilkan suatu prakiraan tahunan? Apakah pendekatan item demi item untuk
memprakirakan seperti yang digunakan untuk data tahunan juga dapat diterapkan sebaik untuk
data triwulanan? Pertimbangan penuh atas pertanyaan ini terletak di luar lingkup bab ini, tetapi
kita dapat mulai untuk menjawab beberapa darinya.
Musiman merupakan fenomena yang lebih penting terkait dengan perilaku penjualan dan
laba dari yang dapat kita perkirakan. Hal ini tidak hanya ditunjukkan oleh perusahaanperusahaan sektor ritel yang memperoleh keuntungan dari penjualan di masa liburan. Musiman
juga sebagai akibat dari fenomena berhubungan dengan cuaca (misalnya, penggunaan listrik dan
gas, perusahaan konstruksi, dan produsen sepeda motor), pola pengenalan produk baru (misalnya

untuk industri otomotif), dan berbagai faktor lainnya. Analisis time series dari perilaku laba bagi
perusahaan-perusahaan US menyatakan bahwa sedikitnya beberapa musiman hadir di hampir
semua industri besar.
Implikasi dari peramalan adalah bahwa seseorang tidak dapat berfokus hanya pada kinerja
kuartal terbaru sebagai titik permulaan. Sebenarnya bukti menunjukkan bahwa dalam peramalan
laba, jika salah satu harus memilih hanya satu kinerja kuartal sebagai titik awal, yakni kuartal
yang dapat diperbandingan dengan tahun sebelumnya, bukan kuartal terkini. Perhatikan
bagaimana temuan ini konsisten dengan laporan analis atau pers keuangan, ketika mereka
membahas pengumuman laba triwulanan, hampir selalu dievaluasi relatif terhadap kinerja
kuartal yang dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya, bukan kuartal terkini.
Penelitian telah menghasilkan model untuk memprakirakan penjualan, laba, atau EPS yang
hanya didasarkan pada pengamatan kuartal sebelumnya. Model tersebut tidak digunakan oleh
banyak analis, karena analis memiliki akses informasi yang lebih dari yang terkandung di dalam
model sederhana tersebut. Namun, model ini berguna untuk membantu mereka yang tidak
terbiasa dengan data berkaitan dengan perilaku laba untuk memahami bagaimana kecenderungan
berkembang melalui waktu. Pandangan seperti ini dapat memberikan latar belakang umum yang
berguna, sebuah titik awal di dalam peramalan yang dapat disesuaikan untuk mencerminkan
rincian yang tidak terungkap dalam riwayat pendapatan, atau pemeriksaan yang layak terhadap
perkiraan yang rinci.
Penggunaan Qt untuk menunjukkan laba atau EPS untuk kuartal t, dan E(Qt) sebagai nilai
yang diharapkan, salah satu model mengenai proses laba yang sesuai baik di berbagai industri
adalah yang disebut model Foster :

Foster menunjukkan bahwa model dengan format yang sama juga bekerja baik dengan data
penjualan.
Bentuk model Foster menegaskan pentingnya faktor musiman karena menunjukkan bahwa
titik awal untuk memprakirakan pada kuartal t adalah empat kuartal laba sebelumnya, yakni Qt-4.
Ia menyatakan bahwa, bila pembatasan digunakan hanya untuk data laba sebelumnya, prakiraan
yang wajar dari laba untuk kuartal t mencakup unsur-unsur berikut :

Laba dari kuartal yang dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya (Qt-4).

Trend jangka panjang dari peningkatan laba kuartalan tahun ke tahun ().
Sebagian () dari kenaikan tahun ke tahun di dalam laba kuartalan paling akhir.
Parameter

dan

dengan mudah dapat diperkirakan untuk suatu perusahaan tertentu

dengan model regresi linear sederhana yang tersedia dalam perangkat lunak spreadsheet. Bagi
kebanyakan perusahaan parameter

cenderung berada di kisaran 25-50 menunjukkan bahwa 25

sampai 50 persen dari peningkatan laba triwulanan cenderung untuk bertahan dalam bentuk
peningkatan lainnya di triwulan berikut. Parameter mencerminkan sebagian rata-rata
perubahan tahun-ke tahun laba kuartalan selama tahun terakhir, dan sangat bervariasi dari
perusahaan ke perusahaan lainnya.
Penelitian menunjukkan bahwa model Forter menghasilkan seperempat ke dapan dari
ramalan yang rata-rata sebesar $30 sampai $35 per saham. Tingkat akurasi semacam ini
dibandingkan dengan sangat baik oleh analis sekuritas, yang jelas-jelas lebih memiliki akses ke
informasi yang diabaikan di dalam model. Seseorang akan berharap, sebagian besar bukti
mendukung analis untuk lebih akurat, namun model cukup baik untuk menjadi "in the ball park"
pada sebagian besar kondisi. Namun tentunya tidak bijaksana untuk mengandalkan sepenuhnya
pada model naif seperti ini, suatu pemahaman terhadap perilaku laba yang khas yang tercermin
di dalam model ini akan berguna.

DISCUSSION QUESTIONS
Pertanyaan Diskusi
1. Merck merupakan salah satu perusahaan farmasi terbesar di dunia, dan selama jangka yang
panjang baru-baru lalu, secara terus menerus memperoleh ROE yang lebih tinggi dibandingkan
dengan industri farmasi secara keseluruhan. Sebagai seorang analis perusahaan-perusahaan
farmasi, menurut Anda faktor penting apa yang perlu dipertimbangkan di dalam membuat
proyeksi terhadap ROE Merck di masa mendatang? Secara khusus, faktor apa yang diperkirakan
akan membawa Merck untuk tetap menjadi pemain yang paling menonjol di dalam industrinya,
dan faktor apa yang diperkirakan akan membawa kinerja Merk di masa mendatang untuk
kembali kepada kinerja industri secara keseluruhan?
Jawab :
a. Faktor penting yang perlu dipertimbangkan untuk membuat proyeksi terhadap ROE Merck di
masa mendatang adalah : Titik awal sebagai acuan yang dapat diambil dari rasio ROE Merck
tahun sebelumnya atau mengacu pada net income dan shareholders equity tahun sebelumnya
yang disesuaikan dengan trend yang ada. Trend ini dapat dilihat dari rasio ROE beberapa
tahun sebelumnya. Selain itu perlu juga mempertimbangkan kebijakan perusahaan dalam
penggunaan aset perusahaan untuk menciptkan laba perusahaan, karena suatu analisis
peramalan tidak terlepas dari analisis strategi bisnis, analisis akuntansi dan analisis keuangan.
b. Faktor yang diperkirakan akan menjadikan Merck untuk tetap menjadi pemain yang paling
menonjol dalam industrinya yaitu: karena ROE Merck saat ini tinggi dan lebih tinggi dari
perusahaan pesaing dalam industry yang sama, maka dapat dikatakan net profit margin yang
diperoleh Merck juga tinggi dan mengindikasikan bahwa Merck mampu mengelola aset
perusahaan untuk mendatangkan laba yang tinggi. Agar Merck tetap menjadi pemain yang
menonjol dalam industrinya maka untuk tahun berikutnya Merck harus dapat memanfaatkan

laba yang tinggi ini untuk memperbesar investment nya, dan memanfaatkannya dengan suatu
strategi bisnis dan pengelolaan bisnis yang baik. Karena jika Merck tidak memanfaatkan
adanya peningkatan asetnya dan laba yang dihasilkan tidak meningkat, maka ROEnya tahun
depan dapat turun.
c. Faktor yang diperkirakan akan membawa kinerja Merck di masa mendatang untuk kembali
kepada kinerja industri secara keseluruhan adalah strategi bisnis yang baik, dukungan
financial yang baik dan manajemen pengelolaan yang baik pula, sehingga laba yang
dihasilkan tahun ini dapat menjadi tambahan dana bagi pengembangan investasi Merck yang
akan membawa pada kinerja yang baik.
2. John Right, seorang analis di Stock Pickers, Inc. menyatakan bahwa Bukanlah hal yang
bermanfaat menggunakan waktu saya untuk membuat prakiraan rinci terhadap pertumbuhan
penjualan, marjin laba, dan lainnya, di dalam menghasilkan proyeksi laba. Saya hampir dapat
secara akurat dan hampir tanpa biaya, melakukannya dengan menggunakan model random walk
untuk memprakirakan laba. Apakah yang dimaksud dengan model random walk? Setuju atau
tidak setujukah anda dengan strategi prakiraan menurut John Right? Mengapa?
Jawab :
Model random walk berarti pertumbuhan laba tahun berikutnya yang diprediksi dengan
menggunakan laba tahun lalu sebagai titik awal yang baik untuk mempertimbangkan potensi laba
masa depan.
Saya kurang setuju dengan prakiran menurut John Right, karena peramalan yang
dilakukan olehnya hanya didasarkan pada laba masa lalu untuk meramal laba masa depan,
memang laba masa lalu adalah penting dalam melakukan peramalan sebagai starting point,
namun kita harus tetap menyesuaikan dengan tren yang ada dan mengacu pada strategi bisnis
perusahaan dan mempertimbangkan ketidakpastian lingkungan masa depan. Selain itu semakin
panjang jangka waktu analisis, model random walk akan menghasilkan lebih besar kesalahan di
dalam prakiraan.
3. Manakah diantara tipe bisnis berikut yang anda perkirakan akan menunjukkan tingkat
musiman yang tinggi di dalam laba kuartalannya? Jelaskan mengapa!

Sebuah supermarket.

Sebuah perusahaan farmasi.


Sebuah perusahaan software.
Sebuah perusahaan mobil.
Sebuah retail pakaian.

Jawab :
Jika memperkirakan mana dari tipe bisnis di atas yang menunjukkan tingkat laba musiman yang
tinggi pada laba kuartalannya, maka analisis kita harus mengacu pada bisnis mana yang
penjualannya sangat dipengaruhi oleh musim (selera konsumen, tingkat pendapatan).
Supermarket, produk farmasi dan software merupakan kebutuhan yang sifatnya tidak terlalu
berfluktuasi dengan perbedaan yang besar untuk penjualan produknya. Pakaian merupakan
kebutuhan sekunder dari masyarakat yang penjualan relatif stabil, namun di Indonesia ada
kecenderungan waktu-waktu tertentu dimana permintaan terhadap produk pakaian meningkat
misalnya pada saat menjelang lebaran, sehingga perusahaan retail pakaian akan mendapatkan
tingkat laba musiman yang tinggi untuk laba kuartal tersebut dan pola ini bersifat teratur setiap
tahun. Sedangkan untuk sebuah perusahaan mobil karena mobil bukan merupakan kebutuhan
pokok dan sekunder dan penjualan mobil juga dipengaruhi oleh pendapatan dan kemakmuran
masyarakat dan tingkat pendapatan masyarakat ini juga banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor
ekonomi, sehingga suatu perusahaan mobil merupakan perusahaan yang memiliki tingkat laba
musiman yang tinggi untuk laba kuartalan pada saat tingkat kesejahteraan masyarakat
meningkat, namun polanya tidak teratur.
4. Faktor apakah yang kemungkinan besar menggerakkan pengeluaran suatu perusahaan
terhadap modal baru (seperti pabrik, properti, dan peralatan) serta bagi modal kerja (seperti
piutang dan persediaan)? Rasio apa yang anda gunakan untuk membantu menghasilkan prakiraan
terhadap pengeluaran tersebut?
Jawab :
Faktor yang kemungkinan besar menggerakkan pengeluaran suatu perusahaan terhadap modal
baru (seperti pabrik, properti, dan peralatan) adalah adanya kebijakan (baru) terkait dengan asetaset jangka panjang guna mencapai strategi yang telah ditetapkan oleh perusahaan (misalnya :
kebijakan untuk melakukan ekspansi usaha yang memerlukan tambahan terhadap aset-aset

jangka panjang, mengganti aset lama dengan aset baru karena tuntutan perkembangan teknologi,
pengeluaran dalam rangka reparasi dan pemeliharaan yang dapat menambah umur ekonomis
aset) dalam rangka memenuhi apa yang menjadi target yang akan dikejar oleh perusahaan
(misalnya mencapai tingkat rasio tertentu, seperti pertumbuhan penjualan).
Sementara faktor yang kemungkinan besar menggerakkan pengeluaran suatu perusahaan
terhadap modal kerja (seperti piutang dan persediaan) juga sebagai dampak dari kebijakan
perusahaan terkait dengan modal kerja seperti kebijakan penjualan kredit (melonggarkan atau
mengetatkan batasan kredit yang bisa diberikan oleh perusahaan terhadap customer) dan upaya
untuk mencapai target penjualan (sehingga perusahaan akan menambah pengeluaran untuk
persediaan dalam rangka mencapai tingkat penjualan yang lebih besar).
Rasio yang dapat digunakan untuk menghasilkan prakiraan tersebut diantaranya :

Beginning net working capital to sales ratio.


Beginning net long term assets to sales ratio.
Pertumbuhan penjualan.
Ratio of PP&E turnover to sales.

5. Bagaimana peristiwa-peristiwa berikut (yang dilaporkan tahun ini) mempengaruhi prakiraan


terhadap laba bersih perusahaan?

Suatu penghapusan aset.


Suatu merjer atau akuisisi.
Penjualan divisi utama.
Permulaan pembayaran dividen.

Jawab :

Suatu penghapusan aset.


Penghapusan aset dapat berupa penghentian penggunaan aset yang ada di perusahaan karena
sudah tidak bermanfaat. Aset tetap yang sudah tidak bermanfaat ini, jikapun dijual tidak akan
memberikan pendapatan yang besar. Penghapusan aset dapat berpengaruh pada penurunan
laba pada tahun berikutnya jika perusahaan tidak segera mengganti aset yang dihapuskan ini
dengan aset tetap baru yang lebih produktif. Jika perusahaan telah mengganti dengan aset
baru yang lebih baik atau membutuhkan investasi yang besar, maka pada tahun pertama
investasi tersebut juga berpengaruh terhadap penurunan laba bersih, namun untuk tahun-tahun
berikutnya melalui pemanfaatn aset yang lebih produktif ini tentunya akan dapat meningkatan
laba bersih pada tahun-tahun yang akan datang.

Suatu merjer atau akuisisi.


Kebijakan perusahaan untuk merger atau akuisisi adalah suatu hal yang bersifat strategis.
Suatu hal yang strategis pastinya melibatkan keputusan pada manajemen level tertinggi dan
membutuhkan dana yang besar. Kebijakan merger dan akuisisi ini tentunya berpengaruh pada
laba perusahaan pada tahun-tahun yang akan dating. Perusahaan melakukan merger atau
akuisisi bertujuan untuk mendapatkan sumber daya, kapabilitas dan kompetensi inti yang
dapat berupa penguasaan sumber daya tertentu atau pasar dari perusahaan lain. Hal ini
tentunya berdampak untuk kedepannya, sehingga prakiraan terhadap laba bersih bagi

perusahaan pada tahun-tahun yang akan datang dapat meningkat.


Penjualan divisi utama
Divisi utama perusahaan dapat diartikan sebagai lini bisnis utama yang merupakan pusat
revenue dan pusat laba bagi perusahaan. Penjualan divisi utama akan berpengaruh pada
penurunan laba untuk tahun-tahun yang akan datang, karena dengan dijualnya divisi utama
dari perusahaan akan berpengaruh pada pendapatan perusahaan. Namun jika dikaitkan dengan
laba bersih tahun sekarang (tahun pada saat penjualan divisi utama) maka laba bersihnya akan

meningkat karena adanya pendapatan yang besar dari penjualan ini.


Permulaan pembayaran dividen
Dividen yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham diambil dari laba bersih yang
diperoleh perusahaan. Jika perusahaan melakukan permulaan pembayaran dividen, maka
perusahaan dapat mengambil dananya dari retained earnings perusahaan, sehingga pengaruh
untuk peramalan laba bersih tahun berikutnya akan meningkat.
Permulaan pembayaran dividen akan mempengaruhi laba tidak dibagi yang bisa
direinvestasikan oleh perusahaan ke dalam segmen bisnis yang menguntungkan. Dengan
demikian peristiwa tersebut akan berpotensi untuk menurunkan kemampuan perusahaan di
dalam menghasilkan laba sejalan dengan semakin tingginya tingkat inflasi.

6. Pertimbangkan dua model prakiraan laba berikut :

Model 1 = Et (EPSt+1)

= EPSt
5

Model 2 = Et (EPSt+1)

1
+ EPS t
5 t =1

Et (EPS) merupakan prakiraan terhadap laba per lembar saham untuk tahun t+1, tersedia
informasi untuk setiap tahunnya. Model 1 biasanya dikenal sebagai model random walk untuk
laba, sedangkan model 2 dikenal sebagai model mean-reverting. Laba per saham Ford Motor
Company untuk periode 1990 sampai dengan 1994 adalah sebagai berikut :

Year

EPS

$0,93

$(2,4)

$(0,73)

$2,27

$4,97

a. Untuk tahun keenam bagaimana prakiraan terhadap laba untuk setiap model?
b. Laba per saham aktual Ford untuk tahun keenam adalah $3,58. Berdasarkan informasi ini,
untuk tahun ketujuh bagaimana prakiraan terhadap laba untuk setiap model? Mengapa kedua
model menghasilkan prakiraan yang sangat berbeda? Dari kedua model tersebut mana yang
lebih baik di dalam menggambarkan pola laba per saham? Mengapa?
Jawab :
a. Dengan menggunakan Model 1 (random walk model): Et (EPSt+1 =EPSt)
Artinya nilai EPS pada tahun t+1 sama dengan EPS t, jadi untuk tahun ke-6
jumlah laba nya dianggap sama dengan tahun sebelumnya yaitu tahun ke-5
sebesar $4.97.
Model 2 (mean-reverting model): $1.01 (= rata-rata EPS lima tahun)
5

Et (EPSt+1)

1
+ EPS t
5 t =1

= 1/5 * (0.93+ (2.4)+ (0.73)+ 2.27+4.97


= 1.01
b. Model Prakiraan EPS untuk tahun ke-7 :

Model random walk = $3,58


Model mean reverting = $1,538 (rata-rata EPS dari tahun 1991-1995).
Dari kedua model di atas menunjukkan bahwa model 1 (random walk) memberikan
gambaran prakiraan laba yang lebih baik dibanding model 2 (mean reverting). Model 1 adalah
model simpel yang menggunakan EPS tahun sekarang (t) sebagai benchmark, sedangkan
model 2 menggunakan rata-rata EPS selama 5 tahun terakhir sebagai benchmark. Berdasarkan
penelitian, terdapat indikasi bahwa untuk beberapa perusahaan tertentu, informasi penjualan
yang sifatnya lebih dari satu tahun hanya berguna sejauh itu berdampak pada tren rata-rata
tahunan. Sehingga rata-rata tingkat penjualan selama 5 tahun tidak dapat membantu untuk
memprediksi EPS masa depan.
7. Joe Fatcat, seorang bankir investasi, menyatakan tidak bermanfaat bagi saya untuk
merisaukan prakiraan jangka panjang yang rinci. Malahan, saya menggunakan pendekatan
berikut ketika memprakirakan arus kas yang melebihi 3 (tiga) tahun. Saya berasumsi bahwa
penjualan tumbuh pada tingkat inflasi, pengeluaran modal sama dengan depresiasi, dan marjin
laba bersih serta rasio modal kerja terhadap penjualan tetap konstan. Pola ROE apa yang tersirat
dengan asumsi ini? Apakah hal ini masuk akal?
Jawab :
Berdasarkan asumsi Joe Fatcat, pola ROE yang tersirat dari asumsi tersebut bahwa peramalan
terhadap ROE tahun berikutnya hanya didasarkan pada pertumbuhan penjualan, sedangkan
faktor-faktor yang seharusnya diperhitungan dalam melakukan peramalan ROE dianggap tidak
mengalami perubahan, padahal jika melihat kondisi ke depan yang ditandai adanya inflasi
dengan tingkat yang berubah, maka sudah seharusnya permalan yang dilakukan tetap
mempertimbangkan terjadi perubahan pada faktor-faktor yang mempengaruhi ROE.
Jadi menurut kami hal ini tidak masuk akal. Seharusnya suatu permalan dilakukan secara
komprehensif, harus diingat bahwa permalan adalah ringkasan dari tiga analisis yang harus
dilakukan sebelumnya yaitu analisis strategi bisnis, analisis akuntansi dan analisis keuangan.
Masa depan adalah ketidakpastian, namun kita harus mempertimbangkan bahwa adanya
kecenderungan perilaku dari penjualan, laba dan ROE.

KRISPHY KREME DONAT


Krispy Kreme merupakan salah satu jenis fenomena, yang menurut pandangan
kami, merupakan kombinasi membanggakan dari sebuah merek konsumen
yang kuat, saluran distribusi dengan banyak saluran serta model bisnis yang
menghasilkan laba/keuntungan yang terbaik di kelasnya..... Krispy Kreme
adalah sebuah kisah pertumbuhan yang masih menarik, dalam pandangan
kami,

dan

menyajikan

brand

yang

masih

mantap

dalam

lintas

pertumbuhannya.
Analis Pasar Dunia CIBC John Glass dan Jeffery Farmer, 3 Juni 2002 Krispy Kreme
Donat dilempar ke public pertama kali pada tanggal 5 April 2000. Menjelang berakhirnya hari
pertama perdagangan, sahamnya sudah memperoleh skor 76 persen dari penawaran harga
sebesar 5,50 dollar hingga 9,25% (disesuaikan hingga sela saham 2 hingga 1). Dalam dua tahun
mendatang, harga saham Krispy Kreme mencapai setinggi 45,66$ (pada akhir Desember 2001)
dan telah menjualkan sekitar 37$ pada akhir Mei 2002.
Selama dua tahun kedepan setelah IPO, Krispy Kreme melaporkan adanya pertumbuhan
dan kinerja keuangan yang kuat. Sebagai misal, untuk tanggal 3 Februari 2002, pertumbuhan
penghasilan mencapai 31 persen, pertumbuhan pemasukan 80 persen dan laba perusahaan pada
ekuitas awal adalah 21 persen.
Salah satu tantangan kunci bagi Pasar Dunia CIBC milik John Glass dan Jeffrey Farmer
adalah

adalah meramalkan kinerja keuangan perusahaan

untuk beberapa tahun kedepan.

Apakah Krispy Kreme akan mampu mempertahankan penghasilannya saat ini dan pertumbuhan
keuntungannya?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, Glass dan Farmer harus

memahami strategi pertumbuhan Krispy Kreme, dia mendasari pada kinjerja keuangan saat ini,
dan sifat kompetisi dalam industri donat.
BISNIS KREME
Pada tahun 1937 Vernon Rudolph membeli sebuah resep rahasia untuk donat yang tengah
naik daun dari seorang Chef Prancis dari New Orleans, dengan menyewa sebuah bangunan di
Winston-Salem, North Caroline dan mulai menjual donat Krispy Kreme ke toko-toko grosir

setempat. Dalam setahun, dia telah mulai menambah fasilitas produksinya dan mulai menjual
donat hot original glazed ke konsumen secara langsung.
Reputasi perusahaan dalam membuat cita rasa, donat berkualitas tinggi dengan cepat
menyebar ke seluruh bagian selatan Amerika Serikat pada tahun 1960-an dan 1970-an. Tokotoko baru ditambahkan baik berupa outlet-outlet milik perusahaan

maupun dalam bentuk

waralaba. Pada pertengahan tahun 1990-an, manajemen perusahaan memutuskan untuk


mendorong sebuah strategi ekspansi geografis dengan menggunakan model waralaba dengan
devoper area baru. Dengan model ini pengembang untuk wilayah metropolitan diberi garansi
sebuah lisensi untuk mengembangkan sejumlah toko Krispy Kreme baru. Toko-toko yang
berkembang pada area baru tersebut segera bermunculan di Washington dan Baltimore. Pada
tahun 1996 toko pertama di New York dibuka, pada tahun 1999 toko-toko di buka di California;
dan pada tahun 2001 toko di luar negeri pertama dibuka, yaitu di Toronto, Kanada. Pada tahuntahun akhir Januari 2001 dan Januari 2002, toko pengembang area yang telah dibuka berturutturut mencapai 72 persen dan 83 persen dari pertumbuhan toko dengan jaringan sistem.
Menjelang April 2002, jaringan kerja Krispy Kreme terdiri dari 222 toko perusahaan di
34 negara dan menghasilkan 5 juta donat setiap harinya, atau 2 miliar dollar per tahun.
Penjualan jaringan sistem 621,7 juta dollar pada 3 Februari 2002 dan 183,1 juta dollar untuk
kuartal pertama tahun 2002 (suatu peningkatan sebesar 30,4 persen selama kuartal pertama untuk
tahun sebelumnya). Pertumbuhan toko yang bisa diperbandingkan meningkat sekitar 11,7 persen
pada 3 Februari 2002 dan 10,5 persen pada kuartal pertama tahun 2002.
Krispy Kreme menghasilkan pendapatan dari sumber-sumber ini. Yang pertama, dia
memiliki dan mengoperasikan. Yang kedua, dia menerima royalty dari perusahaan waralaba dan
para pengembang area. Yang terakhir, perusahaan menerima keuntungan dari penjualan donat
serta peralatan pembuatan donat pada asosiasi waralaba dan para pengembang area.
Pada bulan April 2002, 75 jaringan toko Krispy Kreme dimiliki oleh perusahaan, suatu
peningkatan sebesar 12 toko daripada tahun sebelumnya.

Toko-toko ini memproduksi dan

menjual donat-donat serta produk-produk pelengkapnya. Mereka juga menjual ke toko-toko


grosir dan supermarket-supermarket dibawah merek Krispy Kreme dan juga label retailernya.
Asosiasi waralaba telah memiliki dan mengoperasikan 53 dari 222 jaringan toko pada
bulan April 2002. Asosiasi sepakat dengan Krispy Kremes selama 15 tahun dan mengharuskan
para pemilik waralaba untuk membayar royalty sebesar 3 persen atas penjualan dan 1 persen

untuk semua penjualan yang lainnya (termasuk penjualan label private).

Asosiasi tidak

diwajibkan untuk memberikan kontribusi kepada perusahaan periklanan.

Krispy Kreme

mengantisipasi bahwa dia itu tidak akan menambah beberapa toko kedepannya dengan model
ini, melainkan menggunakan model pengembang yang baru.
Pengembang area telah membuka 94 toko sekitar bulan April 2002.

Berdasarkan

perjanjian pengembang area, Krispy Kreme menerima satu kali fee waralaba antara 20.000 dollar
hingga 40.000 dollar untuk masing-masing toko baru yang dibuka, royalty sebesar 4,5 persen
atas penjualan dan 1 persen untuk periklanan. Kesepakatan-kesepakatan ini telah berlangsung 15
tahun dan bisa diperbarui lagi atas kebijaksanaan Krispy Kreme. Krispy Kreme secara khusus
tidak memberikan bantuan keuangan pada para pengembang area.
Yang terakhir, Krispy Kreme menerima penghasilan dari pencampuran penjualan donat
yang dimiliki dan peralatan pembuat donat, keduanya dihasilkan di Winston-Salem, kepada
asosiasi waralaba dan para pengembang area. Penghasilan yang dihasilkan dari penjualan ini
diberi nama KKM & D (Krispy Kreme Manufacturing and Distribution) atau Pengolahan dan
Distribusi Krispy Kreme.
PARA PESAING
Industri donat sangat terfragmentasi. Retailer kedua terbesar setelah Krispy Kreme, yaitu
Dunking Donuts, telah dimiliki oleh konglomerat di bidang makanan dari Inggris Alied Domecq.
Dunking Donuts mengoperasikan 140 toko di 13 negara, terutama di wilayah Atlantik Tengah,
serta Honeydew Donuts yang telah mengoperasikan 100 toko di Selandia Baru. Yang terakhir,
ada beratur-ratus roti lokal yang menjual donat melalui supermarket-supermarket, toko-toko
peralatan, restoran serta toko-toko retail.
RENCANA PENGEMBANGAN
Krispy Kreme diharapkan untuk membuka 62 toko baru pada tahun 2003, sebagian besar
toko waralaba. Pengembang area berdasarkan kontrak diwajibkan membuka 200 toko dalam
periode 2003 hingga 2006. Sebagai penambahan terhadap pertumbuhan domestik, perusahaan
tersebut menunjukkan bahwa adalah merupakan kesempatan jangka panjang untuk
dikembangkan di Jepang, Korea Selatan, Australia, Spanyol, dan Inggris.
Rata-rata, perkembangan sebuah toko baru membutuhkan investasi awal sebesar 800.000
dolar untuk sebuah bangunan seluas 4.600 meter persegi, ditambahkan dengan 625.000 dollar.
Pada bulan Februari 2002, toko-toko milik perusahaan berdiri dengan penjualan per toko tiap

minggunya $72.000 dibandingkan dengan 53.000 dollar toko waralaba. Perbedaan ini
mencerminkan secara signifikan penjualan yang lebih rendah bagi toko-toko asosiasi yang lebih
tua. Toko-toko waralaba pengembang wilayah menunjukkan pola-pola penjualan yang sama
dengan toko-toko milik perusahaan (rata-rata perminggu penjualan per toko milik perusahaan
dan toko waralaba pada periode 1998 hingga 2002 diperlihatkan pada Gambar 4).
Dalam rangka pertumbuhan melalui toko-toko yang ada, Krispy Kreme telah
merencanakan untuk meningkatkan penjualan produk-produk pelengkap. Pada Februari 2001 dia
menguasai Digital Java, sebuah perusahaan kopi yang berbasis di Chicago, untuk memungkinkan
peningkatan espresso dan kopi pada toko-toko Krispy Kreme.
Pada musim gugur 2000, Krispy Kreme mengumumkan pengembangan sebuah mesin
donat panas yang lebih kecil yang menghasilkan donut dengan kualitas yang sama dengan
mesin-mesin besar yang sudah ada. Mesin tersebut telah diuji di tiga toko donat dan kedai kopi
pada tahun 2002 dan ditambahkan ke 10 hingga 12 toko lagi pada tahun 2003. Jika berhasil,
mesin yang lebih kecil tersebut akan memungkinkan Krispy Kreme untuk mulai menawarkan
hot-donat ke kedai-kedai kopi kecil dan mall-mall, sehingga memudahkannya untuk berekspansi
ke pasar-pasar yang lebih kecil dan ke daerah perkotaan yang padat yang lebih mahal diraih
dengan model toko yang lebih besar.
Pertumbuhan operasi waralaba mengharuskan Krispy Kreme berinvestasi pada pabrik,
properti, dan peralatan. Sebagai misal, pada bulan Februari 2002, perusahaan ini telah
menghabiskan 37 juta dollar untuk membangun dan melengkapi toko-toko baru milik
perusahaan, untuk merombak model toko-toko perusahaan yang sudah usang, untuk
mengakuisisi dan membangun kedai-kedai donat dan kopi.

Manajemen perusahaan telah

mengantisipasinya untuk mendapatkan pertumbuhan yang telah direncanakan yang akan


dilanjutkan untuk berinvestasi secara agresif, baik pada aset jangka panjang maupun modal kerja.
Krispy Kreme secara historis pernah menggunakan kombinasi antara hutang dan ekuitas
untuk mendanai pertumbuhannya. Pada tahun 2002 perusahaan ini meningkatkan dana melalui
penjualan saham senilai 17,2 juta dollar (untuk 10,4 juta saham), meningkatkan fasilitas
kreditnya dari 28 juta dollar menjadi 40 juta dollar, dan sepakat untuk meminjam bank sebesar
35 juta dollar untuk membangun fasilitas dan distribusi baru.

Ramalan-ramalan Analisis
Salah satu fungsi penting yang dijalankan oleh para analis yang mengikuti perkembangan
Krispy Kreme adalah meramalkan kinerja keuangan perusahaan selama dua tahun kedepan.
Sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5, yang mana berisi harapan-harapan dari laporan
mereka tanggal 2 Juni 2002 tentang Krispy Kreme, Glass dan Farmer mendekatkan tugas ini
dengan meramalkan jaringan sistem pendapatannya yang luas (bagi toko-toko milik perusahaan
dan toko-toko milik asosiasi waralaba dan pengembang area).

Ramalan-ramalan ini

mencerminkan rencana perusahaan terhadap pertumbuhan toko-toko baru dan pertumbuhan


penjualan dari toko-toko yang sudah ada dengan model bisnis perusahaan serta tekanan-tekanan
kompetitif.

Dari ramalan-ramalan ini, Glass dan Farmer mampu meramalkan penghasilan

Krispy Kreme dan marjin untuk ketiga bisnis utamanya (penjualan toko, operasi waralaba, dan
penjualan adonan serta peralatan). Berdasarkan analisis ini, mereka memprediksikan bahwa
Krispy Kreme akan melaporkan penghasilannya per saham 0,64 dolar untuk akhir Januari 2003
dan 0,83 dollar untuk Januari 2004. Ramalan-ramalan ini memberikan proyeksi pertumbuhan
pendapatan sebesar 42 persen dan 33 persen untuk dua tahun kedepan.
Pertanyaan Kasus
Soal 1
Analis memprediksi Krispy Kreme akan mampu menunjukkan kinerja yang sangat efektif dan
melanjutkan pertumbuhan secara cepat dalam waktu 2 tahun. Setujukah anda dengan analisis
mereka? Mengapa?
Jawab :
Tidak setuju, dengan alasan :
1. Perkiraan pertumbuhan penjualan untuk 2 (dua) tahun ke depan terlalu optismis, kurang
mempertimbangkan faktor sensitivitas.
2. Krispy Donut merupakan perusahaan donut nomor satu dengan 2 (dua) pesaing berat, serta
berbagai produsen kecil lainnya. Perusahaan sudah mencapai apa yang dikatakan skala
ekonomis dengan melihat jumlah pesaingnya. Namun, perlu dipertimbangkan strategi bisnis
yang dilakukan oleh pesaing lainnyan dan berbagai produsen kecil bisa menjadi pesaing
potensial, mengingat industri ini pasarnya terfragmentasi.
3. Melihat tren laba yang dicapai perusahaan serta strategi bisnisnya yang bersifat ekspansif di
dalam mengembangkan toko, terutama waralaba, serta ekspansi ke manca negara, sangat kuat
diperkirakan perusahaan dapat mencapai tingkat pertumbuhan laba yang kurang lebih sama

dengan yang selama ini berhasil dicapai. Namun, mengingat pertumbuhan laba yang
mengalami penurunan, maka perkiraan yang terlalu optimis kiranya kurang bijaksana.
Soal 2
Faktor-faktor apa yang diuji oleh analis CIBC untuk meramalkan pertumbuhan penjualan KKD
pada periode waktu yang berakhir pada Januari 2003 dan 2004? Asumsi-asumsi apa yang mereka
buat mengenai jumlah toko baru dan penjualan per minggu tiap toko (baik perusahaan maupun
toko waralaba)? Apa asumsi implisit mereka mengenai pertumbuhan pendapatan dari operasi
waralaba dan KKM&D? Apakah Anda setuju dengan peramalan ini?
Jawab :
Faktor-faktor yang diuji oleh analisis CIBC untuk meramalkan pertumbuhan penjualan adalah
mengacu pada analisis strategi bisnis dari KKD yang sudah mulai merintis system bisnis untuk
mendorong ekspansi geografis dengan system toko waralaba dan para kontrak lisensi dengan
para pengembang area pada tahun 1990an telah terbukti menjadikan KKD sebagai leader dalam
retail donat. Analis juga mempertimbangkan adanya lini bisnis baru yang dikembangkan oleh
KKD yaitu KKM&D yang memberikan kontribusi penghasilan dari penjualan peralatan donat
yang masih memiliki prospek untuk tahun-tahun yang akan datang. Strategi bisnis KKD ini
sangat berpengaruh pada pencapaian angka penjualan dan laba KKD yang tinggi. Pada tahun
2003 KKD sudah membuat kontrak dengan pengembang area untuk membuka 200 toko lagi
pada periode 2003-2006, hal ini tentunya akan mempengaruhi penjualan KKD untuk tahun 2003
dan 2004. Analis juga mempertimbangkan bagaimana pola investment yang dilakukan KKD
dalam memanfaatkan dana yang berasal dari laba yang diperolehnya untuk pengembangan
investasi selanjutnya dengan perlu melihat pada arah kebijakan investasi KKD.
Asumsi yang analisis CIBC buat mengenai jumlah toko baru dan penjualan per minggu tiap toko
adalah dengan menggunakan model bisnis perusahaan yang sudah ada serta mempertimbangkan
tekanan-tekanan kompetitif.
Asumsi implisit mereka terhadap pertumbuhan operasi waralaba dan KKM&D bahwa untuk
tahun 2003 dan 2004 operasi waralaba dari KKD akan terus berkembang dan memberikan
kontribusi terhadap pendapatan KKD dan KKM& sebagai lini bisnis baru yang memberikan
kontribusi pendapatan melalui penjualan peralatan donat ke para toko waralaba dan asosiasi
pengembang area akan mengalami peningkatan dalam penjualannya di tahun 2003 dan 2004.
Soal 3

Margin NOPAT apa yang telah diramalkan oleh analis CIBC mengenai KKD pada akhir periode
Januari 2003 dan 2004? Asumsi apa yang dibuat mengenai item-item biaya khusus (contoh,
margin, G&A, D&A, pajak)? apakah Anda setuju dengan peramalan ini?
Jawab :
Margin NOPAT yang diramalkan oleh CIBC hanya menggunakan driver dari pertumbuhan
penjualan KKD tanpa mempertimbangkan perubahan pada variabel lain yang mempengaruhi
NOPAT.
Saya tidak setuju dengan hal ini seharusnya dalam melakukan analisis, analis harus
mempertimbangkan perubahan dalam variabel lain yang mempengaruhi NOPAT perusahaan.
Soal 4
Analis CIBC tidak meramalkan neraca KKD untuk tahun berikut (Januari 2003). Buatlah
peramalan neraca menurut Anda sendiri.
Jawab :
Terlampir diexcel
Soal 5
Secara umum, apakah Anda mengharapkan peramalan analis untuk sebuah perusahaan seperti
KKD menjadi optimistik, pesimistik atau tidak bias? Mengapa?
Jawab :
Kami mengharapkan agar peramalan yang dibuat oleh analis CIBC untuk perkembangan KKD
tidak bias artinya analis boleh saja optimis dengan berpedoman pada keberhasilan besar KKD
pada tahun-tahun sebelumnya dan rencana strategi bisnis dan system bisnis yang diterapkan oleh
KKD dan dinilai berhasil. Namun analis harus bersifat realistis dan tetap melihat bahwa
peramalan itu bersifat ke depan mengenai apa yang akan dicapai perusahaan untuk tahun-tahun
berikutnya. Oleh karena itu agar peramalan itu menjadi tidak bias, maka analis harus tetap
mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti perilaku penjualan dan laba yang cenderung mean
reverting, tekanan-tekanan kompetitif, dan faktor-faktor yang bersifat makro.

Anda mungkin juga menyukai