Anda di halaman 1dari 6

A Typical One Year Projection

Proyeksi satu tahun berikut ini menguraikan dampak asumsi analis terhadap ketiga laporan
keuangan dasar. Tidak ada cara yang lebih baik selain mengikuti angka-angka ini secara
sistematis untuk memahami keterkaitan antara laporan laba rugi, laporan arus kas, dan
neraca.

Proyeksi Laporan Laba Rugi

Proyeksi keuangan dimulai dengan ramalan laba. Dua angka kunci dari proyeksi
laporan laba rugi, yaitu laba bersih dan depresiasi, nantinya akan dimasukkan ke dalam
proyeksi laporan arus kas. Laporan arus kas, pada gilirannya, akan menyediakan data untuk
menyusun proyeksi neraca. Pada setiap tahap berikutnya, analis harus membuat asumsi
tambahan. Namun, alur logis dimulai dengan proyeksi pendapatan, yang akan signifikan
membentuk penampilan ketiga laporan. Langsung setelah itu adalah pembahasan asumsi
yang mendasari setiap baris dalam laporan laba rugi, disajikan secara berurutan dari atas
(penjualan) ke bawah (laba bersih).

Beberapa asumsi tentang pertumbuhan ekonomi (kenaikan produk domestik bruto)


dalam tahun mendatang mendasari semua ramalan tersebut. Analis harus berhati-hati untuk
menentukan asumsi dasar pemberi ramalan dan menilai apakah tampak realistis. Jika analis
diharapkan menghasilkan proyeksi laba yang konsisten dengan ramalan ekonomi internal,
maka akan kritis untuk membentuk hubungan historis antara indikator kunci dan pengiriman
segmen bisnis perusahaan. Misalnya, pengiriman segmen tertentu mungkin secara historis
tumbuh 1,5 kali lebih cepat dari tingkat produksi industri atau fluktuatif secara esensial
sebanding dengan dimulainya konstruksi perumahan. Demikian pula, kenaikan harga harus
terkait dengan tingkat inflasi yang diharapkan. Bergantung pada produknya, ini akan diwakili
oleh Indeks Harga Konsumen atau Indeks Harga Produsen.

Industri dasar seperti kimia, kertas, dan barang modal cenderung paling cocok dengan
pendekatan berbasis makroekonomi yang dijelaskan di sini. Di industri yang didorong oleh
teknologi dan bisnis yang dipengaruhi seperti film dan mainan, hubungan antara penjualan
dan tren ekonomi umum cenderung lebih longgar. Meramalkan dalam keadaan seperti itu
tergantung pada pengembangan kontak dalam industri yang sedang diteliti. Tujuannya adalah
membuat tebakan cerdas tentang kesuksesan yang kemungkinan akan dicapai oleh produk-
produk baru perusahaan.
Proyeksi Laporan Arus Kas

Proyeksi Laporan Arus Kas adalah proses meramalkan atau mengevaluasi arus kas suatu
entitas untuk periode waktu tertentu di masa depan. Laporan Arus Kas memberikan gambaran
tentang bagaimana entitas menghasilkan dan menggunakan uang tunai selama periode waktu
tertentu. Berikut ini adalah penjelasan lengkap tentang proyeksi laporan arus kas:

1. Identifikasi Komponen Utama Laporan Arus Kas:

- Arus Kas Operasional: Merupakan arus kas yang berasal dari aktivitas operasional entitas,
seperti penerimaan dari penjualan produk atau pemberian layanan.

- Arus Kas Investasi: Merupakan arus kas yang berasal dari investasi entitas, seperti
penjualan atau akuisisi aset tetap.

- Arus Kas Pendanaan: Merupakan arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan entitas,
seperti penerimaan pinjaman atau pembayaran dividen.

2. Kumpulkan Informasi Historis:

- Mengumpulkan data historis terkait arus kas operasional, investasi, dan pendanaan dari
laporan keuangan sebelumnya.

3. Identifikasi dan Evaluasi Faktor-faktor Pengaruh:

- Mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi arus


kas di masa depan, seperti perubahan dalam kebijakan industri, kondisi ekonomi, atau
perubahan strategi perusahaan.

4. Perhitungan Arus Kas Operasional:

- Menilai perkiraan penerimaan kas dari pelanggan dan pembayaran kas kepada pemasok.

- Memperhitungkan perubahan dalam aset lancar dan kewajiban lancar yang dapat
mempengaruhi arus kas operasional.

5. Perhitungan Arus Kas Investasi:

- Memprediksi arus kas yang terkait dengan investasi baru atau penjualan aset.

- Memperhitungkan investasi dalam aset tetap atau keamanan keuangan.

6. Perhitungan Arus Kas Pendanaan:


- Memprediksi arus kas yang berasal dari pendanaan baru atau pelunasan utang.

- Memperhitungkan pemberian dividen kepada pemegang saham.

7. Penyusunan Laporan Arus Kas Proyeksi:

- Menyusun laporan arus kas proyeksi yang mencakup arus kas operasional, investasi, dan
pendanaan.

- Memberikan rincian tentang setiap komponen arus kas dan total arus kas bersih.

8. Presentasi dan Interpretasi:

- Mempersembahkan hasil proyeksi laporan arus kas kepada pemangku kepentingan.

- Menginterpretasikan temuan dan memberikan konteks di sekitar proyeksi.

Proyeksi Neraca

Proyeksi neraca adalah suatu metode untuk memperkirakan atau meramalkan posisi keuangan
perusahaan pada masa mendatang. Proses ini melibatkan estimasi aset, kewajiban, dan
ekuitas perusahaan untuk periode waktu tertentu. Berikut adalah langkah-langkah umum
yang terlibat dalam proyeksi neraca:

1. Kumpulkan Data Historis:

- Mulailah dengan mengumpulkan data historis dari neraca perusahaan, termasuk aset,
kewajiban, dan ekuitas untuk beberapa periode sebelumnya.

2. Analisis Tren:

- Analisis tren dari data historis untuk mengidentifikasi pola atau perubahan dalam posisi
keuangan perusahaan.

3. Identifikasi Faktor-Faktor Penggerak:

- Tentukan faktor-faktor yang diperkirakan akan memengaruhi neraca di masa mendatang.


Ini bisa melibatkan penilaian atas pertumbuhan penjualan, perubahan biaya, investasi modal,
atau faktor-faktor ekonomi lainnya.

4. Buat Asumsi:

- Buat asumsi-asumsi yang mendasari proyeksi Anda, seperti tingkat pertumbuhan


penjualan, tingkat suku bunga, atau perubahan biaya tertentu.
5. Proyeksikan Aset dan Kewajiban:

- Berdasarkan asumsi-asumsi Anda, proyeksikan nilai aset dan kewajiban perusahaan untuk
setiap periode proyeksi.

6. Hitung Ekuitas:

- Hitung ekuitas dengan mengurangkan total kewajiban dari total aset.

7. Evaluasi dan Revisi:

- Tinjau dan evaluasi proyeksi Anda secara kritis. Jika diperlukan, revisi asumsi atau
pendekatan Anda.

8. Dokumentasikan Hasil:

- Dokumentasikan hasil proyeksi neraca dan faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan


Anda.

Proyeksi neraca dapat membantu manajemen dan pemangku kepentingan dalam


merencanakan keuangan perusahaan, mengidentifikasi potensi risiko, dan membuat
keputusan strategis. Penting untuk memahami bahwa proyeksi ini bersifat proaktif dan
didasarkan pada asumsi-asumsi yang mungkin berubah seiring waktu. Oleh karena itu,
pemantauan terus-menerus dan penyesuaian perlu dilakukan seiring berjalannya waktu.

Proyeksi Fleksibiltas Keuangan

Seperti proyeksi laporan keuangan pada umumnya yang dapat mengungkap profil
keuangan perusahaan di masa depan, proyeksi juga dapat menunjukkan arah kemungkinan
fleksibilitas keuangan perusahaan. Sebagai contoh, proyeksi laporan arus kas menunjukkan
seberapa nyaman perusahaan akan dapat menutupi dividen dengan dana yang dihasilkan
secara internal. Demikian pula, jumlah di mana utang diproyeksikan untuk meningkat
menentukan sejauh mana biaya nondiskresioner (dalam bentuk beban bunga) akan meningkat
dalam laporan laba rugi di masa depan.

Ada satu aspek penting dari fleksibilitas keuangan, yakni kepatuhan berlanjut
terhadap perjanjian pinjaman, yang memerlukan proyeksi. Sebagai contoh, perusahaan harus
menjaga rasio keuangan tertentu, seperti rasio utang terhadap laba sebelum bunga, pada
tingkat yang tidak melebihi batas tertentu. Peneliti dapat menggunakan proyeksi laporan
keuangan untuk menilai apakah perusahaan akan mematuhi batasan ini di masa depan.
Untuk mengevaluasi fleksibilitas keuangan, proyeksi harus mencakup aspek-aspek berikut:

- Dividen dan Dana yang Dihasilkan Secara Internal: Proyeksikan seberapa nyaman
perusahaan akan dapat menutupi dividen dengan dana yang dihasilkan secara internal dari
operasi operasional.

- Peningkatan Utang: Tinjau sejauh mana utang diantisipasi akan meningkat, dan dampaknya
terhadap biaya bunga di masa depan.

- Pematuhan Perjanjian Utang: Gunakan proyeksi untuk mengevaluasi apakah perusahaan


akan mematuhi semua covenants utang, seperti yang dijelaskan dalam laporan keuangan.

Proyeksi ini memungkinkan analis untuk mengidentifikasi potensi masalah keuangan


di masa depan, terutama terkait dengan kepatuhan perusahaan terhadap perjanjian utangnya.
Hasil proyeksi ini dapat memberikan informasi berharga kepada manajemen untuk
merencanakan strategi yang dapat mempertahankan fleksibilitas keuangan perusahaan.

Laporan Keuangan Proforma Untuk Akuisisi

Laporan keuangan proforma untuk akuisisi adalah suatu pernyataan keuangan yang
disusun untuk memberikan gambaran tentang kinerja keuangan entitas hasil gabungan setelah
terjadi akuisisi. Ini mencakup data historis dari perusahaan yang diakuisisi serta perkiraan
atau asumsi yang relevan yang mencerminkan dampak akuisisi.

Berikut adalah elemen-elemen umum yang mungkin termasuk dalam laporan keuangan
proforma untuk akuisisi:

1. Pernyataan Laba Rugi Proforma: Menunjukkan hasil operasional gabungan perusahaan


yang diakuisisi dan perusahaan yang mengakuisisi. Ini mencakup penjualan bersih, biaya
pokok penjualan, laba kotor, biaya operasional, laba operasional, dan laba bersih.

2. Neraca Proforma: Menyajikan posisi keuangan gabungan dengan menggabungkan aset,


kewajiban, dan ekuitas dari perusahaan yang diakuisisi dan perusahaan yang mengakuisisi.

3. Laporan Arus Kas Proforma: Menunjukkan aliran kas bersih yang dihasilkan dari kegiatan
operasional, investasi, dan pendanaan hasil gabungan. Ini memberikan gambaran tentang
bagaimana akuisisi dapat mempengaruhi aliran kas perusahaan.
4. Catatan atas Laporan Keuangan Proforma: Menyertakan catatan yang menjelaskan asumsi-
asumsi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan proforma, seperti asumsi nilai
likuidasi, penyesuaian nilai pasar, dan metode akuntansi yang digunakan.

5. Penyesuaian untuk Synergies dan Biaya Akuisisi: Jika ada efisiensi atau sinergi yang
diharapkan dari akuisisi, penyesuaian khusus dapat disertakan untuk mencerminkan dampak
positif atau negatif pada kinerja keuangan.

Laporan keuangan proforma membantu pihak terkait, seperti investor dan analis
keuangan, untuk memahami potensi dampak finansial dari akuisisi terhadap perusahaan hasil
gabungan. Penting untuk memberikan informasi yang jelas dan transparan serta
mencantumkan asumsi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan proforma.

Anda mungkin juga menyukai