Disusun oleh:
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
2020
A. Apa yang Diinginkan? Dan Apa yang Mungkin Terjadi?
SPM tidak dapat didesain atau dievaluasi tanpa pemahaman mengenai keinginan
perusahaan yang harus dilakukan oleh karyawan. Tujuan dan strategi yang berasal dari
pemahaman yang tepat mengenai tujuan perusahaan sering kali memberikan petunjuk
penting mengenai tindakan-tindakan yang diharapkan. Pemahaman yang lebih baik
mengenai tujuan dan strategi menghasilkan seperangkat alternatif pengendalian yang lebih
besar, memberikan kesempatan yang lebih baik untuk dapat mengaplikasikan setiap
alternatif secara ketat, dan memperkecil kesempatan timbulnya perubahan perilaku.
Perusahaan tidak hanya diharuskan menentukan apa yang diinginkan. Tetapi juga perlu
berusaha menilai apa yang mungkin terjadi. Hal ini pada dasarnya sama dengan menilai
kemungkinan bahwa masing-masing permasalahan pengendalian telah ada atau akan terjadi:
kurangnya pengarahan, masalah motivasi atau keterbatasan personel. Jika tindakan atau hasil
yang mungkin terjadi berbeda dengan tindakan atau hasil yang diinginkan, maka diperlukan
lebih banyak SPM atau SPM yang berbeda, tergantung sulitnya permasalahan biaya SPM
yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
B. Pilihan Pengendalian
Pengendalian Personel/Kultural sebagai sebuah pertimbangan awal
Dalam memutuskan antara berbagai alternatif pengendalian manajemen, manajemen
seharusnya memulai dengan mempertimbangkan apakah pengendalian personel atau kultur
akan memadai. Pengendalian personel/kultur layak menjadi pertimbangan pertama karena
secara relatif pengendalian tersebut memiliki sedikitt akibat yang merugikan dan secara
relatif memiliki biaya out-of-pocket yang rendah.
Namun, pengendalian personel/kultur hanya akan memenuhi syarat jika karyawan
memahami apa yang diperlukan dalam peran utama mereka, mampu bekerja dengan baik,
didukung oleh struktur dan sistem keorganisasian, dan termotivasi untuk bekerja dengan
baik tanpa penguatan tambahan dari perusahaan. Sangat jarang keempat kondisi tersebut
sepenuhnya memuaskan, sehingga manajer dapat menyimpulkan bahwa pengendalian
personel/kultur sendiri cukup reliabel.
Secara keseluruhan, jarang sekali pengendalian personel/kultur mencukupi. Seperti yang
dikatakan oleh seorang pengarang, “jika tidak ada orang yang mencuri mobil, tidak ada
mobil yang harus dikunci. Namun, jika tidak ada mobil yang dikunci, seseorang akan mulai
mencurinya.” Ketika sebagian besar karyawan mungkin selalu jujur, pasti akan selalu ada
orang yang kurang jujur. Meskipun kartawan yang jujur mungkin terdorong pada perilaku
yang tidak diinginkan ketika mereka berada pada sistem pengendalian yang sangat lemah,
maka kemungkinan mereka akan tertangkap adalah nol,