Oleh :
NINDYA PUTRA P. (S411902024)
TITIS GRAHITO K. (S411902032)
SABAM JUVENTUS (S411902029)
Ada 2 pertanyaan dasar dalam proses desain dan meningkatkan SPM. Pertama, Apa yang diinginkan?
dan Apa yang mungkin terjadi? Jika apa yang terjadi berbeda dengan apa yang diinginkan, kemudian
manajer harus memperhatikan dua pertanyaan desain SPM: Pengendalian apa yang harus digunakan?
dan Seberapa ketat setiap pengendalian harus diaplikasikan? Bab ini akan menyimpulkan permasalahan
manajemen ketika mendesain dan meningkatkan SPM.
SPM tidak dapat didesain atau dievaluasi tanpa pemahaman keinginan perusahaan. Tujuan dan yang
pentingnya, strategi yang berasal dari pemahaman yang tepat mengenai tujuan perusahaan yang
memberikan petunjuk penting mengenai tindakan yang diharapkan. Pemahaman yang baik untuk hal
tesebut menghasilkan alternatif pengendalian yang lebih besar, memberikan kesempatan yang lebih
baik dan memperkecil timbulnya masalah perilaku. Manajer juga perlu berusaha menilai apa yang
mungkin terjadi. Dasarnya dengan menilai kemungkinan bahwa permasalahan pengendalian telah ada
atau akan terjadi: kurangnya pengarahan, masalah motivasi atau keterbatasan personal. Jika tindakan
atau hasi yang terjadi berbeda dengan tindakan atau hasil yang diinginkan, diperlukan lebih banyak SPM
atau SPM yang berbeda.
Permasalahan Pengendalian
Jenis
Pengendalian Kurangnya Masalah Keterbatasan
Tinjauan
pengarahan motivasi personel
pratindakan X X X
Pengendalian
Akuntabilitas
hasil
tindakan X X X
Akuntabilitas
Redudansi X
hasil X X
Pengendalian
Pengendalian
personel
tindakan
Pemilihan dan
Pembatasan X X X
penempatan
sikap X
Pelatihan X X
Keterbatasan
X
sumber daya
Kultur yang
X X
kuat
Imbalan
X X
kelompok
Pengendalian manajemen dipilih secara spesifik dipilih dari alternatif yang mungkin akan memberikan
manfaat yang lebih besar. Misal: manfaat berkurangnya biaya. Manfaat SPM berasal dari meningkatnya
kemungkinan keberhasilan.
Pengendalian tindakan merupakan bentuk pengendalian yang paling langsung berusaha mempengaruhi
perilaku karyawan dengan cara memastikan karyawan bertindak sesuai yang diinginkan organisasi.
Pengendalian tindakan terdiri dari 4 bentuk dasar, yaitu :
1. Pembatasan perilaku adalah bentuk negatif dari pengendalian tindakan. Organisasi melakukan
pembatasan bagi karyawan untuk melakukan hal yang tidak seharusnya. Pembatasan ini dapat
berupa administratif maupun fisik. Contoh pembatasan fisik : penggunaan kunci, password dan
pembatasan akses. Pembatasan administratif contohnya pembatasan kewenangan pengambilan
keputusan tertentu dan pembagian tugas(segregation of duties).
2. Review pratindakan ini dilakukan saat proses perencanaan dan penganggaran, dengan review
atas rencana tindakan kemudian menyetujui/tidak rencana tersebut, memodifikasi rencana atau
meminta mengubah rencana, sebelum melakukan persetujuan.
4. Memberi penghargaan atas tindakan yang baik dan memberi hukuman atas tindakan
yang salah.
Akuntabilitas tindakan biasanya diimplementasikan dengan negative reinforcement, yaitu tindakan lebih
sering dihubungkan dengan hukuman daripada reward.
4. Redundansi
dilakukan dengan menugaskan lebih banyak karyawan/mesin untuk mengerjakan tugas melebihi
yang dibutuhkan, atau paling tidak menyediakan karyawan cadangan dengan tujuan
meningkatkan kemungkinan tugas dikerjakan secara memuaskan.
2. Memastikan tiap karyawan dapat bekerja dengan baik, dan memiliki kemampuan (pengalaman,
pengetahuan) dan sumberdaya(informasi, waktu) yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan
mereka dengan baik.
3. Meningkatkan kemungkinan tiap karyawan melaksanakan pengawasan pada dirinya sendri (self
monitoring)
2. Pelatihan menyediakan informasi yang berguna mengenai tindakan atau hasil apa yang
diekpektasikan dan bagaimana tugas harus dikerjakan.
Pengendalian tindakan memiliki keunggulan dan kelemahan. Berikut adalah beberapa keunggulan
pengendalian tindakan :
2. Dalam bentuk kebijakan dan prosedur, pengendalian tindakan merupakan cara yang efisien
untuk membantu koordinasi perusahaan. Pengendalian tersebut meningkatkan kemampuan
diprediksinya suatu tindakan dan mengurangi jumlah aliran informasi antarperusahaan yang
dibutuhkan untuk mencapai usaha yang terkoordinasi.
3. Dalam bentuk perusahaan birokratis, pengendalian tindakan merupakan elemen kunci dalam
artian yang positif, yaitu dalam keadaan standarisasi dan kerutinan merupakan ciri perusahaan
yang diinginkan.
2. Sebagian besar pengendalian tindakan sering kali mematahkan kreativitas, inovasi, dan adaptasi.
Karyawan seringkali bereaksi terhadap pengendalian tindakan dengan bersikap pasif. Mereka
mengembangkan kebiasaan kerja berdasarkan peraturan kerja yang diberikan kepada mereka.
Adaptasi mungkin sangat lengkap sehingga mereka mulai tergantung pada peraturan, berhenti
memikirkan bagaimana proses-proses tersebt dapat ditingkatkan dan tidak mau berubah.
Namun, pada beberapa kejadian, kreativitas tidak diperlukan, atau benar-benar tidak diinginkan.
Contohnya, kreativitas pilot bukan merupakan sifat yang diperlukan. Akan tetapi, dalam kasus
lain pengendalian tindakan memberikan kesempatan penting untuk peningkatan dan inovasi
yang tidak dapat dielakkan.
Pengendalian hasil memiliki keunggulan dan kelemahan. Berikut adalah beberapa keunggulan
pengendalian hasil :
1. Keunggulan yang paling umum adalah feasibility. Pengendalian hasil dapat menjadi
pengendalian yang efektif bahkan ketika kurangnya pengerahuan mengenai tindakan yang
diinginkan. Situasi ini sangat khas pada banyak (bahkan sebagian besar) peran penting dalam
banyak perusahaan.
2. Perilaku karyawan dapat dipengaruhi bahkan ketika karyawan memperoleh otonomi yang
signifikan. Ini sangat diinginkan ketika diperlukannya kreativitas karena otonomi memberi ruang
pada cara berpikir yang baru dan inovatif. Bahkan, ketika kreativitas menjadi tidak penting,
pemberian otonomi memiliki beberapa keunggulan. Pemberian otonomi biasanya menghasilkan
komitmen dan motivasi karyawan yang lebih besar karena kebutuhan personel yang semakin
tinggi (seperti kebutuhan untuk berprestasi) juga terpengaruh. Pengendalian hasil juga dapat
memberikan pelatihan ketika bekerja. Karyawan belajar dengan praktik langsung dan dengan
melakukan kesalahan. Pengendalian hasil juga memberikan ruang untuk gaya perilaku yang
aneh (seperti pendekatan penjualan yang unik), yang dapat memberikan hasil yang lebih baik
daripada standarisasi suatu pendekatan.
3. Biayanya relatif murah. Pengukuran kinerja seringkali dikumpulkan karena alasan yang tidak
berhubungan secara langsung dengan pengendalian manajemen, seperti laporan keuangan,
laporan pajak, atau perumusan strategi, dan jika pengukuran ini tidak dapat digunakan atau
mudah beradaptasi terhadap pengendalian hasil.
Keputusan mengenai apakah pengendalian harus diaplikasikan lebih ketat atau kurang ketat pada
beberapa perusahaan tertentu, atau dalam bagian tertentu dalam perusahaan, tergantung pada
jawaban dari tiga pertanyaan berikut:
(1)Apakah manfaat potensial dari pengendalian ketat?
Dalam perusahaan manapun, ketatnya pengendalian merupakan hal yang paling menguntungkan untuk
bagian yang terpenting bagi keberhasilan perusahaan. Faktor penting keberhasilan sangat beragam pada
seluruh perusahaan. Misalnya, pengendalian persediaan sangat penting bagi toko pengecer besar
karena “menjual persediaan tanpa pengendalian yang ketat tentu saja menyebabkan kebangkrutan.”
Ketatnya pengendalian persediaan dapat diimplementasikan dengan memfokuskan pada hasil kunci jika
karyawan dapat dipercaya untuk menentukan bagaimana menjaga persediaan mendekati tingkat jasa
yang dibutuhkan, atau kunci tindakan yang mencakup prosedur persediaan dan peraturan keputusan
yang detail.
Ada kemungkinan untuk mendekati jenis simultaneous tight-loose control yang sama meskipun tidak ada
kultur perusahaan yang kuat. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan pengendalian ketat pada
beberapa tindakan kunci atau hasil yang berpengaruh paling besar terhadap keberhasilan perusahaan.
Pengendalian seharusnya lebih dilakukan terhadap bagian yang secara strategis penting daripada bagian
yang kurang penting, tanpa memerhatikan seberapa mudahnya mengendalikan bagian yang kurang
penting. Tidak satupun pengendalian yang mungkin menggantikan kultur dapat diasumsikan terbebas
dari efek samping yang merugikan, tetapi penggunaan pengendalian ketat secara selektif mungkin akan
membatasi pengaruh ini.
Banyak perusahaan menekankan pada satu bentuk pengendalian manajemen pada satu waktu tertentu,
tetapi mereka seringkali mengubah penekan mereka dari satu bentuk ke bentuk lain karena kebutuhan,
kemampuan, dan lingkungan mereka berubah. Perusahaan kecil seringkali dapat cukup terkendali
melalui kemampuan pengawasan pemimpin mereka yang mengembangkan para karyawan yang loyal,
sentralisasi sebagian besar keputusan kunci, dan melibatkan diri mereka secara personal dalam kajian
yang detail mengenai anggaran belanja dan pengeluaran. Namun, seiring berkembangnya perusahaan,
bentuk pengendalian personel/kultur dan tindakan mungkin harus diganti atau ditambah dengan bentuk
pengendalian yang lain. Sebagai konsekuensinya, pertumbuhan perusahaan mengarahkan pengendalian
manajemen terhadap prosedur formalisasi yang meningkat untuk tujuan akuntabilitas tindakan dan atau
perkembangan sistem informasi yang lebih terperinci untuk tujuan pengendalian hasil.
Apa yang membuat analisis pengendalian manajemen menjadi sulit adalah bahwa manfaat dan efek
sampingnya tergantung pada bagaimana karyawan akan bereaksi terhadap pengendalian yang sedang
digunakan. Memprediksi perilaku ini tidak semudah mengerjakan ilmu pasti. Perbedaan perilaku yang
signifikan ada di antara orang-orang di negara yang berbeda, di bagian yang berbeda pada suatu negara,
pada perusahaan yang berbeda, demikian juga dalam bagian yang berbeda pada sebuah perusahaan,
dan manajer harus menyadari perbedaan tersebut karena efektivitas pengendalian manajemen yang
digunakan akan beragam, tergantung pada reaksi karyawan yang terlibat.
Penyebab masalah yang dihadapi oleh perusahaan seringkali beragam. Salah satu penyebabnya adalah
pemahaman yang tidak sempurna mengenai penentuan dan atau pengaruh pengendalian manajemen
dalam penentuan tersebut. Pemahaman yang tidak sempurna mengenai situasi tersebut seringkali
dikaitkan dengan pertumbuhan yang cepat dan atau perubahan transformasional pada pasar mereka.
Pertumbuhan yang cepat dan perubahan transformasional seringkali menimbulkan masalah
pengendalian karena hal ini menyebabkan faktor kunci yang perlu dikendalikan dengan ketat berubah.
STUDI KASUS
Pada Sabtu sore, 9 Januari 2010, Dr. Luis Samaniego, presiden Family Care Specialists Medical Group, Inc. (FCS)
merenungkan usulannya untuk memperbaiki sistem kompensasi dokter FCS. Pada Senin yang akan datang, enam
dokter yang terdiri atas Dewan FCS akan bertemu untuk mendiskusikan pencapaian Group pada tahun 2009 dan
untuk memperhatikan, beberapa masalah lain, perbaikan untuk sistem kompensasi.
Skema pembayaran Group telah terus-menerus menjadi topik diskusi tahun ini. FCS telah menggunakan dua
rencana insentif yang sangat berbeda selama sepuluh tahun terakhir dan manajemen telah menggunakan setahun
untuk mendiskusikan kemungkinan revisi, tetapi Dr. Samaniego tetap prihatin. Dia tahu bahwa tidak ada skema
yang dapat sempurna dan apa pun pilihan yang dibuat Dewan akan melibatkan penjualan. Dr. Samaniego tahu
bahwa skema pilihan memiliki pengaruh nyata pada para dokter, Group, dan, yang paling penting, pasien mereka.
OBAT KELUARGA
Dokter keluarga bersama dengan internis meliputi sebagian besar dokter umum di Amerika Serikat. Dokter umum
biasanya menjadi titik awal kontak untuk pasien yang belum didiagnosis, masalah kesehatan yang belum muncul.
Selain itu, untuk bertindak sebagai titik awal dari kontak, dokter umum menyediakan pelayanan rawat jalan dan
koordinasi fasilitas perawatan untuk pasien yang meminta pelayanan dari spesialis medis yang lain. Pendeknya,
mereka adalah orang yang sebagian besar ada dalam pikiran kita ketika kita berpikir mengenai dokter keluarga
yang dapat dipercaya.
Meski sering kali dirujuk sebagai dokter praktik umum, pengobatan keluarga diakui sebagai spesialis medis. Di
Amerika Serikat, setelah menerima gelar kedokteran lulusan dokter baru harus menyelesaikan program residen
medis sebelum mereka mendapatakan lisensi dari dewan negaranya. Sekolah medis mungkin memberikan bekal
pengetahuan medis umum dan beberapa keterampilan klinik kepada para dokter. Program residen memberikan
lebih banyak pengetahuan dan keterampilan melalui tahun kerja yang intensif dalam merawat pasien di bawah
supervisi yang kuat dari dokter yang menyertai. Pada semua spesialisasi termasuk pengobatan keluarga, program
residensi dikaitkan dengan, dan dilakukan di rumah sakit.
Pada Maret 2009, Health Resources and Service Administration (HRSA) dari Departemen Kesehatan dan Pelayanan
Manusia menunjuk 6.080 Health Professional Shortage Areas (HPSA) dengan rata-rata populasi 65 juta. HRSA
menghitung tambahan 16.585 praktisi yang akan dibutuhkan untuk mencukupi layanan populai belum terlayani.
American Academy of Family Physician menghitung bahwa untuk mengantisipasi kebutuhan dokter umum untuk
dekade berikutnya. Amerika Serikat perlu melatih 4.449 tiap tahun dengan tujuan meningkatkan jumlah dokter
keluarga lebih dari 39% pada sepuluh hingga 15 tahun ke depan. Akan tetapi,pada tahun 2007, jumlah mahasiswa
kedokteran yang memilih program residensi perawatan keluarga pada hakikatnya menurun 8% dari tahun
sebelumnya yang hanya 1.100.
Konsensus menjelaskan bahwa untuk pertumbuhu tersebut, mereka kekurangan uang. Karena sistem
memberlakukan penggantian biaya pengobatan di Amerika Serikat, yang umumnya dibayar pemberi kerja untuk
prosedur kinerja khusus, kompensasi rata-rata untuk dokter keluarga lebih rendah dari dokter spesialis. Sebuah
studi yang dipubliksikan pada 9 September 2008 masalah dari Journal of the American Medical Assocation
mendokumentasikan tingginya korelasi antara kompensasi tahunan rata-rata dan jumlah posisi residen yang diisi
oleh spesialis. Pada posisi lebih rendah dengan kompensasi rata-rata dan persentase posisi residen yang harus diisi
pengobatan keluarga yaitu sebesar $185.740 dan 42%. Perbandingan yang tidak menyenangkan dengan radiologi
($414.875) dan bedah ortopedi ($436.481) dengan persentase posisi residensi yang diisi 89% dan 94% berurutan.
Temuan ini sangat mengejutkan dengan memberikan perkiraan studi saat ini bahwa rata-rata mahasiswa
kedokteran yang lulus mempunyai pinjaman utang mahasiswa sebesar $140.000.
KENDALA
Jumlah pasien tampaknya bukanlah pengukuran yang sempurna untuk produktivitas klinik. Beberapa kasus yang
kompleks dan membutuhkan waktu lama untuk memberikan kualitas layanan yang tinggi. Beberapa petugas medis
FCS tertentu dalam menangani tipe pasien yang pasti yang memerlukan waktu rata-rata lebih atau kurang per
pasien per penanganan. Kasus OB/GYN, sebagai contoh, memerlukan waktu lebih sedikit sementara kasus geriatrik
memerlukan waktu lebih lama. Juga, pengaruh keuangan yang terlihat pada pasien sangat bervariasi. Pembayaran
swasta umumnya memberikan kompensasi FCS dengan tingkat yang lebih tinggi daripada Medicare, sementara
pembayaran Medi-Cal umumnya hanya sebagian kecil dari tingkat swasta (misalnya, 30%). FCS membayar untuk
pengelolaan perawatan pasien umum (HMO) secara bulanan yang relatif kecil atau tidak ada tambahan
pembayaran untuk menangani pasien khusus. Tagihan yang dipersiapkan secara bersamaan, sebanyak enam
minggu terpisah. Ketika kombinasi dengan waktu pembayaran untuk merespons tagihan, pengumpulan perlakuan
yang tertinggal dengan hitungan bulanan. Pada beberapa kasus, pengumpulan diterima dengan nama pasien
catatan dokter umum, meskipun pasien mungkin telah bertemu dengan petugas medis lainnya. Pada beberapa
kasus, FCS tidak memberikan perbedaan level dari penanganan pasien dengan perbedaan rencana kesehatan,
membuat sistem insentif berdasarkan pada tagihan atau pengumpulan kuisioner dengan mengabaikan masalah
pada implementasi.
Lebih lanjut, petugas klinis memiliki pengendalian lebih pada sejumlah pasien pada setiap sesi dibandingkan
dengan pembayaran campuran atau rata-rata kompleksitas kasus. Petugas medis diberi kebijakan memaksimalkan
sejumlah pasien pada jadwal untuk sesi tidak menerima pasien yang datang terlambat dari skedul yang dijanjikan
dan mencari perlakuan. Beberapa klinik Sabtu yang beroperasi berdasarkan basis walk-in. Akan tetapi, FCS
mengelola kebijakan pemindahbukuan yang tidak signifikan meskipun tidak menunjukkan tingkat rata-rata yang
sering kali sebesar 30%.
Pengukuran langsung dari kualitas pelayanan yang dilakukan dengan memberikan petugas medis yang
berharga mahal untuk dikumpulkan. Sebagai bagian dari masing-masing klinik program Perbaikan Kualitas, yang
disebut sebagai grafik tinjauan dilakukan berdasarkan basis mingguan. Rekan tinjauan dengan sampel sangat kecil
untuk masing-masing pasien klinik yang ditangani sangat memotivasi, meskipun mereka tidak dikaitkan dengan
kompensasi. Seperti dalam kata-kata Dr. Samaniego, "Hal tersebut ibarat sebuah pisau belati menusuk jantung
Anda ketika salah satu teman kerja Anda mengatakan ‘Hai Louie, kamu lupa melakukan X di sini.”
Berbagai pembayaran mengukur kualitas dari pelayanan yang disediakan berdasarkan pada metrik seperti proporsi
dari pasien diabetes yang dicakup oleh rencana pembayaran yang diterima secara tahunan atau wanita yang
ditargetkan oleh Group untuk menerima skedul mamografi. Bonus dibayar pada FCS untuk pencapaian level target
atau perbaikan pada beberapa metrik yang ditotal sebanyak ratusan dari ribuan dolar menjadi hanya sekecil
beberapa puluh dari ribuan dolar untuk beberapa tahun. Akan tetapi, pencapaian target semacam ini sangat
tergantung pada pencapaian pasien dengan uji klinis. Seperti halnya dengan pengumpulan, pada kenyataannya
bahwa pasien yang sama yang mungkin ditangani oleh beberapa petugas medis akan dIhubungkan dengan kinerja
pada metrik semacam ini karena, dalam praktik, untuk tindakan dari petugas medis secara individual tidak
mungkin. Demikian juga, pencapaian pada survei kepuasan pasien dilihat sebagai ukuran klinik sebagai
keseluruhan dibandingkan dengan pengukuran petugas medis secara individu.
Pernyataan Misi