Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
I. Latar Belakang
Pengendalian hasil bukan hanya satu-satunya bentuk
pengendalian.Perusahaan dapat menambah atau mengganti pengendalian hasil dengan
bentuk pengendalian lainnya dengan tujuan untuk membuat karyawan bertindak sesuai
dengan yang diharapkan perusahaan. Salah satu jenis pengendalian, pengendalian
tindakan, ialah memastikan karyawan melakukan (atau tidak melakukan) tindakan
tertentu yang dinilai dapat menguntungkan (merugikan) perusahaan. Meskipun
pengendalian tindakan lazim digunakan dalam perusahaan, tetapi wujud
pengendalian ini tidak selalu efektif untuk setiap situasi. Pengendalian tindakan hanya
tepat digunakan ketika manajer mengetahui tindakan apa yang diinginkan (tidak
diinginkan) dan bisa memastikan bahwa tindakan yang diinginkan (tidak diinginkan)
tersebut terjadi (tidak terjadi).
Kedua, pengendalian personel, didesain untuk membuat karyawan dapat
melakukan tugas yang diinginkan dengan memuaskan secara mandiri karena
mereka adalah karyawan yang berpengalaman, jujur, dan pekerja
keras.Melakukan tugas dengan baik juga dapat menimbulkan rasa realisasi diri
dan kepuasan pada karyawan. Terakhir, pengendalian budaya diciptakan guna
membentuk norma perilaku perusahaan dan guna mendorong karyawan untuk
memantau dan memengaruhi perilaku antara satu karyawan dan karyawan
lain.Pengendalian tindakan, personel, dan budaya adalah bagian dari setiap system
pengendalian manajemen. Pada beberapa perusahaan, pengendalian-pengendalian ini
sangat penting sehingga mereka disebut sebagai bentuk pengendalian yang dominan.
A. Pengendalian tindakan
Pengendalian tindakan adalah bentuk paling langsung dari pengendalian manajemen
karena meliputi pengambilan langkah-langkah tertentu untuk memastikan karyawan
bertindak sesuai dengan keinginan perusahaan dengan membuat tindakan karyawan sendiri
sebagai focus pengendalian.
Pengendalian tindakan mempunyai 4 macam, yaitu :
Pembatasan perilaku
Merupakan bentuk pengendalian tindakan yang bersifat “negative” atau
“memaksa”. Pembatasan perilaku dapat dilakukan secara fisik atau administrative.
Pembatasan fisik termasuk menguni meja,memasang kata sandi dalam computer dan
membatasi akses karyawan ke area-area tertentu dan lain-lain. Pembatasan ini lebih
diperlukan dalam kegiatan sehari-hari seperti pada penjualan eceran. Pembatasan
administrative mencakup pembatasan otoritas dalam pengambilan keputusan.
Manajer senior biasanya melakukan untuk meminimalkan resiko sumber daya yang
akan di tanggung oleh karyawan yang tidak dapat melakukan pekerjaan secara
efektif. Bentuk umum lain dalam pembatasan administrative merujuk pada
pemisahan tugas. Hal ini meliputi pemisahan tugas untuk menyelesaikan pekerjaan
yang perlu penanganan khusus. Terkadang pembatasan fisik dan administrative
dapat dikombinasikan dengan istilah poka-yokes yang dirancang menjadi foolproof.
Poka-yoke juga adalah tahapan yang dibangun ke dalam sebah proses untuk
mencegah terjadinya penyimpangan di urutan tahapan yang benar.
Penilaian Pratindakan
Penilaian pratindakan mencakup adanya penyelidikan kritis terhadap rencana
tindakan dari pra karyawan yang dikendalikan. Bentuk umum dari penilaian ini
berlangsung selama proses perencanaan dan penganggaran yang ditandai oleh
berbagai level penilaian terhadap tindakan dan anggaran pada level organisasi yang
lebih tinggi.
Akuntabilitas
Akuntabilitas tindakan adalah meminta karyawan bertanggungjawab atas
tindakan yang mereka lakukan. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah :
1. Mendefinisikan tindakan yang dapat diterima maupun tidak diterima
2. Mengomunikasikan definisi kepada karyawan
3. Observasi terhadap apa yang terjadi
4. Memberikan imbalan kepada tindakan yang baik atau memberikan hukuman
kepada tindakan yang menyimpang dari norma
Redundasi
Redundasi meliputi penugasan lebih banyak keryawan untuk melakukan sesuatu
tugas dibandingkan jumlah sesungguhnya dibutuhkan atau menyediakan karyawan
cadangan untuk meningkatkan terselesaikannnya tugas dengan memuaskan.
Redundasi biasa terjadi di fasilitas computer, fungsi keamanan operasi penting
lainnya. Redundasi jarang dipakai karea biayanya mahal.
a. Pengendalian tindakan dan masalah pengendalian
Pengendalian Tindakan dapat berjalan dengan baik karena, sama halnya dengan tipe
pengendalian lain, pengendalian Tindakan berhubungan dengan satu atau lebih dari 3
masalah dasar pengendalian, berikut masalah pengendalian yang disebabkan oleh jenis
pengendalian tindakan :
Pembatasan perilaku mulanya efektif untuk menghilangkan masaah motivasional.
Karyawan yang mungkin empat tergoda untuk terlibat dalam perilaku yang tidak
diinginkan dapat terhindar untuk berbuat demikian.
Penilaian pratindakan berhubungan dengan 3 masalah pengendalian. Karena
penilaian ini sering melibatkan komunikasi kepada karyawan mengenai hal apa saja
yang diinginkan perusahaan. Penilaian ini dapat membantu meringankan kurangnya
pengarahan dalam perusahaan, memberikan motivasi dan bisa juga dilakukan
dengan melakukan mitigasi dampak pembatasan perorangan yang berpotensi
merugikan dan dapat mencegah terjadinya kesalahan maupun Tindakan merugikan
lainnya.
Pengendalian akuntabilitas Tindakan merinci mengenai Tindakan yang diinginkan
dapat membantu mengarahkan dan mengurangi ragam pembatasan perorangan
akibat ketrampilan atau pengalaman yang tidak mencukupi.
Penerapan redundansi relative terbatas. Redudansi awalnya efektif dalam membantu
menyelesaikan tugas khusus jika terdapat keraguan mengenai apakah karyawan
yang ditugaskan untuk pekerjaan tersebut benar benar termotivasi untuk melakukan
pekerjaan secara memuaskan
B. Pengendalian personel
Pengendalian personel membangun kecenderungan alamai karyawan untuk
mengendalikan atau memotivasi diri mereka sendiri. Pengendalian personel memiliki tiga
tujuan yaitu :
Bebrapa pengendalian personel membantu mengklarifikasikan harapan, artinya
pengendalian ini membantu memastikan bahwa tiap karyawan memahami
keinginan perusahaan
Beberapa pengendalian personel membantu memastikan tiap karyawan
melakukan pekerjaan dengan baik, memiliki kemampuan, dan sumber daya yang
untuk melakukan pekerjaan mereka.
Beberapa pengendalian personel meningkatkan kemungkinan bahwa tiap
karyawan akan terlibat dalam self monitoring. Self monitoring terbilang efektif
sebab kebanyakan orang memiliki hati nurani yang membimbing mereka untuk
melakukan hal yang baik dan mampu melahirkan perasaan positif akan rasa
hormat kepada diri sendiri (self respect) dankepuasan saat mereka melakukan
pekerjaan dengan baik serta menyaksikan keberhasilan perusahaan.
Pengendalian personel dapat diimplementasikan melalui seleksi dan penempatan,
pelatihan, dan desain pekerjaan dan resourching. Dengan kata lain, menemukan orang yang
tepat untuk melakukan pekerjaan tertent, melatih mereka, dan memberikan mereka
lingkungan kerja yang baik serta sumber daya yang dibutuhkan, cendurung dapat
meningkatkan kemungkinan akan dilakukan pekerjaan dengan baik
b. Pelatihan .
Pelatihan adalah cara umum lainnya untuk meningkatkan kemungkinan karyawan
melakukan pekerjaan dengan baik.Pelatihan dapat memberikan informasi yang
bermanfaat mengenai tindakan atau hasil seperti apa yang diharapkan oleh
perusahaan dan cara terbaik untuk melaksanakan suatu tugas.Pelatihan juga dapat
memberi dampak motivasional yang positif sebab karyawan dapat diberikan rasa
profesionalisme yang lebih besar, dan mereka sering kali lebih terpancing untuk
melakukan pekerjaan tersebut mereka pahami. Banyak perusahaan menggunakan
program pelatihan formal, seperti dalam pengaturan kelas, untuk meningkatkan
ketrampilan personel mereka.Banyak juga pelatihan yang dilakukan secara informal,
seperti pendampingan karyawan.
a. Kode etik
Kebanyakan perusahaan dengan ukuran diatas minimal berupaya untuk
membentuk budaya perusahaan mereka melalui kode tingkah laku, kode etik, kode
perusahaan atau penyertaan misi, visi ataupun filosofi manajemen.Dokumen tertulis
yang formal tersebut memberikan pernyataan umum akan nilai perusahaan,
komitmen kepada pemegang kepentingan, dan keinginan pihak manajemen
mengenai bagaimana seharusnya perusahaan berfungsi.
Kode didesain untuk membantu karyawan memahami perilaku apa yang
diharapkan meski tidak ada peraturan yang spesifik, itupun kodenya lebih didasarkan
pada prinsip dibandingkan hanya didasarkan pada peraturan.Kode ini dapat meliputi
pesan penting mengenai dedikasi terhadap kualitas maupun kepuasan pelanggan,
perlakuan yang adil pada karyawan dan pelanggan, keamanan karyawan, inovasi,
pengambilan risiko, ketaatan pada prinsip etis, komunikasi yang terbuka, dan
kesediaan untuk berubah.
Nilai-nilai yang paling umum dikutip dan ditanamkan dalam kode etik ialah
integritas, kerja sama, rasa hormat, inovasi, dan focus pada klien dan paling sering
ditunjukan pada karyawan. Tapi beberapa kode etik tidak berhasil karena kode tidak
didukung oleh kepemimpinan yang kuat dan tone from the top yang tepat. Manajer
puncak tidak selalu berkomitmen terhadap kode ini, atau lebih buruk lagi,
memberikan contoh buruk dengan memberikan tindakan yang tidak tepat.
b. Imbalan kelompok
Imbalan KelompokPenyediaan imbalan atau insentif yang didasarkan pada
pencapaian kolektif juga mendukung pengendalian budaya. Rencana insentif yang
berdasarkan pada pencapaian kolektif bisa berwujud dalam berbagai bentuk, seperti
bonus, pembagian laba, atau pembagian keuntungan yang memberikan kompensasi
berdasarkan pada kinerja perusahaan atau entitas secara keseluruhan berkenaan
dengan, keuntungan atau reduksi biaya.
Bukti menyatakan bahwa perencanaan insentif yang didasarkan pada kelompok
menciptakan budaya "kepemilikan" dan "keterlibatan" terhadap keuntungan bersama
antara perusahaan dan karyawannya.Penghargaan kelompok berbeda karakter
dengan penghargaan yang diberikan untuk kinerja secara individu. Dengan adanya
imbalan kelompok, hubungan antara upaya individu dan hasil yang diberikan
imbalan tergolong lemah .
Oleh karena itu maka, motivasi untuk mendapat imbalan tidak termasuk dalam
dorongan utama yang di pengaruhi oleh imbalan kelompok. Bukti dari keberhasilan
imbalan kelompok berasal dari pekerjaan yang menggambarkan pengalaman
perusahaan dengan program yang dikenal sebagai Open Book Managemen
(OBM).Tujuan dari OBM adalah untuk menciptakan garis pandang yang jelas antara
tindakan/keputusan karyawan dab kinerja keuangan perusahaan.Progran OBM
meliputi:
1. Pembagian informasi keuangan perusahaan secara teratur dan informasi
lainnya yang membantu karyawan bekerjasama dengan pihak manajemen
untuk mencapai tujuan perusahaan
2. Pelatihan, agar karyawan memahami arti dari informasi dan bagaimana
cara mereka berkontribusi untuk kinerja perusahaan
3. Imbalan yang berkaitan dengan kinerja perusahaan
4. Perubahan budaya,jika diperlukan
A. Kesimpulan
Pengendalian tindakan memiliki sejumlah bentuk yang berbeda, yaitu pembatasan
perilaku, penilaian pratindakan, akuntabilitas tindakan, dan redundansi. Pengendalian
tindakan merupakan tipe pengendalian manajemen paling langsung, sebab pengendalian
tindakan memastikan perilaku tetap yang ditampilkan oleh orang yang harus diandalkan
oleh perusahaan dengan berfokus langsung pada tindakan mereka.
Pengendalian personel dan budaya, yakni mendorong manajer salah satu atau kedua
kekuatan positif yang biasanya terdapat dalam perusahaan, yaitu pematauan diri dan
pemantauan bersama. Kekuatan-kekuatan ini dapat ditingkatkan dengan berbagai
cara,termasuk seleksi dan penempatan personel yang efektif,pelatihan,desain pekerjaan,
dan penyediaan sumber daya yang dibutuhkan, kode etik, imbalan kelompok, transfer
antar perusahaan, pengaturan fisik dan social, dan tone at the top
Pengendalian budaya dan personel, yang terkadang merujuk pada pengendalian yang
lunak, menjadi kajian yang lebih penting akhir-akhir ini. Perusahaan sudah menjadi lebih
baik. Manajer memiliki rentang kendali yang lebih luas, dan mengelaborasi hierarki serta
system pengendalian tindakan ( birokrasi ) telah dicopot dan digantikan dengan
karyawan yang berdaya. Dalam lingkungan ini,nilai bersama perusahaan telah menjadi
alat yang lebih penting untuk memastikan bahwa setiap orang bertindak sesuai dengan
kepentingan terbaik perusahaan
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca agar bisa memahami dan menerapkan pengendalian
tindakan, pengendalian personel, dan pengendalian budaya di kehidupan sehari-hari.
Baik itu dikehidupan berorganisasi, kelompok, komunitas, dan individu.
STUDI KASUS
DAFTAR PUSTAKA
https://www.studocu.com/id/document/universitas-wahid-hasyim/sulistya/pengendalian-
tindakan-personel-dan-buday/9784151
Merchant,K.A, & Van der Stade, W.A. (2014). System pengendalian manajemen pengukuran
kinerja, evaluasi, dan insentif Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Pengendalianhasilbukanhanyas
atu-satunyabentukpengendalian.
Perusahaan
dapatmenambahataumengganti
pengendalianhasildenganbentuk
pengendalianlainnyadengantuju
anuntukmembuatkaryawanberti
ndaksesuai
dengan yang
diharapkanperusahaan. Salah
satujenispengendalian,
pengendalian
tindakan,
ialahmemastikankaryawanmela
kukan (atautidakmelakukan)
tindakan
tertentu yang
dinilaidapatmenguntungkan
(merugikan) perusahaan.
Meskipun
pengendaliantindakanlazimdigu
nakandalamperusahaan,
tetapiwujud
pengendalianinitidakselaluefekt
ifuntuksetiapsituasi.
Pengendaliantindakan
hanyatepatdigunakanketikaman
ajermengetahuitindakanapa
yang diinginkan
(tidakdiinginkan)
danbisamemastikanbahwatinda
kan yang diinginkan (tidak
diinginkan) tersebutterjadi
(tidakterjadi).
Kedua, pengendalianpersonel,
didesainuntukmembuatkaryawa
ndapat
melakukantugas yang
diinginkandenganmemuaskanse
caramandirikarena
merekaadalahkaryawan yang
berpengalaman, jujur,
danpekerjakeras.
Melakukantugasdenganbaikjug
adapatmenimbulkan rasa
realisasidiridan
kepuasanpadakaryawan.
Terakhir,
pengendalianbudayadiciptakang
una
membentuknormaperilakuperus
ahaandangunamendorongkarya
wanuntuk
memantaudanmemengaruhiperi
lakuantarasatukaryawandankary
awan lain.
Pengendaliantindakan,
personel,
danbudayaadalahbagiandariseti
apsistem
pengendalianmanajemen.
Padabeberapaperusahaan,
pengendalian-pengendalian
inisangatpentingsehinggamerek
adisebutsebagaibentukpengenda
lian yang
dominan