NIM : 1901036231
Mata Kuliah : Auditing 2
BAB 7
PEMERIKSAAN PIUTANG USAHA DAN PIUTANG LAINNYA
h. Supporting Schedule
i. Konsep Laporan Audit (Konsep Audit Report)
j. Management Letter
Berisi kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk beberapa tahun, misalnya:
• Akta Pendirian
• Buku Dokumen Akuntansi (Accounting Manual)
• Kontrak-Kontrak
• Notulen Rapat
c. Correspondence File (berkas surat-menyurat)
Berisi korespomdensi dengan klien, berupa surat menyurat, facsimile, email, dan lain-
lain.
9. Di bagian muka file kertas kerja pemeriksaan harus dimasukkan Daftas Isi dan
index kertas kerja pemeriksaan dan contoh paraf seluruh tim pemeriksa yang terlibat
dalam penugasan audit tersebut.
BAB 9
PEMERIKSAAN KAS SETARA KAS
Kas kecil (Petty Cash) dalam rupiah maupun mata uang asing
Saldo rekening giro di Bank dalam rupiah maupun mata uang asing
Bon sementara (I O U)
Bon-bon kas kecil yang belum direimbursed
Check tunai yang akan didepositokan
Yang tidak dapat digolongkan sebagai bagian dari kas dan bank pada neraca adalah:
Deposito berjangka (time deposit) yang jatuh tempo lebih dari 3 bulan
Check mundur dan check kosong
Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu (sinking fund)
Rekening giro yang tidak dapat segera digunakan baik didalam maupun diluar
negeri, misalnya karena dibekukan
Menurut PSAK No. 2, hal. 2.2 & 2.3 (IAI: 2002)
Kas terdiri dari: Saldo Kas (Cash on Hand) dan rekening giro. Setara Kas (Cash
Equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang
dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko
perubahan nilai yang signifikan.
Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk
investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi harus
segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang telah diketahui tanpa
menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Karenanya, suatu investasi baru
dapat memenuhi syarat sebagai setara kas hanya jika segera akan jatuh tempo dalam
waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya. Investasi dalam bentuk
saham tidak temasuk setara kas, sebagai contoh, saham preferen yang dibeli dan akan
segera jatuh tempo serta tanggal penebusan (redemption date) telah ditentukan.
Cerukan (bank overdraft) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pengelolaan
kas perusahaan. Dalam keadaan tersebut, cerukan termasuk komponen kas dan setara
kas.
1.Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan
setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank. Jika akuntan
publik (auditor) dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas kas dan setara
kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank berjalan efektif maka
luasnya pemeriksaan dalam melakukan substantive test bisa dipersempit.
Beberapa ciri internal kontrol yang baik atas kas dan setara kas serta transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas dan bank adalah :
a.Adanya pemisahan tugas dan tanggungjawab antara yang menerima dan
menegeluarkan kas dengan yang melakukan pencatatan, memberikan otorisasi atas
pengeluaran dan penerimaan kas dan bank.
b.Pegawai yang membuat rekonsiliasi bank harus lain dari pegawai yang mengerjakan
buku bank. Rekonsiliasi bank dibuat setiap bulan dan harus ditelaah (direview) oleh
kepala bagian akuntansi.
c.Digunakannya imprest fund system untuk mengelolah kas kecil.
d.Penerimaan kas, check dan giro, harus disetor ke bank dalam jumlah seutuhnya
(intach) paling lambat keesokan harinya.
e.Uang kas harus disimpan ditempat yang aman, misalnya di cash box, brandkas atau
di bank.
f.Uang kas harus dikelolah dengan baik, dalam arti jangan dibiarkan menganggur atau
terlalu banyak disimpan di rekening giro, karena tidak memberikan hasil yang
optimal. Jika ada uang kas yang menganggur sebaiknya disimpan dalam deposito
berjangka atau dibelikan surat berharga yang sewaktu-waktu bisa diuangkan
(marketable) sehingga bisa menghasilkan bunga atau deviden.
g.Blanko cek dan giro harus disimpan ditempat yang aman supaya tidak
disalahgunakan, selain itu harus dihindari penandatanganan check dalam bentuk
blanko. Pada saat penandatanganan check, harus dilampirkan bukti-bukti pendukung
yang lengkap.
h.Sebaiknya check dan giro ditulis atas nama dan check/giro ditandatangani oleh 2
orang untuk menghindari penyalahgunaan.
i.Sebaiknya kasir diasuransikan atau diminta menyerahkan uang jaminan, untuk back
up seandainya terjadi kehilangan uang atau kecurangan yang dilakukan oleh kasir.
j.Digunakan kwitansi yang bernomor urut tercetak (prenumbered).
k.Bukti-bukti pendukung dari pengeluaran kas yang sudah dibayar harus di stempel
lunas, untuk menghindari kemungkinan untuk di proses pembayarannya dua kali
(double payment)Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada dineraca
per tanggal neraca betul-betul ada di dimiliki perusahaan.
2.Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di laporan posisi
keuangan (neraca) per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) betul-betul ada dan
dimiliki perusahan. maksudnya auditor harus meyakinkan dirinya bahwa kas dan
setara kas yang dimiliki perusahaan betul-betul ada dan dimiliki perusahaan dan
bukan milik pribadi direksi atau pemegang saham. Karena itu auditor harus
melakukan kas opname dan mengirim konfirmasi ke bank.
3.Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan setara
kas. Jika perusahaan menyisihkan sebagian dana yang dimiliki untuk keperluan
pelunasan obligasi berikut bunganya (sinking fund) maka dana tersebut tidak dapat
dilaporkan sebagai bagian dari kas di harta lancar. Begitu juga jika ada saldo rekening
giro yang dibekukan karena perusahaan tersangkut suatu masalah hukum, maka saldo
tersebut tidak boleh dilaporkan sebagai bagian dari kas di harta lancar. Hal tersebut
harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan
4.Untuk memeriksa seandainya ada saldo kas/setara kas dalam valuta asing, apakah
saldo tersebut sudah dikonversikan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs
tengah Bank Indonesia (BI) pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi
sudah dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi (komprehensif) tahun berjalan
5.Untuk memeriksa apakah penyajiannya di neraca sesuai dengan standar akuntansi
keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
Menurut SAK :
Kas dan setara kas disajikan di neraca sebagai harta lancar (current assets)
Kas dan setara kas yang penggunaannya dibatasi dapat dimasukan dalam aset lancar
hanya jika pembatasan tersebut dilakukan untuk menyisihkan dana untuk melunasi
kewajiban jangka pendek atau jika pembatasan tersebut hanya berlaku selama satu
tahun
Saldo kredit pada perkiraan bank disajikan pada kelompok kewajiban sebagai
kewajiban jangka pendek. Saldo kredit dan debit rekening giro pada bank yang sama
dapat digabung dan disajikan pada neraca sebagai satu kesatuan
1.Pahami dan evaluasi internal control kas dan setara kas serta transaksi penerimaan
dan pengeluaran kas dan bank.
Hasil evaluasi internal control atas kas dan bank serta transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas dan bank berupa kesimpulan apakah internal control berjalan dengan
efektif atau tidakjika auditor menyatakan internal controlnya baik maka pengujian
atas saldo kas dan setara kas pertanggal neraca bisa dipersempit, karena kemungkinan
kesalahan kecil, dan walaupun ada kesalahan pasti akan segera ditemukan.
Untuk memahami internal control. Auditor bisa melakukan internal control
questionnaires. Kemudian hasilnya bisa digambarkan melalui flowchart atau dalam
bentuk narrative. Auditor bisa mengevaluasi internal control yang ada secara teoritis
dan menarik kesimpulan sementara apakah internal control atas kas dan setara kas
serta penerimaan dan pengeluaran kas/bank baik,sedang, atau lemah. Jika disimpulkan
sementara internal control baik atau sedang, auditor harus melakukan tes ketaatan atas
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas/bank untuk membuktikan apakah internal
control berjalan baik atau tidak. Jika telah selesai melakukan compliance test, bisa
dilanjutkan menemukan kesimpulan akhir apakah internal control berjalan dengan
baik, sedang atau lemah. Kemudian barulah dilakukan substantive test atas prosedur
kas/bank.
Yang diambil sebagai sampel biasanya : bukti penerimaan kas/bank dan bukti
pengeluaran kas/bank atau nomor check/giro.
Jika internal control lemah, auditor tidak perlu mengadakan tes ketaatan, tetapi
langsung melakukan substantive test yang diperluas. Karena biasanya jika tetap
dilakukan complience test (tes ketaatan), kesimpulan akhir tetap menyatakan bahwa
internal control lemah.
Setelah melakukan compliance test. Auditor harus memberikan kesimpulan akhir,
apakah internal control baik, sedang, atau lemah. Setelah itu baru dilakukan
substantive test atas saldo kas/bank.
Prosedur audit untuk compliance test harus dipisahkan dari prosedur audit untuk
substantive test, begitu juga kertas kerja pemeriksaannya Contoh kasus PT RENIKU.
Dalam perusahaan ini, berdasarkan narrative, flowchart dan jawaban internal control
questionnaires misalnya ditarik kesimpulan sementara bahwa pengendalian internal
atas penerimaan dan pengeluaran kas/bank cukup baik dan tidak diidentifikasi suatu
risiko kesalahan yang material.
Langkah berikutnya auditor harus melakukan comliance test (pengujian ketaatan)
namun sebelumnya perlu disusun audit program untuk pengujian ketaatan atas
transaksi penerimaan dan pengeluran kas/ank sebagai berikut:
2.Buat TOP Schedule kas dan setara kas per tanggal laporan posisi keuangan
3.lakukan cash count
jika klien menggunakan imprest fund system untuk kas kecilnya, cash count bisa
dilakukan kapan saja, karena saldo kas selalu tetap.
Tetapi jika menggunakan fluctuating fund system maka cash count sebaiknya
dilakukan tidak jauh dari tanggal neraca agar tidak mengalami kesulitan sewaktu
melakukan perhitungan maju atau mundur ke tanggal neraca (saldo kas per tanggal
cash count ditambah atau dikurangi dengan penerimaan atau/dan pengeluaran
sebelum/sesudah tanggal neraca).
4.Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dalam hal tidak
dilakukan kas opname
Untuk kas yang berada di cabang yang jauh dan saldonya tidak besar (misal di irian
jaya dengan saldo Rp. 1000.000) tidak perlu auditor secara khusus mengunjungi
cabang tersebut untuk melakukan kas opname, karena tidak berimbang cost dan
benefit-nya. Sehingga cukup dikirim surat konfirmasi atau diminta pernyataan saldo
dari kasir.
Surat konfirmasi tersebut harus ditandatangani oleh pejabat perusahaan yang nama
dan contoh tanda tangannya tercantum di “signature card” bank perusahaan
(authorized signature). Konfirmasi tersebut bisa mencantumkan nomor rekening bank
perusahaan tetapi akan lebih baik jika nomor rekening tersebut tidak dicantumkan.
Surat konfirmasi harus tetap dikirim walaupun perusahaan sudh menerima rekening
koran dari bank karena :
Hal tersebut merupakan standart audit procedures untuk mendapatkan bahan bukti
audit (audit evidence)
Yang dinyatakan dalam surat konfirmasi bukan hanya saldo bukan tetapi banyak hal
lainnya, seperti : jumla kredit, pendiskontoan wesel tagih, contingent liability dan
lain-lain
Jawaban konfirmasi diminta untuk dikirim langsung ke auditor, sedangkan rekening
koran selalu dikirim ke klien
6.Minta rekonsiliasi bank dan lakukan pemeriksaan atas rekonsiliasi bank tersebut
Rekoniliasi bank harus dibuat oleh klien dan tugas auditor adalah memeriksa
kebenaran rekonsiliasi tersebut, serta mengusulkan audit adjustment jika ditemukan
suatu kesalahan.
7.Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat dan perjanjian kredit untuk
mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank yang dimiliki perusahaan.
Saldo rekening bank yang penggunaannya dibatasi untuk jangka waktu >1tahun tidak
boleh dikelompokkan sebagai asset lancer dan harus dijelaskan dicatatan atas laporan
keuangan mengenai alas an pembatasan tersebut.
8.Periksa interbank transfer +- 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca, untuk
mengetahui adanya kitting dengan tujuan untuk window dressing.
Check kitting bisa dilakukan jika bank memiliki lebih dari 1 rekening bank. Untuk
mengetahui ada tidaknya check kitting, auditor harus memeriksa transfer dari
rekening bank perusahaan ke rekening bank perusahaan yang lain dan mencocokan
apakah pemabahan saldo do rekening bankyang berasal dari transfer sudah diikuti
dengan pengurangan saldo direkening bank lainnya. Karena biasanya check kitting
dilakukan mendekati tanggal neraca maka periode yang harus diperiksa +-1 minggu
sebelum dan sesudah tanggal neraca
9.Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca (subsequent payment dan subsequent
collection) sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan.
Tujuannya ialah untuk mengetahui apakah ada unrecorder liabilities (kewajiban yang
belum tercatat) pertanggal neraca yang baru dibayar di periode berikutnya. Baik yang
berasal dari pembelian aset ataupun biaya-biaya perusahaan. Tujuan lainnya ialah
untuk mengetahui apakah utang pertanggal neraca sudah dilunasi diperiode
berikutnya, sehingga auditor lebih yakin mengenai kewajaran saldo utang pertanggal
neraca. Untuk subsequent collection tujuannta terutama untuk meyakinkan auditor
mengenai kewajaran angka piutang pertanggal neraca. Mungkin saja ada penjualan,
misalnya desember 2010, yang dilunasi januari 2011 dan belum tercatat oleh
perusahaan.
10.Seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam mata uang asing pertanggal neraca,
periksa apakah saldo tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan
menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca, dan apakah selisih kurs yang
terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
11.Periksa apakah penyajian kas dan seatra kas di laporan posisi keuangan dan catatan
atas laporan keuangan, sesuai dengan standar akuntansi keuangan di indonesia
(SAK/ETAP/IFRS)
BAB 10
PEMERIKSAAN PIUTANG USAHA DAN PIUTANG LAINNYA