Anda di halaman 1dari 19

Pusat Pembinaan Profesi Keuangan

Kementerian Keuangan

2021

PRINSIP MENGENALI PENGGUNA


JASA
PPL ONLINE AKUNTAN
PUBLIK
Disusun oleh:
Bidang Pengembangan Profesi Keuangan – Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK), Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Disclaimer

Modul ini disusun sebagai salah satu materi dalam Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) yang
diselenggarakan secara Online oleh PPPK bekerjasama dengan IAPI, melalui LMS (Learning Management
System) IAPI. Modul ini merupakan penjabaran dari Surat Edaran Kepala Pusat Pembinaan Profesi Keuangan
Nomor 7/PPPK/2019 tanggal 29 November 2019 tentang Panduan Penerapan Prinsip Mengenali
Pengguna Jasa Bagi Akuntan dan Akuntan Publik, yang disusun untuk memudahkan para Akuntan dan
Akuntan Publik dalam memahami Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai Prinsip Mengenali
Pengguna Jasa. Apabila terdapat perbedaan penafsiran antara modul materi dengan substansi regulasinya, maka
yang digunakan sebagai pedoman penerapan tetap mengacu pada Regulasi dimaksud.

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Dalam rangka memerangi tindak pidana pencucian uang, dan untuk menjaga stabilitas
perekonomian, dan integritas sistem keuangan, serta menjaga keutuhan sendi-sendi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, pada tanggal 22 Oktober 2010, telah diberlakukan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU
Pencucian Uang).
Dalam UU Pencucian Uang dimaksud telah diatur mengenai Pihak-pihak yang wajib
menyampaikan laporan kepada PPATK, atau pihak Pelapor, yang kemudian diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2015 tentang Pihak Pelaporan Dalam Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (PP Pihak Pelapor), dimana salah satunya mengatur
bahwa Akuntan dan Akuntan Publik termasuk sebagai Pihak Pelapor.
Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal 20 April 2017, telah diberlakukan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2017 tentang prinsip Mengenali Pengguna Jasa Bagi Akuntan
dan Akuntan Publik. Hal ini sesuai dengan rekomendasi Financial Action Task Force (FATF) pada
tahun 2012 yang telah dilakukan perubahan pada tahun 2016. Namun, dikarenakan pada tahun 2017
terdapat rekomendasi baru dari Asia-Pacific Group FATF, maka pada tanggal 8 November 2017, telah
dilakukan penyempurnaan dan diberlakukan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 155/PMK.01/2017
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2017 tentang prinsip
Mengenali Pengguna Jasa Bagi Akuntan dan Akuntan Publik.
Untuk membantu dalam memahami dan menerapkan ketentuan mengenai Penerapan Prinsip
Mengenali Pengguna Jasa sebagaimana dimaksud, telah ditetapkan Surat Edaran Kepala Pusat

Modul PPL Online - Panduan Penerapan PMPJ


1
Pembinaan Profesi Keuangan Nomor 3/PPPK/2019 tanggal 09 April 2019, yang kemudian
disempurnakan melalaui Surat Edaran Kepala Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Nomor
7/PPPK/2019 tanggal 29 November 2019 tentang Panduan Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna
Jasa Bagi Akuntan dan Akuntan Publik.
Modul ini bertujuan untuk mengenalkan secara lebih mendalam mengenai Prinsip Mengenali
Pengguna Jasa yang dijabarkan dalam bentuk Panduan langkah-langkah penerapannya sebagaimana
ditetapkan dalam Surat Edaran dimaksud, sehingga diharapkan dapat membantu peserta dalam
menerapkan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Bagi Akuntan dan Akuntan Publik ini secara lebih efektif.

II. Ketentuan Internal Penerapan PMPJ


Akuntan atau Akuntan Publik wajib menyusun ketentuan internal tentang pelaksanaan PMPJ pada KJA
atau KAP, baik dimasukkan dalam Sistem Pengendalian Mutu (SPM) KJA atau KAP, maupun disusun
dalam bentuk pedoman lainnya, paling sedikit mengenai:
1. Prosedur penerapan PMPJ, paling sedikit memuat langkah-langkah penerapan PMPJ sebagaimana
diuraikan dalam Surat Edaran ini. (Apabila ketentuan ini akan dimasukkan dalam SPM, maka dapat
dimasukkan dalam bagian yang mengatur mengenai penerimaan dan keberlanjutan hubungan
dengan klien dan perikatan tertentu);
2. Prosedur pemantauan dan pengawasan kepatuhan PMPJ untuk menjamin terlaksananya PMPJ,
meliputi :
a. manajemen yang melakukan pengawasan kepatuhan atas penerapan PMPJ;
b. fungsi yang bersifat independen atas penerapan PMPJ.
(Apabila ketentuan ini akan dimasukkan dalam SPM, maka dapat dimasukkan dalam bagian yang
mengatur mengenai Pemantauan) ; dan
3. Prosedur penerimaan dan pelatihan pegawai, meliputi :
a. prosedur penyaringan dalam rangka penerimaan karyawan baru (pre-employee screening);
b. pengenalan dan pemantauan terhadap profil karyawan;
c. program pelatihan bagi pegawai secara berkesinambungan.
(Apabila ketentuan ini akan dimasukkan dalam SPM, maka dapat dimasukkan dalam bagian yang
mengatur mengenai Sumber Daya Manusia).

LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN PMPJ

I. PERTAMA : PEMETAAN RUANG LINGKUP JASA


Pada saat penerimaan penugasan dari Pengguna Jasa, Akuntan atau Akuntan Publik harus terlebih
dahulu memperhatikan ruang lingkup pemberian jasa, apakah jasa dimaksud termasuk dalam lingkup
penerapan PMPJ, meliputi :
1. pembelian dan penjualan properti;
2. pengelolaan terhadap uang, efek, dan/ atau produk jasa keuangan lainnya;
3. pengelolaan rekening giro, rekening tabungan, rekening deposito, dan/ atau rekening efek;

Modul PPL Online - Panduan Penerapan PMPJ


2
4. pengoperasian dan pengelolaan perusahaan; atau
5. pendirian, pembelian, dan penjualan badan hukum.

Dalam hal jasa yang akan diberikan tidak termasuk salah satu poin di atas, maka seluruh jasa profesional
yang diberikan oleh Akuntan dan Akuntan Publik termasuk dalam kategori PMPJ berisiko rendah
(PMPJ Sederhana) dan dapat tidak diterapkan analisis risiko.

II. KEDUA : KOMUNIKASIKAN DENGAN PENGGUNA JASA


Akuntan atau Akuntan Publik harus mengkomunikasikan kepada Pengguna Jasa, dan menginformasikan
bahwa akan ada prosedur dan data yang disampaikan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan (PPATK). Setelah Pengguna Jasa setuju untuk menerapkan PMPJ, Akuntan atau Akuntan
Publik harus mencari informasi, minimal bertanya apakah Pengguna Jasa melakukan transaksi bertindak
untuk dirinya sendiri, atau untuk dan atas nama Beneficial Owner (BO).
Dalam hal Pengguna Jasa menolak untuk mengikuti prosedur PMPJ, maka Akuntan atau Akuntan
Publik wajib memutuskan hubungan usaha dengan Pengguna Jasa kemudian melaporkannya kepada
PPATK.

III. KETIGA : ANALISIS RISIKO PENGGUNA JASA DAN/ATAU BENEFICIAL OWNER


Akuntan atau Akuntan Publik harus melakukan analisis risiko terhadap Pengguna Jasa dan/atau BO,
apakah termasuk risiko rendah, sedang, atau tinggi. Analisis dilakukan dengan professional judgement
yang didasarkan pada panduan dokumen Penilaian Risiko Sektoral Akuntan dan Akuntan Publik yang
diterbitkan Kementerian Keuangan maupun berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya (contoh analisis dapat dilihat pada halaman 13). Kategori risiko yang telah ditetapkan perlu
dimutakhirkan secara berkala sesuai dengan perkembangan terakhir.
Yang dimaksud Beneficial Owner (pemilik manfaat) adalah setiap orang yang :
a. memiliki hak atas dan/atau menerima manfaat tertentu yang berkaitan dengan Transaksi Pengguna
Jasa baik secara langsung maupun tidak langsung;
b. merupakan pemilik sebenarnya dari harta kekayaan yang berkaitan dengan
Transaksi Pengguna Jasa;
c. mengendalikan Transaksi Pengguna Jasa;
d. memberikan kuasa untuk melakukan Transaksi;
e. mengendalikan Korporasi dan perikatan lainnya (legal arrangements); dan/atau
f. merupakan pengendali akhir dari Transaksi yang dilakukan melalui Korporasi
atau berdasarkan suatu perjanjian.

Kategori penilaian risiko Pengguna Jasa dan/atau BO dapat terdiri dari beberapa profil sebagai berikut:
1. Profil Pengguna Jasa dan/atau BO

No Profil Pengguna Jasa dan/atau BO Kategori Risiko

a. Pengusaha Tinggi

Modul PPL Online - Panduan Penerapan PMPJ


3
No Profil Pengguna Jasa dan/atau BO Kategori Risiko

b. Korporasi Non UMKM Tinggi

c. Pedagang Valuta Asing Tinggi

d. Pegawai Bank dan Lembaga Keuangan Lain Sedang

e. Yayasan Sedang

f. Pegawai BUMN / BUMD Sedang

g. Anggota TNI / Polri Sedang

h. Pengurus Lembaga Swadaya Masyarakat Sedang

i. Perkumpulan Sedang

j. Korporasi UMKM Sedang

k. Instansi Pemerintah Rendah

l. Pegawai Swasta Rendah

m. Profesional Rendah

n. Pedagang Rendah

o. Ibu Rumah Tangga Rendah

p. Pengrajin Rendah

q. Petani / Nelayan Rendah

2. Profil Bisnis Pengguna Jasa dan/atau BO

No Profil Bisnis Kategori Risiko

a. Perbankan Tinggi

b. Properti Tinggi

c. Asuransi Tinggi

d. Valuta Asing Tinggi

e. Pertambangan dan Energi Tinggi

f. Dana Pensiun Sedang

g. Jasa Pembiayaan Sedang

h. Kehutanan Sedang

i. Manufaktur Sedang

j. Perdagangan Rendah

k. Konstruksi Rendah

Modul PPL Online - Panduan Penerapan PMPJ


4
No Profil Bisnis Kategori Risiko

l. Transportasi dan Telekomunikasi Rendah

m. Hotel dan Pariwisata Rendah

n. Pertanian, Peternakan & Perikanan Rendah

3. Profil Domisili Pengguna Jasa dan/atau BO

No Profil Domisili Pengguna Jasa dan/atau BO Kategori Risiko

Domestik

a. DKI Jakarta Tinggi

b. Sumatera Utara Tinggi

c. Jawa Timur Tinggi

d. Jawa Barat Sedang

e. Papua Sedang

f. Riau Sedang

g. Bali Sedang

h. Daerah lainnya Rendah

Luar Negeri

a. Tax Haven Country Tinggi

b. RRT (Tiongkok) Tinggi

c. Singapura Sedang

d. Negara Lainnya Rendah

Namun demikian, dalam analisis risiko yang dilakukan Akuntan atau Akuntan Publik, Pengguna Jasa
dan/atau BO harus otomatis dimasukkan dalam kategori berisiko tinggi dalam hal memenuhi kriteria
berikut:

1. Orang yang Populer Secara Politis (Politically Exposed Person / PEP), yaitu orang perseorangan
yang memiliki atau pernah memiliki kewenangan publik pada :
a. lembaga yang memiliki kewenangan di bidang eksekutif, yudikatif, legislatif;
b. negara asing/yurisdiksi asing; atau
c. organisasi internasional.

Modul PPL Online - Panduan Penerapan PMPJ


5
Yang termasuk ke dalam orang yang popular secara politis dapat berupa :
a. Pejabat Negara
b. Pimpinan Instansi Pemerintah setingkat atau setara eselon I
c. Pejabat yang memiliki fungsi strategis, meliputi :
1) Direksi, komisaris dan pejabat struktural lainnya pada BUMN atau BUMD;
2) Pimpinan perguruan tinggi negeri;
3) Pejabat eselon 1 dan pejabat lain yang disamakan di lingkungan sipil, militer dan
kepolisian;
4) Jaksa;
5) Penyidik;
6) Panitera Pengadilan;
7) Pimpinan dan bendaharawan proyek;
8) Pejabat yang membidangi sektor minyak dan gas;
9) Pejabat yang membidangi sektor mineral dan batu bara; dan
10) Pimpinan komisi yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan.

d. Pejabat yang berdasarkan ketentuan diwajibkan menyampaikan Laporan Harta Kekayaan


Penyelenggara Negara (LHKPN):
1) Pejabat Eselon II dan pejabat lain yang disamakan fungsi strategis di lingkungan instansi
pemerintah dan/atau lembaga negara;
2) Semua kepala kantor di lingkungan Kementerian Keuangan;
3) Pemeriksa bea dan cukai;
4) Pemeriksa pajak;
5) Auditor;
6) Pejabat yang mengeluarkan perizinan;
7) Pejabat atau kepala unit pelayanan masyarakat;
8) Pejabat pembuat regulasi;
9) Pejabat yang menduduki jabatan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi sebagai jabatan
rawan korupsi, kolusi dan nepotisme dan diwajibkan menyampaikan LHKPN kepada
KPK.
e. Pengurus partai politik atau anggota partai politik.
2. Pihak-pihak yang terkait dengan PEP, meliputi :
a. Perusahaan yang dimiliki atau dikelola oleh PEP;
b. Anggota keluarga PEP sampai dengan derajat kedua; dan/atau
c. Pihak yang secara umum dan diketahui publik mempunyai hubungan dekat dengan PEP.

Modul PPL Online - Panduan Penerapan PMPJ


6
3. Pengguna Jasa atau BO melakukan transaksi dengan pihak dari negara berisiko tinggi sesuai daftar
rekomendasi Financial Action Task Force (FATF).
(Kategori PEP, pihak terkait dengan PEP, dan Negara berisiko tinggi mengacu pada ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai kategori pengguna jasa yang berpotensi melakukan tindak pidana
pencucian uang).

IV. KEEMPAT : PROSEDUR PMPJ


Pelaksanaan prosedur PMPJ terdiri dari proses identifikasi, verifikasi dan pemantauan transaksi.
1. Identifikasi Pengguna Jasa dan/atau BO
Identifikasi adalah permintaan informasi dan dokumen identitas atas Pengguna Jasa dan/atau BO,
dengan ketentuan:
a. Jika Pengguna Jasa bertindak untuk diri sendiri, maka proses Identifikasi dilakukan hanya pada
Pengguna Jasa.
b. Jika Pengguna Jasa bertindak untuk dan atas nama BO, maka proses Identifikasi dilakukan
pada Pengguna Jasa sekaligus pada BO.
Akuntan atau Akuntan Publik harus melakukan pertemuan langsung (tatap muka) dengan
Pengguna Jasa pada awal melakukan hubungan usaha dalam rangka meyakini kebenaran identitas
Pengguna Jasa.
Proses Identifikasi dilakukan sesuai dengan kategori risiko yang telah dianalisis terhadap Pengguna
Jasa dan/atau BO, terdiri dari :

a. Proses Identifikasi Pengguna Jasa dan/atau BO Berisiko Rendah


Pada Pengguna Jasa dan/atau BO berisiko rendah, dilakukan proses PMPJ Sederhana (simple
customer due dilligence), dengan informasi dan dokumen sekurang-kurangnya:
1) Pengguna Jasa dan/atau BO Perorangan
- nama lengkap;
- nomor identitas kependudukan atau paspor;
- tempat dan tanggal lahir; dan
- alamat tempat tinggal yang tercantum dalam kartu identitas.
2) Pengguna Jasa dan/atau BO Korporasi
- nama korporasi;
- alamat dan nomor telepon; dan
- dokumen identitas pihak yang ditunjuk mempunyai wewenang bertindak untuk dan
atas nama Korporasi.
PMPJ Sederhana tidak boleh dilakukan apabila terdapat dugaan terjadi transaksi pencucian
uang dan/atau pendanaan terorisme, atau ketika kategori risiko meningkat menjadi berisiko
menengah atau tinggi.

Modul PPL Online - Panduan Penerapan PMPJ


7
b. Proses Identifikasi Pengguna Jasa dan/atau BO Berisiko Sedang
Pada Pengguna Jasa dan/atau BO berisiko sedang, dilakukan proses PMPJ (customer due
dilligence), dengan informasi dan dokumen sekurang-kurangnya:

Pengguna Jasa Beneficial Owner


Dokumen dan Informasi
Perorangan Korporasi Perorangan Korporasi

Nama lengkap ✓ ✓ ✓ ✓
Nomor identitas
✓ ✓
kependudukan/paspor atau
Surat keputusan pengesahan badan
✓ ✓
hukum
Ternpat dan tanggal lahir ✓ ✓
Kewarganegaraan ✓ ✓
Bentuk badan usaha ✓ ✓
Bidang usaha ✓ ✓
Alamat yang tercantum dalam kartu
✓ ✓
identitas
Alamat terkini termasuk nomor
✓ ✓ ✓
telepon
Alamat di negara asal untuk warga
✓ ✓
negara asing
Pekerjaan ✓
Sumber dana ✓ ✓
Tujuan transaksi ✓ ✓
Wewenang bertindak untuk dan

atas nama Korporasi
Hubungan hukum antara Pengguna
✓ ✓
Jasa dengan BO
Pernyataan tertulis dari Pengguna
Jasa mengenai kebenaran identitas ✓ ✓
maupun sumber dana BO

c. Proses Identifikasi Pengguna Jasa dan/atau BO Berisiko Tinggi


Pada Pengguna Jasa dan/atau BO berisiko tinggi, dilakukan proses PMPJ Mendalam
(enhanced due dilligence), dengan informasi dan dokumen sekurang-kurangnya:

Pengguna Jasa Beneficial Owner


Dokumen dan Informasi
Perorangan Korporasi Perorangan Korporasi

Nama lengkap ✓ ✓ ✓ ✓
Nomor identitas
✓ ✓
kependudukan/paspor atau

Modul PPL Online - Panduan Penerapan PMPJ


8
Pengguna Jasa Beneficial Owner
Dokumen dan Informasi
Perorangan Korporasi Perorangan Korporasi

Surat keputusan pengesahan badan


✓ ✓
hukum
Ternpat dan tanggal lahir ✓ ✓
Kewarganegaraan ✓ ✓
Bentuk badan usaha ✓ ✓
Bidang usaha ✓ ✓
Alamat yang tercantum dalam
✓ ✓
kartu identitas
Alamat terkini termasuk nomor
✓ ✓ ✓
telepon
Alamat di negara asal untuk warga
✓ ✓
negara asing
Pekerjaan ✓
Sumber dana ✓ ✓
Sumber kekayaan ✓ ✓
Tujuan transaksi ✓ ✓
Tujuan hubungan usaha dengan

pihak-pihak terkait
Wewenang bertindak untuk dan

atas nama Korporasi
Hubungan hukum antara
✓ ✓
Pengguna Jasa dengan BO
Pernyataan tertulis dari Pengguna
Jasa mengenai kebenaran identitas ✓ ✓
maupun sumber dana BO

Selain permintaan informasi dan dokumen di atas, dalam PMPJ Mendalam juga dilakukan :
1) pengawasan lebih lanjut dan atas hubungan usaha dan pemilihan pola Transaksi yang
memerlukan penelaahan lebih lanjut;
2) identifikasi secara berulang kali sampai ada keyakinan bahwa informasi yang diberikan
adalah benar.

2. Verifikasi Pengguna Jasa


Setelah proses identifikasi, Akuntan atau Akuntan Publik melakukan verifikasi terhadap informasi
dan dokumen yang diberikan dengan prosedur sebagai berikut:
a. Wawancara untuk meminta keterangan dari Pengguna Jasa;
b. Pengecekan kebenaran formil melalui konfirmasi kepada instansi yang menerbitkan dokumen
Pengguna Jasa; dan
c. Meminta kepada Pengguna Jasa untuk memberikan dokumen pendukung yang dikeluarkan
oleh pihak yang berwenang jika terdapat keraguan pada Akuntan atau Akuntan Publik.

Modul PPL Online - Panduan Penerapan PMPJ


9
3. Pemantauan Transaksi Pengguna Jasa
Akuntan atau Akuntan Publik kemudian harus melakukan pemantauan transaksi Pengguna Jasa
sesuai dengan lingkup jasa yang sedang diberikan oleh Akuntan atau Akuntan Publik, dengan
prosedur sebagai berikut :
a. Melihat tata cara pembayaran transaksi baik tunai atau pun non tunai, pelaku transaksi,
nominal transaksi, dan/atau tanggal transaksi;
b. Melakukan upaya pengkinian data, informasi, dan/ atau dokumen pendukung jika terdapat
perubahan.

V. KELIMA : PENATAUSAHAAN DOKUMEN DAN SISTEM PENCATATAN


1. Seluruh dokumen Pengguna Jasa dan pihak lain yang terkait (meliputi identitas, formulir hubungan
usaha, dan dokumen korespondensi) wajib disimpan 5 (lima) tahun sejak berakhirnya hubungan
usaha dengan Pengguna Jasa. Dokumen dan informasi tersebut wajib diserahkan apabila diminta
oleh PPPK, PPATK dan/atau otoritas lain yang berwenang, paling lama 3 (tiga) hari sejak menerima
surat permintaan resmi.
2. Akuntan atau Akuntan Publik wajib memiliki sistem informasi dan pencatatan transaksi (baik
manual maupun terkomputerisasi) yang dapat mengidentifikasi, memantau, dan menyediakan
laporan mengenai karakteristik Transaksi yang dilakukan oleh Pengguna Jasa.

VI. KEENAM : PELAPORAN

1. Akuntan atau Akuntan Publik wajib melaporkan kepada PPATK dalam hal menemukan Transaksi
Keuangan Mencurigakan.
2. Akuntan atau Akuntan Publik wajib memutuskan hubungan usaha dengan Pengguna Jasa dan
melaporkannya kepada PPATK sebagai Transaksi Keuangan Mencurigakan jika:
a. Pengguna Jasa menolak untuk mengikuti prosedur PMPJ; atau
b. meragukan kebenaran informasi yang disampaikan oleh Pengguna Jasa.
3. Pelaporan informasi atas penerapan PMPJ dilakukan melalui aplikasi goAML pada laman
https://goaml.ppatk.go.id

PANDUAN APLIKASI Pelaporan goAML


Terhitung mulai 1 Februari 2021, aplikasi GRIPS (Gathering Reports and Information Processing System)
sebagai sarana penyampaian laporan dari Pihak Pelapor akan ditutup, dan digantikan dengan aplikasi goAML.
Aplikasi goAML adalah sistem terintegrasi dan modular yang dirancang untuk menyesuaikan kebutuhan Unit
Intelijen Keuangan atau Financial Intelligence Unit (FIU). Aplikasi goAML dijalankan mulai dari proses
pengumpulan (collection); pemeriksaan (collation); analisis (analysis) yang berdasarkan pada aturan, skor
risiko, dan profiling, workflow kasus sampai pada diseminasi intelijen.
Data seperti laporan dan informasi yang dikirim oleh lembaga keuangan masuk ke dalam database hingga
dapat diakses oleh divisi kepatuhan dan analisis FIU, dan selanjutnya dianalisis di dalam sistem goAML.

Modul PPL Online - Panduan Penerapan PMPJ


10
Aplikasi goAML juga dapat memproses dan menganalisis volume banyaknya laporan transaksi keuangan
mencurigakan ataupun laporan transaksi keuangan tunai dari jenis laporan apapun yang masuk ke dalam
sistem.
Laporan yang masuk ke dalam aplikasi goAML melengkapi seluruh informasi yang diperlukan untuk analisis
mulai dari data organisasi Pihak Pelapor, rincian transaksi pengguna jasa dengan kerangka waktu tertentu
(multiple time frames). Selain itu, aplikasi goAML juga dapat digunakan untuk pelaporan dan diseminasi di
luar dari industri keuangan seperti halnya laporan dari Penyedia Barang dan/ atau Jasa, Laporan CBCC,
Laporan IFTI, Laporan dari Profesi, dan lain sebagainya.
Panduan ini digunakan oleh pengguna dari organisasi yang bekerja sama dengan FIU PPATK seperti Penyedia
Jasa Keuangan, Penyedia Barang dan/atau Jasa, Profesi, Stakeholder, dan lainnya, sedemikian sehingga dapat
memiliki akses untuk masuk ke aplikasi WEB goAML.

I. REGISTRASI

1. Masuk ke Home Page goAML


Aplikasi goAML digunakan sebagai aplikasi pelaporan dan sarana komunikasi antara PPATK dengan
Pihak Pelapor dan pihak berkepentingan lainnya (Stakeholder) yang dapat diakses di alamat
https://goaml.ppatk.go.id. Di bawah ini adalah halaman muka/utama (home page) aplikasi goAML
yang akan muncul setelah alamat tersebut dibuka.
2. Registrasi Organisasi web goAML
Proses registrasi organisasi terdari dari 2 (dua) bagian yang tidak terpisahkan yaitu:
a. Pengisian data organisasi Pihak Pelapor
Pada proses ini, Pihak Pelapor menunjuk stafnya sebagai Petugas Administrator, yang
selanjutnya disebutkan sebagai Admin Pihak Pelapor. Admin Pihak Pelapor akan melakukan
proses registrasi dengan mengisi/menginput dan melengkapi data organisasinya pada setiap field
yang tersedia dalam formulir.
Untuk memulai mengisi field, maka Admin harus mengklik “Registrasi Organisasi”, kemudian
akan muncul formulir registrasi untuk organisasi. Field-field yang diisi adalah sebagai berikut:
a) Bagian Jenis Registrasi
b) Registrasi Organisasi, meliputi: jenis bisnis, penyedia jasa keuangan, nama organisasi,
akronim, nomor izin, kode swif, nama komersial, bentuk korporasi, kota/kabupaten,
provinsi, negara, nama korporasi induk, nama lengkap Administrator, e-mail, URL,
informasi telepon, informasi alamat,
b. Pengisian data administrator
Setelah proses pengisian data organisasi dilakukan, maka proses selanjutnya mengisi dan
melengkapi data petugas administrator (admin Pihak Pelapor) pada field-field yang tersedia di
bagian “Registrasi Petugas” dalam formulir, meliputiL username, e-mail, kata sandi/konfirmasi
kata sandi, gelar, nama lengkap, tanggal lahir, NIK, kewarganegaraan, pekerjaan, nomor identitas
lain, passport, informasi telepon dan alamat.

Modul PPL Online - Panduan Penerapan PMPJ


11
3. Login ke web goAML
Untuk melakukan login, maka masukkan username dan password yang sudah dibuat saat
melakukan registrasi. Jika Anda lupa kata sandi, maka Anda dapat mengklik “Lupa Kata Sandi”,
dan akan muncul notifikasi pada email organisasi
yang sudah Anda daftarkan.
4. Registrasi Petugas Pelapor web goAML
Untuk melakukan registrasi petugas pelapor, maka Admin mengklik menu “Registrasi Petugas
Pelapor”. Admin akan mengisi dan melengkapi data setiap petugas pelapor yang akan diregistrasikan.

I. PELAPORAN (REPORTING)

1. Laporan Baru, untuk membuat laporan baru terdapat 2 (dua) cara, yaitu:
a. Cara mengunggah Laporan dalam bentuk XML
Laporan yang diunggah dalam bentuk XML adalah laporan yang memenuhi standar Skema
XML goAML. Sebelum mengirimkan Laporan ini, Pihak Pelapor dapat melakukan validasi
skema XML menggunakan XML validator yang telah disampaikan oleh PPATK.
Catatan:
a) Sebelum laporan XML diunggah, Petugas Pelapor dapat mengecek validasi mandatory field
dengan validator Laporan XML apakah laporan XML tersebut sudah sesuai atau tidak.
b) Rincian laporan yang diterima atau ditolak akan diberitahu melalui message board goAML
dengan notifikasi sebelumnya pada email organisasi.
b. Cara menginput data Laporan di Web
Apabila Pihak Pelapor mengirimkan laporan yang bukan dalam bentuk berkas XML, maka
Petugas Pelapor dapat menginput data laporan secara manual ke web goAML.

PENGGUNAAN HASIL PMPJ PIHAK KETIGA


Akuntan dan Akuntan Publik dapat menggunakan hasil PMPJ yang dilakukan oleh pihak ketiga, namun
sepenuhnya tetap menjadi tanggung jawab Akuntan dan Akuntan Publik. Pihak ketiga sebagaimana dimaksud,
harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Memiliki kebijakan dan prosedur PMPJ serta tunduk pada pengawasan dari otoritas berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
2. Memiliki kerja sama dengan Akuntan dan Akuntan Publik dalam bentuk kesepakatan tertulis, yang
paling sedikit memuat pernyataan bahwa pihak ketiga :
a. Bersedia sesegera mungkin mendapatkan informasi yang diperlukan Akuntan dan Akuntan Publik
untuk menerapkan PMPJ; dan
b. Bersedia mengambil langkah-langkah yang memadai untuk sesegera mungkin memenuhi
permintaan informasi dan salinan Dokumen pendukung terkait PMPJ.

Penggunaan hasil PMPJ yang dilakukan pihak ketiga tidak berlaku untuk pihak ketiga yang berkedudukan di
negara berisiko tinggi sebagaimana direkomendasikan oleh Financial Action Task Force (FATF) atau sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Modul PPL Online - Panduan Penerapan PMPJ


12
SISTEM INFORMASI DAN PENCATATAN TRANSAKSI
Akuntan dan Akuntan Publik wajib memiliki sistem informasi dan pencatatan transaksi yang dapat
mengidentifkasi, memantau, dan menyediakan laporan mengenai karakteristik Transaksi yang dilakukan oleh
Pengguna Jasa.
Sistem sebagaimana dimaksud dapat dilakukan secara manual maupun dengan sistem komputerisasi yang
disesuaikan dengan kompleksitas dan karakteristik usaha jasa Akuntan dan Akuntan Publik.

SANKSI ADMINISTRATIF
Menteri Keuangan berwenang mengenakan sanksi administratif kepada Akuntan dan Akuntan Publik atas
pelanggaran ketentuan administratif, dengan jenis sanksi berupa :
1. Peringatan.
a. Sanksi administratif berupa peringatan disertai dengan kewajiban untuk melakukan tindakan
perbaikan tertentu.
b. Akuntan dan/atau Akuntan Publik yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud diatas,
dikenai sanksi peringatan kedua.
2. Pembekuan Izin.
Akuntan dan/atau Akuntan Publik yang tidak memenuhi kewajiban atas sanksi peringatan kedua,
dikenai sanksi pembekuan Register Negara Akuntan atau pembekuan Izin Akuntan Publik selama 3
(tiga) bulan.

Modul PPL Online - Panduan Penerapan PMPJ


13
ALUR PENERAPAN PRINSIP MENGENALI PENGGUNA JASA

Penerimaan
Klien

Tidak Masuk 5 jasa


wajib PMPJ?

Ya

Klien Setuju Ya
Analisis Risiko
PMPJ?

Tidak

Pemutusan Ya Apakah Risiko


Hubungan Usaha Rendah?

Tidak

Lapor PPATK

Apakah Risiko Ya
Tinggi?

PMPJ Sederhana
Tidak

PMPJ
PMPJ
Mendalam

Identifikasi

Pengawasan
Lebih Lanjut &
Identifikasi
Verifikasi Berulang

Pemantauan
Transaksi

Dokumentasi

Modul PPL Online - Panduan Penerapan PMPJ


14
CONTOH DAN ILUSTRASI PENERAPAN PMPJ

I. Kasus 1 : Jasa Pembelian Properti Untuk dan Atas Nama Pengguna Jasa oleh Akuntan
Malik adalah Pengusaha Kelapa Sawit yang sangat terkenal di wilayah Sumatera Utara. Malik meminta
bantuan Akuntan Toni untuk membeli properti di wilayah Jakarta Utara untuk atas nama Malik, termasuk
melakukan pencarian properti yang sesuai dengan kriteria Malik dan kemudian melakukan negosiasi harga,
serta melakukan tindakan-tindakan lain yang diperlukan terkait Pembelian Properti tersebut. Dengan
demikian, PMPJ yang harus diterapkan oleh Akuntan Toni adalah :

1. Pemetaan Ruang Lingkup


Jasa yang diminta : Pembelian Properti

2. Persetujuan Pengguna Jasa


Akuntan Toni telah menyampaikan bahwa akan menerapkan PMPJ saat memberikan Jasa Pembelian
Properti, dan Malik sebagai Pengguna Jasa menyatakan setuju dan mendukung penerapan PMPJ
dimaksud.

3. Pemetaan Risiko
a. Pengguna Jasa : Malik
Profil Pengguna Jasa : Pengusaha
Profil Bisnis : Kehutanan
Profil Domisili : Sumatera Utara
b. Beneficial Owner : Tidak Ada
c. Pemetaan Risiko :

No Jenis Profil Kategori Profil Risiko

1 Profil Pengguna Jasa Pengusaha Tinggi

2 Profil Bisnis Pengguna Jasa Kehutanan Sedang

3 Profil Domisili Pengguna Jasa Sumatera Utara Tinggi

4. Analisis Risiko dengan professional judgment :


Analisis dilakukan berdasarkan dokumen Penilaian Risiko Sektoral Akuntan dan Akuntan Publik,
dengan hasil risiko campuran mayoritas tinggi. Maka berdasarkan professional judgment Akuntan Toni
menilai Malik termasuk dalam Pengguna Jasa Berisiko Tinggi.

5. Penerapan PMPJ
Oleh karena Pengguna Jasa termasuk kategori berisiko Tinggi, maka dilaksanakan prosedur PMPJ
Mendalam, dengan proses sebagai berikut:
a. Identifikasi

Modul PPL Online - Panduan Penerapan PMPJ


15
Akuntan Toni melakukan pertemuan langsung (tatap muka) dengan Malik pada awal
melakukan hubungan usaha dan mengumpulkan Informasi serta dokumen sebagai berikut :
1) Fotokopi KTP Malik;
2) Fotokopi Kartu Keluarga;
3) Fotokopi NPWP Pribadi Malik;
4) Asli surat pernyataan yang menerangkan alamat tempat tinggal saat ini, termasuk nomor
telepon yang dapat dihubungi;
5) Fotokopi Rekening Koran 6 bulan terakhir;
6) Fotokopi seluruh Izin Usaha yang dimiliki oleh Malik; dan
7) Fotokopi seluruh akta pendirian Usaha yang dimiliki oleh Malik.
b. Verifikasi
Akuntan Toni melakukan verifikasi dengan membandingkan dokumen fotokopi dengan
dokumen asli, melakukan penelaahan secara mendalam terhadap infomasi dan dokumen yang
diberikan, maupun melakukan pencarian informasi terhadap pihak-pihak terkait atau pihak
yang menerbitkan izin. Identifikasi dan verifikasi dilakukan secara berulang kali sampai ada
keyakinan bahwa informasi yang diberikan adalah benar.

c. Pemantauan Transaksi
Akuntan Toni telah mempelajari, melakukan penelaahan dan verifikasi terhadap seluruh
dokumen yang diberikan, termasuk dokumen sumber dana dan sumber kekayaan. Berdasarkan
hasil pemantauan tersebut, tidak ditemukan adanya transaksi keuangan mencurigakan dan/atau
indikasi yang mengarahkan ke tindakan Pencucian Uang dan/atau Pendanaan Terorisme.
Akuntan Toni juga melakukan pengawasan lebih lanjut dan atas hubungan usaha dan
melakukan pemilihan pola Transaksi yang memerlukan penelaahan lebih lanjut.

d. Dokumentasi
Setelah penugasan selesai, Akuntan Toni menyimpan seluruh dokumen Malik dan yang terkait
PMPJ Mendalam, baik dalam bentuk digital maupun fisik dalam lemari arsip, dalam jangka
waktu paling sedikjt 5 (lima) tahun.

II. Kasus 2: Pemberian Jasa Audit Umum oleh Akuntan Publik


PT. Jaya Abadi adalah perusahaan di bidang perdagangan alat tulis yang berdomisili di Bali. PT. Jaya Abadi
menugaskan Akuntan Publik Peter, yang berstatus rekan pada KAP Peter dan Maula di Jakarta, untuk
melakukan audit laporan keuangan historis tahun 2019. PT. Jaya Abadi dalam bertindak diwakili oleh
Direktur Utama. Dengan demikian, PMPJ yang harus diterapkan oleh Akuntan Publik Peter adalah:

1. Pemetaan Ruang Lingkup


Penugasan : Audit Laporan Keuangan Historis Tahun 2019
Lingkup PMPJ : Dapat diterapkan PMPJ Sederhana

2. Persetujuan Pengguna Jasa


Akuntan Publik Peter telah menyampaikan bahwa akan menerapkan PMPJ saat memberikan jasa Audit
Laporan Keuangan Historis Tahun 2019, dan PT. Jaya Abadi yang dalam hal ini diwakili oleh Direktur
Utamanya menyatakan setuju dan mendukung penerapan PMPJ dimaksud.

Modul PPL Online - Panduan Penerapan PMPJ


16
3. Analisis Profil
a. Pengguna Jasa : PT. Jaya Abadi (diwakili Direktur Utama)
Profil Pengguna Jasa : Korporasi Non UMKM
Profil Bisnis : Perdagangan
Profil Domisili : Bali
b. Beneficial Owner : Tidak Ada
c. Pemetaan Risiko :

No Jenis Profil Kategori Profil Risiko

1 Profil Pengguna Jasa Korporasi Non UMKM Tinggi

2 Profil Bisnis Pengguna Jasa Perdagangan Rendah

3 Profil Domisili Pengguna Jasa Bali Sedang

4. Prosedur PMPJ
Prosedur PMPJ yang digunakan adalah PMPJ Sederhana, dengan proses:
a. Identifikasi
Melakukan pertemuan langsung (tatap muka) dengan Direktur Utama PT. Jaya
Abadi atau yang dikuasakan (dengan menunjukkan surat kuasa) pada awal melakukan hubungan
usaha dalam rangka meyakini kebenaran identitas Pengguna Jasa, dan mengumpulkan Informasi
serta dokumen PT. Jaya Abadi sebagai berikut:

1) Fotokopi Akta Pendirian PT. Jaya Abadi & perubahannya (apabila ada);
2) Fotokopi Keputusan Menteri Hukum dan HAM tentang Pendirian PT. Jaya Abadi, dan
perubahannya (apabila ada);
3) Fotokopi Dokumen yang menunjukkan Direktur Utama PT. Jaya Abadi memiliki
kewenangan untuk bertindak untuk dan atas nama PT. Jaya Abadi;
4) Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan;
5) Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan;
6) Fotokopi NPWP PT. Jaya Abadi.

b. Verifikasi
Akuntan Publik Leony melakukan verifikasi dengan membandingkan dokumen fotokopi
dengan dokumen asli, maupun melakukan pencarian informasi terhadap PT. Jaya Abadi dan
pihak-pihak terkait, misalnya mencari tahu apakah PT. Jaya Abadi terdaftar di sistem
Kementerian Hukum dan HAM.

c. Pemantauan Transaksi
Akuntan Publik Peter melihat transaksi yang dilakukan PT. Jaya Abadi dan mempelajari
dokumen yang menunjukkan bahwa transaksi tersebut telah dilakukan dan tidak ada perubahan.
Berdasarkan hasil pemantauan juga tidak ditemukan adanya transaksi keuangan mencurigakan

Modul PPL Online - Panduan Penerapan PMPJ


17
dan/atau indikasi yang mengarahkan ke tindakan Pencucian Uang dan/atau Pendanaan
Terorisme.
5. Penatausahaan Dokumen
Setelah penugasan selesai, Akuntan Publik Peter menyimpan seluruh dokumen PT. Jaya Abadi dan yang
terkait PMPJ Sederhana, baik dalam bentuk digital maupun fisik dalam lemari arsip, dalam jangka waktu
paling sedikit 5 (lima) tahun.

PENUTUP

Dengan diterbitkannya Modul ini, diharapkan dapat membantu Peserta PPL Online ini dalam lebih
memahami Prinsip Mengenali Pengguna Jasa bagi Akuntan Publik sebagaimana telah ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2017 tentang Prinsip Mengenali Pengguna Jasa,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 155/PMK.01/2017, sehingga dapat
mendukung upaya dan niat Pemerintah dalam memerangi Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme di Indonesia khususnya, secara global umumnya.

Dengan aktifnya Profesi Akuntan Publik melalui penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa saat
menjalankan profesinya, maka Profesi Akuntan Publik turut berpartisipasi memerangi Tindak Pidana
Pencucian Uang dan mendukung Pencegahan Pendanaan Terorisme. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan
publik kepada dirinya, dan secara langsung membantu melindungi masyarakat dan negara dari kejahatan global
yang merongrong keutuhan bangsa.

Modul ini merupakan modul yang akan terus mendapatkan penyempurnaan materi, seiring dengan
bertambahnya atau berubahnya kebijakan atau regulasi terkait Prinsip Mengenali Pengguna Jasa yang berlaku
bagi Akuntan Publik.

Modul PPL Online - Panduan Penerapan PMPJ


18

Anda mungkin juga menyukai