Kementerian Keuangan
2021
Disclaimer
Modul ini disusun sebagai salah satu materi dalam Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) yang
diselenggarakan secara Online oleh PPPK bekerjasama dengan IAPI, melalui LMS (Learning Management
System) IAPI. Modul ini merupakan penjabaran dari Surat Edaran Kepala Pusat Pembinaan Profesi Keuangan
Nomor 7/PPPK/2019 tanggal 29 November 2019 tentang Panduan Penerapan Prinsip Mengenali
Pengguna Jasa Bagi Akuntan dan Akuntan Publik, yang disusun untuk memudahkan para Akuntan dan
Akuntan Publik dalam memahami Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai Prinsip Mengenali
Pengguna Jasa. Apabila terdapat perbedaan penafsiran antara modul materi dengan substansi regulasinya, maka
yang digunakan sebagai pedoman penerapan tetap mengacu pada Regulasi dimaksud.
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Dalam rangka memerangi tindak pidana pencucian uang, dan untuk menjaga stabilitas
perekonomian, dan integritas sistem keuangan, serta menjaga keutuhan sendi-sendi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, pada tanggal 22 Oktober 2010, telah diberlakukan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU
Pencucian Uang).
Dalam UU Pencucian Uang dimaksud telah diatur mengenai Pihak-pihak yang wajib
menyampaikan laporan kepada PPATK, atau pihak Pelapor, yang kemudian diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2015 tentang Pihak Pelaporan Dalam Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (PP Pihak Pelapor), dimana salah satunya mengatur
bahwa Akuntan dan Akuntan Publik termasuk sebagai Pihak Pelapor.
Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal 20 April 2017, telah diberlakukan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2017 tentang prinsip Mengenali Pengguna Jasa Bagi Akuntan
dan Akuntan Publik. Hal ini sesuai dengan rekomendasi Financial Action Task Force (FATF) pada
tahun 2012 yang telah dilakukan perubahan pada tahun 2016. Namun, dikarenakan pada tahun 2017
terdapat rekomendasi baru dari Asia-Pacific Group FATF, maka pada tanggal 8 November 2017, telah
dilakukan penyempurnaan dan diberlakukan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 155/PMK.01/2017
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2017 tentang prinsip
Mengenali Pengguna Jasa Bagi Akuntan dan Akuntan Publik.
Untuk membantu dalam memahami dan menerapkan ketentuan mengenai Penerapan Prinsip
Mengenali Pengguna Jasa sebagaimana dimaksud, telah ditetapkan Surat Edaran Kepala Pusat
Dalam hal jasa yang akan diberikan tidak termasuk salah satu poin di atas, maka seluruh jasa profesional
yang diberikan oleh Akuntan dan Akuntan Publik termasuk dalam kategori PMPJ berisiko rendah
(PMPJ Sederhana) dan dapat tidak diterapkan analisis risiko.
Kategori penilaian risiko Pengguna Jasa dan/atau BO dapat terdiri dari beberapa profil sebagai berikut:
1. Profil Pengguna Jasa dan/atau BO
a. Pengusaha Tinggi
e. Yayasan Sedang
i. Perkumpulan Sedang
m. Profesional Rendah
n. Pedagang Rendah
p. Pengrajin Rendah
a. Perbankan Tinggi
b. Properti Tinggi
c. Asuransi Tinggi
h. Kehutanan Sedang
i. Manufaktur Sedang
j. Perdagangan Rendah
k. Konstruksi Rendah
Domestik
e. Papua Sedang
f. Riau Sedang
g. Bali Sedang
Luar Negeri
c. Singapura Sedang
Namun demikian, dalam analisis risiko yang dilakukan Akuntan atau Akuntan Publik, Pengguna Jasa
dan/atau BO harus otomatis dimasukkan dalam kategori berisiko tinggi dalam hal memenuhi kriteria
berikut:
1. Orang yang Populer Secara Politis (Politically Exposed Person / PEP), yaitu orang perseorangan
yang memiliki atau pernah memiliki kewenangan publik pada :
a. lembaga yang memiliki kewenangan di bidang eksekutif, yudikatif, legislatif;
b. negara asing/yurisdiksi asing; atau
c. organisasi internasional.
Nama lengkap ✓ ✓ ✓ ✓
Nomor identitas
✓ ✓
kependudukan/paspor atau
Surat keputusan pengesahan badan
✓ ✓
hukum
Ternpat dan tanggal lahir ✓ ✓
Kewarganegaraan ✓ ✓
Bentuk badan usaha ✓ ✓
Bidang usaha ✓ ✓
Alamat yang tercantum dalam kartu
✓ ✓
identitas
Alamat terkini termasuk nomor
✓ ✓ ✓
telepon
Alamat di negara asal untuk warga
✓ ✓
negara asing
Pekerjaan ✓
Sumber dana ✓ ✓
Tujuan transaksi ✓ ✓
Wewenang bertindak untuk dan
✓
atas nama Korporasi
Hubungan hukum antara Pengguna
✓ ✓
Jasa dengan BO
Pernyataan tertulis dari Pengguna
Jasa mengenai kebenaran identitas ✓ ✓
maupun sumber dana BO
Nama lengkap ✓ ✓ ✓ ✓
Nomor identitas
✓ ✓
kependudukan/paspor atau
Selain permintaan informasi dan dokumen di atas, dalam PMPJ Mendalam juga dilakukan :
1) pengawasan lebih lanjut dan atas hubungan usaha dan pemilihan pola Transaksi yang
memerlukan penelaahan lebih lanjut;
2) identifikasi secara berulang kali sampai ada keyakinan bahwa informasi yang diberikan
adalah benar.
1. Akuntan atau Akuntan Publik wajib melaporkan kepada PPATK dalam hal menemukan Transaksi
Keuangan Mencurigakan.
2. Akuntan atau Akuntan Publik wajib memutuskan hubungan usaha dengan Pengguna Jasa dan
melaporkannya kepada PPATK sebagai Transaksi Keuangan Mencurigakan jika:
a. Pengguna Jasa menolak untuk mengikuti prosedur PMPJ; atau
b. meragukan kebenaran informasi yang disampaikan oleh Pengguna Jasa.
3. Pelaporan informasi atas penerapan PMPJ dilakukan melalui aplikasi goAML pada laman
https://goaml.ppatk.go.id
I. REGISTRASI
I. PELAPORAN (REPORTING)
1. Laporan Baru, untuk membuat laporan baru terdapat 2 (dua) cara, yaitu:
a. Cara mengunggah Laporan dalam bentuk XML
Laporan yang diunggah dalam bentuk XML adalah laporan yang memenuhi standar Skema
XML goAML. Sebelum mengirimkan Laporan ini, Pihak Pelapor dapat melakukan validasi
skema XML menggunakan XML validator yang telah disampaikan oleh PPATK.
Catatan:
a) Sebelum laporan XML diunggah, Petugas Pelapor dapat mengecek validasi mandatory field
dengan validator Laporan XML apakah laporan XML tersebut sudah sesuai atau tidak.
b) Rincian laporan yang diterima atau ditolak akan diberitahu melalui message board goAML
dengan notifikasi sebelumnya pada email organisasi.
b. Cara menginput data Laporan di Web
Apabila Pihak Pelapor mengirimkan laporan yang bukan dalam bentuk berkas XML, maka
Petugas Pelapor dapat menginput data laporan secara manual ke web goAML.
Penggunaan hasil PMPJ yang dilakukan pihak ketiga tidak berlaku untuk pihak ketiga yang berkedudukan di
negara berisiko tinggi sebagaimana direkomendasikan oleh Financial Action Task Force (FATF) atau sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
SANKSI ADMINISTRATIF
Menteri Keuangan berwenang mengenakan sanksi administratif kepada Akuntan dan Akuntan Publik atas
pelanggaran ketentuan administratif, dengan jenis sanksi berupa :
1. Peringatan.
a. Sanksi administratif berupa peringatan disertai dengan kewajiban untuk melakukan tindakan
perbaikan tertentu.
b. Akuntan dan/atau Akuntan Publik yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud diatas,
dikenai sanksi peringatan kedua.
2. Pembekuan Izin.
Akuntan dan/atau Akuntan Publik yang tidak memenuhi kewajiban atas sanksi peringatan kedua,
dikenai sanksi pembekuan Register Negara Akuntan atau pembekuan Izin Akuntan Publik selama 3
(tiga) bulan.
Penerimaan
Klien
Ya
Klien Setuju Ya
Analisis Risiko
PMPJ?
Tidak
Tidak
Lapor PPATK
Apakah Risiko Ya
Tinggi?
PMPJ Sederhana
Tidak
PMPJ
PMPJ
Mendalam
Identifikasi
Pengawasan
Lebih Lanjut &
Identifikasi
Verifikasi Berulang
Pemantauan
Transaksi
Dokumentasi
I. Kasus 1 : Jasa Pembelian Properti Untuk dan Atas Nama Pengguna Jasa oleh Akuntan
Malik adalah Pengusaha Kelapa Sawit yang sangat terkenal di wilayah Sumatera Utara. Malik meminta
bantuan Akuntan Toni untuk membeli properti di wilayah Jakarta Utara untuk atas nama Malik, termasuk
melakukan pencarian properti yang sesuai dengan kriteria Malik dan kemudian melakukan negosiasi harga,
serta melakukan tindakan-tindakan lain yang diperlukan terkait Pembelian Properti tersebut. Dengan
demikian, PMPJ yang harus diterapkan oleh Akuntan Toni adalah :
3. Pemetaan Risiko
a. Pengguna Jasa : Malik
Profil Pengguna Jasa : Pengusaha
Profil Bisnis : Kehutanan
Profil Domisili : Sumatera Utara
b. Beneficial Owner : Tidak Ada
c. Pemetaan Risiko :
5. Penerapan PMPJ
Oleh karena Pengguna Jasa termasuk kategori berisiko Tinggi, maka dilaksanakan prosedur PMPJ
Mendalam, dengan proses sebagai berikut:
a. Identifikasi
c. Pemantauan Transaksi
Akuntan Toni telah mempelajari, melakukan penelaahan dan verifikasi terhadap seluruh
dokumen yang diberikan, termasuk dokumen sumber dana dan sumber kekayaan. Berdasarkan
hasil pemantauan tersebut, tidak ditemukan adanya transaksi keuangan mencurigakan dan/atau
indikasi yang mengarahkan ke tindakan Pencucian Uang dan/atau Pendanaan Terorisme.
Akuntan Toni juga melakukan pengawasan lebih lanjut dan atas hubungan usaha dan
melakukan pemilihan pola Transaksi yang memerlukan penelaahan lebih lanjut.
d. Dokumentasi
Setelah penugasan selesai, Akuntan Toni menyimpan seluruh dokumen Malik dan yang terkait
PMPJ Mendalam, baik dalam bentuk digital maupun fisik dalam lemari arsip, dalam jangka
waktu paling sedikjt 5 (lima) tahun.
4. Prosedur PMPJ
Prosedur PMPJ yang digunakan adalah PMPJ Sederhana, dengan proses:
a. Identifikasi
Melakukan pertemuan langsung (tatap muka) dengan Direktur Utama PT. Jaya
Abadi atau yang dikuasakan (dengan menunjukkan surat kuasa) pada awal melakukan hubungan
usaha dalam rangka meyakini kebenaran identitas Pengguna Jasa, dan mengumpulkan Informasi
serta dokumen PT. Jaya Abadi sebagai berikut:
1) Fotokopi Akta Pendirian PT. Jaya Abadi & perubahannya (apabila ada);
2) Fotokopi Keputusan Menteri Hukum dan HAM tentang Pendirian PT. Jaya Abadi, dan
perubahannya (apabila ada);
3) Fotokopi Dokumen yang menunjukkan Direktur Utama PT. Jaya Abadi memiliki
kewenangan untuk bertindak untuk dan atas nama PT. Jaya Abadi;
4) Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan;
5) Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan;
6) Fotokopi NPWP PT. Jaya Abadi.
b. Verifikasi
Akuntan Publik Leony melakukan verifikasi dengan membandingkan dokumen fotokopi
dengan dokumen asli, maupun melakukan pencarian informasi terhadap PT. Jaya Abadi dan
pihak-pihak terkait, misalnya mencari tahu apakah PT. Jaya Abadi terdaftar di sistem
Kementerian Hukum dan HAM.
c. Pemantauan Transaksi
Akuntan Publik Peter melihat transaksi yang dilakukan PT. Jaya Abadi dan mempelajari
dokumen yang menunjukkan bahwa transaksi tersebut telah dilakukan dan tidak ada perubahan.
Berdasarkan hasil pemantauan juga tidak ditemukan adanya transaksi keuangan mencurigakan
PENUTUP
Dengan diterbitkannya Modul ini, diharapkan dapat membantu Peserta PPL Online ini dalam lebih
memahami Prinsip Mengenali Pengguna Jasa bagi Akuntan Publik sebagaimana telah ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2017 tentang Prinsip Mengenali Pengguna Jasa,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 155/PMK.01/2017, sehingga dapat
mendukung upaya dan niat Pemerintah dalam memerangi Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme di Indonesia khususnya, secara global umumnya.
Dengan aktifnya Profesi Akuntan Publik melalui penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa saat
menjalankan profesinya, maka Profesi Akuntan Publik turut berpartisipasi memerangi Tindak Pidana
Pencucian Uang dan mendukung Pencegahan Pendanaan Terorisme. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan
publik kepada dirinya, dan secara langsung membantu melindungi masyarakat dan negara dari kejahatan global
yang merongrong keutuhan bangsa.
Modul ini merupakan modul yang akan terus mendapatkan penyempurnaan materi, seiring dengan
bertambahnya atau berubahnya kebijakan atau regulasi terkait Prinsip Mengenali Pengguna Jasa yang berlaku
bagi Akuntan Publik.