MODUL 2 :
PANDUAN PENERAPAN
PRINSIP MENGENALI PENGGUNA JASA
2019
Disusun oleh:
Bidang Pengembangan Profesi Keuangan – Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK),
Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Disclaimer
Modul materi ini disusun sebagai salah satu bahan materi dalam Pendidikan Profesional
Berkelanjutan (PPL) Online yang diselenggarakan oleh PPPK. Modul materi ini merupakan
penjabaran dari Surat Edaran Kepala Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Nomor 3/PPPK/2019
tanggal 09 April 2019 tentang Panduan Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Bagi Akuntan
dan Akuntan Publik, yang disusun untuk memudahkan para Akuntan dan Akuntan Publik dalam
memahami Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai Prinsip Mengenali Pengguna
Jasa. Apabila terdapat perbedaan penafsiran antara modul materi dengan substansi regulasinya,
maka yang digunakan sebagai pedoman penerapan tetap mengacu pada Regulasi dimaksud
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Dalam rangka memerangi tindak pidana pencucian uang, dan untuk menjaga
stabilitas perekonomian, dan integritas sistem keuangan, serta menjaga keutuhan sendi-
sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pada tanggal 22 Oktober
2010, telah diberlakukan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU Pencucian Uang).
Dalam UU Pencucian Uang dimaksud telah diatur mengenai Pihak-pihak yang
wajib menyampaikan laporan kepada PPATK, atau pihak Pelapor, yang kemudian diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2015 tentang Pihak Pelaporan
Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (PP Pihak
Pelapor), dimana salahnya mengatur bahwa Akuntan dan Akuntan Publik termasuk
sebagai Pihak Pelapor.
Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal 20 April 2017, telah diberlakukan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2017 tentang prinsip Mengenali
Pengguna Jasa Bagi Akuntan dan Akuntan Publik. Hal ini sesuai dengan rekomendasi
Financial Action Task Force (FATF) pada tahun 2012 yang telah dilakukan perubahan pada
tahun 2016. Namun, dikarenakan pada tahun 2017 terdapat rekomendasi baru dari Asia-
Pacific Group FATF, maka pada tanggal 8 November 2017, telah dilakukan penyempurnaan
dan diberlakukan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 155/PMK.01/2017 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2017 tentang prinsip
Mengenali Pengguna Jasa Bagi Akuntan dan Akuntan Publik.
Dalam hal jasa yang akan diberikan tidak termasuk salah satu poin di atas, maka seluruh
jasa profesional yang diberikan oleh Akuntan dan Akuntan Publik termasuk dalam
kategori PMPJ berisiko rendah (PMPJ Sederhana) dan dapat tidak diterapkan analisis
risiko.
a. Pengusaha Tinggi
e. Yayasan Sedang
i. Perkumpulan Sedang
m. Profesional Rendah
n. Pedagang Rendah
p. Pengrajin Rendah
a. Perbankan Tinggi
b. Properti Tinggi
c. Asuransi Tinggi
h. Kehutanan Sedang
i. Manufaktur Sedang
j. Perdagangan Rendah
k. Konstruksi Rendah
Domestik
e. Papua Sedang
f. Riau Sedang
g. Bali Sedang
Luar Negeri
c. Singapura Sedang
Namun demikian, dalam analisis risiko yang dilakukan Akuntan atau Akuntan Publik,
Pengguna Jasa dan/atau BO harus otomatis dimasukkan dalam kategori berisiko tinggi
dalam hal memenuhi kriteria berikut:
Pada Pengguna Jasa dan/atau BO berisiko sedang, dilakukan proses PMPJ (customer
due dilligence), dengan informasi dan dokumen sekurang-kurangnya:
Nama lengkap
Nomor identitas
kependudukan/paspor atau
Surat keputusan pengesahan
badan hukum
Ternpat dan tanggal lahir
Kewarganegaraan
Bentuk badan usaha
Bidang usaha
Alamat yang tercantum dalam
kartu identitas
Alamat terkini termasuk nomor
telepon
Alamat di negara asal untuk
warga negara asing
Pekerjaan
Sumber dana
Tujuan transaksi
Wewenang bertindak untuk
dan atas nama Korporasi
Hubungan hukum antara
Pengguna Jasa dengan BO
Pernyataan tertulis dari
Pengguna Jasa mengenai
kebenaran identitas maupun
sumber dana BO
Nama lengkap
Nomor identitas
kependudukan/paspor atau
Surat keputusan pengesahan
badan hukum
Ternpat dan tanggal lahir
Kewarganegaraan
Bentuk badan usaha
Bidang usaha
Alamat yang tercantum dalam
kartu identitas
Alamat terkini termasuk
nomor telepon
Alamat di negara asal untuk
warga negara asing
Pekerjaan
Sumber dana
Sumber kekayaan
Tujuan transaksi
Tujuan hubungan usaha
dengan pihak-pihak terkait
Wewenang bertindak untuk
dan atas nama Korporasi
Hubungan hukum antara
Pengguna Jasa dengan BO
Pernyataan tertulis dari
Pengguna Jasa mengenai
kebenaran identitas maupun
sumber dana BO
Selain permintaan informasi dan dokumen di atas, dalam PMPJ Mendalam juga
dilakukan :
1) pengawasan lebih lanjut dan atas hubungan usaha dan pemilihan pola
Transaksi yang memerlukan penelaahan lebih lanjut;
2) identifikasi secara berulang kali sampai ada keyakinan bahwa informasi yang
diberikan adalah benar.
1. Seluruh dokumen Pengguna Jasa dan pihak lain yang terkait (meliputi identitas, formulir
hubungan usaha, dan dokumen korespondensi) wajib disimpan 5 (lima) tahun sejak
berakhirnya hubungan usaha dengan Pengguna Jasa. Dokumen dan informasi tersebut
wajib diserahkan apabila diminta oleh PPPK, PPATK dan/atau otoritas lain yang
berwenang, paling lama 3 (tiga) hari sejak menerima surat permintaan resmi.
2. Akuntan atau Akuntan Publik wajib memiliki sistem informasi dan pencatatan transaksi
(baik manual maupun terkomputerisasi) yang dapat mengidentifikasi, memantau, dan
menyediakan laporan mengenai karakteristik Transaksi yang dilakukan oleh Pengguna
Jasa.
2. Pelaporan informasi atas penerapan PMPJ dilakukan melalui aplikasi GRIPS pada laman
https://grips2.ppatk.go.id/
Penggunaan hasil PMPJ yang dilakukan pihak ketiga tidak berlaku untuk pihak ketiga yang
berkedudukan di negara berisiko tinggi sebagaimana direkomendasikan oleh Financial Action
Task Force (FATF) atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
SANKSI ADMINISTRATIF
Menteri Keuangan berwenang mengenakan sanksi administratif kepada Akuntan dan Akuntan
Publik atas pelanggaran ketentuan administratif, dengan jenis sanksi berupa :
1. Peringatan.
a. Sanksi administratif berupa peringatan disertai dengan kewajiban untuk melakukan
tindakan perbaikan tertentu.
b. Akuntan dan/atau Akuntan Publik yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana
dimaksud diatas, dikenai sanksi peringatan kedua.
2. Pembekuan Izin.
Akuntan dan/atau Akuntan Publik yang tidak memenuhi kewajiban atas sanksi peringatan
kedua, dikenai sanksi pembekuan Register Negara Akuntan atau pembekuan Izin
Akuntan Publik selama 3 (tiga) bulan.
Penerimaan
Klien
Ya
Tidak Tidak
Ya Apakah Risiko
Pemutusan
Rendah?
Hubungan Usaha
Tidak
Lapor PPATK
Apakah Risiko Ya
Tinggi?
PMPJ Sederhana
Tidak
PMPJ
PMPJ
Mendalam
Identifikasi
Pengawasan
Lebih Lanjut &
Identifikasi
Verifikasi Berulang
Pemantauan
Transaksi
PT. Makmur Sentosa adalah perusahaan di bidang perdagangan elektronik yang berdomisili
di Jawa Barat. PT. Makmur Sentosa menugaskan Akuntan Publik Leony, yang berstatus rekan
pada KAP Leony dan Yahya di Jakarta, untuk melakukan audit laporan keuangan historis tahun
2018. PT. Makmur Sentosa dalam bertindak diwakili oleh Direktur Utama. Dengan demikian,
PMPJ yang harus diterapkan oleh Akuntan Publik Leony adalah:
1. Pemetaan Ruang Lingkup
Penugasan : Audit Laporan Keuangan Historis Tahun 2018
Lingkup PMPJ : Dapat diterapkan PMPJ Sederhana
2. Persetujuan Pengguna Jasa
Akuntan Publik Leony telah menyampaikan bahwa akan menerapkan PMPJ saat
memberikan jasa Audit Laporan Keuangan Historis Tahun 2018, dan PT. Makmur Sentosa
yang dalam hal ini diwakili oleh Direktur Utamanya menyatakan setuju dan mendukung
penerapan PMPJ dimaksud.
3. Analisis Risiko
a. Pengguna Jasa : PT. Makmur Sentosa (diwakili Direktur Utama)
Profil Pengguna Jasa : Korporasi Non UMKM
Profil Bisnis : Perdagangan
Profil Domisili : Jawa Barat
4. Prosedur PMPJ
Prosedur PMPJ yang digunakan adalah PMPJ Sederhana, dengan proses:
a. Identifikasi
Melakukan pertemuan langsung (tatap muka) dengan Direktur Utama
PT. Makmur Sentosa atau yang dikuasakan (dengan menunjukkan surat kuasa)
pada awal melakukan hubungan usaha dalam rangka meyakini kebenaran
identitas Pengguna Jasa, dan mengumpulkan Informasi serta dokumen PT.
Makmur Sentosa sebagai berikut :
b. Verifikasi
Akuntan Publik Leony melakukan verifikasi dengan membandingkan dokumen
fotokopi dengan dokumen asli, maupun melakukan pencarian informasi terhadap
PT. Makmur Sentosa dan pihak-pihak terkait, misalnya mencari tahu apakah
PT. Makmur Sentosa terdaftar di sistem Kementerian Hukum dan HAM.
c. Pemantauan Transaksi
Akuntan Publik Leony melihat transaksi yang dilakukan PT. Makmur Sentosa dan
mempelajari dokumen yang menunjukkan bahwa transaksi tersebut telah
dilakukan dan tidak ada perubahan. Berdasarkan hasil pemantauan juga tidak
ditemukan adanya transaksi keuangan mencurigakan dan/atau indikasi yang
mengarahkan ke tindakan Pencucian Uang dan/atau Pendanaan Terorisme.
5. Penatausahaan Dokumen
Setelah penugasan selesai, Akuntan Publik Leony menyimpan seluruh dokumen PT.
Makmur Sentosa dan yang terkait PMPJ Sederhana, baik dalam bentuk digital maupun
fisik dalam lemari arsip, dalam jangka waktu paling sedikit 5 (lima) tahun.
6. Pelaporan
a. Akuntan Publik Leony melaporkan semua proses penerapan PMPJ terhadap PT.
Makmur Sentosa kepada PPATK melalui aplikasi GRIPS.
b. Akuntan Publik Leony tidak menemukan adanya Transaksi Keuangan
Mencurigakan pada saat memberikan jasa yang diminta oleh Pengguna Jasa.
c. Akuntan Publik Leony menyatakan berkomitmen penuh untuk mendukung
Pemberantasan Anti Pencucian Uang/Pencegahan Pendanaan Terorisme
(APU/PPT) dan siap memberikan dokumen terkait sesuai dengan permintaan.
5. Penerapan PMPJ
Oleh karena Pengguna Jasa termasuk kategori berisiko Tinggi, maka dilaksanakan
prosedur PMPJ Mendalam, dengan proses sebagai berikut:
c. Pemantauan Transaksi
Akuntan Budi telah mempelajari, melakukan penelaahan dan verifikasi terhadap
seluruh dokumen yang diberikan, termasuk dokumen sumber dana dan sumber
kekayaan. Berdasarkan hasil pemantauan tersebut, tidak ditemukan adanya
transaksi keuangan mencurigakan dan/atau indikasi yang mengarahkan ke
tindakan Pencucian Uang dan/atau Pendanaan Terorisme. Akuntan Budi juga
melakukan pengawasan lebih lanjut dan atas hubungan usaha dan melakukan
pemilihan pola Transaksi yang memerlukan penelaahan lebih lanjut.
6. Tindak Lanjut
Setelah penugasan selesai, Akuntan Budi menyimpan seluruh dokumen Dedes dan yang
terkait PMPJ Mendalam, baik dalam bentuk digital maupun fisik dalam lemari arsip,
dalam jangka waktu paling sedikit 5 (lima) tahun.
7. Pelaporan
a. Akuntan Budi melaporkan semua proses penerapan PMPJ terhadap Dedes
kepada PPATK melalui aplikasi GRIPS.
b. Akuntan Budi tidak menemukan adanya Transaksi Keuangan Mencurigakan pada
saat memberikan jasa yang diminta oleh Pengguna Jasa.
c. Akuntan Budi menyatakan berkomitmen penuh untuk mendukung
Pemberantasan Anti Pencucian Uang/Pencegahan Pendanaan Terorisme
(APU/PPT) dan siap memberikan dokumen terkait sesuai dengan permintaan.
Dengan diterbitkannya Modul ini, diharapkan dapat membantu Peserta PPL Online ini dalam
lebih memahami Prinsip Mengenali Pengguna Jasa bagi Akuntan Publik sebagaimana telah
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2017 tentang Prinsip
Mengenali Pengguna Jasa, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 155/PMK.01/2017, sehingga dapat mendukung upaya dan niat Pemerintah dalam
memerangi Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme di Indonesia
khususnya, secara global umumnya.
Dengan aktifnya Profesi Akuntan Publik melalui penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa
saat menjalankan profesinya, maka Profesi Akuntan Publik turut berpartisipasi memerangi
Tindak Pidana Pencucian Uang dan mendukung Pencegahan Pendanaan Terorisme. Hal ini
dapat meningkatkan kepercayaan publik kepada dirinya, dan secara langsung membantu
melindungi masyarakat dan negara dari kejahatan global yang merongrong keutuhan bangsa.
Modul ini merupakan modul yang akan terus mendapatkan penyempurnaan materi, seiring
dengan bertambahnya atau berubahnya kebijakan atau regulasi terkait Prinsip Mengenali
Pengguna Jasa yang berlaku bagi Akuntan Publik.