Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nabillah Khansa

NIM : 01031482225008
Mata Kuliah : Akuntansi Keperilakuan

Analisa Perilaku Investasi dan Bisnis Film Duell Der Bruder

Film Duell der Bruder mengisahkan dua bersaudara Rudolf Dassler dan Adolf Dassler
mereka berasal dari keluarga pengrajin sepatu yang banyak terdapat di kota kecil
Herzogenaurach. Tahun itu merupakan tahun 1924 Rudolf Dassler yang biasa dipanggil Rudi
ini bekerja di sebuah perusahaan. Sedangkan Adolf Dassler yang biasa dipanggil Adi
meneruskan usaha orang tuannya menjadi pengerajin sepatu. Adolf Dassler sangat terobsesi
dengan sepatunya ini, sebagai orang yang gemar berolahraga obsesinya adalah agar suatu saat
seorang atlet kelas dunia akan memakai sepatu hasil buatannya.

Di bengkel kecilnya Adolf Dassler kerap kali berinovasi agar bisa menghasilkan sepatu yang
bisa meningkatkan performa atlet. Karena material sepatu saat itu susah didapat, Adolf
Dassler menggunakan material barang bekas tentara Jerman pada saat perang dunia pertama.
Obsesinya terhadap sepatu rancangannya ini membuat Adolf Dassler menjadi bahan ejekan
warga kota kecil Herzogenaurach. Bahkan saudaranya Rudolf Dassler ikut menjadi bahan
ejekan.

Melihat kesungguhan adiknya, akhirnya Rudolf Dassler menjadi yakin. Ia mengajak Adolf
Dassler untuk membangun usaha bersama. Kebetulan saat itu, Rudolf Dassler sudah keluar
dari perusahaannya. Tetapi Rudolf Dassler akan tetap mengurusi bidang pengembangan
produk seperti yang biasa Rudolf Dassler lakukan. Sedangkan Adolf Dassler melakukan
pengembangan dari segi bisnis dan marketing. Perpaduan yang cocok dan saling mengisi
antara dua bersaudara ini.

Namun, setelah perusahaan tersebut berusia 25 tahun, keduanya kemudian memutuskan


untuk berpisah. Mereka mengalami perselisihan yang menyebabkan perpecahan. Berbagai
alasan mencuat yang menjelaskan ada apa dengan mereka berdua sehingga bertengkar. Ada
yang mengatakan bahwa mereka berpisah karena perbedaan pendapat dan konflik politik
pada masa itu. Sejak saat itu, keduanya berpisah dan memutuskan untuk tidak lagi menjalani
bisnis keluarga. Pada tahun 1940-an, Rudolf pindah ke seberang sungai untuk mendirikan
pabrik baru, sementara Adolf tetap mengelola pabrik lama. Adolf mengubah nama pabrik dan
merek sepatunya menjadi Adidas yang diambil dari nama Adolf Dassler. Sementara Rudolf
memberi nama untuk sepatunya Puma Schuhfabrik Rudolf Dassler atau yang saat ini dikenal
sebagai Puma yang terinspirasi binatang puma atau singa gunung.

Adidas sebagai perusahaan milik Adolf Dassler dan puma sebagai milik Rudolf Dassler.
Semua pekerja dipersilahkan untuk memilih kemana mereka akan bekerja. Sebagian besar
pekerja marketing dan administrasi memilih ke sisi Rudolf Dassler dan pekerja produksi ke
sisi Adolf Dassler. Pada akhirnya pada tahun 1954, sepatu dengan merk adidas mulai dipakai
oleh tim nasional Jerman pada piala dunia di Swiss. Disinilah pada akhirnya brand adidas
menjadi brand yang mendunia hingga saat ini.
Pertikaian ini juga yang mendorong kedua perusahaan ini semakin berkembang dengan
pesat. Setiap kali Adidas melakukan suatu terobosan baru atau penjualannya meningkat,
maka Puma pun akan melakukan hal yang sama. Demikian pula sebaliknya. Maka dari itu,
bisa dilihat bahwa model sepatu kedua merek ini tidak beda jauh.

Rudolf mengejar ketertinggalan itu selama bertahun-tahun hingga bisa menyamai kesuksesan
adiknya. Bertahun-tahun rivalitas Adidas dan Puma ini nyaris tidak pernah ada yang bisa
mendamaikan bahkan hingga mereka meninggal dunia. Saat ini, Adidas dan Puma telah
menjadi merek ternama di dunia. Perselisihan antar keduanya baru dapat diselesaikan pada
tahun 2009 melalui satu pertandingan sepak bola persahabatan dari pegawai Adidas dan
Puma yang menandai bahwa mereka telah berdamai. Meski sempat berseteru, Adolf dan
Rudolf tetap berjasa telah menciptakan 2 merek apparel olahraga berkualitas yang saat ini
sudah mendunia.

Perilaku Investasi dan stategi bisnis Adidas dan Puma :

Adidas dalam perilaku strategi bisnisnya bisa dikatakan bahwa adidas melakukan strategi
pemasaran bisnisnya dengan cara memberikan sepatu mereka kepada para atlet agar dipakai
dalam pertandingan yang akan berdampak terhadap adidas. Adidas menunjukkan beberapa
perilaku dan strategi bisnis yang sukses dalam mencapai kesuksesan. Adidas dalam perilaku
atau strategi bisnisnya dari film tersebut bisa dikatakan bahwa adidas melakukan
strategipemasaran bisnisnya dengan cara memberikan sepatu mereka kepada para atlet agar
bisa dipakai pada saat pertandingan. Dan untuk saat ini adidas sudah menerapkan dua strategi
yaitu Rebuild dan Bolster Strategies. Secara dominan, Rebuild Strategies diterapkan dengan
menggunakan pendekatan budaya kolektivistik. Sedangkan Bolster Strategies dilakukan
untuk menjaga relasi jangka panjang perusahaan Adidas dengan khalayak atau stakeholders.
Adidas berkambang dengan memproduksi produk dengan mempertahankan kualitas yang
baik dan memproduksi produk selain sepaatau seperti pakaian olahraga, tas dan
aksesoris.

Puma sendiri sama halnya dengan adidas, pendekatan yang dilakukan dalam perusahaan
tersebut yaitu merujuk ke bisnis perlengkapan olahraga. Terlihat juga bahwa puma
melakukan sistem komunikasi yang melibatkan semua komponen lingkungan bisniis yang
sudah mulai terlihat oleh puma di maksimalkan untuk proses perluasan serta penguatan
keberadaan produk ruma dipasaran. Dari analisis , bisnis dan investasi yang dilakukan 2
brand ternama tersebut menjadi contoh untuk kita dalam melakukan bisnis dan strategi
menjalankan bisnis yang baik dan untuk mengembangkan produk dengan kualitas tinggi
maupun pengembangan teknologi dan inovasi yang luas guna meningkatkan produk bisnis
kita. Memiliki visi dan misi yang kuat dan perlu mempertimbangkan pendekatan yang
tepat guna mencapai tujuan.

Anda mungkin juga menyukai