ADIDAS AG
KELOMPOK 4
Disusun oleh :
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmatnyalah sehingga makalah ini dapat saya selesaikan tepat pada waktunya. Dalam
makalah ini kami akan membahas tentang Analisa Strategi Pemasaran Perusahaan ADIDAS.
Dengan selesainya makalah ini kami mengucapkan terimakasih. Didalam makalah ini
masih banyak kekurangan–kekurangan sehingga saran dari pihak manapun yang bersifat
membangun sangat saya harapkan dalam perbaikan makalah ini agar kedepannya.
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
STRATEGI DISTRIBUSI
BAB VII
STRATEGI PROMOSI
BAB VIII
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Dahulu kala produk sepatu hanya digunakan untuk melindungi kaki agar tidak
mengalami luka saat manusia menjalankan aktivitasnya. Pada saat-saat itu model maupun
bentuk sepatu tidak terlalu diperhatikan, asalkan sepatu itu dapat dipakai untuk melindungi
kaki. Namun seiring dengan perkembangan zaman, produk sepatu juga tentunya mengalami
perkembangan. Baik dari segi model maupun kenyamanan yang diberikan saat memakai
sepatu tersebut. Dewasa ini produk sepatu tidak hanya merupakan salah satu kebutuhan hidup
utama tetapi juga telah menjadi semacam cerminan gaya hidup bagi setiap orang yang
memakainya.
Salah satu produsen sepatu yang terkenal adalah produk sepatu dengan merek Adidas.
Perusahaan ini pusatnya berada di Jerman. Bisa dikatakan bahwa perusahaan ini merupakan
salah satu perusahaan terbesar yang bergerak dalam industri sepatu. Sejarah merek sepatu
yang sangat terkenal ini dimulai pada tahun 1920 oleh Adi (Adolf) Dassler di ruang cuci
milik Ibunya. Waktu itu Adi Dassler membuat proyek kecil-kecilan dengan membuat sepatu
olahraga. Karena tingginya kualitas sepatu yang dihasilkannya, akhirnya bisnis kecil-kecilan
tersebut mulai membuahkan hasil. Pada tahun 1924, Adi Dassler dan saudaranya Rudolf
Dassler mendirikan 'Dassler Brothers OGH' yang nantinya menjadi cikal bakal Adidas
sekarang. Dalam perkembangannya merek Adidas ini tentunya mengalami persaingan dengan
merek-merek sepatu lainnya seperti Nike, Puma, Kappa dan sebagainya.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Adidas-Salomon AG, juga dikenal sebagai adidas, adalah sebuah perusahaan sepatu
Jerman. Perusahaan ini dinamakan atas pendirinya, Adolf (Adi) Dassler, yang mulai
memproduksi sepatu pada 1920-an di Herzogenaurach dekat Nuremberg. Rancangan baju
dan sepatu perusahaan ini biasanya termasuk tiga strip paralel dengan warna yang sama, dan
motif yang sama digunakan sebagai logo resmi adidas. Industri peralatan olah-raga
merupakan salah satu industri yang cukup berkembang pesat dalam beberapa dekade
belakangan ini, hal ini dapat terjadi karena beberapa perhelatan akbar dalam dunia olah-raga
hampir setiap tahun diadakan yang sehingga menarik peminat penonton untuk membeli
beberapa produk yang digunakan atlet yang digemarinya. Sebagai contoh adalah saat
perhelatan kejuaraan sepak bola piala dunia maka akan mengakibatkan permintaan akan
produk peralatan sepak bola menjadi meningkat, baik diakibatkan permintaan dari atlet
peserta kejuaraan maupun para penonton atau penggemar sepak bola.
Produk yang dihasilkan antara lain sepatu, kostum, jaket, serta asesoris olahraga dari
berbagai bidang seperti atletik, seluncur es, tennis, sepak bola, renang, bola basket, golf, bela
diri, dan lain-lain.
Tidak sampai tahun 1960, Adidas telah mengembangkan sayapnya dan mulai
memproduksi pakaian olahraga. Pada tahun 1963, mereka juga mulai berekspansi di wilayah
alat olahraga, jika bukan karena manuver ini, kita tidak akan melihat bola dan perlengkapan
lainnya di seluruh event olahraga sepakbola utama. Secara ikonik menjadi olahraga yang
indah dengan brand ADIDAS. Hingga kini ADIDAS telah menjadi fashion yang sangat
populer, tidak hanya untuk olahraga, namun juga gaya hidup.
Logo adidas sendiri baru dipergunakan pada tahun 1948. Secara visual logo Adidas
hanya berupa huruf Adidas, dengan nama Adolf Dassler di atasnya serta ilustrasi sepatu
ditengahnya. Dengan merk ini, sepatu buatan Adi Dassler mencapai titik kesuksesannya,
dengan diakuinya merk sepatu Adidas diajang pesta olahraga dunia seperti Helsinki,
Melnourne, Roma dan lainnya.
Pada tahun 1972, logo Adidas mengalami perubahan yakni dengan menggunakan
konsep 'Trefoil Logo', yaitu logo dengan visual tiga daun terangkai. Konsep tiga daun ini
memiliki makna simbolisasi dari semangat Olimpiade yang menghubungkan pada 3 benua.
Sejak saat itulah Adidas menjadi sepatu resmi yang dipergunakan pada even Olimpiade
diseluruh dunia.
Akhirnya setelah bertahun-tahun berjaya dan mengalami liku-liku perkembangan usaha, pada
tahun 1996, Adidas mengalami modernisasi dengan menerapkan konsep 'We knew then - we
know now' yang kurang lebih menggambarkan kesuksesan masa lalu dan kejayaan hingga
kini. Adapun logo baru yang digunakan secara visual berupa tiga balok miring yang
membentuk tanjakan yang menggambarkan kekuatan, daya tahan serta masa depan. Sejak
saat itu logo Adidas tidak pernah mengalami perubahan, serta masih berjaya hingga saat ini.
Setelah krisis pada awal 80-an, terutama karena berjayanya Nike di pasar internasional,
adidas berhasil mengembalikan pamornya pada tahun 1986 ketika Run D.M.C, sebuah grup
musik rap dari New York, membuat lagu yang berjudul “My Adidas”, dan sekaligus
mempopulerkan sepatu adidas yang mereka pakai tanpa menggunakan tali. Hal tersebut
menjadi gaya tersendiri yang banyak ditiru oleh fans-fans mereka.
Pada dekade 90-an terutama di AS dan Eropa berkembang pikiran bahwa generasi
muda cenderung menghindari apapun yang orang tua mereka pakai, termasuk dalam urusan
sepatu. Mereka menghindari pemakaian nike dan reebok, yang dulu dipakai oleh orang tua
mereka. Sehingga barang-barang produksi adidas yang sudah berumur 20 tahun-pun tiba-tiba
menjadi barang koleksi yang mahal harganya dan dicari-cari oleh banyak orang. Hal ini pun
dimanfaatkan oleh adidas untuk memproduksi dan mengeluarkan kembali (re-issue) beberapa
model sepatu populernya (seperti adidas rom, rekord, athen, dublin) .Hal ini mengangkat
status adidas itu sendiri, dari sekedar produk olahraga menjadi semacam lambang gaya hidup
yang baru.
Adidas adalah produsen terbesar pakaian olahraga dan sepatu atletik di Eropa.
Kekuatan utama dari perusahaan adalah merek yang terkenal di dunia / lingkungan global.
Pengakuan tersebut adalah hasil dari konsistensi perusahaan yang berfokus pada pengenalan
produk baru, pengembangan merek dan kegiatan penguatan. Misalnya, adidas muncul
sebagai pemimpin pasar di Jepang pada tahun 2005, sebagai hasil dari peluncuran produk
baru dan citra merek yang kuat di wilayahnya. Untuk memperkuat citra merek, adidas
berusaha untuk membedakan masing-masing nilai merek dengan memenuhi harapan
konsumen-konsumen mereka yang tidak bisa disamakan / beragam.
Adidas menghadapi persaingan yang ketat di industri barang olahraga dan terdorong
untuk harus tetap dapat mengungguli para pesaingnya itu. Namun perusahaan akan
menghadapi tantangan yang cukup sulit mengenai membedakan dirinya dari pemain lain dan
untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang beragamnya tentu saja sangat tiggi. Peusahaan
Adidas yang keberadaannya tersebar di dunia tentu saja akan mengalami permasalahan yang
kompleks baik yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar perusahaan. Dalam
perkembangannya, semakin banyak saja para pencari kerja (job seeker) yang mendatangi
Perusahaan Adidas untuk mengajukan lamaran. Untuk lebih mengefisienkan proses
perekrutan pada Adidas maka perusahaan menggunakan sistem Perekrutan secara Global.
Begitu pula halnya dengan proses marketing dan supply chain Adidas juga dilakukan secara
global. Dengan mengintegrasikan antara proses operasional dan teknologi maka setiap proses
yang ada pada sistem operasi akan dapat berjalan dengan lebih maksimal.
Faktor Internal yang Menyebabkan Adidas Mempunyai Daya Saing di Pasaran
Selama lebih dari 80 tahun lamanya grup Adidas telah menjadi bagian dari dunia
olahraga di segala bidangnya dengan menawarkan sepatu, pakaian serta beragam aksesori
pelengkap olahraga yang bernilai seni pada setiap produknya. Sekarang, grup Adidas telah
mengglobalisasi dan menguasai di bidang industri produk olahraga dan menawarkan portfolio
yang begitu luas dari segi produk di seluruh dunia. Strategi grup Adidas sangatlah simpel:
memperkuat bran secara terus menerus dan mengimprovisasi posisi kompetitif serta
keuangan mereka. Aktivitas perusahaan dan lebih dari 150 cabangnya dipantau langsung oleh
pemimpin grup di Herzogenaurach, Jerman. Tertanggal 31 Desember 2009, grup Adidas
tercatat mempekerjakan sebanyak 38.982 orang selama setahun penuh.
Adidas merupakan salah satu produsen peralatan olah raga yang cukup menguasai
pangsa pasar dunia. Adidas melakukan beberapa strategi promosi yang cukup berpengaruh
terhadap pemasaran produknya yaitu menjadi sponsor utama kejuaraan sepak bola piala dunia
serta piala eropa.
Adidas melalui jaringan perusahaan anak, grosir, operator berlisensi dan agen
membuat produk yang akan dijual di hampir setiap negara di dunia. Cabang - cabang Adidas
tersebar di 50 negara dan menjual kepada lebih dari 160 negara. Produk Adidas didominasi
olehsepatu sepak bola. Produksi tahunan dari 28 ribu pasang lebih dari 500 varietas di lebih
dari150 negara menempati penjualan teratas untuk barang olahraga. Adidas didirikan dan
dicapai dalam kerangka pasar, yang mencakup kepemilikan jelas dan manajemen ke
persimpangan manajemen produk. Untuk alat manajemen terpusat, mendirikan Desain dan
Development Centre di Eropa dan Amerika Utara. Serta menyiapkan regional struktur
penjualan anak perusahaan Gong Si dan distributor dengan perusahaan patungan yang asli.
Hal ini diharapkan langsung memperbaiki posisi pasar. Aktivitas perusahaan dan lebih dari
150 cabangnya dipantau langsung oleh pemimpin grup di Herzogenaurach, Jerman. Strategi
pemasaran Adidas dalam menghadapi ketatnya persaingan, disebut dengan Strategi Rantai
Pasokan.
Adidas melalui Biaya, lebih mungkin untuk melakukan outsourcing logistik operasi
perusahaan sejenis yang lain untuk mengurangi biaya operasi.Pada awal pertengahan tahun
1996, perusahaan Adidas membayar perhatian lebih pada pengendalian biaya logistic.
Dengan berulang-ulang penimbangan, Adidas pada tahun 1996 memutuskan untuk distribusi
pakaian dalam outsourcing US UPS Global perusahaan logistic.
Selama lebih dari 80 tahun lamanya grup Adidas telah menjadi bagian dari
duniaolahraga di segala bidangnya dengan menawarkan sepatu, pakaian serta beragam
aksesori pelengkap olahraga yang bernilai seni pada setiap produknya. Sekarang, grup Adidas
telahmengglobalisasi dan menguasai di bidang industri produk olahraga dan menawarkan
portofolio yang begitu luas dari segi produk di seluruh dunia. Strategi grup Adidas
sangatlahsimpel: memperkuat brand secara terus menerus dan mengimprovisasi posisi
kompetitif serta keuangan mereka.
Sejak berdirinya, salah satu kunci keberhasilan Adidas adalah kemampuannya dalam
bidang teknologi informasi. Sejak awal Adidas telah mempunyai suatu sistem database yang
teratur dan sangat baik. Database yang telah ada ini kemudian dimanfaatkan lebih jauh dan
diintegrasikan dengan kebutuhan masa kini. Beberapa sistem yang terjalin adalah sistem
CRM (Customer Relationship Management), sitem SCM (Supply Chain Management) dan
ERP (Enterprise Resource Planning).Untuk melakukan peralihan dari sistem database
konvensional menjadi sistem baru yang lebih terintegrasi, Adidas melakukan BPR (Business
Process Engineering). Para mitra utama juga dituntut untuk melakukan proses BPR,
walaupun pada tingkat yang berbeda dari yang dilakukan oleh Adidas.
BAB III
SEGMENTING
Segmentasi pasar menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong adalah pembagian
sebuah pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda. Segmentasi pasar dapat
dimaksudkan sebagai pembagian pasar yang berbeda-beda (heterogen) menjadi kelompok-
kelompok pasar yang homogen, di mana setiap kelompoknya bisa ditargetkan untuk
memasarkan suatu produk sesuai dengan kebutuhan, keinginan, ataupun karakteristik pembeli
yang ada di pasar tersebut.
Pada segmentasi ini, pasar dibagi ke dalam beberapa bagian geografi seperti
negara, wilayah, kota, dan desa. Daerah geografi yang dipandang potensial dan
menguntungkan akan menjadi target operasi perusahaan.
Geografis :
Demografis
Dalam rentang pria ,wanita dan anak anak. Menurut segmentasi usia, siklus hidup,
dan segmentasi gender.
Berbagai macam merek pakaian pria dan wanita, sepatu atau perawatan tubuh dan
mata.
Performa, asli, dan gaya adalah ketiga merek Adidas.
Psikografis
Adidas berfokus pada kelas sosial karena orang orang dalam kelas sosial tertentu
cenderung memiliki sifat pembelian yang sama.
Tidak menggunakan segmentasi siklus pendapatan, jenis kelamin, etnis, dan keluarga
untuk membedakan pasar mereka .
Adidas mempertahankannya agar tidak terlalu rumit dan lebih luas jangkauannya
sehingga merek ini di pasarkan ke banyak orang diseluruh dunia.
TARGETING
Tiga kriteria dalam mengevaluasi dan menentukan segmen yang akan ditarget, yaitu:
1. Memastikan bahwa segmen pasar yang dipilih cukup besar dan akan cukup
menguntungkan bagi perusahaan.
2. Strategi targeting itu harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan yang
bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara untuk mengukur apakah
perusahaan itu memiliki kekuatan untuk mendominasi segmen pasar yang dipilih.
3. Segmen pasar yang dibidik itu harus didasarkan pada situasi persaingannya yang
secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi daya tarik target segmen.
Targeting Adidas
POSITIONING
1. Be creative
Be craetif maksudnya adalah bahwa perusahaan harus kreatif untuk mencuri perhatian
konsumen atau target market.
2. Simplicity
Simplicity maksudnya adalah komunikasi yang disampaikan harus sesederhana dan
sejelas mungkin.
3. Consistent yet flexible
Consistent yet flexible maksudnya adalah perusahaan harus konsisten dan melihat
kondisi.
4. Own, dominate, protect
Own, dominate, protect maksudnya adalah dalam komunikasi perusahaan harus
memiliki satu atau beberapa kata ampuh di benak pelanggan.
5. User their language
User their language maksudnya adalah dalam mengkomunikasikan
positioning perusahaan harus menggunakan bahasa pelanggan.
Positioning Adidas
1. Adidas
Berusaha untuk menjadi merek barang olahraga terkemuka di dunia dan paling
popular.
Fokus pada inovasi dan teknologi.
2. Adidas Originals
Merek pertama yang memanfaatkan aset olahraga di area gaya hidup.
Dianggap sebagai merek gaya hidup olahraga yang sah.
3. Adidas Sport Style
“Future Of Sportwear”.
Termasuk label Y-3.
Porsche Design Sport
Adidas tidak lagi menggambarkan dirinya sebagai merek olahraga belaka tapi sebagai
Pencipta Merek Olahraga.
Pada tahun 2018, Adidas meluncurkan kampanye “Calling All Creators” di mana
mereka menampilkan cerita buku besar dari atlet, perancang, dan pemusik di dunia paling
berpengaruh, dalam budaya olahraga semua yang di hubungkan oleh gairah untuk
menciptakan mereka. Mereka juga mengundang setiap orang untuk berpatisipasi dalam apa
yang mereka sebut “Futureceraft” sebuah inisiatif khusus untuk berinovasi di seluruh elemen
proses produksi untuk pencipta oleh pencipta.
Calling all creators: Game changers. Difference makers. Boundary breakers.
Olahraga super serius bukan untuk semua orang. Dan dengan posisinya sebagai "The
Creator Sports Brand," Adidas telah serius membuka lapangan bermain.
BAB IV
PENGELOLAAN PRODUK
Adanya inovasi teknologi Penggunaan material baru untuk pembuatan sepatu. Adidas
tidak lagi menggunakan kulit kangguru. Selain itu Adidas juga berinovasi dengan
meluncurkan headphone DJ bekerja sama dengan Sennheiser. Memasuki pasar baru Adidas
terus memperluas pasarnya, mulai dari ekspansi lini produk lain seperti alat elektronik,
fashion apparels dan lain lain. Memperluas basis konsumen Adidas juga terus melakukan
ekspansi dengan membuka gerai gerai di berbagai kota di berbagai wilayah. Memperpanjang
lini dan servis produk Menambah fitur-fitur yang dapat memuaskan pelaanggan dengan
servis yang diberikan oleh perusahaan. Threat Langkah langkah baru yang akan dilakukan
competitor Seperti yang dilakukan oleh Nike dengan peluncuran sepatu sepak bola baru yang
merupakan produksi sepatu Nike paling ringan, tercepat yang pernah dibuat, serta paling
ramah lingkungan. Hal yang sama juga dilakukan oleh Puma, dengan desain sepatu sepak
bola yang terbaru yang tampak lebih mementingkan penampilan dan gaya daripada keinginan
untuk bermain lebih baik atau mengurangi resiko cedera Penurunan keadaan financial
Keadaan ekonomi secara global dapat menjadi factor yang mempengaruhi keputusan calon
pembeli dalam membeli sepatu Adidas. Jika terjadi krisis ekonomi maka, masyarakat akan
lebih mementingkan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih mendesak, seperti makan,
minum, atau rumah. Dibandingkan membeli sebuah sepatu dengan harga yang cukup mahal.
Kenaikan pajak Fluktuasi pajak juga dapat mempengaruhi harga jual sepatu. Jika pajak naik,
maka harga sepatu juga akan semakin mahal. Akibatnya, para calon pembeli akan berpikir
dua kali untuk membeli sepatu Adidas atau bahkan berpindah ke merek lain yang lebih
murah. Tentunya hal ini akan menurunkan income bagi perusahaan. Pendatang baru di pasar
Berbagai merek sepatu setiap tahun bermunculan.
Dengan tampilan yang sangat mengikuti trend jaman sekarang. Pendatang baru dengan
mudah masuk ke segmen ini dikarenakan banyaknya pembeli dan tidak adanya monopoli
dalam pasar. Contoh merek sepatu pendatang baru antara lain League, Diadora, dan And.
Pertarungan harga antar competitor Banyak kompetitor yang memiliki harga yang cukup
bersaing dengan harga produk Adidas. Perbedaan harga yang tidak terlalu jauh membuat para
calon pembeli dapat dengan mudah memilih merek lain bila harga sepatu dirasa tidak sesuai.
III. Analisis Struktur Industri Adidas Rivalries: Rival terbesar dari Adidas adalah Nike,
dimana Nike mengontrol lebih dari % pasar global untuk sepatu olahraga. Nike berada pada
posisi diatas Adidas. Adidas sendiri memiliki rival rival lain yang lebih kecil di Amerika
Serikat dan Eropa, termasuk Puma, Asics, dan New Balance. Di RRC, Adidas menghadapi
lawan yaitu Li Ning, merek sepatu olahraga terbesar di China. Semua perusahaan ini
berusaha untuk merebut pangsa pasar dari Adidas. Namun dengan strategi yang focus, Adidas
masih dapat menyisihkan lawan lawannya. Substitutes: Produk subsitusi dari Adidas sendiri
datang dari perusahaan lawannya seperti Nike, Puma, Asics dan New Balance. Perbedaan
harga diantara perusahaan perusahaan tersebut tidak terlalu besar dan konsumen dapat
dengan mudah berpindah produk dari satu merek ke merek yang lain. Sepatu olahraga sendiri
masih tergolong sebagai produk premium. Oleh karena itu, konsumen masih yakin dan mau
untuk membeli dengan harga mahal dengan harapan akan mendapatkan produk berkualitas
tinggi, tahan lama, dan kuat digunakan dalam segala kondisi olahraga yang dilakukan.
Konsumen sendiri memilih untuk membeli berdasarkan kualitas dan value yang ditanamkan
oleh merek sepatu olahraga dan apparel olahraga. Barang substitusi dari Adidas sendiri
banyak yang datang dari perusahaan perusahaan yang lebih kecil di seluruh dunia.
Hampir 75 persen apparel market dan 8 persen pasar sepatu olahraga dikuasai oleh
perusahaan local seperti Li Ning milik China New Entrants: Entry barriers yang biasa
dihadapi oleh perusahaan baru adalah skala ekonomi cukup besar yang dibutuhkan untuk
manufaktur, distribusi, research and development dan lainnya. Untuk memasuki bisnis
apparel dan sepatu olahraga dibutuhkan capital investments yang tinggi untuk hal hal seperti
lahan, pembangunan pabrik dan pembuatan produk baru. Selain itu, untuk membuat dan
menjual produk produk inovatif diperlukan proses marketing yang baik dan biaya advertising
yang tinggi. Hal ini menjadikan entry barrier untuk memasuki pasar apparel dan sepatu
olahraga semakin tinggi. Apalagi, dalam memilih produk apparel dan spatu olahraga,
konsumen lebih memilih untuk membeli produk produk premium atau produk produk dari
perusahaan yang sudah mempunyai reputasi tinggi dan brand yang kuat. Customers
bargaining power: Konsumen memiliki kekuatan besar untuk menawar harga, hal ini
dikarenakan kemudahan bagi konsumen untuk membeli produk produk milik lawan.
Switching cost yang ada juga sangat kecil dan tidak mempengaruhi keputusan konsumen.
Produk produk yang lebih trendi, lebih baru dan bereputasi tinggi juga menjadi salah satu
faktor yang mempengaruhi konsumen untuk berpndah dari satu merek ke merek yang lain.
Dengan adanya banyak pilihan brand dan variasi harga, konsumen dapat dengan bebas
memilih produk mana yang sesuai dengan keinginan mereka, menurut desain, kenyamanan
dan hrga yang ditawarkan. Sedikitnya barang komplementer yang ditawarkan juga
meningkatkan consumer bargaining power sehingga consumer tidak bisa melekat pada satu
brand tertentu saja. Suppliers bargaining power: Kekuatan penawaran supplier untuk produk
Adidas juga dapat dikatakan tinggi, seiring dengan kontrak kontrak yang dibuat oleh Adidas
dengan para atlit atlit terkenal atau tim tim olahraga terkemuka di dunia untuk
mempromosikan produk.
PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Pengembangan Pasar Adidas terus melakukan berbagai pengembangan jenis jenis produk
untuk memperluas pasarnya. Seperti dengan mengembangkan Adidas Original yaitu fashion
apparels, Adidas Golf, Adidas Eyewear, dll. Sehingga dengan demikian Adidas dapat
memenuhi kebutuhan pasar yang lebih banyak dengan variasi produk yang diluncurkan.
Pengembangan Produk Pada produk produk tertentu seperti sepatu, Adidas melakukan
berbagai inovasi baik dari segi teknologi hingga segi bahan. Pengembangan ini dilakukan
oleh Adidas untuk memenuhi tuntutan jaman dan kebutuhan masyarakat sendiri terhadap
teknologi dan kenyamanan penggunaan apparel. Seperti contohnya adalah teknologi
ClimaCool yang ditanamkan Adidas pada sepatu sepakbolanya untuk mendukung ventilasi
udara pada bagian dalam sepatu ke luar. Teknologi ClimaCool Milik Adidas Penetrasi Pasar
Penetrasi Pasar yang dilakukan oleh Adidas adalah membuka retail stores pada berbagai
wilayah di seluruh dunia sehingga memudahkan masyarakat untuk dapat memperoleh dan
mengenali produk produk Adidas.
Strategi Kooperatif Joint Venture Strategi Joint Venture yang dilakukan oleh Adidas
adalah peluncuran joint-venture line dengan fashion designer terkemuka Inggris yaitu Stella
McCartney dengan lini produk sports performance khusus wanita yang disebut dengan
Adidas by Stella McCartney pada September 00. Adidas by Stella McCartney
Ada beberapa cara yang bisa Anda gunakan untuk menentukan harga jual suatu
produk. Berikut adalah tiga cara yang paling sering digunakan dalam strategi penetapan
harga:
Metode ini adalah yang paling standar dan paling banyak digunakan, metode ini menentukan
harga berdasarkan total biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk yang
dijual, dan menambahkan sejumlah persentase tertentu sebagai laba. Ada 4 kategori dalam
penetapan harga berdasarkan biaya, yakni:
1. Cost-Plus Pricing Method – yaitu penetapan harga jual per unit berdasarkan jumlah
biaya per unit ditambah jumlah tertentu sebagai laba atau margin (harga jual = biaya
total + laba)
2. Mark–up Pricing – yaitu penetapan harga yang sering digunakan oleh pedagang
perantara atau reseller/dropshipper dengan menambahkan harga beli dengan sejumlah
laba tertentu (harga jual = harga beli + laba/markup)
3. Fixed Fee Pricing – yakni penetapan harga berdasarkan jumlah biaya yang
dikeluarkan oleh produsen produk tersebut ditambah sejumlah fee yang telah
disepakati, jadi laba yang diperoleh tidak mempengaruhi harga jual barang
4. Target Pricing – yakni penetapan harga yang dilakukan berdasarkan tingkat
pengembalian investasi (ROI) sesuai dengan target yang diinginkan.
5. Strategi Penetapan Harga Berdasarkan Kebutuhan/Keinginan
Strategi ini lebih mengutamakan kondisi ataupun kebutuhan konsumen. Strategi ini
memungkinkan adanya perbedaan harga meskipun produknya sama, akibat beberapa faktor
tertentu seperti letak geografis, waktu, dan sebagainya. Ada 2 macam kategori dalam strategi
ini, yakni:
1. Price Sensitivity Meter (PSM) – yakni strategi penetapan harga yang dilakukan
dengan tujuan untuk melakukan pendekatan terhadap kebutuhan/permintaan
konsumen. Metode ini didasari persepsi konsumen terhadap nilai/value produk yang
diterima, apakah sebanding atau tidak. Untuk mengetahui apakah value suatu produk
dapat diterima oleh konsumen, Anda bisa mengukurnya dengan PSM.
2. Diskriminasi Harga – yakni kebijakan untuk menentukan harga jual yang berbeda-
beda untuk satu jenis produk yang sama dalam satu segmen pasar. Beberapa faktor
yang bisa mempengaruhi diskriminasi harga misalnya wilayah, konsumen, waktu,
kualitas, dan bentuk produk.
Strategi ini menyoroti harga produk sejenis yang dikeluarkan oleh industri pesaing Anda.
Ada dua metode yang bisa digunakan, yakni:
1. Perceived Value Fixing – yakni penetapan harga jual berdasarkan harga jual rata-rata
produk sejenis.
2. Sealed Bid Pricing – yakni penetapan harga jual berdasarkan penawaran yang
diajukan oleh pesaing.
Demikian pembahasan mengenai strategi penetapan harga yang wajib Anda ketahui. Selain
dengan cara-cara di atas, Anda juga harus memikirkan bagaimana cara yang paling efektif
untuk menerima pembayaran secara online.
Dalam menentukan harga, setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda –
beda. Namun setiap strategi yang mereka jalankan masih memiliki tujuan yang sama.
Pada dasarnya tujuan penetapan harga memiliki empat orientasi, antara lain yaitu :
Setiap usaha selalu memilih penetapan harga yang bertujuan menghasilkan laba
paling banyak. Namun karena besarnya persaingan, sehingga suatu usaha sering kesulitan
dalam memastikan harga yang dapat menghasilkan laba paling banyak. Sebagai solusinya
para pelaku usaha menggunakan pendekatan target laba, yaitu besar laba yang sesuai dengan
sasaran laba.
Yaitu penetapan harga yang bertujuan membentuk citra atau image produk dari suatu
usaha. Misalnya dengan memberikan harga paling rendah untuk menanamkan image murah
pada produk yang Anda tawarkan.
4. Tujuan berorientasi pada stabilitas harga
Orientasi pada stabilitas harga bertujuan untuk menjaga kestabilan antara harga
produk suatu usaha dengan harga yang dimiliki para pesaingnya.
Adidas, karena gaya, desain dan promosinya menggunakan skimming serta harga
yang kompetitif. Untuk menjalankan produk pabrik, Adidas menggunakan harga yang
kompetitif dengan mengingat pesaing seperti Nike, Puma, Under Amour, New Balance.
Tetapi untuk produk yang baru diperkenalkan di pasar dan dirancang secara unik, Adidas
menggunakan harga skimming! Ia menargetkan pelanggan untuk Adidas adalah kelas
menengah ke atas serta pelanggan kelas atas. Adidas tidak pernah menggunakan penetratif
penetapan harga karena itu akan memengaruhi efisiensi merek Adidas. "Bahkan, titik harga
yang lebih tinggi membantu dalam pendekatan harga dan kualitas secara psikologis,
pelanggan berpikir bahwa harga yang lebih tinggi akan berarti juga kualitas yang lebih baik.
Aduh, Adidas jarang menurunkan harganya.
STRATEGI DISTRIBUSI
Tempat tersebut mengacu pada tempat anda dapat menemukan pelanggan anda dan
akibatnya ,di mana penjualan tersebut di aktualisasikan ,dengan memperkenalkan tempat ini,
kami harus mencari saluran distribusi untuk menjangkau pelanggan potensial.
Outlite Adidas
Produsen
Pembelian online melalui Internet (E-Commerce)
Retailer
Customer
Adidas dapat melakukan strategi – strategi berikut:
1. Market Development
Strategi yang mungkin dilakukan oleh Adidas adalah membentuk pasar baru dengan
potensi – potensi yang dimiliki oleh Adidas sendiri, seperti membentuk pasar
Fashion Sport Apparel didasarkan dari kerjasamanya dengan beberapa selebriti
dan olahragawan yang menyukai fashion. Selain itu, Adidas juga dapat melakukan
market development dengan pembukaan gerai – gerai baru di berbagai wilayah / kota
baru.
2. Market Penetration
Selain melakukan pembukaan gerai baru agar mudah dijangkau oleh
masyarakat, Adidas juga harus gencar melakukan promosi – promosi pada masyarakat
sehingga Adidas sendiri menjadi brand yang melekat pada masyarakat
3. Product Development
Adidas dapat melakukan product development dengan cara peluncuran produk – produk
baru terutama produk baru dengan teknologi terbaru hasil research development dari
Adidas. Selain itu, Adidas juga dapat melakukan kerjasama dengan pihak – pihak lain
dalam pembuatan produk baru seperti yang sudah dilakukan sebelumnya yaitu dengan
produsen headphone yaitu Sennheiser dengan meluncurkan headphone Adidas.
4. Forward Integration dalam forward integration, yang dapat dilakukan oleh Adidas adalah
membuat saluran distribusi sendiri yang lebih baik sehingga Adidas tidak perlu lagi
melakukan pengiriman produk – produknya via jasa pengiriman lainnya. Adidas
juga dapat melakukan perluasan saluran distribusi dengan pembangunan Adidas
superstore sendiri di berbagai wilayah sehingga mengurangi kemungkinan
Adidas masuk dan bekerja sama di superstore/department store gabungan dari
berbagai produk.
5. Backward Integration
Adidas dapat melakukan backward integration dengan cara melakukan
perluasan usaha – usaha yang melibatkan pembuatan bahan – bahan baku dari produk –
produk Adidas, seperti pengolahan kain, karet dan kulit. Dengan demikian pabrik Adidas
sendiri mudah memperoleh bahan baku dengan harga yang lebih stabil dibandingkan
dengan membeli bahan baku dengan pihak lain.
6. Horizontal Integration
Pada dasarnya, Adidas sendiri sudah melakukan horizontal integration dengan membagi
brand ke tiga grup utama yaitu Adidas Performance yang berfokus pada olahraga, Adidas
Originals yang berfokus pada fashion dan lifestyle, dan Adidas Style Essentials.
Kedepannya Adidas dapat melakukan integrasi horizontal lainnya seperti
pembuatan produk – produk apparel yang berhubungan dengan hiking atau ski.
7. Concentric Diversification
Kedepannya, concentric diversification yang bisa dilakukan oleh Adidas adalah
pembuatan produk - produk perawatan tubuh seperti gel rambut, lotion dan sunblock.
Integrasi seperti ini sendiri masih berhubungan dengan lifestyle pengguna yang sporty
dan pengguna brand Adidas yang loyal pun dapat memperbanyak koleksi produk
Adidasnya dengan penggunaan produk – produk baru seperti itu.
BAB VII
STRATEGI PROMOSI
Marketing mix merupakan suatu strategi pemasaran yang banyak digunakan oleh
perusahaan. Dengan menerapkan marketing mix pada sebuah perusahaan bertujuan
mendapatkan profit yang maksimum.
Adidas adalah salah satu brand sepatu dan perlengkapan olahraga ternama asal
Jerman dan paling tua di dunia. Perusahaan dengan logo tiga garis ini diciptakan oleh Adolf
“Adi” Dassler. Adidas merupakan induk perusahaan dari Reebok, Rockpot dan Taylor Made.
Namun sejauh ini Reebok masih menjadi anak perusahaan yang paling kuat diantara yang
lain.
Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan Adidas dalam mempromosikan produk-
produknya. Dimulai dari penggunaan sepatu olahraga oleh atlet sepakbola ternama seperti
Lionel Messi, Ronaldinho, dan beberapa atlet ternama lainnya. Selain itu dengan menjadi
sponsorship tim sepakbola terkenal, mengontrak atlet – atlet olahraga terkenal untuk menjadi
brand ambassador. Oleh karena itu, Adidas banyak disebut sebagai “Sepatu-sepatu para
Pemain Bola”. Promosi menggunakan media massa tidak luput dari strategi pemasaran
mereka. Menggelar potongan diskon pada momen-momen khusus pun menjadi daya tarik
konsumen pula.
PROMOTION
1. Ambasador
Setiap produk yang dirilis oleh Adidas memiliki karakteristik dan jenis iklan yang berbeda,
karena disetiap produk pastinya memiliki kecocokan tersendiri. Contohnya di bidang
sepakbola, Adidas memiliki brand ambassador seperti Messi, Gareth Bale, dan Suarez.
2. Iklan
Perusahaan Adidas memiliki berbagai macam iklan yang dapat mendorong target pasarnya
tertarik pada produknya tersebut. Karena iklan yang ditampilkan oleh Adidas seringkali
dibintangi oleh mega-bintang sepakbola, contohnya Messi.
3. Event
Biasanya perusahaan Adidas mengadakan event kejuaraan futsal atau event kejuaraan-
kejuaraan olahraga yang menjadikan peralatan olahraga Adidas berkualitas tinggi dan produk
yang mahal sebagai hadiah utamanya.
4. Public Relations
Public Relation yang bekerja pada perusahaan Adidas bertugas untuk melakukan kegiatan
yang sistematis untuk mencapai citra positif perusahaan dan meyakinkan customer bahwa
produk-produk dari perusahaan Adidas berkualitas.
PEOPLE
Perusahaan Adidas sangat memperhatikan kepuasan customer. Maka dari itu perusahaan
Adidas sangat selektif untuk mempekerjakan karyawannya.
Aspek “People” sangat berpengaruh dalam kemajuan dan perkembangan perusahaan Adidas
terutama dalam penjualan.
PROCESS
Ada beberapa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan Adidas untuk meningkatkan
kepuasaan para customer. Contohnya untuk proses pembelian sepatu Adidas ada dua acara
yang dapat ditempuh, yaitu :
Dengan adanya distributor resmi di berbagai negara, kita bisa melakukan proses pembelian
produk Adidas. Dibantu oleh karyawan yang akan membantu untuk memilih dan menentukan
tipe sepatu atau asesoris apa yang akan kita beli.
Dengan adanya distributor online ini kita bisa melakukan proses pembelian produk dengan
lebih mudah dengan tidak perlu mendatangi toko resmi Adidas, hanya melihat catalog dari
distributor online tersebut dan langsung memesan apa yang akan kita beli. Tetapi dengan satu
syarat, hanya distributor yang resmi. Karena hanya yang resmi lah yang kualitasnya tinggi
serupa dengan yang ada di toko distributor.
PHYSICAL EVIDENCE
Upaya yang dilakukan oleh perusahaan Adidas agar produknya dibeli oleh calon pelanggan
adalah dengan:
Menata atau meletakkan produk unggulan maupun produk barunya di depan pintu
masuk toko resminya agar customer tertarik untuk masuk ke tokonya dan melihat
produk lainnya
Membuat website yang elegan dan cukup mudah untuk di akses oleh customernya
dengan berbagai domain berbagai negara.
BAB VIII
KESIMPULAN
Industri peralatan olah-raga merupakan salah satu industri yang cukup berkembang
pesat dalam beberapa dekade belakangan ini, hal ini dapat terjadi karena beberapa perhelatan
akbar dalam dunia olah-raga hampir setiap tahun diadakan yang sehingga menarik peminat
penonton untuk membeli beberapa produk yang digunakan atlet yang digemarinya. Sebagai
contoh adalah saat perhelatan kejuaraan sepak bola piala dunia maka akan mengakibatkan
permintaan akan produk peralatan sepak bola menjadi meningkat, baik diakibatkan
permintaan dari atlet peserta kejuaraan maupun para penonton atau penggemar sepak bola.
Sepatu olahraga Adidas mempunyai banyak tipe asosiasi yang membentuk suatu
brand image tertentu berdasarkan pendapat-pendapat para informan. Para informan
mengungkapkan banyak hal yang berbeda namun terdapat benang merah di setiap tipe
asosiasi yang kemudian dapat disimpulkan untuk mengetahui brand image sepatu olahraga
Adidas.
Para pemakai sepatu olahraga Adidas adalah orang-orang yang melakukan olahraga
karena mereka butuh dan senang dengan kegiatan tersebut. Olahraga juga menjadi gaya hidup
dan sepatu Adidas menunjang gaya hidup tersebut.
Sepatu olahraga Adidas adalah sepatu yang nyaman untuk digunakan berolahraga.
Sepatu olahraga adalah sepatu yang mahal menurut beberapa informan dengan SES
B-C,namun dengan kualitas yang bagus (bahan baku pilihan, teknologi terbaru, desain
simple).Informan dengan SES A menganggap Adidas bukan sepatu yang mahal.
Sepatu olahraga Adidas cenderung dapat membuat seseorang terlihat sporty dan
menambah kepercayaan diri para informan ketika bertanding, namun satu orang
informan merasa minder ketika memakai sepatu olahraga Adidas karena desain sepatu
tenis Adidas yang tidak dia sukai.
Sepatu olahraga Adidas adalah sepatu yang tidak banyak beriklan di Indonesia namun
efekword of mouthdari komunikasi pemasaran yang dilakukanterdahulu membuat
target pasar Adidas di Indonesia masih mengetahui danmemakai sepatu olahraga
tersebut.
SARAN
http://ciputrauceo.net/blog/2015/7/14/segmentasi-pasar-beserta-pengelompokan-dan-contoh
(di akses pada tanggal 30 september 2019)
http://menggelegart.blogspot.com/2012/09/penjelasan-tentang-segmentasi-targeting.html (di
akses pada tanggal 30 september 2019)