PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
biaya sewanya akan dimasukkan ke dalam kas negara sebagai salah satu
sumber pendapatan negara.
- Penerimaan berupa hibah yang merupakan hak pemerintah. Hibah adalah
pemberian yang diberikan kepada pemerintah tapi bukan bersifat pinjaman.
Hibah sifatnya sukarela dan diberikan tanpa ada kontrak khusus. Dana bantuan
yang didapat biasanya diperuntukkan bagi pembiayaan pembangunan. Di
samping itu, penerimaan yang berasal dari luar negeri juga bisa berupa
pinjaman program atau pinjaman proyek dengan jangka waktu tertentu.
Lembaga internasional yang pernah memberi bantuannya pada Indonesia
antara lain Bank Dunia (World Bank), ADB (Asean Development Bank), dan
IMF (International Monetary Fund).
- Denda dan Sita. Denda yang dimaksud adalah hukuman berupa sitaan atau
pembayaran yang telah disepakati besarannya. Untuk barang sitaan biasanya
akan dilelang untuk kemudian hasilnya masuk dalam kas negara.Pemerintah
berhak memungut denda atau menyita asset milik masyarakat apabila telah
melanggar peraturan.
- Pengelolaan Sumber Daya Alam
- Surplus Bank Indonesia
3
pemerintahan) dan untuk pengeluaran pembangunan. Jika dilihat dari sifatnya, belanja
atau pengeluaran negara dapat dibedakan menjadi dua macam:
a) Pengeluaran yang bersifat ekskausatif, yaitu pengeluaran untuk membeli
barang dan jasa yang dapat langsung dikonsumsi atau dapat menghasilkan
barang lain.
b) Pengeluaran yang bersifat transfer, yaitu pengeluaran yang berbentuk dana
bantuan sosial, seperti subsidi atau sumbangan kepada korban bencana alam
dan hadiah-hadiah kepada negara lain.
Komponen lain yang perlu mendapat perhatian dalam anggaran rutin pemerintahan
pusat adalah untuk pembayaran subsidi (BBM dan Non BBM) yang selalu mengalami
peningkatan dari sekitar 44 triliun rupiah pada anggaran 2002 menjadi sekitar 120 triliun
rupiah untuk anggaran 205-P dan terus berada diatas 100 triliun sampai 2007-P.
Anggaran pemerintah daerah terdiri atas pengeluaran belanja, bagi hasil ke daerah
yang menjadi otoritasnya, dan pembiayaan. Belanja terdiri atas tiga macam pengeluaran,
yaitu belanja rutin, belanja modal, dan belanja tidak terduga. Pengeluaran rutin, yaitu
pembelanjaan yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Pembelanjaan yang termasuk
dalam pos ini, di antaranya belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja
pemeliharaan, belanja perjalanan dinas, belanja pinjaman, belanja subsidi, belanja hibah,
belanja bantuan sosial, dan belanja operasional lainnya. Belanja modal, terdiri atas
belanja aset tetap dan belanja aset lainnya. Adapun belanja tidak terduga, yaitu
pengeluaran yang tidak diperkirakan sebelumnya. Bagi hasil pendapatan ke daerah yang
menjadi otoritas dilakukan melalui tiga hal, di antaranya bagi hasil pajak ke
kabupaten/kota, bagi hasil retribusi ke kabupaten/kota, dan bagi hasil pendapatan lainnya
ke kabupaten/kota.
Adapun pengeluaran pembiayaan, di antaranya untuk pembayaran pinjaman,
penyertaan modal pemerintah, belanja investasi permanen, dan pemberian pinjaman
jangka panjang. Anggaran belanja Negara untuk pembiayaan Pemerintah Daerah terdiri
dari Dana Perimbangan dan Dana Otonomi Khusus (+penyeimbang). Dana Perimbangan
terdiri dari dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus. Anggaran
belanja Negara untuk Pembiayaan Pemerintah Daerah diatur dalam Undang-Undang RI
No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Pembiayaan ini dibicarakan dengan rinci pada pasal 10 sampai pasal 42, yang pada
prinsipnya menjelaskan bahwa dana primbangan terdiri dari dana bagi hasil, dana alokasi
umum, dan dana untuk alokasi khusus.
4
2.3 Kebijakan Perpajakan dan Pengeluaran Pemerintah
5
dasar diperoleh factor pengganda sebesar k=1/MPS. Kalau setiap orang yang menerima
tambahan penghasilan mempunyai kecenderungan untuk menabung sebesar 20% dari
tambahan penghasilannya. maka k= 1/0,20=5.
Pengaruh pajak terhadap penghasilan nasional. Untuk membiayai
pengeluarannya, pemerintah menarik pajak dari masyarakat. Pajak ini mempunyai sifat
mengurangi pendapatan dari mereka yang membayar pajak itu (orang 1). Karena
pendapatannya berkurang, mereka cenderung mengurangi konsumsi (sebesar MPC kali
berkurangnya penghasilan), dan mereka cenderung mengurangi menabung (sebesar MPS
kali berkurangnya penghasilan), yang mempunyai akibat lanjutan terhadap mereka yang
terkena pengurangan penghasilan. Dengan perumpamaan yang sama seperti pada
pengeluaran pemerintah, factor penggandanya dapat di peroleh dengan manipulasi
aljabar dasar sebesar k=-(1/MPS-1). Kalau setiap orang yang penghasilannya berkurang
sebesar tambahan pajak, mempunyai kecenderungan untuk mengurangi menabung
sebesar 20% dari jumlah pengurangan penghasilannya, maka k untuk pajak = -(1/0,20-
1)=-4 .
Pengganda untuk anggaran berimbang. Oleh karena dalam anggaran berimbang,
jumlah pengeluaran pemerintah sama dengan jumlah pajak, maka akibat dari anggaran
belanja yang seimbang terhadapat penghasilan nasional adalah : (jumlah kenaikan
penghasilan nasional karena pengeluaran pemerintah) dikurangi (jumlah pengurangan
penghasilan nasional karena adanya pajak). Karena yang pertama adalah sebesar
(1/MPS) kali jumlah pengeluaran pemerintah , dan yang disebut belakangan adalah –
(1/MPS-1), maka tambahan penghasilan netto karena anggaran seimbang adalah
(1/MPS)-(1/MPS-1) = 1 kali anggaran berimbang tersebut. Dengan kata lain factor
pengganda untuk anggaran berimbang adalah (+1).
Tabungan pemerintah dan pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi suatu
Negara dapat dibiayai oleh sumber-sumber dari dalam negeri dan dari luar negeri .
Sumber pembiayaan pembangunan ekonomi dari dalam negeri dapat berupa tabungan
perseorangan, tabungan perusahaan, dan tabungan pemerintah, sedangkan yang
bersumber dari luar negeri bisa berupa bantuan dan pinjaman luar negeri, penanaman
modal tidak langsung dari luar negeri. Yang dimaksud tabungan pemerintah adalah
semua penerimaan dari dalam negeri dikurangi dengan semua pengeluaran rutin.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebijakan ekonomi memiliki peran yang sangat penting dalam suatu tatanan negara
sebagai penstabilan ekonomi. Pemerintah menjalankan kebijakan fiskal adalah dengan
maksud untuk mempengaruhi jalannya perekonomian, atau dengan kata lain, kebijakan fiskal
pemerintah berusaha mengarahkan jalannya perekonomian menuju keadaan yang
diinginkannya. Sehingga, dengan adanya kebijakan fiskal ini pemerintah berharap dapat
mengendalikan dan mengawasi keadaan ekonomi.
7
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Penerimaan_Negara_Bukan_Pajak
https://ardra.biz/tag/penerimaan-luar-negeri/
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-pengertian-tujuan-dan-macam-macam-kebijakan-
fiskal/https://www.online-pajak.com/sumber-pendapatan-negara
http://paulinusbendu.blogspot.com/2015/11/makalah-pengeluaran-negar.html