Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

Berikut merupakan teori yang berhubungan dengan topik penelitian ini.

Teori tersebut adalah teori Pariwisata, teori Daya Tarik Wisata, dan teori

Kepuasan.

1. Pariwisata

a. Pengertian Pariwisata

Berdasarkan (Undang-undang Republik Indonesia, 2009) “Pariwisata

adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta

layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan

Pemerintah Daerah”. Sedangkan definisi pariwisata menurut World Tourism

Organization (WTO) adalah “the activities of person travelling to and staying in

places outside their usual environment for not more than one concecutive year for

leisure, business and other purposes”.

Pengertian pariwisata menurut WTO tersebut adalah aktivitas perjalanan

seseorang menuju dan tinggal diluar lingkungan biasa mereka selama tidak lebih

dari setahun untuk bersantai, bisnis dan tujuan lainnya. Berdasarkan dua

pengertian pariwisata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pariwisata

merupakan berbagai macam kegiatan wisata yang dilakukan wisatawan diluar

tempat biasa mereka tinggal dan aktivitas dengan tujuan berlibur, bisnis, dan atau

tujuan lainnya yang bersifat sementara menuju dan atau tinggal di tempat yang

9
10

didukung berbagai fasilitas dan layanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, dan pemerintah.

b. Jenis-jenis Pariwisata

Jenis pariwisata menurut (Arjana, 2017) yang mengemukakan berbagai

jenis pariwisata dilihat dari berbagai aspek, sesuai sifat dan dimensi pariwisata,

antara lain:

1) Jenis Pariwisata Menurut Letak


a) Pariwisata lokal (local tourism), perjalanan wisata jarak dekat seperti
piknik ke luar kota atau tempat wisata yang dapat ditempuh beberapa jam
dengan kendaraan mobil.
b) Pariwisata nasional (national/domestic tourism), adalah dinamika
perjalanan wisata dalam suatu Negara.
c) Pariwisata mancanegara (world/foreign tourism) meliputi wisatawan yang
masuk dari luar negeri dan wisatawan yang berwisata ke luar negeri.
2) Jenis Pariwisata Menurut Dampak pada Devisa
a) Pariwisata aktif (in tourism), wisatawan yang masuk ke suatu Negara.
b) Pariwisata pasif (outgoing tourism), warga Negara sendiri sebagai
wisatawan melakukan perjalanan ke luar negeri.
3) Jenis Pariwisata Menurut Waktu Kunjungan
a) Pariwisata musiman (seasional torism), seperti wisata musim dingin yang
bersalju, wisata musim panas untuk mandi matahari atau wisata musim
petik buah dan sebagainya.
b) Pariwisata okasional (occasional tourism), orang-orang melakukan
perjalanan wisata karena adanya daya tarik suatu kegiatan (event) tertentu
atau peristiwa/kejadian (occasion) tertentu.
4) Jenis Pariwisata Menurut Tujuan
a) Pariwisata bisnis (business tourism), perjalanan yang bertujuan
menyelesaikan urusan bisnis.
b) Pariwisata liburan (vacancy tourism).
c) Pariwisata pendidikan (educational tourism) seperti widya wisata.
d) Pariwisata spiritual atau keagamaan (pilgrim tourism).
5) Jenis Pariwisata Menurut Jumlah Wisatawan
a) Pariwisata individual (individual tourism) dilakukan sendiri.
b) Pariwisata berombongan (group torism) dilakukan beramai-ramai.
11

6) Jenis Pariwisata Menurut Biaya


a) Pariwisata mewah (deluxe tourism) fasilitas transportasi berupa pesawat
dan kapal pesiar, biaya biaya akomodasi yang dibayar dengan biaya tinggi.
b) Pariwisata yang erbiaya sedang (middle class tourism).
c) Pariwisata berbiaya murah (social tourism), jenis ini memang memilih
transportasi dan akomodasi yang serba murah tetapi aman dan tujuan
wisata tercapai.
7) Jenis Pariwisata Menurut Obyek Wisata
a) Pariwisata budaya (cultural tourism), merupakan jenis pariwisata yang
menonjolkan atraksi-atraksi budaya yang unik dan menarik telah menjadi
ikon suatu pariwisata suatu daerah.
b) Pariwisata kesehatan (reccupertional tourism), seperti mandi air panas di
beberapa tempat di Indonesia.
c) Pariwisata perdagangan (commercial tourism), yaitu kegiatan perdagangan
yang menimbulkan kegiatan pariwisata yang dinamis.
d) Pariwisata olahraga (sport tourism), jenis pariwisata yang mampu
mengundang pengunjung event olahraga seperti olympiade, SEA Games,
Asian Games dan sebagainya.
e) Pariwisata politik (political tourism), seperti parade tanggal 1 Mei di
Beijing memperingati hari buruh dan parade tanggal 1 Oktober di Rusia
memperingati revolusi Bolsjevic.
f) Pariwisata alam (natural tourism), adalah obyek wisata yang
menyuguhkan atraksi asli dari alam atau lingkungan pulau, pegunungan,
laut, pantai, kekayaan fauna dan flora.

c. Objek Wisata

Objek Wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri

pariwisata dan salah satu alasan pengunjung melakukan perjalanan (something to

see). Menurut (Yoeti, 2008) suatu daerah untuk menjadi daerah tujuan wisata

yang baik, harus mengembangkan tiga hal agar daerah tersebut menarik untuk

dikunjungi, yakni :

1) Adanya sesuatu yang dapat dilihat (something to see), maksudnya adanya

sesuatu yang menarik untuk dilihat, dalam hal ini obyek wisata memiliki ciri

khas tersendiri dibanding tempat-tempat lain.


12

2) Adanya sesuatu yang dapat dibeli (something to buy), artinya terdapat sesuatu

yang menarik yang khas untuk dibeli dalam hal ini cendramata untuk dibawa

peulang ke tempat masing-masing.

3) Adanya sesuatu yang dapat dilakukan (something to do), yaitu para

pengunjung dapat melakukan suatu aktivitas di tempat atau obyek wisata

tersebut.

2. Daya Tarik Wisata

a. Pengertian Daya Tarik Wisata

Pengertian daya tarik wisata menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009

yaitu sebagai berikut :

Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,


keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya,
dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan
wisatawan.

Sedangkan Zaenuri dalam (Aprilia, 2012) menjelaskan bahwa :

Atraksi adalah obyek atau daya tarik wisata yakni yang memiliki daya
tarik untuk dilihat, ditonton, dinikmati yang layak untuk dijual ke pasar
wisata. Atraksi sering ditafsirkan dalam 2 komponen yakni sebagai objek
wisata (tourist object) dan atraksi wisata (tourist attraction). Yang terakhir
adalah sesuatu yang dapat dilihat lewat pertunjukan (show) dan seringkali
membutuhkan persiapan bahkan memerlukan pengorbanan untuk
menikmatinya.

Selanjutnya Yoeti dalam (Hasanuddin, 2019) menjelaskan bahwa daya

tarik wisata ditentukan sesuai dengan keinginan wisatawan ketika memilih suatu

destinasi. Berdasarkan pengertian dan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa Daya Tarik Wisata merupakan segala sesuatu baik merupakan obyek
13

maupun atraksi yang memiliki keunikan, keindahan, dan keanekaragaman,

sehingga menjadi tujuan bagi wisatawan berkunjung ke suatu destinasi pariwisata.

Lew dalam (Hasanuddin, 2019) menyebutkan terdapat 3 aspek pokok dari

suatu atraksi atau daya tarik wisata yang dijelaskan sebagai berikut:

1) Aspek Ideographic: mendeskripsikan keunikan dari suatu lokasi, yang


umumnya berasosiasi dengan wilayah kecil.
2) Aspek Organisational: fokusnya adalah wilayah, kapasitas, dan
struktur organisasi yang terkait
3) Aspek Cognitive: unsur informasi dan pelayanan, yang membuat
seorang wisatawan benar-benar merasa sebagai wisatawan (a place
that fosters the feeling of being a tourist).

b. Jenis-jenis Daya Tarik Wisata

Secara umum daya tarik wisata dibagi menjadi tiga yaitu daya tarik wisata

alam, daya tarik wisata budaya, dan daya tarik wisata buatan atau minat khusus

Sunaryo dalam (Hasanuddin, 2019). Sedangkan menurut Yoeti dalam

(Hasanuddin, 2019) terdapat empat jenis daya tarik wisata berdasarkan daya tarik

wisatawan yang datang ke suatu negara yaitu sebagai berikut:

1) Daya Tarik Wisata Alam

Daya tarik wisata yang berbasis alam seperti pemandangan alam, laut,

pantai, danau, air terjun, gunung, kebun raya, agrowisata dan lain

sebagainya.

2) Daya Tarik Wisata Bangunan

Daya tarik wisata bangunan yaitu bangunan yang memiliki arsitek menarik

seperti bangunan bangunan kuno maupun modern, rumah adat, dan lain

sebagainya.
14

3) Daya Tarik Wisata Budaya

Daya tarik wisata yang memiliki nilai-nilai budaya, seni dan sejarah.

4) Daya Tarik Wisata Sosial

Daya tarik wisata sosial merupakan gaya hidup masyarakat di suatu

destinasi mulai dari bahasa, cara berpakaian, hingga kegiatan yang

dilakukan sehari-hari.

c. Indikator Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata menurut (Cooper et al., 1993) mengemukakan bahwa

terdapat 4 (empat komponen yang harus dimiliki oleh sebuah objek wisata, yaitu:

attraction, accessibility, amenity dan ancillary.

1) Attraction (Atraksi)

Merupakan komponen yang signifikan dalam menarik wisatawan. Suatu

daerah dapat menjadi tujuan wisata jika kondisinya mendukung untuk

dikembangkan menjadi sebuah atraksi wisata. Apa yang dikembangkan menjadi

atraksi wisata itulah yang disebut modal atau sumber kepariwisataan. Untuk

menemukan potensi kepariwisataan di suatu daerah orang harus berpedoman

kepada apa yang dicari oleh wisatawan. Modal atraksi yang menarik kedatangan

wisatawan itu ada tiga, yaitu a) Natural Resources (alami), b) Atraksi wisata

budaya, dan c) atraksi buatan manusia itu sendiri. Ada modal kepariwisataan yang

dapat dikembangkan sehingga dapat menahan wisatawan selama berhari-hari dan

dapat berkali-kali dinikmati, atau bahkan pada kesempatan lain wisatawan bisa

berkunjung ketempat yang sama. Keberadaan atraksi menjadi alasan serta

motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu daya tarik wisata.


15

2) Amenity (Fasilitas)

Amenity atau amenitas adalah segala macam sarana dan prasarana yang

diperlukan oleh wisatawan selama berada di daerah tujuan wisata. Sarana dan

prasarana yang dimaksud seperti: penginapan, rumah makan, transportasi dan

agen perjalanan. Dengan menggunakan prasarana yang cocok dibangunlah sarana-

sarana pariwisata seperti hotel, atraksi wisata, marina, gedung pertunjukan dan

sebagainya. Adapun prasarana yang banyak diperlukan untuk pembangunan

sarana-sarana pariwisata ialah jalan raya, persediaan air, tenaga listrik, tempat

pembuangan sampah, bandara, pelabuhan, telepon, dan lain-lain. Mengingat

hubungan antar sarana dan prasarana, sudah jelas bahwa pembangunan prasarana

pada umumnya harus mendahului sarana. Ada saatnya prasarana dibangun

bersama-sama dalam rangka pembangunan sarana wisata. Suatu tempat atau

daerah dapat berkembang sebagai daerah tujuan wisata apabila aksesibilitasnya

baik. Ada hubungan timbal balik antara sarana dan prasarana. Prasarana

merupakan syarat untuk sarana, dan sebaliknya sarana dapat menyebabkan

perbaikan prasarana.

3) Accessibility (Aksesibilitas)

Accessibility merupakan hal yang paling penting dalam kegiatan

pariwisata. Segala macam transportasi ataupun jasa transportasi menjadi akses

penting dalam pariwisata. Di sisi lain akses ini diidentikkan dengan

transferabilitas, yaitu kemudahan untuk bergerak dari daerah yang satu ke daerah

yang lain. Jika suatu daerah tidak tersedia aksesibilitas yang baik seperti bandara,

pelabuhan dan jalan raya, maka tidak aka nada wisatawan yang mempengaruhi
16

perkembangan aksesibilitas di daerah tersebut. Jika suatu daerah memiliki potensi

pariwisata, maka harus disediakan aksesibilitas yang memadai sehingga daerah

tersebut dapat dikunjungi.

4) Ancillary (Pelayanan Tambahan)

Pelayanan tambahan harus disediakan oleh Pemda dari suatu daerah tujuan

wisata baik untuk wisatawan maupun untuk pelaku pariwisata. Pelayanan yang

disediakan termasuk pemasaran, pembangunan fisik (jalan raya, rel kereta, air

minum, listrik, telepon, dan lain-lain) serta mengkoordinir segala macam aktivitas

dan dengan segala peraturan perundang-undangan baik di jalan raya maupun di

objek wisata. Ancillary juga merupakan hal-hal yang mendukung sebuah

kepariwisataan, seperti lembaga pengelolaan, Tourist Information, Travel Agent

dan stakeholder yang berperan dalam kepariwisataan.

Sedangkan menurut (Baharuddin et al., 2016) mengatakan bahwa, untuk

mengetahui kepuasan wisatawan terhadap daya tarik wisata terdapat 6 indikator

yaitu :

1) Pemandangan

2) Akses/keterjangkauan

3) Fasilitas dan kenyamanan

4) Infrastruktur jalan

5) Pelayanan dan informasi

d. Ekowisata

Menurut (Achmad, 2017) ekowisata adalah merupakan suatu kegiatan

berwisata berbasis kealamian dan kelestarian alam, yakni suatu kegiatan atau
17

perjalanan wisata berbasis lingkungan, baik pada alam yang alami maupun buatan

serta budaya yang ada yang bersifat informatif dan partisipatif yang bertujuan

untuk menjamin kelestarian alam dan sosial-budaya. Pelaksanaannya dilakukan

dengan cara berinteraksi langsung dengan alam, guna mengetahui habitat dan

ekosistem yang ada dalam suatu lingkungan hidup, serta menyediakan lapangan

kerja dan memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat local untuk

meningkatkan taraf hidup mereka, dan secara psikologi dapat diterima dalam

kehidupan sosial masyarakat.

Sebagai kegiatan wisata alam yang mempunyai tujuan khusus dan

bertanggungjawab, ekowisata semakin banyak diminati masyarakat sebagai

kegiatan wisata yang menyenangkan (Damanik et al., 2006). Kegiatan wisata ini

mementingkan nilai konservasi dan kealamian dari suatu tempat yang dijadikan

sebagai objek wisata (Fandeli & Muhammad, 2009). Ekowisata juga dapat

dijadikan sebagai ajang pendidikan dan penyadaran bagi para wisatawan,

masyarakat lokal serta stakeholder lain yang terlibat tentang pentingnya

lingkungan hidup, penghargaan konsep-konsep preservasi dan konservasi

terhadap lingkungan dan budaya lokal (Achmad, 2017).

3. Kepuasan Pengunjung

a. Pengertian Kepuasan

Kata “kepuasan atau satisfaction” berasal dari bahasa latin “satis” (artinya

cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat). Secara sederhana

kepuasan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu

memadai (Tjiptono, 2014). Sedangkan menurut (Kotler & Armstrong, 2001)


18

kepuasan pelanggan ialah sejauh mana kinerja yang diberikan oleh sebuah produk

sepadan dengan harapan pembeli. Jika kurang dari yang diharapkan itu,

pembelinya tidak puas.

Menurut Philip Kotler kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa

seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja produk yang

dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkannya. Jika kinerja suatu

produk memenuhi atau melebihi ekspektasi dari pelanggan maka akan tercipta

rasa puas pada diri pelanggan. Jika kinerja produk berada dibawah harapan, maka

seorang pelanggan akan merasa tidak puas.

Kepuasan pelanggan merupakan salah satu ukuran kinerja organisasi non

finansial yang mempunyai kontribusi sangat signifikan terhadap keberhasilan

tujuan organisasi bisnis. Terdapat berbagai definisi konseptual kepuasan

pelanggan yang digunakan para peniliti sebelumnya. Menurut Giese dan Cote

(2000) dalam penelitiannya telah mengidentifikasi berbagai defenisi konseptual

dari literatul dan dari para peniliti sebelumnya tentang kepuasan pelanggan.

Berdasarkan beberapa defenisi konseptual tersebut, Giese, dkk menyimpulkan tiga

komponen utama dalam defenisi kepuasan pelanggan yaitu pertamaa kepuasan

konsumen merupakan tanggapakan emosional dan kognitif, kedua tanggapan lebih

difokuskan pada ekspektasi. produk, konsumsi dan pengalaman; ketiga tanggapan

terjadi setelah konsumsi, setelah pemilihan dan didasarkan pada akumulasi

pengalaman.

Menurut (Tjiptono, 2014) kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah

respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (dicinfirmation) yang


19

dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan

pada persaingan yang semakin ketat. Semakin banyak perusahaan yang terlibat

dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan sehingga hal ini

menyebabkan setiap badan usaha menerapkan orientasi pada kepuasan pelanggan

sehingga tujuan utamaa, antara lain dengan semakin banyaknya badan usaha yang

menyatakan komitmen terhadap kepuasan pelanggan dalam pernyataan misi,

iklan.

b. Pengertian Wisatawan

Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 2009, “Wisatawan adalah orang

yang melakukan wisata”. (Arjana, 2017) menjelaskan bahwa wisatawan yaitu

“orang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan atau berwisata yang

memiliki tujuan tertentu dalam melakukan perjalanan yang dilakukannya”.

(Ismayanti, 2010) menyebutkan wisatawan dibagi menjadi dua kelompok besar

berdasarkan tujuan kunjungan, yaitu: 1) wisatawan vakansi yang memiliki tujuan

bersenang-senang, 2) wisatawan bisnis yang memiliki tujuan bisnis dan

bersenang-senang. Berdasarkan pengertian dan penjelasan tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa wisatawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang

melakukan kegiatan wisata dengan tujuan tertentu baik untuk bersenang-senang

maupun bisnis sekaligus bersenang-senang.

c. Indikator Kepuasan Wisatawan

Kepuasan yang didapat wisatawan membuat mereka cenderung

mengkomunikasikan pengalaman positif mereka kepada orang lain (dari mulut ke


20

mulut) dan mereka cenderung untuk membeli produk berulang kali (membeli

ulang) .

Menurut (Kotler & Keller, 2012) menyatakan kunci untuk

mempertahankan pelanggan adalah melalui kepuasan konsumen. Indikator

kepuasan konsumen dapat dilihat dari :

1) Re-purchase : membeli kembali, dimana pelanggan tersebut akan kembali


kepada perusahaan untuk membeli produk barang/jasa.
2) Menciptakan Word-of-Mouth : adanya komunikasi dari mulut ke mulut.
3) Menciptakan citra merek : pelanggan akan kurang memperhatikan merek dan
iklan dari produk pesaing.
4) Menciptakan keputusan pembelian pada perusahaan yang sama : perusahaan
menjadi pertimbangan utama ketika membeli produk lain.

d. Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Wisatawan

Hasan (2013) dalam (Wirawan, 2018), menjelaskan bahwa kekuatan yang

mempengaruhi keputusan membeli atau menggunakan jasa konsumen dapat

dibagi dua kekuatan, yaitu : a) kekuatan internal, seperti pengalaman belajar,

kepribadian dan konsep diri, motivasi dan keterlibatan, sikap dan keinginan; b)

kekuatan eksternal, seperti faktor budaya, lingkungan, dan bauran pemasaran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan yang berkunjung

menurut (Syahadat, 2005) dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:

1) Faktor pelayanan, pernyataan wisatawan tentang sikap dan perilaku dalam

memberikan jasa pelayanan, pemanduan, dan informasi kepasa wisatawan,

dengan indicator keramahan, kecepatan, keakuratan/kesesuaian informasi

yang diberikan, dan kualitas pemandu wisata dalam menerangkan obyek

tersebut.
21

2) Faktor sarana prasarana, yaitu pernyataan wisatawan tentang fasilitas yang

mendukung kelancaran aktivitas wisatawan selama berada di daerah/lokasi

obyek wisata, dengan indikator ketersediaan dan kelayakan.

3) Faktor Objek dan daya tarik wisata alam (ODTWA), yaitu ODTWA yang

berbasis pengembangan pariwisata alam yang bertumpu pada potensi utama

sumber daya alam (natural and cultural based tourism).

4) Faktor keamanan, tingkat gangguan/kerawanan keamanan di suatu obyek

wisata alam akan mempengaruhi ketenangan dan kenyamanan wisatawan

selama berada di obyek wisata alam tersebut, disamping itu faktor keamanan

tersebut juga akan mempengaruhi wisatawan dalam mengambil keputusan

layak atau tidak obyek wisata alam tersebut untuk dikunjungi.

e. Pengukuran Kepuasan Pengunjung

Menurut (Kotler & Keller, 2009) menyebutkan terdapat empat metode

dalam mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:

1) Sistem keluhan dan saran, artinya perusahaan yang berorientasi pada

pelanggan perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para

pelanggannya untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka.

Media yang digunakan meliputi kotak saran yang diletakkan di tempat-tempat

strategis, menyediakan kartu komentar, menyediakan saluran telepon.

2) Survei kepuasan pelanggan, artinya kepuasan pelanggan yang dilakukan

dengan menggunakan metode survei, baik melalui pos, telepon, maupun

wawancara pribadi. Dengan melalui survei perusahaan akan memperoleh

umpan balik secara langsung dari pelanggan sekaligus juga memberikan


22

tanda positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para

pelanggannya. Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode ini dapat

dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya sebagai berikut :

a) Directly reported satisfaction, yaitu pengukuran yang dilakukan secara


langsung melalui pertanyaan, seperti sangat tidak puas, tidak puas, netral,
puas, dan sangat puas.
b) Derrived analysis, yaitu pertanyaan menyangkut besarnya harapan
pelanggan terhadap atribut.
c) Problem analysis, yaitu pelanggan yang dijadikan responden untuk
mengungkapkan dua hal pokok, yaitu masalah-masalah yang mereka
hadapi berkaitan dengan penawaran perusahaan, dan saran-saran untuk
melakukan perbaikan.
d) Importance-performance analysis, artinya dalam teknik ini responden
dimintai untuk me-ranking berbagai elemen dari penawaran berdasarkan
pentingnya elemen.
3) Ghost Shopper, artinya metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan

beberapa orang (ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai

pelanggan/pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Kemudian

ghost shopper menyampaikan temuan-temuan mengenai kekuatan dan

kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka

dalam pembelian produk-produk tersebut.

4) Lost customer analysis, artinya perusahaan mengubungi para pelanggannya

yang telah beralih pemasok dan diharapkan diperoleh informasi penyebab

terjadinya hal tersebut. Salah satu praktikal dalam mengukut sikap pelanggan

ialah dengan menggunakan kuesioner.


23

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan konsep latar belakang dan rumusan masalah yang telah

diuraikan serta dilandasi kajian teori, maka dapat disimpulkan kerangka pikir

bahwa daya tarik wisata yang ada di Danau Matano merupakan tujuan utama

pengunjung. Pengunjung yang datang ke objek wisata tentunya akan

mempertimbangkan atau menentukan pilihan yang kemudian menjadi standar

acuan yang akan mengarah pada proses pencarian bentuk-bentuk kepuasan atau

kesenangan. Indikator yang dapat dilihat yaitu atraksi bisa berupa keindahan dan

keunikan alam, budaya masyarakat setempat, serta atraksi buatan seperti taman

rekreasi dan hiburan atau dengan kata lain atraksi mempunyai nilai diferensiasi

yang tinggi dan berbeda dari daerah lain. Selanjutnya yaitu aksesibilitas berupa

sarana yang memberikan kemudahan menuju tempat destinasi baik kendaraan,

tanda petunjuk arah dan sebagainya. Indikator ketiga yaitu amenitas berupa

fasilitas pendukung misalnya toilet umum, rest area, tempat parkir, sarana ibadah

dan lainnya. Yang terakhir yaitu ancillary (fasilitas tambahan) berupa asosiasi

kepariwisataan, bank, sarana telekomunikasi, rumah sakit dan sebagainya. Daya

tarik wisata yang ada di Danau Matano masih perlu untuk ditingkatkan sehingga

berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung.

Untuk menggambarkan bentuk penelitian ini maka peneliti

menggambarkan sesuai gambar dibawah:


24

Pengunjung Danau Matano

Daya Tarik Wisata Kepuasan Pengunjung

(X) (Y)

1. Attraction 1. Re-purchase
2. Accessibility 2. Menciptakan Word-of-Mouth
3. Amenity 3. Menciptakan citra merek
4. Ancillary 4. Menciptakan keputusan
pembelian pada perusahaan
yang sama

Cooper dkk (1993) Kotler & Keller (2012)

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

C. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan/pernyataan serta jawaban sementara terhadap

masalah timbul dan bersifat praduga karena masih harus dibuktikan

kebenarannya. Hipotesis ini dimaksudkan untuk memberi arah bagi analisis

penelitian. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh antara daya tarik wisata terhadap kepuasan

pengunjung

H1 : Diduga terdapat pengaruh antara daya tarik wisata terhadap kepuasan

pengunjung.

Anda mungkin juga menyukai