Anda di halaman 1dari 5

Nama: Luh Nyoman Saevany Amerta Sari

NPM : 1933121317

Kelas: D1 Akuntansi

Bapak Agus Subrata adalah seorang karyawan PT. Agung Kencana yang bergerak di bidang

jasa konstruksi, jabatannya sebagai kepala bagian personalia (status K/2), anak keduanya lahir

tanggal 1 Pebruari 2018. Penghasilan yang diperoleh setiap bulan berupa gaji Rp.9.980.500,00 ,

tunjangan perumahan 10%, tunjangan jabatan sebesar 10%, jaminan kematian sebesar 2,5%,

jaminan kecelakaan kerja sebesar 2,4%, tunjangan hari tua dan iuran pensiun masing-masing

2,1% dari gaji sebulan. Setiap bulan PT. Wahana membebankan iuran pensiun dan tunjangan

hari tua sebesar 2,5% dari gaji sebulan. Pada bulan Agustus 2019 bapak Agus Subrata

memperoleh tunjangan hari raya 125% dari gaji sebulan. Pada bulan Desember 2019 bapak

Agus Subrata memperoleh bonus tahunan sebesar 750% dari gaji.

Tugas yang lalu, saudara sudah menghitung Pajak penghasilan pasal 21/26 terutang tahun 2019.

Selanjutnya hitunglah:

1. Pajak penghasilan pasal 21/26 terutang bulan Agustus 2019

2. Pajak penghasilan pasal 21/26 terutang bulan Desember 2019

Jawab:

1. Pajak Penghasilan Pasal 21/26 terutang bulan Agustus 2019.

a. PPh Pasal 21 atas Gaji dan Tunjangan Hari Raya (penghasilan setahun).

Gaji setahun (12 x Rp9.980.500) Rp119.766.000


Tunjangan Hari Raya
Rp9.980.500 x 125% Rp12.475.625
Tunjangan Perumahan (10%) Rp11.976.600
Tunjangan Jabatan (10%) Rp11.976.600
Premi Jaminan Kematian (2,5%) Rp2.994.150
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (2,4%) Rp2.874.384 +
Penghasilan Bruto Rp162.063.35
9

Pengurangan :
Biaya Jabatan :
5% x Rp162.063.359= Rp8.103.168 = Rp6.000.000
(maksimum diperkenankan Rp6.000.000)
Iuran Pensiun (2,5%)
12 x (2,5% x Rp9.980.500) =
Rp2.994.150 = Rp2.400.000
(maksimum diperkenankan Rp2.400.000)
Iuran THT (2,5%)
12 x (2,5% x Rp9.980.500) =
Rp2.994.150 = Rp2.994.150 +
Rp11.394.150 -
Rp150.669.20
Peghasilan neto setahun 9
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) K/2
setahun
Untuk wajib pajak sendiri = Rp54.000.000
Tambahan untuk WP kawin = Rp4.500.000
Tambahan untuk tanggungan (2) = Rp9.000.000 +
Rp67.500.000 -

Penghasilan kena pajak setahun Rp83.169.209


PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp50.000.000 = Rp2.500.000
15% x Rp33.169.209 = Rp4.975.381,35 +
Rp7.475.381
b. PPh Pasal 21 atas Gaji Setahun.

Gaji setahun (12 x Rp9.980.500) Rp119.766.000


Tunjangan Perumahan (10%) Rp11.976.600
Tunjangan Jabatan (10%) Rp11.976.600
Premi Jaminan kematian (2,5%) Rp2.994.150
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (2,4%) Rp2.874.384 +
Peghasilan bruto Rp149.587.734

Pengurangan :
Biaya Jabatan
5% x Rp149.587.734 = Rp7.479.387 Rp6.000.000
(maksimum diperkenankan Rp6.000.000)
Iuran Pensiun (2,5%)
12 x (2,5% x Rp9.980.500) = Rp2.994.150 Rp2.400.000
(maksimum diperkenankan Rp2.400.000)
Iuran THT (2,5%)
12 x (2,5% x Rp9.980.500) = Rp2.994.150 Rp2.994.150 +
Rp11.394.150 -
Penghasilan neto setahun Rp138.193.584
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) K/2
setahun
Untuk wajib pajak sendiri = Rp54.000.000
Tambahan untuk WP kawin = Rp4.500.000
Tambahan untuk tanggungan (2) = Rp9.000.000 +
Rp67.500.000 -
Penghasilan kena pajak setahun Rp70.693.584
PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp50.000.000 = Rp2.500.000
15% x Rp20.693.584 = Rp3.104.037,6 +
Rp5.604.038
c. PPh Pasal 21 atas Tunjangan
PPh Pasal 21 atas Tunjangan adalah:
Rp7.475.381 - Rp5.604.038 = Rp1.871.344
PPh Pasal 21 sebulan adalah :
Rp1.871.344 : 12 = Rp155.945

2. Pajak penghasilan pasal 21/26 terutang bulan Desember 2019

a. PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus (penghasilan setahun).

Gaji setahun ( 12 x Rp 9.980.500) Rp119.766.000


Bonus
Rp9.980.500 x 750% Rp74.853.750
Tunjangan Perumahan (10%) Rp11.976.600
Tunjangan Jabatan (10%) Rp11.976.600
Premi Jaminan kematian (2,5%) Rp2.994.150
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (2,4%) Rp2.874.384 +
Rp224.441.48
Penghasilan Bruto 4

Pengurangan :
Biaya Jabatan
5% x Rp224.441.484= Rp11.222.074 = Rp6.000.000
(maksimum diperkenankan Rp6.000.000)
Iuran Pensiun (2,5%)
12 x (2,5% x Rp9.980.500) = Rp2.994.150 = Rp2.400.000
(maksimum diperkenankan Rp2.400.000)
Iuran THT (2,5%)
12 x (2,5% x Rp9.980.500) = Rp2.994.150 = Rp2.994.150 +
Rp11.394.150 -
Rp213.047.33
Penghasilan neto setahun 4
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) K/2
setahun
Untuk wajib pajak sendiri = Rp54.000.000
Tambahan untuk WP kawin = Rp4.500.000
Tambahan untuk tanggungan (2) = Rp9.000.000 +
Rp67.500.000 -
Penghasilan kena pajak setahun Rp145.547.334
PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp50.000.000 Rp2.500.000
15% x Rp95.547.334 Rp14.332.100 +
Rp16.832.100

b. PPh Pasal 21 atas Gaji Setahun.

Gaji setahun (12 x Rp9.980.500) Rp119.766.000


Tunjangan Perumahan (10%) Rp11.976.600
Tunjangan Jabatan (10%) Rp11.976.600
Premi Jaminan kematian (2,5%) Rp2.994.150
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (2,4%) Rp2.874.384 +
Rp149.587.73
Peghasilan bruto 4

Pengurangan :
Biaya Jabatan
5% x Rp149.587.734 = Rp7.479.387 Rp6.000.000
(maksimum diperkenankan Rp6.000.000)
Iuran Pensiun (2,5%)
12 x (2,5% x Rp9.980.500) =
Rp2.994.150 Rp2.400.000
(maksimum diperkenankan Rp2.400.000)
Iuran THT (2,5%)
12 x (2,5% x Rp9.980.500) =
Rp2.994.150 Rp2.994.150 +
Rp11.394.150 -
Penghasilan neto setahun Rp138.193.58
4
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) K/2
setahun
Untuk wajib pajak sendiri = Rp54.000.000
Tambahan untuk WP kawin = Rp4.500.000
Tambahan untuk tanggungan (2) = Rp9.000.000 +
Rp67.500.000 -
Penghasilan kena pajak setahun Rp70.693.584
PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp50.000.000 = Rp2.500.000
15% x Rp20.693.584 = Rp3.104.038 +
Rp5.604.038

PPh Pasal 21 atas Bonus adalah :


Rp16.832.100 - Rp5.604.038 = Rp11.228.062

Referensi :

Mardiasmo, 2019. Buku Perpajakan. Penerbit Andi, Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai