Anda di halaman 1dari 9

TIPOLOGI WIASATAWAN

Dosen Penggampu :Erna Fitriani Hamda, S. Pd., M. Pd

Disusun Oleh:
Badratul Nafis
192482003

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL ILMU POLITIK


AL WASHLIYAH BANDA ACEH
2022

KATA PENGANTAR
Assalammualaikum puji syukur dengan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
nikmat kesehatan dan juga nikmat yang lain-lainnya sehingga kita bisa berkumpul dan
bertemu ditempat ini. Shalawat beriringkan salam kepada Nabi Allah,Nabi akhir zaman yang
mana membawa ummat nya dari zaman yang tidak punya menjadi manusia yang beradap
ialah Nabi Muhammad SAW.

Alhamdulillah berkat usaha penulis dan atas izin Allah penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah dari dosen penggampu Ibu Erna Fitriani Hamda, S. Pd., M. Pd., Dengan ini
penulis pun selesai menyusun dan merangkum dalam satu karya ilmiah berbasis makalah dan
terima kasih bagi kawan-kawan kami yang telah membantu membuat makalah ini sehingga
makalah ini dapat ajukan.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................
Daftar isi...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan Masalah..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
A. Pegertian Wisatawan..................................................................................................
B. Tipologi Wisatawan...................................................................................................
BAB III PENUTUP..............................................................................................................

A. Kesimpulan................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Saat ini, terjadi pergeseran mengenai aktifitas pariwisata yang dipengaruhi
oleh lingkungan dan motivasi wisatawan itu sendiri, yang dahulunya wisatawan
berperilaku hanya berkunjung untuk menikmati atraksi alam dan budaya. Pergeseran
tersebut, dikenal dengan pariwisata yang lebih bertanggung jawab secara ekonomi,
sosial dan lingkungan bagi masyarakat lokal di destinasi. Hal tersebut sesuai dengan
penjelasan Mowforth dan Munt (1998:53) bahwa “That the traditional mass tourism,
typically described as the “3Ss”-sun, sea, and sex, is now challenged with the new
“3Ts” of sustainable tourism-traveling, trekking, and trucking”. Berdasarkan
pernyataan tersebut, pariwisata tradisional yang disebut 3S, berubah menjadi
sustainable tourism travelling (pariwisata berkelanjutan) sebagai tujuan dari industri
pariwisata yaitu terwujudnya keseimbangan, trekking (mountain biking) dalam
ekowisata, dan trucking (community based tourism) dalam alternatif wisata dengan
istilah 3Ts.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Wisatawan
2. Apa Tipologi Wisatawan
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian wisatawan
2. Mengetahui tipologi wisatawan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Wisatawan
Menurut UU No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan yang dimaksud dengan
wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Wisata itu sendiri adalah kegiatan perjalanan
yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu
untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata
yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
Menurut International Union of office Travel Organization IUOTO, yang dimaksud
wisatawan adalah setiap pengunjung yang tinggal paling sedikit 24 jam, akan tetapi tidak
lebih dari 6 bulan ditempat yang dikunjunginya dengan maksud kunjungan antara lain :
a. Berlibur, rekreasi, dan olahraga
b. Bisnis, mengunjungi teman dan keluarga, kunjungan dengan alas an kesehatan, atau
kegiatan keagamaan.
Sedangkan Yoeti 1982:130 menyimpulkan bahwa seseorang dikatakan wisatawan
apabila:
a. Perjalanan tersebut dilakkan lebih dari 24 jam
b. Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu saja commit to user
c. Orang yang melakukan tidak untuk mencari nafkah di tempat atau Negara yang
dikunjunginya
B. Tipologi Wisatawan
Pengertian Tipologi. Apa yang dimaksud dengan Tipologi.....? Tipologi berasal
dari Tipo yang berarti pengelompokan dan Logos yang berati ilmu. Jadi Tipologi
adalah pengetahuan yang berusaha menggolongkan atau mengelompokkan manusia
menjadi tipe-tipe tertentu atas dasar faktor-faktor tertentu, misalnya karakteristik fisik,
psikis, pengaruh dominan, nilai-nilai budaya, dan seterusnya.
Wisatawan dapat diklasifikasikan dengan menggunakan berbagai dasar. Menurut
Murphy 1985 dalam Diarta Pitana 2009 ,pada prinsipnya dasar – dasar klasifikasi tersebut
dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu :
a. Berdasarkan interaksi Interactional Type Pada tipologi berdasarkan interaksi ini,
penekannya pada sifat – sifat interaksi antara wisatawan dengan masyarakat lokal.
b. Berdasarkan Kognitif – Normatif Cognitive- Normative model Pada tipologi berdasarkan
kognitif normatif lebih ditekankan pada motivasi yang melatarbelakangi perjalanan.
Cohen 1972 mengklasifikasikan wisatawan atas dasar tingkat familiarsi dari daerah yang
akan dikunjungi, serta tingkat pengorganisasian perjalanan wisatanya Diarta Pinata 2009.
Atas dasar ini, Cohen menggolongkan wisatawan ke dalam empat kelompok, yaitu :
a. Drifter, yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi daerah yang sama sekali belum
diketahuinya, yang berpergian dalam jumlah kecil.
b. Explorer, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan mengatur perjalananya
sendiri tidak mau mengikuti jalan – jalan wisata yang sudah umum melainkan mencari
hal yang tidak umum off the beaten track. Wisatawan seperti ini bersedia memanfaatkan
fasilitas dengan standart lokal dan tingkat interaksinya dengan masyarakat lokal juga
tinggi. commit to user
c. Individual Mass Tourism, yaitu wisatawan yang hanya mau menyerahkan pengaturan
perjalananya kepada agen perjalanan, dan mengunjungi daerah tujuan wisata yang sudah
terkenal
d. Organized Mass Tourism, yaitu wisatawan yang hanya mau mengunjungi daerah tujuan
wisata yang sudah dikenal, dengan fasilitas seperti yang sudah ditemuinya di tempat
tinggalnya, dan perjalanannya selalu dipandu oleh pemandu wisata.
Sedangkan Smith 1977 dalam Diarta Pitana 2009 mengklasifikasikan wisatawan menjadi
tujuh, yaitu :
a. Explorer, yaitu wisatawan yang mencari perjalanan baru dan berinteraksi secara intensif
dengan masyarakat lokal, bersedia menerima fasilitas seadanya.
b. Elite, yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan yang belum di kenal, tetapi
dengan pengaturan terlebih dahulu, dan bepergian dalam jumlah yang kecil.
c. Off-Beat, yaitu wisatawan yang mencari atraksi sendiri, tidak ikut ke tempat – tempat
sudah ramai dikunjungi. Biasanya wisatawan seperti ini siap menerima fasilitas seadanya
di tempat lokal.
d. Unusual, yaitu wisatawan yang dalam perjalananya sekali waktu juga mengambil
aktivitas tambahan, untuk mengunjungi tempat – tempat baru atau melakukan kativitas
yang agak beresiko. Meskipun dalam aktivitas tambahanya bersedia menerima fasilitas
apa adanya tetapi program pokoknya tetap harus memberikan fasilitas standar. commit to
user
e. Incipient, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan secara individual atau dalam
kelompok kecil, mencari daerah tujuan wisata yang mempunyai fasilitas standar tetapi
masih menawarkan keaslian authenticity.
f. Mass, yaitu wisatawan yang berpergian ke daerah tujuan wisata dengan fasilitas yang
sama seperti di daerahnya, atau bepergian ke daerah tujuan wisata dengan environmental
bubble yang sama. Interaksi dengan masyarakat lokal sangat kecil, terkecuali dengan
mereka yang langsung berhubungan dengan usaha pariwisata.
g. Charter, yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan wisata dengan lingkungan
yang mirip dengan daerah asalnya, dan biasanya hanya untuk bersantaibersenang –
senang. Mereka berpergian dalam jumlah besar dan meminta fasilitas berstandar
internasional.
Dalam pendekatan kognitif – normatif, Plog 1972 dalam Diarta Pitana 2009
mengembangkan tipologi wisatawan sebagai berikut :
a. Allocentric, yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi tempat – tempat yang belum
diketahui, bersifat petualangan adventure, memanfaatkan fasilitas yang disediakan
masyarakat lokal.
b. Psychocentric, yaitu wisatawan yang hanya mau mengunjungi daerah tujuan wisata yang
sudah mempunyai fasilitas dengan standar yang sama dengan negaranya sendiri. Mereka
melakukan perjalanan wisata dengan program yang pasti dan memanfaatkan fasilitas
dengan standar internasional. commit to user
c. Mid-centric, terletak diantara allocentric dan psychocentric Berdasarkan perilaku
wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata, Gray 1970 membedakan wisatawan menjadi
dua, yaitu Diarta Pitana 2009 :
1. Sunlust tourist, adalah wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah dengan tujuan
utama untuk beristirahat atau relaksasi. Wisatawan tipe ini mengharapkan keadaan
iklim, fasilitas, makanan, dan lain – lain yang sesuai standar negara asalnya.
2. Wanderlust tourist, adalah wisatawan yang perjalanan wisatanya di dorong oleh
motivasi untuk mendapatkan pengalaman baru, mengetahui kebudayaan baru,
ataupunn mengagumi keindahan alam yang belum pernah dilihat.
Wisatawan seperti ini lebih tertarik pada DTW yang mampu menawarkan keunikan
budaya atau pemandangan alam yang mempunyai nilai pembelajaran tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebenarnya sulit untuk mendefinisikan wisata karena pelancong bisnis dan
konvensi juga dapat menggabungkan konferensi dengan kegiatan wisata; tetapi
secara umum, wisatawan adalah orang yang secara sukarela mengunjungi suatu
tempat yang jauh dari rumah untuk tujuan mengalami perubahan.
DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Persada.

Astuti, Indri. (2010). Posisi Penawaran dan Permintaan Wisata Menurut Pendapat Wisatawan
Klenteng Sam Poo Kong di Kota Semarang.

Chadwick, Robin A. (1994). “Concepts, Definitions, and Measures Used in Travel and
Tourism Research”. Travel, Tourism and Hospitality Research, 2nd ed. J. R. B. Ritchie and
C. R. Goeldner, eds. New York: John Wiley and Sons.

Cohen, E. (1972). “Who is a Tourist? A Conceptual Clarification”. Socio-logical Review,22,


527- 555.

Creswell, J., W., (2012), Research design Pendekatan kualitatif, Kuantitatif dan Mixed;
Cetakan ke-2, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Damanik, Janianton dan Weber, Helmut. (2006). Perencanaan Ekowisata Dari Teori ke
Aplikasi. Yogyakarta: PUSPAR UGM dan Andi.

Anda mungkin juga menyukai