Modul 3:
Membuka Usaha
PETUNJUK PENGAJARAN
Unit Pembelajaran
Modul 3, Membuka Usaha ini terdiri atas 5 Unit Pembelajaran (Learning Unit), yaitu sebagai
berikut:
Kode
LU 3.1
LU 3.2
LU 3.3
LU 3.4
LU 3.5
Judul
Memahami dan mampu menghitung biaya serta
menetapkan harga jual
Modal awal dan proyeksi keuangan
Aspek hukum and aspek tanggungjawab sosial
Pendanaan eksternal: Bagaimana lembaga
keuangan menilai permohonan pinjaman
Menyelesaikan rencana bisnis
Minggu
14
Halaman
1 93
58
9 11
12 15
94 177
178 227
228 297
16 18
298 338
Jadual Pengajaran
Bahan ajar ini disusun untuk pengajaran 4 jam @ 60 menit per minggu dan 18 minggu per
semester tanpa memperhitungkan ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Ujian
tengah semester diprakirakan setelah Minggu 9 dan sebelum Minggu 10, dan ujian akhir
semester setelah Minggu 18. Setiap minggu, pelaksanaan pengajaran dilakukan sekaligus 4
jam, tidak diberikan dalam beberapa kali.
Metode Pengajaran
Pada dasarnya pengajaran dilakukan secara interaktif, bukan kuliah satu arah. Dari segi
alokasi waktu, hanya sebagian kecil dari pengajaran dilakukan dengan kuliah. Selebihnya
pengajaran dilakukan dengan teknik-teknik curah pendapat (brainstorming), diskusi terbuka,
kerja atau latihan kelompok, permainan peran (business game) dan studi kasus (termasuk
pembicara tamu dan tugas lapangan). Kegiatan pengajaran sebagian dilakukan di kelas (inclass), dan sebagian lagi di luar kelas (out class). Kegiatan di luar kelas bisa dilakukan di kelas
tapi tanpa pengawasan dosen. Peralatan kelas yang dipakai meliputi papan tulis, flipchart,
kartu metaplan, overhead projector, infocus, paket permainan, dsbnya.
Bahan Ajar
Bahan ajar meliputi Rencana Pelajaran (kode LP), Catatan Dosen (kode TN), Transparan
(kode TR), Handout (kode HO), Tugas Individu (kode AI) dan Tugas Kelompok (kode AG). Dua
bahan ajar yang pertama, LP dan TN, hanya untuk dosen dan TIDAK diberikan kepada
mahasiswa. Dalam bahan modul ini, untuk setiap Unit Pembelajaran bahan yang pertama
ditampilkan adalah Rencana Pelajaran (LP), disusul dengan Catatan Dosen (TN) dan lain-lain
sesuai dengan urutan kegiatan mengajar.
Penilaian Mahasiswa
Kewirausahaan merupakan suatu kompetensi yang terdiri atas tiga komponen, yaitu
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan kepribadian (personal traits). Penilaian
mahasiswa untuk pengetahuan bisa dilakukan melalui ujian tertulis atau lisan, komponen
keterampilan melalui latihan dan penugasan-penugasan, sedangkan penilaian untuk komponen
kepribadian melalui pengamatan terhadap sikap, disiplin waktu (kehadiran), partisipasi kelas,
dsbnya. Bobot penilaian paling besar adalah pada komponen keterampilan. Untuk ujian tengah
semester dan ujian akhir semester, jumlah bobot untuk komponen keterampilan dan
kepribadian tidak kurang dari 70%, sehingga bobot untuk komponen pengetahuan tidak lebih
dari 30%.
Unit Pembelajaran
LU 3.1
Rencana pelajaran
Catatan dosen 1/5
Transparan 1/30
Transparan 2/30
Transparan 3/30
Catatan dosen 2/5
Transparan 4/30
Transparan 5/30
Transparan 6/30
Transparan 7/30
Transparan 8/30
Transparan 9/30
Transparan 10/30
Transparan 11/30
Transparan 12/30
Transparan 13/30
Transparan 14/30
Transparan 15/30
Transparan 16/30
Transparan 17/30
Transparan 18/30
Handout 1/2
Catatan dosen 3/5
Tugas kelompok 1/3
Catatan dosen 4/5
Tugas kelompok 2/3
Catatan dosen 5/5
Transparan 19/30
Transparan 20/30
Transparan 21/30
Transparan 22/30
Transparan 23/30
Transparan 24/30
Transparan 25/30
Transparan 26/30
Transparan 27/30
Transparan 28/30
Transparan 29/30
Transparan 30/30
Handout 2/2
Tugas kelompok 3/3
halaman 2, 3
halaman 4, 5, 6, 7
halaman 8
halaman 9
halaman 10
halaman 11 22
halaman 23
halaman 24
halaman 25
halaman 26
halaman 27
halaman 28
halaman 29
halaman 30
halaman 31
halaman 32
halaman 33
halaman 34
halaman 35
halaman 36
halaman 37
halaman 38 43
halaman 44 51
halaman 52 59
halaman 60
halaman 61
halaman 62 75
halaman 76
halaman 77
halaman 78
halaman 79
halaman 80
halaman 81
halaman 82
halaman 83
halaman 84
halaman 85
halaman 86
halaman 87
halaman 88 92
halaman 93
1
Kode
EN-3.1-LP
Kompetensi
Utama
Tujuan Unit
Pembelajaran
Topik
Kegiatan
Rencana Pelajaran
Unit Pembelajaran
Durasi
16 jam
Memahami dan mampu menghitung biaya serta
menetapkan harga jual
Minggu 1-4
Pengetahuan dan keterampilan menghitung biaya dan menetapkan harga
jual barang dan jasa
Mahasiswa mampu (i) menghitung biaya dan menetapkan harga jual
produk, (ii) memahami bahwa kalkulasi biaya produk dan penetapan harga
jual diperlukan untuk mengelola biaya, efisiensi dan produktivitas, (iii)
menghitung biaya dan menetapkan harga jual untuk ide produk mereka
sendiri.
3.1.1 Merangkum Semester 2 dan memperkenalkan Modul 3 untuk
Semester 3
3.1.2 Biaya dan struktur biaya produk
3.1.3 Teknik-teknik penetapan harga jual
3.1.4 Berbagai pendekatan kepada kemampulabaan, efisiensi dan
produktivitas
3.1.5 Menilai kemampulabaan untuk ide bisnis terpilih
Uraian Kegiatan Secara
Metode
Bahan
Waktu (jam)
Urut
Minggu 1
Merangkum pelajaranpelajaran utama dalam
Semester 2 dan
memperkenalkan tujuan
dan susunan Semester 3
Di kelas
Diskusi terbuka
Kuliah
a3.1.2
a3.1.3
a3.1.4
a3.1.1
a3.1.5
a3.1.6
a3.1.7
EN-3.1-TN1
45
Kuliah
Diskusi terbuka
EN-3.1-TN2
1 jam 30
Latihan kelas
(5 kasus)
EN-3.1-TN3
1 jam 15
Diskusi
kelompok
EN-3.1-TN4
EN-1.1-AG2
30
Minggu 2
Di luar kelas
Separuh kelas 1
Business Game, Modul 3
Permainan
Game
peran
Separuh kelas 2
Kunjungan lapangan:
Studi kasus
EN-1.1-AG2
Mengukur kemampulabaan
ide bisnis terpilih.
Minggu 3
Di luar kelas
Separuh kelas 1
Kunjungan lapangan:
Studi kasus
EN-1.1-AG2
Mengukur kemampulabaan
ide bisnis terpilih.
4 jam 00
4 jam 00
4 jam 00
Kegiatan
a3.1.8
Metode
Separuh kelas 2
Business Game, Modul 3
Permainan
peran
Minggu 4
Di kelas
Bahan
Waktu (jam)
Game
4 jam 00
a3.1.9
Masing-masing kelompok
mempresentasikan temuantemuan di kelas
Presentasi
kelompok
EN-3.1-AG2
1 jam 30
a3.1.10
Mengelola biaya,
meningktkan
kemampulabaan melalui
efisiensi dan produktivitas
Kuliah
Latihan kelas
EN-3.1-TN5
2 jam 30
Jumlah waktu
16 jam 00
Catatan khusus:
Kode
EN-3.1TN1
Tujuan:
Langkah-langkah
Ucapan selamat datang dan ingatkan mahasiswa
mengenai prinsip-prinsip perkuliahan, menggunakan
EN-3.1-TR1. Juga lihat PRINSIP-PRINSIP
PERKULIAHAN di bawah ini.
Tekankan perlunya pengajaran interaktif dalam Modul
3 untuk memenuhi prindip-prinsip perkuliahan
tersebut, sebagaimana juga diterapkan dalam Modul 1
dan 2.
Waktu
Metode
Bahan
5 Diskusi
terbuka
EN-3.1-TR1
25 Kuliah
Diskusi
terbuka
Papan tulis
atau flip
chart
15 Kuliah
EN-3.1-TR2
Papan tulis
atau flip
chart
EN-3.1-TR3
PRINSIP-PRINSIP PERKULIAHAN
Pada tahap-tahap awal kuliah, penting artinya memberi kesempatan mahasiswa dan
dosen untuk berdialog dan saling mengenal. Hanya setelah peran-peran dan normanorma kelompok terbentuk dan setelah semua anggota merasakan komitmen pada
mata kuliah maka mereka akan bisa memperhatikan mata kuliah itu sendiri. Tingkat
kesepakatan dan komitmen terhadap kegiatan pembelajaran akan sangat
menentukan.
Mahasiswa datang dengan harapan yang berbeda-beda, kadang-kadang dinyatakan
secara eksplisit tapi seringkali implisit. Namun demikian harapan-harapan itu penting
artinya pada awal mata kuliah. Dengan membuat harapan-harapan itu eksplisit dan
menyelaraskannya dengan realitas dan berbagai kemungkinannya, mahasiswa akan
menerima program itu dan berpartisipasi secara aktif.
Orang akan belajar sebaik-baiknya bila mereka berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran dan terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan kelas seperti diskusi,
permainan, permainan peran, dsbnya. Mahasiswa harus disemangati untuk
bertanya, minta penjelasan, menyatakan ide-ide dan perasaan serta berbagi
pengalaman pribadi mereka.
Anda belajar sebagian besar dengan melakukan sesuatu:
JIKA SAYA MENDENGAR, SAYA AKAN LUPA
JIKA SAYA MELIHAT, SAYA AKAN INGAT
JIKA SAYA MENGERJAKANNYA, SAYA AKAN TAHU
Agar mahasiswa dapat berpartisipasi dan belajar, harus tercipta suasana belajar
yang optimal. Hal ini berarti:
Harus ada komunikasi dua arah. Kita bisa saling belajar, mahasiswa belajar
dari mahasiswa lain dan dari dosen dan dosen belajar dari mahasiswa!
Setiap orang harus terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran (jika Anda
mengerjakannya, Anda mengetahuinya!),
Harus ada iklim berkelompok yang baik untuk belajar, suasana terbuka di
mana:
o para mahasiswa merasa dihormati dan diterima,
o perbedaan pribadi dan pendapat dianggap baik dan patut,
o setiap individu memiliki hak untuk melakukan kesalahan,
o orang saling mendengarkan dan berusaha saling memahami,
o orang dapat menyatakan ide dan kepercayaannya tanpa rasa takut,
o orang punya rasa percaya kepada dirinya sendiri dan orang lain.
MODUL 2
Tujuan Umum:
Memperoleh keterampilan mengembangkan ide bisnis menjadi peluang bisnis yang layak.
Dengan menyelesaikan Modul 2, mahasiswa diharapkan mampu mempresentasikan peluang
bisnis dengan kriteria (1) memenuhi suatu permintaan pasar yang kongkrit, (2) semua
sumberdaya dan kompetensi yang diperlukan tersedia, dan (3) cukup besar kemungkinannya
menghasilkan imbalan positif bagi wirausahawan.
Unit Pembelajaran
LU 2.1:
Pengantar
rencana Bisnis
menilai kelayakan
Ide bisnis
LU 2.2:
Memahami pasar
LU 2.3:
Penelitian pasar
dan rencana
pemasaran
Tujuan
Mahasiswa mampu (i)
memahami mengapa rencana
bisnis banyak membantu
penciptaan bisnis, dan (ii)
mampu menyusun pokok-pokok
rencana bisnis
Mahasiswa mampu
mengidentifikasi pasar (pasar
konsumen dan pasar industri)
dan para pelaku pasar
(pelanggan, pesaing, pemasok)
Mahasiswa mampu: (i)
mengukur permintaan pasar
untuk ide produk mereka dan (ii)
menyusun rencana pemasaran
LU 2.4:
Aspek-aspek
teknis suatu bisnis
LU 2.5:
Memahami
laporan keuangan
Pelajaran
Peluang bisnis, kriteria kelayakan
peluang bisnis, risiko bisnis,
rencana bisnis (fungsi, implikasi,
kandungan informasi, format),
dsbnya.
Pasar (konsumen, industri,
perantara), produk, pelanggan,
pemasok, pesaing, dsbnya.
Analisi SWOT, penelitian pasar,
sasaran pemasaran, startegi
pemasaran, bauran pemasaran
(4-P), rencana pemasaran,
rencana penjualan, dsbnya.
Faktor-faktor produksi (tanah dan
sumberdaya alam, sumberdaya
manusia, modal), teknologi, likasi
bisnis, merekrut tenaga kerja,
struktur organisasi, dsbnya.
Buku kas, laporan keuangan,
proyeksi keuangan, laporan labarugi (penjualan, harga pokok
penjualan, biaya operasional),
aliran kas (penerimaan kas,
pengeluaran kas, penyusutan),
neraca (aktiva, kewajiban, modal
sendiri), dsbnya.
Catatan:
Untuk mencapai tujuan umum, Modul 2 telah cukup membahas cara-cara mencek kriteria
pertama, melalui LU 2.2 Memahami Pasar and LU 2.3 Penelitian Pasar dan Rencana
Pemasaran.
Modul 2 belum cukup membahas kriteria 2 dan 3. LU 2.4 hanya membahas aspek-aspek
teknis, atau kebutuhan bahan baku, mesin, bangunan, lokasi bisnis, karyawan langsung dan
masukan langsung lainnya untuk operasi bisnis. Aspek hukum dan tanggungjawab sosial
belum dibahas.
LU 2.5 memperkenalkan proyeksi keuangan, yang merupakan cek terakhir kemampulabaan
peluang bisnis. Untuk membuat proyeksi keuangan dan menghitung kebutuhan modal untuk
bisnis, mahasiswa perlu memahami cara menghitung biaya dan menetapkan harga jual.
MODUL 3
Tujuan Umum:
Untuk memperoleh keterampilan mendirikan bisnis nyata dari ide bisnis mahasiswa. Pada akhir
Semester 3, masing-masing mahasiswa diharapkan mampu mempresentasikan rencana bisnis
yang mencerminkan kelayakan bisnis itu dan bisa dijadikan dasar untuk menarik pembiayaan
dari luar.
Unit Pembelajaran
LU 3.1:
Memahami dan
mampu menghitung
biaya serta
menetapkan harga
jual
LU 3.2:
Modal awal dan
proyeksi keuangan
LU 3.3:
Aspek hukum dan
tanggungjawab sosial
LU 3.4:
Pembiayaan
eksternal: Bagaimana
lembaga keuangan
menilai permohonan
pinjaman
LU 3.5:
Menyelesaikan
rencana bisnis
Tujuan
Mahasiswa mampu (i) menghitung biaya
dan menetapkan harga jual produk, (ii)
memahami bahwa kalkulasi biaya produk
dan penetapan harga jual diperlukan
untuk mengelola biaya, efisiensi dan
produktivitas, (iii) menghitung biaya dan
menetapkan harga jual untuk ide produk
mereka sendiri.
Mahasiswa mampu (i) menyusun rencana
keuangan untuk membuka bisnis
(sumber-sumber dana, termasuk modal
sendiri), (ii) membuat proyeksi keuangan
untuk bisnis mereka, (iii) membuat
proyeksi laba/laba ditahan selama kurun
waktu tertentu.
Mahasiswa mampu (i) mengidentifikasi
aspek hukum dan tanggungjawab sosial
bisnis mereka, (ii) menyesuaikan rencana
bisnis untuk menampung aspek hukum
dan tanggungjawab sosial yang
diidentifikasi, (iii) menyesuaikan rencana
keuangan dan pendanaan untuk ide
bisnis terpilih mereka.
Mahasiswa mampu (i) memahami
bagaimana bank menilai permohonan
pinjaman mereka (di masa depan), (ii)
memahami mengapa bank sering ekstra
berhati-hati menghadapi permohonan
pinjaman dari bisnis kecil yang baru, (iii)
mendalami pemahaman ini dengan studi
kasus penilaian pinjaman.
Mahasiswa mampu menyelesaikan
rencana bisnis mereka dan
mempresentasikannya pada suatu komite
teknis.
Pelajaran
Biaya; biaya produk, biaya operasional;
biaya variabel, biaya tetap, biaya semivariabel; penetapan harga jual cost plus,
market-based, dan contribution pricing,
proyeksi laba rugi untuk bisnis dagang,
manufaktur dan jasa; BEP, efisiensi dan
produktivitas, nilai tambah.
Modal awal, modal investasi, modal kerja;
daur kas, periode persediaan, periode
penagihan piutang, kebutuhan modal
kerja, transaksi tunai dan non-tunai,
penyusutan, biaya dibayar dimuka;
proyeksi aliran kas; proyeksi neraca.
Stakeholder, perusahaan perseorangan,
perkongsian, perseroan terbatas,
koperasi; perizinan, pajak, kuota dagang
dan tanggungjawab hukum kepada
karyawan; tanggungjawab sosial kepada
lingkungan, pelanggan, karyawan, dan
pemegang saham; pendekatan
tanggungjawab sosial.
Bank, fungsi-fungsi bank, bank komersial,
BPR; azas kehati-hatian; simpanan dan
deposito berjangka, pinjaman bank,
jangka waktu pinjaman, pengembalian
pokok pinjaman, bunga flat, bunga
menurun, bunga efektif, agunan; tujuan
pinjaman; penilaian risiko dalam penilaian
pinjaman; 5C, 7M, 5P, 3P.
Pengemasan proyek
Catatan:
LU 3.1 dan LU 3.2 melengkapi pengecekan kriteria ketiga (kemampulabaan), sedangkan LU
3.3 melengkapi pengecekan kriteria kedua (teknis) dan menyesuaikan proyeksi pendanaan dan
keuangan yang dihasilkan dari LU 3.1 and 3.2. Dalam LU 3.4, diskusi akan ditekankan pada
bagaimana membiayai usaha baru, yang biasanya usaha berskala kecil. Dalam LU 3.5, ketiga
kriteria kelayakan itu dicerminkan dalam suatu rencana bisnis.
Kode
EN-3.1-TR1
Topik 3.1.1
Transparan 1/30
Prinsip-prinsip perkuliahan
Minggu 1
Kode
EN-3.1-TR2
Topik 3.1.1
Transparan 2/30
Modul 2
Minggu 1
Tujuan Umum:
Memperoleh keterampilan mengembangkan ide bisnis menjadi
peluang bisnis yang layak dengan kriteria (1) memenuhi suatu
permintaan pasar yang kongkrit, (2) semua sumberdaya dan
kompetensi yang diperlukan tersedia, dan (3) cukup besar
kemungkinan menghasilkan imbalan positif bagi wirausahawan.
Unit Pembelajaran
LU 2.1:
Pengantar rencana
Bisnis menilai
kelayakan Ide
bisnis
LU 2.2:
Memahami pasar
LU 2.3:
Penelitian pasar
dan rencana
pemasaran
Tujuan
Mahasiswa mampu (i)
memahami mengapa rencana
bisnis banyak membantu
penciptaan bisnis, dan (ii)
mampu menyusun pokokpokok rencana bisnis
Mahasiswa mampu
mengidentifikasi pasar dan
para pelaku pasar
Mahasiswa mampu: (i)
mengukur permintaan pasar
untuk ide produk mereka dan
(ii) menyusun rencana
pemasaran
Mahasiswa mampu menilai
aspek-aspek produksi
LU 2.4:
Aspek-aspek teknis
suatu bisnis
Mahasiswa mampu (i)
LU 2.5:
Memahami laporan membaca neraca, laporan
laba-rugi dan aliran kas; dan
keuangan
(ii) menyusun laporan
keuangan untuk ide bisnis
mereka
Pelajaran
Kode
EN-3.1-TR3
Topik 3.1.1
Transparan 3/30
Modul 3
Minggu 1
Tujuan Umum:
Pada akhir Semester 3, masing-masing mahasiswa diharapkan mampu
mempresentasikan rencana bisnis yang mencerminkan kelayakan bisnis
itu dan bisa dijadikan dasar untuk menarik pembiayaan dari luar.
Unit
Pembelajaran
LU 3.1:
Memahami dan
mampu
menghitung
biaya serta
menetapkan
harga jual
LU 3.2:
Modal awal dan
proyeksi
keuangan
LU 3.3:
Aspek hukum
dan
tanggungjawab
sosial
LU 3.4:
Pembiayaan
eksternal:
Bagaimana
bank menilai
permohonan
pinjaman
LU 3.5:
Menyelesaikan
rencana bisnis
Tujuan
Minggu
14
10
58
9 11
12 15
16 18
Kode
EN-3.1TN2
Tujuan:
Langkah-langkah
Ingatkan mahasiswa tentang tiga kriteria kelayakan suatu
peluang bisnis, yaitu (1) Bisnis memenuhi suatu
permintaan pasar yang kongkrit, (2) Semua sumberdaya
dan kompetensi yang diperlukan tersedia, dan (3) Cukup
besar kemungkinannya menghasilkan imbalan positif
(tidak hanya dalam hal laba tapi juga aliran kas) bagi
wirausahawan.
Metode
5 Diskusi
terbuka
Bahan
Papan tulis
atau flipchart
EN-3.1-TR4
25 Latihan
Papan tulis
kelompok atau flipchart
Meta plan
11
1 jam Kuliah
00
Diskusi
terbuka
Latihan
kelas
Papan tulis
atau flipchart
EN-3.1-TR5
EN-3.1-TR6
EN-3.1-TR7
EN-3.1-TR8
EN-3.1-TR9
EN-3.1-TR10
EN-3.1-TR11
EN-3.1-TR12
EN-3.1-TR13
EN-3.1-TR14
EN-3.1-TR15
EN-3.1-TR16
EN-3.1-TR17
EN-3.1-TR18
EN-3.1-HO1
2. Kategori Biaya
Biaya bisnis diklasifikasikan atas dasar kaitannya dengan produk (barang atau jasa) sebagai
berikut:
Biaya produk, mencakup semua biaya yang diperlukan untuk memproduksi barang atau
jasa. Untuk bisnis perdagangan, biaya produk adalah harga beli barang dagangan.
Biaya uang, atau bunga yang dibayar untuk meminjam uang dari bank, lembaga keuangan
dan kreditur lainnya.
Biaya produk adalah jumlah dari tiga komponen, yaitu (1) bahan langsung, (2) tenaga kerja
langsung dan (3) overhead pabrik.
12
(1) Bahan langsung adalah semua bahan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari produk
jadi dan yang bisa langsung diperhitungkan dalam biaya produk. Contohnya kayu untuk
membuat mebel dan pelat baja untuk membuat bodi mobil.
(2) Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang langsung terlibat dalam pembuatan atau
produksi produk jadi, misalnya tenaga terampil dan tenaga kasar yang ditugaskan
memproduksi produk tertentu. Contohnya tukang kayu pada pabrik mebel dan tukang las
pada pabrik karoseri.
(3) Overhead pabrik mencakup semua biaya manufaktur yang tidak bisa dikaitkan langsung
pada sesuatu produk, atau semua biaya manufaktur kecuali bahan langsung dan tenaga
kerja langsung. Overhead pabrik meliputi (a) bahan tak langsung, (b) tenaga kerja tak
langsung dan (c) biaya-biaya tak langsung lainnya, seperti penyusutan.
(a) Bahan tak langsung adalah bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat suatu
produk yang jumlah pemakaiannya sangat terbatas sehingga kurang berarti bila
diperlakukan sebagai bahan langsung. Contohnya listrik, minyak pelumas, majun
pembersih, sikat di pabrik.
(b) Tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja yang tidak secara langsung tampak
pada bentuk atau komposisi produk jadi. Contohnya biaya tenaga kerja pengawas,
tenaga administrasi gudang, pembersih ruangan, tenaga pemeliharaan.
(c) Penyusutan adalah beban penggunaan aktiva fisik untuk membuat produk. Biaya
penyusutan mesin adalah biaya perolehan mesin dibagi dengan jumlah tahun pada usia
penyusutannya berapapun jumlah barang yang diproduksi. Mesin, peralatan, bangunan
dan aktiva fisik lainnya, kecuali tanah, disusutkan. Untuk aktiva non-fisik atau aktiva tak
berwujud (seperti biaya hukum, perizinan, promosi awal dan biaya pra-operasi lainnya,
dsbnya.) biaya penyusutannya disebut amortisasi.
Biaya operasional (biaya komersial) terdiri atas (1) biaya penjualan (juga disebut baya
pemasaran atau biaya distribusi) dan (2) biaya administrasi dan umum (atau biaya
administrasi saja).
(1) Biaya penjualan mulai ketika biaya manufaktur (biaya produk) di atas berakhit, yaitu, ketika
produksi selesai dan produk siap dijual. Biaya penjualan mencakup biaya-biaya untuk
menjual dan menyerahkan produk. Biaya penjualan bisa mencakup gaji tenaga penjualan,
biaya perjalanan mereka, komisi penjualan, biaya pembuatan contoh, penyusutan atau
sewa kantor penjualan, biaya transportasi, periklanan, dsbnya.
(2) Biaya administrasi dan umum mencakup semua biaya untuk manajemen dan
administrasi organisasi perusahaan. Beberapa di antaranya adalah alokasi biaya overhead
pabrik atau biaya penjualan. Contohnya gaji manajemen, gaji staf kantor, alat tulis dan
cetak, komunikasi tilpun dan internet, penyusutan kantor atau sewa kantor, biaya hukum,
biaya audit, dsbnya.
Dalam bisnis kecil, seringkali sulit mengaitkan biaya dengan produk dan kegiatan operasional
tertentu, karena aktiva dan sumberdaya manusia sering dipakai untuk berbagai kegiatan dan
produk. Produksi dan penjualan dilakukan dalam satu bangunan, satu sambungan listrik, dan
kadang-kadang juga karyawan yang sama. Pekerjaan kurang terspesialisasi, karyawan
produksi juga melakukan pekerjaan lain seperti penggudangan dan penyerahan barang.
Kesulitan mengaitkan biaya pada produk merupakan alasan utama penerapan direct costing, di
mana biaya produk hanya terdiri dari biaya-biaya yang bisa langsung dikaitkan dengan produk.
13
Biaya uang, biasanya bunga pinjaman (kredit) dalam dua bentuk, yaitu bunga flat (flat rate), di
mana bunga dihitung atas dasar pokok pinjaman awal, dan bunga menurun (declining rate)
yang dihitung atas dasar sisa pinjaman. Bunga flat 12% selama 12 bulan untuk pinjaman 12
juta adalah 1% per bulan atau Rp. 120.000 per bulan atau seluruhnya Rp. 1.440.000 per tahun
meskipun pokok pinjaman terus menurun dengan pembayaran angsuran bulanan. Dengan
demikian bunga flat 12% per tahun akan sama dengan bunga menurun 22.15% per tahun.
Bulan
Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
Bulan 5
Bulan 6
Bulan 7
Bulan 8
Bulan 9
Bulan 10
Bulan 11
Bulan 12
Jumlah
Angsuran
bulanan
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
12.000.000
Bunga flat
%
Rp.
1,00%
120.000
1,00%
120.000
1,00%
120.000
1,00%
120.000
1,00%
120.000
1,00%
120.000
1,00%
120.000
1,00%
120.000
1,00%
120.000
1,00%
120.000
1,00%
120.000
1,00%
120.000
12,00%
1.440.000
Sisa pinjaman
akhir bulan
11.000.000
10.000.000
9.000.000
8.000.000
7.000.000
6.000.000
5.000.000
4.000.000
3.000.000
2.000.000
1.000.000
0
Bunga menurun
%
Rp.
1,85%
221.539
1,85%
203.077
1,85%
184.615
1,85%
166.154
1,85%
147.692
1,85%
129.231
1,85%
110.769
1,85%
92.308
1,85%
73.846
1,85%
55.385
1,85%
36.923
1,85%
18.462
22,15% 1.440.000
Pada kasus pabrik jus jeruk (EN-3.1-TR8), jeruk segar (1), botol (2), gaji operator mesin
pemeras (4) penyusutan mesin pemeras (7), , kontrak pemeliharaan mesin pemeras (9),
label (14) dan pemanis, vitamin dan adonan lain (17) jelas biaya produk. Sedangkan
bahan bakar mobil pengangkut (3), gaji pengemudi mobil pengangkut (5), alat-alat tulis
kantor (6), sewa mobil pengangkut (10), gaji staf administrasi (12), dan komisi penjualan
toko-toko pengecer (15) jelas biaya operasional. Sementara sewa ruang dan bangunan
pabrik (8), tagihan tilpun pabrik (11), tagihan air pabrik (13) dan tagihan listrik pabrik
(16), perlu ditinjau lebih lanjut karena kegiatan operasional dilakukan dalam pabrik itu juga.
3. Perilaku Biaya
Biaya bisnis bisa diklasifikasikan atas dasar perilaku biaya ke dalam biaya variabel, biaya
tetap dan biaya semi-variabel.
(1) Biaya variabel adalah biaya yang berubah sebanding dengan kegiatan bisnis. Contohnya
bahan baku yang pemakaiannya meningkat dengan peningkatan yang berkaitan langsung
dengan peningkatan produksi. Jika satu tempat tidur memerlukan kayu 0,4 M3,
memproduksi 2 tempat tidur membutuhkan 0,8 M3 kayu, 10 tempat tidur 4 M3 kayu, dsbnya.
Bila produksi berhenti dan tidak ada produk yang dibuat, biaya bahan baku adalah nol.
(2) Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah dengan perubahan kegiatan
bisnis, dalam periode waktu atau volume produksi tertentu. Biaya tetap oleh karena juga
disebut biaya periode (period cost). Contoh biaya tetap adalah sewa dan biaya penyusutan
yang tetap merupakan biaya meskipun produksi berhenti.
(3) Biaya semi-variabel memiliki elemen-elemen biaya variabel dan biaya tetap. Contohnya
listrik dengan beban minimum yang tetap dibayar meskipun listrik dipadamkan ketika
produksi nol. Banyak biaya termasuk dalam kategori ini, tetapi metode direct costing
menghendaki semua biaya hanya diklasifikasikan ke dalam biaya tetap atau biaya variabel.
Lihat 5.2 berikut ini.
14
Pada kasus bengkel mobil (EN-3.1-TR10), hanya cat mobil, pengencer cat (1), kawat las,
dempul (2), suku cadang mobil (4) dan minyak pelumas (5) bisa merupakan biaya
variabel. Selebihnya harus diklasifikasikan sebagai biaya tetap meskipun beberapa biaya,
seperti tagihan listrik bengkel (6), tagihan tilpun bengkel (10) dan tagihan air bengkel
(12) adalah biaya semi-variebel.
15
tetap lainnya). Metode contribution pricing juga dipakai untuk mencapai sasaran
kemampulabaan (profitability) dengan memaksimumkan pemanfaatan aktiva fisik
(bangunan, mesin, peralatan) dan sumberdaya manusia, karena kapasitasnya tidak bisa
disimpan atau akan habis dengan berakhirnya waktu.
Diskon harga bisa menjadi alat yang efektif untuk bisnis baru atau produk baru untuk
memasuki pasar. Diskon harga yang umum dipakai adalah harga promosi, diskon volume,
diskon perdagangan dan diskon tunai.
(1) Harga promosi adalah harga yang dikurangi untuk memperkenalkan produk baru ke
pasar yang lama atau produk lama ke pasar yang baru.
(2) Diskon volume adalah pengurangan harga untuk pembelian dalam jumlah besar untuk
memaksimumkan pemanfaatan aktiva fisik dan sumberdaya manusia.
(3) Diskon perdagangan adalah diskon harga agar para pedagang perantara (distributor,
agen, pengecer) tertarik untuk ikut memasarkan produk.
(4) Diskon tunai adalah diskon yang diberikan kepada pelanggan yang membayar tunai
atas barang yang dijual secara kredit.
Pada kasus percetakan kecil (EN-3.1-TR13), buklet (1), selebaran promosi (2), undangan
perkawinan (3) adalah produk sangat spesifik dan cost-plus pricing paling sesuai. Produk
lain seperti kartu nama (4), faktur toko (5), buku tahunan sekolah (6), label, sticker (7)
dan kepala surat (8) adalah produk bersaing dan umumnya dipesan pelanggan yang sangat
memperhatikan harga, sehingga market-based pricing paling sesuai. Sedang peta kota (9)
berdasarkan kontrak jangka-panjang dengan penerbit dan bisa dipakai untuk memanfaatkan
aktiva produktif dan sumberdaya manusia, sehingga contribution pricing lebih sesuai.
5. Kalkulasi Laba
Laba adalah pendapatan (penjualan) perusahaan dikurangi biaya-biaya seperti upah, sewa,
bahan bakar, bahan langsung, bunga dan penyusutan. Ada dua cara mengihutng laba, yaitu.
full costing (juga disebut absorption costing) dan direct costing (biaya variabeling).
5.1 Full Costing
Laporan laba-rugi berdasarkan full costing tampak sebagai berikut:
Laporan laba-rugi (Full Costing)
Pendapatan (Penjualan)
Harga pokok penjualan (Semua biaya produksi)
Laba kotor
Biaya operasional:
Biaya penjualan
Biaya administrasi dan umum
+
Jumlah biaya operasional
Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT)
Biaya bunga
Laba sebelum pajak (EBT)
Pajak perseroan
Laba setelah pajak (EAT) atau laba bersih
16
XXXXX
XXXXX
XXXX
XX
XX
-
XXX
XXX
XX
XXX
XX
XXX
Laporan laba-rugi full-costing adalah format yang paling lazim dan sudah diperkenalkan dalam
Unit Pemebelajaran 2.5 dari MODUL 2. Klasifikasi biaya atas dasar kaitannya dengan produk
sebagaimana dibahas pada butir 2, Kategori Biaya, di mana biaya bisnis terdiri atas biaya
produk, biaya operasional dan biaya keuangan (bunga).
Harga pokok penjualan (COGS) pada dasarnya adalah biaya produk. Dalam usaha dagang,
COGS adalah harga beli barang dagangan.
Dalam bisnis manufaktur, biaya produk terdiri dari bahan langsung, tenaga kerja langsung dan
overhead pabrik. Ketiga komponen biaya itu (termasuk overhead pabrik) harus dialokasikan
pada produk tertentu, sehingga biaya produk per unit adalah jumlah biaya bahan langsung per
unit plus biaya tenaga kerja langsung per unit plus biaya overhead per unit. Biaya produksi
adalah biaya produk per unit dikalikan dengan kuantitas produksi.
Harga pokok produksi (COGM) adalah:
Harga pokok
produksi
(COGM)
Biaya produksi
Persediaan
awal bahan
dalam
proses
Persediaan
akhir bahan
dalam proses
Untuk beberapa bisnis manufaktur, persediaan bahan dalam proses cenderung konstan
sehingga persediaan awal bahan dalam proses selalu sama dengan persediaan akhir bahan
dalam proses. Contohnya adalah pabrik yang memproduksi produk cair seperti minyak goreng,
kecap. Beberapa bisnis berusaha menyelesaikan proses produksi setiap akhir periode
sehingga persediaan bahan dalam proses cenderung nol. Contohnya adalah perusahaan
mebel yang setiap Jumat sore meminta karyawan bekerja lembur menyelsaikan produk
sehingga siap dijual Senin pagi. Dalam kedua kasus itu harga pokok produksi equals sama
dengan biaya produksi, jumlah tenaga kerja langsung, tenaga kerja langsung, biaya overhead
pabrik; atau biaya produk per unit dikalikan dengan kuantitas produksi.
Harga pokok penjualan (COGS) adalah penyesuaian terhadap COGM:
Harga pokok
penjualan
(COGS)
Harga pokok
produksi
(COGM)
Persediaan
awal
barang jadi
Persediaan
akhir barang
jadi
Perusahaan manufaktur yang beroperasi di pasar persaingan perlu memiliki persediaan barang
jadi untuk mengantisipasi peningkatan permintaan pasar yang tak terduga. Dalam hal
demikian, kurang sahih berasumsi bahwa persediaan barang jadi konstan atau nol setiap akhir
periode. Bahkan jika kuantitasnya konstan, COGS bergantung kepada penilaian persediaan
karena peubahan biaya produk per unit dari waktu ke waktu.
Bisnis manufaktur berskala kecil, terutama usaha kecil yang baru dibuka, biasanya
memproduksi barang jadi sejumlah yang akan dijualnya dan membeli bahan baku sejumlah
yang dibutuhkannya, karena perusahaan kecil secara finansial terlalu lemah untuk
menyediakan persediaan penyangga (buffer stock) untuk barang jadi atau bahan baku.
Wirausahawan bisnis kecil biasanya mengantisipasi, atau memberikan respon yang cepat
terhadap fluktuasi permintaan pasar. Persediaan awal dan akhir barang jadi adalah nol.
Terlepas dari itu semua, harga pokok penjualan adalah biaya produk per unit dikalikan dengan
kuantitas penjualan, bukan kuantitas produksi.
17
Kuantitas penjualan
Rumus di atas bisa langsung diterapkan dalam bisnis dagang di mana biaya produk per unit
adalah harga beli barang dagangan. Untuk perusahaan manufaktur multi-produk, atau bisnis
dagang yang menangani beberapa barang dagangan, harga pokok penjualan adalah jumlah
harga pokok penjualan semua produk.
Meskipun dengan berbagai asumsi penyederhanaan mengenai persediaan di atas, kesulitan
utama dalam menghitung harga pokok penjualan dalam bisnis kecil adalah dalam mengaitkan
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dengan produk, terutama bila
perusahaan memproduksi beberapa jenis produk. Dalam bisnis kecil, spesialisasi pekerjaan
tidak terlalu sepsifik, anggota organisasi bisa mengerjakan tugas-tugas umum selain tugas
khususnya. Banyak pekerjaan dalam perusahaan dikerjakan oleh pemilik, mitra usaha atau
pemegang saham lain yang tidak menerima upah. Karyawan direkrut dari lingkungan keluarga,
tetangga, teman, dsbnya.
Kesulitan juga timbul pada biaya overhead pabrik. Banyak komponen overhead pabrik, seperti
listrik dan penyusutan gedung bisa juga merupakan komponen biaya operasional, karena
dalam bisnis kecil pabrik, kantor dan gudang berada dalam satu bangunan. Kerumitan
meningkat jika perusahaan memproduksi beberapa produk, sehingga biaya overhead pabrik
perlu dialokasikan untuk berbagai produk. Alokasi biaya overhead pabrik yang rumit itu
sesungguhnya tidak perlu terutama untuk bisnis kecil yang menggunakan teknologi padat
karya, karena biaya overhead pabrik merupakan bagian kecil dari keseluruhan biaya.
5.2 Direct Costing
Alternatif untuk full costing adalah direct costing, yang berdasarkan perilaku biaya (lihat butir 3
di atas), bukan kaitan biaya dengan produk. Format laporan laba-rugi berdasarkan direct
costing adalah sebagai berikut:
Laporan laba-rugi (Direct Costing)
Pendapatan (Penjualan)
Biaya langsung barang:
Bahan langsung
Tenaga kerja langsung
+
Overhead pabrik variabel
Jumlah biaya variabel
Marjin kontribusi (contribution margin)
Biaya tetap:
Biaya produksi tetap
Biaya penjualan tetap
+
Biaya administrasi dan umum tetap
Jumlahbiaya tetap
Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT)
Biaya bunga
Laba sebelum pajak (EBT)
Pajak perseroan
Laba setelah pajak (EAT) atau laba bersih
XXXXX
XXX
XXX
XX
XXXX
XXXX
XXXX
XX
XX
XX
XXX
XXX
XXX
XX
XXX
XX
XXX
Perbedaan antara full costing dan direct costing terletak pada apa saja yang masuk dalam
biaya produk. Dengan full costing, biaya produk mencakup bahan langsung, tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik, baik overhead pabrik variabel MAUPUN overhead pabrik
18
tetap. Dengan direct costing, biaya produk mencakup bahan langsung, plus tenaga kerja
langsung dan overhead pabrik yang variabel SAJA. Biaya produk yang tetap, atau yang untuk
mudahnya diklasifikasikan ke dalam biaya tetap, dikelompokkan ke dalam biaya tetap
bersama-sama dengan biaya operasional (biaya penjualan dan biaya adminsitrasi).
Dengan full costing, pendapatan minus harga pokok penjualan disebut laba kotor. Dengan
direct costing, pendapatan minus biaya langsung produk disebut contribution margin. Dalam
bisnis kecil, di mana cukup sahih berasumsi bahwa kuantitas penjualan sama dengan kuantitas
produksi, full costing dan direct costing akan menghasilkan angka laba yang sama. Contoh
berikut ini dimodifikasi dari latihan kelas dalam Modul 2, Unit Pembelajaran 2.5:
_____________________________________________________________________
Pembuat Jaket
Dalam bulan Januari 2007, pembuat jaket memproduksi 200 buah, dan menjual juga 200 buah
dengan harga jual @ Rp. 185,000.
Setiap jaket membutuhkan bahan langsung berikut ini:
2 mtr
1.2 mtr
1 buah
@
45,000
10,000
7,500
19
Rp.
600,000
630,000
1,500,000
800,000
470,000
4,000,000
Rp.
90,000
12,000
7,500
109,500
18,000
Units
200
Per Unit
20,000
147,500
Harga pokok penjualan (COGS) bulan Januari 2007 Rp. 147,500 x 200 = Rp. 29,500,000.
Dengan direct costing, hanya bahan langsung (kain tahan air, kain pelapis dan zipper) yang
benar-benar variabel dan dimasukkan ke dalam biaya produk.
Biaya langsung barang:
Kain tahan air
Kain pelapis
Zipper
Biaya langsung barang/unit
@
45,000
10,000
7,500
2 mtr
1.2 mtr
1 buah
Rp.
90,000
12,000
7,500
109,500
Biaya langsung barang bulan Januari 2007 Rp. 109,500 x 200 = Rp. 21,900,000.
Memotong, menjahit, membersihkan benang, mengemas dilakukan karyawan bergaji bulanan,
dan tidak tergantung kuantitas produksi. Dengan sistem penggajian ini mereka juga melakukan
tugas-tugas lain seperti pembersihan, pengangkutan, penggudangan, yang bukan kegiatan
produksi. Beberapa komponen biaya overhead pabrik mungkin bersifat semi-variabel. Untuk
mudahnya, dengan direct costing seluruh overhead pabrik diperlakukan sebagai biaya tetap:
Rp.
3,600,000
600,000
630,000
1,500,000
800,000
470,000
5,000,000
500,000
13,100,000
Kalkulasi laba dengan full costing dan direct costing tampak pada tabel berikut ini:
Full costing
Penjualan
COGS
Laba kotor
Biaya operasional:
Biaya penjualan
Alat tulis kantor
Direct costing
Rp.
37,000,000 Penjualan
29,500,000 Biaya variabel
7,500,000 Marjin kontribusi
Biaya tetap:
5,000,000 Memotong, menjahit,
500,000
Rp.
37,000,000
21,900,000
15,100,000
3,600,000
600,000
630,000
1,500,000
800,000
470,000
5,000,000
500,000
13,100,000
2,000,000
____________________________________________________________________________
Direct costing bukannya tanpa masalah. Pendekatan ini menghendaki semua biaya
diklasifikasikan sebagai biaya tetap dan biaya variabel, meskipun banyak biaya dalam bisnis
20
memiliki ciri-ciri semi-variabel. Namun untuk usaha kecil, permasalahan ini tidak terlalu rumit
dibandingkan dengan alokasi biaya overhead dalam full costing, karena kegiatan produksi dan
kegiatan operasional cenderung menggunakan aktiva fisik dan sumberdaya manusia yang
sama. Alokasi biaya tenaga kerja dan biaya overhead sulit, dan sesungguhnya tidak perlu.
Bisnis baru umumnya usaha skala kecil. Pendekatan direct costing dapat memotivasi usaha
skala kecil untuk meningkatkan jumlah penjualan sejak awal operasinya karena:
(1) Kecuali untuk produk-produk yang sangat inovatif, usaha skala kecil cenderung menjadi
price takers, dan tidak bisa mempengaruhi harga pasar.
(2) Usaha skala kecil juga kurang atau tidak bisa mengendalikan harga barang dan jasa yang
dibutuhkannya, tapi tidak berarti usaha skala kecil tidak bisa mengendalikan biayanya.
(3) Sangat relevan bagi usaha kecil meningkatkan volume penjualan untuk meningkatkan
kemampulabaannya, dalam batas-batas kejenuhan pasar dan/atau kemampuan
finansialnya menjual produk secara kredit dan menyediakan persediaan antisipatif.
Untuk alasan-alasan di atas, hal-hal terpenting dalam menilai kemampulabaan usaha skala
kecil adalah:
(1) Pastikan untuk mencakup SEMUA biaya yang relevan untuk memproduksi dan menjual
produk, baik biaya produk atau biaya operasional, biaya tetap atau biaya variabel.
(2) Kemampulabaan bisa ditingkatkan tidak hanya dengan meningkatkan harga jual atau
penghematan biaya, tetapi juga dengan peningkatan JUMLAH PENJUALAN atau
KEGIATAN BISNIS.
(3) Meskipun laba per unit produk penting, khususnya dalam penetapan harga jual, LABA
MENYELURUH (laporan laba-rugi) lebih relevan untuk menilai kemampulabaan bisnis.
Pada kasus sortasi limbah (EN-3.1-TR15), laba per kg limbah plastik atau limbah kertas
sangat kurang memadai untuk menilai kemampulabaan bisnis sortasi limbah. Pertanyaannya
adalah apa biaya-biaya lain yang timbul dan berapa kg masing-masing limbah dijual.
5.3 Proyeksi laba-rugi untuk usaha skala kecil. Format umum laporan laba-rugi bisa dipakai
untuk proyeksi laba-rugi usaha skala kecil di sektor perdagangan:
Proyeksi laba-rugi Usaha perdagangan
Penjualan
Harga pokok penjualan (Harga beli barang dagangan)
Laba kotor
Biaya-biaya lain:
Upah/gaji
Penyusutan
Sewa
Sarana umum (listrik, tilpun, air)
Periklanan/promosi
+
dsbnya.
Jumlah biaya-biaya lain
5. Laba sebelum bunga dan pajak
6. Bunga
7. Laba sebelum pajak
1.
2.
3.
4.
21
XX
XX
XX
XX
X
XX
XXX
XXXXX
XXXX
XXXX
XXX
XXX
X
XX
Jika harga beli konstan maka harga pokok penjualan adalah harga beli barang dikalikan jumlah
penjualan. Untuk usaha dagang multi-produk, harga pokok penjualan adalah jumlah harga
pokok penjualan semua produk. Usaha dagang barang konsumen seperti mini-market
menangani terlalu banyak produk untuk diperlakukan secara individual. Pendapatan dinyatakan
dalam nilai uang, dan dikelompokkan atas dasar kategori produk dan bukan masing-masing
produk. Harga pokok penjualan bisa dihitung atas dasar markup yang umum untuk masingmasing kategori produk.
Untuk usaha skala kecil di sektor manufaktur, format of proyeksi laba-rugi bisa disesuaikan
untuk menghindari permasalahan alokasi biaya. Seperti dibahas dalam pendekatan direct
costing, biaya produk hanya terdiri atas bahan langsung plus tenaga kerja langsung dan biaya
overhead variabel, disebut biaya langsung barang.
Proyeksi laba-rugi Usaha manufaktur
Penjualan
Biaya langsung barang
Marjin kotor
Biaya-biaya lain:
XX
Upah/gaji
XX
Penyusutan
XX
Sewa
XX
Sarana umum (listrik, tilpun, air)
X
Periklanan/promosi
+
XX
dsbnya.
Jumlah biaya-biaya lain
XXX
5. Laba sebelum bunga dan pajak
6. Bunga
7. Laba sebelum pajak
1.
2.
3.
4.
XXXXX
XXXX
XXXX
XXX
XXX
X
XX
Biaya langsung barang adalah biaya langsung barang per unit dikalikan dengan jumlah barang
yang terjual. Biaya-biaya lain mencakup semua biaya di luar biaya langsung barang.
Untuk usaha skala kecil di sektor jasa (penilai, konsultan), biaya langsung penjualan biasanya
hanya terdiri atas barang perlengkapan yang merupakan bagian kecil dari biaya produk.
Proyeksi laba-rugi Usaha jasa
Penjualan
Biaya langsung penjualan
Marjin kotor
Biaya-biaya lain:
XX
Upah/gaji
XX
Penyusutan
XX
Sewa
XX
Sarana umum (listrik, tilpun, air)
X
Periklanan/promosi
+
XX
dsbnya.
Jumlah biaya-biaya lain
XXX
5. Laba sebelum bunga dan pajak
6. Bunga
7. Laba sebelum pajak
1.
2.
3.
4.
XXXXX
XXXX
XXXX
XXX
XXX
X
XX
Biaya langsung penjualan adalah biaya langsung per unit dikalikan jumlah penjualan. Biayabiaya lain mencakup semua biaya produksi dan biaya operasional di luar biaya langsung
penjualan.
22
Kode
EN-3.1-TR4
Topik 3.1.2
Transparan 4/30
Minggu 1
(2)
(3)
23
> BIAYA
Kode
EN-3.1-TR5
Topik 3.1.2
Transparan 5/30
Biaya Bisnis
Minggu 1
24
Kode
EN-3.1-TR6
Topik 3.1.2
Transparan 6/30
Minggu 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
25
Kode
EN-3.1-TR7
Topik 3.1.2
Transparan 7/30
Kategori Biaya
Minggu 1
Kode
EN-3.1-TR8
Topik 3.1.2
Transparan 8/30
Minggu 1
Jeruk segar
Botol
Bahan bakar mobil pengangkut
Gaji operator mesin pemeras
Gaji pengemudi mobil pengangkut
Alat-alat tulis kantor
Penyusutan mesin pemeras
Sewa ruang dan bangunan pabrik
Kontrak pemeliharaan mesin pemeras
Sewa mobil pengangkut
Tagihan tilpun pabrik
Gaji staf administrasi
Tagihan air pabrik
Label
Komisi penjualan untuk toko-toko pengecer
Tagihan listrik pabrik
Pemanis, vitamin dan adonan lain
27
Kode
EN-3.1-TR9
Topik 3.1.2
Transparan 9/30
Perilaku Biaya
Minggu 1
28
Kode
EN-3.1-TR10
Topik 3.1.2
Transparan
10/30
Minggu 1
29
Kode
EN-3.1-TR11
Topik 3.1.3
Transparan
11/30
Minggu 1
30
Kode
EN-3.1-TR12
Topik 3.1.3
Transparan
12/30
Minggu 1
31
Kode
EN-3.1-TR13
Topik 3.1.3
Transparan
13/30
Minggu 1
Buklet
Selebaran promosi
Undangan perkawinan
Kartu nama
Faktur toko
Buku tahunan sekolah
Label, sticker
Kepala surat
Peta kota (city map)
32
Kode
EN-3.1-TR14
Topik 3.1.4
Transparan
14/30
Minggu 1
PENDAPATAN
(Penjualan)
> BIAYA
33
Kode
EN-3.1-TR15
Topik 3.1.4
Transparan
15/30
Minggu 1
sortasi
34
limbah
itu
Kode
EN-3.1-TR16
Topik 3.1.4
Transparan
16/30
Minggu 1
Penjualan
XXXXX
1
Harga pokok penjualan
- XXXX
Laba kotor
XXXX
2
Biaya-biaya lain :
XX
Upah/gaji
XX
Penyusutan
XX
Sewa
XX
Sarana umum
X
Bahan bakar
X
Periklanan/promosi
+
XX
dsbnya.
Jumlah biaya-biaya lain
XXX XXX
5. Laba sebelum bunga dan pajak
XXX
6. Bunga
X
7. Laba sebelum pajak
XX
Catatan:
1
35
Kode
EN-3.1-TR17
Topik 3.1.4
Transparan
17/30
Minggu 1
Penjualan
XXXXX
1
Biaya langsung barang
- XXXX
Marjin kotor
XXXX
2
Biaya-biaya lain :
XX
Upah/gaji
XX
Penyusutan
XX
Sewa
XX
Sarana umum
X
Bahan bakar
X
Periklanan/promosi
+
XX
dsbnya.
Jumlah biaya-biaya lain
XXX XXX
5. Laba sebelum bunga dan pajak
XXX
6. Bunga
X
7. Laba sebelum pajak
XX
Catatan:
1
36
Kode
EN-3.1-TR18
Topik 3.1.4
Transparan
18/30
Minggu 1
Penjualan
XXXXX
1
Biaya langsung penjualan
- XXXX
Marjin kotor
XXXX
2
Biaya-biaya lain :
XX
Upah/gaji
XX
Penyusutan
XX
Sewa
XX
Sarana umum
X
Bahan bakar
X
Periklanan/promosi
+
XX
dsbnya.
Jumlah biaya-biaya lain
XXX XXX
5. Laba sebelum bunga dan pajak
XXX
6. Bunga
X
7. Laba sebelum pajak
XX
Catatan:
1
37
Kode
EN-3.1-HO1
Handout
Unit Pembelajaran 3.1
HO 1
1. Biaya Bisnis
Biaya dalam bisnis adalah nilai semua masukan (atau faktor-faktor produksi) yang habis
dipakai untuk memproduksi dan menjual produk (bisa berupa barang atau jasa), dan dipulihkan
bila produk dijual. Faktor-faktor produksi mencakup bahan langsung, tenaga kerja,
bangunan, mesin, listrik, jasa, modal, dsbnya, yang juga dipakai kegiatan bisnis. Untuk
mengidentifikasi biaya barang atau jasa, ada sekurang-kurangnya tiga hal yang perlu
dipastikan, yaitu:
(a) Masukan (input) harus berkaitan dengan barang dan jasa yang diproduksi dan dijual
(pengeluaran pribadi bukan biaya bisnis). Sebagai contoh, ongkos taxi untuk mengambil
contoh produk adalah biaya, tapi biaya taxi tambahan untuk rekreasi keluarga setelah
mengambil contoh produk bukan biaya;
(b) Masukan menjadi biaya ketika dipakai, bukan ketika dibeli (penyusutan dan pembebanan
uang muka merupakan biaya meskipun tidak ada pembayaran). Biaya berbeda dengan
pengeluaran kas atau biaya tunai, yaitu pengeluaran kas untuk membeli dan mekai suatu
sumberdaya. Biaya adalah nilai uang sumberdaya ketika digunakan. Sebagai contoh,
pengeluaran kas terjadi ketika mesin dibeli, tetapi biaya mesin dibebankan sepanjang masa
aktif mesin, dalam bentuk penyusutan; dan
(c) Biaya dipulihkan ketika produk dijual (nilai produk yang tidak terjual terbawa pada
persediaan akhir). Sebagai contoh, harga beli 400 jaket adalah biaya bagi pedagang jaket.
Tapi jika hanya 320 unit yang dijual, hanya biaya 320 unit itu yang dipulihkan atau diganti
oleh penjualan. Laporan laba-rugi hanya menyangkut biaya yang dipulihkan.
2. Kategori Biaya
Biaya bisnis diklasifikasikan atas dasar kaitannya dengan produk (barang atau jasa) sebagai
berikut:
Biaya produk, mencakup semua biaya yang diperlukan untuk memproduksi barang atau
jasa. Untuk bisnis perdagangan, biaya produk adalah harga beli barang dagangan.
Biaya uang, atau bunga yang dibayar untuk meminjam uang dari bank, lembaga keuangan
dan kreditur lainnya.
Biaya produk adalah jumlah dari tiga komponen, yaitu (1) bahan langsung, (2) tenaga kerja
langsung dan (3) overhead pabrik.
(1) Bahan langsung adalah semua bahan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari produk
jadi dan yang bisa langsung diperhitungkan dalam biaya produk. Contohnya kayu untuk
membuat mebel dan pelat baja untuk membuat bodi mobil.
38
(2) Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang langsung terlibat dalam pembuatan atau
produksi produk jadi, misalnya tenaga terampil dan tenaga kasar yang ditugaskan
memproduksi produk tertentu. Contohnya tukang kayu pada pabrik mebel dan tukang las
pada pabrik karoseri.
(3) Overhead pabrik mencakup semua biaya manufaktur yang tidak bisa dikaitkan langsung
pada sesuatu produk, atau semua biaya manufaktur kecuali bahan langsung dan tenaga
kerja langsung. Overhead pabrik meliputi (a) bahan tak langsung, (b) tenaga kerja tak
langsung dan (c) biaya-biaya tak langsung lainnya, seperti penyusutan.
(a) Bahan tak langsung adalah bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat suatu
produk yang jumlah pemakaiannya sangat terbatas sehingga kurang berarti bila
diperlakukan sebagai bahan langsung. Contohnya listrik, minyak pelumas, majun
pembersih, sikat di pabrik.
(b) Tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja yang tidak secara langsung tampak
pada bentuk atau komposisi produk jadi. Contohnya biaya tenaga kerja pengawas,
tenaga administrasi gudang, pembersih ruangan, tenaga pemeliharaan.
(c) Penyusutan adalah beban penggunaan aktiva fisik untuk membuat produk. Biaya
penyusutan mesin adalah biaya perolehan mesin dibagi dengan jumlah tahun pada usia
penyusutannya berapapun jumlah barang yang diproduksi. Mesin, peralatan, bangunan
dan aktiva fisik lainnya, kecuali tanah, disusutkan. Untuk aktiva non-fisik atau aktiva tak
berwujud (seperti biaya hukum, perizinan, promosi awal dan biaya pra-operasi lainnya,
dsbnya.) biaya penyusutannya disebut amortisasi.
Biaya operasional (biaya komersial) terdiri atas (1) biaya penjualan (juga disebut baya
pemasaran atau biaya distribusi) dan (2) biaya administrasi dan umum (atau biaya
administrasi saja).
(1) Biaya penjualan mulai ketika biaya manufaktur (biaya produk) di atas berakhit, yaitu, ketika
produksi selesai dan produk siap dijual. Biaya penjualan mencakup biaya-biaya untuk
menjual dan menyerahkan produk. Biaya penjualan bisa mencakup gaji tenaga penjualan,
biaya perjalanan mereka, komisi penjualan, biaya pembuatan contoh, penyusutan atau
sewa kantor penjualan, biaya transportasi, periklanan, dsbnya.
(2) Biaya administrasi dan umum mencakup semua biaya untuk manajemen dan
administrasi organisasi perusahaan. Beberapa di antaranya adalah alokasi biaya overhead
pabrik atau biaya penjualan. Contohnya gaji manajemen, gaji staf kantor, alat tulis dan
cetak, komunikasi tilpun dan internet, penyusutan kantor atau sewa kantor, biaya hukum,
biaya audit, dsbnya.
Biaya uang, biasanya bunga pinjaman (kredit) dalam dua bentuk, yaitu bunga flat (flat rate), di
mana bunga dihitung atas dasar pokok pinjaman awal, dan bunga menurun (declining rate)
yang dihitung atas dasar sisa pinjaman. Bunga flat 12% selama 12 bulan untuk pinjaman 12
juta adalah 1% per bulan atau Rp. 120.000 per bulan atau seluruhnya Rp. 1.440.000 per tahun
meskipun pokok pinjaman terus menurun dengan pembayaran angsuran bulanan. Dengan
demikian bunga flat 12% per tahun akan sama dengan bunga atas dasar sisa pinjaman 22.15%
per tahun.
3. Perilaku Biaya
Biaya bisnis bisa diklasifikasikan atas dasar perilaku biaya ke dalam biaya variabel, biaya
tetap dan biaya semi-variabel.
39
(1) Biaya variabel adalah biaya yang berubah sebanding dengan kegiatan bisnis. Contohnya
bahan baku yang pemakaiannya meningkat dengan peningkatan yang berkaitan langsung
dengan peningkatan produksi. Jika satu tempat tidur memerlukan kayu 0,4 M3,
memproduksi 2 tempat tidur membutuhkan 0,8 M3 kayu, 10 tempat tidur 4 M3 kayu, dsbnya.
Bila produksi berhenti dan tidak ada produk yang dibuat, biaya bahan baku adalah nol.
(2) Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah dengan perubahan kegiatan
bisnis, dalam periode waktu atau volume produksi tertentu. Biaya tetap oleh karena juga
disebut biaya periode (period cost). Contoh biaya tetap adalah sewa dan biaya penyusutan
yang tetap merupakan biaya meskipun produksi berhenti.
(3) Biaya semi-variabel memiliki elemen-elemen biaya variabel dan biaya tetap. Contoh biaya
semi-variabel adalah listrik dengan beban minimum yang tetap dibayar meskipun listrik
dipadamkan ketika produksi nol. Banyak biaya termasuk dalam kategori ini, tetapi metode
direct costing menghendaki semua biaya hanya diklasifikasikan ke dalam biaya tetap atau
biaya variabel.
40
(2) Market-based pricing yaitu penetapan harga jual dengan mempertimbangkan respon
pelanggan kepada berbagai tingkat harga, persepsi konsumen terhadap nilai produk, dan
juga respon pesaing. Respon pesaing yang mungkin adalah pemotongan harga, masuk dan
keluar dari industri.
(3) Contribution pricing pada dasarnya adalah metode yang berdasarkan biaya tetapi juga
mempertimbangkan harga pasar yang berlaku, dengan fokus memaksimumkan contribution
margin (harga jual minus biaya variabel per unit), untuk menutup biaya tetap yang besar,
meliputi biaya overhead (overhead pabrik, overhead kantor, gaji tetap, dan biaya-biaya
tetap lainnya). Metode contribution pricing juga dipakai untuk mencapai sasaran
kemampulabaan (profitability) dengan memaksimumkan pemanfaatan aktiva fisik
(bangunan, mesin, peralatan) dan sumberdaya manusia, karena kapasitasnya tidak bisa
disimpan atau akan habis dengan berakhirnya waktu.
Diskon harga bisa menjadi alat yang efektif untuk bisnis baru atau produk baru untuk
memasuki pasar. Diskon harga yang umum dipakai adalah harga promosi, diskon volume,
diskon perdagangan dan diskon tunai.
(1) Harga promosi adalah harga yang dikurangi untuk memperkenalkan produk baru ke pasar
yang lama atau produk lama ke pasar yang baru.
(2) Diskon volume adalah pengurangan harga yang diberikan untuk pembelian dalam jumlah
besar untuk memaksimumkan pemanfaatan aktiva fisik dan sumberdaya manusia.
(3) Diskon perdagangan adalah diskon harga agar para pedagang perantara (distributor,
agen, pengecer) tertarik untuk ikut memasarkan produk.
(4) Diskon tunai adalah diskon yang diberikan kepada pelanggan yang membayar tunai atas
barang yang dijual secara kredit.
5. Kalkulasi Laba
Laba adalah pendapatan (penjualan) perusahaan dikurangi biaya-biaya seperti upah, sewa,
bahan bakar, bahan langsung, bunga dan penyusutan. Biaya meliputi biaya produk, biaya
operasional dan bunga.
Bisnis baru umumnya adalah usaha skala kecil. Pendekatan direct costing dapat memotivasi
usaha skala kecil untuk meningkatkan jumlah penjualan sejak awal operasinya karena hal-hal
berikut ini:
(1) Kecuali untuk produk-produk yang sangat inovatif, usaha skala kecil hanya bisa mengikuti
harga yang ditentukan oleh pasar atau cenderung menjadi price takers, dan tidak bisa
mempengaruhi harga pasar.
(2) Usaha skala kecil juga kurang atau tidak bisa mengendalikan harga barang dan jasa yang
dibutuhkannya (bahan langsung, upah), tapi hal ini tidak berarti usaha skala kecil tidak bisa
mengendalikan biayanya.
(3) Sangat relevan bagi usaha kecil meningkatkan volume penjualan untuk meningkatkan
kemampulabaannya, dalam batas-batas kejenuhan pasar dan/atau kemampuan
finansialnya menjual produk secara kredit dan menyediakan persediaan antisipatif.
Untuk alasan-alasan di atas, hal-hal terpenting dalam menilai kemampulabaan usaha skala
kecil adalah:
41
(1) Pastikan untuk mencakup SEMUA biaya yang relevan untuk memproduksi dan menjual
produk, apakah biaya-biaya itu adalah biaya produk atau biaya operasional, biaya tetap
atau biaya variabel.
(2) Kemampulabaan bisa ditingkatkan tidak hanya dengan peningkatan harga jual atau
penghematan biaya, tetapi juga dengan meningkatkan JUMLAH PENJUALAN atau
KEGIATAN BISNIS.
(3) Meskipun laba per unit produk penting, khususnya dalam penetapan harga jual, LABA
MENYELURUH (sebagaimana tercermin dalam laporan laba-rugi) lebih relevan untuk
menilai kemampulabaan bisnis.
Proyeksi laba-rugi untuk usaha skala kecil. Format umum laporan laba-rugi bisa dipakai
untuk proyeksi laba-rugi usaha skala kecil di sektor perdagangan, di mana harga pokok
penjualan adalah harga beli barang dagangan:
Proyeksi laba-rugi Usaha perdagangan
Penjualan
Harga pokok penjualan (Harga beli barang dagangan)
Laba kotor
Biaya-biaya lain:
Upah/gaji
Penyusutan
Sewa
Sarana umum (listrik, tilpun, air)
Periklanan/promosi
+
dsbnya.
Jumlah biaya-biaya lain
5. Laba sebelum bunga dan pajak
6. Bunga
7. Laba sebelum pajak
1.
2.
3.
4.
XX
XX
XX
XX
X
XX
XXX
XXXXX
XXXX
XXXX
XXX
XXX
X
XX
Jika harga beli konstan maka harga pokok penjualan adalah harga beli barang dikalikan jumlah
penjualan. Untuk usaha dagang multi-produk, harga pokok penjualan adalah jumlah harga
pokok penjualan semua produk. Usaha dagang barang konsumen seperti mini-market
menangani terlalu banyak produk untuk diperlakukan secara individual. Pendapatan dinyatakan
dalam nilai uang, dan dikelompokkan atas dasar kategori produk dan bukan masing-masing
produk. Harga pokok penjualan bisa dihitung atas dasar markup yang umum untuk masingmasing kategori produk.
Untuk usaha skala kecil di sektor manufaktur, format of proyeksi laba-rugi bisa disesuaikan
untuk menghindari permasalahan alokasi biaya. Seperti dibahas dalam pendekatan direct
costing, biaya produk hanya terdiri atas bahan langsung plus tenaga kerja langsung dan biaya
overhead variabel, disebut biaya langsung barang.
42
XXXXX
XXXX
XXXX
XXX
XXX
X
XX
Biaya langsung barang adalah biaya langsung barang per unit dikalikan dengan jumlah barang
yang terjual. Biaya-biaya lain mencakup semua biaya di luar biaya langsung barang.
Untuk usaha skala kecil di sektor jasa (penilai, konsultan), biaya langsung penjualan biasanya
hanya terdiri atas barang perlengkapan yang merupakan bagian kecil dari biaya produk.
Proyeksi laba-rugi Usaha jasa
Penjualan
Biaya langsung penjualan
Marjin kotor
Biaya-biaya lain:
Upah/gaji
Penyusutan
Sewa
Sarana umum (listrik, tilpun, air)
Periklanan/promosi
+
dsbnya.
Jumlah biaya-biaya lain
5. Laba sebelum bunga dan pajak
6. Bunga
7. Laba sebelum pajak
1.
2.
3.
4.
XX
XX
XX
XX
X
XX
XXX
XXXXX
XXXX
XXXX
XXX
XXX
X
XX
Biaya langsung penjualan adalah biaya langsung per unit dikalikan jumlah penjualan. Biayabiaya lain mencakup semua biaya produksi dan biaya operasional di luar biaya langsung
penjualan.
43
Kode
EN-3.1TN3
Tujuan:
Langkah-langkah
Waktu
Metode
Bahan
45 Latihan
kelompok
Flipchart
30 Presentasi
kelompok
Papan tulis
atau flipchart
EN-3.1-AG1
44
Rp.
320
80
100.000
55.000
32.000.000
4.400.000
36.400.000
400
320
55.000
500
22.000.000
160.000
22.160.000
14.240.000
2.800.000
2.000.000
800.000
350.000
1.300.000
340.000
800.000
750.000
9.140.000
5.100.000
Catatan:
(1) Tas belanja:
Penjualan diskon tidak menggunakan tas belanja sehingga kuantitas yang dibutuhkan 320
buah, bukan 400 buah.
(2) Penyusutan bangunan toko:
Harga bangunan toko Rp. 240 juta. Biaya penyusutan per bulan Rp. 2 juta (Rp. 240 juta
dibagi 120 atau jumlah bulan dalam 10 tahun).
(3) Tanah:
Tanah tidak disusutkan, nilai tanah (Rp. 65 juta) akan masuk ke dalam neraca dan akan
tetap konstan.
(4) Uang muka dan angsuran bulanan:
Uang muka (Rp. 53 juta) dan angsuran bulanan (Rp. 7.000.000) adalah pembayaran tunai
tapi bukan biaya sehingga tidak dimasukkan ke dalam proyeksi laba-rugi. Biaya yang
dimasukkan adalah penyusutan bangunan toko.
(5) Kontribusi penjualan diskon:
Penjualan diskon menutup kurang-lebih separuh dari biaya-biaya tetap. Tanpa penjualan
diskon, laba sebelum pajak hanya Rp. 700.000 bukan Rp. 5.100.000.
45
Rp.
6.000
15.000
90.000.000
9.000.000
81.000.000
10.800
6.000
6.000
6.000
4.200
1.500
600
100
45.360.000
9.000.000
3.600.000
600.000
58.560.000
22.440.000
3.500.000
1.200.000
1.300.000
3.000.000
2.000.000
600.000
1.750.000
1.250.000
1.800.000
700.000
17.100.000
5.340.000
Catatan:
(1) Penyusutan mesin pemeras:
Harga mesin pemeras Rp. 120 juta. Biaya penyusutan per bulan Rp. 2 juta (Rp. 120 juta
dibagi 60 atau jumlah bulan dalam 5 tahun).
(2) Uang muka mesin pemeras:
Uang muka (Rp. 24 juta) dan angsuran bulanan mesin pemeras (Rp. 4 juta per bulan)
bukan biaya, melainkan pengeluaran kas. Biaya dalam proyeksi laba-rugi adalah biaya
penyusutan.
(3) Sewa ruang pabrik:
Sewa ruang pabrik sudah diabayar untuk 12 bulan (Rp. 36.000.000), biaya sewa per bulan
is Rp. 3.000.000.
(4) Kontrak pemeliharaan:
Kontrak pemeliharaan sudah dibayar di muka untuk 6 bulan (Rp. 3.600.000), biaya per
bulan Rp. 600.000.
(5) Pembelian kembali botol kosong:
Di samping keprihatinan terhadap masalah lingkungan, pembelian kembali botol kosong
juga menyangkt alasan biaya. Produk menjadi lebih murah bagi produsen maupun
konsumen.
46
Bengkel mobil:
PROYEKSI LABA-RUGI
Kuantitas
Penjualan:
Tune-up mesin - pemilik mobil
Tune-up mesin - pedagang mobil bekass
Ganti oli
Perbaikan bodi
Pengecatan bodi
Salon mobil - pemilik mobil
Salon mobil - pedagang mobil bekass
Jumlah penjualan
Biaya langsung penjualan:
Tune-up mesin
Ganti oli
Perbaikan bodi
Pengecatan bodi
Salon mobil
Jumlah biaya langsung penjualan
Marjin kotor
Biaya lain:
Gaji tukang las, tukang cat dan montir
Gaji pembantu bengkel
Penyusutan bangunan bengkel
Penyusutan pembangkit listrik
Penyusutan peralatan las
Tagihan listrik bengkel
Tagihan tilpun bengkel
Tagihan air bengkel
Bahan bakar pembangkit listrik
Kertas gosok, batu gerinda, dsbnya.
Alat penyemprot dan peralatan lain
Alat-alat tulis kantor
Jumlah biaya lain
Laba sebelum pajak
Rp.
10
15
15
10
5
10
30
250,000
150.000
300.000
900.000
2.000.000
300.000
250.000
2,500,000
2.250.000
4.500.000
9.000.000
10.000.000
3.000.000
7.500.000
38.750.000
25
15
10
5
40
0
170.000
400.000
1.060.000
150.000
0
2.550.000
4.000.000
5.300.000
6.000.000
17.850.000
20.900.000
4.500.000
2.500.000
300.000
1.500.000
500.000
2.500.000
750.000
800.000
1.500.000
670.000
800.000
275.000
16.595.000
4.305.000
Catatan:
(1) Pedagang mobil bekas:
Pedagang mobil bekas adalah pelanggan khusus. Untuk pelanggan ini, ongkos jasa untuk
tune-up mesin dan salon mobil lebih rendah dan pembayaran tidak tunai. Hal ini
mencerminkan harapan dari wirausahawan bengkel atas penjualan besar.
(2) Tune-up mesin:
Tune-up mesin sering menyangkut penggantian suku cadang dan bengkel dapat
memperoleh komisi penjualan atau laba dari penggantian ini, sering atas beban pelanggan.
Wirausahawan bengkel ingin menunjukan kepada pelanggannya bahwa bengkel ini
memperoleh pendapatan hanya dari pelayanan yang bermutu.
(3) Biaya penyusutan bangunan bengkel, pembangkit listrik dan peralatan las:
Penyusutan bangunan bengkel Rp. 300.000 (Rp. 36 juta dibagi 120 atau jumlah bulan
dalam 10 tahun), pembangkit listrik Rp. 1.500.000 (Rp. 90 juta dibagi 60 atau jumlah
47
bulan dalam 5 tahun), dan peralatan las Rp. 500.000 (Rp. 30 juta dibagi 60 atau jumlah
bulan dalam 5 tahun).
(4) Angsuran bulanan untuk pembangkit listrik dan peralatan las:
Angsuran bulanan untuk pembangkit listrik (Rp. 10 juta) dan peralatan las (Rp. 5 juta)
adalah pengeluaran kas, bukan biaya.
(5) Alat penyemprot dan peralatan lain:
Alat penyemprot dan peralatan lain (Rp. 800.000) seharusnya disusutkan karena bisa
dipergunakan untuk jangka waktu lama. Tetapi nilainya terlalu kecil dan seluruhnya
dibebankan pada bulan pertama operasi.
48
Percetakan kecil:
PROYEKSI LABA-RUGI
Kuantitas
Penjualan:
Buklet
Selebaran promosi
Undangan perkawinan
Kartu nama
Faktur toko
Buku tahunan sekolah
Label, sticker
Kepala surat
Peta kota (city map)
Jumlah penjualan
Biaya langsung barang:
Buklet
Selebaran promosi
Undangan perkawinan
Kartu nama
Faktur toko
Buku tahunan sekolah
Label, sticker
Kepala surat
Peta kota (city map)
Total biaya langsung barang
Marjin kotor
Biaya lain:
Gaji untuk desainer
Gaji untuk operator mesin cetak
Gaji untuk staf penjualan dan administrasi
Sewa bangunan toko
Penyusutan mesin cetak
Tagihan listrik toko
Tagihan air toko
Tagihan tilpun toko
Computer dan peralatan lainnya
Alat-alat tulis toko
Biaya keamanan dan biaya-biaya lain
Jumlah biaya lain
Laba sebelum pajak
RP.
2.500
15.000
9.000
20.000
50.000
3.000
100.000
35.000
2.500
6.500
800
2.000
100
75
6.000
25
150
9.000
16.250.000
12.000.000
18.000.000
2.000.000
3.750.000
18.000.000
2.500.000
5.250.000
22.500.000
100.250.000
2.500
15.000
9.000
20.000
50.000
3.000
100.000
35.000
2.500
2.600
320
800
60
45
3.600
15
90
6.750
6.500.000
4.800.000
7.200.000
1.200.000
2.250.000
10.800.000
1.500.000
3.150.000
16.875.000
54.275.000
45.975.000
3.500.000
2.500.000
2.100.000
8.000.000
3.500.000
3.400.000
500.000
1.200.000
13.400.000
560.000
1.300.000
39.960.000
6.015.000
Catatan:
(1) Biaya langsung penjualan:
Biaya langsung penjualan adalah hasil estimasi yang wajar, angka-angka persentasenya
berasal dari kebijakan penetapan harga jual. Persentase yang tinggi untuk produk-produk
spesifik terkait dengan cost-plus pricing, persentase rendah untuk produk-produk standar
terkait dengan market-based pricing dan persentase terendah untuk peta kota terkait
dengan contribution pricing.
49
50
Sortasi limbah:
PROYEKSI LABA-RUGI
Kuantitas
Penjualan:
Penjualan limbah plastik terseleksi
Penjualan limbah kertas terseleksi
Penjualan bersih
Biaya langsung barang:
Limbah plastik
Limbah kertas
Jumlah biaya langsung barang
Marjin kotor
Biaya lain:
Gaji karyawan
Penyusutan biaya perbaikan
Biaya transportasi
Peralatan
Tagihan listrik
Biaya lain
Jumlah biaya lain
Laba sebelum pajak
RP.
18.000
2.700
2.000
1.000
36.000.000
2.700.000
38.700.000
24.000
3.000
900
450
21.600.000
1.350.000
22.950.000
15.750.000
1
1
1
1
1
1
2.000.000
400.000
1.400.000
6.250.000
900.000
700.000
2.000.000
400.000
1.400.000
6.250.000
900.000
700.000
11.650.000
4.100.000
Catatan:
(1) Biaya langsung limbah plastik:
1 kg limbah plastik terseleksi memerlukan 1 kg limbah plastik @ Rp. 900, atau Rp. 1,200.
(2) Biaya langsung limbah kertas:
1 kg limbah kertas terseleksi memerlukan 1-1/9 kg limbah kertas @ Rp. 450, atau Rp. 500.
(3) Biaya peralatan Rp. 6.250.000 dibebankan pada bulan pertama.
51
Kode
EN-3.1-AG1
Topik 3.1.2-4
Tugas kelompok
1/3
Minggu 1
Tujuan: Mahasiswa mampu menghitung biaya dan laba sebuah kasus bisnis.
Kelas dibagi menjadi 5 (lima) kelompok. Masing-masing kelompok mengerjakan satu
dari lima kasus bisnis berikut ini:
Kelima kasus itu terlampir. Baca masing-masing kasus dengan cermat. Setiap
informasi yang terkandung di dalamnya sangat relevan, tidak hanya untuk latihan ini
tapi juga untuk latihan-latihan selanjutnya.
Tugas masing-masing kelompok adalah sebagai berikut:
(1) mengidentifikasi biaya-biaya (biaya produk, biaya operasional, biaya variable,
biaya tetap) dan menilai cara penetapan harga jual (cost plus, market-based,
contribution pricing);
(2) menghitung nilai penjualan atas dasar rencana penjualan;
(3) menghitung biaya-biaya, dengan memastikan bahwa semua biaya tercakup
dan yang bukan biaya dikeluarkan;
(4) menyusun proyeksi laba-rugi pada flipchart, dengan format sesuai jenis usaha
masing-masing kasus; dan
(5) menilai kemampulabaan masing-masing kasus bisnis.
Bahan acuan adalah HANDOUT EN-3.1-HO1.
Waktu latihan adalah 45 menit, sesudah itu masing-masing kelompok harus
mempresentasikan kemampulabaan masing-masing kasus, menggunakan flipchart
yang disiapkan selama latihan kelompok.
Waktu presentasi masing-masing kelompok adalah 5 10 menit.
Setiap mahasiswa membuat catatan untuk semua kasus, tidak hanya kasus
kelompoknya sendiri.
52
Toko Jaket
Seorang wirausahawan membuka sebuah toko pengecer bulan depan. Produknya adalah
jaket untuk pendukung sepak bola. Dia merancang sendiri jaket itu dan memesan
produksinya pada seorang pengusaha konpeksi setempat. Harga beli jaket pendukung
sepak bola termasuk biaya angkutannya Rp. 55.000 per buah. Harga pasar jaket yang
sejenis berkisar dari Rp. 50.000 sampai Rp. 75.000, tapi wirausahawan itu yakin dia bisa
menjualnya seharga Rp. 100.000 per buah dengan rancangannya yang menarik. Alat
promosinya adalah tas belanja untuk setiap jaket. Harga tas belanja Rp. 500 per buah.
Tiga bulan ke depan adalah musim pertandingan bola. Untuk pertandingan-pertandingan
bulan depan dia telah menyiapkan 4 rancangan untuk 4 kesebelasan favorit dan memesan
400 buah untuk semua rancangan karena pengusaha konpeksi mempersyaratkan pesanan
minimum 100 buah per rancangan. Atas dasar pengalamannya bertahun-tahun sebagai
pelatih sepak bola dan sport events organizer, wirausahawan itu yakin dia bisa menjual
sekurang-kurangnya 80% dari jumlah yang dipesannya. Setelah pertandingan-pertandingan
sepak bola berakhir, dia berharap dapat menjual sisa jaket (80 buah) dengan harga beli,
yaitu Rp. 55.000 per buah (tanpa tas belanja), kepada pengecer-pengecer lain. Para
pengecer itu akan membayar dalam jangka waktu 30 hari setelah mereka menerimanya.
Wirausahawan itu membeli sebuah toko baru di komplek pertokoan dekat rumahnya. Harga
toko Rp. 305 juta, di mana Rp. 65 juta harga tanah dan Rp. 240 juta harga bangunan. Toko
sudah dilengkapi dengan sambungan air, listrik dan tilpun. Bangunan toko bisa dipakai
selama 10 tahun tanpa memerlukan pemeliharaan besar. Uang muka toko Rp. 53 juta dan
angsuran Rp. 7.000.000 per bulan selama 36 bulan.
Modal awalnya Rp. 61.300.000, di antaranya Rp. 53 juta sudah dipakai untuk membayar
uang muka toko dan Rp. 7 juta angsuran bulan pertama. Bulan depan wirausahawan itu
harus membayar angsuran bulan kedua. Bahan-bahan perlengkapan yang diperlukan toko
seperti tas belanja, faktur, label harga, dan alat-alat tulis toko tersedia di pasar dan bisa
dibeli sewaktu-waktu diperlukan.
Biaya-biaya lain toko jaket meliputi:
Biaya
Gaji wiraniaga toko
Tagihan listrik
Tagihan air
Tagihan tilpun
Faktur, label harga, dan alat-alat tulis toko
Biaya pemasaran
Biaya keamanan komplek pertokoan
53
Rp./bulan
2.800.000
800.000
350.000
1.300.000
340.000
800.000
750.000
Biaya
Gaji operator mesin jus
Gaji pengemudi mobil pengangkut
Gaji tenaga administrasi
Bahan bakar untuk mobil pengangkut
Tagihan tilpun, air dan listrik pabrik
Alat-alat tulis kantor
Rp./bulan
3.500.000
1.200.000
1.300.000
1.250.000
1.800.000
700.000
54
Bengkel Mobil
Mulai bulan depan sebuah bengkel mobil baru memberikan layanan pemeliharaan rutin
mobil (tune-up mesin, ganti oli, busi, sabuk), perbaikan bodi, pengecatan bodi dan jasa
salon mobil kepada pemilik mobil pribadi dan pedagang mobil bekas.
Layanan dan tarif yang direncanakan bulan depan adalah sebagai berikut:
Service
Tune-up mesin
Ganti oli
Perbaikan bodi
Pengecatan bodi
Salon mobil
Pelanggan
Pemilik mobil
Pedagang mobil bekas
Pemilik mobil
Pemilik mobil
Pemilik mobil
Pemilik mobil
Pedagang mobil bekas
Jumlah mobil
10
15
15
10
5
10
30
Tarif (Rp.)
250,000
150,000
300,000
900,000
2,000,000
300,000
250,000
Wirausahawan akan berfokus pada layanan perbaikan bodi, pengecatan bodi, dan
khususnya salon mobil, karena bagi masyarakat setempat kenampakan luar mobil bisa
meningkatkan citra pribadi pemiliknya. Fokus usaha ini juga untuk memanfaatkan
pengalaman kerja wirausahawan selama bertahun-tahun di bidang karoseri dan pengecatan
mobil di perusahaan perakitan mobil yang besar. Dia yakin bahwa para pedagang mobil
bekas akan membutuhkan jasa salon mobil untuk meningkatkan nilai mobil bekas. Semua
tarif untuk pemilik mobil pribadi adalah rata-rata pasar sedangkan tarif untuk pedagang
mobil bekas di bawahnya. Pedagang mobil bekas menerima tarif yang sama bila layanan
baru dibayar setelah mobil bekas laku dijual, suatu saat yang tidak pasti dan bukan pilihan
yang baik bagi bengkel mobil yang baru beroperasi. Tarif-tarif pelayanan untuk pedagang
mobil bekas di atas disepakati dengan pembayaran 30 hari setelah pelayanan.
Biaya langsung masing-masing jasa layanan adalah sebagai berikut:
Layanan
Tune-up mesin
Ganti oli
Perbaikan bodi
Pengecatan bodi
Salon mobil
Bahan langsung
Oli
Kawat las, dempul
Cat, pengencer cat
Malam, cleaner, perekat, polisher, dsbnya.
Tarif tune-up mesin hanya untuk jasanya. Semua suku cadang yang dibutuhkan seperti busi,
sabuk dan komponen lain akan dibebankan kepada pelanggan sesuai harganya. Pada
dasarnya bengkel tidak mengharapkan komisi atau keuntungan dari komponen pengganti.
Modal awal bengkel mobil Rp. 63.300.000. Seluruh dana berasal dari tabungan pribadi
wirausahawan. Modal awal itu telah dibelanjakan sebagai berikut:
Pembelanjaan
membangun bengkel
membayar angsuran pertama pembangkit listrik
membayar angsuran pertama peralatan las
membeli kawat las, dempul
membeli malam, cleaner, perekat, polisher, dsbnya.
membeli kertas gosok, batu gerinda, dsbnya.
membeli penyemprot cat dan peralatan lain
55
Rp.
36.000.000
10.000.000
5.000.000
4.000.000
6.000.000
670.000
800.000
Wirausahawan itu membuka bengkel di halaman rumahnya. Dia hanya perlu membuat
bangunan bengkel dengan biaya Rp. 36 juta. Bangunan itu sangat sederhana tapi
memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk mengatasi masalah lingkungan. Bangunan
bengkel bisa dipakai selama 10 tahun.
Pembangkit listrik (untuk mengelas) dibeli seharga Rp. 90 juta dan dibayar dengan 9 kali
angsuran bulanan masing-masing Rp. 10 juta. Angsuran kedua dibayar bulan depan. Mesin
pembangkit listrik bisa dipakai selama 5 tahun. Harga peralatan las Rp. 30 juta dengan
pembayaran 6 kali angsuran bulanan Rp. 5 juta. Angsuran kedua untuk peralatan las juga
harus dibayar bulan depan. Peralatan ini juga bisa dipakai selama 5 tahun.
Banyak bahan langsung yang diperlukan, yaitu kawat las, dempul, malam (wax), cairan
pembersih (cleaner), perekat (sealant), polisher, kertas gosok, batu gerinda, dsbnya. perlu
dibeli terlebih dahulu karena bengkel diharapkan sudah mulai beroperasi pada hari pertama
bulan depan. Bahan bakar dan alat-alat tulis kantor akan dibeli dalam bulan depan, karena
bisa dibeli sewaktu-waktu.
Biaya-biaya lain bengkel mobil meliputi:
Biaya
Gaji tukang las, tukang cat dan montir
Gaji pembantu tukang
Tagihan listrik bengkel
Tagihan tilpun bengkel
Tagihan air bengkel
Bahan bakar pembangkit listrik
Kertas gosok, batu gerinda, dsbnya.
Penyemprot cat dan peralatan lain
Alat-alat tulis kantor
Rp./Bulan
4.500.000
2.500.000
2.500.000
750.000
800.000
1.500.000
670.000
800.000
275.000
Penyemprot cat (spraying gun) dan peralatan lain diasumsikan akan habis terpakai pada
bulan pertama meskipun peralatan ini bisa dipakai lama kecuali rusak atau hilang.
56
Percetakan Kecil
Seorang wirausahawati membuka sebuah percetakan kecil di suatu pusat pertokoan yang
berlokasi strategis. Dia akan mengoperasikan sebuah mesin cetak canggih yang mampu
memproduksi barang-barang cetakan bermutu tinggi dan artistik, dan mempekerjakan
seorang operator mesin yang sangat terlatih. Dia juga mempekerjakan seorang teman
dekatnya yang juga seorang desainer grafis yang baik.
Dengan pengalamannya selama bertahun-tahun sebagai manajer penjualan sebuah usaha
percetakan yang besar, dia menganggap rencana penjualan untuk bulan depan atau bulan
pertama operasinya berikut ini, cukup wajar adanya (tidak terlalu optimis):
Produk
Buklet
Selebaran promosi
Undangan perkawinan
Kartu nama
Faktur toko
Buku tahunan sekolah
Label, sticker
Kepala surat
Peta kota (city map)
Ciri-ciri
Spesifik, berdasarkan pesanan
Spesifik, berdasarkan pesanan
Spesifik, berdasarkan pesanan
Standar, berdasarkan pesanan
Standar, berdasarkan pesanan
Standar, berdasarkan pesanan
Standar, berdasarkan pesanan
Standar, berdasarkan pesanan
Kontrak dengan penerbit
Unit
Harga/unit (Rp.)
2.500
6.500
15.000
800
9.000
2.000
20.000
100
50.000
75
3.000
6.000
100.000
25
35.000
150
2.500
9.000
Pemakaian bahan langsung (kertas, tinta cetak, dsbnya.) bervariasi menurut jenis produk
yang dibuat. Buklet, selebaran promosi (promotion flyers) dan undangan perkawinan
merupakan produk spesifik dan percetakan kecil itu bisa bersaing dalam mutu dan
rancangan. Pelanggan tidak begitu memperhatikan harga jualnya. Nilai bahan langsung
yang dipakai diprakirakan 40% dari harga jual. Kartu nama, faktur toko, buku tahunan
sekolah (year books), label, sticker dan kepala surat merupakan produk standar bagi para
pelanggan yang umumnya sangat memperhatikan harga. Nilai bahan langsung untuk
produk-produk ini diprakirakan 60% dari harga jual. Peta kota (city maps) adalah produk
inovatif bagi penerbit. Meskipun disainer percetakan kecil itu memberikan sumbangan
pemikiran cukup banyak pada rancangan produknya, peta kota tidak lebih dari suatu
pekerjaan percetakan biasa. Namun wirausahawati mengharapkan kerjasama yang
berkelanjutan dengan penerbit untuk memanfaatkan kelebihan kapasitas mesinnya. Nilai
bahan langsung untuk peta kota diprakirakan 75% dari harga jual kontrak.
Biaya langsung untuk masing-masing produk yang dijual adalah sebagai berikut:
Produk
Buklet
Selebaran promosi
Undangan perkawinan
Kartu nama
Faktur toko
Buku tahunan sekolah
Label, sticker
Kepala surat
Peta kota
Bahan langsung
Kertas, tinta cetak, lem, pelapis, dsbnya.
Kertas, tinta cetak, lem, pelapis, dsbnya.
Kertas, tinta cetak, lem, pelapis, dsbnya.
Kertas, tinta cetak, lem, pelapis, dsbnya.
Kertas, tinta cetak, lem, pelapis, dsbnya.
Kertas, tinta cetak, lem, pelapis, dsbnya.
Kertas, tinta cetak, lem, pelapis, dsbnya.
Kertas, tinta cetak, lem, pelapis, dsbnya.
Kertas, tinta cetak, lem, pelapis, dsbnya.
57
Wirausahawati itu baru menjual mobil yang ditinggalkan almarhum suaminya. Hasil
penjualan bersih mobil, yaitu Rp. 63.500.000, adalah seluruh uang yang dimilikinya untuk
membuka usaha percetakan kecil itu. Dia beruntung karena toko yang disewanya terletak di
suatu komplek pertokoan yang sedang gencar-gencarnya dipromosikan, sehingga dia bisa
membayar sewa (Rp. 8 juta per bulan) hanya untuk 6 bulan saja. Mesin cetak yang canggih
itu semula merupakan mesin yang dua tahun menganggur pada sebuah usaha percetakan
besar. Perusahaan percetakan besar menawarkannya kepada wirausahawati itu dengan
harga Rp. 126 juta. Mesin itu bisa dipergunakan selama 3 tahun. Wirausahawati itu setuju
membelinya dengan harga yang ditawarkan jika dia bisa membayarnya dengan tiga kali
angsuran selama 3 bulan mulai bulan depan.
Modal awal itu dipergunakan sebagai berikut:
Pembelanjaan
- membayar sewa toko untuk 6 bulan
- membeli computer dan peralatan lain (penjilid, pemotong)
Rp.
48.000.000
13.400.000
Computer dan peralatan lainnya itu diasumsikan akan habis dipakai pada bulan pertama,
meskipun dalam kenyataannya akan bisa dipakai untuk waktu yang cukup lama bila dirawat
dengan baik. Bahan langsung untuk peta kota harus disediakan cukup awal agar usaha
percetakan kecil bisa mulai memproduksinya sewaktu-waktu mesin menganggur. Bahan
langsung untuk produk-produk lain bisa dipakai pada saat pesanan diterima.
Biaya-biaya lain untuk percetakan kecil juga mencakup:
Biaya
Gaji untuk desainer
Gaji untuk operator mesin cetak
Gaji untuk staf penjualan dan administrasi
Tagihan listrik toko
Tagihan air toko
Tagihan tilpun toko
Computer dan peralatan lainnya (penjilid, pemotong)
Alat-alat tulis toko
Biaya keamanan dan biaya-biaya lain
58
Rp./Bulan
3.500.000
2.500.000
2.100.000
3.400.000
500.000
1.200.000
13.400.000
560.000
1.300.000
Sortasi limbah
Orang mula-mula akan berpikir bahwa usaha sortasi limbah (waste sorter) ini adalah
sempalan (spin-off) atau anak perusahaan sebuah pabrik daur ulang plastik (plastic
recycling factory). Wirausahawati pemiliknya dulu bekerja sebagai pengawas produksi pada
sebuah pabrik daur ulang plastik setempat. Dia memahami kesulitan pabrik memperoleh
limbah plastik dengan mutu yang tepat, semata-mata karena pabrik itu terlalu besar, atau
terlalu sibuk dengan pengembangan produk, untuk membina hubungan dengan ratusan
pemulung sampah. Dia tahu bahwa pabrik daur ulang plastik bisa beroperasi secara
menguntungkan dengan rata-rata harga beli Rp. 2.000 per kg asalkan limbah plastik yang
diperoleh, menurut istilah teknisnya, termasuk kategori #1 sampai #4. Di masa mendatang,
pabrik daur ulang plastik akan menerima harga yang berbeda untuk masing-masing
kategori. Misalnya, pabrik akan untung mengolah kategori #1 dengan harga di atas Rp.
3.000 per kg.
Sortasi limbah tahu bagaimana mengkordinasikan para pemulung sampah. Dia akan
membeli limbah plastik dengan harga yang sama, yaitu Rp. 900 per kg, tapi dengan
persyaratan yang lebih selektif. Dengan pengetahuan yang memadai mengenai sortasi
limbah plastik, dia bisa berharap dapat memperoleh jumlah limbah yang memenuhi syarat
(kategori #1 sampai #4) sekitar 75% dari limbah plastik yang dibeli. Percentase ini jauh lebih
tinggi dibandingkan rata-rata capaian pabrik, yaitu sekitar 50 sampai 60%. Pabrik daur ulang
plastik melihat ide bisnisnya dapat membantu pertumbuhan pabrik di masa mendatang.
Sebagai penghargaan atas pengabdian wirausahawati itu selama lebih dari 10 tahun,
pemilik pabrik berjanji akan menampung seluruh limbah plastik hasil sortasi dengan harga
rata-rata Rp. 2.000 per kg dengan catatan bahwa setiap bulan pabrik daur ulang plastik
akan membayar tunai untuk jumlah maksimum 7,5 ton. Bila limbah plastik hasil sortasi lebih
dari 7,5 ton, jumlah selebihnya akan dibayar dalam waktu 30 hari setelah penyerahan.
Bulan depan adalah bulan pertama sortasi limbah itu beroperasi. Wirausahawati menarik
uang Rp. 30 juta dari tabungan pribadinya. Pengeluaran pertamanya sebelum sortasi limbah
itu mulai beroperasi adalah pengeluaran untuk perbaikan atap bangunan yang diwarisi dari
almarhum ayahnya. Ayahnya meninggal dua tahun yang lalu. Ayahnya memiliki pabrik batu
bata yang ditutup 5 tahun yang lalu karena kesulitan teknis dan pemasaran. Tanah dan
bangunan pabrik sudah lima tahun terbengkalai. Biaya perbaikan atap adalah Rp. 24 juta,
dan bangunan yang telah diperbaiki itu bisa dipakai selama lima tahun.
Usaha sortasi limbah itu memerlukan sejumlah peralatan, yaitu timbangan, alat pres tangan,
sekop, dsbnya. yang akan dibelinya awal bulan depan dari toko barang bekas dengan harga
sekitar Rp. 6.250.000. Peralatan itu akan menjadi biaya bulan pertama operasi meskipun
peralatan bisa dipakai bertahun-tahun.
Bulan depan sortasi limbah itu berharap akan memperoleh 24 ton limbah plastik dari para
pemulung dan menjual 18 ton limbah plastik kepada pabrik daur ulang plastik. Jumlah ini
agak pesimis dan cukup memadai untuk bulan pertama operasinya. Dia yakin pada bulanbulan berikutnya bisa membeli lebih banyak limbah plastik. Selain limbah plastik, dia juga
akan menangani limbah kertas. Dia akan membeli limbah kertas dengan harga pasar, yaitu
Rp. 600 per kg. Bulan depan dia berharap memperoleh 3 ton limbah kertas dan menjual
90% dari jumlahnya seharga Rp. 1.200 per kg kepada pabrik daur ulang kertas setempat.
Biaya-biaya lain sortasi limbah adalah sebagai berikut:
Biaya
Gaji karyawan
Biaya pengangkutan
Tagihan listrik
Biaya-biaya lain
Rp./Bulan
2.000.000
1.400.000
900.000
700.000
59
Kode
EN-3.1TN4
Tujuan:
Minggu 1
Langkah-langkah
Waktu
60
Metode
30 Diskusi
kelompok
Bahan
Papan tulis
atau flipchart
EN-3.1-TR1
EN-3.1-AG2
Kode
EN-3.1-AG2
Topik 3.1.5
Tugas kelompok
2/3
Minggu 1 4
Rencana penjualan;
Persiapan presentasi dan alat peraga yang diperlukan harus tersedia ketika mahasiswa
memasuki kelas.
61
Kode
EN-3.1TN5
Tujuan:
Langkah-langkah
Waktu Metode
5 Diskusi
terbuka
5 Diskusi
terbuka
Bahan
Papan tulis
atau flipchart
EN-3.1-TR19
Papan tulis
atau flipchart
EN-3.1-TR19
EN-3.1-TR20
10 Diskusi
terbuka
Papan tulis
atau flipchart
EN-3.1-TR19
EN-3.1-TR20
62
10 Diskusi
terbuka
Papan tulis
atau flipchart
EN-3.1-TR20
EN-3.1-TR21
Langkah-langkah
Waktu
63
Metode
1h00 Kuliah
Diskusi
terbuka
Latihan
kelas
Bahan
Papan tulis
atau flip chart
EN-3.1-TR22
EN-3.1-TR23
EN-3.1-TR24
EN-3.1-TR25
EN-3.1-TR26
EN-3.1-TR27
EN-3.1-TR28
EN-3.1-TR29
EN-3.1-TR30
EN-3.1-HO2
EN-3.1-AG3
1h00 Latihan
kelompok
1. Pembedaan produk
Pembedaan produk adalah modifikasi produk untuk membuatnya lebih menarik bagi pasar
sasaran (target market). Pada dasarnya pembedaan produk adalah teknik pemasaran untuk
memperbaiki daya saing. Tujuannya membuat konsumen melihat sesuatu produk berbeda
dengan produk sejenis di pasar. Perubahannya sangat sedikit, hanya pada kemasan
dan/atau tema iklan, sedangkan produk fisiknya sendiri tidak berubah. Pembedaan produk
terutama untuk menciptakan manfaat psikologis produk, tetapi tidak berarti tindakan ini
murah.
Perusahaan kecil yang beroperasi di suatu celah pasar (sektor pasar yang tidak dihiraukan
oleh pemasok barang atau penyedia jasa arus utama) pasti memunculkan banyak peluang
untuk membedakan produknya agar para konsumen melihat produk itu spesifik, agar
mereka tidak terlalu peka terhadap harga jual. Perusahaan kecil harus menghindari biaya
periklanan yang mahal dan harus inovatif dalam pembedaan produk. Kadang-kadang lebih
murah membuat perubahan pada produk fisiknya agar lebih unggul daripada produk lain di
pasar dalam hal manfaat kongkrit produk, terutama manfaat pemakaiannya.
64
Konsep-konsep pembedaan produk dan manfaat produk telah diperkenalkan pada Modul
2, LU 2.2.
Pada kasus bengkel mobil (EN-3.1-TR22), perbaikan bodi, pengecatan bodi dan salon
mobil lebih cenderung dibedakan untuk memperbaiki tarif jasa dibandingkan dengan jasa
tune-up mesin dan ganti oli yang bersifat standar. Mahasiswa bebas menjawab mengenai
pembedaan produknya, karena tujuan dari latihan ini adalah agar mereka menyadari
pentingnya berpikir kreatif dan melakukan inovasi yang menguntungkan.
100.250.000
54.275.000
8.100.000
8.000.000
3.500.000
5.100.000
13.400.000
560.000
1.300.000
6.015.000
100,00%
54,14%
8,08%
7,98%
3,49%
5,09%
13,37%
0,56%
1,30%
6,00%
65
Engineered cost (biaya standar) adalah biaya yang dapat diestimasi dengan tingkat
andalan tinggi, atas dasar rekayasa (engineering) atau data biaya historis. Contohnya biaya
bahan langsung, tenaga kerja langsung, komponen perakitan, bahan bakar, sarana umum
(air, gas, listrik). Mengurangi engineered cost akan mengurangi mutu dan manfaat produk.
Discretionary cost (biaya terkelola) adalah biaya yang jumlahnya ditentukan atas dasar
pertimbangan manajemen sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Contohnya biaya penjualan
(biaya promosi), biaya administrasi, penelitian dan pengembangan, dan sebagian biaya
overhead pabrik (biaya pemeliharaan). Discretionary cost adalah biaya yang dianggarkan.
Committed cost adalah biaya yang timbul sebagai konsekuensi dari komitmen bisnis di
masa lampau. Contohnya biaya penyusutan untuk aktiva yang dibeli di masa lampau, biaya
sewa, asuransi, pajak, dsbnya. Committed cost hanya bisa dikurangi melalui renegosiasi.
Sunk cost adalah biaya yang telah terjadi dan tidak bisa dipulihkan secara berarti. Sunk
cost timbul karena perencanaan yang kurang baik atau perubahan lingkungan yang tak
terduga. Contohnya aktiva yang tidak lengkap (bangunan belum selesai) yang tidak
berfungsi dengan semestinya, atau pengembangan (produk) di masa lampau yang kini tidak
bernilai.
Berdasarkan ciri-ciri di atas, hanya discretionary cost yang bisa ditekan. Ketiga biaya lainnya
hanya bisa ditekan melalui tindakan jangka-panjang. Engineered cost hanya bisa ditekan
melalui pengembangan produk, dan proses. Committed cost seperti biaya sewa hanya bisa
ditekan bila renegosiasi bisa dilakukan. Mengenai sunk cost, satu-satunya yang bisa dilakukan
hanyalah membuat aktiva lebih produktif agar bisa memulihkan biaya yang telah dikeluarkan.
Pada kasus sortasi limbah (EN-3.1-TR24), limbah plastik, limbah kertas dan peralatan
adalah engineered costs. Gaji karyawan, biaya transportasi, tagihan listrik dan mungkin
juga biaya-biaya lain adalah discretionary costs. Penyusutan biaya perbaikan gedung
adalah committed cost. Tanah dan bangunan terbengkalai yang diwarisi dari almarhum
ayahnya, berapapun harganya, adalah contoh biaya terbenam. Peluang-peluang menekan
biaya adalah pada discretionary cost melalui pengendalian biaya.
4. Nilai Tambah
Nilai tambah (value added) adalah nilai yang ditambahkan pada nilai yang telah diciptakan di
tempat lain, atau oleh sektor lain. Nilai jeruk sudah diciptakan sektor pertanian. Memproses
jeruk menjadi jus jerus akan menambah nilai jeruk. Dengan demikian nilai tambah mengacu
pada tahap produksi atau pemasaran tertentu. Untuk perusahaan manufaktur, nilai tambah
adalah selisih antara harga bahan baku dengan harga jual produk jadi. Nilai tambah
mencakup semua biaya produksi dan biaya operasional (kecuali bahan baku), dan laba.
Meskipun nilai tambah menyangkut harga jual dan harga bahan baku, memaksimumkan
nilai tambah berbeda dengan memaksimumkan laba. Memaksimumkan laba bisa
memerlukan reduksi biaya tenaga kerja, sedangkan memaksimumkan nilai tambah
merupakan suatu pendekatan di mana wirausahawan (majikan) dan karyawan berada di
pihak yang sama (tidak berseberangan). Pendekatan nilai tambah memperkuat orientasi
perusahaan kepada peningkatan volume penjualan dan produktivitas (sumberdaya
manusia).
Pemerintah daerah akan mendukung usaha-usaha inovatif yang bisa menambah nilai pada
produk alam setempat, misalnya perusahaan mebel yang dapat memproses limbah kayu untuk
memproduksi mebel kecil. Perusahaan besar dapat menyerahkan sebagian proses atau jasa
66
lainnya kepada perusahaan kecil untuk memaksimumkan nilai tambah produk. Contohnya
sortasi komoditi pertanian untuk memperbaiki mutu (dan harga jual) produk akhir.
Pada kasus pabrik jus jeruk (EN-3.1-TR25), harga jus jeruk Rp. 4.200 per kg. Satu botol jus
membutuhkan 1,8 kg jeruk, sehingga nilai 1 kg. jeruk menjadi Rp. 8.333 dan nilai tambah Rp.
4.133 per kg. jeruk. Nilai tambah didistribusikan pada pelaku-pelaku pasar pada tabel berikut
ini. Wirausahawan dan karyawan hanya memperoleh dari seluruh nilai tambah. Peluang
yang tampak adalah menugaskan pemeliharaan mesin pada karyawan sendiri.
Pelaku pasar
Pemasok adonan, botol, label
Pemasok mesin pemeras
Kawasan industri kecil
Penyedia jasa pemeliharaan mesin
Pemasok mobil pengangkut
Perusahaan minyak negara
Perusahaan tilpun, listrik, air
Pemasok lat-alat tulis
Pengecer
Karyawan pabrik
Wirausahawan
Rp.
1.222
185
278
56
162
116
167
65
833
556
494
4.133
Efisiensi =
Pr oduktivita s
Output
Input
Perbedaannya terletak pada faktor mana yang digarap, output atau input pada rumus di
atas. Meningkatkan efisiensi berarti menurunkan input dengan ouput konstan, sedangkan
meningkatkan produktivitas berarti meningkatkan output dengan input konstan.
Untuk aktiva fisik (mesin), meningkatkan efisiensi dapat berarti mengurangi jam jalan
(delivery hours) mesin atau biaya pemeliharaan, yang bisa mengurangi biaya overhead per
unit produk. Meningkatkan produktivitas bisa berarti meningkatkan jumlah produksi,
sehingga memaksimumkan pemanfaatan kapasitas mesin dan pada akhirnya juga
menurunkan biaya overhead per unit. Untuk sumberdaya manusia, meningkatkan efisiensi
bisa berarti mengurangi jam kerja karyawan, gaji/upah atau bahkan mengurangi jumlah
tenaga kerja. Meningkatkan produktivitas bisa berarti meningkatkan produksi dan mutu
layanan, melalui perluasan (job enlargement) dan pengayaan tugas (job enrichment).
Kendala bagi peningkatan efisiensi adalah tindakan mengurangi biaya itu seringkali sulit,
bahkan mustahil dilakukan. Kendala bagi peningkatan produktivitas adalah keterbatasan
kapasitas produksi dan/atau kapasitas pemasaran.
67
Upaya peningkatan produktivitas yang telah dilakukan dalam lima kasus bisnis (EN-3.1TR26) adalah penjualan jaket yang tidak laku dengan harga pokok (toko jaket), pelatihan
karyawan pabrik untuk pemeliharaan mesin (pabrik jus jeruk), harga diskon bagi pedagang
mobil bekas (bengkel mobil), memproduksi barang standar dan contribution pricing peta kota
(percetakan kecil) dan seleksi jenis limbah padat lain (sortasi limbah). Mahasiswa
menyarankan upaya-upaya poyensial lain untuk masing-masing kasus.
6. Analysis Break-Even
Titik pulang pokok (break-even) untuk suatu produk adalah titik di mana jumlah
pendapatan yang diterima sama dengan jumlah biaya untuk memproduksi dan menjual
produk. Secara matematis, titik break-even adalah titik di mana:
Jumlah pendapatan = Jumlah biaya
Jumlah pendapatan = Biaya variabel + Biaya tetap
Penggunaan yang paling lazim analisis break-even adalah menentukan jumlah penjualan
minimum, atau nilai penjualan minimum (dalam hal perusahaan multi-produk) untuk
mencapai titik break-even, atau di mana laba sama dengan nol.
Contoh berikut ini diambil dari bagian akhir dari Modul 2, LU 2.5 (EN-2.5-AI2). Tujuannya
menentukan penjualan minimum pembuat jaket maker untuk mencapai titik break-even.
____________________________________________________________________________
BEP UNTUK PEMBUAT JAKET
Harga jual jaket Rp. 185.000. Setiap jaket membutuhkan bahan langsung:
Rp./Unit
90.000
12.000
7.500
109.500
Biaya-biaya lain, yang semua diasumsikan sebagai biaya tetap, adalah sebagai berikut:
68
Rp./bulan
3.600.000
600.000
630.000
1.500.000
800.000
470.000
5.000.000
500.000
13.100.000
150
27.750.000
16.425.000
11.325.000
13.100.000
-1.775.000
BEP
173,5 (174)
32.099.339
18.999.338
13.100.000
13.100.000
0
175
32.375.000
19.162.500
13.212.500
13.100.000
112.500
200
37.000.000
21.900.000
15.100.000
13.100.000
2.000.000
250
46.250.000
27.375.000
18.875.000
13.100.000
5.775.000
BEP Kuantitas
50,000,000
40,000,000
Rp.
30,000,000
20,000,000
10,000,000
174 Unit
50
100
150
200
250
Kuantitas
Penjualan minimum untuk mencapai break even = 173.5 Unit 174 unit (dibulatkan).
BEP di atas biasa disebut BEP Kuantitas. Jenis BEP lain adalah BEP Sales di mana titik
break-even mengacu pada nilai penjualan bukan jumlah penjualan. BEP Sales dipakai untuk
perusahaan multi-produk di mana biaya variabel memiliki persentase konstan terhadap
penjualan. Dalam kasus pembuat jaket ini persentasenya 59,2% (109.500/185.000).
BEP Sales adalah nilai penjualan di mana laba sama dengan nol, seperti pada tabel berikut
ini:
Penjualan
Biaya variabel
Marjin kontribusi
Biaya tetap
Laba
30.000.000
17.756.757
12.243.243
13.100.000
-856.757
BEP
32.099.339
18.999.338
13.100.000
13.100.000
0
69
32.375.000
19.162.500
13.212.500
13.100.000
112.500
40.000.000
23.675.676
16.324.324
13.100.000
3.224.324
50.000.000
29.594.595
20.405.405
13.100.000
7.305.405
BEP Penjualan
50,000
Rp. 000
40,000
30,000
20,000
10,000
Rp. 32 juta
0
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
____________________________________________________________________________
Asumsi-asumsi dan sekaligus juga keterbatasan-keterbatan analisis break-even adalah:
Analisis break-even mengasumsikan harga jual konstan, tidak ada diskon volume untuk
meningkatkan penjualan;
Analisis break-even mengasumsikan biaya tetap (fixed cost) konstan, tidak ada investasi
tambahan dan tidak ada divestasi aktiva jangka-panjang;
Analisis break-even mengasumsikan rata-rata biaya variabel konstan per unit produk,
tidak ada kurva belajar dalam produksi, yaitu menurunnya biaya per unit dengan
meningkatnya kuantitas produksi;
Analisis break-even mengasumsikan kuantitas barang yang diproduksi sama dengan
kuantitas barang yang dijual, yaitu tidak ada perbedaan antara persediaan awal dengan
persediaan akhir; dan
Dalam perusahaan multi-produk companies, analisis break-even mengasumsikan
perbandingan masing-masing produk yang dijual dan diproduksi konstan (atau bauran
penjualannya konstan).
Meskipun dengan berbagai keterbatasan di atas, analisis break-even merupakan alat yang
efektif untuk memotivasi penjualan. Melalui analisis break-even, perusahaan seharusnya tidak
menjual produk dengan harga yang tidak bisa diterima oleh pasar, atau mengurangi biaya
dengan akibat berkurangnya manfaat konsumen. Perusahaan dapat meningkatkan kuantitas
penjualan atau kuantitas produksi dalam batas-batas kapasitas produksi perusahaan dan
dalam batas-batas kapasitas pasar untuk menyerap produk yang dibuat.
70
200
91.000
55.400
257
91.000
55.400
300
91.000
55.400
400
91.000
55.400
500
91.000
55.400
18.200.000 23.363.482
11.080.000 14.223.482
7.120.000
9.140.000
9.140.000
9.140.000
-2.020.000
0
27.300.000
16.620.000
10.680.000
9.140.000
1.540.000
36.400.000
22.160.000
14.240.000
9.140.000
5.100.000
45.500.000
27.700.000
17.800.000
9.140.000
8.660.000
Rp.
30,000,000
20,000,000
10,000,000
0
100
200
300
Kuantitas (buah)
71
400
500
4.000
13.500
9.760
4.572
13.500
9.760
5.000
13.500
9.760
6.000
13.500
9.760
6.500
13.500
9.760
54.000.000
39.040.000
14.960.000
17.100.000
-2.140.000
61.724.599
44.624.599
17.100.000
17.100.000
0
67.500.000
48.800.000
18.700.000
17.100.000
1.600.000
81.000.000
58.560.000
22.440.000
17.100.000
5.340.000
87.750.000
63.440.000
24.310.000
17.100.000
7.210.000
Rp.
60,000,000
40,000,000
20,000,000
0
1,000
2,000
3,000
Kuantitas (botol)
72
4,000
5,000
6,000
Bengkel mobil:
BEP penjualan Rp. 30,8 juta.
Pendapatan
Biaya variabel
Marjin kontribusi
Biaya tetap
Laba
30.000.000
13.819.355
16.180.645
16.595.000
-2.140.000
30.768.242
14.173.242
16.595.000
16.595.000
0
35.000.000
16.122.581
18.877.419
16.595.000
1.600.000
38.750.000
17.850.000
20.900.000
16.595.000
5.340.000
40.000.000
18.425.806
21.574.194
16.595.000
7.210.000
Rp.
30,000,000
20,000,000
10,000,000
0
0
10,000,000
20,000,000
Penjualan (Rp.)
73
30,000,000
40,000,000
Percetakan kecil:
BEP penjualan Rp. 87,1 juta.
Pendapatan
Biaya variabel
Marjin kontribusi
Biaya tetap
Laba
80.000.000
43.311.721
36.688.279
39.960.000
-3.271.721
87.134.095
47.174.095
39.960.000
39.960.000
0
Rp.
80,000,000
60,000,000
40,000,000
20,000,000
0
0
20,000,000
40,000,000
60,000,000
Penjualan (Rp.)
74
80,000,000
100,000,000
120,000,000
Sortasi limbah:
BEP penjualan Rp. 28,6 juta.
Pendapatan
Biaya variabel
Marjin kontribusi
Biaya tetap
Laba
25.000.000
14.825.581
10.174.419
11.650.000
-1.475.581
28.625.715
16.975.715
11.650.000
11.650.000
0
30.000.000
17.790.698
12.209.302
11.650.000
559.302
40.000.000
23.720.930
16.279.070
11.650.000
4.629.070
50.000.000
29.651.163
20.348.837
11.650.000
8.698.837
40,000,000
50,000,000
Rp.
30,000,000
20,000,000
10,000,000
0
0
10,000,000
20,000,000
30,000,000
Penjualan (Rp.)
75
Kode
EN-3.1-TR19
Topik 3.1.4
Transparan
19/30
Minggu 4
Usaha Sendiri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Keuntungan
Memimpin bukan dipimpin
Dapat mewujudkan ide-ide
Dapat berkreasi (kreatif)
Potensi pendapatan tidak
terbatas
Kemandirian
Dapat mengambil inisiatif
Mengendalikan lingkungan
kerja
Memberi perintah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tantangan
Jam kerja lama dan tidak teratur
Tanggung jawab besar
Harus mengambil resiko
Pendapatan tidak stabil dan
tidak terjamin
Tidak ada tunjangan
Selalu terlibat dalam keuangan
Dibatasi oleh waktu
Pekerjaan Bergaji
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Keuntungan
Tanggung jawab spesifik
(tetap)
Pendapatan teratur
Memperoleh tunjangan
Jam kerja tetap
Masa depan lebih pasti
Rentang kendali sudah
ditentukan
Risiko minimum
Tantangan
1. Harus mengikuti perintah
2.
3.
4.
5.
6.
76
Kode
EN-3.1-TR20
Topik 3.1.4
Transparan
20/30
Toko
Jaket
Pendapatan
Pabrik Bengkel
Jus
Mobil
Jeruk
36.400 81.000
Biaya-biaya:
Biaya langsung
22.160 58.560
Biaya tetap
9.140 17.100
Jumlah biaya 31.300 75.660
Laba
Minggu 4
5.100
5.340
77
Percetakan
Kecil
Rp. 000
Sortasi
Limbah
38.750 100.250
38.700
17.850
16.595
34.445
54.275
39.960
94.235
22.950
11.650
34.600
4.305
6.015
4.100
Kode
EN-3.1-TR21
Topik 3.1.4
Transparan
21/30
Tindakan
Meningkatkan
kemampulabaan bisnis
Metode
Memperbaiki mutu,
menambah
pelayanan,
pembedaan produk
dan pengembangan
produk
2 Menghemat Penghematan
energi,
biaya
pengendalian biaya
secara ketat, dan
juga
pengembangan
produk
3 Meningkat- Pemasaran,
promosi,
kan
memperbaiki
penjaulan
efisiensi produksi,
pemeliharaan
preventif, dsbnya.
1 Menaikkan
harga jual
Minggu 4
Konsep/
Teknik
pembedaan
produk
manajemen biaya
dan reduksi
biaya, ciri
controllability
dan
uncontrollability
dari biaya
efisiensi dan
produktivitas,
pendekatan nilai
tambah, analisis
break-even
(BEP)
78
Kode
EN-3.1-TR22
Topik 3.1.4
Transparan
22/30
Pembedaan produk
Minggu 4
Kode
EN-3.1-TR23
Topik 3.1.4
Transparan
23/30
Minggu 4
________________________________________
Pada kasus percetakan kecil, biaya-biaya mana
yang Anda pertimbangkan untuk pengendalian
biaya dan reduksi biaya? Berikan alasan-alasan.
Penjualan
Bahan langsung (kertas, tinta, lem, pelapis)
Gaji (disainer, operator, staf)
Sewa (bangunan toko)
Penyusutan (mesin cetak)
Sarana (tilpun, air, listrik)
Peralatan (computer, penjilid, pemotong)
Alat-alat tulis toko
Iuran keamanan dan biaya-biaya lain
Laba
80
100.250.000
54.275.000
8.100.000
8.000.000
3.500.000
5.100.000
13.400.000
560.000
1.300.000
6.015.000
Kode
EN-3.1-TR24
Topik 3.1.4
Transparan
24/30
Minggu 4
sebagai
Sunk cost adalah biaya yang telah terjadi dan tidak bisa
dipulihkan.
Lihat EN-3.1-HO2.
________________________________________
Pada kasus sortasi limbah, klasifikasikan biaya-biaya berikut ini
ke dalam engineered cost, discretionary cost, committed
cost dan sunk cost. Biaya-biaya mana yang bisa direduksi?
Rp.
E/D/
000
C/S
Limbah plastik
21.600
Limbah kertas
1.350
Gaji karyawan
2.000
Penyusutan biaya perbaikan bangunan
400
Biaya transportasi
1.400
Peralatan
6.250
Tagihan listrik
900
Biaya-biaya lain
700
Tanah dan bangunan yang terbengkalai
81
Kode
EN-3.1-TR25
Topik 3.1.4
Transparan
25/30
Nilai-Tambah
Minggu 4
________________________________________
Pada kasus pabrik jus jeruk, nilai tambah pada 1 kilogram jeruk
adalah Rp. 4.133. Distribusikan nilai tambah itu pada berbagai
pelaku pasar berikut ini:
Rp.
Pemasok adonan, botol, label
Pemasok mesin pemeras
Kawasan industri kecil
Penyedia jasa pemeliharaan mesin
Pemasok mobil pengangkut
Perusahaan minyak negara
Perusahaan tilpun, listrik, air
Pemasok lat-alat tulis
Pengecer
Karyawan pabrik
Wirausahawan
Bagaimana cara meningkatkan bagian dari karyawan pabrik.
82
Kode
EN-3.1-TR26
Topik 3.1.4
Transparan
26/30
Minggu 4
Efisiensi =
Pr oduktivita s
Output
Input
Kode
EN-3.1-TR27
Topik 3.1.4
Transparan
27/30
Titik Break-Even
Minggu 4
Kode
EN-3.1-TR28
Topik 3.1.4
Transparan
28/30
Minggu 4
185.000
Bahan langsung/unit:
Kain waterproof
Kain pelapis
Zipper
Jumlah biaya variabel
90.000
12.000
7.500
109.500
Biaya tetap/bulan:
3.600.000
Upah karyawan produksi
600.000
Benang jahit, bahan kemasan
630.000
Penyusutan (mesin jahit)
1.500.000
Sewa ruangan
800.000
Gaji pengawas
470.000
Tagian air dan listrik
5.000.000
Biaya penjualan
500.000
Alat-alat tulis
Jumlah biaya tetap 13.100.000
85
Kode
EN-3.1-TR29
Topik 3.1.4
Transparan
29/30
BEP Kuantitas
BEP Kuantitas
50,000,000
40,000,000
R p.
30,000,000
20,000,000
10,000,000
174 Unit
50
100
150
200
250
Kuantitas
Kuantitas
Penjualan
Biaya variabel
Marjin kontribusi
Biaya tetap
Laba
150
27.750
16.425
11.325
13.100
-1.775
BEP
173,5
32.099
18.999
13.100
13.100
0
190
35.150
20.805
14.345
13.100
1.245
200
37.000
21.900
15.100
13.100
2.000
86
250
46.250
27.375
18.875
13.100
5.775
Kode
EN-3.1-TR30
Topik 3.1.4
Transparan
30/30
BEP Penjualan
Rp. 000
40,000
30,000
20,000
10,000
Rp. 32 juta
0
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
Rp. 000
Penjualan
Biaya variabel
Marjin kontribusi
Biaya tetap
Laba
30,000
17,757
12,243
13,100
-857
BEP
32,099
18,999
13,100
13,100
0
35,150
20,805
14,345
13,100
1,245
40,000
23,676
16,324
13,100
3,224
87
50,000
29,595
20,405
13,100
7,305
Kode
EN-3.1-HO2
Handout
Unit Pembelajaran 3.1
MENINGKATKAN KEMAMPULABAAN
HO 2
1. Pembedaan produk
Pembedaan produk adalah modifikasi produk untuk membuatnya lebih menarik bagi pasar
sasaran (target market). Pada dasarnya pembedaan produk adalah teknik pemasaran untuk
memperbaiki daya saing. Tujuannya membuat konsumen melihat sesuatu produk berbeda
dengan produk sejenis di pasar. Perubahannya sangat sedikit, hanya pada kemasan
dan/atau tema iklan, sedangkan produk fisiknya sendiri tidak berubah. Pembedaan produk
terutama untuk menciptakan manfaat psikologis produk, tetapi tidak berarti tindakan ini
murah. Pembedaan produk dan manfaat produk telah diperkenalkan pada Modul 2, LU 2.2.
Perusahaan kecil yang beroperasi di suatu celah pasar (sektor pasar yang tidak dihiraukan
oleh pemasok barang atau penyedia jasa arus utama) pasti memunculkan banyak peluang
untuk membedakan produknya agar para konsumen melihat produk itu spesifik, agar
mereka tidak terlalu peka terhadap harga jual. Perusahaan kecil harus menghindari biaya
periklanan yang mahal dan harus inovatif dalam pembedaan produk. Kadang-kadang lebih
murah membuat perubahan pada produk fisiknya agar lebih unggul daripada produk lain di
pasar dalam hal manfaat kongkrit produk, terutama manfaat pemakaiannya.
88
Engineered cost (biaya standar) adalah biaya yang dapat diestimasi dengan tingkat
andalan tinggi, atas dasar rekayasa (engineering) atau data biaya historis. Contohnya biaya
bahan langsung, tenaga kerja langsung, komponen perakitan, bahan bakar, sarana umum
(air, gas, listrik). Mengurangi engineered cost akan mengurangi mutu dan manfaat produk.
Discretionary cost (biaya terkelola) adalah biaya yang jumlahnya ditentukan atas dasar
pertimbangan manajemen sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Contohnya biaya penjualan
(biaya promosi), biaya administrasi, penelitian dan pengembangan, dan sebagian biaya
overhead pabrik (biaya pemeliharaan). Discretionary cost adalah biaya yang dianggarkan.
Committed cost adalah biaya yang timbul sebagai konsekuensi dari komitmen bisnis di
masa lampau. Contohnya biaya penyusutan untuk aktiva yang dibeli di masa lampau, biaya
sewa, asuransi, pajak, dsbnya. Committed cost hanya bisa dikurangi melalui renegosiasi.
Sunk cost adalah biaya yang telah terjadi dan tidak bisa dipulihkan secara berarti. Sunk
cost timbul karena perencanaan yang kurang baik atau perubahan lingkungan yang tak
terduga. Contohnya aktiva yang tidak lengkap (bangunan belum selesai) yang tidak
berfungsi dengan semestinya, atau pengembangan (produk) di masa lampau yang kini tidak
bernilai.
Berdasarkan ciri-ciri di atas, hanya discretionary cost yang bisa ditekan. Ketiga biaya lainnya
hanya bisa ditekan melalui tindakan jangka-panjang. Engineered cost hanya bisa ditekan
melalui pengembangan produk, dan proses. Committed cost seperti biaya sewa hanya bisa
ditekan bila renegosiasi bisa dilakukan. Mengenai sunk cost, satu-satunya yang bisa dilakukan
hanyalah membuat aktiva lebih produktif agar bisa memulihkan biaya yang telah dikeluarkan.
4. Nilai Tambah
Nilai tambah (value added) adalah nilai yang ditambahkan pada nilai yang telah diciptakan di
tempat lain, atau oleh sektor lain. Nilai jeruk sudah diciptakan sektor pertanian. Memproses
jeruk menjadi jus jerus akan menambah nilai jeruk. Dengan demikian nilai tambah mengacu
pada tahap produksi atau pemasaran tertentu. Untuk perusahaan manufaktur, nilai tambah
adalah selisih antara harga bahan baku dengan harga jual produk jadi. Nilai tambah
mencakup semua biaya produksi dan biaya operasional (kecuali bahan baku), dan laba.
Meskipun nilai tambah menyangkut harga jual dan harga bahan baku, memaksimumkan
nilai tambah berbeda dengan memaksimumkan laba. Memaksimumkan laba bisa
memerlukan reduksi biaya tenaga kerja, sedangkan memaksimumkan nilai tambah
merupakan suatu pendekatan di mana wirausahawan (majikan) dan karyawan berada di
pihak yang sama (tidak berseberangan). Pendekatan nilai tambah memperkuat orientasi
perusahaan kepada peningkatan volume penjualan dan produktivitas (sumberdaya
manusia).
Pemerintah daerah akan mendukung usaha-usaha inovatif yang bisa menambah nilai pada
produk alam setempat, misalnya perusahaan mebel yang dapat memproses limbah kayu untuk
memproduksi mebel kecil. Perusahaan besar dapat menyerahkan sebagian proses atau jasa
lainnya kepada perusahaan kecil untuk memaksimumkan nilai tambah produk. Contohnya
sortasi komoditi pertanian untuk memperbaiki mutu (dan harga jual) produk akhir.
89
kelebihan tenaga kerja untuk membuka outlet di tempat-tempat jauh untuk memperbaiki
pemasaran. Opsi pertama meningkatkan efisiensi, opsi kedua meningkatkan produktivitas.
Efisiensi adalah jumlah masukan (input) yang dipakai per unit barang yang dihasilkan atau
jasa yang diserahkan, sedangkan produktivitas adalah jumlah keluaran (output) yang
tercipta per unit masukan yang dipakai. Secara matematis, keduanya mempunyai rumus
yang sama:
Efisiensi =
Pr oduktivita s
Output
Input
Perbedaannya terletak pada faktor mana yang digarap, pembilang (output) atau pembagi
(input) pada rumus di atas. Meningkatkan efisiensi berarti menurunkan input dengan
pembilang konstan, sedangkan meningkatkan produktivitas berarti meningkatkan output
dengan pembagi konstan.
Untuk aktiva fisik (mesin), meningkatkan efisiensi dapat berarti mengurangi jam jalan
(delivery hours) mesin atau biaya pemeliharaan, yang pada akhirnya akan mengurangi biaya
overhead per unit produk. Meningkatkan produktivitas bisa berarti meningkatkan jumlah
produksi, sehingga memaksimumkan pemanfaatan kapasitas mesin dan pada akhirnya juga
menurunkan biaya overhead per unit. Untuk sumberdaya manusia, meningkatkan efisiensi
bisa berarti mengurangi jam kerja karyawan, gaji/upah atau bahkan mengurangi jumlah
tenaga kerja. Meningkatkan produktivitas bisa berarti meningkatkan jumlah produksi dan
memperbaiki mutu layanan. Kendala bagi peningkatan efisiensi adalah tindakan mengurangi
biaya itu seringkali sulit, bahkan mustahil dilakukan. Kendala bagi peningkatan produktivitas
adalah keterbatasan kapasitas produksi dan/atau kapasitas pemasaran.
6. Analysis Break-Even
Titik pulang pokok (break-even) untuk suatu produk adalah titik di mana jumlah
pendapatan yang diterima sama dengan jumlah biaya untuk memproduksi dan menjual
produk. Secara matematis, titik break-even adalah titik di mana:
Jumlah pendapatan = Jumlah biaya
Jumlah pendapatan = Biaya variabel + Biaya tetap
Penggunaan yang paling lazim analisis break-even adalah menentukan jumlah penjualan
minimum, atau nilai penjualan minimum (dalam hal perusahaan multi-produk) untuk
mencapai titik break-even, atau di mana laba sama dengan nol.
Contoh berikut ini diambil dari bagian akhir dari Modul 2, LU 2.5 (EN-2.5-AI2). Tujuannya
menentukan penjualan minimum pembuat jaket maker untuk mencapai titik break-even.
____________________________________________________________________________
BEP UNTUK PEMBUAT JAKET
Harga jual jaket Rp. 185.000. Setiap jaket membutuhkan bahan langsung:
90
Rp./Unit
90.000
12.000
7.500
109.500
Biaya-biaya lain, yang semua diasumsikan sebagai biaya tetap, adalah sebagai berikut:
Rp./bulan
3.600.000
600.000
630.000
1.500.000
800.000
470.000
5.000.000
500.000
13.100.000
150
27.750.000
16.425.000
11.325.000
13.100.000
-1.775.000
BEP
173,5 (174)
32.099.339
18.999.338
13.100.000
13.100.000
0
175
32.375.000
19.162.500
13.212.500
13.100.000
112.500
200
37.000.000
21.900.000
15.100.000
13.100.000
2.000.000
250
46.250.000
27.375.000
18.875.000
13.100.000
5.775.000
BEP Quantity
50,000,000
40,000,000
Rp.
30,000,000
20,000,000
10,000,000
174 Unit
50
100
150
200
250
Kuantitas
Penjualan minimum untuk mencapai break even = 173.5 Unit 174 unit (dibulatkan).
BEP di atas biasa disebut BEP Quantity. Jenis BEP lain adalah BEP Sales di mana titik
break-even mengacu pada nilai penjualan bukan jumlah penjualan. BEP Sales dipakai untuk
perusahaan multi-produk di mana biaya variabel memiliki persentase konstan terhadap
penjualan. Dalam kasus pembuat jaket ini persentasenya 59,2% (109.500/185.000).
BEP Sales adalah nilai penjualan di mana laba sama dengan nol, seperti pada tabel berikut
ini:
91
Penjualan
Biaya variabel
Contribution margin
Biaya tetap
Laba
30.000.000
17.756.757
12.243.243
13.100.000
-856.757
BEP
32.099.339
18.999.338
13.100.000
13.100.000
0
32.375.000
19.162.500
13.212.500
13.100.000
112.500
40.000.000
23.675.676
16.324.324
13.100.000
3.224.324
50.000.000
29.594.595
20.405.405
13.100.000
7.305.405
BEP Sales
50,000
Rp. 000
40,000
30,000
20,000
10,000
Rp. 32 juta
0
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
____________________________________________________________________________
Asumsi-asumsi dan sekaligus juga keterbatasan-keterbatan analisis break-even adalah:
Analisis break-even mengasumsikan harga jual konstan, tidak ada diskon volume untuk
meningkatkan penjualan;
Analisis break-even mengasumsikan biaya tetap (fixed cost) konstan, tidak ada investasi
tambahan dan tidak ada divestasi aktiva jangka-panjang;
Analisis break-even mengasumsikan rata-rata biaya variabel konstan per unit produk,
tidak ada kurva belajar dalam produksi, yaitu menurunnya biaya per unit dengan
meningkatnya kuantitas produksi;
Analisis break-even mengasumsikan kuantitas barang yang diproduksi sama dengan
kuantitas barang yang dijual, yaitu tidak ada perbedaan antara persediaan awal dengan
persediaan akhir; dan
Dalam perusahaan multi-produk companies, analisis break-even mengasumsikan
perbandingan masing-masing produk yang dijual dan diproduksi konstan (atau bauran
penjualannya konstan).
Meskipun dengan berbagai keterbatasan di atas, analisis break-even merupakan alat yang
efektif untuk memotivasi penjualan. Melalui analisis break-even, perusahaan seharusnya tidak
menjual produk dengan harga yang tidak bisa diterima oleh pasar, atau mengurangi biaya
dengan akibat berkurangnya manfaat konsumen. Perusahaan dapat meningkatkan kuantitas
penjualan atau kuantitas produksi dalam batas-batas kapasitas produksi perusahaan dan
dalam batas-batas kapasitas pasar untuk menyerap produk yang dibuat.
92
Kode
EN-3.1-AG3
Topik 3.1.4
Tugas Kelompok
3/3
Tujuan:
Minggu 4
Kelima kasus itu terlampir pada EN-3.1-AG1. Baca kasus dengan cermat.
Tugas masing-masing kelompok adalah sebagai berikut:
(1) membuat analisis breakeven dengan informasi yang dihitung sebelumnya;
(2) menggambar grafik BEP (BEP-Jumlah atau BEP Penjualan);
(3) menentukan jumlah atau nilai minimum penjualan yang harus dicapai untuk
memperoleh laba;
dengan asumsi-asumsi:
Harga jual konstan;
Biaya tetap (fixed cost) konstan;
Rata-rata biaya variable konstan;
Jumlah produk yang diproduksi sama dengan jumlah produk yang dijual; dan
Bauran penjualan (sales mix) konstan (untuk bengkel mobil, percetakan kecil dan
sortasi limbah).
93
Unit Pembelajaran
LU 3.2
Rencana pelajaran
Catatan dosen 1/8
Transparan 1/20
Catatan dosen 2/8
Transparan 2/20
Transparan 3/20
Transparan 4/20
Handout 1/6
Catatan dosen 3/8
Transparan 5/20
Transparan 6/20
Transparan 7/20
Transparan 8/20
Handout 2/6
Transparan 9/20
Transparan 10/20
Transparan 11/20
Transparan 12/20
Transparan 13/20
Handout 3/6
Handout 4/6
Catatan dosen 4/8
Tugas kelompok 1/3
Catatan dosen 5/8
Transparan 14/20
Transparan 15/20
Transparan 16/20
Transparan 17/20
Transparan 18/20
Catatan dosen 6/8
Transparan 19/20
Handout 5/6
Transparan 20/20
Handout 6/6
Catatan dosen 7/8
Tugas kelompok 2/3
Tugas kelompok 3/3
Catatan dosen 8/8
halaman 95
halaman 96 97
halaman 98
halaman 99 101
halaman 102
halaman 103
halaman 104
halaman 105
halaman 106 108
halaman 109
halaman 110
halaman 111
halaman 112
halaman 113 116
halaman 117
halaman 118
halaman 119
halaman 120
halaman 121
halaman 122 123
halaman 124 126
halaman 127 133
halaman 134
halaman 135
halaman 136
halaman 137
halaman 138
halaman 139
halaman 140
halaman 141 144
halaman 145
halaman 146 149
halaman 150
halaman 151 153
halaman 154 161
halaman 162 175
halaman 176
halaman 177
94
Rencana Pelajaran
Unit Pembelajaran
Kode
EN-3.2-LP
Durasi
16 jam
Minggu 5-8
Pengetahuan dan keterampilan merencanakan pendanaan dan membuat
proyeksi keuangan untuk ide bisnis terpilih
Mahasiswa mampu (i) menyusun rencana keuangan untuk membuka bisnis
(sumber-sumber dana, termasuk modal sendiri), (ii) membuat proyeksi
keuangan untuk bisnis mereka, (iii) membuat proyeksi laba/laba ditahan
selama kurun waktu tertentu.
3.2.1 Mengulas laporan keuangan
3.2.2 Proyeksi modal awal (modal investasi dan modal kerja)
3.2.3 Daur kas (cash cycle)
3.2.4 Proyeksi aliran kas dan neraca
3.2.5 Proyeksi pendanaan dan proyeksi keuangan untuk ide bisnis terpilih
Uraian Kegiatan Secara
Metode
Bahan
Waktu (jam)
Urut
Kompetensi
Utama
Tujuan Unit
Pembelajaran
Topik
Kegiatan
a3.2.1
a3.2.2
a3.2.3
Minggu 5
Perlunya proyeksi keuangan
secara lengkap
Memperkenalkan modal awal
a3.2.5
a3.2.6
a3.2.7
a3.2.4
a3.2.8
a3.2.9
a3.2.10
Di kelas
Diskusi terbuka
Kuliah
Diskusi terbuka
Kuliah
Kuliah
Diskusi terbuka
Latihan kelas
Latihan kelas
Di kelas
Diskusi terbuka
Kuliah
Kuliah
Diskusi terbuka
Latihan kelas
Di luar kelas
Studi kasus
Di kelas
Presentasi
Diskusi terbuka
Kuliah
EN-3.2-TN1
30
EN-3.2-TN2
45
EN-3.2-TN3
1 jam 15
EN-3.2-TN4
1 jam 30
EN-3.2-TN5
1 jam 00
EN-3.2-TN6
1 jam 30
EN-3.2-TN7
1 jam 30
EN-3.2-AG3
4 jam 00
EN-3.2-AG3
2 jam 00
EN-3.2-TN8
2 jam 00
Jumlah waktu
Catatan khusus:
95
16 jam 00
Kode
EN-3.2-TN1
Tujuan:
Minggu 5
Langkah-langkah
Waktu
30 Diskusi
terbuka
96
Bahan
Papan tulis
atau
flipchart
EN-3.2-TR1
Jumlah
Metode
30
97
Kode
EN-3.2-TR1
Topik 3.2.1
Transparan
1/20
Toko
Jaket
Pendapatan
Pabrik Bengkel
Jus
Mobil
Jeruk
36.400 81.000
Biaya-biaya:
Biaya langsung
22.160 58.560
Biaya tetap
9.140 17.100
Jumlah biaya 31.300 75.660
Laba
Minggu 5
5.100
5.340
IDR 000
Perce- Sortasi
takan Limbah
Kecil
38.750 100.250
38.700
17.850
16.595
34.445
54.275
39.960
94.235
22.950
11.650
34.600
4.305
6.015
4.100
98
Kode
EN-3.2TN2
Tujuan:
Minggu 5
Langkah-langkah
Waktu
Metode
15 Diskusi
terbuka
Bahan
Papan tulis
atau flipchart
EN-3.2-TR2
30 Diskusi
terbuka
Kuliah
99
45
Papan tulis
atau flipchart
EN-3.2-TR3
EN-3.2-TR4
EN-3.2-HO1
Pabrik jus
jeruk
Bengkel
Mobil
Percetakan kecil
Rp. 000
Sortasi
limbah
Modal awal
61.300
65.400
63.300
63.500
30.000
Pengeluaran:
Tanah & bangunan
Mesin
Peralatan
Bahan baku
Perlengkapan
Jasa
Jumlah
60.000
60.000
36.000
24.000
3.600
63.600
36.000
15.000
800
10.670
62.470
48.000
13.400
61.400
24.000
24.000
1.300
1.800
830
2.100
6.000
Sisa
Sisa modal setelah semua pengeluaran menjadi saldo kas awal untuk meulai operasi.
Kelima kasus bisnis merupakan contoh-contoh pembukaan bisnis kecil dan menengah tanpa
modal awal yang besar, karena para wirausahawannya cukup beruntung melihat
kesempatan memperoleh aktiva fisik mahal dengan pembelian kredit atau pembayaran
angsuran. Modal awal akan jauh lebih besar seandainya para wirausahawan harus membeli
aktiva-aktiva itu secara tunai.
Semua mereka memulai bisnis mereka menggunakan uang mereka senditi, yang
dibelanjakan tidak hanya untuk modal investasi (MI) tetapi juga untuk modal kerja (MK)
seperti tampak pada tabel berikut ini (Rp. 000):
Toko jaket:
MI
MK
60,000
1,300
61,300
MI
MI
MK
MK
24,000
36,000
3,600
1,800
65,400
Jumlah
Pabrik jus jeruk:
100
Bengkel mobil:
membangun bengkel
membayar angsuran pertama for pembangkit listrik
membayar angsuran pertama for peralatan las
membeli kawat las, dempul
membeli malam, cleaner, perekat, pemoles, dsbnya.
membeli kertas gosok, batu gerinda, dsbnya.
membeli alat penyemprot dan peralatan lainnya3
saldo kas awal1
MI
MI
MI
MK
MK
MK
MK
MK
36,000
10,000
5,000
4,000
6,000
670
800
830
63,300
MI
MK
MK
48,000
13,400
2,100
63,500
MI
MK
24,000
6,000
30,000
Jumlah
Percetakan kecil:
Sortasi limbah:
perbaikan atap
saldo kas awal1
Jumlah
Catatan:
1
) Saldo kas awal adalah bagian dari modal kerja, karena uang ini akan dipakai untuk membeli
bahan, membayar upah serta kewajiban-kewajiban lain dalam operasi awal bisnis.
2
) Sewa pabrik biasanya diklasifikasikan sebagai modal kerja jika dibayaw bulanan. Tapi jika
sewa pabrik harus dibayar untuk beberapa bulan, sewa mungkin menyangkut uang muka yang
cukup besar bagi bisnis baru. Di samping itu, pengeluaran ini merupakan alternatif dari
pembelian aktiva.
3
) Alat penyemprot dan peralatan lainnya diklasifikasikan sebagai modal kerja because karena
seluruh biaya dibebankan pada periode pertama.
4
) Sewa toko bisa juga diklasifikasikan sebagai modal investasi karena menyangkut
pembayaran uang muka dalam jumlah besar dan merupakan alternatif pembelian aktiva.
Bila dibandingkan dengan TRANSPARAN EN-3.2-TR4, mahasiswa akan memperhatikan
bahwa beberapa komponen modal awal belum dipertimbangkan dalam kelima kasus bisnis
itu, seperti biaya hukum, upacara pembukaan, dsbnya. Biarkan rasa keingin-tahuan
mahasiswa berlanjut sampai Unit Pembelajaran 3.3, yang membahas aspek hukum dan
aspek tanggungjawab sosial yang juga perlu dipertimbangkan dalam menghitung modal
awal dan membuat proyeksi keuangan bisnis.
101
Kode
EN-3.2-TR2
Topik 3.2.2
Transparan
2/20
Pabrik
jus
jeruk
Modal awal
61.300
65.400
63.300
63.500
30.000
Pengeluaran:
Tanah &
bangunan
Mesin
Peralatan
Bahan baku
Perlengkapan
Jasa
Jumlah
60.000
60.000
36.000
24.000
3.600
63.600
36.000
15.000
800
10.670
62.470
48.000
13.400
61.400
24.000
24.000
1.300
1.800
830
2.100
6.000
Sisa
102
Bengkel
Mobil
Percetakan
kecil
Sortasi
limbah
Kode
EN-3.2-TR3
Topik 3.2.2
Transparan
3/20
Modal Awal
Minggu 5
103
Kode
EN-3.2-TR4
Topik 3.2.2
Transparan
4/20
pra-operasi
Awal
bisnis
Minggu 5
operasi awal
(beberapa minggu
atau bulan)
Pendapatan
pertama
Modal Investasi
tanah
bangunan
bengkel
mesin
perkakas
peralatan
perabot kantor
computer
sambungan air
sambungan listrik
sambungan tilpun
biaya hukum, perizinan
papan nama
publikasi
upacara pembukaan
dsbnya.
Modal Kerja
sewa
biaya pemeliharaan
bahan baku
bahan dalam proses
barang jadi
perlengkapan kantor
promosi penjualan
upah dan gaji
asuransi
bahan bakar
tagihan air
tagihan listrik
tagihan tilpun
biaya bunga
biaya transportasi
dsbnya.
MODAL AWAL
104
Kode
EN-3.2-HO1
Handout
Unit Pembelajaran 3.2
Modal awal
HO 1
Membuka bisnis membutuhkan sejumlah uang yang harus dikeluarkan sebelum kegiatan
bisnis mulai menghasilkan uang melalui penjualan. Seringkali para wirausahawan potensial
menghitung terlalu sedikit jumlah yang dibutuhkan karena mereka hanya memperhitungkan
pengeluaran untuk investasi seperti mesin dan peralatan, mobil dan sebagainya. Mereka tidak
menyadari bahwa selama beberapa minggu atau bulan pertama operasi bisnis (perdagangan,
manufaktur atau jasa) pendapatan penjualan belum menutup pengeluaran-pengeluaran untuk
menjalankan bisnis. Hal ini dapat menimbulkan masalah likiditas di mana wirausahawan
tidak mampu membayar gaji atau membeli perlengkapan.
Jumlah yang diperlukan sebagai modal awal biasanya lebih banyak daripada jumlah uang
yang dimiliki oleh para calon pengusaha. Karena kekurangannya harus diperoleh dari sumber
lain, penting artinya mengetahui berapa jumlah uang yang dibutuhkan.
Jika seorang wirausahawan ingin memulai bisnis dia harus mengetahui bahwa selama proses
pendirian diperlukan sejumlah uang untuk berbagai pengeluaran sebelum bisnis memperoleh
pendapatannya sendiri.
Modal awal memiliki dua fungsi:
(1) Pengeluaran pra-operasi, yaitu uang yang harus dibayarkan oleh wirausahawan yang
membuka bisnis sebelum bisnis mulai beroperasi. Pengeluaran-pengeluaran itu meliputi
pembelian tanah, pembangunan bengkel, pembelian mesin, perkakas, peralatan, perabot
kantor, di samping biaya hukum, perizinan, sambungan air, listrik dan tilpun, publikasi
dan periklanan sebelum bisnis dibuka, dsbnya. Jumlah uang yang diperlukan untuk
pengeluaran-pengeluaran ini juga disebut modal investasi.
(2) Pengeluaran operasi awal, yaitu sejumlah uang yang dibutuhkan wirausahawan untuk
berbagai pengeluaran awal sebelum pendapatan dari penjualan masuk ke dalam bisnis.
Rentang waktunya (time span) bergantung kepada sifat dari bisnis yang dibuka, satu
bulan untuk kegiatan perdagangan dan beberapa bulan untuk kegiatan manufaktur.
Pengeluaran-pengeluaran ini mencakup pembelian bahan baku, upah dan gaji,
transportasi, komunikasi, bunga, dsbnya. Jumlah uang yang diperlukan untuk
pengeluaran-pengeluaran ini disebut modal kerja.
Modal awal untuk sebuah bisnis baru adalah jumlah semua pengeluaran untuk investasi
maupun modal kerja. Jumlah modal awal merupakan suatu indikator bagi para calon
wirausahawan mengenai jumlah uang yang mereka butuhkan untuk investasi berasal dari
modal sendiri (tabungan, harta pribadi) dan berapa jumlah uang yang harus mereka pinjam
(atau mereka peroleh dari mitra usaha).
105
Kode
EN-3.2-TN3
Tujuan:
Minggu 5
Langkah-langkah
Waktu
Metode
30 Kuliah
Diskusi
terbuka
Bagikan EN-3.2-HO2.
Tekankan:
metode memperoleh aktiva tetap dalam
menghitung modal investasi, dan
lamanya waktu sampai pendapatan dari
penjualan kembali ke dalam bisnis dalam bentuk
penerimaan kas dalam menghitung modal kerja.
Bahan
Papan tulis
atau flipchart
EN-3.2-TR5
EN-3.2-TR6
EN-3.2-TR7
EN-3.2-TR8
EN-3.2-HO2
15 Diskusi
terbuka
Papan tulis
atau flipchart
EN-3.2-TR9
30 Kuliah
Diskusi
terbuka
106
1 jam 15
Papan tulis
atau flipchart
EN-3.2-TR10
EN-3.2-TR11
EN-3.2-TR12
EN-3.2-TR13
EN-3.2-HO3
EN-3.2-HO4
Modal kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Volume produksi/penjualan, mutu bahan baku,
keterampilan karyawan, lokasi bisnis, daerah
pemasaran, kegiatan bisnis, lamanya waktu
sampai pendapatan dari penjualan kembali ke
dalam bisnis dalam bentuk penerimaan kas,
dsbnya.
Jumlah modal investasi yang diperlukan untuk memulai bisnis tidak hanya bergantung
kepada kapasitas produksi dan kapasitas penjualan yang direncanakan, jenis proses dan
teknologi, dan lokasi bisnis, tapi juga metode pemerolehan (yaitu apakah aktiva dibeli atau
disewa, apakah dibayar tunai atau dibeli secara kredit, apakah aktiva diperoleh melalui
leasing atau dibayar tunai menggunakan pinjaman).
Metode memprakirakan kebutuhan modal investasi diuraikan dalam handout EN-3.2-HO2.
Banyak aktiva tetap disewa atau dibeli dengan angsuran bulanan, sehingga jumlah
kebutuhan modal investasi akan jauh lebih sedikit.
_________________________________________________________________________
Jika wirausahawan masing-masing bisnis harus membeli tunai semua aktiva tetap yang
diperlukan, modal investasi harus ditingkatkan untuk menutup harga beli aktiva tetap itu:
Kasus bisnis
Aktiva tetap
Toko jaket
Pabrik jus jeruk
Bengkel mobil
Bangunan toko
Mesin pemeras
Pembangkit listrik
Peralatan las
Percetakan kecil
Sortasi limbah
Mesin cetak
Tanah dan bangunan
Harga aktiva
305.000.000
120.000.000
90.000.000
30.000.000
120.000.000
126.000.000
(?)
Modal
investasi
60.000.000
24.000.000
10.000.000
5.000.000
15.000.000
24.000.000
Tidak ada data mengenai harga tanah dan bangunan tetapi wirausahawati sortasi limbah itu
akan memerlukan lebih banyak modal awal untuk membeli aktiva itu. (Jika kemudian tanah
dan bangunan menjadi aktiva bisnis, nilainya akan menambah aktiva dan juga modal pemilik
dalam neraca perusahaan.)
_________________________________________________________________________
Jumlah modal kerja yang diperlukan untuk memulai operasi bisnis tidak hanya tergantung
pada volume produksi dan penjualan, jenis proses dan teknologi, lokasi bisnis, tapi juga
107
pada lamanya waktu sampai pendapatan dari penjualan kembali ke dalam bisnis dalam
bentuk penerimaan kas.
Jika bisnis memproduksi barang dengan kuantitas sama dengan penjualan, menjual barang
jadi secara tunai dan membeli semua kebutuhan inputnya juga tunai, maka lamanya waktu
itu banyak tergantung pada jenis produk, proses produksi, dan teknologi yang dipakai.
Produk barang umumnya memerlukan waktu yang lebih lama daripada jasa, industri
pertanian umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama daripada industri manufaktur,
teknologi padat karya memerlukan waktu yang lebih lama daripada teknologi padat modal.
Jika bisnis mengadakan persediaan barang jadi untuk mengantisipasi peningkatan
permintaan pasar yang tak terduga, sebagian dari barang yang diproduksi akan tersimpan
lebih lama dalam perusahaan, menunda penerimaan kas dari penjualan barang itu. Pada
akhir periode pelaporan barang-barang itu tetap berada dalam persediaan untuk dijual
(dicairkan) dalam periode berikutnya. Dengan demikian persediaan akan memperpanjang
waktu menunggu sampai kas diterima, sehingga menambah jumlah kebutuhan modal kerja.
Jika bisnis menjual (sebagian dari) produknya secara credit, penerimaan kas untuk sebagian
dari penjualannya akan tertunda. Bagian dari penjualan yang belum dibayar akan
merupakan piutang dagang pada akhir periode pelaporan, untuk ditagih dalam periode
berikutnya. Piutang dagang juga akan memperpanjang waktu menunggu sampai kas
diterima, sehingga juga menambah kebutuhan modal kerja.
_________________________________________________________________________
Meskipun aktiva-aktiva mahal itu bisa diperoleh dengan modal investasi yang kecil, modal awal
masing-masing dari kelima kasus bisnis itu TIDAK cukup untuk memenuhi kebutuhan modal
kerja masing-masing kasus (EN-3.1-AG1). Jika dibuat proyeksi aliran kasnya akan
menghasilkan saldo kas akhir negatif, suatu hal yang kontra-produktif bagi pemahaman
mahasiswa terhadap proyeksi keuangan.
Kebutuhan modal kerja seharusnya dihitung terlebih dahulu, dan masalah kekurangan modal
awal diatasi sebelum membuat proyeksi keuangan. Untuk sementara perlu ditekankan pada
dua hal sebagai berikut:
Wirausahawan harus menyediakan modal awal dengan jumlah yang memadai, tidak hanya
memperhitungkan pengeluaran-pengeluaran untuk investasi seperti mesin dan peralatan,
kendaraan dan sebagainya, tetapi juga jumlah yang dibutuhkan untuk modal kerja.
Apakah bisnis bisa mulai beroperasi dan melanjutkan operasinya banyak bergantung
kepada kapasitas keuangannya, salah satu di antaranya adalah tersedianya modal kerja
yang cukup untuk melaksanakan penjualan kredit, mengadakan persediaan bahan,
persediaan barang jadi, dsbnya.
_________________________________________________________________________
Metode memprakirakan kebutuhan modal kerja juga diuraikan dalam EN-3.2-HO2. Dalam
metode ini perlu menghitung lamanya waktu sampai masing-masing pembayaran diganti
oleh penjualan. Untuk perusahaan produk tunggal metode ini sangat mungkin, tapi tidak
untu perusahan multi-produk. Kesulitan terjadi pada alokasi biaya, terutama biaya overhead,
di antara berbagai produk. Metode alternatif untuk bisnis multi-produk adalah menggunakan
rata-rata daur kas, yang diuraikan dalam handout EN-3.2-HO3 dan EN-3.2-HO4.
108
Kode
EN-3.2-TR5
Topik 3.2.2
Transparan
5/20
Minggu 5
Modal investasi
Komponen
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Tanah, bangunan,
Jenis produk, teknologi,
mesin & peralatan,
kapasitas produksi, lokasi
kendaraan,
bisnis, daerah pemasaran,
sambungan sarana
kegiatan bisnis, metode
pemerolehan, dsbnya.
umum, dsbnya.
Modal kerja
Komponen
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Bahan baku, upah,
Volume produksi/penjualan,
gaji, bahan bakar,
kualitas bahan baku,
tagihan sarana umum, keterampilan tenaga kerja,
penjualan promosi,
lokasi bisnis, daerah
biaya transportasi,
pemasaran, kegiatan bisnis,
dsbnya.
jangka waktu yang diperlukan
sampai pendapatan dari
penjualan kembali ke dalam
bisnis dalam bentuk arus kas
masuk, dsbnya.
109
Kode
EN-3.2-TR6
Topik 3.2.2
Transparan
6/20
Faktor
Produksi
Tanah
Bangunan
Cara
Pemerolehan
Beli
(tunai/kredit),
sewa
Beli
(tunai/kredit),
sewa,
membangun
sendiri
Beli
(tunai/kredit),
sewa, leasing
Beli
(tunai/kredit)
Mesin dan
peralatan
Pemasok, lessor
Bahan
baku
Pemasok bahan
baku, industri hulu,
kontraktor
Perusahaan fasilitas Berlangganan,
umum, pengebor,
membor sumur
pemasok bahan
pengeboran
Air
Listrik,
sambunga
n telpon
Tenaga
kerja
Modal
..
Perusahaan
sarana umum
Berlangganan
Pasar tenaga
kerja
Memperkerjakan
, merekrut
Investasi sendiri,
pinjam,
partisipasi
modal
..
Tabungan sendiri,
bank pemberi
pinjaman, mitra
bisnis, pemodal
.
110
Minggu 5
Biaya
Harga tanah,
sewa
Harga, sewa,
biaya pembangunan
Harga, sewa,
pembayaran
leasing
Harga
Tarif, biaya
pengeboran,
harga bahan
pengeboran
Tarif
Upah, gaji
Bunga,
dividen
(pembagian
keuntungan)
..
Kode
EN-3.2-TR7
Topik 3.2.2
Transparan
7/20
Menghitung Kebutuhan
Modal Investasi
Jenis investasi
Tanah
Bangunan
Sambungan listrik
Sambungan air
Sambungan tilpun
Mesin/Peralatan
.
.
Kendaraan:
..
..
Perabot kantor
Peralatan kantor
Perizinan
Pelatihan staf
Jasa konsultasi
Selebaran pembukaan
Upacara pembukaan
Jumlah investasi
Spesifikasi
111
Minggu 5
Jumlah
Kode
EN-3.2-TR8
Topik 3.2.2
Transparan 8/20
Menghitung Kebutuhan
Modal Kerja
Pembayaran
Jumlah per
minggu/bulan
112
Minggu 5
Kebutuhan
operasi awal
Kode
EN-3.2-HO2
Handout
Unit Pembelajaran 3.2
HO 2
Setelah mengambil keputusan mengenai jenis bisnis, produk, pelanggan dan market
are made, the wirausahawan harus mempelajari aspek-aspek teknis bisnis. Dia
harus mengidentifikasi input-input yang dibutuhkan, mencari sumber-sumber input,
mengetahui harga dan menentukan cara pemerolehan input untuk memulai sebuah
bisnis. Tujuan studi teknis adalah untuk memastikan apakah semua input yang
dibutuhkan tidak hanya tersedia, tapi juga bisa diperoleh serta menguntungkan.
Studi teknis telah dibahas pada Learning Unit 2.4 dalam Modul 2. Hasil studi ini
seperti tampak pada tabel berikut ini. Lihat TRANSPARAN EN-2.4-TR11.
Faktor Produksi
Tanah
Bangunan
Sumber
Pemilik tanah, kawasan
industri, pasar terorganisasi,
inkubator bisnis
Pemilik tanah, kawasan
industri, pasar terorganisasi,
inkubator bisnis, pengembang
Mesin dan
peralatan
Pemasok, lessor
Bahan baku
Air
Listrik,
sambungan
telpon
Tenaga kerja
Modal
..
Cara
Pemerolehan
Beli (tunai/kredit),
sewa
Beli (tunai/kredit),
sewa,
membangun
sendiri
Beli (tunai/kredit),
sewa, leasing
Beli (tunai/kredit)
Berlangganan,
membor sumur
Berlangganan
Memperkerjakan,
merekrut
Investasi sendiri,
pinjam, partisipasi
modal
..
Biaya
Harga tanah, sewa
Harga, sewa, biaya
pem-bangunan
Harga, sewa,
pembayaran
leasing
Harga
Tarif, biaya
pengeboran, harga
bahan pengeboran
Tarif
Upah, gaji
Bunga, dividen
(pembagian
keuntungan)
..
Modal awal adalah sejumlah uang yang diperlukan wirausahawan untuk berbagai
pengeluaran sebelum kegiatan bisnis mulai menghasilkan uang melalui penjualan.
Modal awal memiliki dua fungsi:
(1) Pengeluaran pra-operasi, yaitu uang yang harus dibayarkan seorang
wirausahawan yang membuka bisnis sebelum bisnis mulai beroperasi. Jumlah
uang yang diperlukan ini juga disebut modal investasi.
(2) Pengeluaran operasi awal, yaitu sejumlah uang yang dibutuhkan wirausahawan
untuk pengeluaran-pengeluaran awal sebelum pendapatan dari penjualan masuk
113
Modal kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Volume produksi/penjualan, kualitas bahan
baku, keterampilan tenaga kerja, lokasi
bisnis, daerah pemasaran, kegiatan bisnis,
jangka waktu yang diperlukan sampai
pendapatan dari penjualan kembali ke
dalam bisnis dalam bentuk arus kas masuk,
dsbnya.
Modal investasi adalah jumlah dana yang diperlukan untuk membeli aktiva fisik
(tanah, bangunan, mesin & peralatan, kendaraan, sambungan sarana umum, mebel,
peralatan kantor, dsbnya.) dan aktiva non-fisik (perizinan, pelatihan dasar, jasa
konsultasi, selebaran pembukaan, upacara pembukaan). Nilai dari semua aktiva ini
biasanya terlalu besar untuk dibebankan pada tahun pertama operasi bisnis. Aktiva
fisik akan dibebankan sebagai biaya penyusutan dan aktiva non-fisik akan
dibebankan sebagai biaya amortisasi sepanjang usia pemakaiannya. Metode
menghitung biaya penyusutan dan amortisasi dibahas pada LU 2.5 dalam Modul 2.
Ketika melakukan studi teknis, wirausahawan menentukan jenis produk (barang,
jasa atau kombinasi dari keduanya), tingkat kualitas, kapasitas produksi, teknologi
yang dipakai (padat karya, padat modal), tingkat keterampilan tenaga kerja, lokasi
bisnis, daerah pemasaran, apakah bisnis akan melakukan penjualan langsung
kepada konsumen atau memasarkan produknya melalui perantara. Semua faktor ini
mempengaruhi jenis, kualitas dan kapasitas aktiva yang diperlukan.
Faktor yang cukup penting, sebagaimana dicontohkan oleh kelima kasus bisnis itu
adalah metode pemerolehan. Jika semua aktiva aktiva yang diperlukan dibayar
tunai, jumlah modal investasinya sama dengan harga semua aktiva itu.
Wirausahawan harus menyediakan dana yang besar dari tabungan sendiri, dia
harus mencari mitra usaha di antara teman atau saudara, atau dia harus meminjam
uang dari bank atau lembaga keuangan lainnya. Sebagai alternatif, wirausahawan
dapat memperoleh aktiva dengan menyewa, leasing atau membeli secara kredit,
hanya menyediakan uang muka dan/atau (angsuran) pembayaran pertama, yang
jumlahnya hanya merupakan bagian kecil dari harga aktiva.
114
Tabel berikut ini bisa dipakai untuk memprakirakan jumlah modal investasi yang
diperlukan. Kolom pertama adalah daftar jenis investasi. Wirausahawan harus
memastikan bahwa SEMUA jenis yang dibutuhkan masuk dalam daftar dan jenis
investasi yang tidak dibutuhkan keluar dari daftar. Kolom kedua tidak hanya
berisikan spesifikasi teknis seperti tipe, ukuran, kualitas, tapi juga metode
pemerolehannya (apakah aktiva dibeli, tunai atau
credit, dipinjam, disewa,
dibangun, dsbnya.).
Jenis investasi
Tanah
Bangunan
Sambungan listrik
Sambungan air
Sambungan tilpun
Mesin/Peralatan
.
.
Kendaraan:
..
..
Perabot kantor
Peralatan kantor
Perizinan
Pelatihan staf
Jasa konsultasi
Selebaran pembukaan
Upacara pembukaan
Jumlah investasi
Spesifikasi
Jumlah
Modal kerja adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk membeli bahan baku,
perlengkapan, membayar upah dan gaji, tagihan sarana umum (listrik, air, tilpun),
bahan bakar, biaya transportasi, promosi, dsbnya. selama periode awal sampai
perusahaan menerima uang tunai dari penjualannya. Jumlah modal kerja yang
dibutuhkan bergantung kepada kuantitas dan kualitas input yang pada gilirannya
juga bergantung kepada volume produksi/penjualan, kualitas bahan baku,
keterampilan tenaga kerja, lokasi bisnis, daerah pemasaran, kegiatan bisnis.
Karena kuantitas input harus cukup sampai bisnis mampu membelinya, faktor yang
sangat penting adalah jangka waktu yang diperlukan sampai pendapatan dari
penjualan kembali ke dalam bisnis dalam bentuk arus kas masuk. Periode meliputi
beberapa bagian, yaitu (1) waktu menunggu sampai bahan baku siap diproses atau
waktu menunggu sampai pesanan barang diterima, (2) lamanya proses, (3) waktu
menunggu sampai produk dijual kepada pelanggan, dan (4) waktu untuk menagih
pembayaran dari pelanggan.
115
Tabel berikut ini dapat dipakai untuk memprakirakan modal kerja yang dibutuhkan
untuk membuka bisnis. Kolom pertama berisi semua input yang diperlukan, juga
berdasarkan studi teknis. Di sini juga wirausahawan harus memastikan bahwa
SEMUA jenis input yang diperlukan masuk dalam daftar dan jenis input yang tidak
diperlukan keluar dari daftar.
Pembayaran
Jumlah per
minggu/bulan
Kebutuhan operasi
awal
Kolom kedua menyebutkan jumlah rata-rata per hari, per minggu atau per bulan
untuk masing-masing pembayaran. Kolom ketiga menyebutkan jumlah yang perlu
tersedia untuk masing-masing pembayaran, yaitu kolom 2 dikalikan dengan jangka
waktu yang diperlukan sampai bisnis memperoleh uang tunai dari penjualan. Jangka
waktu ini juga disebut daur kas (cash cycle). Prakiraan modal kerja yang
dibutuhkan adalah jumlah kolom ketiga.
Lihat handout EN-3.2-HO3 untuk daur kas, dan handout EN-3.2-HO4 untuk contoh
menghitung kebutuhan modal awal.
116
Kode
EN-3.2-TR9
Topik 3.2.2
Transparan
9/20
Investasi:
Tanah & bangunan 60.000
Mesin
Jumlah 60.000
Modal Kerja:
Alat
Bahan baku
Perlengkapan
Jasa
Saldo kas awal
Jumlah
Jumlah modal
1.300
1.300
61.300
Pabrik
jus
jeruk
Bengkel
Mobil
Minggu 5
Perce- Sortasi
takan limbah
kecil
6.000
6.000
117
Kode
EN-3.2-TR10
Topik 3.2.3
Transparan
10/20
Kegiatan
Daur kas
Pengadaan
Waktu yang diperlukan
dan
sampai bahan siap untuk
penggudangan diproses
bahan baku
Produksi
Minggu 5
Hari
......
......
......
Penagihan
pembayaran
......
......
118
Kode
EN-3.2-TR11
Topik 3.2.4
Transparan
11/20
Daur kas
Daur kas
Minggu 5
Periode
persediaan
bahan baku
Periode
Periode
persediaan
persediaan
bahan dalam
proses
Persediaan
persediaan
barang jadi
Periode
penagihan
119
Periode
penagihan
Kode
EN-3.2-TR12
Topik 3.2.4
Transparan
12/20
Daur kas
Minggu 5
Daur Kas
Jenis bisnis
Periode
Periode
Persediaan
Penagihan
Bisnis
Waktu
Waktu
manufaktur
menunggu
menunggu
sampai produk
bahan baku
jadi yang
diproses
Waktu produksi terjual dibayar
oleh pelanggan
Waktu
menunggu
sampai produk
jadi terjual
Bisnis
Waktu menunggu Waktu
perdagangan sampai barang
menunggu
dagangan terjual
sampai barang
dagangan yang
terjual dibayar
oleh pelanggan
Bisnis jasa
Waktu menunggu Waktu
sampai jasa
menunggu
terjual, waktu
sampai jasa
operasi (produksi) yang terjual
dibayar oleh
pelanggan
120
Kode
EN-3.2-TR13
Topik 3.2.4
Transparan
13/20
Daur kas
Minggu 5
121
Kode
EN-3.2-HO3
Handout
Unit Pembelajaran 3.2
HO 3
Jumlah modal kerja yang dibutuhkan bergantung kepada jangka waktu sampai pendapatan
dari penjualan kembali ke dalam bisnis dalam bentuk arus kas masuk, atau suatu periode
yang juga disebut daur kas. Daur kas adalah jangka waktu antara arus kas keluar (membeli
bahan baku, membayar upah, dsbnya.), dan arus kas masuk, atau pembayaran atas produk
jadi yang dijual, biasanya diukur dalam jumlah hari atau minggu. Lihat TRANSPARAN EN3.2-TR10 dan EN-3.2-TR11.
Di antara pembayaran yang pertama kali dilakukan peusahaan adalah pembelian bahan baku.
Setelah dibeli, bahan baku yang diterima berstatus sebagai persediaan bahan baku, menunggu
diproses menjadi produk jadi. Jangka waktunya bergantung antara lain kepada kebijakan
persediaan bahan baku, yang bertujuan mengurangi risiko keterlambatan pengadaan yang
bisa menyebabkan tertundanya produksi.
Proses produksi memerlukan beberapa jam, beberapa hari atau beberapa minggu untuk
mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Jangka waktunya bergantung antara lain kepada
teknologi yang dipakai dan manajemen produksi perusahaan. Selama period ini, bahan baku
berada dalam persediaan bahan dalam proses.
Produk jadi disimpan dalam persediaan barang jadi, menunggu dijual dan diserahkan kepada
pelanggan. Jangka waktunya bergantung antara lain kepada kebijakan persediaan barang jadi,
untuk mengantisipasi lonjakan permintaan pasar yang tak terduga.
Jumlah hari mulai dari pembayaran bahan baku sampai penjualan produk jadi disebut periode
persediaan, terdiri atas periode persediaan bahan baku, periode persediaan bahan dalam
proses dan periode persediaan barang jadi. Untuk perusahaan yang memproduksi barang atas
dasar pesanan, periode persediaan bisa sangat pendek tapi jarang sekali nol. Periode
persediaan bisa timbul karena transportasi dan administrasi pembelian dan penjualan yang
panjang. Barang-barang besar (produk pertanian atau pertambangan) memerlukan waktu
lama untuk transportasinya.
Jika penjualan dilakukan secara tunai, maka arus kas masuk diterima pada saat produk jadi
diserahkan. Kadang-kadang perusahaan harus melakukan penjualan kredit untuk
meningkatkan volume penjualan. Bila demikian maka diperlukan beberapa hari sampai
produk jadi yang diserahkan dibayar oleh pelanggan. Arus kas masuk diterima beberapa hari
setelah penjualan, dan periode disebut periode penagihan. Periode penagihan bisa juga terjadi
karena prosedur penagihan dan pembayaran yang panjang.
Daur kas adalah periode persediaan plus periode penagihan, diukur dalam hari. Bagi
kebanyakan bisnis, daur kas tidak pernah nol. Perusahaan mungkin tidak perlu memiliki
persediaan bahan baku karena bahan baku tersedia di pasar lokal dan bisa diperoleh sewaktuwaktu. Produksinya hanya memerlukan waktu beberapa jam. Perusahaan juga tidak perlu
memiliki persediaan barang jadi karena beroperasi hanya untuk memenuhi pesanan. Produk
yang dijual dibayar tunai. Daur kas perusahaan ini juga bukan nol, karena setiap penyerahan
produk harus dilakukan dalam jumlah minimum yang memerlukan waktu 6 hari
memproduksinya. Maka daur kas perusahaan ini 6 hari.
122
Periode persediaan
Periode penagihan
Daur kas
6
6
Bisnis perdagangan membeli dan menjual barang dagangan tanpa melakukan kegiatan
produksi. Periode persediaan timbul karena kebijakan persediaan perusahaan, atau sematamata karena waktu menunggu sampai pelanggan datang dan membeli barang dagangan.
Jenis bisnis
Bisnis manufaktur
Bisnis perdagangan
Bisnis jasa
Daur kas
Periode persediaan
Time to wait until bahan
baku diproses (kebijakan
persediaan, kuantitas
pembelian minimum)
Waktu produksi (teknologi)
Waktu menunggu sampai
produk jadi terjual
(kebijakan persediaan,
kuantitas penyerahan
minimum)
Waktu menunggu sampai
barang dagangan terjual
Periode penagihan
Waktu menunggu sampai produk
jadi yang terjual dibayar oleh
pelanggan (kebijakan kredit,
prosedur penagihan dan
pembayaran)
Operasi (produksi) jasa dilakukan bersama-sama dengan penyerahan jasa itu, dan jasa yang
tak terjual tidak bisa disimpan (lihat handout EN-2.2-HO3 dari Modul 2). Periode persediaan
untuk bisnis jasa terdiri terutama atas waktu menunggu sampai jasa terjual, dan waktu operasi
(produksi) jasa itu sendiri.
Sebagaimana disebutkan pada handout EN-3.2-HO2, rata-rata pengeluaran kas berganung
kepada volume produksi/penjualan, kualitas bahan baku, keterampilan tenaga kerja, lokasi
bisnis, daerah pemasaran, kegiatan bisnis. Modal kerja yang dibutuhkan adalah rata-rata
pengeluaran kas per hari dikalikan dengan panjangnya daur kas yang diukur dalam hari. Hal
ini berarti dengan rata-rata pengeluaran kas yang sama, semakin panjang daur kas, semakin
besar jumlah modal kerja yang dibutuhkan.
123
Handout
Unit Pembelajaran 3.2
Kode
EN-3.2-HO4
HO 4
Modal kerja mencakup pengeluaran untuk membayar bahan baku, perlengkapan, sarana
umum, upah, gaji, asuransi, dsbnya. Lihat TRANSPARAN EN-3.2-TR8.
Pembayaran
Jumlah per
minggu/bulan
______________________________________________________________________________
Contoh:
Dengan asumsi 5 hari per minggu dan 4 minggu (20 hari kerja) dalam satu bulan, rata-rata
daur kas untuk kasus Pembuat Jaket dalam Modul 2 (EN-2.5-AI2) adalah 6 (enam) hari
karena alasan-alasan sebagai berikut:
Pembuat jaket tidak perlu memiliki persediaan bahan baku, karena semua bahan dapat
diperoleh sewaktu-waktu, maka periode persediaan bahan baku adalah nol;
Pembuat jaket tidak perlu memiliki persediaan barang jadi. Tapi jumlah penjualan
minimum yang diserahkan kepada pengecer adalah 60 jacket yang akan siap dalam 6
(enam) hari kerja (rata-rata produksi 200 unit dibagi 20 hari kerja);
Semua penjualan dilakukan secara tunai, sehingga periode penagihan adalah nol.
Per Unit
Kain waterproof
Kain pelapis
Zipper
Upah karyawan produksi
Benang jahit, bahan kemasan
Gaji pengawas
Tagihan listrik dan air
Biaya penjualan
Alat-alat tulis
Pengembalian pinjaman
90.000
12.000
7.500
Total
Per Bulan
(20 hari)
18.000.000
2.400.000
1.500.000
3.600.000
600.000
800.000
470.000
5.000.000
500.000
9.000.000
41.870.000
Per Hari
900.000
120.000
75.000
180.000
30.000
40.000
23.500
250.000
25.000
450.000
2.093.500
Kebutuhan bulanan bahan langsung (kain waterproof, kain pelapis dan zipper) adalah
kebutuhan per unit dikalikan kuantitas produksi (200 unit).
Perlu diingat bahwa pembayaran tidak mencakup biaya-biaya non-tunai seperti penyusutan
dan sewa ruangan karena pembayaran untuk mesin jahit dan sewa sudah dilakukan.
Rata-rata pengeluaran kas adalah Rp. 2.093.500 dan kebutuhan modal kerja adalah 6 x Rp.
2.093.500 = Rp. 12.561.000.
Hasil perhitungannya akan kurang-lebih sama dengan bila perhitungan dilakukan
menggunakan metode yang pertama, yaitu menentukan daur kas untuk masing-masing
pembayaran. Tapi harus dicatat bahwa bahan langsung (kain waterproof, kain pelapis, zipper,
benang jahit dan bahan kemasan) harus disediakan lebih awal, sedangkan gaji pengawas dan
pengembalian pinjaman akan dibayarkan akhir bulan, atau setelah kas masuk dari penjualan
lot yang pertama dan kedua diterima.
Lihat tabel berikut ini.
125
Pembayaran
Kain waterproof
Kain pelapis
Zipper
Upah karyawan produksi
Benang jahit, bahan kemasan
Gaji pengawas
Tagihan listrik dan air
Biaya penjualan
Alat-alat tulis
Pengembalian pinjaman
Per Unit
900.000
120.000
75.000
180.000
30.000
40.000
23.500
250.000
25.000
450.000
2.093.500
Daur kas
9
9
9
6
9
0
0
6
6
0
Modal kerja
8.100.000
1.080.000
675.000
1.080.000
270.000
0
0
1.500.000
150.000
0
12.855.000
______________________________________________________________________________
126
Kode
EN-3.2-TN4
Tujuan:
Minggu 5
Steps
Time
Methods
45 Diskusi
terbuka
Materials
Papan tulis
atau
flipchart
EN-3.2-AG1
EN-3.2-HO2
EN-3.2-HO3
EN-3.2-HO4
45 Presentasi
kelompok
127
1 jam 30
Papan tulis
atau
flipchart
Pabrik jus
jeruk
Bengkel
Mobil
Percetakan
kecil
Sortasi
limbah
Investasi:
Tanah & bangunan
Mesin
Jumlah
60.000
60.000
36.000
24.000
60.000
36.000
15.000
51.000
48.000
48.000
24.000
24.000
Modal Kerja:
Alat
Bahan baku
Perlengkapan
Jasa
Saldo kas awal
Jumlah
1.300
1.300
3.600
1.800
5.400
800
10.670
830
12.300
13.400
2.100
15.500
6.000
6.000
61.300
65.400
63.300
63.500
30.000
Jumlah modal
Modal awal di atas tidak cukup karena proyeksi aliran kas dengan modal awal di atas akan
menghasilkan saldo kas yang negatif. Masing-masing kelompok harus memprakirakan
kebutuhan modal awal dengan menggunakan metode-metode yang diuraikan pada handout
EN-3.2-HO2, EN-3.2-HO3 dan EN-3.2-HO4. Catatan-catatan berikut ini perlu ditekankan
ketika memberikan bantuan pada masing-masing kelompok:
(1) Masing-masing kelompok harus mendaftar semua pengeluaran kas untuk modal kerja,
yaitu tidak mencakup biaya-biaya non-tunai seperti penyusutan dan sewa dibayar di
muka, tapi mencakup pengeluaran kas bukan biaya seperti pembayaran angsuran.
(2) Semua kasus tidak perlu memiliki persediaan barang jadi, sehingga bagian paling
penting dalam periode persediaan adalah waktu menunggu sampai produk jadi terjual
atau sampai kuantitas barang jadi cukup untuk penyerahan.
(3) Akhir dari daur kas adalah saat pertama kali bisnis menerima kas masuk dari penjualan,
sehingga jika sebagian besar penjualan dijual tunai maka arus kas masuk yang pertama
dapat dipakai untuk menutup pengeluaran-pengeluaran kas sesudahnya. Hanya dalam
kasus sortasi limbah rata-rata periode penagihan perlu dihitung.
(4) Kebutuhan modal awal itu hanya suatu prakiraan, sehingga tidak perlu tepat. Yang lebih
penting, modal awal tidak boleh terlalu kecil sehingga berakhir dengan saldo kas akhir
yang negatif tapi tidak boleh terlalu besar sehingga terlalu banyak dana menganggur
(idle fund) dalam bisnis.
(5) Semua kelompok mungkin memperoleh hasil perhitungan yang berbeda dengan hasil
perhitungan pada Solusi latihan kelompok berikut ini, karena lamanya daur kas banyak
bergantung kepada berbagai asumsi, khususnya mengenai lamanya waktu menunggu
sampai bisnis menjual untuk pertama kalinya.
128
Per bulan
22.000.000
160.000
2.800.000
800.000
350.000
1.300.000
340.000
800.000
750.000
7.000.000
36.300.000
Per hari
1.100.000
8.000
140.000
40.000
17.500
65.000
17.000
40.000
37.500
350.000
1.815.000
Dengan asumsi 5 hari per minggu dan 20 hari per bulan, rata-rata pengeluaran kas per hari
Rp. 1.815.000. Dengan asumsi bahwa toko mulai menjual pada minggu kedua setelah
pembukaan, rata-rata periode persediaan 5 hari. Pembayaran diharapkan pada hari yang
sama. Meskipun 20% dari kuantitas penjualan akan dibayar dalam 30 hari, sebagian besar
penerimaan kas berasal dari 80% kuantitas penjualan, dijual tunai mulai minggu kedua atau
5 6 hari setelah toko dibuka. Dengan demikian lamanya daur kas 5 6 hari.
Kebutuhan modal kerja 5 x Rp. 1.815.000 = Rp. 9.075.000 atau dibulatkan menjadi Rp.
10.000.000, dan jumlah modal awal Rp. 70.000.000 bukannya Rp. 63.300.000.
Modal kerja
Modal investasi
Modal awal
Rp.
10.000.000
60.000.000
70.000.000
129
Per bulan
9.000.000
45.360.000
9.000.000
3.600.000
600.000
3.500.000
1.200.000
1.300.000
1.250.000
1.800.000
700.000
4.000.000
1.750.000
83.060.000
Per hari
450.000
2.268.000
450.000
180.000
30.000
175.000
60.000
65.000
62.500
90.000
35.000
200.000
87.500
4.153.000
Dengan asumsi 5 hari per minggu dan 20 hari per bulan, rata-rata pengeluaran kas per hari
Rp. 4.153.000. Dengan asumsi lain bahwa pabrik mulai menyerahkan lot pertama jus jeruk
[ada hari kedua, dan menagih pembayaran lot pertama itu pada hari ketiga, rata-rata daur
kas 3 hari. Meskipun 10% penjualan akan tertagih dalam 30 hari setelah penyerahan,
sebagian besar penjualan dibayar tunai.
Kebutuhan modal kerja 3 x Rp. 4.153.000 Rp. 12.100.000, dan jumlah modal awal Rp.
72.100.000 bukannya Rp. 65.400.000.
Modal kerja
Modal investasi
Modal awal
Rp.
12.100.000
60.000.000
72.100.000
130
Bengkel mobil:
Pengeluaran kas per hari dihitung sebagai berikut:
Pengeluaran
Membeli minyak pelumas
Membeli cat, pengencer
Gaji untuk tukang las, tukang cat dan mechanics
Gaji untuk tenaga pembantu bengkel
Angsuran kedua untuk pembangkit listrik
Angsuran kedua untuk peralatan las
Tagihan listrik toko
Tagihan tilpun toko
Tagihan air toko
Membeli bahan bakar untuk pembangkit listrik
Membeli alat-alat tulis kantor
Jumlah
Per bulan
2.550.000
5.300.000
4.500.000
2.500.000
10.000.000
5.000.000
2.500.000
750.000
800.000
1.500.000
275.000
35.675.000
Per hari
127.500
265.000
225.000
125.000
500.000
250.000
125.000
37.500
40.000
75.000
13.750
1.783.750
Dengan asumsi 5 hari per minggu dan 20 hari per bulan, rata-rata pengeluaran kas per hari
Rp. 1.783.750. Dengan asumsi lain bahwa bengkel mulai mulai menjual jasa pada minggu
kedua setelah pembukaan, periode persediaan adalah 6 hari. Sebagian besar penjualan
adalah tunai, tapi 25% dari penjualan akan tertagih dalam 30 hari, sehingga periode
penagihan 5 sampai 6 hari perlu ditambahkan pada daur kas. Rata-rata daur kas sekitar 11
sampai 12 hari.
Kebutuhan modal kerja 11,5 x Rp. 1.783.750 atau sekitar Rp. 20,5 juta, dan jumlah modal
awal Rp. 71.470.000 bukannya Rp. 63.300.000.
Modal kerja
Modal investasi
Modal awal
Rp.
20.470.000
51.000.000
71.470.000
131
Percetakan kecil:
Pengeluaran kas per hari dihitung sebagai berikut:
Pengeluaran
Gaji untuk desainer
Gaji untuk operator mesin cetak
Gaji untuk staf penjualan dan administrasi
Pembelian perlengkapan untuk produk lain
Angsuran pertama mesin cetak
Tagihan listrik toko
Tagihan air toko
Tagihan tilpun toko
Alat-alat tulis toko
Iuran keamanan dan biaya-biaya lain
Jumlah
Per bulan
3.500.000
2.500.000
2.100.000
54.275.000
42.000.000
3.400.000
500.000
1.200.000
560.000
1.300.000
111.335.000
Per hari
175.000
125.000
105.000
2.713.750
2.100.000
170.000
25.000
60.000
28.000
65.000
5.566.750
Dengan asumsi 5 hari per minggu dan 20 hari per bulan, rata-rata pengeluaran kas per hari
Rp. 5.566.750. Dengan asumsi lain bahwa percetakan kecil itu mulai menyerahkan produk
pada hari ketiga, dan pengihan pembayaran memerlukan waktu 2 3 hari, maka rata-rata
daur kas 5 sampai 6 hari.
Kebutuhan modal kerja 5,5 x Rp. 5.566.750 Rp. 30.400.000, dan jumlah modal awal Rp.
78.400.000 bukannya Rp. 63.500.000.
Modal kerja
Modal investasi
Modal awal
Rp.
30.400.000
48.000.000
78.400.000
132
Sortasi Limbah:
Pengeluaran kas per hari dihitung sebagai berikut:
Pengeluaran
Pembelian limbah plastik
Pembelian limbah kertas
Gaji karyawan
Biaya transportasi
Tagihan listrik
Perkakas
Biaya-biaya lain
Jumlah
Per bulan
21.600.000
1.350.000
2.000.000
1.400.000
900.000
6.250.000
700.000
34.200.000
Per hari
1.080.000
67.500
100.000
70.000
45.000
312.500
35.000
1.710.000
Dengan asumsi 5 hari per minggu dan 20 hari per bulan, rata-rata pengeluaran kas per hari
Rp. 1.710.000. Dengan asumsi lain bahwa usaha sortasi limbah itu mulai menyerahkan
limbah terpilih pada hari pertama, tapi periode penagihannya 12 hari, dengan sebagian
besar penjualan (sekitar 55%) dibayar dalam 30 hari setelah penyerahan.
Kebutuhan modal kerja 12 x Rp. 1.710.000 = Rp. 20.520.000 atau dibulatkan menjadi Rp.
21.000.000, dan jumlah modal awal Rp. 45.000.000 bukannya Rp. 30.000.000.
Modal kerja
Modal investasi
Modal awal
Rp.
21.000.000
24.000.000
45.000.000
133
Kode
EN-3.2-AG1
Topik 3.2.2-3
Tugas kelompok
1/3
Minggu 5
Kelas dibagi menjadi 5 (lima) kelompok untuk mengerjakan kelima kasus yang
diuraikan dalam EN-3.1-AG1, dengan pengelompokan yang berbeda dengan
pengelompokan pada LU 3.1, misalnya sebagai berikut:
Kelompok 5: Toko jaket.
Kelompok 4: Pabrik jus jeruk.
Kelompok 3: Bengkel mobil.
Kelompok 2: Percetakan kecil.
Kelompok 1: Sortasi limbah.
Tugas masing-masing kelompok adalah menghitung modal awal yang dibutuhkan
(baik modal investasi maupun modal kerja) berdasarkan masing-masing kasus
tersebut di atas.
Bahan acuannya EN-3.2-HO2, EN-3.2-HO3, dan EN-3.2-HO4.
Waktu latihan kelompok maksimum 45 menit, kemudian masing-masing kelompok
harus mempresentasikan modal kerja yang dibutuhkan masing-masing kasus,
menggunakan flipchart yang disiapkan selama latihan kelompok.
Waktu presentasi masing-masing kelompok 5 10 menit.
Setiap mahasiswa membuat catatan untuk semua kasus, tidak hanya kasus
kelompoknya sendiri.
134
Kode
EN-3.2TN5
Tujuan:
Langkah-langkah
Waktu
Metode
15 Diskusi
terbuka
Papan tulis
atau
flipchart
EN-3.2-TR14
Bahan
30 Diskusi
terbuka
Kuliah
Papan tulis
atau
flipchart
EN-3.2-TR15
EN-3.2-TR16
EN-3.2-TR17
15 Diskusi
terbuka
EN-3.2-TR18
135
Papan tulis
atau
flipchart
1 jam 00
Kode
EN-3.2-TR14
Topik 3.2.4
Transparan
14/20
Minggu 6
Laporan
laba-rugi
menceritakan
apakah
suatu
perusahaan memperoleh laba (jika pendapatan melebihi
biaya) atau rugi (jika biaya melebihi pendapatan) selama
periode tertentu, misalnya dari 1 Januari sampai 31
Desember 2008.
(2)
(3)
136
Kode
EN-3.2-TR15
Topik 3.2.4
Transparan
15/20
Laporan Laba-Rugi
Minggu 6
Pembuat jaket
Laporan laba-rugi
Januari 2007
Pendapatan
Harga pokok penjualan (COGS)
Laba kotor
Biaya operasional:
Biaya penjualan
Biaya administrasi & umum
Laba sebelum bunga dan pajak
Biaya bunga
Laba sebelum pajak
137
Rp. 000
35.150
28.025
7.125
5.000
500
5.500
1.625
1.625
Kode
EN-3.2-TR16
Topik 3.2.4
Transparan 16/20
Minggu 6
Pembuat jaket
Laporan aliran kas
Januari 2007
Saldo kas awal
Penerimaan kas:
Penjualan tunai
Pinjaman
Kas tersedia
Pengeluaran kas:
Pembelian-pembelian
Biaya penjualan
Tagihan air dan listrik
Upah (karyawan langsung)
Gaji pengawas
Pengembalian pinjaman
Saldo kas akhir
138
Rp. 000
8.550
35.150
950
5.000
470
3.600
800
9.000
35.150
43.700
19.820
23.880
Kode
EN-3.2-TR17
Topik 3.2.4
Transparan
17/20
Neraca
Pembuat Jaket
Neraca
Per 31 Januari 2007
Rp. 000
Aktiva
Kas
Piutang dagang
Persediaan:
Kain
2.250
Kain pelapis
600
Zipper
750
Jaket
1.475
Total 5.075
Mesin jahit
37.170 Modal sendiri
Sewa ruangan
16.500 Laba ditahan
Jumlah kewajiban &
Jumlah aktiva
82.625 modal sendiri
139
36.000
1.625
82.625
Kode
EN-3.2-TR18
Topik 3.2.4
Transparan
18/20
Minggu 6
Pendapatan
Harga pokok
penjualan
Laba kotor
Biaya
operasional:
Biaya penjualan
Biaya
administrasi &
umum
EBIT
Bunga
EBT
Pajak
EAT
Usaha
Usaha
dagang
manufaktur
Toko jaket Pabrik jus
jeruk,
percetakan
kecil
Bengkel mobil,
sortasi limbah
Penjualan
Harga
pokok
penjualan
Laba kotor
Penjualan
Biaya
langsung
barang
Marjin kotor
Penjualan
Biaya
langsung
penjualan
Marjin kotor
Biayabiaya
lainnya
Biaya-biaya
lainnya
Biaya-biaya
lainnya
EBIT
Bunga
EBT
Pajak
EAT
EBIT
Bunga
EBT
Pajak
EAT
EBIT
Bunga
EBT
Pajak
EAT
140
Usaha Jasa
Kode
EN-3.2TN6
Tujuan:
Minggu 6
Langkah-langkah
Waktu
Penerimaan kas
Biaya
Pengeluaran kas
Metode
15 Diskusi
terbuka
Bahan
Papan tulis
atau
flipchart
EN-3.2-TR19
141
30 Diskusi
terbuka
Kuliah
Papan tulis
atau
flipchart
EN-3.2-HO5
Langkah-langkah
Waktu
Metode
15 Diskusi
terbuka
Tanya mahasiswa:
Bahan
Papan tulis
atau
flipchart
EN-3.2-TR20
142
30 Diskusi
terbuka
Kuliah
1 jam 30
Papan tulis
atau flipchart
EN-3.2-HO6
I
?
Prosedur pembuatan laporan aliran kas untuk pembuat jaket diuraikan dalam
handout EN-3.2-HO5.
143
NERACA
Sisi kiri neraca mewakili aktiva, atau pada aktiva apa dana diinvestasikan. Pada
neraca awal, sisi kiri mencerminkan bagaimana modal awal dibelanjakan, yaitu Rp.
37,8 juta untuk mesin jahit, Rp. 18 juta untuk sewa ruangan, Rp. 25,65 juta untuk
persediaan dan Rp. 8,55 juta untuk saldo kas awal.
Sisi kanan neraca mewakili kewajiban dan modal sendiri, atau sumber-sumber dana
perusahaan. Pada neraca awal, sisi kanan menyebutkan bahwa Rp. 36 juta adalah
modal pemilik dan Rp. 54 juta pinjaman dari paman.
Jumlah pada sisi kiri harus sama dengan jumlah pada sisi kanan karena kedua sisi
membahas dana yang sama, yaitu Rp. 90 juta. Sisi kiri menceritakan untuk apa dana
itu atau ke mana perginya uang, dan sisi kanan menceritakan siapa yang
memilikinya atau dari mana uang berasal.
Neraca akhir berbeda dengan neraca awal karena transaksi tunai dan transaksi nontunai berikut ini:
Penerimaan kas dan pengeluaran kas yang mengubah saldo kas (lihat Laporan
Aliran Kas);
Penjualan dan pemakaian bahan mengubah rekening persediaan;
Biaya penyusutan mengurangi rekening mesin jahit;
Biaya sewa ruangan mengurangi rekening sewa ruangan;
Pengembalian pinjaman mengurangi rekening pinjaman paman (lihat Laporan
Aliran Kas); dan
Laba sebelum pajak menambah rekening laba ditahan (lihat Laporan Laba Rugi).
Transaksi-transaksi di atas menjelaskan bagaiman neraca awal dan neraca akhir
berkaitan dengan laporan laba-rugi dan laporan aliran kas. Yang paling jelas adalah
laba pada laporan laba-rugi menambah laba ditahan pada neraca akhir, saldo kas
awal pada laporan aliran kas berasal dari saldo kas pada neraca awal, saldo kas
akhir pada laporan aliran kas menjadi saldo kas pada neraca akhir.
Prosedur pembuatan neraca untuk kasus pembuat jaket diuraikan pada handout EN3.2-HO6.
144
Kode
EN-3.2-TR19
Topik 3.2.1
Transparan
19/20
Minggu 6
145
Handout
Unit Pembelajaran 3.2
Kode
EN-3.2-HO5
HO 5
Perbedaan antara laporan laba-rugi dan laporan aliran kas dapat dilihat pada tabel
berikut ini, yang dikutip dari TRANSPARAN EN-2.5-TR9 pada Modul 2:
Laporan laba-rugi
Aliran kas
Pendapatan:
Penjualan (tunai & kredit)
Pendapatan lain
Penerimaan kas:
Penjualan tunai
Pendapatan lain (tunai)
Hasil penagihan piutang dagang
Pinjaman yang diterima
Modal yang diterima dari pemilik
Pengeluaran kas:
Pembelian tunai bahan
Pembayaran upah karyawan langsung
Biaya overhead di luar biaya penyusutan
Biaya operasional di luar biaya penyusutan
Pembayaran biaya bunga
Pembayaran utang dagang
Pengembalian pinjaman
Penarikan modal pemilik
Surplus/defisit kas
Costs:
Biaya bahan langsung
Biaya karyawan langsung
Biaya overhead
Biaya operasional
Biaya bunga
Laba/rugi
Laporan laba-rugi pembuat jaket dapat dilihat pada tabel berikut, yang dikutip dari
TRANSPARAN EN-3.2-TR15:
Pembuat jaket
Laporan laba-rugi
Januari 2007
Pendapatan
Harga pokok penjualan (COGS)
Laba kotor
Biaya operasional:
Biaya penjualan
Biaya administrasi & umum
Laba sebelum bunga dan pajak
Biaya bunga
Laba sebelum pajak
5.000
500
-
146
Rp. 000
35.150
28.025
7.125
5.500
1.625
1.625
Seluruh penjualan dilakukan secara tunai sehingga angka Rp. 35.150.000 adalah
pendapatan dan juga penerimaan kas.
Harga pokok penjualan adalah biaya produk 190 jaket yang terjual @ Rp. 147.500,
yang meliputi bahan langsung, karyawan langsung dan overhead pabrik:
Biaya
produk
Per Unit
Bahan langsung:
Kain waterproof
Kain pelapis
Zipper
Karyawan langsung
Overhead pabrik:
Benang jahit, bahan kemasan
Penyusutan (mesin jahit)
Sewa ruangan
Gaji pengawas
Biaya sarana umum
Harga pokok
penjualan
190 unit
Biaya
produksi
200 unit
90.000
12.000
7.500
109.500
18.000
17.100.000 18.000.000
2.280.000
2.400.000
1.425.000
1.500.000
20.805.000 21.900.000
3.420.000
3.600.000
3.000
3.150
7.500
4.000
2.350
20.000
147.500
570.000
600.000
598.500
630.000
1.425.000
1.500.000
760.000
800.000
446.500
470.000
3.800.000
4.000.000
28.025.000 29.500.000
Semua penerimaan kas dan pengeluaran kas masuk ke laporan aliran kas. Laporan
aliran kas pembuat jaket dapat dilihat pada tabel berikut ini, yang dikutip dari
TRANSPARAN EN-3.2-TR16:
Pembuat jaket
Laporan aliran kas
Januari 2007
Saldo kas awal
Penerimaan kas:
Penjualan tunai
Pinjaman
Kas tersedia
Pengeluaran kas:
Pembelian (bahan kemasan dan alat-alat tulis)
Biaya penjualan
Tagihan air dan listrik (sarana umum)
Upah (karyawan langsung)
Gaji pengawas
Pengembalian pinjaman
Saldo kas akhir
Rp. 000
8.550
35.150
950
5.000
470
3.600
800
9.000
35.150
43.700
19.820
23.880
Saldo kas awal (Rp. 8.550.000) berasal dari saldo kas neraca awal, di mana sisi kiri
neraca mencatat semua pengeluaran dari modal awal.
Penjualan tunai (Rp. 35.150.000) sama dengan pendapatan pada laporan laba-rugi,
karena semua penjualan dilakukan secara tunai.
Pembelian (Rp. 950,000) adalah pengeluaran untuk membeli bahan kemasan dan
alat-alat tulis.
Biaya penjualan (Rp. 5.000.000), tagihan air dan listrik (Rp. 470.000), upah (Rp.
3.600.000) dan gaji pengawas (Rp. 800.000) adalah biaya-biaya tunai, sehingga
biaya biaya itu muncul pada laporan laba-rugi dan laporan aliran kas.
Pengembalian pinjaman (Rp. 9.000.000) adalah arus kas keluar tapi bukan biaya,
sehingga tidak tampak pada laporan laba-rugi.
Saldo kas akhir akan menjadi kas pada neraca akhir.
Hubungan antara laporan laba-rugi dan laporan aliran kas dapat juga dilihat pada
gambar berikut ini.
148
149
8.550
35.150
35.150
43.700
950
5.000
470
3.600
800
9.000
19.820
23.880
Kode
EN-3.2-TR20
Topik 3.2.4
Transparan
20/20
Neraca
Minggu 6
Persediaan
Sewa ruangan
Mesin jahit
Jumlah aktiva
Utang dagang
Pinjaman paman
54.000
Modal pemilik
Laba ditahan
36.000
-
90.000
90.000
Persediaan
Sewa ruangan
Mesin jahit
Jumlah aktiva
Utang dagang
Pinjaman paman
45.000
Modal pemilik
Laba ditahan
36.000
1.625
82.625
82.625
150
Handout
Unit Pembelajaran 3.2
Kode
EN-3.2-HO6
HO 6
Membuat Neraca
Neraca menunjukkan investasi perusahaan pada sisi kiri dan sumber dana yang
dipakai untuk investasi pada sisi kanan. Jumlah pada sisi kiri harus sama dengan
jumlah pada sisi kanan karena neraca membahas dana yang sama tapi dilihat dari
sisi yang berbeda. Hal ini jelas pada kasus modal awal pada neraca awal.
Pada kasus bisnis pembuatan jaket (EN-2.5-AI2 Unit Pembelajaran 2.5 dari Modul
2) wirausahawan memulai bisnis dengan jumlah modal awal Rp. 90 juta, di mana
Rp. 36 juta adalah modal sendiri dan Rp. 54 juta adalah pinjaman dari pamannya.
Modal awal dipakai untuk pengeluaran-pengeluaran berikut ini:
37.800.000
18.000.000
20.250.000
3.000.000
2.250.000
150.000
25.650.000
81.450.000
Sisa Rp. 8.550.000 (Rp. 90.000.000 Rp. 81.450.000) menjadi kas pada neraca
awal. Pengeluaran lain juga menjadi aktiva perusahaan.
Neraca awal tampak pada tabel berikut ini. Sisi kanan menunjukkan modal awal dan
sisi kiri menunjukkan pengeluaran awal dari modal awal. Jumlah ada kedua sisi
sama, yaitu Rp. 90,000,000.
Rp. 000
Neraca 31 Desember 2006
8.550 Utang dagang
- Pinjaman paman
Kas
Piutang dagang
Persediaan:
Kain
Kain pelapis
Zipper
Benang jahit
Total
Mesin jahit
Sewa ruangan
Jumlah aktiva
20.250
3.000
2.250
150
25.650
37.800 Modal pemilik
18.000 Laba ditahan
90.000 Jumlah kewajiban & modal sendiri
54.000
36.000
90.000
Selama Januari 2007, beberapa transaksi tunai dan non-tunai (tampak atau
direfleksikan pada laporan laba-rugi dan laporan aliran kas) mengubah posisi
keuangan pada neraca:
151
(1) Jumlah penerimaan kas Rp. 35.150.000 dan pengeluaran kas Rp. 18.920.000
(lihat laporan aliran kas) mengubah saldo kas menjadi Rp. 23.880.000.
(2) Pembelian dan pemakaian bahan untuk produksi (lihat handout EN-3.2-HO5),
mengubah persediaan bahan pada neraca:
Kain waterproof
Kain pelapis
Zippers
Benang jahit, bahan kemasan
Persediaan Pembelian
awal
20.250
3.000
2.250
150
450
25.650
450
Pemakaian
18.000
2.400
1.500
600
22.500
Persediaan
akhir
2.250
600
750
3.600
(3) Menjual 190 jaket dari 200 jaket yang diproduksi, menambahkan 10 jaket @ Rp.
147.500 atau Rp. 1.475.000 pada persediaan akhir.
(4) Pembebanan biaya penyusutan Rp. 630.000 (lihat handout EN-3.2-HO5),
mengurangi nilai mesin jahit dari Rp. 37.800.000 menjadi Rp. 37.170.000.
(5) Pembebanan sewa ruangan Rp. 1.500.000 (lihat handout EN-3.2-HO5),
mengurangi sewa dibayar di muka dari Rp. 18.000.000 menjadi Rp. 16.500.000.
(6) Angsuran pengembalian pinjaman yang pertama Rp. 9.000.000 (lihat laporan
aliran kas), mengurangi pinjaman paman dari Rp. 54.000.000 menjadi Rp.
45.000.000.
(7) Laba sebelum pajak Rp. 1.625.000 (lihat laporan laba-rugi), menambah laba
ditahan dari nol menjadi Rp. 1.625.000.
Neraca akhir dapat dilihat pada tabel berikut. Sisi kiri menunjukkan nilai aktiva pada
akhir Januari 2007. Sisi kanan menunjukkan struktur baru sumber-sumber dana,
pinjaman berkurang dan modal sendiri bertambah sebesar Rp. 1.625.000, atau
sebesar laba yang diperoleh bulan Januari 2007.
Rp. 000
Neraca 31 Januari 2007
Kas
23.880 Utang dagang
Piutang dagang
- Pinjaman paman
45.000
Persediaan:
Kain
2.250
Kain pelapis
600
Zipper
750
Jaket
1.475
Total
5.075
Mesin jahit
37.170 Modal sendiri
36.000
Sewa ruangan
16.500 Laba ditahan
1.625
Jumlah aktiva
82.625 Jumlah kewajiban & modal sendiri
82.625
Hubungan antara laporan laba-rugi, laporan aliran kas dan neraca dapat juga dilihat
pada gambar berikut ini.
152
35.150
28.025
7.125
5.500
1.625
Saldo awal
Penerimaan kas:
Penjualan
Jumlah
Kas tersedia
Pengeluaran kas:
Pembelian
Biaya penjualan
Tagihan air, listrik
Upah
Gaji pengawas
Pengembalian pinjaman
Jumlah
Saldo akhir
35.150
35.150
43.700
950
5.000
470
3.600
800
9.000
19.820
23.880
Neraca awal
Aktiva
Cash
Piutang dagang
Persediaan
Sewa ruangan
Mesin jahit
Jumlah aktiva
Utang dagang
Pinjaman paman
54,000
Modal sendiri
Laba ditahan
36,000
90,000
Neraca akhir
Aktiva
Cash
Piutang dagang
Persediaan
Sewa ruangan
Mesin jahit
Jumlah aktiva
153
Utang dagang
Pinjaman paman
45.000
Modal sendiri
Laba ditahan
36.000
1.625
82.625
Kode
EN-3.2TN7
Tujuan:
Minggu 6
Langkah-langkah
Waktu
Metode
45 Latihan
kelompok
Bahan
Flipchart
EN-3.2-AG2
EN-3.2-HO5
EN-3.2-HO6
30 Presentasi
kelompok
154
1 jam 15
Papan tulis
atau
flipchart
32.000.000
0
32.000.000
42.000.000
22.000.000
160.000
2.800.000
800.000
350.000
1.300.000
340.000
800.000
750.000
7.000.000
36.300.000
5.700.000
PROYEKSI NERACA
Rp.
NERACA AWAL
Kas
Piutang dagang
Tanah
Bangunan toko
Jumlah aktiva
Utang bangunan toko
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
NERACA AKHIR
Kas
Piutang dagang
Tanah
Bangunan toko
Jumlah aktiva
Utang bangunan toko
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
155
10.000.000
65.000.000
240.000.000
315.000.000
245.000.000
70.000.000
315.000.000
5.700.000
4.400.000
65.000.000
238.000.000
313.100.000
238.000.000
70.000.000
5.100.000
313.100.000
81.000.000
81.000.000
89.500.000
9.000.000
45.360.000
9.000.000
3.600.000
600.000
3.500.000
1.200.000
1.300.000
1.250.000
1.800.000
700.000
4.000.000
1.750.000
83.060.000
6.440.000
PROYEKSI NERACA
Rp.
NERACA AWAL
Kas
Piutang dagang
Sewa dibayar di muka
Pemeliharaan dibayar di muka
Mesin pemeras
Jumlah aktiva
Mesin pemeras payable
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
NERACA AKHIR
Kas
Piutang dagang
Sewa dibayar di muka
Pemeliharaan dibayar di muka
Mesin pemeras
Jumlah aktiva
Utang mesin pemeras
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
156
8.500.000
36.000.000
3.600.000
120.000.000
168.100.000
96.000.000
72.100.000
168.100.000
6.440.000
9.000.000
33.000.000
3.000.000
118.000.000
169.440.000
92.000.000
72.100.000
5.340.000
169.440.000
Bengkel mobil:
PROYEKSI ALIRAN KAS
Rp.
9.000.000
157
2.500.000
0
4.500.000
9.000.000
10.000.000
3.000.000
0
29.000.000
38.000.000
2.550.000
5.300.000
4.500.000
2.500.000
10.000.000
5.000.000
2.500.000
750.000
800.000
1.500.000
275.000
35.675.000
2.325.000
PROYEKSI NERACA
Rp.
NERACA AWAL
Kas
Piutang dagang
Persediaan:
Kawat las, dempul
Malam, cleaner, perekat, polisher, dsbnya.
Kertas gosok, batu gerinda, dsbnya.
Alat penyemprot dan peralatan lain
9.000.000
0
Jumlah persediaan
Aktiva tetap:
Bangunan bengkel
Pembangkit listrik
Peralatan las
Jumlah aktiva tetap
Jumlah aktiva
Utang pembangkit listrik
Utang peralatan las
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
NERACA AKHIR
Kas
Piutang dagang
Persediaan:
Kawat las, dempul
Malam, cleaner, perekat, polisher, dsbnya.
Kertas gosok, batu gerinda, dsbnya.
Alat penyemprot dan peralatan lain
Jumlah persediaan
Aktiva tetap:
Bangunan bengkel
Pembangkit listrik
Peralatan las
Jumlah aktiva tetap
Jumlah aktiva
Utang pembangkit listrik
Utang peralatan las
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
158
4.000.000
6.000.000
670.000
800.000
11.470.000
36.000.000
90.000.000
30.000.000
156.000.000
176.470.000
80.000.000
25.000.000
71.470.000
0
176.470.000
2.325.000
9.750.000
0
0
0
0
0
35.700.000
88.500.000
29.500.000
153.700.000
165.775.000
70.000.000
20.000.000
71.470.000
4.305.000
165.775.000
Percetakan kecil:
PROYEKSI ALIRAN KAS
Rp.
17.000.000
16.250.000
12.000.000
18.000.000
2.000.000
3.750.000
18.000.000
2.500.000
5.250.000
22.500.000
Jumlah penerimaan kas 100.250.000
117.250.000
Kas tersedia
Pengeluaran kas:
Gaji untuk desainer
3.500.000
Gaji untuk operator mesin cetak
2.500.000
Gaji untuk staf penjualan dan administrasi
2.100.000
Pembelian bahan perlengkapan untuk produk-produk lain
54.275.000
Angsuran pertama mesin cetak
42.000.000
Tagihan listrik toko
3.400.000
Tagihan air toko
500.000
Tagihan tilpun toko
1.200.000
Alat-alat tulis toko
560.000
Biaya keamanan dan biaya-biaya lain
1.300.000
Jumlah pengeluaran kas 111.335.000
Saldo kas akhir
5.915.000
159
PROYEKSI NERACA
Rp.
NERACA AWAL
Kas
Sewa dibayar di muka
Computer dan peralatan lainnya
Mesin cetak
17.000.000
48.000.000
13.400.000
126.000.000
Jumlah aktiva 204.400.000
126.000.000
78.400.000
5.915.000
40.000.000
0
122.500.000
Jumlah aktiva 168.415.000
84.000.000
78.400.000
6.015.000
Jumlah kewajiban dan modal sendiri 168.415.000
160
Sortasi limbah:
PROYEKSI ALIRAN KAS
Rp.
Saldo kas awal
Penerimaan kas:
Penjualan limbah plastik terseleksi
Penjualan limbah kertas terseleksi
21.000.000
15.000.000
2.700.000
17.700.000
38.700.000
21.600.000
1.350.000
2.000.000
1.400.000
6.250.000
900.000
700.000
34.200.000
4.500.000
PROYEKSI NERACA
Rp.
NERACA AWAL
Kas
Piutang dagang
Perbaikan bangunan
Jumlah aktiva
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
NERACA AKHIR
Kas
Piutang dagang
Perbaikan bangunan
Jumlah aktiva
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
161
21.000.000
0
24.000.000
45.000.000
45.000.000
0
45.000.000
4.500.000
21.000.000
23.600.000
49.100.000
45.000.000
4.100.000
49.100.000
Kode
EN-3.2-AG2
Topic 3.2.4
Tugas kelompok
2/3
Minggu 6
Tujuan: Mahasiswa mampu membuat proyeksi aliran kas dan proyeksi neraca dari
proyeksi laba-rugi.
Kelas dibagi menjadi 5 (lima) kelompok untuk mengerjakan lima kasus yang diuraikan
dalam EN-3.1-AG1. Masing-masing kelompok mengerjakan satu dari lima kasus
dengan peningkatan modal awal untuk memenuhi kebutuhan modal kerja sebagai
berikut:
Kelompok 5: Toko jaket modal awal Rp. 70 juta.
Kelompok 4: Pabrik jus jeruk modal awal Rp. 72,1 juta.
Kelompok 3: Bengkel mobil modal awal Rp. 71,47 juta.
Kelompok 2: Percetakan kecil modal awal Rp. 78,4 juta.
Kelompok 1: Sortasi limbah modal awal Rp. 45 juta.
Tugas masing-masing kelompok adalah membuat proyeksi aliran kas dan proyeksi
neraca atas dasar proyeksi laba-rugi yang sudah dibuat pada Unit Pembelajaran 3.1.
Proyeksi laba-rugi tersebut tertera pada halaman-halaman berikut ini.
Bahan acuan adalah handout EN-3.2-HO1 dan EN-3.2-HO2.
Waktu latihan kelompok maksimum 45 menit, kemudian masing-masing kelompok
harus mempresentasikan proyeksi aliran kas dan proyeksi neraca masing-masing
kasus, menggunakan flipchart yang disiapkan selama latihan kelompok.
Waktu presentasi masing-masing kelompok 5 10 menit.
Setiap mahasiswa membuat catatan untuk semua kasus, tidak hanya kasus
kelompoknya sendiri.
162
Toko jaket:
PROYEKSI LABA-RUGI
Kuantitas
Penjualan:
Penjualan biasa
Penjualan diskon
Jumlah penjualan
Harga pokok penjualan:
Jaket pendukung sepak bola
Tas belanja (hanya untuk penjualan biasa)
Jumlah harga pokok penjualan
Laba kotor
Biaya lain:
Gaji wiraniaga toko
Penyusutan bangunan toko
Tagihan listrik toko
Tagihan air toko
Tagihan tilpun toko
Faktur, label harga, dan alat-alat tulis toko
Biaya pemasaran
Iuran keamanan komplek pertokoan
Jumlah biaya lain
Laba sebelum pajak
Rp.
320
80
100.000
55.000
32.000.000
4.400.000
36.400.000
400
320
55.000
500
22.000.000
160.000
22.160.000
14.240.000
2.800.000
2.000.000
800.000
350.000
1.300.000
340.000
800.000
750.000
9.140.000
5.100.000
163
PROYEKSI NERACA
Rp.
NERACA AWAL
Kas
Piutang dagang
Tanah
Bangunan toko
Jumlah aktiva
Utang bangunan toko
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
NERACA AKHIR
Kas
Piutang dagang
Tanah
Bangunan toko
Jumlah aktiva
Utang bangunan toko
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
164
165
Rp.
6.000
15.000
90.000.000
9.000.000
81.000.000
10.800
6.000
6.000
6.000
4.200
1.500
600
100
45.360.000
9.000.000
3.600.000
600.000
58.560.000
22.440.000
3.500.000
1.200.000
1.300.000
3.000.000
2.000.000
600.000
1.750.000
1.250.000
1.800.000
700.000
17.100.000
5.340.000
166
PROYEKSI NERACA
Rp.
NERACA AWAL
Kas
Piutang dagang
Sewa dibayar di muka
Pemeliharaan dibayar di muka
Mesin pemeras
Jumlah aktiva
Utang mesin pemeras
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
NERACA AKHIR
Kas
Piutang dagang
Sewa dibayar di muka
Pemeliharaan dibayar di muka
Mesin pemeras
Jumlah aktiva
Utang mesin pemeras
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
167
Bengkel mobil:
PROYEKSI LABA-RUGI
Kuantitas
Penjualan:
Tune-up mesin - pemilik mobil
Tune-up mesin - pedagang mobil bekas
Ganti oli
Perbaikan bodi
Pengecatan bodi
Salon mobil - pemilik mobil
Salon mobil - pedagang mobil bekas
Jumlah penjualan
Biaya langsung penjualan:
Tune-up mesin
Ganti oli
Perbaikan bodi
Pengecatan bodi
Salon mobil
Jumlah biaya langsung penjualan
Marjin kotor
Biaya lain:
Gaji tukang las, tukang cat dan montir
Gaji pembantu bengkel
Penyusutan bangunan bengkel
Penyusutan pembangkit listrik
Penyusutan peralatan las
Tagihan listrik bengkel
Tagihan tilpun bengkel
Tagihan air bengkel
Bahan bakar pembangkit listrik
Kertas gosok, batu gerinda, dsbnya.
Alat penyemprot dan peralatan lain
Alat-alat tulis kantor
Jumlah biaya lain
Laba sebelum pajak
168
Rp.
10
15
15
10
5
10
30
250,000
150.000
300.000
900.000
2.000.000
300.000
250.000
2,500,000
2.250.000
4.500.000
9.000.000
10.000.000
3.000.000
7.500.000
38.750.000
25
15
10
5
40
0
170.000
400.000
1.060.000
150.000
0
2.550.000
4.000.000
5.300.000
6.000.000
17.850.000
20.900.000
4.500.000
2.500.000
300.000
1.500.000
500.000
2.500.000
750.000
800.000
1.500.000
670.000
800.000
275.000
16.595.000
4.305.000
169
PROYEKSI NERACA
Rp.
NERACA AWAL
Kas
Piutang dagang
Persediaan:
Kawat las, dempul
Malam, cleaner, perekat, polisher, dsbnya.
Kertas gosok, batu gerinda, dsbnya.
Alat penyemprot dan peralatan lain
Jumlah persediaan
Aktiva tetap:
Bangunan bengkel
Pembangkit listrik
Peralatan las
Jumlah aktiva tetap
Jumlah aktiva
Utang pembangkit listrik
Utang peralatan las
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
NERACA AKHIR
Kas
Piutang dagang
Persediaan:
Kawat las, dempul
Malam, cleaner, perekat, polisher, dsbnya.
Kertas gosok, batu gerinda, dsbnya.
Alat penyemprot dan peralatan lain
Jumlah persediaan
Aktiva tetap:
Bangunan bengkel
Pembangkit listrik
Peralatan las
Jumlah aktiva tetap
Jumlah aktiva
Utang pembangkit listrik
Utang peralatan las
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
170
Percetakan kecil:
PROYEKSI LABA-RUGI
Kuantitas
Penjualan:
Buklet
Selebaran promosi
Undangan perkawinan
Kartu nama
Faktur toko
Buku tahunan sekolah
Label, sticker
Kepala surat
Peta kota (city map)
2.500
15.000
9.000
20.000
50.000
3.000
100.000
35.000
2.500
6.500
800
2.000
100
75
6.000
25
150
9.000
16.250.000
12.000.000
18.000.000
2.000.000
3.750.000
18.000.000
2.500.000
5.250.000
22.500.000
100.250.000
2.500
15.000
9.000
20.000
50.000
3.000
100.000
35.000
2.500
2.600
320
800
60
45
3.600
15
90
6.750
6.500.000
4.800.000
7.200.000
1.200.000
2.250.000
10.800.000
1.500.000
3.150.000
16.875.000
54.275.000
45.975.000
Jumlah penjualan
Biaya langsung barang:
Buklet
Selebaran promosi
Undangan perkawinan
Kartu nama
Faktur toko
Buku tahunan sekolah
Label, sticker
Kepala surat
Peta kota (city map)
Total biaya langsung barang
Marjin kotor
Biaya lain:
Gaji untuk desainer
Gaji untuk operator mesin cetak
Gaji untuk staf penjualan dan administrasi
Sewa bangunan toko
Penyusutan mesin cetak
Tagihan listrik toko
Tagihan air toko
Tagihan tilpun toko
Computer dan peralatan lainnya
Alat-alat tulis toko
Biaya keamanan dan biaya-biaya lain
Jumlah biaya lain
Laba sebelum pajak
171
Rp.
3.500.000
2.500.000
2.100.000
8.000.000
3.500.000
3.400.000
500.000
1.200.000
13.400.000
560.000
1.300.000
39.960.000
6.015.000
172
PROYEKSI NERACA
Rp.
NERACA AWAL
Kas
Sewa dibayar di muka
Computer dan peralatan lainnya
Mesin cetak
Jumlah aktiva
Utang mesin cetak
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
NERACA AKHIR
Kas
Sewa dibayar di muka
Computer dan peralatan lainnya
Mesin cetak
Jumlah aktiva
Utang mesin cetak
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
173
Sortasi limbah:
PROYEKSI LABA-RUGI
Kuantitas
Penjualan:
Penjualan limbah plastik terseleksi
Penjualan limbah kertas terseleksi
Penjualan bersih
Biaya langsung barang:
Limbah plastik
Limbah kertas
Jumlah biaya langsung barang
Marjin kotor
Biaya lain:
Gaji karyawan
Penyusutan biaya perbaikan
Biaya transportasi
Peralatan
Tagihan listrik
Biaya lain
Jumlah biaya lain
Laba sebelum pajak
Rp.
18.000
2.700
2.000
1.000
36.000.000
2.700.000
38.700.000
24.000
3.000
900
450
21.600.000
1.350.000
22.950.000
15.750.000
1
1
1
1
1
1
2.000.000
400.000
1.400.000
6.250.000
900.000
700.000
2.000.000
400.000
1.400.000
6.250.000
900.000
700.000
11.650.000
4.100.000
174
PROYEKSI NERACA
Rp.
NERACA AWAL
Kas
Piutang dagang
Perbaikan bangunan
Jumlah aktiva
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
NERACA AKHIR
Kas
Piutang dagang
Perbaikan bangunan
Jumlah aktiva
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
175
Kode
EN-3.2-AG3
Topik 3.2.5
Tugas kelompok
3/3
Minggu 7 8
Tujuan: The mahasiswa harus mampu menghitung modal awal serta membuat
proyeksi keuangan ide bisnis mereka.
Dalam Unit Pembelajaran 3.1 mahasiswa membentuk kelompok-kelompok ide bisnis
yang terdiri dari 5 6 mahasiswa. Masing-masing kelompok memilih satu ide bisnis dan
membuat proyeksi laba rugi untuk masing-masing ide bisnis terpilih. Hasilnya telah
dipresentasikan dan dibahas di kelas.
Dalam Unit Pembelajaran 3.2, mahasiswa seharusnya sudah mempelajari bahwa proyeksi
laba-rugi tidak cukup untuk menilai kemampulabaan bisnis. Proyeksi aliran kas dan
proyeksi neraca harus juga dibuat, dan untuk memastikan keberlanjutan keuangan bisnis,
modal awal bisnis harus memadai jumlahnya.
Selama Kunjungan Lapangan:
Dalam Minggu 7 (4 jam). Mahasiswa harus mengumpulkan semua informasi yang
diperlukan untuk tugas-tugas berikut ini:
(1) melakukan cek dan ricek atas semua input yang dibutuhkan, hasil dari studi aspekaspek teknis (lihat TRANSPARAN EN-3.2-TR6), khususnya metode pemerolehan
aktiva tetapnya;
(2) membahas dan menyepakati asumsi-asumsi mengenai jangka waktu yang
diperlukan sampai pendapatan dari penjualan kembali ke dalam bisnis dalam
bentuk aliran kas masuk atau daur kas untuk semua komponen modal kerja;
(3) menghitung kebutuhan modal awal untuk masing-masing ide bisnis terpilih;
(4) membuat proyeksi aliran kas untuk periode awal operasi (1, 3, 6, 12 bulan), dengan
mengacu pada handout EN-3.2-HO5; dan
(5) membuat proyeksi neraca pada akhir periode awal operasi, dengan mengavu pada
handout EN-3.2-HO6.
Setelah Kunjungan lapangan:
Masing-masing kelompok menyiapkan presentasi pada Minggu 8 (2 jam). Waktu
presentasi maksimum 15 menit per kelompok. Butir-butir presentasi pada flipchart meliputi:
Persiapan presentasi dan alat peraga yang diperlukan harus tersedia ketika mahasiswa
memasuki kelas.
176
Kode
EN-3.2-TN8
Tujuan:
Minggu 8
Langkah-langkah
Waktu
177
Bahan
1 jam 00 Diskusi
terbuka
Papan tulis
atau flipchart
1 jam 00 Diskusi
terbuka
Kuliah
Papan tulis
atau flipchart
Metode
2 jam 00
EN-3.2-HO1
EN-3.2-HO2
EN-3.2-HO3
EN-3.2-HO4
EN-3.2-HO5
EN-3.2-HO6
Unit Pembelajaran
LU 3.3
Rencana pelajaran
Catatan dosen 1/5
Transparan 1/15
Transparan 2/15
Catatan dosen 2/5
Transparan 3/15
Transparan 4/15
Transparan 5/15
Transparan 6/15
Transparan 7/15
Handout 1/2
Transparan 8/15
Transparan 9/15
Transparan 10/15
Catatan dosen 3/5
Transparan 11/15
Transparan 12/15
Transparan 13/15
Transparan 14/15
Handout 2/2
Catatan dosen 4/5
Transparan 15/15
Tugas kelompok 1/2
Tugas kelompok 2/2
Catatan dosen 5/5
halaman 179
halaman 180 183
halaman 184
halaman 185
halaman 186 188
halaman 189
halaman 190
halaman 191
halaman 192
halaman 193
halaman 194 196
halaman 197
halaman 198
halaman 199
halaman 200 202
halaman 203
halaman 204
halaman 205
halaman 206
halaman 207 208
halaman 209 211
halaman 212
halaman 213 225
halaman 226
halaman 227
178
Kode
EN-3.3-LP
Kompetensi
Utama
Tujuan Unit
Pembelajaran
Topik
Kegiatan
a3.3.1
a3.3.2
Rencana Pelajaran
Unit Pembelajaran
Metode
Minggu 9
Mengulas aspek-aspek
teknis
Aspek-aspek hukum bisnis
Di Kelas
Diskusi terbuka
Latihan kelas
Kuliah
Diskusi terbuka
Latihan kelas
Kuliah
Diskusi terbuka
Latihan kelas
Latihan kelas
a3.3.3
Aspek-aspek tanggungjawab
sosial bisnis
a3.3.4
Dampak aspek-aspek
hukum dan tanggungjawab
sosial pada biaya dan modal
awal
Minggu 10
Kunjungan lapangan
Minggu 11
Presentasi hasil kunjungan
lapangan dan pembahasan
umum
Mengulas dampak aspekaspek hukum dan
tanggungjawab sosial pada
proyeksi keuangan dan
pendanaan
a3.3.5
a3.3.6
a3.3.7
Durasi
12 jam
Minggu 9-11
Di Luar Kelas
Studi kasus
Di Kelas
Presentasi
Diskusi terbuka
Diskusi terbuka
Kuliah
Bahan
EN-3.3-TN1
1 jam 00
EN-3.3-TN2
1 jam 00
EN-3.3-TN3
45
EN-3.3-TN4
1 jam 15
EN-3.3-AG2
4 jam 00
EN-3.3-AG2
2 jam 00
EN-3.3-TN5
Jumlah waktu
Catatan khusus:
179
Waktu (jam)
2 jam 00
12 jam 00
Kode
EN-3.3TN1
Tujuan:
Minggu 9
Langkah-langkah
Waktu
Metode
15 Diskusi
terbuka
Bahan
Papan tulis
atau flipchart
EN-3.3-TR1
180
30 Diskusi
terbuka
Latihan
kelas
Papan tulis
atau flipchart
EN-3.3-TR2
Langkah-langkah
Waktu
15 Diskusi
terbuka
pelanggan,
karyawan,
pemodal (pemegang saham/pemilik),
pemasok input dan penyedia jasa
kreditur
pemerintah
masyarakat setempat
181
Metode
1 jam 00
Bahan
Papan tulis
atau flipchart
Pabrik Jus
Jeruk
Bengkel
Mobil
Percetakan kecil
Sortasi
limbah
Memilih input
Jaket
Jeruk lokal,
kontrak
pemeliharaa
n mesin
Perlengkapan,
komponen,
peralatan
Kertas, tinta,
perekat,
pelapis
Limbah
plastik dan
limbah
kertas
Memilih
teknologi*
(Tidak ada
produksi)
Padat
modal
Padat karya
Padat modal
Padat
karya
Memilih lokasi
bisnis
Komplek
pertokoan
Kawasan
industri kecil
Rumah sendiri
Komplek
pertokoan
Tanah dan
bangunan
sendiri
Memilih
pemasok
barang/
penyedia jasa
Pengusaha
konpeksi lokal,
pengembang
komplek
pertokoan
Petani lokal,
penjual
mesin,
kawasan
industri
Pengumpul
sampah
Mempekerjakan karyawan
(merekrut)
Struktur
sederhana,
karyawan
sedikit
Struktur
sederhana,
karyawan
sedikit
Struktur
sederhana,
karyawan
sedikit
Struktur
sederhana,
karyawan
sedikit
Struktur
sederhana,
karyawan
sedikit
Ketujuh kelompok itu disebut stakeholder, yaitu pihak atau kelompok yang punya
kepentingan terhadap bisnis. Konsep stakeholder akan diperkenalkan pada sesi
berikutnya. Dalam sesi ini, mahasiswa harus mulai menyadari bahwa setiap bisnis tidak
hanya melayani pihak-pihak yang jelas kaitannya, seperti pelanggan, karyawan, pemilik
dan pemasok barang dan penyedia jasa, tetapi juga pihak-pihak lain yang juga
berkepentingan langsung, atau menerima dampak pemunculan dan pertumbuhan
bisnis, seperti kreditur, pemerintah dan masyarakat setempat.
Mahasiswa bebas memberikan jawaban karena mungkin ini pertama kalinya mereka
melihat semua pelaku penting dalam lingkungan dekat bisnis. Namun jawaban-jawaban
mereka diharapkan kurang lebih konsisten dengan uraian berikut ini.
(1)
Pelanggan:
Pelanggan umumnya akan puas karena masing-masing bisnis merencanakan
berbagai upaya (termasuk seleksi input dan teknologi) untuk menyerahkan
produk dengan manfaat yang diharapkan dengan harga bersaing.
182
(2)
Karyawan:
Karyawan umumnya akan dipuaskan karena masing-masing bisnis
merencanakan memastikan upah dan gaji. Masing-masing bisnis tidak
menyerap karyawan dengan jumlah melebihi yang diperlukan, karena bisnis
baru harus memulai dengan skala kecil, juga dalam hal jumlah karyawan.
(3)
(4)
(5)
Kreditur:
Tidak satu pun dari kelima bisnis itu memakai pinjaman bank untuk modal
awalnya. Bank-bank yang kelebihan dana pun akan menghargai keputusan ini.
Memberikan pinjaman kepada bisnis baru yang belum terbukti kelayakannya
sangat riskan bagi bank. Meskipun saat ini bukan pelanggan, bank akan melihat
mereka sebagai pelanggan potensial di masa mendatang.
(6)
Pemerintah:
Lembaga-lembaga pemerintah akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut
ini karena informasi yang tersedia sangat minimum atau bahkan tak tersedia
dalam kasus atau dalam proyeksi keuangannya:
Apakah bisnis itu akan didaftarkan sebagai badan hukum melalui notaris?
Apakah bisnis itu akan memperoleh perizinan yang diperlukan?
Apakah lokasi bisnis itu sesuai dengan tata kota? Khususnya bengkel mobil
dan sortasi limbah?
Apakah bisnis itu akan mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku
dalam mempekerjakan karyawan, seperti upah minimum, asuransi tenaga
kerja, fasilitas kesehatan?
Apakah bisnis akan membayar pajak pertambahan nilai?
Apakah bisnis akan membayar pajak perseroan?
(7)
Masyarakat setempat:
Hanya pabrik jus jeruk yang jelas akan disambut baik oleh masyarakat
setempat, khususnya petani jeruk. Untuk bisnis lainnya perlu dipertanyakan:
Apakah bisnis itu akan ikut mengendalikan pencemaran lingkungan (air,
udara, tanah dan suara)? Khususnya bengkel mobil dan sortasi limbah?
Sortasi limbah berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah nasional, atau
bahkan universal, limbah plastik, tapi bisa menimbulkan bau tidak sedap bagi
masyarakat sekitar?
Apakah toko jaket justru akan meningkatkan masalah sosial para pecandu
sepak bola?
Apakah percetakan kecil itu, yang menggunakan mesin cetak moderen,
merebut pasar yang kini dimiliki usaha percetakan tradisional?
183
Kode
EN-3.3-TR1
Topik 3.3.1
Transparan
1/15
Keputusan Aspek-Aspek
Teknis
Minggu 9
Keputusan-keputusan mengenai
ketersediaan sumberdaya dan kompetensi
untuk memulai bisnis:
184
Kode
EN-3.3-TR2
Topik 3.3.1
Transparan
2/15
Keputusan Aspek-Aspek
Teknis Kelima Kasus Bisnis
Minggu 9
Toko
Jaket
Pabrik
Jus
Jeruk
Bengkel
Mobil
Memilih input
Memilih
teknologi*
Memilih
lokasi bisnis
Memilih
pemasok
barang/
penyedia
jasa
Mepekerjakan
karyawan
(merekrut)
185
Percetak Sortasi
-an kecil limbah
Kode
EN-3.3-TN2
Tujuan:
Minggu 9
Langkah-langkah
Waktu
Metode
15 Kuliah
Diskusi
terbuka
Bahan
Papan tulis
atau
flipchart
EN-3.3-TR3
EN-3.3-TR4
15 Kuliah
Papan tulis
atau
flipchart
EN-3.3-TR5
EN-3.3-TR6
EN-3.3-TR7
EN-3.3-HO1
Bagikan EN-3.3-HO1.
Tekankan bahwa tujuan sesi ini bukan membuat
mahasiswa memahami secara rinci hukum bisnis,
tapi membuat mereka memahami bagaimana
membuka bisnis yang legal dan beroperasi secara
legal.
Lihat Konsep & Teori berikut ini.
Cek pemahaman dengan TRANSPARAN EN-3.3TR8, EN-3.3-TR9 dan EN-3.3-TR10.
30 Latihan
kelas
EN-3.3-TR8
EN-3.3-TR9
EN-3.3-TR10
186
Papan tulis
atau
flipchart
1 jam 00
187
Dalam badan hukum koperasi, kewajiban para pemiliknya tidak terbatas, tetapi
operasinya yang terbatas pada dari, oleh dan untuk anggota koperasi. Koperasi
adalah bentuk social bisnis, tapi koperasi dapat menikmati banyak fasilitas dari
pemerintah yang tidak berlaku bagi badan hukum bisnis lainnya.
Badan hukum merupakan indikasi bahwa bisnis didirikan secara legal, tapi tidak
menjamin bahwa bisnis yang legal itu akan beroperasi secara legal. Bisnis beroperasi
secara legal bila melaksanakan tanggungjawab hukumnya. Tanggungjawab hukum
dapat dibagi menjadi empat bidang, yaitu lisensi (perizinan), perpajakan, kuota
perdagangan dan tanggungjawab hukum kepada karyawan, sebagaimana diuraikan
dalam EN-3.3-HO1.
Bisnis melaksanakan tanggungjawab hukum bila bisnis itu mematuhi semua peraturan
dan perundangan yang berlaku bagi bisnis. Perlu dicatat bahwa:
Kode
EN-3.3-TR3
Topik 3.3.2-3
Transparan
3/15
Stakeholder Bisnis
Minggu 9
189
utama
Kode
EN-3.3-TR4
Topik 3.3.2-3
Transparan
4/15
Kepentingan Stakeholder
Minggu 9
Stakeholder
Contoh kepentingan
Pelanggan
Karyawan
Pemilik,
pemegang
saham
Laba, kinerja
Pemasok
Kreditur
190
Kode
EN-3.3-TR5
Topik 3.3.2
Transparan
5/15
Minggu 9
Kode
EN-3.3-TR6
Topik 3.3.2
Transparan
6/15
Badan
Hukum
Perusahaan
perseorangan
Keuntungan
Minggu 9
Kerugian
192
Kode
EN-3.3-TR7
Topik 3.3.2
Transparan
7/15
Tanggungjawab Hukum
Minggu 9
193
Kode
EN-3.3-HO1
Handout
Unit Pembelajaran 3.3
Aspek-aspek hukum bisnis
HO 1
194
Pemilihan badan hukum pada saat membuka bisnis atau di masa mendatang harus
berdasarkan pada keuntungan dan kerugian umum masing-masing badan hukum
sebagaimana diuraikan dalam tabel berikut ini:
Badan
Hukum
Perusahaan
perseorangan
Perkongsian
Perusahaan
perseroan
terbatas
Koperasi
Keuntungan
Kerugian
4 Bertanggungjawab atas
semua keputusan
1 Kewajiban tak terbatas
2 Tidak berkelanjutan
3 Kewenangan bersama
4 Sulit menambah modal
5 Sulit menemukan mitra
usaha yang sesuai
1 Diatur secara ketat
2 Biaya pembentukan paling
mahal
3 Aturan akte yang mengikat
4 Perlu pencatatan lengkap
5 Pajak ganda (pajak
perseroan dan pajak pribadi)
1 Sulit mempertahankan
tenaga yang ahli
2 Sumbangan anggota kepada
koperasi tidak sama
3 Kewenangan bersama
4 Masalah kesetaraan gender
Tanggungjawab hukum:
Tanggungjawab hukum bisnis umumnya adalah lisensi, pajak, kuota perdagangan dan
tanggungjawab hukum kepada karyawan.
Lisensi adalah izin beroperasi. Paling umum adalah surat izin perdagangan umum, di
mana bisnis harus memiliki kesepakatan formal dengan masyarakat sekitar jika
kegiatan bisnis di luar kawasan bisnis. Perusahaan jasa (akuntan publik, klinik
kesehatan, apotik) memerlukan izin khusus.
195
Pajak mencakup pajak pertambahan nilai untuk produk yang dibeli dan produk yang
dijual (kewajiban memungut), pajak perseroan (untuk perseroan terbatas), pajak pribadi
(pemilik dan karyawan), dan tarif untuk produk impor.
Kuota perdagangan dikeluarkan oleh pemerintah (lokal) untuk produk-produk tertentu
dan untuk periode tertentu. Kuota menyatakan jumlah maksimum barang ayng
diproduksi dan dijual, misalnya produk kayu.
Tanggungjawab hukum kepada karyawan mencakup upah minimum yang
dikeluarkan oleh pemerintah (lokal), dan sistem perlindungan hukum karyawan yang
mengatur jam kerja, cuti tahunan, cuti hamil, bonus, pembentukan serikat buruh,
pemberitahuan PHK secara dini, asuransi kesehatan, fasilitas kesehatan, dsbnya.
Setelah menentukan badan hukum yang paling sesuai, bisnis baru itu harus segera
mengajukan permohonan memperoleh lisensi. Lisensi adalah indikasi pertama bahwa
sebuah bisnis akan beroperasi secara legal. Dalam proses memperoleh lisensi
wirausahawan akan banyak belajar tentang apa yang diperbolehkan dan apa yang
dilarang dalam mengoperasikan bisnis. Dewasa ini banyak kemajuan dalam
menyederhanakan dan mempersingkat prosedur permohonan lisensi bisnis, nomor
pokok wajib pajak, dsbnya. Hal ini merupakan upaya membangkitkan investasi. Di
samping lisensi, wirausahawan dapat memperoleh informasi mengenai peraturan dan
perundangan bisnis yang mutakhir dari lembaga pemerintah (lokal), bisnis sejenis,
asosiasi dagang, perpustakaan, website, konsultan (hukum) bisnis, dsbnya.
196
Kode
EN-3.3-TR8
Topik 3.3.2
Transparan
8/15
Minggu 9
Kasus 1:
Badan hukum bisnis milik seorang wirausahawan
adalah perusahaan perseorangan. Setelah bisnis
tumbuh,
wirausahawan
itu
ingin
membagi
keberhasilannya dengan seorang teman dekat yang
sangat dipercaya, yang dulu menyarankan ide bisnis
yang sekarang dikembangkan itu.
Baik wirausahawan maupun mitrausahanya sepakat
bahwa modal bukan masalah penting bagi bisnis,
dan bukan alasan utama untuk kerjasama mereka.
Dengan kerjasama ini, bisnis diharapkan akan
tumbuh lebih cepat.
Badan hukum apakah yang paling sesuai untuk
bisnis baru ini?
197
Kode
EN-3.3-TR9
Topik 3.3.2
Transparan
9/15
Minggu 9
Kasus 2:
Sebuah pemasok produk pertanian ke pasar-pasar
swalayan baru-baru ini bangkrut, dengan utang Rp.
200 juta kepada petani hortikultura. Semua aktiva
perusahaan, yang terdiri dari tanah, bangunan
kantor dan gudang, mebel, alat pengemas, telah
dijual dan laku Rp. 120 juta. Hasil penjualan dipakai
untuk membayar utang, menyisakan Rp. 80 juta
yang masih harus dilunasi.
Siapa yang bertanggungjawab atas sisa utang Rp.
80 juta:
(1) jika pemasok adalah perusahaan perseorangan
dengan seorang wirausahawan sebagai pemilik
tunggal?
(2) jika pemasok adalah suatu perkongsian dengan
seorang wirausahawan dan pamannya sebagai
50%/50% pemiliknya?
(3) jika pemasok adalah perseoran terbatas,
dengan 5 pemegang saham masing-masing
memiliki 20% saham?
198
Kode
EN-3.3-TR10
Topik 3.3.2
Transparan
10/15
Minggu 9
Kasus 3:
Seorang wirausahawan sedang merencanakan
untuk membuka sebuah toko khusus yang menjual
produk perawatan kesehatan kepada penduduk usia
lanjut di kotanya, termasuk obat tradisional dan
makanan suplemen. Dia memiliki komitmen kuat
untuk membuka bisnis legal dan menjual produk
yang legal pula. Tapi dia belum tahu apakah dia
bisa membuka toko di lokasi yang dipilihnya, dan dia
belum
mengetahui
semua
peraturan
dan
perundangan yang berlaku mengenai bisnisnya
(lisensi, perpajakan, dsbnya.).
Apa yang harus dilakukannya untuk memperoleh
informasi hukum yang dibutuhkannya?
199
Kode
EN-3.3-TN3
Tujuan:
Minggu 9
Langkah-langkah
Waktu
Metode
15 Diskusi
terbuka
Bahan
Papan tulis
atau
flipchart
EN-3.3-TR11
30 Kuliah
EN-3.3-TR12
EN-3.3-TR13
EN-3.3-TR14
EN-3.3-HO2
Bagikan EN-3.3-HO2.
Tekankan bahwa sesi ini berfokus pada aspek-aspek
tanggungjawab sosial yang mempengaruhi biaya dan
modal awal. Tanggungjawab sosial bisnis merupakan
pokok bahasan yang luas dan akan ditinjau lagi pada
Modul 4 (Corporate Tanggungjawab sosial).
Lihat Konsep & teori berikut ini.
Jumlah
200
Papan tulis
atau
flipchart
45
202
Kode
EN-3.3-TR11
Topik 3.3.3
Transparan
11/15
Minggu 9
Kasus 4:
Sebuah pabrik mebel telah beroperasi secara
menguntungkan selama 20 tahun. Pabrik ini
terdaftar sebagai perusahaan perseroan terbatas,
memiliki semua izin bisnis yang dipersyaratkan,
membayar pajak secara teratur, membayar upah
minimum kepada karyawan dan tidak pernah
membeli kayu ilegal serta terlibat dalam tindakan
melanggar hukum lainnya. Namun demikian,
perusahaan ini berlokasi di daerah pemukiman, di
mana sistem sanitasi dan pembuangan limbahnya
kurang memadai untuk mengakomodasi industri
yang mencemarkan lingkungan. Masyarakat sekitar
tidak bisa berbuat apa-apa karena pabrik mebel itu
telah memenuhi semua persyaratan hukum yang
diperlukan.
Apakah pabrik mebel itu akan berkelangsungan
hidup pada jangka-panjangnya?
203
Kode
EN-3.3-TR12
Topik 3.3.3
Transparan
12/15
Aspek-aspek tanggungjawab
sosial bisnis
Minggu 9
204
Kode
EN-3.3-TR
Topik 2.3.3
Transparan
13/15
Empat bidang
tanggungjawab sosial
Minggu 9
205
Kode
EN-3.3-TR14
Topik 3.3.3
Transparan
14/15
Sikap
membandel
Berbagai pendekatan
kepada tanggungjawab
sosial
Sikap defensif
Minggu 9
Sikap
akomodatif
Sikap proaktif
Perusahaan
berbuat
seminimum
mungkin dan
melakukan
upaya-upaya
menyangkal
dan menutupi
pelanggaran
Perusahaan
hanya
memenuhi
persyaratan
hukum
minimum
dalam
komitmennya
kepada
lingkungan
sosial
Jika diminta,
perusahaan
akan melebihi
persyaratan
hukum
minimum dalam
komitmennya
kepada
lingkungan
sosial
Perusahaan
secara aktif
mencari
peluang untuk
menyumbang
kan sesuatu
untuk
kesejahteraan
lingkungan
sosialnya
Produk
makanan
yang
mengandung
terlalu
banyak zat
non-organik
murahan
Peringat pada
kotak rokok
mengenai
bahaya
merokok
Dana sosial
dalam
anggaran
perusahaan,
tapi hanya
dikeluarkan bila
diminta
Program
beasiswa bagi
mahasiswa
miskin
206
Kode
EN-3.3-HO2
Handout
Unit Pembelajaran 3.3
HO 2
Laba memang aspek penting bagi organisasi bisnis, karena organisasi bisnis
memproduksi barang dan jasa untuk memperoleh laba. Laba adalah pendapatan bagi
wirausahawan. Untuk memperoleh laba wirausahawan menerapkan kompetensi
kewirausahaannya. Namun untuk kelangsungan hidup jangka-panjangnya, setiap
bisnis harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan keinginan dari lingkungan
sekitarnya. Organisasi bisnis perlu berbuat lebih dari sekedar memproduksi dan
menjual produk untuk memperoleh laba dengan memenuhi persyaratan hukum
minimum, tapi organisasi bisnis harus memperlakukan secara adil dan jujur lingkungan
sosialnya. Apa yang akan terjadi pada laba yang diperoleh secara legal jika karena
perusahaan mengabaikan masalah sosial, masyarakat mulai enggan membeli produk
legal dari perusahaan legal itu.
Tanggungjawab sosial menyangkut cara organisasi bisnis menjaga keseimbangan
komitmennya pada kelompok dan individu yang relevan dalam lingkungan sosialnya.
Organisasi bisnis tidak hanya bertanggungjawab pada pemegang sahamnya, tetapi
juga kepada stakeholder, yaitu kelompok, individu dan organisasi yang secara
langsung dipengaruhi oleh praktek organisasi bisnis, dan oleh karenanya memiliki
kepentingan dalam kinerja organisasi bisnis sehingga mereka juga bisa
mempengaruhinya.
Tanggungjawab sosial tidak terbatas pada tanggungjawab hukum. Tanggungjawab
sosial tidak sekedar membedakan antara perilaku yang benar dengan perilaku yang
salah, seperti halnya tanggungjawab hukum. Tanggungjawab sosial menyangkut
pemilihan dari beberapa perilaku yang semuanya benar. Perusahaan memiliki
komitmen pada pemegang saham, pelanggan dan karyawan, serta stakeholder lainnya.
Semua komitmen itu secara hukum benar tapi harus berimbang untuk disebut
tanggungjawab sosial.
Empat bidang tanggungjawab sosial adalah lingkungan, pelanggan, karyawan dan
pemegang saham.
(1)
(2)
207
(3)
(4)
Sikap membandel
Sikap defensif
Sikap akomodatif
Perusahaan
berbuat
seminimum
mungkin dan
melakukan upayaupaya
menyangkal dan
menutupi
pelanggaran
Perusahaan hanya
memenuhi
persyaratan hukum
minimum dalam
komitmennya
kepada lingkungan
sosial
Jika diminta,
perusahaan akan
melebihi persyaratan
hukum minimum
dalam komitmennya
kepada lingkungan
sosial
Perusahaan
secara aktif
mencari peluang
untuk
menyumbangkan
sesuatu untuk
kesejahteraan
lingkungan
sosialnya
Produk makanan
yang
mengandung
terlalu banyak zat
non-organik
murahan
Peringat pada
kotak rokok
mengenai bahaya
merokok
Program beasiswa
bagi mahasiswa
miskin
208
Sikap proaktif
Kode
EN-3.3-TN4
Tujuan:
Langkah-langkah
Waktu
Metode
30 Latihan
kelompok
Bahan
Papan tulis atau
flipchart
EN-3.3-TR15
EN-3.3-AG1
45 Presentasi
kelompok
209
1 jam 15
Board or
flipchart
Pabrik
jus jeruk
Car
Workshop
Percetakan
kecil
Sortasi
limbah
Perizinan:
Akte notaris
Pembukaan rekening bank
Nomor pokok wajib pajak
Surat izin usaha perdagangan1
Izin-izin khusus2
Pajak:
Pajak perseroan
Pajak pertambahan nilai3
Pajak pribadi
Kuota perdagangan
Karyawan:
Upah minimum
Asuransi sosial tenaga kerja4
Rp. 10 million
Tidak ada biaya
Tidak ada biaya
Rp. 40,000
Tidak ada biaya
210
Pajak perseroan:
Pajak pribadi:
Pendapatan (Juta Rupiah)
Sampai 25
25 - 50
50 - 100
100 - 200
Lebih dari 200
Lingkungan8
Pelanggan9
Karyawan10
Pemegang saham
Toko jaket
Pabrik
jus jeruk
Car Workshop
Percetakan
kecil
Sortasi
limbah
Aspek tanggungjawab sosial bisa menyangkut tambahan biaya bisa juga tidak,
beberapa di antaranya sudah masuk dalam rencana semula. Misalnya, bangunan
bengkel mobil sudah dirancang dengan mempertimbangkan masalah lingkungan.
211
Kode
EN-3.3-TR15
Topik 3.3.4
Transparan
15/15
Modal Awal
pra-operasi
Awal
bisnis
Minggu 9
operasi awal
(beberapa minggu
atau bulan)
Pendapatan
pertama
Modal Investasi
tanah
bangunan
bengkel
mesin
perkakas
peralatan
perabot kantor
computer
sambungan air
sambungan listrik
sambungan tilpun
biaya hukum, perizinan
papan nama
publikasi
upacara pembukaan
dsbnya.
Modal Kerja
sewa
biaya pemeliharaan
bahan baku
bahan dalam proses
barang jadi
perlengkapan kantor
promosi penjualan
upah dan gaji
asuransi
bahan bakar
tagihan air
tagihan listrik
tagihan tilpun
biaya bunga
biaya transportasi
dsbnya.
MODAL AWAL
212
Kode
EN-3.3-AG1
Topik 3.3.4
Tugas
Kelompok 1/2
Minggu 5
213
Toko jaket:
PROYEKSI LABA-RUGI
Kuantitas
Penjualan:
Penjualan biasa
Penjualan diskon
Jumlah penjualan
Harga pokok penjualan:
Jaket pendukung sepak bola
Tas belanja (hanya untuk penjualan biasa)
Jumlah harga pokok penjualan
Laba kotor
Biaya lain:
Gaji wiraniaga toko
Penyusutan bangunan toko
Tagihan listrik toko
Tagihan air toko
Tagihan tilpun toko
Faktur, label harga, dan alat-alat tulis toko
Biaya pemasaran
Iuran keamanan komplek pertokoan
Jumlah biaya lain
Laba sebelum pajak
Rp.
320
80
100.000
55.000
32.000.000
4.400.000
36.400.000
400
320
55.000
500
22.000.000
160.000
22.160.000
14.240.000
2.800.000
2.000.000
800.000
350.000
1.300.000
340.000
800.000
750.000
9.140.000
5.100.000
214
32.000.000
0
32.000.000
42.000.000
22.000.000
160.000
2.800.000
800.000
350.000
1.300.000
340.000
800.000
750.000
7.000.000
36.300.000
5.700.000
PROYEKSI NERACA
Rp.
NERACA AWAL
Kas
Piutang dagang
Tanah
Bangunan toko
Jumlah aktiva
Utang bangunan toko
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
NERACA AKHIR
Kas
Piutang dagang
Tanah
Bangunan toko
Jumlah aktiva
Utang bangunan toko
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
215
10.000.000
65.000.000
240.000.000
315.000.000
245.000.000
70.000.000
315.000.000
5.700.000
4.400.000
65.000.000
238.000.000
313.100.000
238.000.000
70.000.000
5.100.000
313.100.000
216
Rp.
6.000
15.000
90.000.000
9.000.000
81.000.000
10.800
6.000
6.000
6.000
4.200
1.500
600
100
45.360.000
9.000.000
3.600.000
600.000
58.560.000
22.440.000
3.500.000
1.200.000
1.300.000
3.000.000
2.000.000
600.000
1.750.000
1.250.000
1.800.000
700.000
17.100.000
5.340.000
81.000.000
81.000.000
89.500.000
9.000.000
45.360.000
9.000.000
3.600.000
600.000
3.500.000
1.200.000
1.300.000
1.250.000
1.800.000
700.000
4.000.000
1.750.000
83.060.000
6.440.000
PROYEKSI NERACA
Rp.
NERACA AWAL
Kas
Piutang dagang
Sewa dibayar di muka
Pemeliharaan dibayar di muka
Mesin pemeras
Jumlah aktiva
Utang mesin pemeras
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
NERACA AKHIR
Kas
Piutang dagang
Sewa dibayar di muka
Pemeliharaan dibayar di muka
Mesin pemeras
Jumlah aktiva
Utang mesin pemeras
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
217
8.500.000
36.000.000
3.600.000
120.000.000
168.100.000
96.000.000
72.100.000
168.100.000
6.440.000
9.000.000
33.000.000
3.000.000
118.000.000
169.440.000
92.000.000
72.100.000
5.340.000
169.440.000
Bengkel mobil:
PROYEKSI LABA-RUGI
Kuantitas
Penjualan:
Tune-up mesin - pemilik mobil
Tune-up mesin - pedagang mobil bekass
Ganti oli
Perbaikan bodi
Pengecatan bodi
Salon mobil - pemilik mobil
Salon mobil - pedagang mobil bekass
Jumlah penjualan
Biaya langsung penjualan:
Tune-up mesin
Ganti oli
Perbaikan bodi
Pengecatan bodi
Salon mobil
Jumlah biaya langsung penjualan
Marjin kotor
Biaya lain:
Gaji tukang las, tukang cat dan montir
Gaji pembantu bengkel
Penyusutan bangunan bengkel
Penyusutan pembangkit listrik
Penyusutan peralatan las
Tagihan listrik bengkel
Tagihan tilpun bengkel
Tagihan air bengkel
Bahan bakar pembangkit listrik
Kertas gosok, batu gerinda, dsbnya.
Alat penyemprot dan peralatan lain
Alat-alat tulis kantor
Jumlah biaya lain
Laba sebelum pajak
218
Rp.
10
15
15
10
5
10
30
250,000
150.000
300.000
900.000
2.000.000
300.000
250.000
2,500,000
2.250.000
4.500.000
9.000.000
10.000.000
3.000.000
7.500.000
38.750.000
25
15
10
5
40
0
170.000
400.000
1.060.000
150.000
0
2.550.000
4.000.000
5.300.000
6.000.000
17.850.000
20.900.000
4.500.000
2.500.000
300.000
1.500.000
500.000
2.500.000
750.000
800.000
1.500.000
670.000
800.000
275.000
16.595.000
4.305.000
219
2.500.000
0
4.500.000
9.000.000
10.000.000
3.000.000
0
29.000.000
38.000.000
2.550.000
5.300.000
4.500.000
2.500.000
10.000.000
5.000.000
2.500.000
750.000
800.000
1.500.000
275.000
35.675.000
2.325.000
PROYEKSI NERACA
Rp.
NERACA AWAL
Kas
Piutang dagang
Persediaan:
Kawat las, dempul
Malam, cleaner, perekat, polisher, dsbnya.
Kertas gosok, batu gerinda, dsbnya.
Alat penyemprot dan peralatan lain
9.000.000
0
Jumlah persediaan
Aktiva tetap:
Bangunan bengkel
Pembangkit listrik
Peralatan las
Jumlah aktiva tetap
Jumlah aktiva
Utang pembangkit listrik
Utang peralatan las
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
NERACA AKHIR
Kas
Piutang dagang
Persediaan:
Kawat las, dempul
Malam, cleaner, perekat, polisher, dsbnya.
Kertas gosok, batu gerinda, dsbnya.
Alat penyemprot dan peralatan lain
4.000.000
6.000.000
670.000
800.000
11.470.000
36.000.000
90.000.000
30.000.000
156.000.000
176.470.000
80.000.000
25.000.000
71.470.000
0
176.470.000
2.325.000
9.750.000
Jumlah persediaan
Aktiva tetap:
Bangunan bengkel
Pembangkit listrik
Peralatan las
Jumlah aktiva tetap
Jumlah aktiva
Utang pembangkit listrik
Utang peralatan las
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
220
0
0
0
0
0
35.700.000
88.500.000
29.500.000
153.700.000
165.775.000
70.000.000
20.000.000
71.470.000
4.305.000
165.775.000
Percetakan kecil:
PROYEKSI LABA-RUGI
Kuantitas
Penjualan:
Buklet
Selebaran promosi
Undangan perkawinan
Kartu nama
Faktur toko
Buku tahunan sekolah
Label, sticker
Kepala surat
Peta kota (city map)
Jumlah penjualan
Biaya langsung barang:
Buklet
Selebaran promosi
Undangan perkawinan
Kartu nama
Faktur toko
Buku tahunan sekolah
Label, sticker
Kepala surat
Peta kota (city map)
Total biaya langsung barang
Marjin kotor
Biaya lain:
Gaji untuk desainer
Gaji untuk operator mesin cetak
Gaji untuk staf penjualan dan administrasi
Sewa bangunan toko
Penyusutan mesin cetak
Tagihan listrik toko
Tagihan air toko
Tagihan tilpun toko
Computer dan peralatan lainnya
Alat-alat tulis toko
Biaya keamanan dan biaya-biaya lain
Jumlah biaya lain
Laba sebelum pajak
221
RP.
2.500
15.000
9.000
20.000
50.000
3.000
100.000
35.000
2.500
6.500
800
2.000
100
75
6.000
25
150
9.000
16.250.000
12.000.000
18.000.000
2.000.000
3.750.000
18.000.000
2.500.000
5.250.000
22.500.000
100.250.000
2.500
15.000
9.000
20.000
50.000
3.000
100.000
35.000
2.500
2.600
320
800
60
45
3.600
15
90
6.750
6.500.000
4.800.000
7.200.000
1.200.000
2.250.000
10.800.000
1.500.000
3.150.000
16.875.000
54.275.000
45.975.000
3.500.000
2.500.000
2.100.000
8.000.000
3.500.000
3.400.000
500.000
1.200.000
13.400.000
560.000
1.300.000
39.960.000
6.015.000
222
16.250.000
12.000.000
18.000.000
2.000.000
3.750.000
18.000.000
2.500.000
5.250.000
22.500.000
100.250.000
117.250.000
3.500.000
2.500.000
2.100.000
54.275.000
42.000.000
3.400.000
500.000
1.200.000
560.000
1.300.000
111.335.000
5.915.000
PROYEKSI NERACA
Rp.
NERACA AWAL
Kas
Sewa dibayar di muka
Computer dan peralatan lainnya
Mesin cetak
Jumlah aktiva
Utang mesin cetak
Modal sendiri
Laba ditahan
17.000.000
48.000.000
13.400.000
126.000.000
204.400.000
126.000.000
78.400.000
0
204.400.000
Jumlah aktiva
5.915.000
40.000.000
0
122.500.000
168.415.000
84.000.000
78.400.000
6.015.000
168.415.000
NERACA AKHIR
Kas
Sewa dibayar di muka
Computer dan peralatan lainnya
Mesin cetak
Utang mesin cetak
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
223
Sortasi limbah:
PROYEKSI LABA-RUGI
Kuantitas
Penjualan:
Penjualan limbah plastik terseleksi
Penjualan limbah kertas terseleksi
Penjualan bersih
Biaya langsung barang:
Limbah plastik
Limbah kertas
Jumlah biaya langsung barang
Marjin kotor
Biaya lain:
Gaji karyawan
Penyusutan biaya perbaikan
Biaya transportasi
Peralatan
Tagihan listrik
Biaya lain
Jumlah biaya lain
Laba sebelum pajak
RP.
18.000
2.700
2.000
1.000
36.000.000
2.700.000
38.700.000
24.000
3.000
900
450
21.600.000
1.350.000
22.950.000
15.750.000
1
1
1
1
1
1
2.000.000
400.000
1.400.000
6.250.000
900.000
700.000
2.000.000
400.000
1.400.000
6.250.000
900.000
700.000
11.650.000
4.100.000
21.000.000
224
15.000.000
2.700.000
17.700.000
38.700.000
21.600.000
1.350.000
2.000.000
1.400.000
6.250.000
900.000
700.000
34.200.000
4.500.000
PROYEKSI NERACA
Rp.
NERACA AWAL
Kas
Piutang dagang
Perbaikan bangunan
Jumlah aktiva
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
NERACA AKHIR
Kas
Piutang dagang
Perbaikan bangunan
Jumlah aktiva
Modal sendiri
Laba ditahan
Jumlah kewajiban dan modal sendiri
225
21.000.000
0
24.000.000
45.000.000
45.000.000
0
45.000.000
4.500.000
21.000.000
23.600.000
49.100.000
45.000.000
4.100.000
49.100.000
Kode
EN-3.3-AG2
Topik 3.3.5
Tugas Kelompok
2/2
Tujuan:
Minggu 10 11
Dalam Unit Pembelajaran 3.1 dan 3.2, masing-masing kelompok menghitung modal awal dan
membuat proyeksi keuangan untuk masing-masing ide bisnis terpilih. Hasil perhitungannya
juga telah dipresentasikan dan dibahas di kelas.
Masing-masing kelompok harus mencek (recek) apakah mereka telah mempertimbangkan
aspek hukum dan aspek tanggungjawab sosial dalam studi lapangan mereka pada LU 3.1
dan LU 3.2. Jika tidak maka mereka harus merevisi modal awal and proyeksi keuangan
mereka dengan konsekuensi pendanaan dan biaya dari aspek-aspek tersebut.
Selama kunjungan lapangan:
Dalam Minggu 10 (4 jam). Masing-masing kelompok harus melakukan tugas-tugas berikut
ini:
(1) mengumpulkan informasi mengenai peraturan dan perundangan mutakhir yang
berlaku untuk ide bisnis terpilih mereka;
(2) mengumpulkan informasi mengenai masalah sosial dan lingkungan yang relevan
untuk ide bisnis terpilih mereka;
(3) memprakirakan biaya tambahan untuk melaksanakan tanggungjawab hukum dan
tanggungjawab sosial;
(4) merevisi modal awal; dan
(5) merevisi proyeksi keuangan untuk ide bisnis terpilih mereka.
Setelah kunjungan lapangan:
Masing-masing kelompok menyiapkan presentasi untuk Minggu 11 (2 jam). Waktu
presentasinya maksimum 15 menit per kelompok. Butir-butir yang dipresentasikan pada
flipchart:
Bahan presentasi dan alat peraga harus sudah siap ketika mahasiswa memasuki kelas.
226
Kode
EN-3.3-TN5
Tujuan:
Minggu 11
Langkah-langkah
Waktu
Metode
Bahan
1 jam 00 Diskusi
terbuka
Papan tulis
atau
flipchart
1h00 Diskusi
terbuka
Kuliah
Papan tulis
atau
flipchart
EN-3.3-HO1
EN-3.3-HO2
227
2 jam 00
Unit Pembelajaran
LU 3.4
Pendanaan eksternal:
Bagaimana lembaga keuangan menilai permohonan pinjaman
Daftar Bahan Ajar
EN-3.4-LP
EN-3.4-TN1
EN-3.4-TR1
EN-3.4-HO1
EN-3.4-TN2
EN-3.4-TR2
EN-3.4-TN3
EN-3.4-TR3
EN-3.4-TR4
EN-3.4-TR5
EN-3.4-TR6
EN-3.4-TR7
EN-3.4-HO2
EN-3.4-HO3
EN-3.4-TR8
EN-3.4-TR9
EN-3.4-TR10
EN-3.4-HO4
EN-3.4-TN4
EN-3.4-TR11
EN-3.4-HO5
EN-3.4-AG1
EN-3.4-TN5
EN-3.4-TR12
EN-3.4-HO6
EN-3.4-TN6
EN-3.4-AG2
EN-3.4-TN7
EN-3.4-TR13
EN-3.4-TR14
EN-3.4-TR15
EN-3.4-TR16
EN-3.4-TR17
EN-3.4-TR18
EN-3.4-TR19
EN-3.4-TR20
EN-3.4-TR21
EN-3.4-TR22
EN-3.4-TR23
EN-3.4-AG3
EN-3.4-AG4
EN-3.4-TN8
EN-3.4-TR24
Rencana pelajaran
Catatan dosen 1/8
Transparan 1/24
Handout 1/7
Catatan dosen 2/8
Transparan 2/24
Catatan dosen 3/8
Transparan 3/24
Transparan 4/24
Transparan 5/24
Transparan 6/24
Transparan 7/24
Handout 2/7
Handout 3/7
Transparan 8/24
Transparan 9/24
Transparan 10/24
Handout 4/7
Catatan dosen 4/8
Transparan 11/24
Handout 5/7
Tugas kelompok 1/4
Catatan dosen 5/8
Transparan 12/24
Handout 6/7
Catatan dosen 6/8
Tugas kelompok 2/4
Catatan dosen 7/8
Transparan 13/24
Transparan 14/24
Transparan 15/24
Transparan 16/24
Transparan 17/24
Transparan 18/24
Transparan 19/24
Transparan 20/24
Transparan 21/24
Transparan 22/24
Transparan 23/24
Tugas kelompok 3/4
Tugas kelompok 4/4
Catatan dosen 8/8
Transparan 24/24
halaman 229
halaman 230 232
halaman 233
halaman 234
halaman 235 236
halaman 237
halaman 238 241
halaman 242
halaman 243
halaman 244
halaman 245
halaman 246
halaman 247 248
halaman 249 250
halaman 251
halaman 252
halaman 253
halaman 254 255
halaman 256 258
halaman 259
halaman 260 261
halaman 262 263
halaman 264 267
halaman 268
halaman 269 270
halaman 271 272
halaman 273
halaman 274 279
halaman 280
halaman 281
halaman 282
halaman 283
halaman 284
halaman 285
halaman 286
halaman 287
halaman 288
halaman 289
halaman 290
halaman 291 294
halaman 295
halaman 296
halaman 297
228
Rencana Pelajaran
Learning Unit
Kode
EN-3.4-LP
Kompetensi
Utama
Tujuan Unit
Pembelajaran
Topik
Kegiatan
a3.4.1
a3.4.2
a3.4.3
a3.4.4
a3.4.5
a3.4.6
a3.4.7
a3.4.8
a3.4.9
a3.4.10
a3.4.11
Durasi
16 jam
Minggu 12-15
Metode
Minggu 12
IC
Sumber-sumber pendanaan
Diskusi terbuka
untuk modal awal
Sumber-sumber pendanaan
Diskusi terbuka
untuk bisnis baru yang
tumbuh cepat
Bank sebagai sumber
Diskusi terbuka
pendanaan
Kuliah
Kebutuhan pendanaan bisnis: Diskusi terbuka
Pinjaman modal kerja
Latihan kelas
Minggu 13
OC
Kebutuhan pendanaan bisnis: Diskusi terbuka
Mengidentifikasi kegunaan
Kuliah
pinjaman
Proyeksi pendanaan
Latihan kelas
Penilaian permohonan
Diskusi terbuka
pinjaman
Kuliah
Studi kasus
Minggu 14
OC
Pembicara tamu
Wawancara
Kunjungan lapangan
Studi kasus
Minggu 15
IC
Presentasi hasil kunjungan
Presentasi
lapangan dan pembahasan
Diskusi terbuka
Mengulas peluang dan
Diskusi terbuka
kemampuan memperoleh
Kuliah
pendanaan eksternal
Bahan
EN-3.4-TN1
1 jam 00
EN-3.4-TN2
30
EN-3.4-TN3
1 jam 15
EN-3.4-TN4
1 jam 15
EN-3.4-TN5
1 jam 15
EN-3.4-TN6
EN-3.4-TN7
1 jam 00
1 jam 45
EN-3.4-AG4
EN-3.4-AG4
2 jam 00
2 jam 00
EN-3.4-AG4
2 jam 30
EN-3.4-TN8
Jumlah waktu
Catatan khusus:
229
Waktu (jam)
1 jam 30
16 jam 00
Kode
EN-3.4-TN1
Tujuan:
Minggu 12
Langkah-langkah
Waktu
Metode
15 Diskusi
terbuka
Bahan
Papan tulis
atau
flipchart
EN-3.4-TR1
30 Diskusi
terbuka
Papan tulis
atau
flipchart
EN-3.4-HO1
15 Diskusi
terbuka
230
1 jam 00
Papan tulis
atau
flipchart
Pabrik Jus
Jeruk
Bengkel
Mobil
Rp. 000
Sortasi
Limbah
Percetakan
Kecil
Dana sendiri
61.300
65.400
63.300
63.500
30.000
Dibelanjakan untuk
aktiva fisik
Sisa dana
60.000
1.300
60.000
5.400
51.000
12.300
48.000
15.500
24.000
6.000
Kebutuhan modal
kerja
10.000
12.100
20.470
30.400
21.000
305.000
120.000
120.000
126.000
n.a.
Dana tambahan
untuk modal kerja
8.700
6.700
8.170
14.900
15.000
245.000
60.000
69.000
78.000
n.a.
Dana tambahan
untuk membeli
aktiva fisik
Lainnya
Famili atau teman
dekat
Modal sendiri
(pemegang saham)
Utang (pinjaman)
Bank
Utang
231
Lembaga
keuangan lainnya
Modal ventura
(pemodal ventura)
Leasing (lessor)
Pemasok
Kredit
perdagangan
Modal riil
Aktiva tetap (tanah, bangunan,
peralatan)
Modal sendiri (aktiva tetap yang dipakai
untuk bisnis)
Leasing (bangunan, kendaraan)
Kredit perdagangan
Bahan baku,
jasa
Kredit
perdagangan
Jangka-panjang
(lebih dari setahun)
Pinjaman (pinjaman investasi)
Tak terbatas
(tidak disebutkan)
Modal sendiri
Kredit perdagangan
(peralatan)
Modal ventura
Leasing
Pembagian keuntungan
Modal sendiri
Modal ventura
Tidak disebutkan
(implisit)
Kredit perdagangan
Leasing
232
Kode
EN-3.4-TR1
Topik 3.4.1
Transparan
1/24
Kebutuhan Dana
Toko
Jaket
Pabrik
Jus
Jeruk
Dana sendiri
61.300
65.400
63.300
63.500
30.000
Dibelanjakan
untuk aktiva
fisik
Sisa dana
60.000
1.300
60.000
5.400
51.000
12.300
48.000
15.500
24.000
6.000
Kebutuhan
modal kerja
10.000
12.100
20.470
30.400
21.000
120.000 126.000
n.a.
Harga aktiva
fisik
Dana
tambahan
untuk modal
kerja
305.000 120.000
Bengkel
Mobil
Percetakan
Kecil
Rp. 000
Sortasi
Limbah
8.700
6.700
8.170
14.900
15.000
Dana
tambahan
untuk membeli
aktiva fisik
245.000
60.000
69.000
78.000
n.a.
233
Kode
EN-3.4-HO1
Handout
Unit Pembelajaran 3.4
HO 1
Modal bisa berarti modal keuangan dan modal riil. Modal keuangan mengacu pada
dana (uang) yang disediakan pemilik modal bagi wirausahawan untuk membeli modal
riil (peralatan produksi). Modal riil mengacu kepada barang tahan lama yang sudah
tersedia untuk dipakai sebagai faktor produksi. Contohnya mesin sekop (peralatan) dan
bangunan kantor (gedung). Modal keuangan dijual pemilik modal dengan harga
tertentu, yaitu bunga. Bagi peminjam, bunga merupakan biaya modal.
Modal sendiri adalah modal, baik modal keuangan (uang) maupun modal riil (tanah,
bangunan, peralatan) yang disediakan pemilik perusahaan. Pada awal bisnis, para
pemiliknya menempatkan dana dalam bisnis untuk membiayai aktiva bisnis. Sebagai
imbalannya, pemilik akan memperoleh (bagian dari) laba tetapi juga kerugian bisnis.
Utang adalah sejenis pinjaman. Bila pinjaman mengacu pada semua barang yang
dipinjamkan, utang hanya mengacu pada modal keuangan (uang). Peminjam pada
awalnya menerima sejumlah uang dari pemberi pinjaman. Dalam jangka waktu
pinjaman yang telah disepakati peminjam akan mengembalikan utang, biasanya tapi
tidak selalu dengan angsuran yang seragam, kepada pemberi pinjaman. Peminjam
juga membayar bunga dengan jumlah yang disepakati.
Modal ventura adalah sejenis modal sendiri (biasanya dalam bentuk uang) yang
secara khusus disediakan oleh pemodal (investor) luar kepada bisnis baru yang
tumbuh cepat. Modal ventura biasanya diberikan kepada perusahaan baru dengan
potensi pertumbuhan yang tinggi. Perusahaan-perusahaan semacam itu cenderung
mampu memberikan imbalan (pembagian keuntungan) yang tinggi dan penarikan
modal (exit) dalam jangka waktu tertentu (biasanya 3-7 tahun).
Leasing adalah hak menggunakan aktiva (bangunan, kendaraan, sistem computer)
yang diberikan oleh perusahaan leasing (lessor) kepada orang atau perusahaan lain
(biasanya disebut lessee atau tenant) selama jangka waktu tertentu. Selama jangka
waktu itu lessee menggunakan aktiva dengan imbalan serangkaian pembayaran. Pada
akhir jangka waktu leasing, lessee memiliki opsi untuk membelinya aktiva itu. Leasing
merupakan alternatif dari meminjam uang dari bank lalu membeli aktiva, dan membeli
aktiva secara kredit (lihat kredit perdagangan).
Kredit perdagangan adalah cara memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan di
mana wirausahawan memperoleh barang dan jasa, dan pada saat yang bersamaan ia
setuju untuk membayar kepada pemasok atau penyedia dalam jangka waktu tertentu
(misalnya 2 atau 3 minggu, sebulan, dsbnya.). Bagi banyak bisnis, penundaan
pembayaran hanya seminggu saja sudah memiliki arti penting bagi operasi
perusahaan. Dari segi kreditur (pemasok, penyedia), kredit perdagangan diberikan
untuk meningkatkan penjualan. Sehingga kreditur memandang penting pembayarannya
dan memberikan kredit hanya kepada pelanggan (perusahaan) yang mereka kenal
baik. Kredit perdagangan berlaku tidak hanya untuk modal kerja seperti bahan baku,
bahan perlengkapan, tetapi juga barang modal seperti peralatan, kendaraan.
234
Kode
EN-3.4-TN2
Tujuan:
Minggu 12
Langkah-langkah
Waktu
30 Diskusi
terbuka
235
Bahan
Papan tulis
atau
flipchart
EN-3.4-TR2
Jumlah waktu
Metode
30
Modal
kerja
Toko Jaket
Pabrik Jus
Jeruk
Membeli
lebih banyak
jaket dan
tekstil
lainnya*
Membeli
lebih banyak
jeruk
Membayar
lebih banyak
karyawan
Modal
Membeli
investasi mobil
pickup*
Percetakan
Kecil
Sortasi
Limbah
Membeli
lebih banyak
bahan
perlengkapan*
Membeli
lebih banyak
bahan
kertas*
Membeli
lebih
banyak
limbah
plastik dan
limbah
kertas
Menambah
penjualan
kredit
kepada
pengecer
Membayar
lebih banyak
montir dan
tukang cat
Membayar
lebih banyak
wiraniaga
Membeli
mesin
grading
Membeli a
tyre changer
dan wheel
balancer
Mengimpor
mesin cetak
moderen
Memba Membeli
ngun gudang mobil pickup
kecil
refrigerasi*
Bengkel Mobil
Membeli
mesin
daur ulang
limbah
kertas
Melapis jalan
masuk dan
halaman parkir
Hanya yang diberi tanda (*) yang bisa diperoleh dengan leasing dan/atau kredit
perdangangan. Petani kecil jeruk dan pengumpul limbah harus dibayar tunai agar
bertahan dengan bisnis mereka. Mesin grading jeruk, mesin cetak moderen dan mesin
daur ulang limbah kertas mungkin terlalu spesific untuk diperoleh melalui leasing atau
kredit perdagangan. Hampir semua bisnis membutuhkan modal yang fleksibel, diterima
dalam bentuk uang, yaitu pinjaman bank.
Pada dasarnya, bank akan memberikan pinjaman kepada bisnis yang bankable, atau
bisnis yang dipercaya pasti akan mendatangkan keuntungan bagi bank dan pasti akan
mengembalikan pinjamannya. Wirausahawan harus memahami bagaimana bank akan
melihat bisnisnya. Wirausahawan harus mengetahui jawaban atas pertanyaanpertanyaan berikut ini:
236
Kode
EN-3.4-TR2
Topik 3.4.1
Transparan
2/24
Minggu 12
Kegunaan dana
Toko
Jaket
Pabrik Jus
Jeruk
Bengkel
Mobil
Percetak
-an Kecil
Sortasi
Limbah
Membeli
lebih
banyak
limbah
plastik dan
limbah
kertas
Modal Membeli
kerja
lebih
banyak
jaket dan
tekstil
lainnya
Membeli
lebih
banyak
jeruk
Membeli
lebih banyak
bahan
perlengkapan
Membeli
lebih
banyak
bahan
kertas
Membayar lebih
banyak
karyawan
Menambah
penjualan
kredit
kepada
pengecer
Membayar
lebih banyak
montir dan
tukang cat
Membayar lebih
banyak
wiraniaga
Modal Membeli
inves- mobil
tasi
pickup
Membeli
mesin
grading
Membeli a
tyre changer
dan wheel
balancer
Mengimpor
mesin
cetak
moderen
Membangun
gudang
kecil
Membeli
mobil
pickup
refrigerasi
Melapis
jalan masuk
dan
halaman
parkir
237
Membeli
mesin
daur ulang
limbah
kertas
Kode
EN-3.4-TN3
Tujuan:
Minggu 12
Mahasiswa mampu memahami fungsi bank dan azas kehatihatian yang harus diterapkan oleh bank.
Langkah-langkah
Waktu
Metode
Bahan
15 Diskusi
terbuka
Papan tulis
atau flipchart
30 Kuliah
Diskusi
terbuka
Papan tulis
atau flipchart
238
EN-3.4-TR3
EN-3.4-TR4
EN-3.4-TR5
EN-3.4-TR6
EN-3.4-TR7
EN-3.4-HO2
EN-3.4-HO3
Langkah-langkah
Waktu
30 Diskusi
terbuka
Kuliah
Bahan
Papan tulis
atau
flipchart
EN-3.4-TR8
EN-3.4-TR9
EN-3.4-TR10
EN-3.4-HO4
Metode
1 jam 15
Ada 6 jenis bunga seperti diuraikan pada handout EN-3.4-HO3. Untuk sukubunga
nominal yang sama, bunga flat (flat interest) lebih tinggi daripada bunga menurun
(declining balance interest). Tetapi BPR cukup kompetitif dengan pinjaman bunga
flatnya, karena:
(1) Masyarakat lebih mementingkan akses yang cepat pada pinjaman daripada
sukubunga yang paling rendah;
(2) Bank komersial tidak suka memberikan pinjaman kecil; sehingga masyarakat
kurang memiliki akses pada pinjaman bunga menurun;
(3) Masyakarat mengira (tidak selalu benar) bahwa biaya transaksi pinjaman BPR
lebih rendah; dan
(4) Masyarakat menyukai pengembalian pinjaman dengan angsuran bulanan
dengan jumlah sama.
Sesungguhnya bunga tidak merupakan masalah besar kalau peminjam bisa
menjalankan bisnis yang berhasil dan bisa memperoleh laba tinggi untuk membayar
bunga. Selalu ada pertanyaan apakah subsidi sukubunga pinjaman untuk UKM akan
benar-benar membantu.
Umumnya pemerintah berpendapat (juga di Indonesia) bahwa UKM membutuhkan
bantuan dalam bentuk subsidi sukubunga, untuk membuat biaya pinjaman lebih
rendah. Selanjutnya, UKM akan mengambil lebih banyak pinjaman untuk membeli
peralatan dan kebutuhan lainnya. Namun umumnya hal ini tidak benar: UKM
mengambil pinjaman untuk investasi tambahan karena mereka mengharapkan
keuntungan lebih tinggi dari permintaan pasar yang kuat atas produk mereka; bukan
karena pinjaman menjadi lebih murah dengan subsidi sukubunga. Sehingga, hanya
dalam kondisi tertentu, subsidi sukubunga akan membantu bila pinjaman yang
diberikan adalah pinjaman jangka-panjang untuk investasi yang inovatif.
Neraca salah satu bank terbesar di Indonesia (lihat TRANSPARAN EN-3.4-TR8)
menunjukkan bahwa sebagian besar (77%) dari dana bank berasal dari tabungan dan
deposito masyarakat, yang pada dasarnya bisa ditarik sewaktu-waktu. Dana ini
mencakup deposito berjangka yang dikenakan denda kecil bila ditarik lebih awal. Dari
segi masyarakat, bank harus merupakan tempat yang aman (atau dipercaya) untuk
menyimpan dan menabung uang.
Di pihak lain, banyak dari dana yang dikuasai bank (38% dalam kasus bank ini)
dipinjamkan kepada masyarakat sebagai pinjaman. Pinjaman adalah suatu investasi
yang paling berisiko, terutama pinjaman kepada perusahaan-perusahaan dengan
kinerja yang belum terbukti seperti perusahaan baru. Dengan demikian ketika
meminjamkan uang kepada masyarakat, bank harus selalu ingat bahwa uang yang
dipinjamkan intu bukan uangnya sendiri, tetapi uang yang dipercayakan oleh
masyarakat kepada bank. Dana bank sendiri (modal sendiri) hanya merupakan bagian
kecil dari seluruh dana yang ada pada bank (hanya 11% dalam kasus bank ini).
Kondisi di mana bank bekerja dapat dirangkum sebagai berikut:
240
Dana yang dipercayakan (deposito on call dan deposito berjangka) pada dasarnya
disa ditarik oleh masyarakat sewaktu-waktu; dan
Sebagian besar dari dana itu dipakai untuk pinjaman, yang pengembaliannya dan
ketepatan waktu pengembaliannya, tidak pernah terjamin sepenuhnya.
Sebagian besar dari nasabah pinjaman bank harus nasabah risiko rendah,
atau nasabah yang cenderung akan mengembalikan pinjaman; dan
(ii)
Namun sebagian dari nasabah pinjaman risiko tinggi bisa diterima secara selektif. Jika
berhasil, kelompok nasabah semacam ini sering merupakan nasabah yang paling
menguntungkan. Sebagian dari keuntungan bank dipakai untuk menutup kerugian dari
pinjaman macet.
Nasabah risiko tinggi serta jumlah pinjaman mereka harus selalu merupakan bagian
kecil dari seluruh pinjaman yang diberikan.
Lihat TRANSPARAN EN-3.4-TR10.
Meskipun bank selalu menyambut baik orang yang ingin menyimpan uangnya, bank
sangat selektif dalam memberikan pinjaman kepada masyarakat. Wirausahawan perlu
mengetahui bagaimana bank menilai permohonan pinjaman. Prosedur penilaian
pinjaman mencerminkan bagimana bank melihat bisnis. Karena permohonan pinjaman
kurang lazim dilakukan ketika membuka bisnis, maka wirausahawan harus menyiapkan
bisnis mereka menjadi bankable dalam waktu secepatnya. Istilah bankable dalam
konteks ini semata-mata berarti mampu menjamin keberhasilan bisnis di samping
mampu memastikan pengembalian pinjaman.
241
Kode
EN-3.4-TR3
Topik 3.4.2
Transparan
3/24
Minggu 12
Kode
EN-3.4-TR4
Topik 3.4.2
Transparan
4/24
Bank Umum
Diperkenankan
memberikan layanan
rekening koran dan
transfer uang
Diperkenankan
menangani transaksi
Rupiah dan mata uang
asing
Bisa membuka kantor
cabang di seluruh
Indonesia
Harus menerapkan
metode bunga menurun
(declining balance
interest) dalam
menghitung bunga
Minggu 12
243
Kode
EN-3.4-TR5
Topik 3.4.2
Transparan
5/24
Bank Indonesia
Bank
Indonesia
244
Kode
EN-3.4-TR6
Topik 3.4.2
Transparan
6/24
Sukubunga
Saldo
pinjaman
awal bulan
6.000.000
5.000.000
4.000.000
3.000.000
2.000.000
1.000.000
Angsuran
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
6.000.000
Saldo
pinjaman
akhir bulan
5.000.000
4.000.000
3.000.000
2.000.000
1.000.000
0
Bunga
Jumlah
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
720.000
1.120.000
1.120.000
1.120.000
1.120.000
1.120.000
1.120.000
6.720.000
Saldo
pinjaman
awal bulan
6.000.000
5.000.000
4.000.000
3.000.000
2.000.000
1.000.000
Angsuran
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
6.000.000
Saldo
pinjaman
akhir bulan
5.000.000
4.000.000
3.000.000
2.000.000
1.000.000
0
245
Bunga
Jumlah
120.000
100.000
80.000
60.000
40.000
20.000
420.000
1.120.000
1.100.000
1.080.000
1.060.000
1.040.000
1.020.000
6.420.000
Kode
EN-3.4-TR7
Topik 3.4.2
Transparan
7/24
Sukubunga Efektif
Minggu 12
Bunga menurun
720.000
6.000.000
12%
420.000
6.000.000
7%
720.000
5.800.000
12,41%
420.000
5.700.000
7,37%
246
Kode
EN-3.4-HO2
Handout
Unit Pembelajaran 3.4
Bank
HO 2
Bank
Bank adalah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai agen pembayaran bagi
nasabah (cek, transfer, ATM), dan meminjam serta meminjamkan uang. Orang datang
ke bank untuk melakukan pembayaran (mentransfer uang) atau memperoleh
pembayaran (menguangkan cek orang lain), menyimpan uang atau mengajukan
permohonan pinjaman.
Berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, bank adalah entitas
bisnis yang menghimpun dana dari masyarakat (disebut tabungan dan deposito, atau
dana yang dipercayakan), yang kemudian menempatkan dana itu kembali pada
masyarakat dalam bentuk pinjaman serta bentuk penempatan lainnya; dan hal ini
dilakukan untuk berperan serta dalam upaya meningkatkan pendapatan kesejahteraan
masyarakat.
Dua Jenis Bank di Indonesia
Ada dua jenis bank di Indonesia, yaitu (1) Bank umum (bank komersial), dan (2) Bank
Perkreditan Rakyat (BPR).
Kedua jenis bank diperkenankan menghimpun tabungan dari masyarakat. Tabungan
meliputi deposito on call dan deposito berjangka. Bank memanfaatkan
(menginvestasikan) dana tabungan itu umumnya pada aktiva sebagai berikut:
Secara populer dikatakan: Bank mengambil uang orang lain, membayar bunga atas
uang itu, mentransfer uang itu ke orang lain lagi, yang membayar bunga yang lebih
tinggi kepada bank, sementara bank memiliki modal atau dana sendiri yang terbatas.
Perbedaan antara bunga yand diterima dengan bunga yang dibayarkan disebut
spread, dan spread merupakan pendapatan utama bank.
Pada bulan Agustus 2007, di Indonesia terdapat sekitar 120 bank umum dan 2.300
BPR. Semua bank dipantau oleh bank sentral, yaitu Bank Indonesia.
247
Beberapa bank umum berskala besar, memiliki banyak kantor cabang (misalnya Bank
Mandiri, BNI, BRI, BCA), sementara beberapa bank umum lainnya berskala relatif kecil
(misalnya NISP, Hagakita).
BPR sering merupakan bank kecil yang berdiri sendiri(tidak punya kantor cabang), tapi
sejumlah BPR adalah BPR kelompok, milik beberapa pemegang saham.
Perbedaan antara bank umum dengan BPR adalah sebagai berikut:
i
Bank umum menyediakan layanan rekening koran dan transfer uang; BPR tidak
diperkenankan;
ii
BPR hanya menangani tabungan dan pinjaman mata uang Rupiah, tidak
diperkenankan menangani transaksi mata uang asing (FOREX);
iii Bank umum pada dasarnya bisa membika kantor cabang di seluruh Indonesia; BPR
tidak diperkenankan, dan hanya dibatasi pada tingkat Kabupaten;
iv BPR diperkenankan menerapkan metode perhitungan bunga flat, sedangkan bank
umum harus menerapkan metode sukubunga menurun atau declining loan
balance (Lihat handout EN-3.4-HO3).
Perbedaan fungsional antara bank umum dengan BPR menyebabkan mengapa BPR
berfokus pada penabung-penabung kecil dan nasabah kredit mikro, yang sebagian
besar membutuhkan pinjaman jangka-pendek, yaitu pinjaman yang harus dikembalikan
dalam waktu satu tahun. Bank-bank kecil juga bisa menjadi kuat, tidak hanya bankbank besar, dan bank-bank besar bisa merupakan bank-bank lemah.
Bank Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 1999, sebagai bank sentral, Bank
Indonesia memiliki tujuan tunggal mencapai dan mempertahankan stabilitas nilai
Rupiah, yaitu stabilitas nilai Rupiah terhadap barang dan jasa (laju inflasi), stabilitias
nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing.
Untuk mencapai tujuan di atas, Bank Indonesia melaksanakan tugas berikut ini:
(1) merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan moneter (mengawasi kebijakan
nilai tukar, SBI);
(2) mengatur dan menjamin kelancaran sistem pembayaran (menerbitkan,
mendistribusikan dan menarik mata uang Rupiah, clearing antar-bank clearing); dan
(3) mengatur dan mengawasi sistem perbankan nasional (bank umum dan BPR).
Meskipun Bank Indonesia memiliki cabang di seluruh Indonesia, Bank Indonesia tidak
langsung melayani nasabah bank seperti halnya bank umum dan BPR.
248
Handout
Kode
EN-3.4-HO3
Bunga Bank
HO 3
Sukubunga deposito
Sukubunga flat
Sukubunga menurun
Sukubunga efektif
Sukubunga efektif
netto
Pengertian
Sukubunga ini menentukan berapa pendapatan penabung
atas deposito on call; misalnya 1% per bulan. Jika penabung
menarik uangnya setelah 2 bulan, maka penabung
memperoleh sedikit di atas 102% dari jumlah yang ditabung,
karena bunga untuk bulan kedua juga diperhitungkan atas
bunga bulan pertama. Deposito on call bisa ditarik sewaktuwaktu.
Sukubunga ini menentukan berapa pendapatan penabung
dari deposito berjangka; misalnya 1.25% per bulan. Jika
penabung menarik uangnya setelah 6 bulan, tanpa
menerima bunga sebelumnya, dia akan menerima di atas
107.5% dari jumlah yang didepositokan, karena bunga
diperhitungkan atas bunga. Jika deposito berjangka ditarik
sebelum tanggal jatuh tempo (sebelum 1,2,3 bulan) maka
berlaku potongan denda administrasi.
Sukubunga flat, misalnya 2 % per bulan, diperhitungkan
terhadap pokok pinjaman, terlepas apakah pinjaman sudah
dikurangi dengan angsuran pinjaman atau belum. BPR
diperkenankan memberlakukan sistem bunga flat untuk
kredit kecil dan mikro.
Sukubunga
menurun,
misalnya
16%
per
tahun,
diperhitungkan atas sisa pinjaman, yaitu jumlah yang belum
dibayar.
Untuk memperoleh pinjaman timbul biaya transaksi; biaya
transportasi ke bank, membayar akte notaris, dsbnya.
Dengan adanya biaya transaksi, sukubunga riil secara efektif
lebih tinggi daripada sukubunga nominal (sukubunga
terhadap saldo pinjaman yang menurun).
Biasanya timbul inflasi dalam perekonomian; misalnya 1%
per bulan; 1 kg beras harganya sekarang Rp. 5.000, dan Rp.
5.050 sebulan kemudian. (i) Hal ini berarti bahwa nilai
tabungan dan deposito berkurang, kecuali bila sukubunga
nominal di atas laju inflasi: Secara net efektif, bunga
pinjaman dan deposito di bawah sukubunga nominalnya. (ii)
Pinjaman, dengan jumlah nominal diterima sekarang, bisa
membeli lebih banyak sekarang daripada di masa
mendatang dengan adanya inflasi: Secara net efektif, bunga
pinjaman lebih rendah daripada sukubunga nominalnya.
249
Saldo
pinjaman
awal bulan
6.000.000
5.000.000
4.000.000
3.000.000
2.000.000
1.000.000
Angsuran
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
6.000.000
Saldo
pinjaman
akhir bulan
5.000.000
4.000.000
3.000.000
2.000.000
1.000.000
0
Bunga
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
120.000
720.000
Jumlah
1.120.000
1.120.000
1.120.000
1.120.000
1.120.000
1.120.000
6.720.000
Saldo
pinjaman
awal bulan
6.000.000
5.000.000
4.000.000
3.000.000
2.000.000
1.000.000
Angsuran
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
6.000.000
Saldo
pinjaman
akhir bulan
5.000.000
4.000.000
3.000.000
2.000.000
1.000.000
0
250
Bunga
120.000
100.000
80.000
60.000
40.000
20.000
420.000
Jumlah
1.120.000
1.100.000
1.080.000
1.060.000
1.040.000
1.020.000
6.420.000
Kode
EN-3.4-TR8
Topik 3.4.2
Transparan
8/24
Neraca Bank
Minggu 12
251
Kode
EN-3.4-TR9
Topik 3.4.2
Transparan
9/24
Minggu 12
252
Kode
EN-3.4-TR10
Topik 3.4.2
Transparan
10/24
Azas Kehati-hatian
Minggu 12
253
Handout
Unit Pembelajaran 3.4
Kode
EN-3.4-HO4
HO 4
Neraca salah satu bank terbesar di Indonesia per 30 September 2007 tampak sebagai
berikut:
Rp. juta
Aktiva
Kas
Penempatan - BI
Penempatan bank lain
SBI
Sekuritas
Obligasi pemerintah
Pinjaman
Piutang
Pembayaran di muka
Investasi pada saham
Aktiva tetap
Aktiva lainnya
Jumlah
4.165
20.041
14.232
6.983
4.751
90.660
98.420
6.399
5.259
2.438
4.734
1.784
259.867
2%
8%
5%
3%
2%
35%
38%
2%
2%
1%
2%
1%
100%
20%
25%
32%
2%
2%
2%
2%
3%
1%
4%
4%
3%
100%
Neraca di atas menunjukkan pada sisi kanan, atau sisi sumber dana , bahwa lebih dari
75% (pada bank di atas 77%) dari dana yang tersedia adalah deposito on call, deposito
berjangka dan deposito berjangka. Dana tersebut tidak dimiliki bank, tetapi milik
masyarakat. Dengan hal ini maka dana tersebut disebut dana yang dipercayakan. Sisi
kiri neraca, atau sisi di kemanakan dana, menunjukkan hampir 40% (normalnya 65%)
dari dana yang tersedia dipakai untuk pinjaman kepada nasabah dalam masyarakat,
kepada perusahaan dan perseorangan.
Bank ini, yang mewakili kebanyakan bank di Indonesia, menggunakan 75% dari dana
yang didepositokan yaitu bukan dana milik bank untuk memberikan pinjaman
kepada bisnis dan nasabah perseorangan (hampir 40% dari seluruh aktivanya), dan
bank tidak bisa meyakini bahwa semua pinjaman yang diberikan itu akan kembali,
dengan pembayaran tepat pada waktunya.
Bank bekerja dalam kondisi sebagai berikut:
Dana yang dipercayakan (deposito on call dan deposito berjangka) pada dasarnya
bisa diminta sewaktu-waktu;
Banyak dari dana ini dipakai untuk pinjaman, yang tidak bisa sepenuhnya dijamin
bahwa pinjaman akan kembali dan kembali tepat pada waktunya.
Misalnya saja 10% dari pinjaman itu tidak kembali, maka pembayaran kepada deposan
menjadi berisiko, dan hanya akan aman bila bank memperoleh keuntungan besar dari
90% pinjaman yang kembali. Namun laba besar bukan suatu kejadian yang normal,
karena bank juga beroperasi di dunia yang bersaing.
Suatu contoh dapat diambil dari bank di atas: Misalnya hanya 1% dari seluruh
pinjaman yang diberikan sebesar Rp. 98 trilyun adalah kredit macet yang harus
dihapuskan dari buku: Dengan demikian hampir Rp. 1 trilyun harus dihapuskan. Maka
254
bank perlu menambah laba bersihnya sekurang-kurangnya Rp. 1 trilyun, atau sekitar
sepertiga dari labanya tahun 2007 yaitu sekitar Rp. 3 trilyun (tidak tercantum dalam
neraca). Jika tidak, bank akan menanggung kerugian. .. Keuntungan dicapai sedikit
demi sedikit, Rupiah demi Rupiah, tapi kredit macet harus langsung dihapuskan .
Kesimpulan dari pembahasan di atas:
Bank harus berhati-hati dalam memberikan pinjaman kepada bisnis dan konsumen:
Hanya membiayai pemohon pinjaman yang cenderung mengmbalikan pinjaman.
Memberikan pinjaman hanya kepada mereka yang dianggap berisiko rendah dalam
hal kegagalan bisnis dan kelalaian mengembalikan pinjaman.
Bank yang kurang berhati-hati dalam memberikan pinjaman akan menanggung
risiko yaitu cukup besar % dari pinjaman yang diberikan tidak kembali. Pinjaman
yang tidak kembali harus dianggap sebagai suatu kerugian, sehingga pinjaman
macet memakan sebagian, atau bahkan seluruh laba.
Bank adalah perusahaan, seperti halnya perusahaan-perusahaan lain. Maka agar
bisnisnya berhasil bank harus:
Tetap likid atau memiliki cukup uang tunai untuk memenuhi semua kewajiban yang
jatuh tempo, termasuk pembayaran tunai kepada para deposan yang ingin menarik
tabungan mereka; dan
Memperoleh laba, untuk memastikan bahwa modal sendiri bank tumbuh pesat, dan
pinjaman-pinjaman yang tidak kembali bisa dikurangkan dari laba tersebut.
Kesimpulan lebih lanjut:
Agar likid dan untung, penting artinya bahwa aktiva produktif (earning asset) bank
berisiko rata-rata rendah, atau berkualitas tinggi, di mana aktiva produktif bank
adalah: Jumlah pinjaman berjalan + Dana yang ditnamkan pada Obligasi
Pemerintah + Penempatan dana lainnya; misalnya pada Bank Indonesia (sekitar
95% pada bank di atas).
Aktiva non-produktif bank meliputi kas dan investasi pada bangunan dan peralatan
bank. Aktiva non-produktif ini juga penting artinya. Tetapi karena tidak
menghasilkan, sebaiknya aktiva itu tetap optimal; tidak lebih dari yang diperlukan
(hanya sekitar 5% pada bank di atas).
Kesimpulan menyeluruh:
(1) Bank harus menerapkan Azas Kehati-hatian (Prudential Principle), yang berarti:
(i)
Sebagian besar dari nasabah pinjaman bank harus nasabah risiko rendah;
dan
(ii)
Pinjaman jangka-panjang tidak boleh dibiayai dengan tabungan dan deposito
jangka-pendek (menurut istilah teknisnya: funds should match).
(2) Secara selektif, sebagian dari nasabah pinjaman risiko tinggi bisa diterima. Karena
jika berhasil, mereka ini sering merupakan nasabah yang paling menguntungkan.
Tetapi nasabah risiko tinggi dan jumlah pinjamannya harus merupakan bagian kecil
dari jumlah seluruh nasabah dan jumlah seluruh pinjaman.
Bila bank mengabaikan azas kehati-hatian, krisis moneter akan terjadi seperti di
Indonesia beberapa waktu yang lalu, di mana bank memberikan terlalu banyak
pinjaman dalam mata uang asing kepada beberapa nasabah besar, dan terlalu banyak
pinjaman jangka-panjang yang berasal dari dana jangka-pendek.
255
Kode
EN-3.4-TN4
Tujuan:
Langkah-langkah
Waktu
Metode
Bahan
15 Diskusi
terbuka
Papan tulis
atau
flipchart
15 Kuliah
EN-3.4-TR11
EN-3.4-HO5
45 Latihan
kelas
EN-3.4-AG1
256
1 jam 15
257
Hari
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
(1)
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Lot 1
Lot 2
Lot 3
Lot 4
Lot 5
(2)
-140
(3)
(4)
(5)
(6)
100
-140
100
100
-140
100
100
-210
100
150
-210
150
150
Rp. 000
Kas
Surplus/
Kumukeluar
Defisit
latif
Lot 6
lainnya
kas
(7)
(8)
(9)
(10)
-12
-152
-152
-12
-12
-164
-12
-12
-176
-12
-12
-188
-12
-12
-200
-12
-52
-252
-12
-12
-264
-12
-12
-276
-12
-12
-288
-12
-12
-300
-12
48
-252
-12
-12
-264
-12
-12
-276
-12
-12
-288
-12
-12
-300
-18
-28
-328
-18
-18
-346
-18
-18
-364
-18
-18
-382
-18
-18
-400
-18
22
-378
-18
-18
-396
-18
-18
-414
-18
-18
-432
-18
-18
-450
-210
-18
72
-378
-18
-18
-396
-18
-18
-414
-18
-18
-432
-18
-18
-450
Kebutuhan modal kerja adalah defisit kas kumulatif terbesar, yaitu Rp. 300 juta
sebelum peningkatan penjualan, dan Rp. 450 juta setelah peningkatan penjualan.
Pinjaman modal kerja yang harus diperoleh dari bank dengan peningkatan penjualan
itu adalah Rp. 150 juta.
Rata-rata pengeluaran kas per hari adalah Rp. 40 juta sebelum peningkatan penjualan,
dan Rp. 60 juta setelah peningkatan penjualan. Dengan daur kas tetap 7 hari, maka
kebutuhan modal kerja adalah Rp. 300 juta sebelum peningkatan penjualan dan Rp.
450 juta setelah peningkatan penjualan.
258
Kode
EN-3.4-TR11
Topik 3.2.2
Transparan
11/24
Minggu 12
Modal investasi
Komponen
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Tanah, bangunan,
Jenis produk, teknologi,
mesin & peralatan,
kapasitas produksi, lokasi
kendaraan, sambungan bisnis, daerah pemasaran,
sarana umum, dsbnya. kegiatan bisnis, metode
pemerolehan, dsbnya.
Modal kerja
Komponen
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Bahan baku, upah, gaji, Volume produksi/penjualan,
bahan bakar, tagihan
kualitas bahan baku,
sarana umum,
keterampilan tenaga kerja,
penjualan promosi,
lokasi bisnis, daerah
biaya transportasi,
pemasaran, kegiatan bisnis,
dsbnya.
jangka waktu yang diperlukan
sampai pendapatan dari
penjualan kembali ke dalam
bisnis dalam bentuk arus kas
masuk, dsbnya.
259
Kode
EN-3.4-HO5
Handout
Unit Pembelajaran 3.4
HO 5
Minggu/Bulan 1
Produksi barang
dan jasa,
membutuhkan
pembayaran staf
dsbnya.
Penjualan tunai
barang dan jasa
Menerima dan
mengumpulkan kas
dari penjualan nontunai (piutang dagang)
Pembelian bahan
baku, energi dan
input lainnya
Produksi barang
dan jasa,
membutuhkan
pembayaran staf
dsbnya.
Minggu/Bulan 2
Waktu
Minggu/Bulan 3
Minggu/Bulan 4
Pada banyak perusahaan, daur kas bisa memakan waktu beberapa minggu atau
beberapa bulan. Pengeluaran kas dilakukan pada minggu atau bulan pertama (1),
sedangkan penerimaan kas terjadi pada mingggu atau bulan keempat (4). Dalam
keadaan demikian, beberapa minggu atau bulan berlalu sebelum ada penerimaan kas
dari penjualan.
260
Biasanya uang keluar dulu, sebelum nanti kembali sebagai pendapatan dari penjualan.
Jangka waktunya bisa beberapa minggu atau beberapa bulan, sementara kas
diperlukan untuk penjualan selanjutnya. Dalam kasus di atas, pada minggu atau bulan
2 perusahaan harus membeli lagi bahan baku, energi dan input lainnya untuk diproses
pada minggu atau bulan 3, dan dijual pada minggu atau bulan 4. Dengan demikian
uang terikat, dan bila kas yang dimiliki tidak mencukupi maka timbul kebutuhan kas dari
sumber luar, misalnya pinjaman bank.
Setelah perusahaan tumbuh, ketika perusahaan menjual lebih banyak, bulan demi
bulan, maka perusahaan membutuhkan lebih banyak uang untuk memproduksi lebih
banyak, sementara kas dari penjualan berasal dari tingkat penjualan yang lebih rendah
beberapa bulan sebelumnya. Akibatnya timbul kekurangan kas yang perlu dihindari: (i)
Dengan meningkatkan modal sendiri, atau (ii) Dengan menarik pinjaman dari sumber
luar, seperti dari bank.
Penggunaan daur kas untuk menghitung kebutuhan modal kerja diperkenalkan pada
LU 3.2. Modal kerja tidak hanya bergantung pada lamanya daur kas tetapi juga volume
produksi/penjualan. Kebutuhan modal kerja, dan peningkatan kebutuhan modal kerja,
yang harus dibiayai dengan pinjaman modal kerja, sering diabaikan oleh
wirausahawan. Pendalaman pemahamannya penting artinya, misalnya dengan
mengerjakan latihan kelompok EN-3.4-AG1.
261
Kode
EN-3.4-AG1
Topik 3.4.3
Tugas
Kelompok 1/4
Minggu 12
Tujuan: Mahasiswa harus mampu menghitung pinjaman modal kerja yang dibutuhkan
untuk menunjang peningkatan penjualan.
Bagi kelas menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari lima mahasiswa. Semua
kelompok membaca dan mengerjakan kasus berikut ini:
Sebuah pabrik konpeksi bekerja 5 hari per minggu. Setiap Senin, pabrik itu membeli
bahan baku (kain) dan input lainnya (energi, dsbnya) untuk produksi selama seminggu,
Rp. 140 juta. Setiap hari pabrik itu mengeluarkan uang Rp. 12 juta untuk membayar
upah dan biaya-biaya tunai lainnya. Produknya selesai sebelum akhir pekan dan
diserahkan kepada pelanggan hari Senin minggu berikutnya.
Jumlah pengeluaran untuk setiap lot Rp. 200 juta. Separuh lot dibayar tunai dan
separuh lainnya dibayar satu minggu setelah penyerahan. Untuk lot pertama, separuh
pengeluaran kas (Rp. 100 juta) diperoleh kembali pada hari Senin Minggu 2 dan
separuh lainnya (Rp. 100 juta) diperoleh kembali pada hari Senin Minggu 3. Sementara
itu, pada hari Senin Minggu 2 pabrik konpeksi itu membeli bahan baku dan input
lainnya (Rp. 140 juta) untuk produksi pada Minggu 2 dan penjualan pada Minggu 3, etc.
Lihat tabel pada halaman berikutnya. Pengeluaran kas dengan tanda negatif dan
penerimaan kas dengan tanda positif. Jumlah penerimaan kas untuk setiap lot jelas
lebih dari Rp. 200 juta. Perbedaan antara penerimaan kas dengan pengeluaran kas
mencakup penyusutan dan biaya-biaya non-tunai lainnya, dan dipakai untuk membayar
kewajiban lain yang jatuh tempo.
(1)
Kerjakan tabel untuk Minggu 1 sampai Minggu 3 (Hari 1 sampai 15). Berapa
kebutuhan modal kerja pabrik ini atas dasar tabel tersebut? Hitung kebutuhan
modal kerja dengan menggunakan metode daur kas yang dibahas pada LU 3.2
dan bandingkan hasilnya. Rata-rata daur kas adalah 7,5 hari kerja (rata-rata
antara 5 dan 10 hari kerja).
Dari Minggu 4, penjualan meningkat 50%, sehingga pembelian bahan baku dan inputinput lainnya, serta belanja hariannya juga meningkat 50%, menjadi berturt-turut Rp.
210 juta per minggu dan Rp. 18 juta per hari.
(2)
Kerjakan tabel untuk Minggu 4 sampai Minggu 6 (Hari 16 sampai 30). Berapa
kebutuhan modal kerja pabrik ini dengan peningkatan penjualan itu? Cek ulang
dengan menghitung kebutuhan modal kerja dengan peningkatan penjualan itu
menggunakan metode daur kas. Berapa jumlah pinjaman modal kerja yang
harus diajukan untuk menunjang peningkatan penjualan itu? Rata-rata dari kas
tetap 7,5 hari kerja.
262
Hari
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
(1)
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Lot 1
Lot 2
Lot 3
Lot 4
Lot 5
(2)
-140
(3)
(4)
(5)
(6)
100
-140
100
100
-140
100
100
-210
100
150
-210
150
150
Rp. 000
Kas
Surplus/
Kumukeluar
Defisit
latif
Lot 6
lainnya
kas
(7)
(8)
(9)
(10)
-12
..
..
-12
..
..
-12
..
..
-12
..
..
-12
..
..
-12
..
..
-12
..
..
-12
..
..
-12
..
..
-12
..
..
-12
..
..
-12
..
..
-12
..
..
-12
..
..
-12
..
..
-18
..
..
-18
..
..
-18
..
..
-18
..
..
-18
..
..
-18
..
..
-18
..
..
-18
..
..
-18
..
..
-18
..
..
-210
-18
..
..
-18
..
..
-18
..
..
-18
..
..
-18
..
..
Catatan:
Kolom 2 sampai 7, adalah pengeluaran dan pemasukan kas untuk Lot 1 sampai 6.
Kolom 8 adalah pengeluaran harian untuk upah dan biaya-biaya tunai lainnya.
Kolom 9 surplus dan defisit kas harian, jumlah kolom 2 sampai 8.
Kolom 10 adalah surplus atau defisit kas kumulatif harian.
263
Kode
EN-3.4-TN5
Tujuan:
Langkah-langkah
Waktu
Metode
30 Diskusi
terbuka
Minggu 13
Bahan
Papan tulis
atau
flipchart
EN-3.4-TR12
45 Diskusi
terbuka
EN-3.4-HO6
264
Papan tulis
atau
flipchart
1 jam 15
Laporan laba-rugi:
Penjualan
Harga pokok penjualan
Biaya penjualan
Biaya administrasi
Bunga
Neraca:
Kas
Piutang dagang
Persediaan
Aktiva tetap:
Tanah
Bangunan
Mesin
Utang dagang
Kewajiban lain
Pinjaman jangka-panjang
Saham biasa
Laba ditahan
Peningkatan
penjualan
Perpanjangan
jangka
waktu kredit
Penarikan
modal
sendiri
Diskon
tunai
Pengembalian
pinjaman
Tujuan pinjaman yang timbul dari peningkatan dan penurunan rekening laporan labarugi dan neraca adalah pinjaman (a) sampai (n) pada tabel berikut ini:
Peningkatan/penurunan rekening
Peningkatan harga pokok penjualan
Peningkatan biaya penjualan
Peningkatan biaya administrasi
Peningkatan kas
Peningkatan piutang dagang
Peningkatan persediaan
Peningkatan tanah
Peningkatan bangunan
Peningkatan mesin
Penurunan utang dagang
Penurunan kewajiban lain
Penurunan pinjaman jangka-panjang
Penurunan saham biasa
Penurunan laba ditahan
Tujuan pinjaman
membeli bahan baku
menyelenggarakan kampanye promosi
mengembangkan produk atau sistem
computer
(d) meningkatkan kas
(e) meningkatkan penjualan kredit
(f)
meningkatkan persediaan
(g) to expand the factory
(h) membangun gudang
(i)
meningkatkan produksi capacity
(j)
memanfaatkan diskon tunai
(k) membayar utang pajak atau utang bunga
(l)
melunasi pinjaman bunga tinggi
(m) mengganti modal sendiri
(n) membayar dividen
(a)
(b)
(c)
265
Tujuan pinjaman diuraikan lebih rinci pada handout EN-3.4-HO6, meliputi 12 (dua
belas) tujuan pinjaman, 6 (enam) tujuan yang berkaitan dengan pinjaman jangkapendek, sedangkan 6 (enam) tujuan dengan pinjaman jangka-panjang.
No.
7
8
Tujuan pinjaman
Pinjaman jangka-pendek
Sebuah UKM membutuhkan pinjaman jangka-pendek, untuk membeli
lebih banyak bahan baku dengan meningkatnya penjualan. Karena
tambahan kas dengan pertumbuhan penjualan baru akan diperoleh
kemudian, sementara untuk memproduksi lebih banyak saat ini UKM
sudah memerlukan kas lebih banyak. Tidak cukup aliran kas untuk
membiayai pertumbuhan penjualan.
Penjualan sebuah UKM sebagian bersifat musiman. Tambahan kas (dari
pinjaman jangka-pendek) diperlukan untuk membayar input dan biayabiaya lain ketika tingkat penjualan rendah sementara kas dari tingkat
penjualan tinggi baru akan diperoleh nanti.
Sebuah UKM menginginkan kas dari pinjaman bank, untuk membayar
tunai bahan baku dari pemasok. UKM memperoleh harga input yang lebih
rendah, dengan penurunan harga yang lebih besar dibandingkan biaya
bunga pinjaman.
Sebuah UKM membutuhkan kas dari pinjaman, karena pemasok UKM
memperketat jangka waktu kreditnya; dari misalnya 6 menjadi 3 minggu.
UKM memerlukan kas tambahan untuk membiayai sebagian aktiva lancar
(bahan baku) yang selama ini dibiayai kredit pemasok.
Sebuah UKM memerlukan kas dari pinjaman untuk membayar pajak
perusahaan, membayar dividen kepada pemilik perusahaan, atau
membayar gaji ke-13 kepada karyawan. UKM ini akan menghasilkan
aliran kas yang cukup untuk segera mengembalikan pinjaman itu, hanya
saat ini belum memilikinya.
Sebuah UKM membutuhkan kas dari pinjaman, untuk mempertahankan
Current Asset Activity Ratio (Aktiva lancar Kewajiban lancar), yang
cenderung menurun. Sebagai contoh, diperlukan lebih banyak kas untuk
membeli bahan baku (harga naik), atau kas terikat lebih lama pada
piutang dagang (penjualan kredit dengan persyaratan kredit longgar).
Pinjaman jangka-panjang
Sebuah UKM butuh pinjaman untuk mengganti mesin lama dengan mesin
baru yang lebih produktif. Masin lama sudah disusutkan, tapi aliran
kasnya masih terikat pada aktiva lain, belum tersedia dalam bentuk kas.
Sebuah UKM ingin mengganti pinjaman jangka-panjangnya dengan
pinjaman jangka-panjang yang lain. Misalnya, UKM ini memiliki pinjaman
Rp. 120 juta dari saudara pemilik perusahaan. Dari pinjaman ini, Rp. 75
masih perlu dikembalikan dalam 2 tahun mendatang, tapi saat ini pemberi
pinjaman membutuhkan uangnya kembali. Untuk mengembalikan
pinjaman, UKM memerlukan pinjaman bank Rp. 75 juta. Jika bank tidak
menyetujui, UKM harus menghasilkan uang Rp. 75 juta; misalnya dengan
mempercepat penagihan piutang, menjual persediaan dengan harga
diskon, minta perpanjangan kredit pemasok, atau kegiatan lain yang
kontra-produktif dengan operasi UKM.
Seluruh aktiva UKM 100% dibiayai dengan modal sendiri, dan usahanya
cukup menguntungkan. UKM ini sekarang ingin mengambil suatu
pinjaman jangka-panjang; sebesar 25% dari modal sendiri. Dengan
demikian maka kas dari pinjaman dapat dikeluarkan dari perusahaan.
Pemilik dapat menggunakannya untuk (i) membeli dana pensiun, atau (ii)
membuka usaha baru yang lain.
266
Keterangan
Lihat
pinjaman
(a) di atas
Lihat
pinjaman
(f) di atas
Lihat
pinjaman
(j) di atas
Lihat
pinjaman
(a) dan (j)
di atas
Lihat
pinjaman
(k) di atas
Lihat
pinjaman
(a), (d), (e)
dan (f) di
atas
Lihat
pinjaman
(i) di atas
Lihat
pinjaman
(l) di atas
Lihat
pinjaman
(m) di atas
No.
Tujuan pinjaman
Pinjaman jangka-panjang
10 Penjualan sebuah UKM tumbuh dengan mantab. Maka UKM ingin
meningkatkan kapasitas produksinya dengan membeli mesin tambahan.
Sementara ini UKM tidak bisa memanfaatkan tambahan aliran kas
dengan meningkatnya penjualan, karena pertumbuhan penjualan
sendiri berarti UKM membutuhkan lebih banyak aliran kas untuk
membiayai pembelian bahan baku dan pembayaran upah yang terus
meningkat, serta makin banyak aliran kas yang terikat pada piutang
dagang. Dengan demikian, untuk membeli mesin tambahan UKM
membutuhkan pinjaman jangka-panjang.
11 Dalam sebuah UKM biaya produk meningkat, karena kenaikan harga
energi dan bahan baku utama. Harga jual UKM juga perlu dinaikkan.
Produk perusahaan kompetitif, yang berarti UKM bisa mempertahankan
% mark-upnya. UKM ini bahkan masih bisa meningkatkan volume
penjualannya. Oleh karena itu diperlukan pinjaman bank jangka
panjang, agar tetap mampu membeli bahan baku yang lebih mahal dan
membayar tagihan energi tepat waktu.
12 Agar tetap kompetitif, sebuah UKM perlu menurunkan % laba dari
penjualannya, atau profit margin-nya. Dengan demikian masih ada
pertumbuhan dalam jumlah penjualan, meskipun dengan laju yang lebih
rendah. Dengan demikian, laba bersih masih memuaskan meskipun %
laba dari penjualan turun. Aliran kas yang tersedia akan relatif kurang,
dan UKM membutuhkan pinjaman bank jangka-panjang: (i) untuk
memastikan bahwa pembelian inputnya tetap terbayar, dan (ii) untuk
tetap kompetitif piutang dagang perlu tumbuh juga.
Keterangan
Lihat
pinjaman (i)
di atas
Pinjaman
membiayai
modal kerja
permanen
Pinjaman
membiayai
modal kerja
permanen
267
Kode
EN-3.4-TR12
Topik 3.4.3
Transparan
12/24
Rekening-Rekening Keuangan
Minggu 13
Laporan Laba-Rugi
Rp. 000
Penjualan
Harga pokok penjualan
Laba kotor
Biaya operasional:
Biaya penjualan
Biaya administrasi
360.000
216.000
144.000
36.000
54.000
90.000
54.000
7.200
46.800
Neraca
Aktiva
Kas
Piutang dagang
Persediaan
Aktiva lancar
Aktiva tetap:
Tanah
Bangunan
Mesin
Jumlah aktiva tetap
Aktiva lainnya
Jumlah aktiva
Rp. 000
Kewajiban & modal sendiri
6.500 Utang dagang
18.500
15.000 Kewajiban lainnya
10.500
21.000
Kewajiban lancar 29.000
42.500
Utang jangka-panjang
90.000
43.500
72.000 Modal sendiri:
70.000 Modal saham
100.000
185.500 Laba ditahan
21.000
12.000
Jumlah modal sendiri 121.000
Jumlah kewajiban &
240.000 modal sendiri
240.000
268
Kode
EN-3.4-HO6
Handout
Learning Unit 3.4
HO 6
Pada umumnya, tujuan pinjaman yang diajukan perusahaan dan yang ditawarkan oleh bank
sebagai produk pinjaman berkaitan dengan rekening-rekening neraca dan laporan laba-rugi
usaha kecil dan menengah (UKM).
Neraca:
Rekening penggunaan dana
Aktiva lancar (kas, persediaan bahan baku dan barang jadi, piutang dagang, dsbnya.); dan
Aktiva tetap (peralatan kantor, mesin, bangunan, tanah).
Rekening sumber dana
Kewajiban lancar (utang dagang, pinjaman bank jangka-pendek, utang gaji pemilik, utang
bunga yang jatuh tempo, pengembalian utang jangka-panjang yang jatuh tempo, dsbnya.)
Kewajiban jangka-panjang (obligasi dan pinjaman jangka-panjang lainnya)
Laba ditahan (laba bersih tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebagai dividen
kepada pemilik)
Modal ditempatkan (bagian dari modal sendiri yang disediakan untuk dipergunakan)
Rekening laporan laba-rugi
Pada dasarnya kelompok-kelompok aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya itu bisa menjadi
alasan mengajukan permohonan pinjaman (= tambahan kebutuhan kas). Keempat kelompok
itu mencakup berbagai tujuan pengajuan pinjaman.
Dari 12 tujuan pinjaman berikut ini 6 (enam) tujuan pinjaman menyangkut pinjaman jangkapendek yang harus dikembalikan dalam setahun, dan 6 (enam) tujuan pinjaman lainnya
menyangkut pinjaman jangka-panjang, untuk dikembalikan dalam waktu lebih dari setahun.
Enam contoh pinjaman jangka-pendek:
1) Sebuah UKM membutuhkan pinjaman jangka-pendek, untuk membeli lebih banyak bahan
baku dengan meningkatnya penjualan. Karena tambahan kas dengan pertumbuhan
penjualan baru akan diperoleh kemudian, sementara untuk memproduksi lebih banyak saat
ini UKM sudah memerlukan kas lebih banyak. Tidak cukup aliran kas untuk membiayai
pertumbuhan penjualan.
2) Penjualan sebuah UKM sebagian bersifat musiman. Tambahan kas (dari pinjaman jangkapendek) diperlukan untuk membayar input dan biaya-biaya lain ketika tingkat penjualan
rendah sementara kas dari tingkat penjualan tinggi baru akan diperoleh nanti.
3) Sebuah UKM menginginkan kas dari pinjaman bank, untuk membayar tunai bahan baku
dari pemasok. UKM memperoleh harga input yang lebih rendah, dengan penurunan harga
yang lebih besar dibandingkan biaya bunga pinjaman.
269
4) Sebuah UKM membutuhkan kas dari pinjaman, karena pemasok UKM memperketat jangka
waktu kreditnya; dari misalnya 6 menjadi 3 minggu. UKM memerlukan kas tambahan untuk
membiayai sebagian aktiva lancar (bahan baku) yang selama ini dibiayai kredit pemasok.
5) Sebuah UKM memerlukan kas dari pinjaman untuk membayar pajak perusahaan,
membayar dividen kepada pemilik perusahaan, atau membayar gaji ke-13 kepada
karyawan. UKM ini akan menghasilkan aliran kas yang cukup untuk segera mengembalikan
pinjaman itu, hanya saat ini belum memilikinya.
6) Sebuah UKM membutuhkan kas dari pinjaman, untuk mempertahankan Current Asset
Activity Ratio (Aktiva lancar Kewajiban lancar), yang cenderung menurun. Sebagai
contoh, diperlukan lebih banyak kas untuk membeli bahan baku (harga naik), atau kas
terikat lebih lama pada piutang dagang (persyaratan kredit longgar).
Enam contoh pinjaman jangka-panjang:
7) Sebuah UKM butuh pinjaman untuk mengganti mesin lama dengan mesin baru yang lebih
produktif. Masin lama sudah disusutkan, tapi aliran kasnya masih terikat pada aktiva lain,
belum tersedia dalam bentuk kas.
8) Sebuah UKM ingin mengganti pinjaman jangka-panjangnya dengan pinjaman jangkapanjang yang lain. Misalnya, UKM ini memiliki pinjaman Rp. 120 juta dari saudara pemilik
perusahaan. Dari pinjaman ini, Rp. 75 masih perlu dikembalikan dalam 2 tahun mendatang,
tapi saat ini pemberi pinjaman membutuhkan uangnya kembali. Untuk mengembalikan
pinjaman, UKM memerlukan pinjaman bank Rp. 75 juta. Jika bank tidak menyetujui, UKM
harus menghasilkan uang Rp. 75 juta; misalnya dengan mempercepat penagihan piutang,
menjual persediaan dengan harga diskon, minta perpanjangan kredit pemasok, atau
kegiatan lain yang kontra-produktif dengan operasi UKM.
9) Seluruh aktiva UKM 100% dibiayai dengan modal sendiri, dan usahanya cukup
menguntungkan. UKM ini sekarang ingin mengambil suatu pinjaman jangka-panjang;
sebesar 25% dari modal sendiri. Dengan demikian maka kas dari pinjaman dapat
dikeluarkan dari perusahaan. Pemilik dapat menggunakannya untuk (i) membeli dana
pensiun, atau (ii) membuka usaha baru yang lain.
10) Penjualan sebuah UKM tumbuh dengan mantab. Maka UKM ingin meningkatkan kapasitas
produksinya dengan membeli mesin tambahan. Sementara ini UKM tidak bisa
memanfaatkan tambahan aliran kas dengan meningkatnya penjualan, karena pertumbuhan
penjualan sendiri berarti UKM membutuhkan lebih banyak aliran kas untuk membiayai
pembelian bahan baku dan pembayaran upah yang terus meningkat, serta makin banyak
aliran kas yang terikat pada piutang dagang. Dengan demikian, untuk membeli mesin
tambahan UKM membutuhkan pinjaman jangka-panjang.
11) Dalam sebuah UKM biaya produk meningkat, karena kenaikan harga energi dan bahan
baku utama. Harga jual UKM juga perlu dinaikkan. Produk UKM kompetitif, sehingga UKM
bisa mempertahankan % mark-upnya. UKM ini bahkan masih bisa meningkatkan volume
penjualannya. Oleh karena itu diperlukan pinjaman bank jangka panjang, agar tetap mampu
membeli bahan baku yang lebih mahal dan membayar tagihan energi tepat waktu.
12) Agar tetap kompetitif, sebuah UKM perlu menurunkan % laba dari penjualannya, atau profit
margin-nya. Dengan demikian masih ada pertumbuhan dalam jumlah penjualan, meskipun
dengan laju yang lebih rendah. Dengan demikian, laba bersih masih memuaskan meskipun
% laba dari penjualan turun. Aliran kas yang tersedia akan relatif kurang, dan UKM
membutuhkan pinjaman bank jangka-panjang: (i) agar pembelian inputnya tetap terbayar,
dan (ii) untuk tetap kompetitif piutang dagang perlu tumbuh juga.
270
Kode
EN-3.4-TN6
Tujuan:
Langkah-langkah
Waktu
Metode
30 Latihan
kelompok
Bahan
Papan tulis atau
flipchart
EN-3.4-AG2
EN-3.4-HO1
EN-3.4-HO2
EN-3.4-HO3
EN-3.4-HO4
EN-3.4-HO5
EN-3.3-HO6
271
1 jam 00
272
Kode
EN-3.4-AG2
Topik 3.4.3
Tugas
Kelompok 2/4
Tujuan:
Minggu 13
Bagi kelas menjadi lima kelompok untuk lima kasus bisnis. Pengelompokannya
berbeda dengan pengelompokan pada LU 3.1, LU 3.2 and LU 3.3, misalnya sebagai
berikut:
Kelompok 3: Toko jaket.
Kelompok 4: Pabrik jus jeruk.
Kelompok 5: Bengkel mobil.
Kelompok 1: Percetakan kecil.
Kelompok 2: Sortasi limbah.
Tugas masing-masing kelompok adalah sebagai berikut:
Mengasumsikan penjualan meningkat sekurang-kurangnya 100%;
Mengidentifikasi perubahan pada rekening-rekening laporan laba rugi dan neraca
dengan peningkatan penjualan itu; dan
Mengidentifikasi tujuan pinjaman yang mungkin.
Bahan referensinya HANDOUT EN-3.4-HO1 sampai EN-3.4-HO6.
Waktu latihan kelompok 30 menit, kmudian masing-masing each kelompok harus
mempresentasikan tujuan pinjaman yang mungkin dan diklasifikasikan ke dalam
pinjaman jangka-pendek dan pinjaman jangka-panjang.
Waktu presentasi untuk masing-masing kelompok 5 10 menit.
Masing-masing mahasiswa harus membuat catatan untuk semua kasus, tidak hanya
kasus kelompoknya sendiri.
273
Kode
EN-3.4-TN7
Tujuan:
Langkah-langkah
Waktu
Metode
Bahan
15 Diskusi
terbuka
Papan tulis
atau
flipchart
30 Kuliah
Papan tulis
atau
flipchart
Tanya mahasiswa:
Seberapa jauh bank bisa membantu bisnis baru Anda?
Tulis jawaban mahasiswa pada papan tulis atau flipchart,
minta mereka mengembangkan dan menyimpan daftar
itu untuk tugas kelompok pada Minggu 14.
Lihat Konsep & teori berikut ini.
Perkenalkan bagaimana bank menilai permohonan
pinjaman. Diskusinya meliputi tiga bagian, yaitu
EN-3.4-TR13
EN-3.4-TR14
EN-3.4-TR15
EN-3.4-TR16
EN-3.4-TR17
EN-3.4-TR18
EN-3.4-TR19
EN-3.4-TR20
EN-3.4-TR21
EN-3.4-TR22
EN-3.4-TR23
EN-3.4-HO7
1 jam 00 Studi
kasus
EN-3.4-AG3
274
Papan tulis
atau
flipchart
1 jam 45
275
2)
Kekuatan:
Penjualan kredit (tidak mungkin di pasar
swalayan), kepribadian menarik Rita,
toko yang terletak di daerah ramai
Peluang:
Banyak pengunjung pasar swalayan
melewati toko itu: Mungkin dengan harga
lebih murah (margin laba lebih kecil)
mereka akan mampir dan beli.
Kelemahan:
Piutang dagang dan persediaan yang
tinggi. Terlalu tinggi % dari laba yang
dipakai untuk kebutuhan keluarga.
Ancaman:
Kemungkinan bahwa pasar swalayan
(juga) akan menurunkan harga untuk
menarik lebih banyak pelanggan.
Peluang
Kelemahan
Piutang dagang tinggi, mencerminkan
penjualan satu bulan (30 hari), jangka
waktu kredit yang panjang.
Persediaan barang-barang tahan
lama adalah investasi non-produktif,
tidak bergerak atau gerakannya
lambat.
Tindakan
Segera menagih sebagian
dari piutang dagang, misalnya
diperoleh Rp. 30 juta.
Segera menjual barang tahan
lama itu dengan harga diskon,
misalnya menghasilkan
tambahan Rp. 15 juta pada
dana dari dalam perusahaan.
Kas segera tersedia
Mengurangi penarikan kas
untuk konsumsi keluarga,
yaitu selama beberapa bulan
dalam tahun 2007. Jumlah
pengurangannya misalnya
Rp. 15 juta.
Jumlah kas tersedia
276
Rp.
30,000,000
15,000,000
45,000,000
15,000,000
60,000,000
3)
Bila Anda seorang bankir, apakah Anda akan menyetujui permohonan pinjaman Rita
sebesar Rp. 65.000.000?:
(1) Sebagai bankir sebaiknya Anda tidak menyetujui permohonan pinjamannya, tetapi
memberikan saran bisnis yang tepat: (i) Pertama, tambahan kas dapat diperoleh Rita
dengan mengurangi kas yang terikat pada piutang dagang, serta persediaan yang
lakunya lambat, (ii) Kedua, tambahan kas lagi bisa dihasilkan dengan mengurangi
penarikan laba oleh keluarga, (iii) Ketiga, rencana peningkatan penjualan sebesar
misalnya 20% (persediaan yang dibeli dengan uang pinjaman) terlalu ambisius
dengan situasi persaingan yang dihadapi Rita.
Dengan demikian Rita sebaiknya memperbaiki manajemen modal kerjanya
(memperpendek daur kas operasinya), dan selanjutnya meningkatkan penjualannya
secara bertahap.
Pinjaman bank sesungguhnya tidak diperlukan. Dengan kata lain, sebaiknya Rita
tidak menempuh cara mudah dengan menjual secara kredit, tapi menahan sebagian
labanya dalam bisnis, untuk membiayai pembelian-pembelian yang diperlukan untuk
pertumbuhan penjualan yang bertahap.
(2) Akan terlalu riskan bagi bank untuk memberikan pinjaman Rp. 65 juta: Bank bisa
menyatakan piutang dagang dan persediaan sebagai agunan. Namun bank tidak
hanya mengutamakan kepentingan bank sendiri, tetapi juga kepentingan nasabah.
Dalam kasus ini, persetujuan atas permohonan pinjaman itu tidak etis dari segi Kode
Etik bank. Sebagai bankir sebaiknya Anda berfungsi sebagai konsultan (konselor)
bisnis. Mungkin suatu saat nanti Rita akan kembali dengan permohonan pinjaman
yang lebih nyata.
277
Perkiraan (rekening)
Persediaan
Piutang dagang
Utang dagang
Jumlah
Penurunan
modal kerja
8,7
9,9
1,3
19,9
144,0
8,7
9,9
1,3
19,9
10,0
10,0
19,9
124,1
10,0
114,1
279
Code
EN-3.4-TR13
Topik 3.4.4
Transparan
13/24
Minggu 13
280
Kode
EN-3.4-TR14
Topik 3.4.4
Transparan
14/24
Minggu 13
281
membantu
bank
Kode
EN-3.4-TR15
Topik 3.4.4
Transparan
15/24
Peminjam/
pinjaman
Jenis
Bisnis
Jenis
Pinjaman
Minggu 13
Peminjam
ulang
Pinjaman
jangkaBisnis yang
pendek
sudah
Pinjaman
berjalan
jangkapanjang
Pinjaman
jangkapendek
Bisnis baru
Pinjaman
jangkapanjang
282
Kode
EN-3.4-TR16
Topik 3.4.4
Transparan
16/24
Peminjam/
pinjaman
Jenis
Bisnis
Jenis
Pinjaman
Minggu 13
Peminjam
ulang
Pinjaman
risiko
terendah
Pinjaman
jangkaBisnis yang
pendek
sudah
Pinjaman
berjalan
jangkapanjang
Pinjaman
jangkapendek
Bisnis baru
Pinjaman
jangkapanjang
Pinjaman
risiko
tertinggi
283
Kode
EN-3.4-TR17
Topik 3.4.4
Transparan
17/24
Minggu 13
284
Kode
EN-3.4-TR18
Topik 3.4.4
Transparan
18/24
Minggu 13
(2)
(3)
(4)
(b)
285
Kode
EN-3.4-TR19
Topik 3.4.4
Transparan
19/24
Metode 5 C
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Metode 7 M
Minggu 13
Metode 5 P
Kode
EN-3.4-TR20
Topik 3.4.4
Transparan
20/24
5C
Collateral
(agunan)
Condition
(kondisi)
Cash flow
(aliran kas)
Character
(karakter)
Capital
(modal)
Metode 5C
Minggu 13
Tiga pertanyaan:
(a)
(b)
(c)
287
Kode
EN-3.4-TR21
Topik 3.4.4
Transparan
21/24
7M
Management
(manajemen)
Manpower
(tenaga
kerja)
Market
(pasar)
Material
(bahan)
Money
(uang)
Machinery
(mesin)
Method
(metode)
Metode 7M
Minggu 13
288
Kode
EN-3.4-TR22
Topik 3.4.4
Transparan
22/24
5P
People
(sumberdaya
manusia)
Minggu 13
289
Kode
EN-3.4-TR23
Topik 3.4.4
Transparan
23/24
Persyaratan pinjaman 3P
Minggu 13
Planet (lingkungan)
Profit (laba)
Perilaku
perusahaan harus
bertanggungjawab,
kalau tidak
permohonan
ditolak: Apakah
produknya aman,
untuk tujuan
damai? Apakah
perusahaan
menggunakan
bahan daur ulang?
Menggunakan
energi terbarukan
(renewable
energy)? Sistem
pengolahan air dan
limbah memadai?
Aliran kas
jangka pendek
penting artinya.
Tapi aliran kas
jangka panjang
ditentukan
terutama oleh
laba.
290
Kode
EN-3.4-AG3
Topik 3.4.3
Tugas
Kelompok 3/4
Tujuan:
Minggu 13
291
Rp. juta
1.200
Neraca, 31.12.2006
Kas
Rp. juta
16
960
Piutang dagang
Nilai tambah
240
Persediaan:
Biaya-biaya
36
70
Laba operasional
204
20
144
Peralatan
Laba bersih
60
Toko/bangunan
Jumlah aktiva
Modal sendiri
100
6
88
300
100%
Sebagai bankir Anda memperlihatkan laporan itu kepada Rita. Dia menyetujui, meskipun
dia sendiri belum pernah membuat laporan laba-rugi dan neraca. Tetapi dari
pengalaman dia tahu bahwa laporan itu memberi gambaran yang tepat mengenai
bisnisnya.
Pertanyaan/tugas:
1) Dari informasi di atas (hasil diskusi dengan Rita), tentukan kekuatan dan kelemahan
serta peluang dan anacaman-anacamannya.
2) Tindakan-tindakan apa yang diperlukan untuk mengurangi kelemahannya.
3) Sebagai bankir, apakah Anda dapat menyetujui permohonan pinjamannya Rp.
65.000.000 itu.
292
(Pada kenyataannya tidak ada pinjaman, karena paman Anda selalu membiayai
usahanya dengan modal sendiri dengan menanamkan kembali laba ditahan.)
Pada dasarnya Anda, Basuki, menyetujui persyaratan ini. Anda sekarang pergi ke
bank, membahas apakah bank dapat menyetujui pinjaman Anda. Seperti halnya paman
Anda, hingga saat Anda belum pernah menerima pinjaman dari bank, tapi sekarang
Anda merasa membutuhkan pinjaman, bila tidak Anda tidak bisa mengambil-alih usaha
paman Anda. Anda sudah mempersiapkan diri sebaik-baiknya, dengan menyediakan
informasi berikut ini kepada bank:
Tanah dan bangunan bengkel disewa, sehingga tidak tercatat sebagai aktiva pada
neraca paman Anda. Anda tidak suka tergantung kepada pemilik tanah dan Anda tahu
bahwa pemilik tanah ingin menjual tanah dan bangunan itu.
293
Paman Anda meninggalkan bisnis hanya dengan piutang dagang dan peralatan pada
sisi aktiva, keduanya dicatat dengan nilai buku. Anda sudah menyusun proyeksi
neraca, yang sudah mencakup tanah dan bangunan yang dibeli, plus persediaan dan
kas cukup untuk menjaga kelancaran bisnis. Proyeksi neraca itu sebagai berikut:
Neraca Usaha Basuki awal Tahun 1 (Tahun depan)
(Rp. juta)
Tanah dan bengkel
Peralatan
Persediaan
Piutang dagang
Kas dan bank
Jumlah aktiva
96
64
40
36
8
244
Modal sendiri
Pinjaman Paman
Utang dagang
40
30
30
Kesejangan keuangan/pinjaman
Jumlah kewajiban
144
244
Anda juga membuat proyeksi keuangan, atas dasar asumsi yang kuat bahwa mulai
tahun depan penjualan akan meningkat 15% per tahun. Proyeksi laporan laba-rugi
yang Anda buat untuk 2 tahun mendatang adalah sebagai berikut:
Proyeksi laporan laba-rugi
Penjualan Nominal (tidak termasuk PPn)
Pembelian bahan/suku cadang
Gaji 2 karyawan
Biaya umum
Penyusutan (bangunan dan peralatan)
Bunga untuk kesenjangan keuangan
Pendapatan pribadi (untuk Anda, Basuki)
Pendapatan bisnis
Pajak perseroan 40%
Laba bersih
Tahun 1
360,00
144,00
216,00
80,00
136,00
10,00
126,00
8,00
118,00
14,40
103,60
70,00
33,60
13,44
20,16
(Rp. juta)
Tahun 2
414,00
165,60
248,40
83,00
165,40
11,00
154,40
8,00
146,40
13,50
132,90
80,00
52,90
21,16
31,74
Kode
EN-3.4-AG4
Topik 3.3.5
Tugas Kelompok
4/4
Tujuan:
Minggu 14
15
Mahasiswa memahami apa yang bisa dilakukan bank untuk bisnis baru
dan mampu mengidentifikasi kemungkinan tujuan pinjaman (loan
purpose) untuk ide bisnis terpilih mereka.
Pada Unit Pembelajaran 3.1, 3.2, dan 3.3 masing-masing kelompok telah menghitung
biaya produk, menghitung modalawal, membuat proyek keuangan dan
memperhitungkan aspek hukum dan tanggungjawab sosial berikut konsekuensi biaya
dan pendanaannya pada ide bisnis terpilih mereka. Hal ini berarti masing-masing
kelompok telah menghitung kemampulabaan (profitability) bisnis dan seluruh dana
yang diperlukan untuk membuka bisnis.
Pada Unit Pembelajaran 3.4, mahasiswa mempelajari apa yang bisa dilakukan bank
untuk perusahaan baru dan bagaimana bank menilai permohonan pinjaman. Masingmasing kelompok harus mencek (mencek ulang) apakah bank setempat memberikan
jasa yang diperlukan. Atas dasar informasi ini maka masing-masing kelompok dapat
membuat proyeksi keuangan untuk ide bisnis terpilih mereka dengan mengidentifikasi
tujuan pinjaman (loan purpose) yang potensial.
Minggu 14:
Mahasiswa melakukan dua tugas berikut ini:
(1)
(2)
Minggu 15:
Masing-masing kelompok menyiapkan presentasi untuk Minggu 15 (2 jam). Waktu
presentasi maksimum 15 menit per kelompok. Pokok-pokok yang dipresentasikan
pada flipchart:
Bahan presentasi dan alat peraga harus sudah siap ketika mahasiswa memasuki
kelas.
295
Kode
EN-3.4-TN8
Tujuan:
Langkah-langkah
Waktu
Tanya mahasiswa:
Kecil kemungkinan bisnis baru memperoleh
pinjaman bank untuk modal awalnya. Meskipun
demikian, apa perlunya bisnis baru menjadi
nasabah bank mulai awal pembukaannya?
Metode
Bahan
30 Diskusi
terbuka
Papan tulis
atau flipchart
1h00 Diskusi
terbuka
Papan tulis
atau flipchart
EN-3.4-24
296
1 jam 30
Kode
EN-3.4-TR24
Topic 3.4.1-5
Transparency
24/24
5.100
60.000
10.000
70.000
5.700
Pabrik
Jus
Jeruk
5.340
Bengkel
Mobil
4.305
Rp. 000
Perce- Sortasi
takan Limbah
Kecil
6.015
4.100
2.325
5.915
4.500
297
Unit Pembelajaran
LU 3.5
Rencana pelajaran
Tugas kelompok
RENCANA BISNIS
Catatan dosen
Handout
halaman 299
halaman 300 301
halaman 302 332
halaman 333 334
halaman 335 338
298
Rencana Pelajaran
Code
EN-3.5-LP
Kompetensi
Utama
Tujuan Unit
Pembelajaran
Topik
Durasi
12 jam
Learning Unit
Menyelesaikan Rencana Bisnis
Minggu 16-18
Kegiatan
A3.5.1.
Latihan kelompok
Menyelesaikan rencana
bisnis
Presentasi Rencana Bisnis
Waktu (jam)
EN-3.5-AG
4 jam 00
EN-3.5-AG
4 jam 00
EN-3.5-TN
4 h 00
Latihan kelompok
Week 18
A3.5.3.
Bahan
Menyelesaikan rencana
bisnis
Minggu 17
A3.5.2.
Metode
Di kelas
Presentasi
Jumlah waktu
Catatan khusus:
299
12 jam 00
Kode
EN-3.5-AG
Tugas Kelompok
1/2
Mengemas proyek
Minggu
16 & 17
Tujuan: Mahasiswa
Memahami arti penting mengemas proyek dalam menyiapkan rencana bisnis;
Menerapkan aturan dasar laporan teknis yang baik;
Melengkapi rencana bisnis untuk presentasi kepada bankir.
Dalam tugas kelompok ini, mahasiswa menghimpun semua informasi yang telah
dikumpulkan untuk menyusun rencana bisnis. Latihan ini membantu mereka
mengintegrasikan semua informasi yang dikumpulkan dan pelajaran yang diperoleh
dari semua latihan dan menggbungkannya dalam satu laporan. Mereka tidak hanya
membuat laporannya, tetapi juga bahan presentasi kepada bankir.
Setelah pengenalan tugas, bagi kelas menjadi kelompok-lekompok ide bisnis dan
bagikan format Rencana Bisnis.
Dosen menyediakan diri selama pengemasan (waktu mahasiswa mengerjakan rencana
mereka), tapi dosen hanya membimbing mahasiswa dengan memberikan dukungan
logistik (Lihat Petunjuk bimbingan di bawah ini). Dalam proses perencanaan, dosen
mencek hasil kerja mahasiswa dan memberikan umpan balik.
Langkah-langkah
Perkenalkan tugas kelompok ini dengan mengingatkan mahasiswa bahwa mereka telah
mempelajari semua aspek rencana bisnis selama
semester kedua dan ketiga. Semester ini akan
membantu merke mengumpulkan semua
informasi yang dikumpulkan dan dipelajari dari
semua latihan sebelumnya dan memadukan
semua informasi itu dalam satu laporan.
Tugas ini terdiri atas dua bagian: Penyusunan
kemasan proyek dan persiapan bahan untuk
presentasi kepada komite teknis.
Tayangkan lagi format rencana bisnis dalam
TRANSPARAN.
300
Waktu
Metode
30 Kuliah
Diskusi
terbuka
Bahan
Rencana
Bisnis
Langkah-langkah
Mahasiswa mengerjakan rencana bisnis mereka
dalam kelompok (di kelas dan/atau di luar kelas).
Dosen membimbing kelompok satu per satu.
Jika tidak mungkin menyediakan satu dosen
pembimbing per kelompok, dosen harus
menyediakan untuk semua kelompok. Bimbingan
tidak hanya diberikan kepada kelompokkelompok yang meminta saran.
Kelompok boleh meninggalkan kelas untuk
melengkapi informasi yang, tapi sebagian besar
informasi seharusnya sudah ada.
Kegiatan ini harus selesai dalam minggu 16 dan
17, sampai semua kelompok menyelasaikan
tugasnya.
Jumlah waktu
Waktu
Metode
Bahan
7 jam 30 Latihan
kelompok
8 jam 00
pada
penjelasan
terminologi,
penyusunan
format
dan
301
Rencana Bisnis
302
RINGKASAN EKSEKUTIF
Rencana bisnis ini adalah proyeksi untuk periode dari
sampai
Nama perusahaan:
Alamat:
Telpon:
Jenis usaha:
Badan
hukum :
Pemilik:
Pelanggan:
Staf:
303
Jumlah:
IDE BISNIS
Nama perusahaan:
Jenis bisnis:
Manufaktur Jasa Pengecer Pedagang besar Lainnya:
Perusahaan akan melakukan :
304
305
Analisis pesaing
2: .
Spesifikasi:
Mutu
Warna
Ukuran
Kemasan
Sukucadang
Reparasi
.
.
.
.
.
.
306
3: .
4: .
2: .
Tertinggi
Terendah
307
3: .
4: .
Metode distribusi:
Perusahaan akan menjual langsung kepada: Pedagang besar,
Individu,
Pengecer,
308
transportasi,
JENIS IKLAN
RINCIAN
BIAYA
Promosi penjualan:
Saya akan melakukan promosi penjualan sebagai berikut:
PROMOSI
PENJUALAN
Penjualan Kredit
RINCIAN
Dibayar dalam .. hari:
BIAYA
..(kredit macet)
309
10
11
Harga: _______________
Harga: _______________
Harga: _______________
Harga: _______________
Kuantitas
Nilai penjualan
Kuantitas
Nilai penjualan
Kuantitas
Nilai penjualan
Kuantitas
Nilai penjualan
Jumlah nilai penjualan semua produk (jika jumlahnya lebih dari 4 produk)
Nilai penjualan
310
12
JUMLAH
10
11
12
JUMLAH
Rencana produksi (berdasarkan rencana penjualan) dalam jumlah unit yang diproduksi atau dipasok
Kuantitas
Pembelian bahan baku (sesuai rencana produksi):
1 Jenis bahan =
Harga satuan = . / .
Harga satuan = . / .
Harga satuan = . / .
Harga satuan = . / .
Harga satuan = . / .
Kuantitas
Nilai
2 Jenis bahan =
Kuantitas
Nilai
3 Jenis bahan =
Kuantitas
Nilai
4 Jenis bahan =
Kuantitas
Nilai
5 Jenis bahan =
Kuantitas
Nilai
Jumlah nilai pembelian bahan baku (sesuai rencana produksi):
Jumlah
311
10
11
12
JUMLAH
Rencana produksi (berdasarkan rencana penjualan) dalam jumlah unit yang diproduksi atau dipasok
Kuantitas
Pembelian bahan baku (sesuai rencana produksi):
1 Jenis bahan =
Harga satuan = . / .
Harga satuan = . / .
Harga satuan = . / .
Harga satuan = . / .
Harga satuan = . / .
Kuantitas
Nilai
2 Jenis bahan =
Kuantitas
Nilai
3 Jenis bahan =
Kuantitas
Nilai
4 Jenis bahan =
Kuantitas
Nilai
5 Jenis bahan =
Kuantitas
Nilai
Jumlah nilai pembelian bahan baku (sesuai rencana produksi):
Jumlah
312
10
11
12
JUMLAH
Rencana produksi (berdasarkan rencana penjualan) dalam jumlah unit yang diproduksi atau dipasok
Kuantitas
Pembelian bahan baku (sesuai rencana produksi):
1 Jenis bahan =
Harga satuan = . / .
Harga satuan = . / .
Harga satuan = . / .
Harga satuan = . / .
Harga satuan = . / .
Kuantitas
Nilai
2 Jenis bahan =
Kuantitas
Nilai
3 Jenis bahan =
Kuantitas
Nilai
4 Jenis bahan =
Kuantitas
Nilai
5 Jenis bahan =
Kuantitas
Nilai
Jumlah nilai pembelian bahan baku (sesuai rencana produksi):
Jumlah
313
10
11
12
JUMLAH
Rencana produksi (berdasarkan rencana penjualan) dalam jumlah unit yang diproduksi atau dipasok
Kuantitas
Pembelian bahan baku (sesuai rencana produksi):
1 Jenis bahan =
Harga satuan = . / .
Harga satuan = . / .
Harga satuan = . / .
Harga satuan = . / .
Harga satuan = . / .
Kuantitas
Nilai
2 Jenis bahan =
Kuantitas
Nilai
3 Jenis bahan =
Kuantitas
Nilai
4 Jenis bahan =
Kuantitas
Nilai
5 Jenis bahan =
Kuantitas
Nilai
Jumlah nilai pembelian bahan baku (sesuai rencana produksi):
Jumlah
314
10
11
12
JUMLAH
Harga satuan = . / .
Kuantitas
Nilai
2 Jenis bahan =
Harga satuan = . / .
Kuantitas
Nilai
3 Jenis bahan =
Harga satuan = . / .
Kuantitas
Nilai
4 Jenis bahan =
Harga satuan = . / .
Kuantitas
Nilai
5 Jenis bahan =
Harga satuan = . / .
Kuantitas
Nilai
Jumlah nilai pembelian bahan lain (sesuai rencana produksi semua produk):
Jumlah
315
10
316
11
12
JUMLAH
10
11
Produk 1: _______________
Unit: _______________
Produk 2: _______________
Unit: _______________
Produk 3: _______________
Unit: _______________
Produk 4: _______________
Unit: _______________
Kuantitas
Nilai
pembelian
Kuantitas
Nilai
pembelian
Kuantitas
Nilai
pembelian
Kuantitas
Nilai
pembelian
Jumlah nilai pembelian
Jumlah
317
12
JUMLAH
KONTRIBUSI
MAJIKAN
GAJI KOTOR
PER BULAN
KUALIFIKASI
1 Saya: manajer
12 bulan
2
3
4
5
6
7
Kontribusi pemilik untuk dirinya sendiri jika badan hukumnya perusahaan perorangan:
Jumlah biaya gaji (per bulan):
Rekrutmen:
Prosedur rekrutmen staf sebagai berikut:
JANGKA
WAKTU
KONTRAK
Biaya meliputi:
318
STAF
1 Saya sendiri
POSISI
Manajer
2
3
4
5
6
7
Struktur organisasi perusahaan akan tampak sebagai berikut:
MANAJER
319
Aktiva 2:
Tanggal pembelian:
Tanggal pembelian:
Biaya pembelian:
Biaya pembelian:
(Persentase: ___ %)
Penyusutan per
tahun:
Tahun
Penyusutan per
tahun
(Persentase: ___ %)
Tahun
10
10
320
Penyusutan per
tahun
Akumulasi
penyusutan
Aktiva 4:
Tanggal pembelian:
Tanggal pembelian:
Biaya pembelian:
Biaya pembelian:
(Persentase: ___ %)
Penyusutan per
tahun
(Persentase: ___ %)
Tahun
10
10
321
Penyusutan per
tahun
Akumulasi
penyusutan
JENIS INVESTASI
SPESIFIKASI
TANGGAL
PEMBELIAN
BIAYA
PEMBELIAN
(tidak termasuk
PPn)
JUMLAH PPN
1
2
3
4
5
6
7
8
Jumlah setahun:
Rata-rata penyusutan bulanan dalam tahun pertama:
322
PENYUSUTAN
TAHUN
PERTAMA*
Sebelum
10
Biaya-biaya bisnis lain (selain biaya bahan baku, gaji, penyusutan dan modal)
Jumlah
323
11
12
JUMLAH
Sebelum
10
11
12
JUMLAH
Jumlah nilai penjualan semua produk dan/atau jasa (dari langkah 3) dan subsidi
Nilai penjualan
Subsidi
+
Jumlah nilai pembelian bahan baku dan/atau barang jadi (dari langkah 4.6 or 4.7)
Nilai pembelian
Persediaan awal
Persediaan akhir
Laba kotor
=
Semua biaya lainnya
Gaji
Penyusutan
Biaya lain
Biaya modal
Laba bersih
Sebelum pajak
Pajak
Laba bersih
Setelah pajak
324
Sebelum
PPN penjualan
PPN @ _________ %
PPN @ _________ %
PPN @ _________ %
=
PPN pembelian
PPN pembelian
PPN investasi
PPN sewa
PPN listrik
PPN air
PPN jasa
PPN .
PPN .
PPN .
PPN lain
=
Dilaporkan pada proyeksi aliran kas
325
10
11
12
Sebelum
Pengembalian PPN
Pemakaian sendiri
Utang PPn
326
10
11
12
Biaya bahan
100 %
Langsung
=
+
Tak langsung
PRODUK 2
PRODUK 3
PRODUK 4
Langsung
+
Tak langsung
Penyusutan
Tak langsung
Biaya-biaya lain
Tak langsung
Biaya modal
Tak langsung
Biaya karyawan
Jumlah biaya
tahunan
327
INVESTASI
Tidak disusutkan
Biaya pembelian:
Biaya gaji
Peralatan:
Biaya lainnya:
Perizinan:
Biaya modal:
..
..
328
Sumber lain:
Sumber lain:
Kebutuhan pinjaman:
( C D HARUS NOL )
329
Investasi +
Modal +
Persediaan +
Subsidi investasi +
Bank +
Pinjaman +
Kas +
Jumlah neraca =
Jumlah neraca =
Lainnya:
Investasi +
Modal +
Penyusutan -
Laba bersih +
Persediaan +
Subsidi investasi +
Nasabah +
Pinjaman +
Utang PPn +
Bank +
Pemasok +
Kas +
Utang lainnya +
. +
Bank overdraft +
Lainnya:
Jumlah neraca =
+
Jumlah neraca =
330
Perusahaan
perorangan
Perkongsian
Bentuk lain:
Pemilik perusahaan:
PEMILIK 1
PEMILIK 2
Nama:
Nama:
PEMILIK 3
PEMILIK 4
Nama:
Nama:
331
sampai
Paling lambat:
332
Kode
EN-3.5-TN
Tujuan:
Minggu 18
Mahasiswa
Mempresentasikan rencana bisnis mereka kepada suatu komite teknis,
Memperoleh tanggapan dan saran praktis dari bankir lokal untuk
memperbaiki dan mengimplementasikan rencana bisnis mereka.
Presentasi rencana bisnis adalah latihan terakhir penyusunan rencana bisnis. Mahasiswa
mempresentasikan proyek mereka kepada suatu komite yang anggotanya diundang dan
sebelumnya telah diberitahu tujuan dari latihan ini.
Anggota komite bisa meliputi
- Dosen kewirausahaan
- Mahasiswa tahun sebelumnya
- Bankir atau wakil dari lembaga keuangan
- Wirausahawan
- Nara sumber lain.
Karena banyaknya kelompok dari beberapa kelas dalam Politeknik yang akan
mempresentasikan rencana bisnis mereka, semua dosen harus mengkordinasikan tempat
untuk latihan ini. Anggita komite mungkin tidak bisa menghadiri beberapa hari/sesi. Oleh
karena itu, para dosen harus merencanakan dan mengkordinasikan beberapa komite teknis
untuk semua kelas. Kelas-kelas dapat dikelompokkan agar masing-masing komite dapat
mengawasi banyak presentasi kelompok.
Bankir dan anggota komite lain harus diundang jauh-jauh hari. Pada hari sesi mereka harus
datang satu jam lebih awal sebelum sesi dimulai, agar bisa diberi penjelasan singkat. Pada
awal sesi para anggota komite juga perlu memperkenalkan diri dan lembaga yang diwakilinya
kepada para mahasiswa. Presentasi bank atau lembaga keuangan bisa mencakup pengenalan
program pemberian pinjaman.
Presentasi mahasiswa dievaluasi melalui pengamatan dan umpan balik dari bankir.
Langkah-langkah
Waktu
Metode
15 Kuliah
5 Kuliah
5 Kuliah
Bahan
Bergantung
kepada jumlah
presentasi
333
Presentasi
EN-3.5-HO1
Flip chart,
power point atau
lainnya yang dipilih
mahasiswa
Variasi
Di beberapa Politeknik, karena jumlah kelas atau alasan lain, mungkin sulit meyakinkan
nara sumber dari luar seperti bankir untuk berpartisipasi dalam komite teknis.
Dalam hal demikian, Komite hanya bersifat internal Politeknik, meliputi:
-
334
Kode
EN-3.5-HO
Handout
Unit Pembelajaran 3.5
HO
2 Meragukan
4 Sangat memuaskan
5 - Istimewa
3 -Memuaskan
335
336
337
________________________
(Tandatangan Penilai)
_____________
(Tanggal)
338