Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH HASIL WAWANCARA PETANI SINGKONG

TEKNIK PRODUKSI TANAMAN LEGUM DAN UMBI-UMBIAN

Dosen Pengampu :

Ir. Surachman, MMA\n

Oleh :
Maryo C1011211057
Mia Ardina C1011211101
Andre Doggy Archendy C1011211061

FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Kasih dan Karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan yang berupa hasil dari wawancara kepada petani
singkong sebagai tugas dari mata kuliah Teknik Produksi Tanaman Legum Dan Umbi-
Umbian, tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Ir. Surachman, MMA\n selaku Dosen Pengampu mata kuliah Teknik Produksi
Tanaman Legum Dan Umbi-Umbian
2. Rekan – rekan satu kelompok yang berkerja sama dalam menyelasaikan tugas
wawancara

Penulisan laporan ini tidak hanya sebagai kewajiban mahasiswa dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan. Namun, penulisan hasil wawancara dengan petani singkong ini dapat
menjadi bahan untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai tanaman dan
budidaya singkong oleh petani lokal. Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan laporan ini, baik bahasa yang digunakan dan juga pemaparan hasil serta materi
yang ada di dalamnya. Sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat penulis butuhkan guna
untuk menyempurnakan penulisan hasil laporan wawancara yang telah dilakukan.

Pontianak, 07 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..............................................................................................1
B. TUJUAN..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3

BAB III PENUTUP.............................................................................................................5

A. KESIMPULAN .......................................................................................................5
B. SARAN....................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................6
LAMPIRAN...........................................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Singkong (Manihot utillisma) atau dikenal dengan nama lain sebagai ketela pohon
merupakan tanaman perdu yang tergolong kedalam kelompok umbi-umbian yang berasal
dari Amerikan Selatan kemudian dikembangkan oleh negara Brasil dan Paraguay pada
masa prasejarah. Sedangkan di Indonesia singkong ditanam secara komersial pada tahun
sekitar 1810 yang diperkenalkan oleh bangsa Portugis pada abad ke-16. Singkong
merupakan tanaman dikotil berumah satu yang dibudidayakan untuk diambil patinya dan
dikomsumsi. Pati singkong berada pada akar lumbang (ubi) yang tumbuh mencapai
tinggi 1-4 m dengan daun besar yang menjari (palmate) dengan 5 hingga 9 lembar daun.
Secara morfologi, bagian singkong di bedakan menjadi tangkai, ubi, dan bagian ekor
pada ujung ubi. Tangkai ekor bervariasi dari sangat pendek dengan ukuran kurang dari
1cm hingga yang terpanjang lebih dari 6 cm.

Singkong atau ubi kayu merupakan tanaman yang memiliki daya tumbuh dan
produksi yang tinggi karena singkong dapat beradapatasi dengan baik. Tujuan dari
produksi atau budidaya tanaman ubi adalah sebagai sumber pangan alternative beras dan
berpotensional jika dikembangkan sebagai sumber energi bioetanol yang lebih efisien
dibandingkan tebu dan jagung. Singkong (Manihot esculenta Crantz) termasuk salah satu
komoditas palawija yang luas dibudidayakan di Indonesia jika dibandikan komoditas
palawija lainnya seperti jagung, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, dan ubi jalar.
Pertumbuhan singkong baik di tentukan oleh faktor lingkungan seperti kondisi suhu
antara 18⁰-35⁰C, pertumbuhan singkong akan lambat jika suhu berada di bawah 10 ⁰C
dan menyebabkan singkong menjadi kerdil. Kemudian kelembaban udara yang optimal
untuk pertumbuhan singkong adalah berkisar 60-65 % dan pasokan cahaya matahari
sekitar 10 jam/hari terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.

Umbi singkong sudah sejak lama dikenal masyarakat Indonesia sebagai salah satu
bahan makanan yang cukup penting sebagai sumber asupan karbohidrat. Di Indonesia
ketela pohon atau singkong menjadi bahan makanan pokok setelah beras dan jagung.
Manfaat daun singkong sebagai bahan sayur memiliki kandungan protein yang cukup
tinggi, atau untuk keperluan obat-obatan.
1
B. Tujuan
Tujuan dari wawancara yang dilakukan adalah untuk :

1. Untuk mengetahui proses penanaman, pengelolahan lahan, perawatan hingga


pemanenan singkong yang biasa dilakukan oleh petani lokal.
2. Untuk mengetahui informasi mengenai teknik budidaya tanaman singkong yang
relevan diterapkan oleh petani lokal.
3. Untuk mengetahui jumlah produksi yang dihasilkan dalam satu kali pemanenan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Pada hari jum’at , 03 november 2023 kami melakukan wawancara petani singkong
lokasinya dijalan Sungai Raya Dalam. Petani yang kami wawancarai adalah pak catur yang
berusia 40 tahun. Luas lahan pak catur ini ± 4 hektar, sebelum ditanam singkong lahan pak
catur ini digunakan untuk menanam pepaya. Banyak ilmu yang kami dapatkan ketika
melakukan kunjungan turun lapangan kali ini, berikut ulasannya.

1. Pengolahan lahan
Lahan yang digunakan pak catur untuk berkebun adalah lahan gambut. Sebelum
melakukan penanaman bibit singkong, pak catur melakukan pengolahan tanah terlebih
dahulu agar tanah menjadi gembur sehingga pertumbuhan akar dan umbi berkembang
dengan baik, gulma dan sisa-sisa tanaman harus dicabut. Pengolahan tanah dilakukan
dengan cara dicangkul 1-2 kali sedalam kurang lebih 20 cm, kemudian langsung dibuat
bedengan atau guludan dan juga dibuat saluran drainase.
2. Pembibitan
Sebelum melakukan penanaman singkong, pak catur melakukan pemilihan bibit yang
berkualitas. Bibit singkong yang dikembangbiakan pak catur dipilih berasal dari tanaman
induk yang mempunyai karakteristik ; produksi tinggi, kadar tepung tinggi, umur panen
7-9 bulan, tahan terhadap hama dan penyakit. Pengembangbiakan tanaman singkong pak
catur lakukan dengan cara stek. Batang tanaman singkong dipilih berdasarkan umur
kurang lebih 7-12 bulan, panjang stek 20-25 cm, bagian pangkal diruncingi agar
memudahkan penanaman, kulit stek tidak terkelupas terutama pada bakal tunas.

3. Penanaman
Penanaman bibit singkong pak catur lakukan setelah bibit/stek dan tanah telah siap.
Waktu penanaman yang baik adalah permulaan musim hujan. Hal ini disebabkan
singkong memerlukan air terutama pada pertumbuhan vegetatif yaitu umur 4-5 bulan.
Jarak tanam yang dilakukan pak catur secara monokultur antara lain; 100cm x 100cm,
cara menanam singkong nya stek tegak lurus atau membentuk sudut 60 derajat dengan
tanah dan kedalaman stek 10-15cm.

3
4. Pemupukan
Tanaman singkong pak catur hanya diberi pupuk saat awal penanaman yaitu kapur
dolomit saja. Kemudian tidak diberi pupuk lagi hingga masa panen.

5. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman singkong pak catur meliputi penyiangan dan pembumbunan.
Penyiangan dilakukan apabila sudah mulai tampak adanya gulma. Penyiangan kedua
dilakukan pada saat singkong berumur 2-3 bulan sekaligus dengan melakukan
pembumbunan. Pembumbunan dilakukan untuk memperbaiki stuktur tanah sehingga
singkong dapat tumbuh dengan sempurna, memperkokoh tanaman supaya tidak rebah.

6. Panen
Singkong dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang, warna
daun menguning dan banyak yang rontok. Umur panen tanaman singkong pak catur
biasa nya 7-9 bulan. Singkong dipanen dengan cara mencabut batangnya dan umbi yang
tertingal diambil dengan cangkul atau garpu tanah. Hasil panen singkong pak catur
diperkirakan 20-25 ton per hektar.

BAB III

PENUTUP
4
A. Kesimpulan

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini diharapkan agar pembaca dapat memahami cara
budidaya singkong yang baik dan benar, sehingga dapat menambah wawasan dan
produktivitas budidaya singkong.

DAFTAR PUSTAKA

5
Hartati, I., Kurniasari, L., & Yulianto, M. E. (2008). Inaktivasi enzimatis pada produksi
linamarin dari daun singkong sebagai senyawa anti neoplastik. Majalah Ilmiah
Momentum, 4(2).

Novaldi, A. A., Miranda, C., & Nurhayati, A. D. (2022). Teknik Budi Daya dan Karakteristik
Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) di Desa Leuwisadeng, Kecamatan
Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat (PIM),
4(1), 8-16.

Salmawati, S., Purnomo, A., Banggu, M., Mardliyah, U., & Riskawati, R. (2023).
PEMBERDAYAAN POTENSI LOKAL MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN
PEMBUATAN TELA-TELA SINGKONG DIKAMPUNG BAINGKETE
KABUPATEN SORONG. Jurnal Pengabdian Mandiri, 2(2), 585-590.

Supanjani, S. (2012). TEKNIK BUDIDAYA SINGKONG OLEH PETANI DI KOTA


BENGKULU. Agrin, 16(2).

Wahyu, M. K. (2009). Pemanfaatan pati singkong sebagai bahan baku edible film. Beswan
Djarum. Fakultas Teknologi Industri Pertanian. Universitas Padjadjaran. Bandung.

LAMPIRAN

6
7

Anda mungkin juga menyukai