Disusun oleh :
Subhan Aristiadi R.
240210110021
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
JATINANGOR
2015
I.
I.1
LATAR BELAKANG
PENDAHULUAN
Industri pengolahan bahan pangan berskala kecil (UKM, Usaha Kecil
I.2
TUJUAN
Tujuan dari kunjungan ke UKM roti dan kue adalah untuk mengetahui
kegiatan
proses
pengolahan
pembuatan
roti
dan
kue
di
UKM
dan
II.
ALAT DAN BAHAN
II.1
Alat
Timbangan pasar
Oven tradisional
Mixer tradisional
Loyang
Meja besar
Baskom
Kuas
II.2
Bahan
Terigu cakra
Terigu segitiga biru
Mentega putih
Margarin
Telur
Susu
Vanili
Garam
Ragi instan
III.
PROSEDUR
IV.
PEMBAHASAN
masyarakat modern yang menghendaki suatu makanan tidak hanya sehat, tetapi
mempunyai nilai lebih dari sisi kesehatan sehingga dapat dibilang dari segi
kualitas, roti ini kurang bisa bersaing di pasar yang lebih tinggi. Produk pangan
dengan nilai lebih cenderung memiliki kualitas yang tinggi dengan harga yang
lebih mahal (McWilliams, 2001).
Saat ini kemampuan UKM dalam mengolah tepung terigu menjadi roti
sekitar 300 kg tepung terigu per hari. Kapasitas tersebut dinilai kurang karena jika
ingin memenuhi permintaan pasar yang besar. Namun sejauh ini karena
permintaan yang memang menurun sehingga tepung yang dipersiapkan untuk
pengolahan dan produksi roti terbilang mencukupi. Ada keterbatasan UKM ini
dalam mengatasi kelebihan permintaan terhadap produk rotinya karena adanya
keterbatasan mesin produksi dan tempat produksi.
UKM ini tiadak memiliki struktur organisasi yang jelas. Ada seorang
pemilik UKM ini yang bertugas sebagai pengelola utama dan bertanggung jawab
terhadap pengambilan keputusan yang terkait dengan seluruh aktivitas
perusahaan. Selain sebagai pengelola utama pemilik juga bertanggung jawab
terhadap pemasaran produk UKM sehingga hal-hal yang berkaitan dengan agen
atau sales UKM menjadi tenggung jawab Bapak Tio. Pengelolaan masalah
keuangan UKM ini juga diserahkan kepada pemilik, misalnya pembayaran upah
karyawan, pengadaan bahan baku dan keluar masuk arus kas keuangan UKM ini.
Untuk bagian produksi, pihak yang bertanggung jawab terhadap proses
produksi roti adalah seorangkoordinator dari pekerja di UKM ini. Dalam proses
produksi, koordinator bertugas untuk mengawasi aktivitas produksi mulai dari
penggilingan, penimbangan, pengepresan, pencetakan, pemasakan melalui oven,
dan pengemasan roti dengan menggunakan pembungkus plastik atau kardus untuk
roti pesanan.
Karyawan UKM hampir sebagian besar bertugas dalam proses produksi
pembuatan roti, hal ini karena bidang produksi adalah bagian yang paling banyak
membutuhkan tenaga kerja manusia, meskipun ada beberapa bagian pada bidang
produksi yang telah menggunakan peralatan, yaitu proses penggilingan dan
pengovenan. Proses penggilingan dan pengovenan merupakan tahapan yang
sangat krusial dalam pengolahan dan produksi roti (Lange dan BCC, 2004).
Proses pengolahan dan produksi roti di UKM ini tidak jauh berbeda
dengan pengolahan dan produksi roti pada umumnya. Selain roti UKM ini juga
membuat jenis quick bread yaitu donat. Tepung yang digunakan dalam adonan
quick bread bervariasi dalam jumlah dan jenisnya (Herudiyanto dan Fitri, 2009).
Pembeda utama dalam pengolahan dan produsi roti pada UKM ini yaitu alat-alat
yang digunakan. Alat-alat yang digunkan tergolong tradisional dan sudah berusia
cukup tua. Hal inilah yang menyebabkan produksi roti kurang maksimal. Menurut
penuturan pemilik UKM ini, kunci utama dalam pencampuran adonan roti adalah
tepung, air, garam dan ragi. Roti yang dibuat UKM ini tergolong sangat
sederhana.
Kendala utama yang dihadapi UKM ini yaitu distribusi. Seperti yang
sudah disinggung sebelumnya bahwa kenaikan bahan-bahan untuk pengolahan
dan produksi menyebabkan UKM ini harus pintar-pintar menggunakan bahan
karena opsi untuk menaikkan harga roti dirasa tidak mungkin dilakukan. Kualitas
roti ini dapat dibilang tidak memuaskan karena hal tersebut sehingga pembeli
produk ini terutama warung-warung kecil tidak dapat menjual produk ini secara
maksimal. Seiring waktu, warung-warung kecil tersebut lebih memilih tidak
membeli produk roti UKM ini karena dikhawatirkan produk tidak laku dijual
sehingga warung-warung kecil tersebut mengalami kerugian.
V.
KESIMPULAN
UKM ini masih menggunakan peralatan sederhana dan tradisional
Proses pengolahan dan produksi roti di UKM ini tidak jauh berbeda
DAFTAR PUSTAKA
Herudiyanto, M., dan Fitri, M. 2009. Teori dan Praktik Teknologi Pengolahan Roti
dan Kue. Penerbit Widya Padjadjaran, Bandung.
Lange, M., dan Bogasari Baking Center. 2004. Roti, Teori dan Resep
Internasional. PT. Gaya Favorit Press. Jakarta.
McWilliams, M. 2001. Food Experimental Perspectives. 4th Edition. Prentice
Hall, New Jersey.
LAMPIRAN FOTO