Anda di halaman 1dari 17

PERKEMBANGAN ISLAM DI MASA MODERN

Oleh:
Andika Bayu Satria (6)
Derren Supriyadi Jr (9)
Juan Dzaky R (16)
Muhammad Rafi Adiansyah (20)
-

Kelas XI IPS 1

SMAN 4 SURABAYA
2023
i
DAFTAR ISI

BAB I.................................................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................................................1
BAB II................................................................................................................................................................3
2.1 Pembaharuan Islam di Mesir...............................................................................................................3
2.1.1 Latar Belakang Sejarah Pembaharuan di Mesir...........................................................................3
2.1.2 Tokoh-Tokoh Pembaharuan di Mesir...........................................................................................3
2.2 Pembaharuan Islam di Turki................................................................................................................6
2.2.1 Latar Belakang Pembaharuan di Turki.........................................................................................6
2.2.2 Tokoh Pembaharuan Turki...........................................................................................................6
2.3 Pembaharuan Islam Di Indonesia........................................................................................................8
2.3.1 Latar Belakang pembaharuan Islam di Indonesia........................................................................8
2.3.2 Bentuk-Bentuk Modernisasi Islam Di Indonesia.........................................................................9
2.3.3 Tokoh Pembaharuan Islam Di Indonesia...................................................................................10
BAB III.............................................................................................................................................................14
A. Kesimpulan...........................................................................................................................................14
B. Saran......................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................15

ii
BAB I
PEMNDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah islam pada periode modem mengkaji tentang perkembangan peradaban islam di berberapa
negara yang terdiri dari turki, mesir, asia barat, iran, anak benua india, eropa dan amerika. Penyebaran
agama islam di berberapa daerah ini tidak lepas dari beran pemuka-pemuka agama atau ulama di
dalamnya, sehingga membuat islam menjadi berkembang dan maju di negara tersebut.

Sejarah islam adalah suatu kejadian yang harus di ketahui oleh semua orang islam, terlebih dari
zaman nabi muhammad SAW pada saat menyebar- kan agama islam kepada manusia, hingga sejarah
islam yang di sebarkan oleh sahabat,tabiin,tabi tabiin, sampai pada islam pada masa modern hingga
sekarang ini. Yang harus di ketahui baik di kalangan pelajar maupun ilman adalah baik dari
perkembangan dakwah yang di sebarkan hingga kondisi politik, keagamaan dan sosialnya. Negara-
negara yang telah di masuki oleh agama islam sangatlah berpengaruh pada perkembangan dunia.
Dengan apa- apa yang telah di sebarkan oleh pada ulama yang masuk pada negara itu sehingga islam
berkembang pesat di dalamnya. Perkembangan islam selama berabad-abad adalah suatu kejadian yang
lumayan sulit di mengerti oleh negara-negara yang mayoritasnya non-muslim, dan hal ini kemudian
menyebabkan banyak sekali pemika-pemuka isham ataupun para sejarahwan islam berusaha untuk
membuktikan kepada dunia bahwa islam adalah agama yang tidak ketinggalan dalam masalah
kemodenan dan tidak ketinggalan zaman.

Perkembangan Islam yang ada di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan Islam di
belahan bumi lain. Membaca Islam yang di Indonesia rasanya cukup penting Sebab, dari hasil
pembacaan itu kita sebagai umat Islam dapat mengetahui akan bagaimana perkembangan Islam di
indonesia setelah Islam mengalami beberapa fase perubahan dari waktu ke waktu.

Kajian Islam di dunia kontemporer pada umumnya berkonsentrasi pada subjek materi tentang tipe-
tipe gerakan modernisasi yang beragam atau disebut-sebut sebagai fundamentalisme, pada saat yang
sama kaum muslimin terus menjalani hidup di dunia tradisi meskipun adanya beberapa serangan
terhadap pandangan tradisional di era modern. Untuk memahami Islam dewasa ini, pada langkah
pertama sebelum yang lainnya adalah penting untuk memiliki kesadaran akan sejarah agama-agama lain
yang tidak mengikuti satu akur yang sama.

Pembaharuan dalam islam atau gerakan modem islam merupakan jawaban yang ditujukan terhadap
krisis yang dihadapi umat islam pada masanya. Dengan kemunduran islam pada zaman modem inilah
menggugah penulis untuk menyingkap bagaimana sebenarnya perkembangan islam di Indonesia pada
masa modern.

1.2 Rumusan Masalah


Bertitik tolak dari hatar belakang diatas maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pembaharuan Islam Di Mesir?
2. Bagaimanakah pembaharuan Islam Di Turki?
3. Bagaimanakah pembaharuan Islam Di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


1
1. Untuk mengetahui latar belakang pembaharuan Islam Di Mesir.
2. Untuk mengetahui latar belakang pembaharuan Islam Di Turki
3. Untuk mengetahui pembaharuan Islam Di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Pembaharuan Islam di Mesir


2.1.1 Latar Belakang Sejarah Pembaharuan di Mesir
Latar belakang sejarah Mesir secara historis dapat kita lihat ketika Mesir berada pada kekuasaan
Romawi di Timur dengan Bizantium sebagai ibu kotanya merupakan awal kebangkitan Mesir di abad
permukaan Islam yang berkembang menjadi kota dan negara tujuan setiap orang. Mesir menjadi
sangat menarik pada masa kekuasaan Romawi tersebut karena ia mempunyai potensi yang secara
tradisional telah berakar di Mesir.
Pada saat Umar menjadi Khalifah, Romawi Timur merupakan target pengembangan misi
keislaman dan akhirnya kekuatan militer Romawi tidak dapat menghambat laju kemenangan Islam di
Mesir, karena keberadaan Islam sebagai agama baru memberikan kekuasaan dan kebebasan untuk
hidup, yang selama itu tidak diperoleh dari pemerintahan Romawi Timur, termasuk didalamnya
kondisi yang labil karena berkembangnya konflik keagamaan.
Mesir menjadi wilayah Islam pada zaman khalifah Umar bin Khattab pada 640 M, Mesir
ditaklukkan oleh pasukan Amr Ibn al-Ash yang kemudian ia dijadikan gubernur di sana. Kemudian
diganti oleh Abdullah Ibn Abi Syarh pada masa Usman dan berbuntut konflik yang menjadi salah
satu sebab terbunuhnya Usman ra. Mesir menjadi salah satu pusat peradaban Islam dan pernah
dikuasai dinasti-dinasti kecil pada zaman Bani Abbas, seperti Fatimah (sampai tahun 567 H) yang
mendirikan Al-Azhar, dinasti Ayubiyah (567-648 H) yang terkenal dengan perang salib dan
perjanjian ramalah mengenai Palestina, dinasti Mamluk (648-922 H) sampai ditaklukan oleh
Napoleon dan Turki Usmani.
Segera setelah Mesir menjadi salah satu bagian Islam, Mesir tumbuh dengan mengambil peranan
yang sangat sentral sebagaimana peran-peran sejarah kemanusiaan yang dilakoninya pada masa yang
lalu, misalnya
a. Menjadi sentral pengembangan Islam di wilayah Afrika, bahkan menjadi batu loncatan
pengembangan Islam di Eropa lewat selat Gibraltar (Aljajair dan Tunisia).
b. Menjadi kekuatan Islam di Afrika, kakuntan militer dan ekonomi.
c. Pengembangan Islam di Mesir merupakan mapak tilas terhadap sejarah Islam pada masa Nabi
Musa yang mempunyai peranan penting dalam sejarah kenabian.
d. Menjadi wilayah penentu dalam pergulatan perpolitikan umat Islam, termasuk di dalamnya adalah
peralihan kekuasaan dari Khulafaur Rasyidin kepada Daulat Bani Umaiyah dengan tergusumya Ali
Bin Abi Thalib dalam peristiwa "Majlis Tahkim".
2.1.2 Tokoh-Tokoh Pembaharuan di Mesir
a. Muhammad Ali Pasya
Muhammad Ali, adalah seorang keturunan Turki yang lahir di Kawall, Yunani, pada tahun 1765,
dan meninggal di Mesir pada tahun 1849. Orang tuanya bekerja sebagai seorang penjual rokok, dari
kecil Muhammad Ali telah harus bekerja. Ia tidak memperoleh kesempatan untuk masuk sekolah
dengan demikian dia tidak pandai membaca maupun menulis. Meskipun ia tak pandai membaca atau
3
menulis, namun ia adalah seorang anak yang cerdas dan pemberani, hal itu terlihat dalam karirnya
baik dalam bidang militer ataupun sipil yang selalu sukses. Sepintas pembaharuan yang dilakukan
oleh Muhammad Ali hanya bersifat keduniaan saja, namun dengan terangkatnya kehidupan dunia
umat Islam sekaligus terangkat pula derajat keagamaannya. Pembaharuan yang dilaksanakan oleh
Muhammad Ali merupakan landasan pemikiran dan pembaharuan selanjutnya. Pembaharuan
Muhammad Ali dilanjutkan oleh Tahtawi, Jamaludin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha
dan murid-murid Muhammad Abduh lainnya.

b. Al-Tahtawi
Tahtawi dilahirkan di Thahta, sebuah kota kecil di Mesir, tiga tahun setelah Napoleon
menginjakkan kakinya di Mesir. la melewati masa kecilnya di kota itu, mempelajari ilmu-ilmu agama
dan mendengarkan cerita-cerita kejayaan Islam masa silam la selalu tertarik mendengar kisah-kisah
semacam itu, satu hal yang kemudian sangat mempengaruhi perjalanan intelektualnya
Bagi al-Tahtawi, pendidikan itu sebaiknya dibagi dalam tiga tahapan. Tahap I adalah pendidikan
dasar, diberikan secara umum kepada anak-anak dengan materi pelajaran dasar tulis baca, berhitung
al-Qur'an, agama, dan matematika. Tahap II, pendidikan menengah, materinya berkisar pada ilmu
sastra, ilmu alam, biologi, bahasa asing. dan ilmu-ilmu keterampilan. Tahap III, adalah pendidikan
tinggi yang tugas utamanya adalah menyiapkan tenaga ahli dalam berbagai disiplin.
Dalam hal agama dan peranan ulama, al-Tahtawi menghendaki agar para ulama selalu mengikuti
perkembangan dunia modern dan mempelajari berbagai ilmu pengetahuan modem. Diantara hasil-
hasil karyanya yang terpenting adalah:
1) Takhlisul Abriz Ila Takhrisu Bariz.
2) Manahjul Bab Al-Mishriyah fi Manahijil Adab al-Ashriyah.
3) Al-Mursyid al-amin lil banaat wal banien.
4) Al-Qaulus sadid fi ijtihad wat talid.
5) Anwar taufiq al-jalil fi akhbari mishra wa tautsiq bani Israil

c. Jamaluddin al-Afini
Jamaluddin Al Afghani lahir di Asadabad Afganistan pada tahun 1838 sebagai seorang anak
dengan kualitas Intelektual yang sangat luar biasa. Ia meninggal dunia pada tahun 1897 M. Dakım
silsilah keturunannya al-Afghani adalah keturunan Nabi melalui Sayyidina Ali ra. Jamaludin Al-
Afgani adalah seorang pemimpin pembaharuan dalam Islam yang tempat tinggal dan aktivitasnya
berpindah dari satu negara ke negara Islam lainnya. Pengaruh terbesar ditinggalkan di Mesir. Ketika
zaman Al Tahtawi buku-buku diterjemahkan sudah menyebar dan di dalamnya terdapat salah satunya
ide trias politika dan patriotisme, maka pada tahun 1879 Al Afgani membentuk partai al-Hizb al-
Wathan (Partai Nasionalis) dengan slogan Mesir untuki orang Mesir mulai kedengaran dengan
memperjuangkan universal, kemerdekaan pers dan pemasukan unsur- unsur Mesir ke dalam bidang
militer."
Selama di Mesir al-Afghani mengajukan konsep-konsep pembaharuannya, antara lain:
1) Musuh utama adalah penjajahan (Barat), hal ini tidak lain dari lanjutan perang Salib.

4
2) Ummat Iskim harus menantang penjajahan dimana dan kapan saja. 3) Untuk mencapai tujuan itu
ummat Islam harus bersatu (Pan Islamisme). Melihat hal tersebut, maka orientasi pembaharuan Islam
Mesir terutama yang dilakukan oleh Jamaluddin al-Afghanilebih mengarah kepada pembaharuan
cara berpolitik di kalangan umat Islam. Oleh sebab itu gerakan pembaharuan Mesir Jamaluddin Al-
Afghani adalah gerakan Politik. berikut ini adalah pokok-pokok pikirannya:
1) Islam mengalami kemunduran dan kejumudan berfikir bukan disebabkan oleh karena Islam tidak
lagi sesuai dengan perkembangan zaman, situasi dan keadaan masa kini, melainkan karena umat
Islam tidak mampu menginterpretasikannya dengan kemampuan ijtihad dan kebanyakan umat Islam
telah meninggalkan ajarannya dengan mengikuti ajaran baru yang dimanipulisir untuk kepentingan
asing
2) Bahwa kemunduran Islam dilapangan politik disebabkan oleh: Desintegrasi politik atau
perpecahan dikalangan umat Islam corak pemerintahan yang bersifat absolut, pemimpin negara yang
tidak disukai oleh rakyat, mengabaikan masalah pertahanan atau militerisasi, administrasi dipegang
oleh mereka yang tidak berkompenten, adanya intervensi oleh negara asing. Untuk itu diperlukan
pola pemerintahan yang dapat menarik partisipasi masyarakat secara aktif dalam bentuk
demokratisasi dan terbentuknya majlis syuro yang menjamin adanya partisipasi masyarakat secara
komunal dan individual.
3) Bahwa untuk pembaharuan dan pengembangan semangat kelshaman perlu digalakan solidaritas
Islam dalam bentuk program aksi "Pan Islamisme". Gerakan Pan Islamisme tersebut berusaha
melakukan pembaharuan di bidang perpolitikan Islam dengan tujuan menyadarkan umat Islam dari
bahaya dominasi bangsa asing

d. Muhammad Abduh
Muhammad Abduh adalah tokoh pembaharuan yang banyak perhatiannya dalam bidang
pendidikan dengan cara berusaha keras melakukan penyadaran intelektual karena menurutnya
pendidikan merupakan lembaga strategis untuk mengadakan perubaha-perubahan sosial secara
sistematik. Politik hanyalah jalan untuk mendaya- gunakan ide-ide pembaharuannya yang pada saat
itu masih bersifat otokratis dan harus berhadapan dengan kekuatan kolonialisme asing.
Berikut ini adalah hasil karya Muhammad Abduh:
1) Risala at-Tauhid berisi tentang akidah, keagamaan dan isi pidato- pidato ketika di Beirut.
2) Syarah Kitab al- Bashair an-Nashriyah
3) Tashnif al-Qadhi Zainudin (tentang logika)
4) Al Islam wan Nashriniyah ma'al ilmi wa al-madaniyah yang berisi tentang pembelaan terhadap
Islam dari serangan agama Kristen.
5) Tafsir al-Qur'an al-Hakim dengan memasukan kajian filsafat al-Qur'an.
6) Majalah al-Manar
Rencana pembaharuan Muhammad Abduh antara lain:
1) Menyusun agama Islam kembali kepada bentuk yang asli
2) Memperbaharui bahasa Arab.
3) Menuntut pengakuan hak-hak rakyat terhadap pemerintah."

5
2.2 Pembaharuan Islam di Turki
2.2.1 Latar Belakang Pembaharuan di Turki
Kekalahan militer Turki Usmani di Lepanto (1571M). dan kegagalan dalam menaklukan Wina
(1683M) merupakan tanda pergeseran kekuatan. Militer Kristen Eropa lebih kuat dibandingkan
dengan Militer Turki Usmani. Solusi yang ditempuhnya adalah harus mengadopsi kemajuan-
kemajuan yang telah dicapai Eropa. Adopsi kemajuan tersebut melahirkan gerakan
pembaharuan di Turki.
Turki adalah bekas jantung tempat salah satu kekhalifahan terbesar Islam, yakni Turki Usmani.
Oleh karena itu keterikatan bangsa Turki dengan Islam berlangsung sangat kuat sebab mereka bangsa
terkemuka di dunia Islam selama beratus-ratus tahun lamanya. Ini merupakan suatu indikasi tentang
betapa pentingnya Isham dalam kehidupan nasional rakyat Turki. Secara politis setiap orang yang
bertempat tingal di Turki, tetapi secara kebudayaan orang Turki adalah hanya orang Islam. 17
Langkah-langkah pembaharuan yang dilakukan adalah, pertama mengirim para pelajar ke luar
negeri, kedua pengiriman duta besar ke Eropa, ketiga mendatangkan guru dari Eropa,mendirikan
selokah teknik militer. Pembentukkan badan penerjemah,menulis beberapa buku matematiska,
geografi, kedokteran, sejarah dan agama, pendirian penerbitan dan percetakan.
Bangsa Turki adalah orang-orang dan bermartabat dengan suatu persepsi mengenai mereka sendiri
sebagai masyarakat terhormat dan unggul Dengan demikian Turki sebuah identitas kebangsaan yang
membanggakan warganya. Contoh paling ekspresif mengenai hal ini ditinjukkan oleh Ziya Gokalp
(1876-1924) dalam salah satu pernyataannya "I am Turk, my religion and may race are noble" dan
ungkapan yang lebih fanatik dan angkuh dikatakan Mustafa Kemal menyatakan Saya adalah Turki,
merongrong saya sama dengan menghancurkan Turki.
Pembaharuan yang terjadi di Turki terdapat tiga aliran: aliran Barat, aliran Islam dan aliran
nasonals. Menurut tokoh yang beraliran Barat, Turki mundur karena bodoh yang disebabkan syariah
yang menguasai seluruh kehidupan bangsa Turki, solusinya Barat harus dijadikan guru, tokohnya
Tewfik Fikret. Kedua menurut Aliran Agam, Syariat Islam tidak menjadi penghalang kemajuan.
Turki mundur karena tidak menjalankan syariat Islam, sehingga Syariat Islam harus dijalankan di
Turki, tokohnya Mehmed Akif. Ketiga aliran nasionalis berpendapat kemunduran Turki disebabkan
karena Umat Islam yang enggan mengakomodir perubahan-perubahan, tokohnya Zia Gokalp.
2.2.2 Tokoh Pembaharuan Turki
a. Sultan Salim III
Pembaharuan yang dilakukan oleh Sultan Salim III (1789- 1807) dengan melakukan langkah-
langkah pembaharuan sebagi berikut: restrukturisasi pemerintahan yang efektif dan efisien,
rekrutmen pegawai secara profesional, pendirian sekolah dan balai latihan menghilangkan hak
istimewa militer jeniseri yang mewajibkan mereka harus melalui seleksi profesionalisme.
Pembaharuan yang dilakukan Sultan Salim III ini mendapat tantangan dari militer Jeniseri yang
mendapat sokongan fatwa bahwa gerakan pembaharuan Sultan Salim III bertentangan dengan agama
dan tradisi sehingga dapat dikalahkan. 16
6
b. Sultan Mahmud II
Kegagalan Sultan Sanlim III tidak menyukatkan penggantinya Sultan Mahmad II untuk
mengadakan pembaharuan. Pada tahun 1826 Sultan Mahmud II membentuk korp tentara baru di luar
Jeniseri dan menggunakan instruktur dari Mesir tidak berasal dari Eropa agar tidak direspon negatif
oleh ulama dan segera membubarkan Jeniseri serta melarang Tarekat Bektasy, mengadakan
penghapusan wajir agung diganti dengan perdana menteri, wajir agung pada saat itu dipegang oleh
syaikh al-Isham, pembaharuan sistem hukum yang memberlaku- kan hukum sekuler di samping
hukum syari'ah, peradilan syariah diserahkan kepada syaikh al-Islam sedangkan peradilan sekuler
diserahkan kepada Majlich-1 Ahkam-l Adliye, dan pembaharuan di bidang pendidikan dengan
membentuk sekolah umum (Mekteb-I Ma'arif) dan sekolah sastra (mekteb-i 'Uhmm-u Edebiye).

c. Tanzimat
Sepeninggal Sultan Mahmud II, gerakan pembaharuan dilakukan oleh Abdul Majid (1839-1861)
dengan perdana menteri Rasyid Pasya. Periode ini disebut masa Tanzimat yang mengandung arti
peraturan dan perundang-undangan baru. Tokoh-tokoh Tanzimat antara lain: Rasyid Pasya, Mehmed
Sadik Rifat Pasya, dan Muhammad Ali Pasya dan Fund Pasya. 18
Diantara beberapa peraturan perundang-undangan yang dihasilkan pada masa tanzimat antara lain:
1) Piagam Hatt-1 Sherif Gulhane tahun 1839 sebagai dasar pembaha- nan dibidang administrasi,
perpajakan, hukum, pendidik-an, kau minoritas dan militer yang menyebabkan perang di Crimea
akibat penolakan kaum ulama akibat dari reduksi peran ulama.
2) Piagam Hatt-1 Humayun (1856 M) yang mengakomodir hak-hak minoritas. Piagam ini mendapat
reaksi keras dari ulama dan kelompok penduduk yang berpendidikan Barat yang tergabung dalam
Usmani Muda.19

d. Usmani Muda
Usmani Muda merupakan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1865 dengan tujuan untuk
mengubah pemerintahan absolut menjadi pemerintahan yang konstitusional Tokoh Usmani mada
antara lain Mihdat Pasya, Ziya Pasya, dan Nanik Kemal. Isi ide-ide pembaharunnya sebagai berikut:
1) Ekonomi dan politik yang tidak beres dapat diatasi dengan merubah system pemerintahan absolut
menjadi pemerintahan konstitusional yang memisahkan kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Rakyat sebagai warga negara mempunyai hak politik. Pemerintahan demokrasi tidak bertentangan
dengan ajaran Islam karena dalam Islam dikenal sistem bai'ah yang pada hakikatnya merupakan
kedaulatan rakyat. Khalifah sebagai eksekutif tidak boleh mengambil sikap atau tindakan yang
berlawanan dengan maslahat umum (al-maskhah al-'ammah), dan tidak melanggar syari'ah, kaum
ulama sebagai pembuat hukum, dan pemerintah yang melaksanakan hukum. Sehingga sistem
pemerintahan konstitusional tidak merupakan bid'ah dalam Islam. Hal ini merupakan ide baru pada
saat itu yang memegang sistem otokrasi.

2) Tumbuh ide tanah air Usmani bukan tanah air Turki dengan melihat perlu adanya persatuan umat
Islam di bawah pimpinan Turki Usmani yang mirif Pan-Islamisme.

7
e. Mustafa Kemal Ataturk
Mustafa Kemal lahir pada 1881 di suatu daerah di Salonika. Sering dikenal dengan nama Mustafa
Kemal Pasya. Dan dikenal juga dengan Mustafa Kemal Attaturk (Bapak Bangsa Turki). Beliau juga
mendapat julukan Ghazi, artinya sang pembela keyakinan. Julukan ini diberikan ketika beliau dengan
gemilang membawa Turki kepada kemenangan dalam perang kemerdekaan melawan Yunani,
Mustafa Kemal diel-elukan dan dipanggil dengan gelar kehormatan Ghazi Ayahnya bernama Ali
Riza, seorang juru tulis rendahan di salah satu kantor pemerintahun di kota itu. Beliau sempat
mencoba lari dari kemalangan hidupnya dengan cara menegak racun. Sedangkan Ibunya bernama
Zubayde, seorang wanita sholihah. Ali Riza meninggal saat Mustafa Kemal berusia tujuh tahun
sehingga in kemudian diasuh oleh ibunya.

Setelah perang dunia I, Mustafa kemal diangkat menjadi panglima militer di Turki Selatan untuk
merebut Izmir dari tentara sekutu dan berhasil memukul mundur tentara sekutu dan menyelamatkan
Turki dari penjajahan Barat. Pada saat itu Sultan di Istanbul berada di bawah kekuasaan sekutu yang
harus menyesuaikan diri dengan mereka, Kemudian ia mendirikan pemerintahan tandingan di
Anatolia dengan mengatakan kemerdekaan negara dalam keadaan bahaya, rakyat Turki harus
berusaha sendiri membebaskan tanah air dari kekuatan asing, sultan tidak menjalankan pemerintahan
dan segera mengadakan kongres.
Kemudian ia mendeklarasikan diri sebagai berikut:
1) Kemerdekaan tanah air dalam keadaan bahaya
2) Sultan tidak dapat menjalankan pemerintahan karena berada di bawah kekuasaan sekutu
3) Rakyat Turki harus berusaha sendiri untuk membebaskan tanah air dari kekuasaan asing
4) Gerakan pembela tanah air harus dikoordinir oleh panitia nasional.
5) Untuk merealisasikan hal-hal tersebut, perlu diadakan kongres.

Pembaharuan yang dilakukan Kemal adalah:


1) Pemisahan antara pemerintahan dengan agama yang diterima Majelis Nasional Agung tahun
1920.
2) Kedaulatan Turki tidak berada di tangan sultan tetapi di tangan rakyat.
3) Jabatan khalifah dipertahankan, tetapi hanya memiliki kewenangan spiritual
4) Khalifah Wahid al-Din dipecat dari jabatan karena bersekutu dengan Inggris dan digantikan
oleh Abdul Majid.
5) Merubah bentuk negara dari khilafah menjadi republik dan Islam menjadi agama negara.
6) Karena khalifah mengadakan pembangkangan dan melahirkan dualisme kepemimpinan, 3
Maret 1924 khalifah dihapus.
7) Turki mendeklarasikan sebagai negara sekuler dengan menghapus Islam sebagai agama
negara tahun 1937

2.3 Pembaharuan Islam Di Indonesia


2.3.1 Latar Belakang pembaharuan Islam di Indonesia

8
Gerakan pembaharuan yang berkembang di berbagai tempat khusus- nya dikawasan Timur Tengah telah
memberikan pengaruh besar kepada gerakan kebangkitan Islam di Indonesia. Ide gerakan pembaharuan
tersebut masuk ke Indonesia melalui berbagai saluran, antaranya lewat kontak para intelektual muslim
Indonesia dengan intelektual muslim Timur Tengah, dan kontak jemaah haji Indonesia dengan jemaah luar.
Bermula dari pembaharuan pemikiran dan pendidikan Islam di Minangkabau, yang disusul oleh
pembaharuan pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat Arab di Indonesia yang ditandai dengan
berdirinya organisasi Jamiatul Khair (1905), organisasi ini pada dasamya terbuka untuk semua golongan
muslim, namun mayoritas anggotanya adalah orang- orang Arab.
Kebangkitan Islam semakin berkembang membentuk organisasi- organisasi sosial keagamaan, seperti
Sarekat Dagang Islam (SDI)di Bogor (1909) dan Solo (1911), Persyarikatan Ulama di Majalengka, Jawa
Barat (1911), Muhammadiyah di Yogyakarta (1912), Persatuan Islam (Persis) di Bandung (1920-an),
Nahdatul Ulama (NU) di Surabaya (1926), dan Persatuan Tarbiyah Islamiah (Perti) di Candung Bukittinggi
(1930), dan Partai-partai Politik, seperti Sarekat Islam (SI) yang merupakan kelanjutan dari SDI, Persatuan
Muslimin Indonesia (Permi) di Padang Panjang (1932) yang merupakan kelanjutan dan perkasan dari
organisasi pendidikan Thawalib dan Partai Islam Indonesia (PII) pada tahun 1938.

2.3.2 Bentuk-Bentuk Modernisasi Islam Di Indonesia

Pembaharuan dalam Islam atau gerakan modern Islam merupakan jawaban yang ditujukan terhadap krisis
yang dihadapi umat Islam pada masanya kemunduran kerajaan Utsmani yang merupakan pemangku khalifah
Islam setelah abad ke-17 M telah melahirkan kebangkitan Islam dikalangan warga Arab dipinggiran
imperium Utsmani. Gerakan pembaharuan ini akhirnya menyebar luas ke berbagai belahan dunin muslim,
termasuk salah satunya ke Indonesia.
Adapun bentuk-bentuk pembaharuan di Indonesia yaitu:
a. Gerakan Puritanisme
Gerakan ini pertama kali diprakarsai oleh Muhammad bin Abdul Wahhab di Nejd. Gerakan puritanisme
ini masuk ke Indonesia melalui tiga orang yang baru pulang dari haji ditanah suci, yaitu Haji Miskin, Haji
Sumanik dan Haji Piobang. Mereka melakukan penentangan terhadap praktek kehidupan beragama
masyarakat Minangkabau yang telah banyak terpengaruh oleh unsur-unsur takhayul, khurafat dan bid'ah.
Karena aktifitas mereka di anggap cukup membahayakan keberadaan kaum tua atau kaum adat, maka
kaum tua meminta bantuan Belanda. Pada tahun 1821-1837 M terjadilah Perang Paderi. Dalam pertempuran
yang tak seimbang itu kaum ulama mengalami kekalahan. Kekalahan ulama dalam Perang Paderi dalam
menghadapi Belanda tidaklah membuat patah semangat para tokoh pejuang pembaharu itu, tetapi
gerakannya semakin hebat. Gerakan pembaharuan itu tidak lagi bersifat politik agama, tetapi di alihkan ke
dalam gerakan pembaharuan pendidikan.

b. Gerakan Reformisme

Gerakan reformis adalah suatu gerakan pembaharuan yang dilakukan untuk kembali kepada dasar Islam
yang asli Kelompok ini berusaha menerapkan sistem ajaran Islam seperti yang ada pada zaman Nabi SAW.

9
c. Gerakan Radikalisme
Gerakan ini merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh para pembaharu Islam untuk membangkitkan
kembali semangat masyarakat Islam, sehingga mereka akan menjadi masyarakat yang maju. Namun
sebelum itu, unsur-unsur yang terdapat dalam ajaran Islam yang tercemar oleh takhayul, bid'ah dan khurafat
harus dibersihkan terlebih dahulu.
Dalam tatanan pelaksanaan pembaharuan seperti ini, biasanya cara yang ditempuh melalui bentuk-bentuk
radikal yang tak jarang dengan menggunakan kekerasan. Pada umumnya, gerakan ini menentang kekuasaan
Barat yang kafir.
d. Gerakan Neo-sufisme

Gerakan ini merupakan kelanjutan dari gerakan yang dilakukan para pembaharu dari kelompok tarekat
atau tasawuf dengan mengambil bentuk baru. Bentuk baru itu adalah aktifisme. Bentuk aktifisme dalam
gerakan ini membuat masyarakat menjadi dinamis. Bahkan dengan gerakan ini masyarakat dapat
mengembangkan diri tanpa banyak bergantung kepada ukuran kelompok atau bangsa lain.

Di antara unsur aktifisme adalah jihad. Melalui kata kunci inilah umat Islam melakukan pembaharuan,
terutama menentang segala bentuk penjajahan dan keterbelakangan. Gerakan ini banyak mewarnai berbagai
pemberontakan Islam di tanah air dalam masa-masa penjajahan, misalnya pemberontakan petani Banten
pada tahun 1888 M26

2.3.3 Tokoh Pembaharuan Islam Di Indonesia

a. K.H. Ahmad Dahlan


Ahmad Dahlan lahir di Kauman (Yogyakarta) pada tahun 1898 dan meninggal pada tanggal 25 Pebruari
1923. Ia berangkat dari keluarga diktatis dan terkenal alim dalam ilmu agama. Ayahnya bernama KH. Abu
Bakar, seorang imam dan khatib masjid besar kraton Yogyakarta. Sementara ibunya bernama Aminah, putri
KH. Ibrahim yang pernah menjabat sebagai penghulu di kraton Yogyakarta.
Pada usia yang masih muda, ia membuat heboh dengan membuat tanda shaf dalam masjid agung denan
memakai kapur. Tanda shaf itu bertujuan untuk memberi arah kiblat yang benar dalam masjid. Menurut dia
letak masjid yang tepat menghadap barat keliru, sebab letak kota Mekkah berada disebelah barat agak ke
utara dari Indonesia. KH. Ahmad Dahlan memperdalam ilmu agamanya kepada para uma timur tengah.
Beliau memperdalam ilmu fiqih kepada kini Mahfudz Termas, ilmu hadits kepada Mufti Syafi'i, ilmu falaq
kepada kiai Asy'ari Bacean. Beliau juga sempat mengadakan dialog dengan para ulama nusantara seperti kiai
Nawawi Banten dan kiai Khatib dari Minangkabau yang dialog ini pada akhirnya banyak mengalami dan
mendorongnya untuk melakukan reformasi di Indonesia adalah dialognya dengan syeikh Muhammad Rasyid
Ridha, seorang tokoh modernis dari Mesir.
Dengan kedalaman ilmu agama dan ketekunannya dalam mengikuti gagasan-gagasan pembaharuan islam,
KH. Ahmad Dahlan kemudian aktif menyebarkan gagasan pembaharuan islam ke pelosok- pelosok tanah air
sambil berdagang batik. KH. Ahmad Dahlan melakukan tabliah dan diskusi keagamaan sehingga atas
desakan para muridnya pada tanggal 18 November 1912 KH. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi
Muhammadiyah. Disamping aktif di Muhammadiyah beliau juga aktif di partai politik. Seperti Budi Utomo
da Sarikat Islam Hampir seluruh hidupnya digunakan utnuk beramal demi kemajuan umat islam dan bangsa.
10
KH. Ahmad Dahlan meninggal pada tanggal 7 Rajab 1340 H atau 23 Pebruari 1923 M dan dimakamkan di
Karang Kadjen, Kemantren, Mergangsan, Yogyakarta.
Menurut KH. Ahmad Dahlan, upaya strategis untuk menyelamatkan umat islam dari pola berpikir yang
statis menuju pada pemikiran yang dinamis adalah melalui pendidikan. Pendidikan hendaknya ditempatkan
pada skala prioritas utama dalam proses pembangunan umat.

b. K.H. Hasyim Asy'ari


Nama lengkap K. H. Hasyim Asy'ari adalah Muhammad Hasyim Asy'ari ibn Abd Al-Wahid. In lahir di
Gedang, sebuah desa di daerah Jombang, Jawa Timur, pada hari selasa kliwon 24 Dau Al- Qa'idah 1287 H.
bertepatan dengan tanggal 14 Februari 1871. Asal- usul dan keturunan K.H M.Hasyim Asy'ari tidak dapat
dipisahkan dari riwayat kerajaan Majapahit dan kerajaan Islam Demak. Silsilah keturunannya, sebagaimana
diterangkan oleh K.H. A.Wahab Hasbullah menunjuk-kan bahawa leluhurnya yang tertinggi ialah neneknya
yang kedua iaitu Brawijaya VI. Ada yang mengatakan bahawa Brawijaya VI adalah Kartawijaya atau
Damarwulan dari perkahwinannya dengan Puteri Champa lahirlah Lembu Peleng (Brawijaya VII).
Pada tahun 1926 K. H. Hasyim Asy'ari mendirikan partai Nahdatul Ulama (NU). Sejak didirikan sampai
tahun 1947 Rais Am (ketua umum) dijabat oleh K. H. Hasyim Asy'ari. Ia pernah menjabat sebagai kepala
Kantor Urusan Agama pada zaman pendudukan Jepang untuk wilayah Jawa dan Madura. K. H. Hasyim
Asy'ari wafat pada tahun 1947 di Tebuireng Jombang Jawa Timur. Hampir seluruh waktunya diabdikan
untuk kepentingan agama dan pendidikan.
Hasyim Asy'ari yang dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan pesantren, serta banyak menuntut ilmu
dan berkecimpung secara langsung di dalamnya, di lingkungan pendidikan agama Islam khususnya. Dan
semua yang dialami dan dirasakan beliau selama itu menjadi pengalaman dan mempengaruhi pola pikir dan
pandangannya dalam masalah-masalah pendidikan. Salah satu karya monumental Hasyim Asy'ari yang
berbicara tentang pendidikan adalah kitabnya yang berjudul Adab al Alim wa al Muta'allim fima Yahtaj ilah
al Muta'alim fi Ahuwal Ta'allum wama Yataqaff al Mu'allim fi Maganat Ta'limih, namun dalam penulisan ini
kami tidak menemukakan kitab aslinya dan akhirnya banyak mengambil dari tulisan Samsul Nizar dalam
bukunya Filsafat Pendidikan Islam, dan buku-buku yang lain sebagai penunjang

c. H.A. Mukti Ali


Nama lengkapnya Prof. Dr. H. Abdul Mukti Ali dilahirkan di kota Cepu, pada tanggal 23 Agustus 1923
dan Meninggal di kota Yogyakarta, pada tanggal 5 Mei 2004 (tepatnya berumur 81 thn) dengan
meninggalkan seorang Istri bernama Siti Asmudah dan tiga orang anak. Prof. Dr. H. Abdul Mukti Ali (lahir
di Cepu, 23 Agustus 1923) adalah mantan Menteri Agama Kabinet Pembangunan II periode 1973-1978.
Sejak berumur delapan tahun, Mukti menjalani pendidikan Belanda di HIS. Ketika berumur 17 tahun, ia
melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Termas, Kediri, Jawa Timur. Mukti Ali kemudian melanjutkan
studi ke India setelah perang dunia ke dua. la menyelesaikan pendidikan Islam di India dengan memperoleh
gelar doktor sekitar tahun 1952. Setelah itu, ia melanjutkan kembali studinya ke McGill University,
Montreal, Kanada mengambil gelar MA.
Semasa hidupnya. Mukti Ali telah menulis beberapa buku seperti Beberapa Persoalan Agama Dewasa ini,
Ilmu Perbandingan Agama di Indonesia, Muslim Bilali dan Muslim Muhajir di Amerika, Ijtihad dalam
Pandangan Muhammad Abduh, Ahmad Dahlan, Muhammad Iqbal Ta'limul Muta'alim versi Imam Zarkasyi.
Memahami Beberapa Aspek Ajaran Islam, Asal Usul Agama, dan Alam Pikiran Islam Modem di India dan
Pakistan.
Ide-ide pemikiran H.A. Mukti Ali berikut ini:
11
a) Problematika kerukunan umat beragama dapat dinilai sebagai transformasi religia intelektual dalam
menemukan jawaban atas pergulatan pribadi mengenai interaksi antar umat beragama di Indonesia. Maka
menurutnya betapa pentingnya mempelajari Ilmu Perbandingan Agama, dan muncullah hal ini dalam
kebijakan mentri agama tentang "Dialog Antar Umat Beragama".
b) Peningkatan mutu pendidikan Agama, diantaranya dengan mendirikan Lembaga Pendidikan Tilawatil
Qur'an atau sering disebut LPTQ baik di tingkat daerah maupun pusat.
c) Memperbaiki dan menertibkan prosedur administrasi, organisasi, termasuk personil yang ada dalam
Departemen Agama.
d) Membentuk wadah persatuan Ulama' Indonesia dengan nama MUI Lebih jauh menurutnya fungsi pokok
agama adalah meng- integrasikan hidup. Balwa agama dengan nilai-nilai moralnya amat diperlukan dalam
kehidupan manusia. Contoh kecil dari hubungan agama dan moral ini dapat dilihat dari fenomena dewasa ini
tentang kekhawatiran masyarakat terhadap perubahan-perubahan sosial yang merugikan akhlak atau moral
di kalangan penduduk kota-kota besar. Dalam hal ini nilai-nilai moral dalam agama dirasa penting untuk
diterapkan.
Dalam Islam al-Qur'an misalnya menginginkan untuk menegakkan kehidupan masyarakat yang egaliter,
baik sosialpolitik dan sebagainya yang ditegakkan pada dasar-dasar etika. Hal tersebut dapat dilihat dari
ayat-ayat yang menyiratkan tentang "memakmurkan bum" atau "menjauhi kerusakan di dunia". Juga dapat
dilihat dari ayat tentang tugas mamusia yang dinyatakan dengan amar ma'ruf dan nahi mungkar. Sampai di
sini semakin jelalah akan adanya hubungan yang tak terosakan antara nilai-nihi agama yang diinternalisakan
kepada manusia dengan pendidikan agama dengan Pendidikan moral.

d. Syed Muhammad Naquib Al-Attas


Syed Muhammad al Naquib bin Ali bin Abdullah bin Muhsin al Attas dilahirkan di kota Bogor pada
tanggal 5 September 1931, la adik kandung dari Prof. DR. Hussein Al-Attas, seorang ilmuwan dan pakar
sosiologi di Univeritas Malaya, Kuala Lumpur Malaysia. Ayahnya bernama Syed Ali bin Abdullah AL-
Attas, sedangkan ibunya bernama Syarifah Ragan Al-Idrus, keturunan kerabat raja-raja Sunda Sukapura,
Jawa Barat. Ayahnya berasal dari Arab yang silsilahnya merupakan keturunan ulama dan ahli tasawuf
yangterkenal dari kalangan sayid.
Al-Attas mendirikan sebuah institusi pendidikan tinggi bernama International Institute of Islamic Thought
and Civilization (ISTAC) di Kuala Lumpur. Melalui institusi ini Al-Attas bersama sejumlah kolega dan
mahasiswanya melakukan kajian dan penelitian mengenai Pemikiran dan Peradaban Islam, serta
memberikan respons yang kritis terhadap Peradaban Barat.
Al-Atas menawarkan kepada kita hal-hal untuk memagari intervensi dan pengaruh pedidikan barat yang
tidak relevan dengan pendidikan agama Islam, antara lain:
a) Konsep Ta'dib. Menurutnya pendidikan lebih cocok menggunakan Ta'dib dari pada Tarbiyah karena
pendidikan dalam pengertian Islam meliputi gagasan pendidikan dan segala yang terlibat dalam proses
pendidikannya. Pendidikan secara bertahap ditanamkan kedalam manusia yang mempunyai akal Maka ta'dib
merupakan suatu upaya peresapan dan penanaman pada diri manusia dalam proses pendidikan sedangkan
adab sendiri merupakan suatu muatan atau kandungan yang mesti ditanamkan dalam pendidikan Islam.
Adab melibatkan disiplin pikiran dan jiwa menunjuk kebenaran dan melawan yang salah. Sedangkan
tarbiyah berarti menghasilkan, mengembangkan dari kepribadian yang tersembunyi dan mengembangkan
kepada segala sesuatu yang bersifat fisik dan material.

12
b) Universalitas. Menurutnya konsep pendidikan dalam Islam adalah berusaha mewujudkan manusia yang
baik atau manusia universal yang sesuai dengan fungsi diciptakannya manusia yakni sebagai hamba Alloh
dan kholifah dimuka bumi. Dan Bukan menciptakan Negara yang baik.
c) Universitas, dalam rangka mewujudkan insane Kamil maka ciri system pendidikan mencerminkan aspek
manusia itu sendiri, dan bukan Negara. Universitas Islam yang dimaksud mampu mencerminkan pribadi
Nabi sebagai Rosul baik dalam hal ilm maupun tindakan sehingga dapat menjadi manusia itu sendiri
beradab.
d) Islamisasi Ilmu Pengetahuan. Suatu alternative agar pendidikan yang dilakukan umat islam saat ini
mampu memagari konsep- konsep barat yang bertentangan dengan ajaran Islam Dengan ditunjukkan mampu
menjawaab persoalan agama dan sekuler yang setidaknya mempersempit dikotomi keduanya.

e) Kurikulum. Kurikulum Ilmu Agama mutlak diadakan pada seluruh tingkat pendidikan. Karena agama
mampu membimbing dan menyelamatkan manusia di dunia dan di akhirat.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada Dinasti Bani Abbasiyah inilah dimana peradaban islam berada pada masa keemasannya, dengan
lahirnya para ilmuan dan para sarjawan serta budayawan. Dimasa ini islam lebih maju dan berkembang
dari pada masa sebelumnya. Meski pada akhirnya terjadi keruntuhan dan kemunduran yang diakibatkan
dari berbagai faktor internal dan eksternal.

Pembaharuan dalam Islam merupakan suatu keharusan yang terjadi dalam siklus kehidupan dengan
tujuan memperbaiki segala persoalan sosial keagamaan yang sangat dibutuhkan masyarakat pada saat itu
sebagai akumulasi dari sebab akibat yang terjadi di masyarakat, sehingga melahirkan tokoh-tokoh
pembaharuan yang mengadakan perubahan terhadap keadaan yang sedang berlangsung wahupun harus
berlawanan dengan faham dan pemikiran yang ada.

Karakteristik pembaharuan Islam yang terjadi di Mesir dan Turki ada keragaman yang menjadi acuan
serta latar belakang tokohnya. Pembaharuan di Mesir lebih banyak berangkat dan digerakan
pembaharuan pemikiran akademis baik itu dari kulusan Al-Azhar sebagai tempat khazanah ilmu atau
perguruan tinggi lainnya. Begitu pula latar belakang kehidupan dan pengalaman seorang tokoh
pembaharu akan mewarnai gerakan pembaharuan yang dilakukannya, seperti adanya perbedaan gerakan
pembaharuan Jamaludin al-Afghani dengan Muhammad Abduh

Sedangkan pembaluran di Turki lebih terpokus kepada tokoh kepemimpinan atau kelompok yang
menyokong kekuasaan pada saat itu dengan melihat Barat sebagai acuannya. Di Mesir tokoh
pembaharuan berhadapan dengan keadaan pola pendidikan, politik dan sosial keagamaan masyarakat
yang sedang mengalami penjajahan dari bangsa Barat, sementara di Turki melihat Barat sebagai negara
yang telah mengalahkan mereka di kancah perpolitikan dunia dengan cara mengimbangi atau lebih
banyak belajar kepada Barat dalam segala halnya. Sehingga segala sesuatu yang akan menghalangi
tujuan tersebut akan dilawan dengan cara revolusioner seperti yang dilakukan Mustafa Kemal yang
menghapuskan kekhilafahan Turki Usmani menjadi Republik Turki.

B. Saran
Kami sedikit mengambil memberikan saran bagi yang membaca makalah ini agar bisa mengambil
hikmah dari sebuah cerita masa pembaharuan Islam di Mesir, Turki dan Indonesia, yang bertujuan untuk
melancarkan kemurnian aqidah islam. Dan pastinya makalah ini belum sempuma oleh karena itu kami
minta partisipasi teman-teman untuk menyempurnakan makalah ini. Terima kasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unimus.ac.id/299/1/Jurnal_AIK%202_Kelompok%203_UNIMUS.pdf

https://cendikia.kemenag.go.id/storage/uploads/file_path/file_15-10-2020_5f8873509254f.pdf

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5846535/sejarah-perkembangan-peradaban-islam-dalam-tiga-
periode-klasik-modern

https://www.academia.edu/7664300/PERKEMBANGAN_ISLAM_PADA_MASA_MODERN

15

Anda mungkin juga menyukai