http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk
Prodi Bimbingan dan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this research was to describe and analyze the school counselors’ performance of MAN I Kota
Semarang from planning, implementation, evaluation and obstacles (wishes and efforts). Qualitative method
with case study desing was applied in present study. The results showed that (1) Planning, school counselor of
MAN 1 Kota Semarang develop the school counselor program on early education year although school
counseling of MAN 1 Kota Semarang did not have classical schedule. (2) Implementation, although most of
the planned programs were implemented, there were some programs which was not be implemented because
school counselor did not have any schedule for providing classical services, such as information service. School
counselor focused on incidental activity for responding the students’ needs; (3) Evaluation, there were some
programs that have not implemented yet because no time for the classical activity. Some students gave their
evaluation to the school counselors that they are kind, attention, giving motivation, and Education, but some of
the students were afraid to meet the school counselor. The office of school counseling was comfortable and
relatively ideal. (4) Obstacles, it is hoped that all of the obstacles can be solved well.
Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6889
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
e-ISSN 2502-4450
E-mail: starmaniez@gmail.com
37
Yekti Endah P, Sugiyo. / Jurnal Bimbingan Konseling 5 (1) (2016)
38
Yekti Endah P, Sugiyo. / Jurnal Bimbingan Konseling 5 (1) (2016)
39
Yekti Endah P, Sugiyo. / Jurnal Bimbingan Konseling 5 (1) (2016)
kinerja konseling. Temuan ini menunjukkan Dampak dari hasil tersebut dapat berpengaruh
bahwa mayoritas responden mendapatkan nilai dalam kinerja Guru Bimbingan dan Konseling
sedang dan tinggi. Di Malaysia ditekankan dalam hal merencanakan, melaksanakan, dan
bahwa untuk memberikan pelayanan konseling mengevaluasi program Bimbingan dan
harus memiliki ketrampilan. Konseling.
Penelitian Jumail (2013) menunjukkan Hasil pengamatan di Madrasah Aliyah
bahwa kompetensi konselor sekolah dalam Negeri Kota Semarang terdapat Guru
menguasai kerangka teoritik dan praksis Bimbingan dan Konseling yang lulusan dari S1
Bimbingan dan Konseling, merancang program Bimbingan dan Konseling dan bukan lulusan
Bimbingan dan Konseling, menilai proses dan S1 Bimbingan dan Konseling. Dari yang
hasil kegiatan Bimbingan dan Konseling, lulusan S1 Bimbingan dan Konseling dan
memiliki kesadaran dan komitmen terhadap bukan lulusan S1 Bimbingan dan Konseling
etika profesional, menguasai konsep dan akan mempengaruhi pola dan aturan kerja
praksis penelitian Bimbingan dan Konseling sebagai Guru Bimbingan dan Konseling.
berada dalam katagori sedang. Berdasarkan Rasio Guru BK di MAN 1 Kota
hasil penelitian tersebut tentang peranan Semarang tidak sebanding dengan jumlah
kompetensi konselor terhadap pelayanan yang siswanya. Perencanaan layanan di MAN 1
diberikan kepada siswa menunjukan bahwa dilakukannya need assessment untuk pembuatan
konselor sudah memahami dan menguasai program selama satu tahun. Pelaksanaan
konsep dan praktik dalam pelayanan layanan tidak diberikan sebagian didalam
Bimbingan dan Konseling namun belum begitu kelas, karena tidak adanya jam masuk kelas
optimal. Bimbingan dan Konseling. Implementasi dari
Penelitian Murad (2005) menunjukkan program yang telah dibuat belum secara
fakta yang menarik dimana sebagian orang tua optimal. Contohnya dalam bidang karir untuk
belum mengakui signifikan dari eksistensi kelas XII, Guru Bimbingan dan Konseling
program Bimbingan dan Konseling karena memberikan bimbingan klasikal untuk
alasan kurang profesionalnya para Guru informasi karir dan diberikan pada waktu
pembimbing dalam menjalankan tugas. Hasil selesai sekolah ataupun masuk diwaktu mata
penelitiannya ditemukan bahwa tingkat pelajaran yang kosong. Tapi dalam
performansi aktual kompetensi konselor pelaksanaan program Bimbingan dan
profesional secara keseluruhan berada dalam Konseling, Guru Bimbingan dan Konseling
kategori cukup, tingkat performansi aktual bekerja sama dengan pihak sekolah. Dan hasil
kompetensi konselor profesional yang berlatar pengamatan di MAN 1 terlihat adanya
belakang pendidikan Bimbingan dan Konseling interaksi yang dekat antara siswa dan Guru
berada pada tingkat tinggi sedangkan yang Bimbingan dan Konseling di ruang Bimbingan
bukan dari latar belakang bukan Bimbingan dan Konseling dalam hal pemberian layanan
dan Konseling berada pada tingkat cukup. informasi. Dalam sarana dan prasarana,
Pada temuannya dapat disimpulkan bahwa ruangan Bimbingan dan Konseling kurang
kualitas kinerja konselor profesional harus tertata karena adanya perpindahan ruang
dibenahi sesuai standar ideal. Bimbingan dan Konseling sehingga membuat
Dari hasil penelitian tersebut dapat tatanan ruang Bimbingan dan Konseling belum
disimpulkan bahwa terdapat kinerja konselor sesuai. Evaluasi program Bimbingan dan
pada sekolah cukup, sedang dan tinggi. Konseling di MAN 1, dari hasil wawancara
Ditinjau dari aspek kinerja konselor dalam dengan koordinator Guru Bimbingan dan
memberikan pelayanan, penguasaan konsep Konseling bahwa kurangnya kompetensi dan
dan praktik, tingkat performansi aktual waktu dalam hal mengevaluasi dan menindak
kompetensi konselor profesional, serta latar lanjuti program yang telah dibuat.
belakang dari Guru Bimbingan dan Konseling.
40
Yekti Endah P, Sugiyo. / Jurnal Bimbingan Konseling 5 (1) (2016)
41
Yekti Endah P, Sugiyo. / Jurnal Bimbingan Konseling 5 (1) (2016)
mendalam tentang kinerja guru Bimbingan dan tidak terjadinya tumpang tindih antara jenis
Konseling di MAN 1 Kota Semarang. program yang satu dengan yang lain.
Teknik pengumpulan data menggunakan Bimbingan dan Konseling di MAN 1
observasi, wawancara dan dokumentasi. Kota Semarang mendapatkan dukungan
Teknik keabsahan data menggunakan uji dari Kepala Sekolah. Dukungan dari pihak
kredibilitas data dengan cara triangulasi dan sekolah sangatlah penting untuk eksistensi
analisis kasus negatif. Penelitian ini Bimbingan dan Konseling. Dukungan akan
menggunakan teknik analisis data model Miles berdampak pada proses layanan yang
and Huberman (dalam Sugiyono, 2012). kondusif. Dukungan dan kerja sama antara
Aktivitas dalam analisis data yaitu data Guru Bimbingan dan Konseling dengan
reduction, data display, dan conclusion pihak sekolah berdampak pada orang tua
drawing/verification. dan masyarakat akan jaminan akuntabilitas
program Bimbingan dan Konseling.
HASIL DAN PEMBAHASAN Prioritas dalam merencanakan
program perlu memberikan tekanan
Terdapat empat poin temuan utama dalam program mana yang harus diutamakan dan
penelitian yang akan dibahas meliputi: program mana yang dapat ditunda terlebih
1. Perencanaan program Bimbingan dan dahulu. Guru Bimbingan dan Konseling
Konseling di Madrasah Aliyah Negeri MAN 1 Kota Semarang dalam merancang
(MAN) 1 Kota Semarang program tidak begitu memaksakan karena
Berdasarkan hasil penelitian dapat kebijakan dari sekolah bahwa Guru
dianalisis bahwa kinerja Guru Bimbingan Bimbingan dan Konseling tidak
dan Konseling MAN 1 Kota Semarang mendapatkan jam masuk kelas karena
dalam hal perencanaan adalah Guru struktur Kurikulum yang ada di MAN 1
Bimbingan dan Konseling merencanakan Kota Semarang siswa tiba di sekolah
layanan yang akan diberikan kepada siswa mengikuti pelajaran dari pukul 07.00-14.30
selama satu tahun. Guru Bimbingan dan WIB kecuali hari jumat pukul 07.00-11.20
Konseling MAN 1 Kota Semarang WIB. Meskipun begitu, jam kerja Guru
merencanakan program sesuai dengan Bimbingan dan Konseling di MAN 1 Kota
kebutuhan siswa dengan melakukan need Semarang full time dalam melayani
asesment. Pada dasaanya, Guru Bimbingan kebutuhan siswa, baik di dalam kelas
dan Konseling meneliti kebutuhan/masalah maupun di luar kelas.
siswa sesuai kebutuhan tugas Dalam hal merencanakan program,
perkembangannya sehingga dapat Guru Bimbingan dan Konseling MAN 1
dipergunakan sebagai ancangan Kota Semarang melaksanakan dengan baik
penyusunan program Bimbingan dan walaupun tidak begitu memaksakan karena
Konseling. Guru Bimbingan dan Konseling tidak adanya jam masuk kelas Bimbingan
MAN 1 Kota Semarang merancang dan Konseling. Untuk kedepannya, Guru
program dari program tahunan, semesteran, Bimbingan dan Konseling bekerja sama
bulanan, mingguan, dan harian. dengan pihak sekolah agar semua rencana
Guru Bimbingan dan Konseling program yang sudah dibuat dapat
MAN 1 Kota Semarang merencanakan diaplikasikan dengan baik dan maksimal.
mulai dari layanan, media, metode, 2. Pelaksanaan program Bimbingan dan
ruangan, peralatan untuk layanan, dan dana Konseling di Madrasah Aliyah Negeri
untuk menunjang berjalannya kegiatan. (MAN) 1 Kota Semarang
Guru Bimbingan dan Konseling dalam Berdasarkan hasil penelitian dapat
merancang program dibuat batasan agar dianalisis bahwa kinerja Guru Bimbingan
dan Konseling MAN 1 Kota Semarang
42
Yekti Endah P, Sugiyo. / Jurnal Bimbingan Konseling 5 (1) (2016)
43
Yekti Endah P, Sugiyo. / Jurnal Bimbingan Konseling 5 (1) (2016)
44
Yekti Endah P, Sugiyo. / Jurnal Bimbingan Konseling 5 (1) (2016)
Bimbingan dan Konseling dapat berjalan Bimbingan dan Konseling melaksanakan sesuai
dengan lancar. dengan tugas pokoknya, ada beberapa hal yang
Setiap Guru Bimbingan dan belum terlaksana karena tidak adanya jam
Konseling dalam meningkatkan kinerja masuk kelas sehingga diperlukan kerja sama
adalah dengan adanya upaya membina dengan Guru bidang studi yang bersangkutan
kedisiplinan, meningkatkan motivasi, untuk memberikan informasi kepada siswa di
mempunyai target dalam bekerja, adanya kelas. Tanggapan beberapa siswa terhadap
penghargaan dan persepi. Guru Bimbingan Guru Bimbingan dan Konseling baik,
dan Konseling MAN 1 Kota Semarang perhatian, memotivasi, dan mendidik dan ada
dapat meningkatkan kualitasnya dengan beberapa pandangan siswa yang masih belum
mengikuti seminar, workshop, MGBK dan berani menemui Guru Bimbingan dan
kegiatan ilmiah untuk meningkatkan Konseling. Evaluasinya pada awal tahun
kemampuannya. Upaya lainnya adalah ajaran baru memberikan pengarahan lebih
adanya kerjasama yang kooperatif dari kepada siswa mengenai Bimbingan dan
Guru Bimbingan dan Konseling, Kepala Konseling. Ruangan Bimbingan dan Konseling
Sekolah dan semua pihak agar berjalan nyaman dan menuju ideal. Semua pihak
dengan baik dan lancar. membantu dan mendukung Bimbingan dan
Konseling agar semua Guru Bmbingan dan
SIMPULAN Konseling meningkatkan kualitas
profesionalnya dan kompetensinya.
Ada beberapa simpulan yang dapat Terakhir, Hambatan dalam proses
dikembangkan dari penelitian ini. Pertama, program Bimbingan dan Konseling di
Perencanaan program Bimbingan dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota
Konseling di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Semarang, semua hambatan Guru Bimbingan
1 Kota Semarang, struktur kurikulum di MAN dan Konseling mulai dari merencanakan,
1 Kota Semarang Bimbingan dan Konseling melaksanakan, dan mengevaluasi harapannya
tidak masuk kelas. Guru Bimbingan dan dapat terselesaikan dengan baik. Upayanya
Konseling tetap membuat program pada awal kerja sama antara Guru Bimbingan dan
tahun pelajaran tetapi tidak terlalu Konseling, Guru dan Kepala Madrasah. Dan
memaksakan. Guru Bimbingan dan Konseling Guru Bimbingan dan Konseling dapat
melayani siswa full time berangkat sebelum meningkatkan kompetensinya dengan
siswa datang, dan pulang setelah siswa pulang. mengikuti seminar, workshop, MGBK, dan
Kedua, pelaksanaan program Bimbingan kegiatan-kegiatan ilmiah terkait Bimbingan dan
dan Konseling di Madrasah Aliyah Negeri Konseling.
(MAN) 1 Kota Semarang, hampir semua
program yang direncanakan dilaksanakan, ada SARAN
beberapa yang belum dapat berjalan dengan
lancar karena tidak adanya jam masuk kelas 1. Pengawas
seperti memberikan layanan informasi secara Pengawas memberikan pengarahan
klasikal kepada siswa. Guru Bimbingan dan kepada Kepala MAN 1 Kota Semarang
Konseling lebih mendapatkan tugas kegiatan agar dapat meningkatan kualitas kinerja
insidental karena Guru Bimbingan dan Guru Bimbingan dan Konseling. Pengawas
Konseling lebih mengutamakan keadaan yang dapat melakukan monitoring dengan
di lapangan untuk membantu menangani mengunjungi dan mengamati kinerja Guru
siswa. Bimbingan dan Konseling di MAN 1 Kota
Ketiga, proses evaluasi program Semarang.
Bimbingan dan Konseling di Madrasah Aliyah
Negeri (MAN) 1 Kota Semarang, semua Guru
45
Yekti Endah P, Sugiyo. / Jurnal Bimbingan Konseling 5 (1) (2016)
46