Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN II

JARINGAT PENGANGKUT

Dosen Pengampu:

Dr. Evika Sandi Safitri, M.P.

Ruri Siti Resmisari, M.Si

Asisten Laboratorium:

Alviana Rochmania

Disusun Oleh:

Nama : Vivi Yenni Aryanti

NIM : 19620056

Kelas : Biologi B

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Jaringan pengangkut merupakan jaringan khusus pada tumbuh-tumbuhan yang


berfungsi sebagai jaringan untuk mengangkut zat-zast mineral (zat-zat hara dan air) yang
diserap oleh akar dari tanah atau zat-zat makanan yang telah dihasilkan pada daun untuk
disalurkan ke seluruh tubuh tumbuhan untuk hidup dan berkembang. Jaringan pengangkut atau
vascular tissue umumnya hanya terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi, karena pada tumbuhan
tingkat ini pengangkutan air dan zat-zat makanan cukup dilangsungkan dari sel ke sel (Lakitan,
1994).

Xylem merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks. Xylem terdiri dari
berbagai macam bentuk sel. Pada umumnya, sel penyusun xylem merupakan sel yang telah
mati dengan sinding sel yang sangat tebal dan tersusun dari zat lignin yang dapat juga berfungsi
sebagai jaringan penguat. Unsur-unsur xylem terdiri dari unsur trakeal, serat xylem dan
parenkim xylem (Nugroho, 2012). Pada tumbuhan primer, xylem merupakan diferensiasi dari
procambium yang terdiri dari sel-sel meristematic, kaya akan sitoplasma dan selnya memanjang
kea rah longitudinal organ. Elemen pertama dari xylem primer adalah protoxylem yang
selanjutnya berkembang menjadi metaxylem (Iserep, 1993).

Floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut zat-zat makanan


hasil fotosintesis dan mendistribusikannya dari daun ke bagian tanaman yang lain. Floem
tersusun dari berbagai macam bentuk sel, baik sel hidup maupun sel mati. Unsur-unsur pada
floem meliputi unsur tapis sel, pengiring sel, albumin, serat-serat floem dan parenkim floem
(Nugroho, 2012). Floem primer, sama halnya dengan xylem primer berasal dari procambium.
Floem primer terdiri dari protofloem dan meta floem. Floem juga dapat dibedakan menjadi
floem primer dan floem sekunder (Iserep, 1993).

Allah SWT. berfirman dalam Q.S. An-Nahl ayat 10, yang berbunyi:

‫} يُ ْن ِبتُ لَ ُك ْم‬10{ َ‫س ْي ُم ْون‬ َ ُ ‫اب َّو ِم ْنه‬


ِ ُ ‫ش َج ٌرفِ ْي ِه ت‬ ٌ ‫آء َمآ ًءلَّ ُك ْم ِم ْنهً ش ََر‬ِ ‫س َم‬ َّ ‫ُه َوالَّذِي أ َ ْن َز َل ِمنَ ال‬
}11{ َ‫ت إِنَّ فِ ْي ذَا ِلكَ َْلَيَةً ِلقَ ْو ِم يَّتَفَك َُّر ْون‬ َ َ‫الز ْيت ُ ْونَ َوالنَّ ِخ ْي َل َو ْاْل َ ْعن‬
ِ ‫اب َو ِم ْن ك ُِل الث َّ َم َرا‬ َّ ‫ع َو‬ َّ ‫ِب ِه‬
َ ‫الز ْر‬
Artinya: “Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu,
sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu
menggembalakan ternakmu. Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan untuk kamu tanam-
tanaman, zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir.

Dari ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Allah SWT. menciptakan berbagai
macam tumbuhan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan manusia dan membawa maslahat
di dalamnya. Oleh karena itu, kita sebagai manusia makhluk paling tinggi kedudukannya di
hadapan Allah sudah sepantasnya mensyukuri akan hal tersebut. Bentuk rasa syukur manusia
terhadap ciptaan-Nya beragam, salah satunya ialah dengan menuntut ilmu. Melalui praktikum
ini, secara tidak langsung juga merupakan bentuk rasa syukur kita atas keberadaan tumbuh-
tumbuhan di sekitar. Dengan kata lain, mempelajari berbagai macam jaringan tumbuhan dan
sel-sel penyusunnya merupakan suatu bentuk tawakal kepada Allah.

Xylem dan floem merupakan bagian tubuh tumbuhan yang berupa organ mikroskopis.
Oleh karena itu, praktikum ini penting dilakukan guna mengetahui letak, bentuk, serta susunan
dari jaringan pembuluh pada tumbuhan.

1.2.Tujuan Praktikum
1. Mengamati komponen-komponen jaringan angkut xilem (unsur-unsur vasal).
2. Mengamati komponen-komponen jaringan angkut floem (unsur-unsur kibral).
3. Mengamati susunan berkas pengangkut dalam organ tumbuhan.
4. Mengamati macam-macam tipe berkas pengangkut.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut merupakan jaringan khusus pada tumbuh-tumbuhan yang


berfungsi sebagai jaringan untuk mengangkut zat-zast mineral (zat-zat hara dan air) yang
diserap oleh akar dari tanah atau zat-zat makanan yang telah dihasilkan pada daun untuk
disalurkan ke seluruh tubuh tumbuhan untuk hidup dan berkembang. Jaringan pengangkut atau
vascular tissue umumnya hanya terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi, karena pada tumbuhan
tingkat ini pengangkutan air dan zat-zat makanan cukup dilangsungkan dari sel ke sel (Lakitan,
1994).

Jaringan angkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari xylem dan floem. Xylem
terdiri dari unsur-unsur yang berupa trakeid, trakeida, serabut, serta parenkim. Fungsi utama
xylem ialah untuk mengangkut air dan zat hara dari dalam tanah, sedangkan floem berfungsi
mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh tumbuhan yang membutuhkan
(Nugroho, 2012). Tumbuhan yang mempunyai jaringan pengangkut disebut tumbuhan
vascular, termasuk di dalamnya pteridophyte dan spermatophyte. Dari kedua bagian jaringan
pengangkut ini, xylem memiliki struktur yang lebih tegar sehingga dapat utuh bahkan ketika
tumbuhan tersebut telah berubah menjadi fosil, sehingga dapat dipakai sebagai bahan
identifikasi bagi tumbuhan vascular (Salisbury, 1995).

Baik xylem maupun floem, biasanya membentuk berkas atau untaian dalam tubuh
tumbuhan dan biasanya sejajar dengan sumbu organ yang menjadi tempatnya. Pada batang
berkayu, umumnya bergabung dengan berkas floem dalam suatu ikatan berkas pembuluh yang
berkesinambungan di seluruh tubuh tumbuhan. Baik pada akar, daun, batang hingga cabangnya
yang terkecil (Savitri, 2008).

2.2.Jenis-Jenis Jaringan Pengangkut


2.2.1. Xylem

Xylem merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks. Xylem terdiri dari
berbagai macam bentuk sel. Pada umumnya, sel penyusun xylem merupakan sel yang telah
mati dengan sinding sel yang sangat tebal dan tersusun dari zat lignin yang dapat juga
berfungsi sebagai jaringan penguat. Unsur-unsur xylem terdiri dari unsur trakeal, serat xylem
dan parenkim xylem (Nugroho, 2012). Pada tumbuhan primer, xylem merupakan
diferensiasi dari procambium yang terdiri dari sel-sel meristematic, kaya akan sitoplasma
dan selnya memanjang kea rah longitudinal organ. Elemen pertama dari xylem primer adalah
protoxylem yang selanjutnya berkembang menjadi metaxylem (Iserep, 1993).

Xylem merupakan jaringan kompleks yang tersusun atas dua tipe sel, yaitu trakeid
dan unsur pembuluh. Trakeid dan unsur pembuluh tersusun saling bertumpuk pada ujungnya
membentuk suatu saluran. Saluran tersebut berfungsi mengalirkan air dari akar menuju
batang dan daun untuk proses fotosintesis (Hidayat, 1995). Unsur-unsur pembuluh
umumnya lebih lebar, lebih pendek, berdinding tipis, dan kurang meruncing dibandingkan
trakeid. Unsur-unsur pembuluh tersusun dengan ujung yang saling bersentuhan, membentuk
pipa mikro Panjang yang disebut pembuluh. Dinding ujung dari unsur pembuluh memiliki
lempeng berlubang-lubang yang mengalirkan air secara bebas melalui pembuluh (Neil,
2008).

Susunan xylem merupakan suatu jaringan pengangkut yang serba kompleks, terdiri
dari berbagai bentuk sel. Sel-sel penyusun xylem berupa sel mati, tetapi terdapat beberapa
sel yang ditemukan masih hidup. Pada umumnya, sel-sel penyusun xylem telah mati dengan
sel yang tebal dan mengandung lignin. Sehingga para ahli beranggapan bahwa selain
berfungsi sebagai jaringan pengangkut air dan zat-zat hara, xylem juga berfungsi sebagai
jaringan penguat (Sutrian, 2011).

Menurut Nugroho (2012), unsur-unsur xylem terdiri dari beberapa unsur, diantaranya
ialah sebagai berikut:

1) Unsur Trakeal
Unsur trakeal merupakan unsur yang bertugas dalam pengangkutan air beserta
zat terlarut di dalamnya, dengan sel-sel yang memanjang, tidak mengandung protoplas
(bersifat mati), dinding sel berlignin, dan memiliki macam-macam noktah. Unsur trakeal
terdiri dari dua macam sel, yaitu trakea dan trakeid (Nugroho, 2012). Trakeid adalah sel-
sel yang memanjang dan tipis dengan ujung meruncing. Air bergerak dari sel ke sel
terutama melalui ceruk, sehingga air tidak perlu menyeberangi dinding sekunder yang
tebal. Dinding sekunder trakeid tersusun atas lignin, yang mencegah sel-sel runtuh akibat
tegangan transport air dan juga memberi dukungan (Neil, 2008).
2) Serat Xilem
Serat xylem merupakan sel panjang dengan dinding sekunder yang biasanya
berlignin. Terdapat dua macam serat pada tumbuhan, yakni erat trakeid dan serat
labriform. Serat labriform memiliki ukuran lebih panjang dan dinding selnya lebih tebal
dibandingkan dengan serat trakeid. Terdapat noktoh sederhana pada serat labriform,
sedangkan serat trakeid memiliki noktah terlindung (Nugroho, 2012).
3) Parenkim Xilem
Parenkim xylem umumnya tersusun dari sel-sel yang masih hidup. Parenkim ini
dijumpai pada xylem primer maupun sekunder. Pada xylem sekunder, dijumpai dua
macam parenkim, yaitu parenkim katup dan parenkim jari-jari empulur (Nugroho, 2012).
2.2.2. Floem

Floem dan xylem membentuk system jaringan pengangkut di dalam tumbuhan


berpembuluh. Baik xylem maupun floem merupakan jaringan yang rumit. Penyusun floem
adalah unsur tapisan yang membantu pengangkutan hasil fotosintesis. Selain itu, terdapat sel
parenkim khusus, yaitu sel penjaga dan sel beralbumin yang berkaitan fungsinya dengan
unsur tapisan (Mulyani, 2006). Sel tapis atau floem merupakan sel berbentuk memanjang
yang ujungnya meruncing di bidang tangensial dan membulat di bidang radial. Dindingnya
bersifat lateral dan banyak mengandung daerah tapis yang berpori. Komponen pembuluh
tapis biasanya lebih pendek dari sel tapis, dinding ujung miring sampai datar. Komponen
pembuluh tapis mempunyai dinding ujung saling berlekatan dengan ujung sel di bawahnya
atau sel di atasnya membentuk deretan sel memanjang yang disebut pembuluh tapis
(Hidayat, 1995).

Floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut zat-zat makanan


hasil fotosintesis dan mendistribusikannya dari daun ke bagian tanaman yang lain. Floem
tersusun dari berbagai macam bentuk sel, baik sel hidup maupun sel mati. Unsur-unsur pada
floem meliputi unsur tapis sel, pengiring sel, albumin, serat-serat floem dan parenkim floem
(Nugroho, 2012). Floem primer, sama halnya dengan xylem primer berasal dari
procambium. Floem primer terdiri dari protofloem dan meta floem. Floem juga dapat
dibedakan menjadi floem primer dan floem sekunder (Iserep, 1993).

Menurut perkembangannya, xylem maupun floem dapat dibedakan bagian primer


(xylem primer dan floem primer) dan bagian sekunder (xylem sekunder dan floem
sekunder). Bagian jaringan pembuluh primer mengalami diferensiasi ketika tubh primer
dibentuk oleh procambium. Bagian jaringan pembuluh sekunder merupakan hasil dari
aktivitas cambium pembuluh (Savitri, 2008).

Menurut Nugroho (2012), floem tersusun dari berbagai macam bentuk sel-sel yang
bersifat hidup dan juga mati. Floem terdiri dari beberapa unsur, diantaranya ialah sebagai
berikut:
1) Unsur-Unsur Tapis
Ciri klas dari unsur tapis adalah adanya daerah tapis di dindingnya dan inti sel
menghilang dari protoplas. Daerah tapis diartikan sebagai daerah noktah yang
termodifikasi dan tampak sebagai daerah cekung di dinding yang berpori-pori. Pori-pori
tersebut dilalui oleh plasmodesmata yang menghubungkan dua unsur tapis yang
berdampingan. Sel-sel tapis merupakan sel panjang yang ujungnya meruncing di bidang
tangensial dan membulat di bidang radial. Dinding lateral mengandung daerah tapis yang
berpori. Pada komponen bulu tapis, dinding ujungnya saling berdekatan dengan dinding
ujung sel di bawahnya atau atasnya sehingga membentuk deretan sel-sel memanjang
yang disebut pembuluh tapis (Nugroho, 2012).
2) Sel Pengiring
Sel pengiring berhubungan erat dengan pembuluh tapis. Sel-sel pengiring
biasanya merupakan untaian atau deretan yang menyerupai sel parenkim dengan sel-sel
yang bersifat hidup. Sel pengiring diduga berperan dalam keluar masuknya zat-zat
makanan melalui pembuluh tapis (Nugroho, 2012).
3) Sel Albumin
Sel albumin merupakan sel-sel jari-jari empulur dan sel-sel parenkim buluh tapis
yang banyak mengandung zat putih telur dan terletak dekat dengan sel-sel tapis pada
tumbuhan Gymnospermae. Diduga sel-sel albumin memiliki fungsi serupa dengan sel
pengiring (Nugroho, 2012).
4) Serat-serat Floem
Letak serat-serat floem pada berkas floem bervariasi. Pada floem primer, serat
terdapat di bagian jaringan sebelah luar yang awalnya berkelompok membentuk suatu
klaster atau masa yang dalam perkembangannya akan menjadi homogeny, sedangkan
pada floem sekunder letak serat mengikuti berbagai pola. Serat dewasa dapat bersifat
hidup maupun mati. Serat hidup dapat juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan
cadangan makanan (Nugroho, 2012).
5) Parenkim Floem
Parenkim floem merupakan jaringan parenkim biasa yang terletak di bagian
buluh tapis. Parenkim ini tersusun atas sel hidup yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan zat-zat tepung, lemak, dan zat-zat organic lainnya (Nugroho, 2012).
2.3.Tipe-Tipe Berkas Pembuluh

System jaringan pembuluh primer merupakan system jaringan pembuluh pada


tumbuhan yang belum menghasilkan cambium pembuluh. System jaringan pembuluh primer
terdiri dari sejumlah berkas pembuluh yang ukurannya berbeda-beda. Posisi xylem dan floem
dalam suatu berkas atau juga disebut ikatan pembuluh bermacam-macam (Hidayat, 1995).
Pada penampang melintang, ikatan pembuluh dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
diantaranya sebagai berikut:

1) Ikatan pembuluh kolateral


Berkas pembuluh kolateral ditandai dengan letak floem yang berada di sebelah luar
xylem. Berkas pembuluh tipe ini yang paling sering ditemukan di jaringan pengangut
pada tumbuhan. Tipe ini dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
a) Kolateral tertutup
Pada kolateral tertutup, di antara pembuluh xylem dan floem tidak terdapat
cambium. Dalam hal ini, parenkim berfungsi sebagai penghubung antara keduanya.
Berkas pengangkut tipe kolateral tertutup terdapat pada tumbuhan monokotil. Tidak
jarang pula berkas pengangkut letaknya dikelilingi oleh jaringan sklerenkim
(Sutrian, 2011).
b) Kolateral terbuka
Ciri utama yang terdapat pada berkas pembuluh kolateral terbuka ialah adanya
cambium dalam berkas ini, yang berfungsi sebagai jaringan penghubung antara
floem dan xylem. Selain itu, dapat juga berperan dalam membentuk pembuluh floem
ke arah luar dan membentuk pembuluh xylem sekunder ke arah dalam. Berkas
pengangkut tipe kolateral terbuka terdapat pada tumbuhan dikotil. Kambium dalam
batang pada penampang melintang biasanya merupakan lingkaran yang dikenal
sebagai kambium vaskular, yaitu kambium yang terletak dalam berkas pengangkut
dan kambium intravasikular, yaitu kambium yang terletak di luar berkas pengangkut
(Sutrian, 2011).
2) Ikatan pembuluh bikolateral
Berkas pembulur ini tersusun seperti pada kolateral, namun terdapat floem di sebelah
dalam xylem sehingga ada floem eksternal dan floem internal. Ikatan pembuluh seperti
ini ditemukan pada beberapa familia, seperti Cucurbitaceae, dan Solanaceae (Hidayat,
1995).
3) Ikatan pembuluh konsentris
a) Konsentris amphikibral, yaitu dimana terdapat floem yang mengelilingi xylem.
Berkas pembuluh amphikibral sering terdapat pada tumbuhan paku dan juga
terdapat sebagai ikatan pembuluh kecil pada bunga, buah, dan biji Angiospermae.
b) Konsentris amphivasal, yaitu berkas pembuluh dengan susunan xylem mengelilingi
floem. Berkas pembuluh tipe ini ditemukan pada beberapa tumbuhan dikotil, seperti
ikatan pembuluh medulla pada Begonia, dan ditemukan juga pada tumbuhan
monokotil seperti pada family Liliaceae (Hidayat, 1995).
4) Ikatan pembuluh radial
Berkas pembuluh radial terletak pada akar, dengan susunan letak berkas xylem
bergantian dan berdampingan dengan berkas floem. Susunan seperti inilah yang disebut
sebagai susunan radial (Hidayar, 1995). Tipe berkas pengangkut radial yaitu tipe berkas
pengangkut dimana xylem dan floem tersusun berselang-seling bergantian menurut arah
jari-jari lingkaran (Hapsari et al, 2018).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Alat dan Bahan


3.1.1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini ialah sebagai berikut:
1. Mikroskop majemuk (cahaya) 1 buah
2. Gelas benda dan penutup 8 buah
3. Kuas 1 buah
4. Pinset kecil 1 buah
5. Jarum preparat 1 buah
6. Pipet tetes 1 buah
7. Silet 1 buah
8. Kobokan secukupnya
9. Lap 1 buah
3.1.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini ialah sebagai berikut:
1. Air secukupnya
2. Batang Cordyline sp. 1 buah
3. Batang Asplenium nidus 1 buah
4. Batang Amaranthus sp. 1 buah
5. Batang Hibiscus rosa-sinensis 1 buah
6. Batang Zea mays 1 buah
7. Batang Capsicum frutescens 1 buah
8. Akar Nelumbo lutea 1 buah
9. Akar Anthurium plowmanii 1 buah
3.2.Langkah Kerja
Langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini ialah sebagai berikut.
3.2.1. Pengamatan pada batang Cordyline sp.
1. Diambil preparat irisan melintang batang Cordyline sp.
2. Diamati di bawah mikroskop.
3. Diperhatikan susunan berkas pengangkutnya.
4. Ditentukan tipe berkas pengangkutnya.
5. Digambar dan diberi keterangan lengkap.
3.2.2. Pengamatan pada batang Asplenium nidus
1. Diambil preparat irisan melintang batang Asplenium nidus
2. Diamati di bawah mikroskop.
3. Diperhatikan susunan berkas pengangkutnya.
4. Ditentukan tipe berkas pengangkutnya.
5. Digambar dan diberi keterangan lengkap.
3.2.3. Pengamatan pada batang Amaranthus sp.
1. Diambil preparat irisan melintang batang Amaranthus sp.
2. Diamati di bawah mikroskop.
3. Diperhatikan susunan berkas pengangkutnya.
4. Ditentukan tipe berkas pengangkutnya.
5. Digambar dan diberi keterangan lengkap.
3.2.4. Pengamatan pada batang Hibiscus rosa-sinensis
1. Diambil preparat irisan melintang batang Hibiscus rosa-sinensis
2. Diamati di bawah mikroskop.
3. Diperhatikan susunan berkas pengangkutnya.
4. Ditentukan tipe berkas pengangkutnya.
5. Digambar dan diberi keterangan lengkap.
3.2.5. Pengamatan pada batang Zea mays
1. Diambil preparat irisan melintang batang Zea mays
2. Diamati di bawah mikroskop.
3. Diperhatikan susunan berkas pengangkutnya.
4. Ditentukan tipe berkas pengangkutnya.
5. Digambar dan diberi keterangan lengkap.
3.2.6. Pengamatan pada batang Capsicum frustescens
1. Diambil preparat irisan melintang batang Capsicum frutescens
2. Diamati di bawah mikroskop.
3. Diperhatikan susunan berkas pengangkutnya.
4. Ditentukan tipe berkas pengangkutnya.
5. Digambar dan diberi keterangan lengkap.
3.2.7. Pengamatan pada Akar Nelumbo lutea
1. Diambil preparat irisan melintang batang Nelumbo lutea
2. Diamati di bawah mikroskop.
3. Diperhatikan susunan berkas pengangkutnya.
4. Ditentukan tipe berkas pengangkutnya.
5. Digambar dan diberi keterangan lengkap.
3.2.8. Pengamatan pada Akar Anthurium plowmanii
1. Diambil preparat irisan melintang batang Anthutium plowmanii
2. Diamati di bawah mikroskop.
3. Diperhatikan susunan berkas pengangkutnya.
4. Ditentukan tipe berkas pengangkutnya.
5. Digambar dan diberi keterangan lengkap.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Cordyline fruticose
4.1.1. Tabel hasil pengamatan

Hasil pengamatan berkas pembuluh pada batang Cordyline fruticosa dengan


perbesaran 100x.

Foto Pengamatan Foto Literatur

1
1

(Zinkgraf et al, 2017)


Keterangan:
1. Xylem
2. Floem

4.1.2. Klasifikasi

Menurut Bailey (1942), klasifikasi dari tumbuhan Cordyline fruticosa ialah sebagai
berikut:

Kindom : Plantae

Division : Spermatophyta

Subdivision : Angiospermae

Class : Monocotyledonae

Order : Liliflorae

Family : Liliaceae
Genus : Cordyline

Species : Cordyline fruticosa

4.1.3. Pembahasan

Tabel di atas merupakan hasil pengamatan berkas pembuluh pada sayatan


melintang batang Cordyline fruticosa, yang diamati di bawah mikroskop dengan
perbesaran 100x. Berdasarkan hasil pengamatan, sayatan melintang batang Cordyline
fruticosa memperlihatkan struktur jaringan pengangkut berupa xylem dan floem, dengan
susunan xylem mengelilingi floem. Berdasarkan ciri tersebut, dapat disimpulkan bahwa
batang Cordyline fruticosa memiliki berkas pembuluh dengan tipe konsentris amphivasal.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh penelitian Zinkgraf et al (2017), yang mengungkapkan
bahwa ikatan pembuluh vascular sekunder pada batang Cordyline fruticosa memiliki
susunan amphivasal, dimana xylem (XY) mengelilingi floem (PH). Hal ini sesuai dengan
pernyataan Hidayat (1995), yang menyatakan bahwa konsentris amphivasal ialah berkas
pembuluh dengan susunan xylem mengelilingi floem yang terdapat di tumbuhan monokotil
khususnya pada family Liliaceae.

4.2.Asplenium nidus
4.2.1. Tabel hasil pengamatan

Hasil pengamatan berkas pembuluh pada batang Asplenium nidus dengan


perbesaran 400x.

Foto Pengamatan Foto Literatur

(Leroux et al, 2007)


Keterangan:
X : Xylem
Phl: Floem
4.2.2. Klasifikasi

Menurut Tjitrosoepomo (2008), klasifikasi dari tanaman Asplenium nidus ialah


sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Division : Pteridophyta
Class : Polipodiopsida
Order : Polypodiales
Family : Aspleniaceae
Genus : Asplenium
Species : Asplenium nidus
4.2.3. Pembahasan

Tabel di atas merupakan hasil pengamatan berkas pembuluh pada sayatan


melintang batang Asplenium nidus, yang diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran
400x. Berdasarkan hasil pengamatan, sayatan melintang batang Asplenium nidus
memperlihatkan struktur jaringan pengangkut berupa xylem dan floem, dengan susunan
floem mengelilingi xylem. Berdasarkan ciri tersebut, dapat disimpulkan bahwa batang
Asplenium nidus memiliki berkas pengangkut dengan tipe konsentris amphikibral. Hal ini
sesuai dengan Hidayat (1995), yang menyatakan bahwa konsentris amphikibral ialah tipe
berkas pembuluh dimana terdapat floem yang mengelilingi xylem. Hidayat (1995) juga
menambahkan bahwa berkas pembuluh tipe ini sering terdapat pada tumbuhan paku-
pakuan dan beberapa tumbuhan berbiji.

4.3.Amaranthus sp.
4.3.1. Tabel hasil pengamatan

Hasil pengamatan berkas pembuluh pada batang Amaranthus sp. dengan perbesaran
400x.

Foto Pengamatan Foto Literatur


1 3

2
2
1
3

(Ozimede et al, 2019)


Keterangan:
1. Xylem
2. Cambium
3. Floem

4.3.2. Klasifikasi

Menurut Rukmana (1994), klasifikasi dari tanaman Amaranthus sp. ialah sebagai
berikut:

Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Caryophyllales
Family : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Species : Amaranthus sp.
4.3.3. Pembahasan

Tabel di atas merupakan hasil pengamatan berkas pembuluh pada sayatan


melintang batang Amaranthus sp., yang diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran
400x. Berdasarkan hasil pengamatan, sayatan melintang batang Amaranthus sp.
memperlihatkan struktur jaringan pengangkut berupa xylem dan floem, dengan
penghubung berupa kambium di antara jaringan pengangkut. Berdasarkan ciri tersebut,
dapat disimpulkan bahwa batang Amaranthus sp. memiliki berkas pembuluh dengan tipe
kolateral terbuka. Hal ini sejalan dengan Sutrian (2011), yang menyatakan bahwa berkas
pembuluh kolateral terbuka ditandai dengan adanya cambium dalam berkas ini, yang
berfungsi sebagai jaringan penghubung antara floem dan xylem. Sutrian (2011), juga
menambahkan bahwa berkas pembuluh tipe ini banyak ditemukan pada batang tumbuhan
dikotil.

4.4.Hibiscus rosa-sinensis
4.4.1. Tabel hasil pengamatan
Hasil pengamatan berkas pembuluh pada batang Hibiscus rosa-sinensis dengan
perbesaran 100x.

Foto Pengamatan Foto Literatur

3
3

2
2
1
1

(Sayed et al, 2012)


Keterangan:
1. Xylem
2. Kambium
3. Floem

4.4.2. Klasifikasi

Menurut Lawrence (1951), klasifikasi dari tanaman Hibiscus rosa-sinensis ialah


sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Subdivision : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Order : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Species : Hibiscus rosa-sinensis
4.4.3. Pembahasan

Tabel di atas merupakan hasil pengamatan berkas pembuluh pada sayatan


melintang batang Hibiscus rosa-sinensis, yang diamati di bawah mikroskop dengan
perbesaran 100x. Berdasarkan hasil pengamatan, sayatan melintang batang Hibiscus rosa-
sinensis memperlihatkan struktur jaringan pengangkut berupa xylem dan floem, yang
keduanya dihubungkan oleh kambium. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sayed et al
(2012), yang dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa batang Hibiscus rosa-sinensis
memiliki berkas pembuluh dengan tipe kolateral terbuka, dimana jaringan vascular
tersusun atas floem pada bagian luar dan xylem pada bagian dalam dengan cambium yang
menghubungkan keduanya. Hal ini diperkuat oleh Sutrian (2011), yang menyatakan bahwa
berkas pembuluh kolateral terbuka ditandai dengan adanya cambium dalam berkas ini,
yang berfungsi sebagai jaringan penghubung antara floem dan xylem. Sutrian (2011), juga
menambahkan bahwa berkas pembuluh tipe ini banyak ditemukan pada batang tumbuhan
dikotil.

4.5.Zea mays
4.5.1. Tabel hasil pengamatan

Hasil pengamatan berkas pembuluh pada batang Zea mays dengan perbesaran 400x.

Foto Pengamatan Foto Literatur

2 1

(Willemse dan Outer, 1988)


Keterangan:
1. Xylem
2. Floem

4.5.2. Klasifikasi

Menurut Tjitrosoepomo (1983), klasifikasi dari tanaman Zea mays ialah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Subdivision : Angiospermae
Class : Monocotyledoneae
Order : Graminae
Family : Graminaceae
Genus : Zea
Species : Zea mays L.
4.5.3. Pembahasan

Tabel di atas merupakan hasil pengamatan berkas pembuluh pada sayatan


melintang batang Zea mays, yang diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x.
Berdasarkan hasil pengamatan, sayatan melintang batang Zea mays memperlihatkan
struktur jaringan pengangkut berupa xylem dan floem tanpa adanya kambium sebagai
pembatas. Berdasarkan ciri tersebut, dapat disimpulkan bahwa batang Zea mays memiliki
berkas pembuluh dengan tipe kolateral tertutup. Hal ini sesuai dengan penelitian Willemse
dan Outer (1988), yang mengungkapkan bahwa batang Zea mays memiliki tipe berkas
pembuluh kolateral tertutup yang ditandai dengan adanya xylem dan floem tanpa dibatasi
dan dihubungkan oleh cambium. Hal ini diperkuat oleh Sutrian (2011), yang menyatakan
bahwa pada kolateral tertutup, di antara pembuluh xylem dan floem tidak terdapat
cambium. Sutrian (2011), juga menambahkan bahwa berkas pengangkut tipe kolateral
tertutup terdapat pada tumbuhan monokotil.

4.6.Capsicum frutescens
4.6.1. Tabel hasil pengamatan

Hasil pengamatan berkas pembuluh pada batang Capsicum frutescens dengan


perbesaran 100x.

Foto Pengamatan Foto Literatur

3
1

1
2
2 3
(Wahua et al, 2013)
Keterangan:
1. Floem
2. Xylem
3. Floem

4.6.2. Klasifikasi

Menurut Warisno dan Dahana (2010), klasifikasi dari tanaman Capsicum frutescens
ialah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Order : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Capsicum
Species : Capsicum frutescens L.
4.6.3. Pembahasan

Tabel di atas merupakan hasil pengamatan berkas pembuluh pada sayatan


melintang batang Capsicum frutescens, yang diamati di bawah mikroskop dengan
perbesaran 100x. Berdasarkan hasil pengamatan, sayatan melintang batang Capsicum
frutescens memperlihatkan struktur jaringan pengangkut berupa xylem dan floem, dimana
xylem terletak di antara dua floem yang terletak di bagian luar dan dalam. Berdasarkan ciri
tersebut, batang Capsicum frutescens memiliki berkas pembuluh dengan tipe bikolateral.
Hal ini sesuai dengan penelitian Wahua et al (2013), yang mengungkapkan bahwa batang
Capsicum frutescens memiliki berkas pembuluh tipe bikolateral yang ditandai dengan
adanya dua flloem pada bagian luar dan dalam, dan terdapat xylem di antara floem tersebut.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan Hidayat (1995), yang menyatakan bahwa berkas
pembuluh bikolateral tersusun seperti pada kolateral, namun terdapat floem di sebelah
dalam xylem sehingga ada floem eksternal dan floem internal. Hidayat (1995), juga
menambahkan bahwa ikatan pembuluh seperti ini ditemukan pada beberapa familia, seperti
Cucurbitaceae, dan Solanaceae.

4.7.Nelumbo lutea
4.7.1. Tabel hasil pengamatan
Hasil pengamatan berkas pembuluh pada akar Nelumbo lutea dengan perbesaran
100x.

Foto Literatur

(Seago dan Fernando, 2013)


Keterangan:
1. Xylem
2. Floem
4.7.2. Klasifikasi

Berdasarkan USDA (2020), klasifikasi dari tanaman Nelumbo lutea ialah


sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivision : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Subclass : Magnoliidae

Order : Nymphaeales

Family : Nelumbonaceae

Genus : Nelumbo Adans.

Species : Nelumbo lutea Wild.

4.7.3. Pembahasan
Tabel di atas merupakan hasil pengamatan berkas pembuluh pada sayatan
melintang akar Nelumbo lutea, yang diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x.
Berdasarkan hasil pengamatan, sayatan melintang akar Nelumbo lutea memperlihatkan
struktur jaringan pengangkut berupa xylem dan floem, dengan susunan melingkar dan
berseling-seling. Berdasarkan ciri tersebut, dapat disimpulkan bahwa akar Nelumbo lutea
memiliki berkas pembuluh dengan tipe radial poliark ditandai dengan xylem yang
berjumlah banyak. Hal ini sesuai dengan penelitian Seago dan Fernando (2013), yang
mengungkapkan bahwa akar Nelumbo lutea memiliki berkas pembuluh dengan tipe radial
poliark dengan inti yang mengalami sklerifikasi. Hal ini diperkuat oleh Hidayat (1995),
yang menyatakan bahwa berkas pembuluh radial terletak pada akar, dengan susunan letak
berkas xylem bergantian dan berselang-seling dengan berkas floem.

4.8.Anthurium plowmanii
4.8.1. Tabel hasil pengamatan

Hasil pengamatan berkas pembuluh pada akar Anthurium plowmanii dengan


perbesaran 100x.

Foto Literatur

(Nurhayati et al, 2016)


Keterangan:
F: Floem
X: Xylem
E: Empulur
4.8.2. Klasifikasi

Menurut Budhiprawira dan Saraswati (2002), klasifikasi dari tanaman


Anthurium plowmanii ialah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Subdivision : Angiospermae
Class : Monocotyledonae
Order : Arecales
Family : Araceae
Genus : Anthurium
Species : Anthurium plowmanii
4.8.3. Pembahasan

Tabel di atas merupakan hasil pengamatan berkas pembuluh pada sayatan


melintang batang Anthurium plowmanii, yang diamati di bawah mikroskop dengan
perbesaran 100x. Berdasarkan hasil pengamatan, sayatan melintang batang Anthurium
plowmanii memperlihatkan struktur jaringan pengangkut berupa xylem dan floem, dengan
susunan xylem terletak berselang-seling dengan floem secara melingkar dan di bagian
tengah terdapat empulur. Hal ini sesuai dengan penelitian Nurhayati et al (2016), yang
mengungkapkan bahwa berkas pembuluh pada akar Anthurium plowmanii menunjukkan
system umum jaringan pembuluh pada akar monokotil, yang tersusun secara radial yaitu
xylem yang terletak bergantian dengan floem. Menurut Hidayat (1995), pola ini disebut
poliark dengan empulur pada bagian tengah.
BAB V

PENUTUP

5.1.Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum dengan judul “Jaringan Pengangkut” ialah sebagai berikut:
1. Xylem merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks. Xylem terdiri dari
berbagai macam bentuk sel. Pada umumnya, sel penyusun xylem merupakan sel yang
telah mati dengan sinding sel yang sangat tebal dan tersusun dari zat lignin yang dapat
juga berfungsi sebagai jaringan penguat. Unsur-unsur xylem terdiri dari unsur trakeal,
serat xylem dan parenkim xylem. Pada tumbuhan primer, xylem merupakan diferensiasi
dari procambium yang terdiri dari sel-sel meristematic, kaya akan sitoplasma dan selnya
memanjang kea rah longitudinal organ. Elemen pertama dari xylem primer adalah
protoxylem yang selanjutnya berkembang menjadi metaxylem.
2. Floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut zat-zat makanan
hasil fotosintesis dan mendistribusikannya dari daun ke bagian tanaman yang lain.
Floem tersusun dari berbagai macam bentuk sel, baik sel hidup maupun sel mati. Unsur-
unsur pada floem meliputi unsur tapis sel, pengiring sel, albumin, serat-serat floem dan
parenkim floem. Floem primer, sama halnya dengan xylem primer berasal dari
procambium. Floem primer terdiri dari protofloem dan meta floem. Floem juga dapat
dibedakan menjadi floem primer dan floem sekunder.
3. Baik xylem maupun floem, biasanya membentuk berkas atau untaian dalam tubuh
tumbuhan dan biasanya sejajar dengan sumbu organ yang menjadi tempatnya. Pada
batang berkayu, umumnya bergabung dengan berkas floem dalam suatu ikatan berkas
pembuluh yang berkesinambungan di seluruh tubuh tumbuhan. Baik pada akar, daun,
batang hingga cabangnya yang terkecil.
4. Berkas pengangkut pada tumbuhan dibedakan menjadi beberapa tipe. Tipe pertama
yaitu tipe kolateral, yang masih dibedakan lagi menjadi kolateral terbuka dan kolateral
tertutup. Kolateral terbuka ditandai dengan adanya xylem dan floem yang dihubungkan
oleh cambium di tengahnya, yang umumnya tipe pembuluh ini terdapat pada tumbuhan
dikotil. Kolateral tertutup ditandai dengan adanya xylem dan floem tanpa dibatasi oleh
cambium, yang umumnya terdapat pada tumbuhan monokotil. Tipe bikolateral, yang
ditandai dengan adanya xylem yang diapit oleh dua floem pada sisi enternal dan
eksternal. Tipe selanjutnya ialah konsentris amphikibral, yang ditandai dengan adanya
floem yang mengelilingi xylem dan umumnya terdapat pada tumbuhan paku. Tipe
konsentris amphivasal, yang ditandai dengan adanya xylem yang mengelilingi floem
dan umumnya terdapat pada tumbuhan dikotil dan monokotil pada family Liliaceae.
Tipe yang terakhir ialah tipe radial. Berkas pembuluh tipe ini terdapat pada akar baik
dikotil maupun monokotil yang ditandai dengan adanya xylem yang terletak secara
berselang-seling dengan floem dan tersusun secara melingkar.
5.2.Saran
Praktikum dengan judul “Jaringan Pengangkut” telah terlaksana dengan baik dan
teratur. Saran terhadap praktikum selanjutnya ialah agar praktikan tetap focus dan bersungguh-
sungguh dalam menjalankan praktikum, mengingat praktikum kali ini hanya diadakan secara
online dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan praktikum secara
langsung di laboratorium. Dengan pemahaman yang baik meskipun hanya secara online,
diharapkan di waktu yang akan datang para praktikan tetap bisa menjalankan praktikum secara
langsung di laboratorium dengan tanpa kesulitan.
DAFTAR PUSTAKA

Bailey, L. H. 1942. The Standard Cyclopedia of Horticulture (Vol III). New York: The
Macmillan Company.

Budhiprawira, S. dan Saraswati. 2002. Anthurium. Jakarta: Penebar swadaya.

Hapsari, A. T., Darmanti, S., dan Hastuti, E. D. 2018. Pertumbuhan Batang, Akar dan Daun
Gulma Katumpangan (Pilea microphylla (L.) Liebm.). Bulletin Anatomi dan Fisiologi.
3(1): 79-84.

Hidayat, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.

Iserep, S. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Bandung: ITB.

Lakitan, B. 1994. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Palembang: Universitas Sriwijaya.

Lawrence, G. H. M. 1951. Taxonomy of Vascular Plants. New York: The Macmillan Company.

Leroux, O. et al. 2007. Intercellular Pectic Protuberances in Asplenium: New Data on their
Composition and Origin. Oxford Journal: Annals of Botany. 100: 1165-1173.

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi tumbuhan. Penerbit Kansius Anggota IKAPI : Yogyakarta.

Neil, A. Campbell et al. 2005. Biologi (Edisi Kedelapan). Jakarta: Erlangga.

Nugroho, L. H. et al. 2012. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Nurhayati, Mukarlina, dan Linda, R. 2016. Struktur Anatomi Akar, Batang dan Daun
Anthurium plowmanii Croat., Anthurium hookeri Kunth. dan Anthurium plowmanii x
Anthurium hookeri. Jurnal Protobiont. 5(1): 24-29.

Ozimede, C. O., Obute, G. C., dan Nyananyo, B. L. 2019. Morphological and Anatomical
Diversity Study on three Species of Amaranthus namely; A. hybridus L., A. viridis L. and
A. spinosus L. from Rivers State, Nigeria. Journal Applied Science and Environment
Manage. 23(10): 1875-1880.

Rukmana, R. 1994. Bayam (Bertanam dan Pengolahan Pasca Panen). Yogyakarta: Kanisius.

Salisbury, F. B. dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung: IPB.

Savitri, E. S. et al. 2008. Petunjuk Praktikum Struktur Perkembangan Tumbuhan (Anatomi


Tumbuhan). Malang: UIN Press.
Sayed, Z. I. E., Ateya, A. M., dan Fekry, M. 2012. Macro and Micromorphological Study og
the Leaf, Stem, Flower and Root of Hibiscus rosa-sinensis L. Journal of Applied Science
Research. 8(1): 34-56.

Seago, J. L. dan Fernando, D. D. 2013. Anatomical Aspects of Angiosperm Root Evolution.


Annals of Botany. 112: 223-238.

Sutrian, Y. 2011. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan tentang Sel dan Jaringan. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.

Tjitrosoepomo. 1983. Botani Umum I. Bandung: Angkara Raya.

Tjitrosoepomo, G. 2008. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: UGM Press.

USDA. 2020. Classification for Kingdom Plantae Down to Species Nelumbo lutea Wild. United
States Department of Agriculture.
https://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=provile&symbol=NELU&disp
lay=31. Diakses pada tanggal 18 Maret 2021.

Wahua, C., Okoli, B. E., daqn Sam, S. M. 2013. Comparative Morphological, Anatomical,
Cytological and Phytochemical Studies on Capsicum frutescens Linn, and Capsicum
annuum Linn. (Solanaceae). International Journal of Scientific & Engineering Research.
4(1): 1-21.

Warisno dan Dahana. 2010. Peluang Usaha dan Budidaya Cabai. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Willemse, M. T. M. dan Outer W. D. 1988. Stem Anatomy and Cell Wall Autofluorescens
during Growth of Three Maize (Zea mays L.) Cultivars. Acta Botany Neerl. 37(1): 39-47.

Zinkgraf, M., Gerttula, S. dan Groover, A. 2017. Transcript Pofiling of a Novel Plant Meristem,
the Monocot Cambium. Journal of Integrative Plant Biology. 59(6): 436-449.

Anda mungkin juga menyukai