Anda di halaman 1dari 2

Pemberontakan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik - Memakan korban jiwa hingga 22.174 jiwa, 4.

360
Indonesia) terjadi setelah Belanda mengakui kedaulatan luka, dan 8.072 orang tawanan
NKRI pada tahun 1957. - Kondisi ekonomi terganggu dan muncul inflasi
deflasi
Gerakan yang disebut juga Permesta (Perjuangan Rakyat
- Terjadi perpecahan antara hubungan persaudaraan
Semesta) ini berawal dari kekecewaan angkatan militer
di daerah
daerah terhadap pusat khususnya di wilayah Sumatra dan
- Kurangnya bahan makanan
Sulawesi.
- Pimpinan NKRI menyadari akan ancaman konflik
Bentrokan PRRI/Permesta awalnya sebatas kekecewaan atas perbedaan di berbagai wilayah
minimnya kesejahteraan dan ketidakadilan yang dirasakan - Saat terjadi kerusuhan, sejumlah SMP, SMA,
warga sipil dan militer di daerah tersebut. Persoalan tersebut hingga universitas terpaksa ditutup sementara
melebar pada tuntutan otonomi daerah hingga berujung karena hampir semua dosen dan mahasiswa terlibat
penumpasan yang merenggut korban puluhan ribu jiwa. PRRI

Latar Belakang Pemberontakan PRRI Permesta adalah singkatan dari Perjuangan Semesta atau
Perjuangan Rakyat Semesta, sebuah gerakan militer yang
Dalam buku sejarah Demi Kehormatan Negara yang disusun terjadi di Indonesia Timur pada tahun 1957-1961. Gerakan
oleh Hasiyati (2020), pertentangan pemerintah pusat dan ini dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual, seorang perwira
sejumlah daerah berpangkal pada persoalan alokasi dana militer yang terlibat dalam Revolusi Nasional Indonesia.
pembangunan yang tidak merata dan tuntutan otonomi Tujuan dari gerakan ini adalah untuk menuntut otonomi
daerah. daerah, pembagian kekayaan alam yang adil, dan reformasi
politik di pemerintah pusat. Gerakan ini juga didukung oleh
Situasi sudah memanas sejak terjadi pengurangan divisi
sejumlah negara asing, seperti Amerika Serikat, Australia,
pada brigade di angkatan darat yang menyisakan Resimen
dan Taiwan, yang berkepentingan untuk menggoyang
Infanteri 4 TT I BB. Para perwira dan tokoh militer di
stabilitas Indonesia.
daerah kecewa dan merasa terhina akan hal tersebut setelah
berjuang mempertaruhkan jiwa raga untuk bela negara.

Ketidakpuasan tersebut terjadi di sejumlah wilayah Sumatra Latar Belakang Permesta


dan Sulawesi, serta diperparah dengan tingkat kesejahteraan
prajurit dan masyarakat yang sangat rendah kala itu. Hal ini Latar belakang munculnya gerakan Permesta dapat
menjadi pemicu kemunculan dewan perjuangan daerah pada ditelusuri dari beberapa faktor, antara lain:
Desember 1956 hingga Februari 1957.
Ketidakpuasan daerah-daerah di luar Jawa terhadap
Dalam buku Prajurit-Prajurit di Kiri Jalan (2011) karya kebijakan pemerintah pusat yang dianggap
Petrik Matanasi, PRRI/Permesta lahir di Padang, Sumatra mengistimewakan Pulau Jawa. Daerah-daerah seperti
Barat pada 15 Februari 1958. Di sisi lain, Permesta sudah Sulawesi dan Sumatera merasa bahwa sumber-sumber
terbentuk pada 2 Maret 1957 di Makassar, Sulawesi Selatan perekonomian negara lebih banyak berasal dari pulau
namun pusat Permesta ada di Manado, Sulawesi Utara. mereka, namun pembangunan dan kesejahteraan tidak
merata.
Tujuan dan Tokoh Pemberontakan PRRI/Permesta
Ketegangan antara pemerintah pusat dan Negara Indonesia
Puncak pemberontakan PRRI/Permesta ditandai dengan Timur (NIT), sebuah federasi yang terdiri dari Sulawesi,
persetujuan dari Letnan Kolonel Achmad Husein terkait Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua Barat. NIT dibentuk
berdirinya PRRI dan pembentukan kabinet dengan pada tahun 1946 sebagai bagian dari Republik Indonesia
Sjafruddin Prawiranegara sebagai Perdana Menteri. Serikat (RIS), sebuah bentuk negara yang diusulkan oleh
Proklamasi berdirinya PRRI disambut meriah di Indonesia Belanda untuk mengakomodasi keberagaman Indonesia.
bagian Timur. Namun, setelah RIS dibubarkan pada tahun 1950 oleh
Presiden Soekarno, NIT merasa tidak dihargai dan tidak
Operasi penyelesaiaan diantaranya yaitu, Operasi Tegas
diikutsertakan dalam proses politik nasional.
yang dipimpin Letkol Kaharudin Nasution. Lalu Operasi 17
Agustus yang dipimpin Kolonel Ahmad Yani, Operasi Adanya intervensi asing yang berusaha memanfaatkan
Saptamarga yang dipimpin Jatikusumo dan Operasi Sadar situasi konflik di Indonesia untuk kepentingan mereka
yang dipimpin oleh Letkol Ibnu Sutowo. sendiri. Amerika Serikat, misalnya, khawatir dengan
pengaruh komunis di Indonesia dan mendukung gerakan-
Tentara APRI melakukan berbagai macam tindak kekerasan
gerakan separatis seperti Permesta dan PRRI (Pemerintah
untuk menumpas gerakan PRRI. Ribuan orang ditangkap
Revolusioner Republik Indonesia) di Sumatera. Amerika
paksa akibat keterlibatan atau dicurigai sebagai simpatisan
Serikat juga menyediakan bantuan militer dan finansial
PRRI/Permesta. Gerakan ini menimbulkan berbagai dampak
kepada para pemberontak melalui CIA (Central Intelligence
negatif diantaranya yaitu:
Agency) dan tentara bayaran.
Dampak Permesta

Gerakan Permesta memberikan dampak yang signifikan bagi


sejarah Indonesia, baik dari segi politik, ekonomi, maupun
sosial. Beberapa dampak yang dapat disebutkan adalah:

Gerakan Permesta menjadi salah satu faktor yang


mendorong Presiden Soekarno untuk mengeluarkan Dekrit
Presiden 5 Juli 1959, yang mengembalikan konstitusi
Indonesia ke UUD 1945 dan membubarkan parlemen.
Dekrit ini juga menandai awal dari masa Demokrasi
Terpimpin, yang memberikan kekuasaan absolut kepada
Soekarno sebagai presiden sekaligus pemimpin tertinggi
revolusi.

Gerakan Permesta juga menjadi salah satu faktor yang


memicu terjadinya konfrontasi antara Indonesia dan
Malaysia pada tahun 1963-1966. Konfrontasi ini dipicu oleh
adanya ketidakpuasan Indonesia terhadap pembentukan
Federasi Malaysia, yang dianggap sebagai bentuk neo-
kolonialisme Inggris. Indonesia kemudian melakukan aksi-
aksi militer dan diplomasi untuk menggagalkan
pembentukan Malaysia.

Gerakan Permesta juga memberikan dampak bagi


perkembangan daerah-daerah di Indonesia Timur. Gerakan
ini menunjukkan bahwa daerah-daerah memiliki aspirasi dan
potensi yang perlu diakomodasi oleh pemerintah pusat.
Gerakan ini juga menjadi inspirasi bagi gerakan-gerakan
otonomi daerah yang muncul di kemudian hari, seperti
Otonomi Khusus Papua dan Otonomi Khusus Aceh.

Akhir dari Pemberontakan PRRI/Permesta 1957

Adanya pemberontakan yang dilakukan PRRI/Permesta


tentunya mendapat tanggapan dari pemerintah pusat.

Ternyata ada beberapa upaya yang dilakukan oleh


pemerintah guna menumpas pemberontakan ini.

Rencana penumpasan pemberontakan PRRI/Permesta


direncanakan oleh Ir. Djuanda dan A.H. Nasution.

Hingga kemudian didorong oleh Presiden Soekarno dengan


menyokong gencatan senjata. Sementara itu, Wakil Presiden
Mohammad Hatta memiliki pendapat bahwa pemberontakan
ini harus diselesaikan dengan damai melalui perundingan,
bukan melalui pendekatan militer.

Sayangnya, usaha perdamaian melalui perundingan gagal


dijalankan. Akibat gagalnya usaha perdamaian melalui
perundingan, akhirnya Presiden Soekarno melakukan
operasi militer dengan dibantu dengan Angkatan Perang
Republik Indonesia (APRI).

Anda mungkin juga menyukai