Anda di halaman 1dari 27

Pemberontakan RMS & Pemerontakan

PRRI/ Permesta
KELOMPOK 5
NAMA ANGGOTA:
• FARA AURALIA AGATHA (14)
• Nayla Jasmine Fahrunisa (28)
• Zahra Khayla Salsabila (36)
PEMBERONTKAN RMS ( REPUBLIK MALUKU
SELATAN )
PEMBERONTKAN RMS ( REPUBLIK MALUKU SELATAN )
PEMBERONTKAN RMS ( REPUBLIK MALUKU SELATAN )
Tanggal : 25 April 1950
Dalang : bekas Jaksa Agung NIT Mr. Dr.
Christian Robert Steven Soumokil
Presiden : J.H Manuhutu
Perdana Mentri : Albert Wairisal
Mentri:
• Mr.Dr.C.R.S Soumokil • A. Nanlohy
• D.j. Gasperz • Dr.Th.
• J. Toule Pattiradjawane
• S.J.H Norimarna • Ir.J.A. Manusama
• J.B Pattiradjawane • Z. Pesuwarissa.
• P.W Lokollo
• H.F Pieter
PEMBERONTKAN RMS ( REPUBLIK MALUKU SELATAN )

ALASAN PEMBENTUKAN RMS


Berdirinya pemberontakan RMS
dilatarbelakangi oleh kondisi situasi politik di
Maluku yang sedang tidak menentu, terutama
setelah Konferensi Meja Bundar. Masa
peralihan RIS menimbulkan ketegangan
dalam masyarakat Ambon. Sehingga
Masyarakat ambon terbelah menjadi 2 yaitu,
kelompok republik yang berorientasi pada
nasionalisme Indonesia dan kelompok
federalis atau pro-Belanda
PEMBERONTKAN RMS ( REPUBLIK MALUKU SELATAN )
UPAYA PENYELESAIAN
Upaya penyelesaian secara damai awalnya dilakukan oleh
pemerintati Indonesia, dengan mengutus dr. Leimena untuk
berunding, namun upaya ini mengalami kegagalan. Pemerintah
mengambil tindakan tegas dengan mengirim pasukan ekspedisi
militer di bawah pimpinan Kolonel A.E. Kawilarang, Panglima
Tentara dan Teritorium Indonesia Timur yang dinamakan Gerakan
Operasi Militer (GOM) III. Tanggal 14 Juli 1950, pasukan APRIS
beranggotakan 850 orang di bawah pimpinan kolonel Kawilarang
berhasil mendarat di Laha, pulau Buru. Meskipun belum
mengenal daerah pulau Buru, namun TNI berhasil merebut pos-
pos penting RMS. Setelah pulau Buru dapat dikuasai, RMS
pasukan APRIS bergerak menuju pulau Seram, kepualauan
Tanimbar, Kel, dan Aru. Setelah berhasil menduduki Seram, pada
permulaan bulan November 1950, pasukan APRIS bisa menguasai
Ambon,
PEMBERONTKAN RMS ( REPUBLIK MALUKU SELATAN )

RMS RESMI DIBUBARKAN


PEMBERONTKAN RMS ( REPUBLIK MALUKU SELATAN )
RMS RESMI DIBUBARKAN
Pada tahun 1960 sampai 1965 operasi dilaksanakan dengan
tujuan penumpasan terhadap sisasisa pasukan RMS di pulau
Seram dan sekitarnya. Sasaran utama dalam operasi tersebut
mencari tempat persembunyian Dr. Somokil beserta
pengikutnya. Pada tanggal 15 Agustus 1963 pasukan TNI
mendapat informasi mengenai jejak Somokil dan keluarganya.
Dari informasi ini pasukan dibentuk menjadi
Batalyon Cadangan Pemburu Khusus dibawa komando Pelda Rochijat dari Batalyon
320 Siliwangi.
Akhirnya pada tanggal 2 Desember 1963 otak dari Gerakan Separatis RMS, Dr.
Soumokil tertangkap beserta keluarganya dalam sebuah gubuk di Waitoto, 14 jam
perjalanan dari pantai Sawai Pulau Seram.
PEMBERONTKAN RMS ( REPUBLIK MALUKU SELATAN )
RMS RESMI DIBUBARKAN

Setelah Dr. Soumokil Menyerah, ia


mengeluarkan statement yang ditujukan
kepada para pengikutnya untuk
menghentikan segala tindakan dan
pengejaran yang bersifat anti Republik
Indonesia.
ia mengeluarkan statement yang
ditujukan kepada para pengikutnya
untuk menghentikan segala tindakan
dan pengejaran yang bersifat anti
Republik Indonesia.
PEMBERONTKAN RMS ( REPUBLIK MALUKU SELATAN )
ANGKATAN PERANG REPUBLIK MALUKU SELATAN PERNYATAAN –
STATEMENT.
Pada tanggal 2-12-1963 jam 05.00 di Waitoto (Totoko)daerah Sawai maka saya serrta
anggota yang terdiridari istri dan anak, telah berada di bawah penguasaan Batalyon
320/ Badak Putih, Brigade Infantri 15/ Tritayasa Kodam VI/ Siliwangi. Batalyon
mana di bawah pimpinan Mayor Enjo Martadisastra Yon 320 Badak Putih.
Selanjutnya saya tegaskan atas tegas bahwa saya setetangga tak diganggu seuratpun
juga dari rambut saya dan saya setetangga kini berada dalam sehat dan walafiat dan
di bawah perlindungan dari Komendan Batalyon 320/ Badak Putih beserta
pasukannya.
Dengan peristiwa yang terjadi pada tanggal 2- 12-1963 itu, maka hapuslah riwayat
hidup dari pada Republik Maluku Selatan seperti satu fatamorgana, yang dengan tak
sukar ditakut hilang lenyap oleh hembusan angin oleh tegal ini, maka segala hak-hak/
kuasa-kuasa dari Dr. J. Nikijuluw dan Ir. J. Manusama yang berdiam di Nederland,
sejak tanggal 2-2-1963 di batalkan dan kepada pembantu-pembantu dari gerakan
RMS kepada simpatisan-simpatisan dengan gerakan RMS baik didalam maupun di
luar negeri kepada anggota dari delegasidelegasi kota Hakisian dan Walangisan.
Maka saya bersama ini diperintahkan selaku berita yang terakhir untuk hentikan
segala pekerjaanpekerjaan atau tindakan-tindakan yang anti Republik Indonesia
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia
/Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/ PERMESTA)
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia /Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/
PERMESTA)

Latar Belakang Pembentukan PRRI/PERMESTA

Munculnya PRRI/PRAMESTA yaitu pada saat


menjelang pembentukan Republik Indonesia Serikat
(RIS) pada tahun 1949
• Adanya hubungan tidak harmonis antara pemerintah
pusat dengan pemerintah daerah terutama di Sumatra
dan Sulawesi mengenai masalah otonomi daerah
• Kesejahteraan prajurit dan masyarakat yang sangat
rendah
• Adanya pengaruh dari PKI terhadap pemerintah pusat,
dan kondisi ini menimbulkan terjadinya kekecewaan
pada daerah tertentu.
Ketidak puasan tersebut akhirnya memicu terbentuknya
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia /Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/
PERMESTA)

Latar Belakang Pembentukan PRRI/PERMESTA

1. DEWAN 2. Dewan Gajah 3. DEWAN 4. DEWAN


BANTENG (Medan) GARUDA PERJUANGAN
(SUMATRA BARAT) (SUMATRA (PRRI)
SELATAN)
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia /Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/
PERMESTA)

Latar Belakang Pembentukan PRRI/PERMESTA

1. DEWAN BANTENG (SUMATRA BARAT)


Dibentuk pada tanggal 20 Desember 1956 yang diperkasai oleh
Kolonel Ismail Lengah dan diketuai oleh Letnan Kolonel Ahmad
Husein
Dewan Banteng menuntut empat hal, yaitu:
• Pemberian serta pengisian otonomi luas bagi daerah-daerah
dalam rangka pelaksanaan sistem pemerintahan desentralisasi
• serta pemberian
Dihapuskannya perimbangan
segera keuangan
sistem sentralisme antarakenyataannya
yang dalam pusat dan mengakibatkan birokrasi yang
tidak
daerahsehat dan wajar,
yang juga menjadi
layak,pokok
dan pangkal
adil. dari korupsi, stagnasi pembangunan daerah, hilangnya
inisiatif dan kegiatan daerah serta kontrol.
• Pembentukan kembali Komando Pertahanan Daerah dalam arti teritorial, operatif dan administratif
yang sesuai dengan pembagian administratif dari Negara Republik Indonesia dewasa ini dan
merupakan komando utama dalam Angkatan Darat.
• Ditetapkannya eks. Divisi IX Banteng Sumatera Tengah sebagai kesatuan militer yang menjadi satu
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia /Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/
PERMESTA)

Latar Belakang Pembentukan PRRI/PERMESTA

2. Dewan Gajah (Medan)


Dibentuk pada tanggal 22 Desember 1956 yang dipimpin oleh
Kolonel Maludin Simbolon, Panglima Tentara dan Teritorium
L.
Lewat Dewan Gajah, Simbolon menyatakan melepaskan diri
dari pemerintahan PM Djuanda. Selain itu, Simbolon juga
menyatakan bahwa wilayah teritorinya berada dalam keadaan
Darurat Perang. Ada tiga tuntutan yang diajukan dalam Dewan
Gajah, yakni:
• Peningkatan kesejahteraan prajurit
• Otonomi daerah yang lebih besar
• Penggantian para pejabat sipil dan militer pusat di Jakarta
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia /Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/
PERMESTA)

Latar Belakang Pembentukan PRRI/PERMESTA

3. DEWAN GARUDA (SUMATRA SELATAN)

Dibentuk pada bulan Januari 1957 yang


dipimpin oleh Letkol Burlian
Dewan Garuda menuntut tiga hal, yaitu:
• Pemerintah pusat memberi otonomi yang
seluas-luasnya kepada daerah Sumatera
Selatan
• Kerukunan kembali dwitunggal Soekarno-
Hatta
• Aspirasi daerah dapat tersalurkan
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia /Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/
PERMESTA)

Latar Belakang Pembentukan PRRI/PERMESTA

4. DEWAN PERJUANGAN (PRRI)

Dibentuk pada tanggal 10 Februari 1958 PRRI membentuk


Dewan Perjuangan yang tidak mengakui kabinet Djuanda.
Dewan Perjuangan PRRI akhirnya membentuk Kabinet baru
yang disebut Kabinet Pemerintahan Revolusioner Republik
Indonesia (Kabinet PRRI). Dewan Perjuangan PRRI melalui
RRI Padang mengeluarkan pernyataan berupa "Piagam
Jakarta" yang berisi sejumlah tuntutan yang ditujukan kepada
Presiden Soekarno supaya "bersedia kembali kepada
kedudukan yang konstitusional, menghapus segala akibat dan
tindakan yang melanggar UUD 1945 serta membuktikan
kesediaannya itu dengan kata dan perbuatan…”
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia /Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/
PERMESTA)

Latar Belakang Pembentukan PRRI/PERMESTA

4. DEWAN PERJUANGAN (PRRI)


Tuntutan tersebut antara lain:
1. Mendesak kabinet Djuanda supaya mengundurkan diri
dan mengembalikan mandatnya kepada Presiden
Soekarno.
2. Mendesak pejabat presiden, Mr. Sartono untuk
membentuk kabinet baru yang disebut Zaken Kabinet
Nasional yang bebas dari pengaruh PKI.
3. Mendesak kabinet baru tersebut diberi mandat
sepenuhnya untuk bekerja hingga pemilihan umum
yang akan datang.
4. Mendesak Presiden Soekarno membatasi
kekuasaannya dan mematuhi konstitusi.
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia /Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/
PERMESTA)

Latar Belakang Pembentukan PRRI/PERMESTA

4. DEWAN PERJUANGAN (PRRI)

Setelah tuntutannya di tolak, PRRI membentuk


sebuah Pemerintahan dengan anggota
kabinetnya.
Pada saat pembangunan Pemerintahan tersebut
di mulai, PRRI memperoleh dukungan dari
PERMESTA dan rakyat setempat.
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia /Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/
PERMESTA)

Latar Belakang Pembentukan PRRI/PERMESTA

Pada tanggal 2 Maret 1957, di Makasar yang berada


di wilayah timur Negara Indonesia terjadi sebuah
acara proklamasi Piagam Perjuangan Republik
Indonesia (PERMESTA). Pada hari berikutnya,
PERMESTA mendukung kelompok PRRI dan pada
akhimya kedua kelompok itu bersatu sehingga
gerakan kedua kelompok itu disebut
PRRI/PERMESTA. Tokoh-tokoh PERMESTA terdiri
dari beberapa pasukan militer yang diantaranya
adalah Letnan Kolonel D.J Samba, Letnan Kolonel
Vantje Sumual, Letnan Kolonel saleh Lahade, Mayor
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia /Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/
PERMESTA)

Tokoh yang tergabung dalam PRRI/PERMESTA


1. Letnan Kolonel Ahmad Husein
2. Pejabat-Pejabat Kabinet PRRI, yakni:
Mr. Syarifudin Prawiranegara (Menteri Keuangan)
Mr. Assaat Dt. Mudo (Menteri dalam negeri Dahlan Djambek sempat memegang
jabatan itu sebelum Mr. Assaat)
Maludin Simbolon (Menteri Luar Negeri)
Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo (Menteri Perhubungan dan Pelayaran)
Moh Syafei (Menteri PKK)
Letkol Ahmad HuseinKesehatan. J.F Warouw (Menteri Pembangunan)
Saladin Sarumpet (Menteri Pertanian dan Pemburuhan)
Muchtar Lintang (Menteri Agama)
Saleh Lahade (Menteri Penerangan)
Ayal Gani Usman (Menteri Sosial)
Dahlan Djambek (Menteri Pos dan Telekomunikasi.)
3.Mayor Eddy Gagola
4. Kolonel A. E. Kawilarang5.
5. Kolonel D.J Somba
6. Kapten Wim Najoan
7. Mayor Dolf Runturambi
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia /Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/
PERMESTA)

TUJUAN PEMBERONTAKAN PRRI


Tujuan dari pemberontakan PRRI ini
adalah untuk mendorong pemerintah
supaya memperhatikan pembangunan
negeri secara menyeluruh, sebab pada saat
itu pemerintah hanya fokus pada
pembangunan yang berada di daerah Pulau
Jawa PRRI memberikan usulan atas
ketidakseimbangan pembangunan yang
dilakukan oleh pemerintah pusat.
Alasan yang digunakan oleh PRRI
memang benar namu caranya salah
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia /Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/
PERMESTA)

TUJUAN PEMBERONTAKAN PRRI


PRRI merasa tidak puas terhadap keputusan pemerintah pusat.
Pada tanggal 15 Februari 1958, Achmad Husein
memproklamasikan bahwa berdirinya PRRI dengan Syarifudin
Prawiranegara sebagai perdana menterinya. Proklamasi PRRI
tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat Indonesia
bagian Timur. Tidak lama setelah proklamasi PRRI dilakukan,
pasukan gerakan PERMESTA memutuskan untuk bergabung
ke dalam kelompok PRRI. Dalam rapat raksasa yang
diselenggarakan di beberapa daerah, Kolonel D.J Somba
menyatakan bahwa pada tanggal 17 Februar 1958, Komando
Daerah Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah menyatakan
putus hubungan dengan pemerintah pusat yang mendukung
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia /Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/
PERMESTA)

DAMPAK PEMBERONTAKAN PRRI/PERMESTA

1. Menimbulkan ketegangan dan konflik antara pusat


dan daerah, antara militer dan sipil, dan antara
etnis-etnis yang berbeda.
2. Pemberontakan PRRI/Permesta juga
mempengaruhi perkembangan politik dan
keamanan Indonesia di masa-masa selanjutnya.
3. Mempengaruhi hubungan Indonesia dengan
negara-negara lain, terutama dengan Amerika
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia /Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/
PERMESTA)

Usaha Pemerintah Untuk Menumpas Pemberontakan PRRI/PERMESTA

Aksi PRRI/Permesta dianggap sebagai bentuk


pemberontakan oleh pemerintah pusat yang
kemudian segera membentuk operasi
penumpasan. Pemerintah membentuk operasi
gabungan dari Angkatan Darat, Angkatan
Laut, Angkatan Udara, dan Angkatan Perang
RI (APRI) untuk menyelesaikan
pemberontakan PRRI/Permesta.
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia /Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/
PERMESTA)

Usaha Pemerintah Untuk Menumpas Pemberontakan PRRI/PERMESTA

Awal bulan Maret, pasukan dari Divisi Diponogoro dan Siliwangi yang
berada di bawah pimpinan Kolonel Achmad Yani didaratkan di daratan
Pulau Sumatera. Pada tanggal 14 Maret 1958, daerah Pecan Baru
berhasil dikuasai, dan Operasi Militer kemudian dikerahkan ke pusat
pertahanan PRRI.Pada tanggal 4 Mei 1958 Bukit tinggi berhasil
dikuasai dan selanjutnya Pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI)
membereskan daerah-daerah bekas pemberontakan PRRI. Pada
penyerangan tersebut, banyak pasukan PRRI yang melarikan diri ke
area perhutanan yang berada di daerah tersebut. Untuk melancarkan
penumpasan terhadap Pemberontakan tersebut, pemerintah membentuk
sebuah pasukan Operasi Militer yang operasinya disebut Operasi
Merdeka pada bulan tersebut di pimpin oleh Letkol Rukminto
Hendradiningrat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai