Anda di halaman 1dari 2

Tugas Demokrasi Parlementer (1950-1959)

Arya Nugraha Aulia R.Y.

01/XII MIPA 6

1. Zaken kabinet berasal dari bahasa Belanda yang berarti kabinet kerja (business cabinet).
Zaken kabinet adalah terminologi suatu kabinet yang jajaran menterinya sebagian
besar diisi oleh kalangan ahli dan professional nonpartai.
Adapun fungsi dan tujuan zaken kabinet seperti menghindari terjadinya malfungsi
kabinet, menghindari terjadinya praktik korupsi di kabinet, dan memaksimalkan
kinerja dari para menteri anggota kabinet.
Kabinet sejenis ini bukan barang baru di Indonesia. Kabinet tersebut telah ada sejak
pemerintahan Orde Lama pada 1950-1959. Sebagian besar menteri nonpartai ini
tergabung dalam Kabinet Djuanda yang memiliki masa jabatan dari 9 April 1957 sampai
dengan 5 Juli 1959, Kabinet Natsir 6 September 1950-21 Maret 1951, dan Kabinet
Wilopo 3 April 1952-3 Juni 1953.
2. Pada 17 Oktober 1952, akibat dari apa yang dianggap sebagai intervensi partai politik
kepada Angkatan Darat, terjadi demonstari di Istana Negara.  

Demonstrasi ini mengajukan tuntutan pembubaran parlemen dan menggantinya


dengan parlemen baru serta tuntutan segera dilaksanakan pemilihan umum.
Demonstrasi ini direncanakan dan dipimpin oleh para perwira Angkatan Darat seperti
Letkol Sutoko, Kolonel dr Mustopo, Letkol Kemal Idris dan Letkol S Parman.

Pada saat yang sama, anggota parlemen Manai Sophian mengajukan mosi agar
pemerintah menyelidiki campurtangan di Angkatan Darat.

Presiden Sukarno menolak tuntutan Angkatan Darat untuk pembubaran Parlemen


dengan alasan ia tidak mau menjadi diktator. Akibat gagalnya upaya demonstrasi ini,
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal AH Nasution harus mengundurkan diri.

Peristiwa 17 Oktober 1952 ini, bersama dengan kerusuhan yang terjadi di Tanjung
Morawa di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada 16 Maret 1953 akhirnya
memaksa PM Wilopo mengembalikan mandat kabinetnya kepada Presiden RI pertama,
Soekarno, pada 2 Juni 1953.

Tokoh peristiwa 17 Oktober 1952:


1. Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Abdul Haris Nasution

2. Mayor Jenderal T.B. Simatupang  

3. Letnan Kolonel Sutoko  

4. Letnan Kolonel S. Parman

5. Kolonel dr. Mustopo (Kepala Kedokteran Gigi Angkatan Darat dan Perwira
Penghubung Presiden)

6. Letnan Kolonel Kemal Idris (Komandan Garnisun Jakarta)

7. Manai Sophian  

3.
Pembentukan dewan militer di Sumatera dan Sulawesi
Di Sumatera Barat, muncul Dewan Banteng yang dipimpin Kolonel Achmad Hussein.
Di Sumatera Utara, muncul Dewan Gajah yang dipimpin oleh Kolonel Maludin
Simbolon.
 Di Sulawesi Selatan muncul Dewan Garuda yang dipimpin oleh Letnan Kolonel
Barlian
 Si Sulawesi Utara muncul Dewan Manguni yang dipimpin oleh Kolonel Ventje
Sumual, yang berkembang menjadi pemberontakan Permesta.
4. Pemikiran presiden Soekarno tersebut disampaikan pada tanggal 21 Februari 1957
melalui pidato berjudul Menyelamatkan Republik Indonesia. Pidato ini disebut juga
konsepsi Presiden Soekarno yang intinya adalah:
1) Sistem Demokrasi Liberal akan diganti dengan Demokrasi terpimpin karena
demokrasi semacam itu adalah bentuk impor dari Barat yang dianggap kurang sesuai
dengan kepribadian bangsa Indonesia.
2) Akan Segera dibentuk Kabinet Gotong Royong yang menteri-menterinya terdiri
atas anggota dari partai-partai besar, Partai Nasional Indonesia, Majelis Syuro
Muslim Indonesia, Nadhlatul Ulama, dan Partai Komunis Indonesia.
3) Pembentukan Dewan Nasional dengan para anggotanya terdiri atas golongan-
golongan fungsional yang berasal dari masyarakat. Dewan Nasional ini bertugas
memberikan nasihat kepada presiden, baik diminta atupun tidak.

Anda mungkin juga menyukai