Anda di halaman 1dari 3

PEMBERONTAKAN PERMESTA

Oleh Kelompok 10
Apa Itu Permesta
Permesta adalah Sebuah gerakan militer di Indonesia. Gerakan ini dideklarasikan oleh
pemimpin militer dan sipil Indonesia bagian timur pada tanggal 2 Maret 1957.
Pusat gerakan ini mulanya berada di Makassar yang pada waktu itu merupakan ibu kota
Sulawesi. Namun perlahan-lahan dukungan di Sulawesi bagian selatan mulai hilang
sehingga pada 1957 markas Permesta dipindahkan ke Manado yang berada di bagian utara
Sulawesi.
Di sini timbul kontak senjata dengan pasukan pemerintah pusat sampai mencapai gencatan
senjata pada tahun 1961.
Perbedaan PRRI dan Permesta
Waktu deklarasi
Permesta adalah gerakan yang dideklarasikan pada tanggal 2 Maret 1957. Sedangkan, PRRI
sendiri baru dideklatrasikan pada tanggal 15 Februari 1958.

Wilayah
Wilayah Permesta saat itu adalah Indonesia bagian timur yakni, Sulawesi, Kepualaun Nusa
Tenggara dan Maluku. Sementara, Permesta meliputi wilayah Sumatera.

Pemimpin
PRRI dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein dengan Sjafruddin Prawiranegara sebagai
Perdana Menteri yang beranggotakan kabinet M. Natsir, Burhanuddin Harahap, Sumito
Djojoadikusumo dan Simbolon. Sedangkan Permesta adalah gerakan yang dipelopori ioleh
Panglima TT VII yakni Letkol Ventje Sumual.

Dewan
Permesta dilatarbelakangi oleh Dewan Manguni di Manado dan kemudian diteruskan oleh
proklamasi yang dibacakan oleh Letkol Ventje Sumual. Sedangkan, PRRI sendiri
dideklarasikan setelah ultimatum Dewan Perjuangan di Padang Sumatera Barat.

Kebijakan
PRRI begitu berani untuk membentuk pemerintahan baru, sedangkan Permesta dibentuk
demi keadilan masyarakat Indonesia Timur untuk melakukan otonomi daerah sendiri.
Latar Belakang Pemberontakan
Latar Belakang Gerakan Permesta bermula dari keadaan tidak stabil dalam pemerintahan,
masalah korupsi, perdebatan dalam Konstituante, dan pertentangan dalam masyarakat
menenai konsepsi presiden.
Latar Belakang munculnya Permesta di masa Demokrasi liberal
Peristiwa Permesta disebabkan sebagai bentuk koreksi untuk pemerintahan pusat yang
dipimpin oleh Presiden Soekarno yang
dianggap melanggar undang-undang, sentralistis, dan tidak adil dengan mengabaikan
pembangunan di daerah.
Latar Belakang pemberontakan Permesta
adalah kekecewaan para perwira di daerah atas kebijakan pemerintah pusat seperti
sentralisasi pemerintah pusat pada waktu itu, kedekatan dengan PKI dan kondisi tidak
stabil politik pada masa demokrasi Liberal.
Tokoh – Tokoh Permesta
 Mudo
 Maluddin Simbolon
 Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo
 Moh. Sjafei
 J.F. Warouw
 Saladin Sarumpaet
 Muchtar Lintang
 Saleh Lahade
 Ayah Gani Usman
 Dahlan Djambek
Upaya Penumpasan Permesta
Memecat Anggota Tentara yang Terlibat
KSAD sebagai Penguasa Perang Pusat telah memecat Kolonel Somba dan Mayor
Runturambi. Meskipun area Batalion yang awalnya berada di bawah KDMSUT telah
diserahkan kepada Komando Antardaerah Indonesia Timur.
Melancarkan Operasi Militer Gabungan
Hal selanjutnya yang dilakukan Pemerintah adalah melakukan operasi gabungan yang
disebut dengan Operasi Merdeka. Operasi ini terjadi pada bulan April 1958 yang dipimpin
oleh Letkol Rukminto Hendraningrat. Dengan tujuan yang begitu besar, pemerintah pusat
begitu mempersiapkan operasi militer ini dengan baik. Dibawah pimpinan KSAD Mayor
Jenderal A.H Nasution, operasi ini dilancarkan untuk menumpaskan gerakan Permesta di
Sulawesi.

Melakukan Perundingan
Tahun 1960, Permesta mau ikut berunding dnengan Pemerintah Pusat dengan diwakili
oleh Kepala Staf Angkatan Darat Nicolas Bondan. Sementara dari pihak Permesta diwakili
oleh Mayor Jenderal Alexander Evert Kawilarang dengan menghasilkan sebuah
kesepakatan yakni Permesta akan turut membantu TNI dalam menghadapi komunis di
Pulau Jawa.

Melancarkan Aksi Pengeboman


Permesta yang semakin lama semakin menjauhakn unsur-unsur negara kesatuan republik
Indonesia telah mendorong Pemerintah untuk mendesak Kabinet Djuandan Nasution
untuk melakukan pemberontakan. Setelah melakukan berbagai pertimbangan, akhirnya
Pemerinta menindak dengan tegas. Angkatan Udara Republik Indonesia melancarkan aksi
pengeboman pada instansi-instansi penting di kota Padang, Bukittinggi dan Manado.

Memberi Amnesti dan Abolisi


Operasi militer sebagai upaya menjaga keutuhan NKRI yang dilakukan APRI di Indonesia
bagian Timur banyak menghadapi perlawanan yang berat. Hal ini disebabkan karena
situasi daerah dan dilengkapi dengan persenjataan yang cukup kuat. Tahun 1961,
Pemerintah akhirnya mengeluarkan Keppres 322/1961 yang isinya memberikan amnesti
dan abolisi bagi pihak-pihak yang terlibat dalam Permesta. Karena keputusan ini, banyak
anggota Permesta yang kemudian menyerahkan diri.

Anda mungkin juga menyukai