Anda di halaman 1dari 3

Miracle In Cell No.

7 (2022)

Agar bisa menilai film ini dari sudut pandang saya yang sudah menetapkan ekspektasi
tersendiri. Karena saya termasuk yang pernah menonton film originalnya. kalau ada
kesalahan kata tolong dimaafin ya, universe let’s talk about..

Oke, pada dasarnya saya bukan pecinta dan fans berat film-film Korea, tapi beda kasus
untuk film yang berjudul Miracle in Cell No.7. film ini sukses menguras emosi dan air mata
dan wajar kalau ada ekspektasi tersendiri Ketika saya memutuskan untuk menonton film
remake-nya di bioskop. film ini sendiri sebenarnya sudah dibuatkan versi remake-nya
beberapa kali oleh beberapa negara dan saya belum pernah menonton satupun diantara
film remake tersebut jadi Sebelum kita mulai Saya hanya ingin bilang kalau saya berusaha
sebisa mungkin untuk tidak spoiler tentang filmnya. meskipun saya rasa
Sudah banyak barangkali diantara kalian yang sudah tahu tentang premis cerita film ini
seperti apa.

kita mulai dulu dari sinopsis singkatnya kita, main case-nya adalah (Vino G Bastian) yang
berperan sebagai Dodo Rozak. dia adalah penjual balon yang mengidap Down syndrome
dan dalam hidupnya dia hanya pengen menjadi ayah yang baik untuk anaknya yang
bernama Kartika yang dalam film yg diperankan oleh (Graciella Abigail) keterbelakangan
mental yang dideritanya membuat Dodo itu bertingkah seperti anak kecil yang membuat
situasi hubungan ayah dan anak di antara keduanya ini malah terbalik di mana Kartika yang
Justru lebih sering menjaga dan merawat ayahnya meski demikian Kartika selalu bangga
terhadap ayahnya.

sayangnya sebuah kejadian membuat mereka harus terpisah. Dodo akhirnya dijebloskan ke
penjara atas tuduhan memperkosa dan membunuh seorang gadis kecil yang bernama
Melati yang diperankan oleh (Makayla Rose)
Dodo mendekam di ruang tahanan dengan nomor 7 yang ternyata dalam sel tahanan
tersebut dihuni oleh napi-napi yang beringas seperti Japra yang diperankan oleh (Om Indro
Warkop), ada jaki yang diperankan oleh (Tora Sudiro), Yunus yang diperankan oleh (Rigen
Rakela), Atmo yang diperankan oleh (Indra jegel), dan Asrul yang diperankan oleh (Bryan
Domani). keajaiban pun akhirnya dimulai ketika para napi Ini justru membantu Dodo untuk
menyelundupkan Kartika ke dalam sel dan akhirnya ayah dan anak ini kembali bersatu
kedekatan antara Dodo dan Kartika ternyata malah menularkan kebahagiaan untuk Napi
dan Sipir lainnya yang ada dalam penjara tersebut sehingga mereka semua mulai ragu
Apakah orang seperti Dodo ini memang tega dan punya keinginan untuk membunuh apalagi
membunuh seorang anak kecil.

“Sipnosisnya bisa kalian baca disitus-situs resmi terpercaya ya”.


Nah karena di awal Tadi saya sudah bilang bahwa saya sudah pernah menonton film
originalnya maka saya putuskan untuk memulai dari apa yang saya tonton saja bioskop
tanpa harus berusaha terus membandingkan dengan film aslinya. Kenapa harus seperti itu
meskipun ini adalah remake namun ada sejumlah perubahan adaptasi yang dilakukan untuk
menyelaraskan kehidupan kita yang totaly berbeda dengan kehidupan yang ada di Korea
sana mulai dari kultur budaya sampai kepada event-event perayaan keagamaan semuanya
diadaptasi secara berbeda. Keajaiban sebenarnya tidak hanya terjadi di sekitar kisah filmnya
saja tapi juga menular ke penonton. Kenapa saya bilang ajaib karena meski sudah
mengetahui persis premisnya itu seperti apa yang sudah ditambal sana-sini untuk film ini
mendapatkan suasana yang lebih relate dengan Kita orang Indonesia, Film ini masih saja
membuat penonton banjir air mata. saya pengen mulai dari akting para case-nya terlebih
dahulu sejujurnya saya sudah under estimate sejak awal ketika mengetahui kalau (Vino G
Bastian) yang akan menjadi pemeran utama untuk mengisi peran cacat mental  Lee Hwan
Kyung yang diperankan begitu baik oleh Ryu Seung-ryong

di film aslinya Sekali lagi saya nggak mau mengcompare ya hanya untuk meningkatkan
peran utama di film aslinya saja. nah di film (Vino G Bastian) memberikan performa yang
jauh dari kata mengecewakan mulai dari ekspresi wajah gestur tubuh cara berkomunikasi
semuanya dibabat habis oleh Vino G Bastian praktis Saya hanya mengeluhkan satu hal saja
dari peran ini yaitu postur tubuh yang cenderung berisi dan agak kekar untuk seorang
pengidap Down syndrome itu agak aneh di mata saya.

Namun bukan sesuatu hal yang mengganggu banget sih Lalu penampilan (Graciella Abigail)
sebagai Kartika juga sangat menggemaskan (adorable) dan mungkin dialah yang menjadi
magnet utama Kenapa para penonton pada nangis Bombay di ruangan Bioskop tapi tenang
film ini nggak secengeng itu juga karena masih ada assemble cast lain
yang berhasil mencairkan suasana dengan sejumlah peran kocak mereka. saya sendiri
sebenarnya ngefans berat sama (Rigen Rakelna) namun harus saya akui supporting karakter
yang mencuri perhatianku disini adalah yang diperankan oleh om Indro Warkop akhirnya
setelah beberapa film terakhir yang dibintangi oleh (om Indro), kini (om indro) lucu lagi selain
itu saya juga pengen memuji seseorang atau (Denny Sumargo) yang surprisingly melakukan
tugasnya dengan baik juga dalam film ini.

Dari segi Tata produksi ini juga menjadi poin perhatian saya agak bisa diperdebatkan sih
sebenarnya karena mas Hanung Bramantyo sang sutradara memoles lokasi sel tahanan
senatural mungkin dalam artian sangat mendekati kejadian nyata lokasi sel yang kotor,
kumuh yang mana ini menjadi poin yang bagus untuk saya dengan maksud untuk
menyajikan kisah yang senatural mungkin dan agar mampu menarik simpati para penonton.
permainan Lighting atau pencahayaan dan pemilihan warna juga Camera Works-nya sangat
tipikal teatrikal banget dan yang membuat saya bisa dengan mudah berempati terhadap
setiap adegan sebenarnya adalah berkat music scoring dalam film ini bukan tanpa
kekurangan sebenarnya justru berhasil membuat kita melupakan semua kekurangan yang
ada dalam film ini dan buat Mas Hanum serta seluruh tim “you guys are insane” (untuk
candanya kali ini hehehe).
juga ga usah ragu lagi kalau yang ngerjain adalah beliau segera langsung aja nonton
filmnya di bioskop Miracle in Cell No.7 untuk urusan skor Saya pengen kasih 8 dari 10 untuk
film ini. bagaimana dengan kalian silakan mendapatkan kualitas di kolom komentar di bawah
ya, tapi kalian harus nonton terlebih dahulu filmnya.

Terima kasih, untuk kalian yang sudah memperhatikan kata-kata yang saya buat dari awal
tentang film ini dan selamat menonton.
Miracle In Cell No. 7
Sutradara : Hanung Bramantyo
Cast : Vino G Bastian, Graciella Abigail, Mawar De Jong, Indro Warkop, Tora Sudiro, Denny
Sumargo, Rigen, Indra Jegel.

_____
Tentang Penulis :

Robi Andre Zainaldi Lahir di Malang pada 29 Januari 1994. Aktif sebagai Graphic Design & Video Editor Freelance dan oraganisasi seni dan budaya
dibidang seni music kontenporer. Namun tidak hanya itu perjalanan diranah film saya bisa lakukan ditahun 2012 karena kendala pendanaan mulai
merancang gambaran sebuah aktifitas perilaku orang lingkungan tempat tinggal saya untuk dijadikan film dokumenter dengan hasil yang sangat
diapresiasi oleh warga ditempat tinggal saya walupun akhirnya tidak dibayar sepeserpun (2014). Mahasiswa Jurusan Desain Grafis dan Komputer di
Wearnes Education Centre Malang (2015-2016), dan pernah bertugas di Rajawali Televisi sebagai tim kreatif, video editor (2016). Pernah Masuk 10
besar finalis Film Pendek Sayembara BAPPEDA, Kota Malang (2016) & 5 Besar Film Pendek tingkat Pemkot Kota Batu, Namun keduanya saya
tidak ambil hadiah sertifikat tersebut karena kendala sibuk kerja tidak bisa hadir diwakilkan. jadi saya tidak punya prestasi yang terlulis, kembali lagi
dengan segala kendala kekurangan dana tapi terus berani berkarya (2017). Diranah Iklan Commercial sebagai Video Editor, Motion Designer, D.O.P
Cinematographer, Director, gaffer, dari pembuatan serta menulis script, storyboard diranah Agency Branding Surabaya walaupun bukan sekelas
Production House, tapi pengalaman dan hasil karya video saya sudah digunakan oleh ratusan klien dibrand mereka (2019-2021). Mahasiswa Transfer
Aktif Desain Komunikasi Visual (DKV)-FTD di Institut Teknologi dan Bisnis (ITB ASIA) Kota Malang (2022) serta masih aktif ambil side job di
perusahaan Filantropi dan Corporate untuk bisa survive dan mengembangkan terus apa yang sudah saya dapat.

Anda mungkin juga menyukai