Setengah tahun berjalan, saya baru sadar ternyata baru sekali saya menonton film di bioskop
tahun ini. Tau filmnya apa? Makmum 2 (yang sebenarnya saya sampai detik ini pun belum
nonton film Makmum yang pertama). Kemudian, bulan lalu saya berencana untuk nonton film di
bioskop untuk kedua kalinya. Saya ingin nonton film Gara-Gara Warisan karena ulasan dari
orang-orang cukup positif, dan sebelumnya juga saya sudah menonton trailernya (bagi saya,
trailernya menarik juga). Cukup lama saya memutuskan kapan waktu yang tepat untuk nonton,
akhirnya saat saya melihat jadwal penayangan di bioskop, film Gara-Gara Warisan sudah turun
dari layar :) disitu saya benar-benar menyesal dan sedih. Sampai sekarang masih pengen nonton,
harapnya suatu saat film itu ditayangkan di platform streaming supaya saya masih punya
kesempatan mengobati rasa penasaran ini :’)
Setelah film Gara-Gara Warisan, saya masih punya rencana satu film yang ingin saya tonton.
Tidak ingin menyesal yang kedua kalinya, saat filmnya rilis saya langsung mencari review dari
orang-orang yang sudah menonton. Ulasannya bagus, nyaris tanpa cela. Tapi saya cukup
khawatir, film ini punya latar belakang suatu suku yang notabene suku tersebut menjadi
minoritas di kota saya. “Apakah akan tetap banyak peminatnya?”, pikir saya. Saya takut ketika
minim peminat, filmnya jadi sangat sedikit jadwal penayangannya. Benar saja, hari keempat film
ini tayang, dari 4 bioskop yang ada, tinggal satu saja yang konsisten menayangkan. Saya makin
yakin bahwa film ini “kurang masuk” untuk masyarakat sini. Karena alasan itu dan saya tidak
ingin menyesal untuk kedua kalinya, saya sudah tekad bulat di hari kelima penayangan, saya
tonton film ini. “NGERI-NGERI SEDAP”
(*Eh taunya pas masuk studio, lumayan rame juga. Padahal itu weekdays. Dan ternyata di hari-
hari selanjutnya, makin banyak jadwal tayangnya. Entah ini karena faktor apa)
SINOPSIS
Di tepi Danau Toba, tinggalah sebuah keluarga Batak. Pak Domu (Arswendy Beningswara
Nasution), Mak Domu (Tika Panggabean) dan keempat anaknya. Tiga anak laki-lakinya
merantau, sedangkan satu anak perempuannya menetap bersama bapak dan ibunya. Empat anak
ini punya pertentangan batin dengan ayahnya, Pak Domu. Anak pertama, Domu (Boris Bokir),
seorang pegawai BUMN yang merantau ke Bandung dan telah menaruh hati pada gadis Sunda.
Anak kedua, Sarma (Gita Bhebhita), anak perempuan satu-satunya yang mengubur cita-citanya
dan lebih memilih menjadi seorang PNS supaya bisa menemani Pak Domu dan Mak Domu. Ia
juga menjadi penyambung lidah antara orang tuanya dengan saudara-saudara laki-lakinya. Anak
ketiga, Gabe (Lolox), sarjana hukum yang pergi merantau ke ibu kota menjadi seorang
komedian. Anak keempat, Sahat (Indra Jegel), lulus sarjana ia lebih memilih untuk menemani
Pak Pomo yang sudah sebatang kara di sebuah desa di kota Jogja.
(Dok. Youtube Imajinari)
Menurut Pak Domu, keputusan ketiga anaknya untuk merantau sudah bertentangan dengan adat-
tradisi suku Batak. Ketegangan antara Pak Domu dan ketiga anak laki-lakinya yang tidak
kunjung mereda membuat mereka makin enggan pulang ke kampung halaman. Di sisi lain, Mak
Domu sangat merindukan ketiga jagoannya dan mengharapkan mereka pulang. Dari sini,
munculah ide ekstrim dari Pak Domu. Pikirnya, ketiga anaknya akan pulang saat mendengar
berita orang tuanya akan cerai. Drama berpura-pura ceraipun disiapkan oleh Pak Domu dan Mak
Domu. Upaya mereka berhasil, ketiga anaknya akhirnya pulang untuk berusaha menyelesaikan
masalah orang tuanya. Kelanjutannya bagaimana? Tonton filmnya!
Nah, sepertinya 7 alasan tadi sudah cukup menguatkan dan meyakinkan buat klen nonton film
Ngeri-Ngeri Sedap ya. Kata Bang Bene, masih ada waktu sebelum filmnya turun layar (5 Juli
2022). HARUS NONTON KLEN YA GUYS YA! Satu pujian terakhir di bagian ending, film ini
memang betul agak laen! Agak laen versi saya adalah memang betul film ini istimewa, punya
taste yang unik, lain daripada yang lain.
Oke terakhir nih, saya mau mengucapkan mauliate godang Bang Bene dan all crew Ngeri-Ngeri
Sedap atas persembahan film briliannya ini. Saya berharap, ke depannya Indonesia punya banyak
sineas yang bertalenta dan memproduksi film-film luar biasa lainnya. Salam Hormas!