Anda di halaman 1dari 2

Review Sobat Ambyar

Menceritakan Jatmiko yang sedih karena ditinggal pacarnya dan pacarnya memiliki pacar baru. Patah
hatinya jatmiko akhirnya berujung pada konser Didi Kempot beserta barisan sobat ambyar.
Diperankan oleh bhisma mulia, denira wiraguna dan didi kempot sendiri

Untuk alur cerita sangat ringan, generic namun tidak sedikit mewakili perasaan bagi yang menonton
menurut aku pribadi Sobat Ambyar berasal dari cerita yang alm. Didi Kempot tulis. Film ini juga
memiliki alur dari sebulan sebelum kejadian konser, berati memiliki alur mundur walau setelah ini
alurnya berjalan maju. Meski tidak sekompleks lagunya, namun kesan patah hati yang dihadirkan
sangat kuat apalagi selama 1 jam 41 menit, emosi penonton saat menonton film ini memang diaduk
sangat kuat, sehingga larut dalam kesedihan. Ekspetasiku pribadi tidak tinggi dengan film ini,
nyatanya libur sangat lama menonton drama, film ini sangat menghibur dan mewakili perasaan.

Untuk penokohan karakter Jatmiko yang diperankan ... Sangat memuaskan. Bagaimana tidak, sejak
awal dia tampil dia sangat matang memerankan perannya sebagai lelaki canggung yang ingin
berkenalan dengan seorang pelanggan di coffee shopnya, sampai akhirnya menjadi pacar lalu
menjadi emosional saat pacarnya, saras memiliki pacar baru di kota lain. Adegan menangis, sedih,
marah sangat maksimal diperankan oleh jatmiko. Karakter saraspun cukup bagus selama bermain di
film ini. Sebagai karakter yang nyaman dengan jatmiko lalu memutuskan untuk memiliki pacar lain di
surabaya yaitu abdul. Sebenarnya entah ada pesan atau cuma perasaanku saja, saat saras
memutuskan memilih abdul, sedikit banyak itu menyinggung bagaimana realistisnya seorang wanita.
Namun masalah pengkarakteran ada yang sedikit mengganjal menurutku pribadi. Apakah seorang
antagonis, kita sebut saja Abdul, si pacar barunya laras memerankan tokoh yang sukses harus
berwatak seperti itu? Tanpa dosa? Penampilan sudah bisa ditebak ini karakter sepertinya akan jahat.

Tone warna yang disajikan juga cukup bagus dan mengimbangi jalan film ini. Cuman ada beberapa
kekurangan seperti kasarnya pemindahan antara instrumental musik ke lagu alm. Didi kempot.

Gendre yang disajikan juga tidak melulu drama, masih ada unsur komedi yang ditampilkan di film ini.

Ending film ini juga penonton akan di aduk habis-habisan perasaannya karena arah keakhir kita akan
disajikan ending bahagia, ternyata sedih, ternyata bahagia lagi, dan akhirnya sedih dengan tulisan in
memorian Didi kempot.

Spoiler space sobat ambyar

1. Adegan membawa tokoh utama yg pingsan di konser. Kebanyakan kalau ada korban pingsan
dibawa ke tempat kosong yg paling dekat. Posisi tokoh utama didepan pas di depan pagar pembatas,
harusnya digotong kedepan, ini malahan kedepan. Mungkin untuk menambah efek dramatisasi.

2. Sepertinya jatmiko adalah satu dari sekian banyaknya korban yang berhasil di baperi saras.
3. Unsur yang didukung sedikit kurang masuk, ada bagian dimana fokus kepada kopi, kemudian ada
bagian dimana laras dan jatmiko berkencan di pusat barang antik

4. Peletakan lagu kurang lembut. Apalagi saat jatmiko pulang dari rumah laras membawa kado
bonekanya

Anda mungkin juga menyukai