Anda di halaman 1dari 2

Nama: Shabrina Balqhis Khalisa

NIM: 2205728

Pertama tama saya ingin menyampaikan terlebih dahulu bahwa disini semua film yang
ditayangkan pada acara BISFF ini bagus bagus dan memiliki ciri khas film masing masing
yang berbeda, jadi untuk menentukan bahwa si film ini kurang berhasil atau jelek itu
menurutku aga rumit karena untuk bisa ditayangkan pada BISFF ini pastinya ada tahap”
sidang yang ketat oleh para juri yang ahli dalam mengkritik film. Maka dari itu yang semua
ditayangkan pada acara BISFF ini bagus bagus dan memiliki ciri khasnya masing masing, dan
disini saya akan membahas 2 film yang ditayangkan kemarin pada tanggal 20 yaitu film yang
berjudul Is Smile dan juga The Deadly Love.

Film pertama yang akan saya bahas adalah Is Smile yang di sutradarai oleh Achmad Candi
Abadi. Pertama tama juga disini saya sama sekali tidak ingin menjelekan atau niat
mengomentari hal yang buruk pada film ini. Jadi menurut saya film ini merupakan salah satu
film yang menarik saat kemarin saya tonton pada tanggal 22 dikarenakan dipenuhi sebagian
dengan komedi, btw saya sangat suka sekali dengan komedi apapun itu bentuknya karena
itu merupakan suatu bentuk kebahagiaan dan tawa. Film ini menceritakan tentang seorang
anak yang bernama ismail yang sekolahnya masih sd, dia merupakan seorang anak yang
ceria tetapi ia malas untuk belajar dan nilai ulangannya pun terlihat jelek terus dan pada
akhirnya si guru inipun terlihat marah terhadap ismail. Smile yaitu senyum dalam cerita ini
adalah sebuah keceriaan atau kebahagiaan ataupun ibadah, ismail berhasil membahagiakan
sang guru yang hanya karena ismail pada akhirnya berjuang untuk tidak malas dan akhirnya
mendapatkan nilai yang bagus. Untuk gaya penyutradaraan disini balik lagi aja karena setiap
sutradara memiliki ciri khas nya masing” untuk membuat film yang ingin sutradara inginkan
dan tidak luput juga dari kelebihan maupun kekurangannya. Menurut pandangan saya
sebagai penonton film, menurut saya film ini film yang bisa dibilang berhasil karena alur
ceritanya sangat mudah dimengerti walaupun Bahasa yang mereka gunakan adalah jawa
tetapi dengan adanya penerjemah lebih mudah dimengerti lagi, dengan pembawaan
karakter dari masing masing actor itu membuat saya mengerti dengan film ini, karena
pembawaan acting mereka cukup bagus, tapi saya sedikit mengganjel dengan karakter yang
si ibu guru bawakan karena ada scene dimana dia tidak bisa membawakan raut wajah nya
dan terlihat masih sedikit kaku tetapi selebihnya cukup bagus. Dan film ini yang saya suka
banyak sekali hal yang tidak terduga dan ini komedi yang tidak membuat sipenonton
menjadi ngantuk, contohnya scene dimana ismail dan kawannya meng cosplay pakaian
anime, disitu para penonton ketawa terbahak bahak.

Film kedua yang akan saya bahas sekarang yaitu The Deadly Love yang di sutradarai oleh
Maarij Raka Zukhrufsyah. Pertama tama juga disini saya sama sekali tidak ingin menjelekan
atau niat mengomentari hal yang buruk pada film ini. Film ini menceritakan tentang seorang
lelaki yang ingin bunuh diri untuk mencari kekasihnya dialam kematian tetapi tetapi dengan
usahanya sekeras mungkin kalo belum ditakdirkan tidak meninggal maka ya tidak akan
meninggal, dan ada suatu kejadian dimana ia berhasil dibikin meninggal yaitu gara” si
malaikat pencabut nyawa itu sendiri yaitu kesenggol tongkat nya saja yang terkena si lelaki
itu dan akhirnya lelaki itu meninggal dan akhirnya pun ketemu dengan si pacarnya di alam
kematian, tetapi akhirnya sangat plotwist, saat si lelaki itu sudah di alam kematian,
lelaki itu malah ketemu cewe nya yang sudah berpacaran dengan pocong lain dan terjadilah
sad ending. Disini yang bikin saya mengganjel adalah apakah dengan scene dimana ia mati
gara gara kejatohan tongkat saja itu bisa membuatnya meninggal? Itu sebuah hal yang tidak
masuk akal bisa dibilang, lalu ada juga yang membuat saya bingung pada film ini yaitu
apakah di alam kematian ini ada kejadian yang seperti ini? Kenapa harus nunggu seminggu
dulu biar bisa dapat tali pocong? Lalu adanya pocong yang dibuat absurd dengan cara buka
warung, dan salah satu pocong itulah yang merupakan pacar barunya si cewe di alam
kematian. Untuk gaya penyutradaraannya disini balik lagi aja karena setiap sutradara
memiliki ciri khas nya masing masing untuk membuat film yang ingin sutradara inginkan dan
tidak luput juga dari kelebihan maupun kekurangannya, tapi menurut pandangan saya
sebagai penonton film, film ini sudah dibilang berhasil menyampaikan pesan dan
informasinya dan berhasil membuat penonton tertawa sehingga film ini berhasil dibuat
berkomedi dan juga romance, lalu pembawaan karakter oleh para actor semuanya sukses
dan berhasil dibawakan sehingga enak untuk ditonton, dan juga alur ceritanya mudah
dimengerti oleh penonton. Dan film ini juga berhasil membuat saya kaget karena ada
adegan dimana pada saat pertama kali ia masuk ke alam kematian langsung dibuat kaget
sama pocong yang lain. Dan mungkin segitu saja untuk membahas dua film yang
ditayangkan pada saat acara BISFF kemarin pada tanggal 22.

Anda mungkin juga menyukai