Anda di halaman 1dari 3

RESENSI FILM KELUARGA CEMARA

Sutradara : Yandy Laurens

Produser : Anggia Kharisma

Ginatri S. Noer

Penulis : Yandy Laurens

Ginatri S. Noer

Berdasarkan : “Keluarga Cemara” oleh

Arswendo Atmowiloto

Pemeran : Ringgo Agus Rahman,

Nirina Zubir, Adhisty Zara,

Widuri Sasono, Ariyo

Wahab, Asri Welas, Maudy

Koesnaedi, Gading Martin

Produksi : Visinema Pictures

Tanggal Rilis : 29 November 2018

( Festival Film Asia Jogja-NETPAC )

3 Januari 2018

Durasi : 110 Menit

PENDAHULUAN
Mengisahkan awal mula terbentuknya keluarga cemara, penulis yang juga menulis naskah
film ini ( bersama Gina S. Noer ) memperlihatkan kepiawaian membentuk cerita sederhana,
masuk akal, dan menyentuh nurani. Selain laris, film Keluarga Cemara ini menjadi salah satu
film terbaik tahun 2019 . konflik yang tersaji sepintas sepele namun sangat dekat, bahkan,
menjadi bagian dari kehidupan penonton. Secara garis besar cerita sudah dramatis, penulis
mengeksekusi skenario tanpa mendramatisasi adegan. Penulis fokus ke interaksi abah, emak,
euis, dan ara menghadapi masa-masa sulit dengan detail. Selain naskah yang jelas, film
Keluarga Cemara didapat dari akting para pemainnya. Jarang sekali ada film indonesia yang
semua pemainnya berakting bagus dari pemeran utama sampai pendukung.
ISI RESENSI
 SINOPSIS FILM

Kisah legendaris Abah, Emak, dan anak-anaknya dari sebuah sinetron kemudian
diangkat menjadi sebuah film. Hampir sama dengan sinetronnya,film ini mengisahkan
Abah ( Ringgo Agus Rahman ) yang dahulunya kaya dan modern, tiba-tiba jatuh
miskin. Dari sini Abah kemudian harus memimpin keluarganya dengan segala
keterbatasan dan kekurangan yang ia miliki. Beruntungnya ia punya Emak ( Nirina
Zubir ) yang selalu sedia mendampingi dan membuat Abah bisa bertahan. Tak jarang
terjadi perbedaan pendapat, apalagi ketika sedang bersama anak-anaknya, namun
keluarga Abah selalu punya cerita-cerita yang seru dan menyenangkan. Ditambah
lagi, beberapa ikon Keluarga Cemara seperti rumah sederhana, obak dan becak yang
kita lihat di dalam filmnya. Akan ada konflik-konflik keluarga yang mungkin relevan
dengan kehidupan sehari-hari serta momen-momen hangat yang menebar banyak
canda. Film yang satu ini benar-benar menguras emosi penonton. Bagaimana seorang
kepala keluarga memimpin istri dan anak-anaknya untuk bertahan menghadapi
berbagai macam rintangan dalam perjalanan hidup.

 KELEBIHAN/KEUNGGULAN FILM

1. Kisah Cerita Familiar


Kalau anda penggemar sinetron Keluarga Cemara di tahun 90-an, kisah keluarga
Abah pasti sangat familiar sepanjang anda menontonnya. Tokoh-tokoh yang hadir
akan membangkitkan kembali kenangan anda akan mereka. Meski ada beberapa
tokoh baru, yang tentunya tidak mengurangi isi cerita, tetapi semakin
melengkapinya.
2. Kalimat percakapannya menyentuh
Menurut saya kekuatan utama dari film ini adalah kalimat-kalimatnya disuguhkan
sepanjang film berlangsung. Semua kalimatnya, baik yang panjang atau pendek,
punya kekuatan untuk menyentuh semua yang menonton, termasuk saya.
Contohnya, ada pada kalimat ringan yang diucapkan Ara usai Euis dimarahi Abah.
Kalimatnya ringan tetapi sangat menusuk hati Abah dan juga saya yang menonton.
Yandy Laurens dan Gina S. Noer, sebagai penulis naskah, menurut saya sukses
menghadirkan percakapan yang berkualitas.
3. Akting keren semua pemainnya
Kalau akting Ringgo Agus Rahman dan Nirina Zubir tidak perlu diragukan. Bahkan
menurut saya, keduanya sangat mampu mengidupkan karakter Emak dan Abah
dengan maksimal. Selain kalimat-kalimatnya yang menyentuh, ekspresi wajah
mereka mampu bercerita bahkan tanpa suara. Ditambah akting bintang baru
Adhisty Zara atau Zara JKT48 dan Widuri Sasono sebagai Euis dan Ara. Keduanya
menurut saya aktingnya cukup oke, meski di awal masih terlihat cukup kaku, tetapi
setelah itu mengalir dan sangat menghibur.

 KEKURANGAN FILM

Ada beberapa drama yang terjadi tanpa tujuan yang jelas melainkan hanya untuk
kepentingan sedih-sedihan. Seperti kemunculan sosok debtcollector tanpa babibu dan
digambarkan sangat mirip sinetron. Bahkan hingga di bagian ending, film ini masih
berusaha memberi sedikit percikan kesedihan yang terkesan dipaksakan. Belum lagi
ada beberapa hal yang butuh penjelasan lebih lanjut karena terabaikan hingga akhir
film, seperti syarat yang diberikan oleh pressier untuk sertifikat rumah yang
dikembalikan, dan juga pertanggungjawaban fajar ( Ariyo Wahab ).

PENUTUP
 KESIMPULAN
Intinya adalah film ini mengajarkan beberapa hal yang penting bagi kehidupan kita :
1. Bahagia dalam kesederhanaan.
2. Pantang Menyerah dalam menghadapi tantangan hidup.
3. Keluarga bukan Tanggungjawab ayah doang.
4. Lebih bersyukur dengan keadaan yang ada.
5. Pentingnya sosok keluarga.
6. Pentingnya saling menolong meski sesulit apapun keadaan kita.

Itulah beberapa hal yang dapat kita ambil dari film ini, dan menurut saya film ini cocok
di tonton saat ada kumpul-kumpul keluarga selain bahasanya yang ringan film ini
banyak mengandung pesan-pesan moral yang berguna bagi kehidupan kita.

Anda mungkin juga menyukai