Ginatri S. Noer
Ginatri S. Noer
Arswendo Atmowiloto
3 Januari 2018
PENDAHULUAN
Mengisahkan awal mula terbentuknya keluarga cemara, penulis yang juga menulis naskah
film ini ( bersama Gina S. Noer ) memperlihatkan kepiawaian membentuk cerita sederhana,
masuk akal, dan menyentuh nurani. Selain laris, film Keluarga Cemara ini menjadi salah satu
film terbaik tahun 2019 . konflik yang tersaji sepintas sepele namun sangat dekat, bahkan,
menjadi bagian dari kehidupan penonton. Secara garis besar cerita sudah dramatis, penulis
mengeksekusi skenario tanpa mendramatisasi adegan. Penulis fokus ke interaksi abah, emak,
euis, dan ara menghadapi masa-masa sulit dengan detail. Selain naskah yang jelas, film
Keluarga Cemara didapat dari akting para pemainnya. Jarang sekali ada film indonesia yang
semua pemainnya berakting bagus dari pemeran utama sampai pendukung.
ISI RESENSI
SINOPSIS FILM
Kisah legendaris Abah, Emak, dan anak-anaknya dari sebuah sinetron kemudian
diangkat menjadi sebuah film. Hampir sama dengan sinetronnya,film ini mengisahkan
Abah ( Ringgo Agus Rahman ) yang dahulunya kaya dan modern, tiba-tiba jatuh
miskin. Dari sini Abah kemudian harus memimpin keluarganya dengan segala
keterbatasan dan kekurangan yang ia miliki. Beruntungnya ia punya Emak ( Nirina
Zubir ) yang selalu sedia mendampingi dan membuat Abah bisa bertahan. Tak jarang
terjadi perbedaan pendapat, apalagi ketika sedang bersama anak-anaknya, namun
keluarga Abah selalu punya cerita-cerita yang seru dan menyenangkan. Ditambah
lagi, beberapa ikon Keluarga Cemara seperti rumah sederhana, obak dan becak yang
kita lihat di dalam filmnya. Akan ada konflik-konflik keluarga yang mungkin relevan
dengan kehidupan sehari-hari serta momen-momen hangat yang menebar banyak
canda. Film yang satu ini benar-benar menguras emosi penonton. Bagaimana seorang
kepala keluarga memimpin istri dan anak-anaknya untuk bertahan menghadapi
berbagai macam rintangan dalam perjalanan hidup.
KELEBIHAN/KEUNGGULAN FILM
KEKURANGAN FILM
Ada beberapa drama yang terjadi tanpa tujuan yang jelas melainkan hanya untuk
kepentingan sedih-sedihan. Seperti kemunculan sosok debtcollector tanpa babibu dan
digambarkan sangat mirip sinetron. Bahkan hingga di bagian ending, film ini masih
berusaha memberi sedikit percikan kesedihan yang terkesan dipaksakan. Belum lagi
ada beberapa hal yang butuh penjelasan lebih lanjut karena terabaikan hingga akhir
film, seperti syarat yang diberikan oleh pressier untuk sertifikat rumah yang
dikembalikan, dan juga pertanggungjawaban fajar ( Ariyo Wahab ).
PENUTUP
KESIMPULAN
Intinya adalah film ini mengajarkan beberapa hal yang penting bagi kehidupan kita :
1. Bahagia dalam kesederhanaan.
2. Pantang Menyerah dalam menghadapi tantangan hidup.
3. Keluarga bukan Tanggungjawab ayah doang.
4. Lebih bersyukur dengan keadaan yang ada.
5. Pentingnya sosok keluarga.
6. Pentingnya saling menolong meski sesulit apapun keadaan kita.
Itulah beberapa hal yang dapat kita ambil dari film ini, dan menurut saya film ini cocok
di tonton saat ada kumpul-kumpul keluarga selain bahasanya yang ringan film ini
banyak mengandung pesan-pesan moral yang berguna bagi kehidupan kita.