Anda di halaman 1dari 85

Tampias

RIO WIJAYA SALIM (00000028189)


REVEL EIDY EMMANUELLE (00000028339)
NICHOLAS AZARYA (00000026879)
HANNAH BERNADETTE RUSLI (00000027550)
GEOVANNI BREGAS (00000014322)
LIE WEM CHRISTIAN (00000026720)
ANALISA FILM DAN RISET
Karakter Wahyu dalam cerita ini mengambil referensi dari film Boyhood
(2014) karya Sutradara Richard Linklater. Protagonis dalam film tersebut yang
bernama Mason memiliki problematika keluarga yang serupa dengan Wahyu,
oleh karena itu karakter Mason masuk ke dalam referensi karakter Wahyu

Untuk pertengkaran konflik dari kedua orang tuanya saya hanya mengambil
beberapa referensi act dari film Kramer vs. Kramer (1979)

Untuk referensi editing yang paling mempengaruhi film ini adalah film
Mommy (2014) dalam penggunaan aspect ratio 1:1 lalu mengubahnya menjadi
aspect ratio yang lebih lebar. Selain itu untuk pacing editing saya mengambil
referensi dari film Güeros (2014) karya sutradara Alonso Ruizpalacios.
ANALISA FILM DAN RISET
TEMA DAN PREMIS
Tema:
Keluarga malfungsi

Premis:
Wahyu seorang anak yang ingin hidup dalam keluarga
harmonis seperti dalam ingatannya ditengah pertikaian
kedua orang tuanya
OBJEKTIF
Yang mau disampaikan dari cerita ini adalah bahwa
seorang individu memiliki kebebasan dalam memilih
apapun jalan yang terbaik untuknya.

Film ini akan menceritakan sebuah rumah yang berisikan


seorang ibu, seorang ayah dan seorang anak dengan dunia
yang seakan tidak pernah menyatu.
DIRECTOR’S STATEMENT
Kita semua adalah anak. Namun tidak semua anak bisa memiliki sebuah keluarga yang harmonis.
Tidak semua anak memiliki kesempatan untuk mendapatkan figur ayah atau ibu yang sempurna.
Bahkan tidak semua anak memiliki kesempatan memiliki ayah, ibu ataupun keduanya. Kebetulan saya
rasa saya pernah merasakan apa rasanya memiliki sebuah keluarga yang utuh dan harmonis. 

Sebagai seorang sutradara saya mau mengangkat cerita dengan tema keluarga malfungsi karena
menurut saya topik ini sangat relevan bukan hanya untuk saya, namun untuk banyak orang. Di zaman
seperti saat ini dari apa yang saya lihat, tidak sedikit anak yang harus mengatasi situasi keluarganya
yang tidak harmonis.

Mungkin banyak dari anak ini yang tidak peduli, namun tentu saja banyak juga anak yang merasa
bimbang dan ragu dengan apa yang harus dia perbuat. Seakan hidupnya tidak akan berjalan bila dia
tidak memiliki figur atau sosok orang tua yang sempurna atau cukup untuk menjadi panutan dalam
hidupnya.
DIRECTOR’S STATEMENT
Saya ingin membuat film ini sebagai sebuah sarana untuk penonton yang mungkin memiliki problematika
yang sama dengan saya sebagai anak. Saya hanya ingin mengingatkan bahwa semua pilihan ada di
tanganmu, dunia adalah milikmu. Tidak seorangpun berhak untuk memilih jalan hidupmu selain dirimu
sendiri, karena memang sebenarnya hanya kamulah yang tau jalan terbaik untukmu.

Sebagai seorang Indonesia dengan darah karo, saya merasakan sebuah sistem patriarki yang sangat kental.
Saya bukan seorang feminis, namun menurut saya terkadang sistem patriarki yang sudah tertanam di hampir
semua kalangan ini terkadang sedikit mengganggu. Terkadang sistem ini menimbulkan sebuah plot yang
sulit untuk dijalani. Bayangkan sebuah keluarga dengan seorang suami yang harus mengurus urusan rumah
tangganya dirumah dan seorang istri yang harus menjadi tulang punggung keluarganya. Sesungguhnya tidak
ada yang salah dengan bayangan tersebut, namun karena paham yang sudah tertanam dalam pikiran kita
secara tidak sadar ini hal ini seakan salah dan kurang tepat. Membuat posisi sang suami seakan kehilangan
harga dirinya dan istri yang serba salah.

Mengambil setting di tahun 1990-an, kita akan mengikuti perjalanan seorang remaja bernama Wahyu yang
memiliki seorang Ibu dan Ayah. Namun kedua orang tuanya nampak sudah tidak akur, seperti pada masa
kecilnya dulu. Hari-hari Wahyu dipenuhi dengan pertengkaran orang tuanya di rumah.
DIRECTOR’S TREATMENT
Hubungannya dengan ayahnya cukup renggang begitu juga dengan
ibunya. Memiliki seorang ayah yang tidak bisa memenuhi figur
ayah dan ibu yang tidak bisa memberikan perhatian penuh sebagai
ibu kepadanya. Wahyu ingin keluarganya harmonis, seperti masa
kecilnya dulu.

Sebagai seorang anak, saya hanya mau mengatakan kepada anak-


anak lainnya bahwa tidak menjadi masalah bila kamu berasal dari
sebuah keluarga harmonis atau tidak. Karena hidup adalah tentang
kamu, bukan tentang mereka. Utuh atau tidaknya keluargamu tidak
menjadi alasan untukmu untuk tidak menjadi versi terbaik dirimu.
PRODUCTION DESIGN
Konsep production design untuk film “Tampias” akan
memfokuskan pada penggambaran suasana di tahun 1998
melalui set design, property, dan wardrobe. Selain untuk
menggambarkan tahun 1998, konsep production design ini
juga bertujuan untuk memperlihatkan perbedaan sifat
masing-masing karakter.
COLORPALETTE

Complementary (Biru – Orange)

Menurut color Menurut color psychology,


psychology, warna biru dapat warna orange dapat
merepresentasikan seseorang merepresentasikan seseorang
yang tenang, bertanggung yang kreatif, fun, dan optimis.
jawab, dan dapat diandalkan. Namun, warna orange juga
Namun, warna biru juga terkadang dapat dihubungkan
terkadang dapat dihubungkan dengan sifat-sifat negatif seperti
dengan sifat-sifat negatif seperti keangkuhan dan kedangkalan.
konservatif dan pasif.

Complementary (Biru – Orange) jika


diubah menjadi black and white
MOODBOARD
WARDROBE WAHYU
WARDROBE IBU
WARDROBE BAPAK
SINEMATOGRAFI
• Tema
Kami memilih tema ”terpisah”. Hal ini akan diwujudkan
melalui framing, lighting serta komposisi.

• Aspect Ratio
Aspect ratio utama yang kami gunakan adalah 1:1. Namun
di bagian akhir film (montage) kami akan merubah aspect
ratio menjadi 4:3
SINEMATOGRAFI
• Type of Shot
Kami akan menggunakan jenis shot yang beragam, mulai
dari shot yang sangat dekat (ECU) sampai dengan shot
yang cukup lebar (FS)

• Komposisi Visual
Kami banyak menggunakan single shot. Sedangkan untuk
two shot atau three shot, kami menaruh sekat antara
Wahyu dan orangtuanya.
SINEMATOGRAFI
• Lighting
Kami akan menggunakan mid contrast. Dengan ratio 1:8.
Highlight hanya akan mengenai Wahyu. Sedangkan kedua
orang tua nya akn lebih banyak di shadow

• Tonalitas
Kami akan banyak menggunakan tone black and white.
SINEMATOGRAFI
Referesi visual:
SINEMATOGRAFI
SOUND
• Konsep suara pada film ini merupakan komponen penting dalam mengendarai
mood dan plot yang akan ditunjukan, dalam film ini suara kami tujukan untuk
mempertinggi karkter dan cerita agar penonton bisa lebih mudah untuk
mendapatkan signal dari setiap situasi yang akan ditunjukan. Suara yang dimaksud
pada film ini adalah Musik, dialog, sfx, background noise dan juga soundtrack.

• secara teknis, untuk mempertajam setiap gerakan karakter, kami me reproduced


suara secara artificial, guna mempertebal efek yang lebih dramatis ketimbang
hanya suara yang direkam saat shooting. yang kami maksud adalah seperti suara
langkah kaki, suara pintu, suara piring, dan lainnya. teknik tersebut juga disebut
Teknik Foley. tidak hanya menambah efek dramatis tapi teknik ini membantu agar
dialog lebih terdengar jelas dan tidak tertimpa suara benda yang digunakan
karakter. di sepanjang film ini juga tidak menggunakan suara narator, jadi kami
hanya menggunakan suara yang on-screen ataupun off-screen, yang juga disebut
Diegetic Sound.
SOUND
EDITING
Dalam film ini konsep editing yang penting menurut saya
adalah tidak memaksakan flow cerita, atau tidak membuat
pilihan stylistic yang berlebihan agar penonton bisa
merasakan dunia yang di alami Wahyu. Serta sikap Wahyu
Yang sering diam dan sering tidak bisa berbuat apa-apa
dapat kita rasakan dengan pilihan cut yang pelan .
SCENE 1
INT. RUANG MAKAN. AFTERNOON
Scene 1 dimiliki oleh Wahyu karena disini kita mau
menunjukan keadaan Wahyu di rumah ketika seorang diri,
sampai akhirnya Ibunya pulang.

Scene ini mau menunjukan bagaimana di rumah ini,


keluarga yang seakan-akan hidup terpisah-pisah satu sama
lain dibawah satu atap.
SCENE 1
INT. RUANG MAKAN. AFTERNOON
NARRATIVE BEAT:
• Wahyu duduk dan makan seorang diri di meja makan
• Ibu pulang dari kantor dengan belanjaan dan banyak
struk di tangannya
• Ibu menuangkan teh untuk Wahyu
• Wahyu hanya mengangguk
SCENE 1
INT. RUANG MAKAN. AFTERNOON
ACTING BEAT:
• Wahyu mengambil lauk lalu makan seorang diri
• Ibu pulang sambil membawa belanjaan serta banyak
struk
• Ibu menuangkan teh untuk anaknya
• Wahyu mengangguk
SCENE 1
INT. RUANG MAKAN. AFTERNOON
LOKASI:
SCENE 1
INT. RUANG MAKAN. AFTERNOON
SCENE 1
INT. RUANG MAKAN. AFTERNOON
SCENE 2
INT. RUANG KELUARGA. AFTERNOON
Scene 2 juga milik Wahyu walaupun dia tidak
mengucapkan sepatah katapun. Itu karena di scene ini kita
diajak untuk merasakan menjadi Wahyu yang
kesehariannya selalu mendengarkan pertengkaran kedua
orang tuanya

Scene ini adalah pertama kali pertengkaran kedua orang


tuanya diceritakan dalam film. Namun keduanya tidak
terlalu banyak nampak di depan layar.
SCENE 2
INT. RUANG KELUARGA. AFTERNOON
NARRATIVE BEAT:
• Wahyu santai menonton televisi di sofa
• Bapak berjalan ke arah dapur mencari susu
• Bapak memanggil Ibu
• Bapak bertengkar dengan Ibu
• Wahyu mematikan televisi lalu beranjak dari sofa
SCENE 2
INT. RUANG KELUARGA. AFTERNOON
ACTING BEAT:
• Wahyu menonton televisi
• Bapak mencari susu ke dapur
• Ibu datang lalu bertengkar dengan Bapak
• Wahyu beranjak dari ruang keluarga
SCENE 2
INT. RUANG KELUARGA. AFTERNOON
LOKASI:
SCENE 2
INT. RUANG KELUARGA. AFTERNOON
SCENE 2
INT. RUANG KELUARGA. AFTERNOON
SCENE 2
INT. RUANG KELUARGA. AFTERNOON
SCENE 3
INT. KAMAR WAHYU. AFTERNOON
Scene 3 juga adalah milik Wahyu, karena di scene ini kita
akan diperlihatkan dengan dunia Wahyu. Bagaimana
seorang anak melakukan pelariannya dari kenyataan
bahwa keluarganya sudah tidak harmonis

Di scene ini penonton bisa mengerti dengan karakter


Wahyu dari melihat bagaimana kamar dan musik yang dia
dengarkan.
SCENE 3
INT. KAMAR WAHYU. AFTERNOON
NARRATIVE BEAT:
• Wahyu duduk di pinggir kasur
• Suara pertengkaran orang tuanya masih dengar
• Wahyu mendengarkan lagu dari walkman
• Wahyu mencari kaset
• Wahyu menemukan kaset VHS
SCENE 3
INT. KAMAR WAHYU. AFTERNOON
ACTING BEAT:
• Wahyu masuk kamar lalu duduk di pinggir kasur
• Karena masih mendengar pertengkaran orang tuanya
Wahyu memakai walkman
• Wahyu mencari kaset lain di kamarnya
• Wahyu menemukan kaset VHS dan hendak
memasangnya
SCENE 3
INT. KAMAR WAHYU. AFTERNOON
LOKASI:
SCENE 3
INT. KAMAR WAHYU. AFTERNOON
SCENE 3
INT. KAMAR WAHYU. AFTERNOON
SCENE 3
INT. KAMAR WAHYU. AFTERNOON
SCENE 4
EXT. TERAS BELAKANG RUMAH. DAY
Scene ini punya Bapak, karena di scene ini kita akan
mengerti bagaimana cara Bapak memperlakukan anaknya.
Kita akan melihat karakter Bapak yang berbeda dari
scene-scene sebelumnya. Di scene ini Bapak berusaha
untuk menjadi sosok ayah untuk Wahyu
SCENE 4
EXT. TERAS BELAKANG RUMAH. DAY
NARRATIVE BEAT:
• Bapak yang sedang membaca koran mendengar suara
pintu rumah terbuka
• Bapak meminta anaknya mengambilkan susu
• Wahyu keluar dengan tangan hampa
• Bapak menanyakan darah di baju Wahyu
• Bapak menanyakan tentang rokok
• Bapak memancing Wahyu untuk membicarakan
perempuan
SCENE 4
EXT. TERAS BELAKANG RUMAH. DAY
ACTING BEAT:
• Mendengar Wahyu pulang Bapak menyuruh Wahyu
mengambil susu
• Wahyu datang mendekati Bapaknya dengan tangan
hampa
• Bapak dan Wahyu merokok bersama
• Selesai merokok Wahyu meninggalkan Bapak
SCENE 4
EXT. TERAS BELAKANG RUMAH. DAY
SCENE 4
EXT. TERAS BELAKANG RUMAH. DAY
SCENE 5
INT. KAMAR WAHYU. AFTERNOON
Scene 5 kembali menjadi Wahyu. Kali ini kita akan
menggunakan perspektif Wahyu untuk menunjukan
kontradiksi yang ada di karakter Bapak dan Ibunya.
SCENE 5
INT. KAMAR WAHYU. AFTERNOON
NARRATIVE BEAT:
• Wahyu mendengar suara pintu terbuka dari kamarnya
• Bapak pergi bersama dengan temannya
• Ibu pulang bekerja
SCENE 5
INT. KAMAR WAHYU. AFTERNOON
ACTING BEAT:
• Wahyu mengintip memperhatikan Bapak di depan
rumahnya
• Bapak yang sudah rapi merokok, lalu pergi masuk ke
dalam mobil
• Ibu pulang bekerja, lengkap dengan pakaiannya yang
formal
SCENE 5
INT. KAMAR WAHYU. AFTERNOON
LOKASI:
SCENE 5
INT. KAMAR WAHYU. AFTERNOON
SCENE 5
INT. KAMAR WAHYU. AFTERNOON
SCENE 6
INT. RUANG MAKAN. MORNING
Kali ini scene menjadi milik Ibu. Di scene ini kita akan
mengerti karakter ibu, bagaimana bedanya Ibu
memperlakukan anaknya secara tegas namun juga tetap
memiliki soft spot untuk anaknya.
SCENE 6
INT. RUANG MAKAN. MORNING
NARRATIVE BEAT:
• Ibu menyuruh Wahyu merapikan baju lalu memakan
sarapan
• Ibu duduk di sebelah Wahyu lalu mengajaknya ngobrol
• Ibu membicarakan masa depan Wahyu
• Ibu menutup obrolan
SCENE 6
INT. RUANG MAKAN. MORNING
ACTING BEAT:
• Wahyu mengambil piring, merapikan baju lalu duduk
untuk sarapan di meja makan
• Ibu mengajak Wahyu ngobrol
• Ibu membicarakan masa depan Wahyu
• Wahyu beranjak ke dapur, lalu bersiap sekolah
• Ibu menutup obrolan
SCENE 6
INT. RUANG MAKAN. MORNING
LOKASI:
SCENE 6
INT. RUANG MAKAN. MORNING
SCENE 6
INT. RUANG MAKAN. MORNING
SCENE 6
INT. RUANG MAKAN. MORNING
SCENE 7
EXT. TERAS RUMAH. AFTERNOON
Scene ini menjadi milik Wahyu. Fungsi scene ini adalah
untuk payoff dari monolog Bapaknya. Untuk memberi
tanda bahwa ini adalah mulai dari kehancuran
keluarganya, adalah sebuah tanda untuk Wahyu untuk
menentukan pilihannya.
SCENE 7
EXT. TERAS RUMAH. AFTERNOON
NARRATIVE BEAT:
• Wahyu mencoba membuka pintu rumah
• Wahyu menyongkel jendela rumahnya
• Terdengar pertengkaran orang tuanya
• Wahyu memasang lagu lalu masuk melalui jendela
SCENE 7
EXT. TERAS RUMAH. AFTERNOON
ACTING BEAT:
• Wahyu berusaha membuka pintu rumah
• Wahyu memutuskan menyongkel jendela rumah
• Wahyu mendengar pertengkaran orang tuanya
• Wahyu memasang lagu dengan walkman lalu masuk
melalui jendela
SCENE 7
EXT. TERAS RUMAH. AFTERNOON
LOKASI:
SCENE 7
EXT. TERAS RUMAH. AFTERNOON
SCENE 7
EXT. TERAS RUMAH. AFTERNOON
SCENE 7
EXT. TERAS RUMAH. AFTERNOON
SCENE 8
INT. RUANG KELUARGA. AFTERNOON
Scene ini adalah klimaks dari film ini. Di puncak
pertengkaran kedua orang tuanya Wahyu masih santai,
masuk ke dalam rumah lalu melakukan kebiasaannya
seperti biasa. Wahyu mem “pay-off” apa yang dikatakan
Ibunya di scene ini
SCENE 8
INT. RUANG KELUARGA. AFTERNOON
NARRATIVE BEAT:
• Wahyu berjalan masuk ke arah dapur
• Ibu dan Bapak terus bertengkar
• Wahyu meminum air putih lalu mengambil spatula
• Wahyu memberikan spatula untuk Ibunya
SCENE 8
INT. RUANG KELUARGA. AFTERNOON
ACTING BEAT:
• Ibu dan Bapak terus bertengkar
• Wahyu berjalan masuk ke arah dapur
• Wahyu mengambil gelas, minum, lalu mengambil
spatula
• Wahyu memberikan Spatula untuk Ibunya
• Wahyu berjalan ke arah kamarnya.
SCENE 8
INT. RUANG KELUARGA. AFTERNOON
LOKASI:
SCENE 8
INT. RUANG KELUARGA. AFTERNOON
SCENE 8
INT. RUANG KELUARGA. AFTERNOON
SCENE 9
INT. KAMAR WAHYU. AFTERNOON
Ini adalah scene penutup yang dibuat seakan sama dengan
scene 3. Saya ingin memberikan kesan “deja vu”.
SCENE 9
INT. KAMAR WAHYU. AFTERNOON
NARRATIVE BEAT:
• Wahyu memasang kaset VHS
SCENE 9
INT. KAMAR WAHYU. AFTERNOON
ACTING BEAT:
• Wahyu memasang kaset VHS lalu duduk di pinggir
kasur
SCENE 9
INT. KAMAR WAHYU. AFTERNOON
LOKASI:
SCENE 9
INT. KAMAR WAHYU. AFTERNOON
SCENE 9
INT. KAMAR WAHYU. AFTERNOON
TIMELINE
TIMELINE
PROPOSED BUDGET
PROPOSED BUDGET
PROPOSED BUDGET

Anda mungkin juga menyukai