Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS TEORI GENDER DAN SEKSUALITAS

DALAM FILM CALL ME BY YOUR NAME


Dibuat untuk memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Gender dan Kesehatan
Dosen Pengampu :
Hj. Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes

Disusun Oleh:
Lubna Kamilia 174101066
Rifki Abdurrofi 174101102
Risma Nurmalasari 174101107
Zuliani
Nunik Sylviani 174101112
Alisya Estantia Fadhillah 174101119

Kelas C
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Identitas Film
Tabel 1.1 Identitas Film
Identitas Keterangan
Sutradara Luca Guadagnino
Produser Emilie Georges, James Ivory, Marco
Morabito, Howard Rosenman, Peter Spears,
dan Rodrigo Teixeira
Penulis naskah Walter Fasano, Luca Guadagnino, dan
James Ivory
Musik Sufjan Stevens
Sinematografi Sayombhu Mukdeeprom
Penyunting Walter Fasano
Tanggal rilis - 22 Januari 2017 (Festival Film
Sundance)
- 27 Oktober 2017 ( Britania Raya)
- 24 November 2017 (terbatas di AS)
- 19 Januari 2017 (secara luas di AS)

Waktu 132 menit


Negara Amerika Serikat
Italia
Brasil
Prancis
Bahasa Inggris
Prancis
Italia
Biaya produksi 3,5 juta dollar AS
Pemeran Timothee Chalamet sebagai Elio Perlman
Armie Hammer sebagai Oliver
Michael Stuhlbarg sebagai Lyle Perlman
Amira Casar sebagai Annella Perlman
Esther Garrel sebagai Marzia
Victoire Du Bois sebagai Chiara
Vanda Capriolo sebagai Mafalda
Antonio Rimoldi sebagai Anchise
Elena Bucci sebagai sejarawan seni 1
Marco Sgrosso sebagai sejarawan seni 2

B. Sinopsis Film
Film ini berkisah tentang Elio yang diperankan oleh Timothee
Chalarnat, seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun yang tinggal di pedesaan
Italia bersama kedua orang tuanya. Ayah Elio, Mr. Perlman yang dibintangi
oleh Muchael Stuhlbarg adalah seorang profesor arkeologi.
Pada suatu libur musim panas, Mr. Parlman mengundang salah seorang
mahasiswa berbakatnya asal Amerika untuk membantu mengurus beberapa
dokumen adademik sekaligus berlibur di rumahnya yang indah. Kedatangan
Oliver (diperankan oleh Armie Hammer) sebagai tamu ayah Elio
menciptakan sesuatu yang tidak pernah diduga sebelumnya.
Elio adalah remaja cerdas yang sedang menjalin asmara dengan seorang
perempuan bernama Marzia (diperankan oleh Esther Garrel). Elio sangat suka
membaca buku dan bermain piano, bahkan hari-harinya lebih banyak
dihabiskan untuk membaca buku serta menggubah lagu. Namun munculnya
Oliver yang sangat periang dan menarik banyak perhatian Elio, membuat
Elio mulai merasakan sesuatu yang seharusnya tidak bisa diterimanya sendiri
dengan akal sehat.
Ini adalah kisah tentang banyak pertanyaan yang ingin setiap orang
tanyakan tapi tidak bisa ditanyakan kepada sembarang orang. Batasan yang
ditanamkan dalam sebuah budaya serta pemikiran rasional yang sudah
dicemari oleh pendapat publik secara global, membuat baik Elio atau pun
Oliver merasa apa yang mereka rasakan adalah kesalahan.
Sungguh menyenangkan memang jika menonton sebuah film lalu
mendapatkan cukup banyak pengetahuan tentang beberapa karya seni,
demikianlah yang ditawarkan oleh “Call Me by Your Name”, buku-buku tua,
musik yang bisa dibilang klasik, dengan suasana pedesaan Italia yang segar
sekaligus kuno, seakan membawa penonton pada kisah keluarga bahagia yang
setiap pagi menghabiskan waktu pagi mereka dengan sarapan di halaman
yang asri dan nyaman.
Fokus cerita lebih kepada tarik ulur perasaan Elio dan Oliver yang
terjebak dalam situasi tidak biasa. Apakah itu cinta, atau hanya sekadar
perasaan suka dan saling menyayangi layaknya saudara? Namun Ibu Elio
yang melihat tingkah Oliver pada Elio demikian juga sebaliknya, memahami
apa yang sedang dialami oleh anaknya itu.
Kedua orang tua Elio adalah tipe orang tua yang bisa menerima apa pun
pilihan yang anak mereka ambil. Bahkan Oliver pernah bilang pada Elio
bahwa dia sangat beruntung memiliki kedua orang tua seperti itu. Waktu
bersama mereka yang banyak dihabiskan untuk bersepeda, berenang di kolam
dan sungai, mengelilingi pedesaan Italia yang indah, serta membicarakan
banyak hal tentang buku dan karya seni, membuat mereka jadi saling
merindukan ketika tidak berjumpa dalam kurun waktu yang singkat.
Kisah cinta Elio dengan Marzia pun digambarkan cukup berhasil,
semacam dua remaja yang haus akan cinta dan penasaran dengan hal-hal yang
bisa mereka lakukan bersama. Walau dibalik kisah cinta mereka itu tersimpan
sebuah keperihan di hati Elio tentang kegelisahan dirinya yang tidak bisa
memahami perasaannya atas Oliver.
Proses pencarian identitas Elio untuk menjadi dewasa, diiringi oleh
perkembangan karakter lain yang juga menarik untuk diperhatikan. Bahkan
sedikit kisah tentang ayah dan ibu Elio pun sempat diceritakan dan
memberikan sebuah kejutan yang tidak terduga.
Tema semacam ini memang terbilang sangat tabu di negeri kita, tapi
pemaknaan yang mendalam membuat film ini bisa memberikan gambaran
kepada banyak orang bahwa cinta itu ada banyak jenisnya. Dan beberapa
yang terlihat baik-baik saja pun pada nyatanya harus berakhir, seperti libur
musim panas yang dilalui oleh Elio dan Oliver yang juga harus berakhir.
Apakah Elio dan Oliver menemukan jawaban tentang apa yang mereka
rasakan? Apakah akhir cerita ini akan membuat mereka patah hati atau
bahagia dengan segala kemungkinan serta resiko yang berani mereka
perjuangkan? Atau ini hanyalah perasaan yang tidak seharusnya pernah ada
dan menganggap apa yang sudah berlalu biarlah menjadi memori indah yang
cukup untuk dikenang tanpa harus dibicarakan lagi?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Gender
Kata “gender” berasal dari bahasa inggris, gender, berarti “jenis
kelamin” dalam webste’s new world dictionary, gender diartikan sebagai
“perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai

tingkah laku. Menurut bahasa, kata gender diartikan sebagai “ the grouping
of words into masculine, feminine and neuter according as the are regarded
as male, female or without sex”. Gender adalah kelompok kata yang
mempunyai sifat maskulin, feminine, atau tanpa keduanya, netral.
Gender adalah sebuah istilah yang menunjukkan pembagian peran
sosial antara laki-laki dan perempuan dan ini mengacu kepada pemberian ciri
emosional dan psikologis yang diharapkan oleh budaya tertentu yang
disesuaikan dengan fisik laki-laki dan perempuan. Adapun istilah seks
mengacu kepada perbedaan secara biologis dan anatomis antara laki-laki dan
perempuan.
Hilary M Lips dalam bukunya yang berjudul sex & gender an:
introduction, mengartikan gender sebagai cultural expectation for women and
men atau harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan. Wilson
mengatakan bahwa gender bukan hanya sekedar pembeda antara laki-laki dan
perempuan dilihat dari konstruk sosial budaya, tetapi lebih ditekankan pada
konsep analisis dalam memahami dan menjelaskan sesuatu. Karena itu kata
“gaender” sering disandingkan dengan kata ketidakadilan, kesetaraan dan
sebagainya, kedudukanya sulit untuk diberi pengertian secara terpisah.
Disebutkan dalam kepmendegri no. 132 bahwa gender adalah konsep yang
mengacu pada peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang selalu
berubah sesuai dengan keadaan sosial dan budaya masyarakat.
Gender adalah peran dan kedudukan seseorang yang dikonstruksikan
oleh masyarakat dan budaya karena seseorang lahir sebagai perempuan, dan
karena seseorang lahir sebagai laki-laki. Jadi bayi yang baru lahir dengan seks
tertentu itu dikonstruksikan, diberi pemahaman oleh masyarakat bahwa lelaki
itu akan menjadi kepala keluarga. Dia akan menjadi pencari nafkah, menjadi
orang yang menentukan. Bagi perempuan sebaliknya.
Bayi perempuan begitu lahir, dia akan diberi pemahaman oleh budaya
dan masyarakat itu sebagai ibu rumah tangga, sebagai istri, sebagai orang
yang dilindungi, dan sebagainya. Gender adalah konstruksi sosial atau budaya

pada seseorang yang lahir sebagai perempuan. Oleh sebab itu, lain dengan
ciri-ciri seks yang datang secara kodrati. Maka dari itu, peran gender dan
kedudukan gender itu tidak universal, karena dia non kodrati, non biologis,
dan berasal dari konstruksi sosial budaya.

B. Pengertian Seksualitas
Sebelum pembahasan lebih jauh penting membahas tentang
pengertian seks secara gambalang, kata seks berasal dari bahasa inggris
sex, berarti jenis kelamin (jhon m. Echols dan hasan shadily, 1983).
Pemahaman ini diperjelas dalam kamus lainnya bahwa “sex is the
characteristics which distinguish the male from the female”, yakni ciri-ciri
yang membedakan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang
bersifat biologis. Seks disebut juga jenis kelamin, merupakan penyifatan
atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis
yang melekat pada jenis kelamin tertentu.
Seksualitas atau jenis kelamin terdiri dari perempuan dan laki-laki
yang telah ditentukan oleh tuhan. Oleh karena itu tidak dapat ditukar atau
diubah. Ketentuan ini berlaku sejak dahulu kala, sekarang dan berlaku
selamanya. Ada berbagai pendapat mengenai definisi dari seksualitas,
diantaranya yaitu:
a. Seksualitas atau jenis kelamin adalah karakteristik biologis-anatomis
(khususnya sistem reproduksi dan hormonal), diikuti dengan karakteristik
fisiologi tubuh, yang menentukan seseorang adalah laki-laki atau
perempuan(depkes ri, 2002:2)
b. Seksualitas/jenis kelamin (seks) adalah perbedaan fisik biologis, yang
mudah dilihat melalui ciri fisik primer dan secara sekunder yang ada
pada kaum laki-laki dan perempuan (badan pemberdayaan masyarakat,
2003).
c. Seksualitas/jenis kelamin adalah pembagian jenis kelamin yang
ditentukan secara biologis melekat pada jenis kelamin
tertentu (handayani,2002:4).
d. Seks adalah karakteristik genetik/fisiologis atau biologis seseorang yang
menunjukkan apakah dia seorang perempuan atau laki-laki (who, 1998)
Alat-alat secara biologis tidak dapat dipertukarkan antara alat
biologis yang melekat pada manusia laki-laki dan perempuan. Jika
didefinisikan secara seks laki- laki adalah manusia yang memiliki penis,
jakun (kala manjing), dan memproduksi sperma. Sedangkan secara seks
perempuan adalah manusia yang memiliki alat reproduksi, seperti rahim
dan saluran untuk melahirkan, memproduksi telur, memiliki vagina dan

mempunyai alat menyusui. Hal tersebut adalah ketentuan biologis yang


secara permanen tidak berubah dan atau sering dikatakan sebagai
ketentuan tuhan (kodrat).
Definisi yang dimaksud dengan seks adalah ciri-ciri anatomi biologi
yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Dengan ciri-ciri
biologis kelamin macam itu, orang dimasukkan ke dalam kelompok laki-
laki. Dengan ciri-ciri biologis kelamin macam itu, orang dimasukkan ke
dalam kelompok perempuan. Sifatnya kodrati karena itulah yang dikatakan
dengan seks, dan seks itu yang pertama kali membedakan jenis manusia.
Setiap bulannya perempuan menstruasi, misalnya, dapat dijadikan
bukti yang signifikan adanya perbedaan tersebut. Sekaligus hal itu
menunjukkan bahwa pada organ-organ tertentu di dalam tubuh perempuan
sangat sangat berbeda dari yang ada pada laki-laki, seperti organ
reproduksi, dan lain-lain. Hal itu dapat dimaklumi karena fungsi organ
tersebut memang berbeda antara dua jenis kelamin itu. Perempuan
melahirkan anak, sedang pria tidak. Tetapi pada organ-organ yang
fungsinya tidak berbeda, seperti tangan, kaki, alat pencernaan, otak,
jantung, dan sebagainya, maka konstruksi dan bentuknya secara umum
juga tak berbeda antara laki-laki dan perempuan.
Perbedaan antar jenis kelamin mulai diungkapkan secara “ilmiah”
oleh charles darwin dalam bukunya, the descent of man. Uraian darwin
tentang perbedaan ini dianggap cukup kontroversial. Darwin menuliskan
bahwa “pria berbeda dengan wanita dalam ukuran, kekuatan tubuh, dan
seterusnya juga dalam hal pemikiran.” Antara berbedaan jenis kelamin
pada manusia oleh darwin dianalogikan dengan yang terdapat pada
beberapa spesies mamalia. Carl degler macam itu, orang dimasukkan ke
dalam kelompok laki-laki. Dengan ciri-ciri biologis kelamin macam itu,
orang dimasukkan ke dalam kelompok perempuan. Sifatnya kodrati karena
itulah yang dikatakan dengan seks, dan seks itu yang pertama kali
membedakan jenis manusia.
Setiap bulannya perempuan menstruasi, misalnya, dapat dijadikan
bukti yang signifikan adanya perbedaan tersebut. Sekaligus hal itu
menunjukkan bahwa pada organ-organ tertentu di dalam tubuh perempuan
sangat sangat berbeda dari yang ada pada laki-laki, seperti organ
reproduksi, dan lain-lain. Hal itu dapat dimaklumi karena fungsi organ
tersebut memang berbeda antara dua jenis kelamin itu. Perempuan
melahirkan anak, sedang pria tidak. Tetapi pada organ-organ yang
fungsinya tidak berbeda, seperti tangan, kaki, alat pencernaan, otak,
jantung, dan sebagainya, maka konstruksi dan bentuknya secara umum
juga tak berbeda antara laki-laki dan perempuan.
Perbedaan antar jenis kelamin mulai diungkapkan secara “ilmiah”
oleh charles darwin dalam bukunya, the descent of man. Uraian darwin
tentang perbedaan ini dianggap cukup kontroversial. Darwin menuliskan
bahwa “pria berbeda dengan wanita dalam ukuran, kekuatan tubuh, dan
seterusnya juga dalam hal pemikiran.” Antara berbedaan jenis kelamin
pada manusia oleh darwin dianalogikan dengan yang terdapat pada
beberapa spesies mamalia. Carl Degler laki-laki dan perempuan sangatlah
berbeda suara perempuan lebih halus dan suara laki-laki lebih terdengar
besar dan berat.
Para pakar kedokteran dan psikologi dalam dia dimana-mana,
perbedaan laki-laki dan perempuan yang tidak banyak diketahui oleh
banyak orang antara lain, masing-masing dari laki-laki dan perempuan
mempunyai hormon khusus dan ciri biologis tertentu yang kadarnya
berbeda antara satu dengan yang lain. Darahnya pun memiliki perbedaan
jumlah butir-butir darah merah pada perempuan lebih sedikit ketimbang
laki-laki, kemampuan bernafas pun lebih rendah daripada laki-laki dan
kemampuan perempuan dalam melawan kuman dan virus lebih besar
daripada laki- laki. Karena itu pula usia rata-rata perempuan melebihi usia
rata-rata laki-laki.
Masa pubertas pada perempuan berlangsung antara usia 9-13 tahun,
sedangkan pada anak laki-laki antara usia 10-14 tahun. Namun, laki-laki
menghasilkan sperma yang tetap subur sejak masa pubertas hingga akhir
hayatnya, berbeda dengan perempuan. Sel telur perempuan habis setelah
mencapai usia sekitar 51. Siklus menstruasi perempuan ketika itu berhenti
dan ia tidak dapat lagi melahirkan.
Teori feminis mendefinisikan jenis kelamin hanya sebagai kondisi
biologis seseorang secara anatomi apakah dia laki-laki atau perempuan.
Dalam teori feminis kontemporer dari kate millett sex adalah membedakan
secara konseptual antara jenis kelamin dan gender sehingga harapan atas
peran jenis kelamin bisa diubah jika mereka dianggap bukan biologi. Ann
oakley menyatakan bahwa perbedaan jenis kelamin bisa jadi ‘alamiah’
namun perbedaan gender bersumber budaya, bukan alamiah.

C. LGBT
Istilah LGBT mulai dipakai sekitar tahun 1990-an, istilah LGBT awalnya
berasal dari LGB saja, kemudian istilah tambahanpun bermunculan seiring
dengan waktu seperti penambahan huruf Q (Queer) menjadi LGBTQ, yang
bertujuan untuk menampung orangorang yang masih mempertanyakan
identitas seksualnya. Selain menambahkan huruf Q ada pula yang
menambahkan huruf I untuk interseks, sehingga menjadi LGBTI, sedangkan
di India, ada pula istilah LGBTIH, adanya penambahan huruf H. artinya
Hijrah, yang dipergunakan untuk mereka yang lain sebagai pria, tetapi
memiliki identitas gender feminism, bertindak feminism dan memakai
pakaian perempuan.
1. Pengertian LGBT
LGBT, merupakan kependekan dari singkatan Lesby, Gay, Biseksual dan
Transgender. Sebelum ada istilah LGBT popular, didalam litelatur ilmiah
untuk menyebutkan penyimpangan seksual dimana seseorang menyukai
sesama jenis disebut dengan istilah homoseksual, namun perlu dibedakan
antara homoseksual yang dilakukan oleh sejenis dengan suatu golongan
yang disebut hermaphrodit atau apa yang lazim disebut banci. Di beberapa
daerah di Indonesia sering dijumpai hermaphrodit yaitu orang yang
berperangai wanita sedang biologisnya adalah pria atau sebaliknya. Di
beberapa tempat dapat dijumpai kaum pria yang meniru-niru wanita tetapi
sebenarnya dapat disebut banci tiruan. Jika banci yang demikian
melakukan sexual inter course terhadap pihak wanita, maka yang terjadi
bukanlah suatu homo. Seringkali terjadi bancibanci yang berkeliaran
dimalam hari, ada yang mempunyai isteri dan anak. (Gerson W.Bawengan,
Pengantar Psikologi Kriminil, 1991:153)
David Abrahamsen mengemukakan beberapa tipe dari homoseks tersebut
disebut lesbian dan menurutnya ada tiga tipe homoseksual pria, yaitu :
1) Tipe aktif yaitu Pria yang melakukan fungsinya sebagai seorang
pria.
2) Tipe pasif yaitu pria yang menjadi obyek tipe pertama.
3) Tipe campuran, yaitu sewaktu-waktu bersikaf aktif dan sewaktu-
waktu bersikap pasih. Ketiga tipe seperti itu juga terdapat pada
lesbian.
a. Lesbi
Lesbi adalah ketertarikan seorang wanita kepada wanita lainnya. lesbi
adalah hubungan yang terjalin nyata antara perempuan dengan perempuan.
Dimana satu berperan sebagai laki-laki dan yang satunya lagi berperan
sebagai perempuan. Biasanya perempuan yang berperan menjadi seorang
laki-lakinya, adalah perempuan yang berpenampilannya “tomboy”. Pada
umumnya pelesbi akan berpenampilan selayaknya laki-laki bagi pelesbi
yang menyamar jadi laki-laki. Dan yang perempuan pun akan berdandan
serba feminism. Untuk pelesbi yang berperan laki-laki sering diantara
mereka akan punya tindik di kupingnya, di bibirnya atau di dalam
lidahnya. Gaya rambutnya akan sengaja dibuat selaki-laki mungkin.
b. Gay
Istilah gay digunakan secara umum untuk menggambarkan seorang pria
yang tertarik secara seksual dengan pria lain dan menunjukkan komunitas
yang berkembang diantara orang-orang yang memiliki orientasi seksual
yang sama. Caroll (2005) mengatakan bahwa orientasi seksual merupakan
ketertarikan seseorang pada jenis kelamin tertentu secara emosional, fisik,
seksual dan cinta.
c. Biseksual
Biseksual adalah orientasi seksual yang menunjukkan ketertarikan
seseorang terhadap orang lain tanpa memperdulikan gender. Seorang
pelaku biseksual biasanya tidak memperdulikan seseorang itu pelaku
heteroseksual, homoseksual ataupun transgender. Biseksual bias
digolongkan sebagai perilaku seksual yang sering kali orientasi seksnya
berubah-ubah. Orang dari segala usia, ras budaya dan agama yang
berlainan itdak menghalangi seseorang untuk menjadi pelaku biseksual.
Krafft-Ebing, salah seorang seksologis Jerman menyebut biseksual dengan
sebutan psychosexual hermaphroditism yaitu eksistensi dua seks biologis
dalam satu spesies atau kejadian yang merupakan kebetulan dari
karakteristik pria dan wanita dalam satu tubuh (Bowie dalam Storr, 1999).
Ellis (dalam Storr, 1999) kemudian meninggalkan istilah psychosexual
hermaphroditism dan memperluas makna dari biseksual sebagai hasrat
seksual untuk pria maupun wanita yang dialami oleh individu. Menurut
Freud (1905), biseksual merupakan kombinasi dari maskulinitas dan
feminitas, sedangkan menurut Stekel (1920) dan Klein (1978), biseksual
bukanlah merupakan kombinasi dari maskulinitas dan femininitas
melainkan heteroseksualitas dan homoseksualitas (dalam Storr, 1999).
Dalam pengertian umumnya, biseksual adalah orientasi seksual yang
mempunyai ciri-ciri berupa ketertarikan estetis, cinta romantis, dan hasrat
seksual kepada pria dan wanita. Menurut Masters (1992), biseksual adalah
istilah untuk orang yang tertarik secara seksual baik itu terhadap laki-laki
maupun perempuan. Biseksual juga didefinisikan sebagai orang yang
memiliki ketertarikan secara psikologis, emosional dan seksual kepada
laki-laki dan perempuan

d. Transgender
Transgender adalah orang yang cara berperilaku atau penampilanya tidak
sesuai dengan peran gender pada umumnya. Transgenfer adalah orang
yang dalam berbagai level “melanggar” norma kultural mengenai
bagaimana seharusnya pria dan wanita itu. Seorang wanita, misalnya
secara kultural dituntut untuk lebih lembut. Kalau pria yang berkarakter
demikian,itu namanya transgender. Orang-orang yang lahir dengan alat
kelamin luar yang merupakan kombinasi pria-wanita juga termasuk
transgender. Transgender ada pula yang mengenakan pakaina lawan
jenisnya,baik sekali maupun rutin. Perilaku transgenderlah yang mungkin
membuat beberapa orang mengganti jenis kelaminya, seperti pria menjadi
wanita begitu pula sebaliknya.
2. Faktor-faktor Penyebab Menjadi LGBT
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang itu
cenderung untuk menjadi bagian dari LGBT antaranya adalah:
a) Keluarga
Pengalaman atau trauma di masa anak-anak misalnya: Dikasari
oleh ibu/ayah hingga si anak beranggapan semua
pria/perempuan bersikap kasar, bengis dan panas bara yang
memungkinkan si anak merasa benci pada orang itu.
Predominan dalam pemilihan identitas yaitu melalui hubungan
kekeluargaan yang renggang. Bagi seorang lesbian misalnya,
pengalaman atau trauma yang dirasakan oleh para wanita dari
saat anak-anak akibat kekerasan yang dilakukan oleh para pria
yaitu bapa, kakaknya maupun saudara laki-lakinya. Kekerasan
yang dialami dari segi fisik, mental dan seksual itu membuat
seorang wanita itu bersikap benci terhadap semua pria. Selain
itu, bagi golongan transgender faktor lain yang menyebabkan
seseorang itu berlaku kecelaruan gender adalah sikap orang tua
yang idamkan anak laki-laki atau perempuan juga akan
mengakibatkan seorang anak itu cenderung kepada apa yang
diidamkan.
b) Pergaulan dan lingkungan Kebiasaan
pergaulan dan lingkungan menjadi faktor terbesar menyumbang
kepada kekacauan seksual ini yang mana salah seorang anggota
keluarga tidak menunjukkan kasih sayang dan sikap orang tua
yang merasakan penjelasan tentang seks adalah suatu yang
tabu. Keluarga yang terlalu mengekang anaknya. Bapak yang
kurang menunjukkan kasih sayang kepada anaknya. Hubungan
yang terlalu dekat dengan ibu sementara renggang dengan
bapak. Kurang menerima pendidikan agama yang benar dari
kecil. Selain itu, pergaulan dan lingkungan anak ketika berada
di sekolah berasrama yang berpisah antara laki-laki dan
perempuan turut mengundang terjadinya hubungan gay dan
lesbian.
c) Biologis
Penelitian telah pun dibuat apakah itu terkait dengan genetika,
ras, ataupun hormon. Seorang homoseksual memiliki
kecenderungan untuk melakukan homoseksual karena
mendapat dorongan dari dalam tubuh yang sifatnya
menurun/genetik. Penyimpangan faktor genetika dapat diterapi
secara moral dan secara religius. Bagi golongan transgender
misalnya, karakter laki-laki dari segi suara, fisik, gerak gerik
dan kecenderungan terhadap wanita banyak dipengaruhi oleh
hormon testeron. Jika hormon testeron seseorang itu rendah, ia
bias mempengaruhi perilaku laki-laki tersebut mirip kepada
perempuan. Di dalam medis, pada dasarnya kromosom laki-laki
normal adalah XY, sedangkan perempuan normal pula adalah
XX. Bagi beberapa orang laki-laki itu memiliki genetik XXY.
Dalam kondisi ini, laki-laki tersebut memiliki satu lagi
kromosom X sebagai tambahan. Justru, perilakunya agak mirip
dengan seorang perempuan.
d) Moral dan Akhlak
Golongan homoseksual ini terjadi karena adanya pergeseran
norma-norma susila yang dianut oleh masyarakat, serta semakin
menipisnya kontrol sosial yang ada dalam masyarakat tersebut.
Hal ini disebabkan karena lemahnya iman dan pengendalian
hawa nafsu serta karena banyaknya ransangan seksual.
Kerapuhan iman seseorang juga dapat menyebabkan segala
kejahatan terjadi karena iman sajalah yang mampu menjadi
benteng paling efektif dalam mengekang penyimpangan
seksual. (eJournal Sosiatri-Sosiologi 2015)
e) Pengetahuan Agama yang Lemah
Selain itu, kurang pengetahuan dan pemahaman agama juga
merupakan factor internal yang mempengaruhi terjadinya
homoseksual. Ini kerana penulis merasakan didikan agama dan
akhlak sangat penting dalam membentuk akal, pribadi dan
pribadi individu itu. Pengetahuan agama memainkan peran
yang penting sebagai benteng pertahanan yang paling ideal
dalam mendidik diri sendiri untuk membedakan yang mana
baik dan yang mana yang sebaliknya, haram dan halal dan lain-
lain. Antara faktor lain yang peneliti peroleh dari data
wawancara bersama beberapa individu dari kaum transgender
adalah naluri sendiri sejak kecil. Keinginan untuk berubah
menjadi seorang perempuan timbul sejak masa kecil karena
kurang mendapat perhatian dari kedua orang tua mereka. Sejak
umur 13 tahun, mereka sudah mulai hidup mandiri dengan
mengikuti teman-teman sejenis melacur di lorong-lorong.
Selain itu faktor media dan internet juga antara faktor yang
menyumbang kepada kecelaruan ini.
D. Kaitan Gender dan Seksualitas
BAB III
ANALISIS FILM
A. Analisis Film
B. Analisis Ketidakadilan Gender
C. Kesimpulan dan Solusi
Dapus
Galih, Yuliana Surya.2016. Suatu Telaah, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT)
dalam Perspektif Hukum Positif.
Jurnal.unigal.ac.id.index.php/galuhjustisi/article/view/413

Asyari, Fatimah. 2017. LGBT dan Hukum Positif Indonesia.


http://ejurnal.untag-smd.ac.id/index.php/LG/article/view/3385 [18 sep 2019]

Anda mungkin juga menyukai