Anda di halaman 1dari 14

PAPER UJIAN TENGAH SEMESTER

MK DPES 
"CEK TOKO SEBELAH 1"

Kelompok 20

Randa Asia - 01071210041


Randra Frits Christopher - 01071210079
Ratu Aukia Putri - 01071210146
Raynard Elleazar - 01071210078
Renuka Halim - 01071210125
Resky Maldino Fernandes - 01071210149
Ryan C Harliman - 01071210059
Sabiya Azalia - 01071210113
Sabrina Kyla Jauhari - 01071210061
Safira Unstanti Ani Pekei - 01071210295

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN KARAWACI


2023
 
                                                 
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Sinopsis Film Cek Toko Sebelah
Sebuah film dapat dikatakan sebagai salah stau produk yang berada dalam kajian
komunikasi massa, dimana film sendiri memiliki fungsi serta peranan penting untuk
membangun dan meningkatkan social kultural, artistic seni, politik, dan dunia dalam
lingkup ilmiah. Pada dasarnya, pemanfaatan film didasari oleh pembelajaran bagi
masyarakat dan dijadikan pertimbangan bahwa sebuah film mampu dalam menarik
audiens dikarenakan setiap film memiliki pesan di alur ceritanya sesuai dengan
keunikan mereka masing-masing. Dengan demikian, film merupakan suatu
komunikasi media massa yang memiliki peranan sangat penting yang bersifat audio
visual demi menunjang penyampaian pesan kepada sekelompok masyarakat yang
berkumpul pada suatu tempat tertentu untuk menonton sebuah film.
Masing-masing film sendiri mempunyai pesan yang berbeda-beda tergantung dari
genre film tersebut. Namun, umumnya tentu sebuah film mencakup sebuah pesan di
dalamnya, baik itu pesan terkait pendidikan, informasi, maupun hiburan atau komedi
belaka. Sebuah pesan atau amanat dalam film menggunakan berbagai macam lambang
yang terdapat pada pikiran masing-masing manusia, yaitu berupa pesan, perkataan,
suara yang dihasilkan, maupun percakapan di dalam sebuah film. Film juga dapat
dikatakan sebagai media komunikasi yang mempengaruhi audiens secara tepat
sasaran. Hal tersebut tentunya dikarenaakn sebuah film yang disajikan dengan gambar
dan suara mampu memberikan cerita yang banyak sesuai alur dalam waktu yang
cukup singkat yaitu berkisaran antara 1-3 jam saja. Di saat kita menonton film,
tentunya kita merasa berada pada film tersebut dan menembus ruang serta waktu
sehingga film tersebut memiliki pengaruh yang kuat dalam membawa suasana
terhadap audiens yang menonton film tersebut.
Pada saat ini, kami akan membahas film Cek Toko Sebelah 1 yang dimana film
ini bergenre komedi dan diproduksi oleh Starvision Plus dan dirilis pada tanggal 28
Desember 2016 serta memiliki panjang durasi sebesar 98 menit. Penulis dalam film ini
yaitu Ernest Prakasa dan juga Jenny Yusuf serta pengembangan ceritanya ditulis oleh
Meira Anastasia. Selain itu, Ernest juga menggaet sebagai sutradara dan berperan
sebagai tokoh utama di film ini. Adapun film “Cek Toko Sebelah 1” ini sangat
digemari oleh penonton dan berhasil menarik audiens banyak, dimana sampai dengan
hari ke-21 penayangannya, film garapan Ernest Prakasa tersebut sudah menggaet
sebanyak 2.101.170 penonton. “Cek Toko Sebelah” berada di peringkat empat dan
lima film terlaris dengan penjualan di atas dua juta tiket. Meski debut Ernest Prakasa
sebagai sutradara masih terbilang baru, melalui film keduanya “Cek Toko Sebelah”
telah mampu memborong 6 penghargaan di ajang Indonesian Box Office Movie
Awards 2017. 6 penghargaan tersebut adalah Pemeran Pendukung Wanita Terbaik,
Pemeran Pendukung Pria Terbaik, Poster Terbaik, Pendatang Baru Terbaik, Skenario
Terbaik, Film Box Office Terbaik.
Sebuah keluarga etnis Tionghoa diceritakan dan digambarkan dalam film ini,
termasuk sang ayah, Koh Afuk (Chew Kin Wah), dan kedua putranya, Yohan (Dion
Wiyoko), sang kakak, dan Erwin (Chew Kin Wah), sang adik (Ernest Prakasa). Koh
Afuk menjalankan bisnis toko makanan yang sukses. Kedua anak Koh Afuk
mempunyai gaya hidup yang sangat berbeda. Adik laki-laki, seorang fotografer biasa,
memiliki masa lalu yang bermasalah sejak ibu mereka meninggal. Untunglah ia
serumah dengan istri setianya (Adinia Wirasti). Sedangkan kehidupan sang adik lebih
ideal. Selama ini, belajar di luar negeri memiliki reputasi yang cukup solid. Selain itu,
ia memiliki pacar yang cantik (Gisella Anastasia) yang juga berasal dari keluarga
kaya.

Setelah jatuh sakit, Koh Afuk mengaku tidak bisa lagi mengelola toko
kelontongnya. Kemudian, meski adik laki-lakinya akan menerima tawaran pekerjaan
yang lebih menjanjikan dari kantornya, ia meminta Erwin untuk mengurus toko
tersebut. Yohan jelas kesal karena ayahnya lebih memilih adik laki-lakinya daripada
dirinya. Yohan merasa lebih berhak atas toko tersebut meski sebagai anak sulung.
Fakta bahwa putra sulung Koh Afuk memiliki sejarah yang bermasalah membuatnya
tidak bisa menjalin hubungan baik dengan Yohan. Terlepas dari keinginan jujur
Yohan untuk melanjutkan bisnis toko kelontong yang dirintis oleh keluarganya. Erwin
sendiri berjuang sementara itu, lebih memilih untuk melanjutkan profesinya yang
menjanjikan.

2. Latar Belakang Tokoh Koh Afuk


Pemilik toko kelontong yang masih menjadi bagian dari tradisi leluhur mereka
digambarkan sebagai Koh Afuk dalam film Cek Toko Sebelah. Ko Afuk memiliki
keberanian moral ketika dia menegur Robert karena bertindak sangat tidak sopan
dengan sekretarisnya Anita. Di manakah tingkah laku yang diperlihatkan Robert saat
melecehkan Anita secara seksual? Tidak ada wanita yang boleh dilecehkan seperti itu,
kata Ko Afuk Robert. Keberanian moral paling baik dicontohkan oleh Koh Afuk
karena dia tidak takut mengoreksi orang lain ketika mereka membuat kesalahan.
Robert tidak memiliki kekuasaan tak terbatas atas Anita meski menyandang status
lebih tinggi dari Sekretarisnya. Bertanggung jawab; Ketika sebuah toko akan ditutup,
Koh Afuk memberi karyawannya pilihan untuk menerima uang pesangon. Salah satu
karyawan Koh Afuk mungkin terlihat tidak bahagia ketika harus berhenti bekerja di
bisnis Koh Afuk, menunjukkan mentalitas tanggung jawab yang dimiliki Koh Afuk
yang membuatnya memberikan karyawan yang begitu loyal untuk membantu
mengelola perusahaannya
Koh Afuk ingin mewariskan tokonya kepada Erwin (Ernest Prakasa), bungsu
kesayangannya yang cemerlang. Begitu cemerlang sehingga dia sebetulnya lebih
memilih berkarir sendiri. Sementara, Yohan (Dion Wiyoko) sang kakaklah yang justru
ingin mewarisi toko itu sebagai pembuktian diri. Di sebuah keluarga yang telah
kehilangan sosok ibu ini, dengan sosok ayah yang agak berjarak karena diam-diam
berduka, muncullah konflik kakak-adik yang terpendam cukup lama.
Pemilik toko di film ini, Koh Afuk (Chew Kin Wah), dicirikan sebagai orang
yang sangat dekat dengan semua karyawannya, yang berbeda kepribadian, ras, bahkan
agama. Semua anggota staf Koh Afuk sangat dihargai, dan perusahaan bahkan
menganggap timnya sebagai keluarga sendiri. Koh Afuk akhirnya menjalin hubungan
dengan Pak Nandar, pemilik toko yang sudah lama menjadi saingannya, di akhir cerita
(Budi Dalton). Koh Afuk menanamkan pada anaknya Erwin (Ernest Prakasa) rasa
tanggung jawab yang kuat terhadap semua pekerjanya. Selain itu, Koh Afuk
mengingatkan Robert (Tora Sudiro) untuk tidak melecehkan anak buahnya Anita
(Yeyen Lidya). Karakter Koh Afuk dalam film ini memberikan pesan moral kepada
kita mengapa kita harus berani dan tegas dalam membela seseorang yang lebih lemah
dan tertindas daripada kita.
Terlepas dari masalah rumit yang dihadapi keluarga Koh Afuk, mereka
menunjukkan bahwa hubungan mereka telah membaik karena cinta. Mirip dengan
hubungan Erwin dan Natalie (Gisella), hubungan Yohan (Dion Wiyoko) dengan Ayu
(Adinia Wirasti) kini kembali hangat karena cinta mereka lebih kuat dari tantangan
yang mereka alami. Ikatan diantara keluarga bisa menjadi sangat kuat.
BAB II

ANALISA DATA

1. Analisa Teori Perkembangan Eric Ericson


Erikson menciptakan gagasan perkembangan psikososial, yang menggambarkan
bagaimana kebutuhan pribadi seseorang (psiko) berinteraksi dengan tuntutan masyarakat
(sosial). Erikson menyarankan delapan tahap yang harus dilalui manusia untuk
berevolusi. Setiap tahap ini melibatkan konflik yang perlu diatasi agar kita dapat
melanjutkan perkembangan alami kita. Menurut Erikson sendiri, perkembangan dalam
psikologis dihasilkan dari berbagai interkasi yang dibangun melalui proses-proses
maturasional atau biasa dianggap sebagai kebutuhan biologis dengan berbagai tuntutan
masyarakat serta kekuatan social yang keberadaannya harus dihadapi di kehidupan
sehari-hari. Adapun jika kita lihat dari sudut pandang tersebut, tentunya teori Erikson
memberikan penjelasan terkait penemoatan titik tekan yang muatannya lebih besar dalam
aspek sosialisasi dibandingkan dari teori Freud sendiri. Kemudian, Erikson juga
mempelajari pengaruh pengalaman awal pada masa dewasa, tetapi dia melangkah lebih
jauh dengan melihat perubahan kualitatif yang terjadi pada usia paruh baya dan tahun-
tahun berikutnya.
Salah satu teori yang berpengaruh signifikan terhadap psikologi adalah teori
perkembangan kepribadian Erikson. Erikson memiliki peran penting dalam psikologi
bersama Sigmund Freud. Ini karena dia melakukan sesuatu yang tidak dilakukan Freud:
dia menjelaskan tahapan pertumbuhan manusia dari lahir hingga usia tua. Selain itu, teori
Erikson, yang memasukkan elemen kehidupan sosial dan fungsi budaya, dianggap lebih
realistis karena lebih berfokus pada ketidaksadaran manusia daripada karya Freud.
Kehidupan pribadi Erikson, yaitu perkembangan egonya, sangat terkait langsung dengan
seberapa berhasil teorinya muncul. Erikson berpendapat bahwa idenya konsisten dengan
prinsip dasar psikoanalisis yang didirikan oleh Freud. Erikson adalah seorang post-
Freudian atau neo-Freudian. Tesis Erikson, bagaimanapun, lebih mementingkan
masyarakat dan budaya. Ini terjadi karena latar belakang ilmiah dan ketertarikannya pada
antropologi; pada kenyataannya, dia sering mengabaikan masalah intuisi dan alam bawah
sadar. Akibatnya, ia menganut gagasan Freud tentang struktur mental sambil juga
memberikan gagasan tentang dinamika dan perkembangan kepribadian yang Freud
berikan komponen sosio-psikologis. Erikson percaya bahwa dinamika kepribadian selalu
muncul dari interaksi kebutuhan biologis mendasar dan bagaimana mereka diekspresikan
dalam perilaku sosial. Teori perkembangan ego Erikson didasarkan pada premis bahwa
perkembangan setiap manusia memiliki tahapan yang telah ditentukan sebelumnya secara
seragam sepanjang hidup mereka.
Pada tokoh Koh Afuk yang berumur 65 tahun keatas dimana tahapan yang
dimiliki olehnya yaitu tahapan Ego Integrity vs Despair, dimana tahapan ini adalah ketika
seseorang melihat kembali kehidupan mereka sampai saat ini. Bila mereka berhasil
memenuhi tahapan-tahapan sebelumnya, mereka akan merasa bangga dan puas. Namun,
ketidakberhasilan akan berujung pada penyesalan. Ketika orang dewasa yang lebih tua
mulai menghadapi kefanaannya, perbedaan antara integritas dan keputusasaan menjadi
lebih jelas. Tahap ini sering dimulai sebagai akibat dari peristiwa kehidupan seperti
pensiun, kematian pasangan, kehilangan teman dan kenalan, pengalaman penyakit
terminal, dan perubahan lain pada peran penting dalam hidup seseorang. Orang-orang
menggunakan waktu ini untuk memikirkan kembali kehidupan mereka dan menjauh
darinya dengan perasaan puas dengan kehidupan yang dihabiskan dengan baik atau
penyesalan dan depresi atas kehidupan yang salah.
Pada titik ini, mengatasi krisis dengan sukses menghasilkan pertumbuhan dari apa
yang disebut Erikson sebagai integritas ego. Individu dapat merenungkan hidup mereka
dengan kebahagiaan dan mendekati kematian dengan kebijaksanaan dan tanpa
penyesalan. Erikson mengungkapkan kebijaksanaan ini sebagai "kepedulian yang
terinformasi dan terpisah dengan kehidupan itu sendiri bahkan dalam menghadapi
kematian itu sendiri." Individu dengan rasa integritas akan merasa bangga dengan
keberhasilan mereka. Ketika fase ini selesai, seharusnya tidak ada penyesalan dan rasa
puas secara umum. Bahkan saat menghadapi kematian, orang-orang ini akan
mengembangkan kebijaksanaan. Individu yang gagal pada tahap ini akan merasa seolah-
olah hidup mereka sia-sia dan akan menyimpan banyak penyesalan. Orang akan
mengalami perasaan dendam dan putus asa. Hal ini dapat kita lihat dari kecemasan Koh
Afuk yang sudah tidak berdaya lagi sehingga memutuskan untuk mewarisi tokohnya
kepada Erwin namun sayangnya Erwin memiliki tawaran yang bagus di kantornya
sehingga Koh Afuk merasa kecewa dan beranggapan bahwa semua anaknya tidak sayang
kepadanya dan hanya mengurusi urusan mereka masing-masing. Pada tahap ini tentunya
Koh Afuk hanya ingin hidup damai dengan tetap berjalannya toko kelontong miliknya
yang dapat diorganisir oleh anaknya sendiri namun sayangnya anaknya memiliki
kehidupan masing-masing di dunia kerja mereka.

2. Analisa Teori Attachment


John Bowlby dan Mary Ainsworth menciptakan teori keterikatan (Attachment).
Sementara Mary Ainsworth mengembangkan teori keterikatan John Bowlby yang lebih
komprehensif, John Bowlby adalah orang pertama yang mengembangkan gagasan
keterikatan. Bowlby mendefinisikan keterikatan sebagai upaya seseorang untuk
mempertahankan ikatan emosional dan fisik mereka dengan ibu mereka atau pengasuh
utama lainnya. Menurut Ainsworth, keterikatan adalah ikatan emosional yang terus-
menerus yang dikembangkan seseorang dengan orang lain. Keinginan untuk ingin
membentuk keterikatan dengan individu lain dan mencari kepuasan dalam hubungan
tersebut adalah cara lain untuk memahami keterikatan dalam diri seseorang.
Hanya beberapa orang terpilih yang dapat terikat secara emosional, dan bagi
kebanyakan orang, orang pertama tersebut adalah anggota keluarga mereka, seperti orang
tua atau saudara kandung mereka. Komunikasi yang lebih baik akan mengarah pada
pengembangan ikatan yang lebih kuat antara teman sebaya. Selain itu, remaja mencari
keamanan dan keterikatan dari teman-temannya yang bersedia menjalin ikatan timbal
balik yang ada saat dibutuhkan. Menurut penjelasan yang diberikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa keterikatan adalah hubungan yang berkembang antara dua orang
melalui waktu dan ditandai dengan ikatan emosional di antara mereka.
Pada tokoh Koh Afuk sendiri, kita bisa lihat bahwa Koh Afuk berada pada
kuadran insecure attachment. Orang ini menarik diri dari situasi sosial, menunjukkan
emosi yang berlebihan, dan memiliki kecenderungan untuk mengurangi ketergantungan
pada orang lain karena dia tidak mendapatkan kenyamanan dan perhatian dari sosok yang
berhubungan dengannya. Ia menceritakan kehidupannya dalam film ini dengan
mengangkat isu-isu yang mempengaruhi keluarga Tionghoa-Amerika. Plot Cek Toko
Sebelah berkisah tentang seorang siswa SMA yang menjadi manajer toko. Isu-isu yang
digambarkan dalam film ini adalah realitas sosial yang ada saat ini. menjelaskan Koh
Afuk yang sering membandingkan anak-anaknya. Mereka secara konsisten salah menilai
perlunya memiliki anak yang dapat melanjutkan keluarga setelah lulus dari perguruan
tinggi ternama.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa emosi yang berlebihan dimiliki Koh
Afuk karena ia memiliki pemikira yang cukup kolot sehingga anaknya tidak dapat
mencapai cita-cita mereka sendiri. Selain itu, sikap amarah dia yang selalu
membandingkan anak-anaknya menyebabkan konflik tersendiri di keluarga tersebut
sehingga ia merasa bahwa anak anaknya harus selalu mengikuti apa yang Koh Afuk
bilang walaupun mereka tidak menyukai hal tersebut. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa tingkat keegoisan yang dimiliki Koh Afuk sangat tinggi sehingga merugikan
dirinya sendiri dan juga anak-anaknya.

3. Analisa Teori Kecemasan Anxiety


Kecemasan berfungsi sebagai tanda adanya bahaya yang akan terjadi, suatu ancaman
terhadap ego yang harus dihindari atau dilawan. Dalam hal ini ego harus mengurangi
konflik antara kemauan Id dan Superego. Konflik ini akan selalu ada dalam kehidupan
manusia karena menurut Freud, insting akan selalu mencari pemuasan sedangkan
lingkungan sosial dan moral membatasi pemuasan tersebut. Sehingga menurut Freud
suatu pertahanan akan selalu beroperasi secara luas dalam segi kehidupan manusia.
Layaknya semua perilaku dimotivasi oleh insting, begitu juga semua perilaku mempunyai
pertahanan secara alami, dalam hal untuk melawan kecemasan. Alih-alih muncul dari
perselisihan, kecemasan dalam neurosis dimulai dengan tidak adanya pelepasan libido
pada saat pembuahan, yang kemudian berkembang menjadi kekhawatiran dalam bentuk
yang beracun. Ini mungkin membantu menjelaskan mengapa fobia menyebabkan
penderitanya menghindari bahaya atau keadaan yang mereka ketahui dari pengalaman
masa lalu dapat memicu kecemasan, sedangkan neurosis kecemasan menyebabkan gejala
berkembang menjadi tahap panik. Namun, pembenaran tersebut tidak boleh sepenuhnya
dianggap sebagai kebenaran yang mutlak.

Pada scene ini menceritakan kedatangan Yohan yang mendatangi ayahnya yaitu
Koh Afuk untuk meminjam uang untuk bisnis fotografinya kepada sang ayah. Dalam film
“Cek Toko Sebelah” Karakter di Yohan dianggap sebagai karakter yang kurang
dipercaya untuk memegang tanggung jawab oleh ayahnya sehingga jawaban yang timbul
dari Koh Afuk bernada sayup dan lemah seperti menandakan kekecewaan dengan gesture
dan ekspresi muka datar dan dengan berdialog yang berkata “gakusah janji dulu, kalau
gak yakin bisa nepatin”. Tanda- tanda tersebut membentuk level kode sosial realitas yaitu
berupa ekspresi, gesture, dandialog memberikan kesan kecewa, dan kecemasan yang
tinggi.

Selanjutnya, adegan Koh Afuk memutuskan untuk menjual tokonya dengan Pak Robert
selaku developer. Koh Afuk memutuskan untuk menjual karena Koh Afuk merasa
kecewa dengan keputusan yang sudah diambil Erwin bahwa dia tidak bisa meneruskan
tokonya lagi. Akhirnya Koh Afuk merasa putus asa karena keinginan untuk dapat
mewariskan toko ke salah satu anaknya sudah hilang. Adegan Ko Afuk mengenang
masa-masa perjuangan bersama istrinya. Masa perjuangan membangun toko dari awal
sampai sekarang ini. Dalam setiap adegan sedih Ko Afuk didukung dengan flashback
yang memperlihatkan masa lalu keluarga ketika berada di toko tersebut. Dan yang
membuat lebih sedih lagi ketika adegan flashback terdapat masa kecil Yohan dan Erwin
di dalam toko tersebut. Jadi Ko Afuk sangat sedih ketika anak yang dipilihnya tidak mau
meneruskan toko yang sudah dibangun sejak dulu.

4. Analisa Teori Defense Mechanism


Mekanisme pertahanan ego atau defense mechanism merupakan sistem pertahanan
individu untuk melindungi diri dari id dan menentang tekanan super ego. Menurut Freud,
mekanisme pertahanan ego berguna untuk mengatasikecemasan yang diakibatkan oleh
peristiwa yang tidak dikehendaki. Dengan begitu, individu akan terhindar dari rasa cemas
tersebut. Terdapat dua cara dalam proses kerja dari mekanisme pertahanan ego, yaitu
membentengi impuls sehingga tidak muncul di tingkah laku kesadaran dan mengalihkan
impuls tersebut untuk dilemahkan atau diubah.
Adegan tersebut diambil saat Erwin dan Ko Afuk dibandingkan di adegan
berikutnya, dengan Ko Afuk terlihat jauh lebih murung dibandingkan Erwin yang sedang
bergembira merayakan prestasinya. Yohan yang saat itu sedang memotret Ayu pun
disebut-sebut bertolak belakang. Tiga adegan menggambarkan situasi yang sangat
berbeda untuk tiga karakter utama. Itu juga mengatur beberapa foto ini dengan
mempertimbangkan aspek temporal. Koh Afuk dalam hal ini menutupi kesedihannya
dengan cara menjual toko kelontongnya walaupun hal itu merupakan hak terberat
baginya.
BAB III
KESIMPULAN

Film Cek Toko Sebelah merupakan film keluarga bergenre drama komedi mengangkat
sebuah realitas etnis Tionghoa yang disutradarai oleh Ernest Prakasa. Selain itu, dalam penelitian
ini kita dapat mengetahui dan menganalisa latar belakang dari film tersebut serta latar belakang
tokoh Koh Afuk yang berperan sebagai orang tua pemain utama dalam film “Cek Toko Sebelah”.
Film ini tentunya sangat berkaitan erat dengan komedi keluarga yang dikemas dengan sangat
ringan tetapi banyaknya konflik di dalamnya memicu timbulnya berbagai macam rasa, terutama
rasa kecemasan dalam diri tokoh Koh Afuk. Seperti yang kita ketahui bahwa gambaran dari tokoh
Koh Afuk sendiri tentunya merupakan orang tua yang kolot dan memiliki tingkat keegoisan yang
tinggi sehingga ia merasa bahwa ia selalu hidup sendiri dan anak-anaknya tidak ada yang mau
mewarisi toko kelontong milik keluarganya. Dengan demikia, dari situlah lahir kecemasan di
dalam tokoh Koh Afuk yang di analisa pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, C., dkk. (2020). PESAN MORAL PADA FILM CEK TOKO SEBELAH (Analisis
Semiotika John Fiske). Jurnal Komunikasi, 20(1).

Elnina, F. (2020). NILAI-NILAI KONSEP DIRI MELALUI INTERAKSI SOSIAL


KELUARGA (Analisis Semiotika John Fiske Dalam Film “Cek Toko Sebelah”). Skripsi.
Universitas Telkom Bandung.

Kogawa, Y., dkk. (2019). REPRESENTASI ETNIS TIONGHOA DI INDONESIA DALAM


FILM CEK TOKO SEBELAH. Jurnal E-Komunikasi, 7(1).

Nathania. (2017). Analisis Pesan Sosial Pada Film ‘Cek Toko Sebelah’. Jurnal Koneksi, 1(2),
501–506.

Starvision. (2016). “Sinopsis Cek Toko Sebelah – Starvision”. Diakses pada 22 Maret 2023 dari
www.klikstarvision.com

Anda mungkin juga menyukai