Anda di halaman 1dari 18

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR

MAKALAH REVIEW FILM


DI TIMUR MATAHARI

Disusun Oleh:
Chintya Kusuma Pertiwi (11315775)
Dinda Ayu Larasati (11315948)
Dyandra Verren Pongtiku (12315091)
Maharani Ramadhanti (13315986)
Nuraini Azizah (15315206)

KELAS 1TA01
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
1

KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahin, Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan karuniaNya penulis dapat
menyelesaikan makalah Review Film Di Timur Matahari. Penulis banyak sekali
mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua atas doa dan dukungannya.
2. Bapak Gatot Subiyakto, SH., MM
3. Teman-teman semua yang telah memberi bantuan dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Segala kritik dan saran sangat penulis harapkan sebagai penyempurna
dari penulisan makalah ini. Akhir kata penulis sampaikan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu.

Depok, April 2016

Penulis

DAFTAR ISI
Judul Makalah
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................... ii
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 3
BAB 2 : PEMBAHASAN
2.1 Identitas Film ....................................................................................... 4
2.2 Sinopsis Film ....................................................................................... 5
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Film ......................................................... 6
BAB 3 : PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 8
3.2 Saran .................................................................................................... 9
Lampiran ...............................................................................................................10
Daftar Pustaka ......................................................................................................15

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Film
Film Di Timur Matahari ini menyuguhkan permasalahan adat yang
menimbulkan perang suku di Tanah Papua. Tak heran kenapa karena Tanah
Papua merupakan pulau yang paling berbeda dengan pulau lain seperti di
Jawa dan lain-lain. Perbedaan ini dapat kita lihat dari segi kulit, rambut,
budaya, maupun tingkat peradaban dari Papua. Dari segi kulit dan rambut
Papua merupakan pulau yang dihuni oleh orang dengan warna kulit hitam
dan rambut keriting yang sangat berbeda dengan orang-orang yang ada di
pulau lainnya.
Di film ini, seakan kita dapat merasakan permasalahan pendidikan dan
pertikaian antar suku yang jauh berada di timur matahari. Di tanah Papua
masih jarang adanya sekolah yang berdiri untuk melayani pendidikan,
begitu juga dari segi tenaga pengajar seperti guru di Papua jarang sekali
yang merupakan warga lokal dari Papua asli, mereka kebanyakan adalah
tenaga pengajar yang dikirim dari luar pulau seperti Jawa atau pulau
lainnya.
Segi pendidikan memanglah memiliki efek paling dominan dalam
perkembangan suatu peradaban. Karena tingkat pendidikan yang lumayan
rendah orang-orang Papua selalu menyelesaikan suatu permasalahan dengan
berperang atau biasa disebut perang antar suku, disinilah banyak sekali
tumpah darah warga antar suku di Papua.
Selain itu, faktor pendidikan juga sangat berpengaruh terhadap
keaadaan ekonomi di Papua. Perekonomian di Papua berada ditingkat yang
paling rendah dibanding dengan pulau lainnya yang ada di Indonesia.
terbukti dari harga-harga barang yang berbeda jauh dibanding dengan pulau
lainnya, contohnya seperti yang tertuang dalam percakapan di film ini,
Minyak sepuluh liter, tiga ratus delapan puluh ribu. Dan beras dua karung
1

satu juta delapan ratus


Permasalahan pendidikan dan nilai kemanusiaan inilah yang
dilahirkan dari kisah kehidupan anak-anak Papua ini menjadi ajaran moral
untuk dapat menunjukkan kepedulian lebih besar lagi bagi bangsa ini,
khususnya

bagi

anak-anak

yang

haus

akan

pengetahuan

dan

perdamaian.Sebenarnya, Papua hanya satu contoh kecil tentang kejamnya


perilaku orang dewasa yang kadang berkonflik tanpa memedulikan anakanak.
Melalu permasalahan yang timbul di film ini, itu menunjukkan
Indonesia harus melakukan proses Integrasi Nasional untuk menciptakan
keselarasan secara nasional sehingga tidak timbul perbedaan yang signifikan
antar suku-suku yang ada di Indonesia khusunya dalam bidang pendidikan
dan perekonomian. Maka dari itu faktor-faktor pendorong integrasi nasional
yaitu rasa cinta tanah air dan rasa rela berkorban terdapat dalam film
ini.Terbukti dalam film ini diceritakan perjuangan 5 anak untuk
mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat
besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini
membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan
kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang
melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah
keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita
ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan
karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat
mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas, penyusun
merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana identitas dari film Di Timur Matahari?

2. Bagaimana sinopsis dari film Di Timur Matahari?


3. Apa saja kelebihan dan kekurangan film Di Timur Matahari?
1.3 Tujuan Penulisan Resensi
1. Memenuhi salah satu tugas Ilmu Budaya Dasar
2. Mendeskripsikan isi film Di Timur Matahari
3. Mengutarakan komentar, pendapat serta pandangan terhadap film Di
Timur Matahari

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Identitas Film
Judul

: Di Timur Matahari

Durasi

: 110 Menit

Genr

: Drama

Produser

: Ari Sihasale

Sutradara

: Ari Sihasale

Penulis Naskah

: Jeremias Nyangoen

Pemeran Utama

: Simson Sikoway sebagai Mazmur

Pemeran Pembantu

Abetnego Yogibalom sebagai Thomas

Laura Basuki sebagai Vina

Lucky Martin sebagai Nyong

Lukman Sardi sebagai Samuel

Michael Idol sebagai Michael

Putri Nere sebagai Elsye

Ringgo Agus Rahman sebagai Ucok

Ririn Ekawati sebagai Dr. Fatimah


Pemain

Frisca Waromi sebagai Suryani

Maria Resubun sebagai Agnes

Razz Manobi sebagai Yokim

Yullex Sawaki sebagai Jollex


Tim Produksi

Produser Eksekutif

: Nia Zulkarnaen

Produser Pelaksana

: Bengky B. Mulyono

Penata Kamera

: Nur Hidayat

Perekam Suara

: Dwi Budi Priyanto

Penata Artistik

Penata Kostum

Penata Rias

: Notje Tatipata

Penyunting Adegan

: Muhammad Ichsan , Robby Barus

Penata Musik

: Aghi Narottama, Bemby Gusti, Dian H. P.

Penata Suara

: Khikmawan Santosa

Fotografer

: Sony Seniawan

Produksi

: Frans X. R. Paat
: Canting

: Alenia Pictures

2.2 Sinopsis Film


Minimnya fasilitas pendidikan di pulau paling timur Indonesia yaitu
Papua, membuat anak-anak disana seperti Mazmur (Simson Sikoway),
Thomas (Abetnego Yigibalom), Suryani (Frisca Waromi), Yokim (Razz
Manobi), dan Agnes (Maria Resuburn) merasa kurang mendapat perhatian
5

untuk memperoleh pendidikan. Sudah 6 bulan mereka menanti seorang guru


pengganti datang ke sekolahnya, namun sosok yang mereka harapkan
tersebut tak juga kunjung tiba.
Karena lelah menanti akhirnya kelima anak ini mencari pelajaran dari
alam dan lingkungan sekitar. Lewat pendeta Samuel (Lukman Sardi), ibu
dokter Fatimah (Ririn Ekawati), Ucok (Ringgo Agus Rachman) dan Jollex
(Lucky Martin) mereka akhirnya cukup mendapat pembelajaran hidup.
Namun sebuah kejadian mengubah semua itu, ayah Mazmur yang bernama
Blasius terbunuh oleh Joseph, ayah dari Agnes dan paman dari Yokim serta
Suryani. Pertikaian antar kampung pun akhirnya tak bisa dihindari
meskipun berawal dari persoalan sepele. Kabar kematian ayah Mazmur
sampai kepada Michael, adik dari Blasius yang sejak kecil diambil oleh
mama Jawa yang tinggal dan belajar di Jakarta.
Sontak Michael pun merasa terpukul mendengar kabar tersebut dan
langsung memutuskan untuk pulang ke Papua bersama istrinya yang
bernama

Vina

(Laura

Basuki),

sekaligus

mencoba

menyelesaikan

permasalahan yang terjadi disana. Ternyata meredamkan masalah yang


terjadi disana tidak segampang yang diperkirakan Michael, karena adik
bungsunya yang bernama Alex, selalu saja menentang semua pemikirannya
yang dianggap sudah terlalu modern.
Orang dewasa bisa saja bertikai, namun tidak bagi Mazmur, Thomas
dan ketiga sahabatnya. Walaupun kampung mereka bermusuhan, tapi
mereka tetap berkawan dan berusaha mendamaikan kedua kampung ini.
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Film
Kelebihan film Di Timur Matahari dengan menampilkan suasana
pedalaman Papua yang apa adanya membuat film ini menjadi salah satu film
yang layak untuk ditonton, di film ini juga mengangkat budaya dan adat
istiadat papua yang sangat kental, seperti seorang ibu yang memotong jari
jika ada keluarga terdekat yang meninggal. Selain itu, jika seseorang yang
berbuat kesalahan terhadap suku asli papua maka orang tersebut harus
membayar denda adat sesuai dengan yang telah disepakati sebelumnya.

Film ini juga mampu membuncahkan rasa kagum dengan menampilkan


pemandangan alam Papua.
Selain budaya dan adat istiadat, film ini juga mengangkat tentang
pendidikan di pedalaman Papua yang hidup terbelakang, tetapi punya
semangat yang luar biasa untuk hidup dan mengecap pendidikan, sehingga
mampu mengundang rasa simpati kita bahwa masih ada anak Indonesia
seperti Mazmur.
Film ini sekalligus terasa semakin seru, karena tingkah Ucok dan
asistennya. Ucok pemuda asal Sumatra Utara, yang bertugas sebagai
kontraktor proyek di Tiom. Selalu saja mengeluh resah. Akibat tingkah
masyarakat menuntut diberikan kerjaan. Takut terkena denda adat, bila salah
bertingkah.
Namun dibalik kelebihan film tersebut terdapat kekurangan.
Banyaknya isu yang diangkat tanpa adanya fokus yang jelas serta alur cerita
yang sulit dipahami bisa membuat penonton sedikit bosan dan bingung
dengan cerita. Selain itu, poin dari film ini pun kurang jelas karena jika poin
film ini adalah pertikaian suku, atau perdamaian, maka eksistensi Ucok dan
pernak perniknya ini terasa tak relevan. Bahkan, hingga akhir, dia kemudian
hanya muncul sebagai salah satu bagian dari kerumunan menjelang akhir
dalam banyak adegan. Namun jika dunia pendidikan Papua yang disasar,
sama juga tak terhubung. Perjumpaan Ucok dengan pendidikan hanya
diwujudkan oleh kedatangan anak-anak sekolah, Mazmur dan kawan-kawan
yang tak mendapatkan guru, ke area kerja untuk meminta pekerjaan yang
ditolak oleh Ucok.
Demikian juga relasi antara persoalan pendidikan (kekurangan guru)
dengan konflik antarsuku. Selain tak terhubung, satu sama lain tak saling
menguatkan. Kalau pun posisi Ucok atau kekurangan guru itu dihapus,
rasanya jalan cerita juga takkan terpengaruh. Bahkan dalam penghentian
konflik dengan nyanyian anak-anak kecil di saat pertempuran tengah
berlangsung pun, kurang masuk akal dan jauh dari logika kenyataan. Di
ujung, film ini juga memaksakan sebuah penutup yaitu dengan munculnya
seorang anak kecil yang mendadak memegang dan melambai-lambaikan
bendera Indonesia

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pandangan kami film ini membawa beberapa pesan lain selain
yang di atas:
1. Film ini mengkritisi tentang tidak meratanya jumlah guru yang ada di
wilayah lain terutama di pulau Jawa dengan yang terjadi di Papua. Jika
di pulau Jawa kita sama-sama memaklumi bahwa di pulau kecil nan
padat ini sarjana-sarjana pengangguran bertebaran di mana-mana.
Mereka tidak punya pekerjaan karena saking banyaknya calon-calon
guru yang tidak tertampung. Sementara di Papua sana justru
kekurangan guru. Hal ini digambarkan secara apik di film ini dengan
gambaran satu sekolah punya satu orang guru yang tidak datang-datang
karena alasan tertentu, sehingga yang dilakukan anak-anak adalah
bermain bola di dalam kelas.
2. Di film ini tergambar kesenjangan ekonomi yang sangat jauh kalau
dibandingkan dengan masyarakat di daerah lain. Di satu sisi
penghasilan harian mereka begitu kecil, sementara harga-harga lebih
mahal dibandingkan dengan harga barang di daerah lainnya.
3. Mereka yang pendidikannya rendah di Papua sana dijadikan alat
pemerasan dan dibohongi oleh mereka yang mempunyai pengalaman
dan pengetahuan lebih banyak.
4. Pesan perdamaian tergambar jelas ketika Sang Pendeta (Lukman Sardi)
berpesan: Pakai baju (lengkap) atau tidak (pakai koteka dll.) itu belum
menggambarkan kita primitif atau tidak primitif. Tapi kalau kita saling
berperang dan bertikai itu jelas cara-cara primitif. Pertikaian tidak akan
memberikan solusi, balas dendam akan melahirkan suatu rantai
penyakit yang tidak ada habisnya. Memaafkan adalah sifat kesatria dari
8

seorang manusia. Seperti pribahasa "Menang jadi arang, kalah jadi


abu".
5. Pada tayangan terakhir sebelum film ini selesai ada tayangan yang
membawa pesan kuat. Digambarkan ada seorang anak kecil tak berbaju
dengan ingus di hidungnya yang mengambil bendera merah putih kecil
sambil dikibas-kibaskan. Tentu pesannya adalah siapapun kita, mari
saling memaafkan, lupakan konflik-konflik yang ada dan tetaplah saling
bergandengan tangan dan bersatu di bawah panji Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
6. Jangan sampai bangsa ini terlena dengan kemajuan yang dijabarkan
dalam data statistik. Disajikan hanya dalam angka-angka, yang
sebenarnya mudah sekali dimanipulasi. Terjunlah di lapangan, lihatlah
kondisi masyarakat langsung apa adanya. Masih banyak mereka yang
butuh perhatian. Tonton dan renungkanlah. Bangsa ini masih perlu
banyak berbenah.
3.2 Saran
Setelah kami membuat seluruh isi dari makalah resensi film Di Timur
Matahari ini kami bermaksud memberi sedikit saran kepada pembaca untuk
lebih memperhatikan bagaiman kondisi di pedalaman Papua baik dilihat dari
kondisi adat istiadatnya maupun kondisi pendidikannya. Resensi film ini
diharapkan

mampu

menjadi

acuan

untuk

pemerintah

agar

lebih

memperhatikan dan meningkatkan mutu pendidikan, ekonomi serta sarana


dan prasarana di daerah pedalaman.

LAMPIRAN

10

11

12

13

14

DAFTAR PUSTAKA
http://www.21cineplex.com/review/di-timur-matahari-kisah-anak-papua-yangrindu-pendidikan-dan-perdamaian,2716.htm
http://www.lenteratimur.com/2012/07/%E2%80%9Cdi-timur-matahari
%E2%80%9D-lukisan-yang-tak-berbingkai/
http://www.kompasiana.com/tarhaditabure/resensi-film-di-timur-matahariedukatif-komedi-sosial-dan-kritik-untuk-pemerintah-tontonan-wajibnih_54f9198aa3331100448b4b93
https://danieldokter.wordpress.com/2012/06/15/review-di-timur-matahari-2012/

15

Anda mungkin juga menyukai