Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS FILM AISYAH BIARKAN KAMI BERSAUDARA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Antropologi Semester II pada
Program Studi Ilmu Komunikasi

Dosen Pembimbing : Siti Fatimah S.I.Kom., M.Si

Disusun Oleh :

Anastasius Darma 41817211

Andreas Kristian M 41818306

Mariyatul Hanni 41818284

Rizky Taufiqurrahman 41818308

Yesty Angelia Tappi 41818287

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini,
penulis menyajikan makalah mengenai analisis film dan unsur-unsur budaya yang terkandung
dalam film aisyah biarkan kami bersaudara. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Antropologi, Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada Siti Fatimah
S.I.Kom., M.Si serta kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini. Penulis
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna, baik dari segi
materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini. Penulis ucapkan
terima kasih. Semoga makalah ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.

Penulis

Bandung, 17 Juni 2019

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
Latar Belakang .......................................................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................................... 6
Pembahasan............................................................................................................................................... 6
BAB III ....................................................................................................................................................... 14
Kesimpulan ............................................................................................................................................. 14
Kritik dan Saran ...................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 16

3
BAB I

Latar Belakang
Film Aisyah biarkan kami bersaudara merupakan film karya sutradara Herwin Novianto.
Film ini bergenre drama dengan durasi 110 menit. Kisah film ini berasal dari seorang wanita
muslimah yang merupakan sarjana pendidikan yang mempunyai cita-cita yang ingin menjadi
guru sarjana kelas satu. Aisyah merupakan anak pertama dari ibu Ratna, Aisyah memiliki
saudara kandung yang bernama Tisna. Ayah aisyah sudah lama meninggal dunia, akan tetapi
aisyah selalu mengingat pesan dari sang ayah, bahwa sarjana nomor satu adalah sarjana yang
dapat mendatangkan kemaslahatan untuk orang lain. Pesan inilah yang dipegang teguh olehnya.
Aisyah tidak pernah berkeinginan bekerja selain menjadi pendidik yang menurutnya tidak
sesusai dengan jurusan sarjananya, meskipun ibu aisyah sangat membolehkan.

Suatu hari aisyah mengirim lamaran pekerjaan ke sebuah yayasan bonafit. Akhirnya
setelah beberapa waktu berlalu, aisyah mendapat kabar bahwa dirinya diterima. Aisyah
memberitahu ibunya perihal ini. Awalnya ibu aisyah sangat senang mendengar kabar tersebut,
sebelum akhirnya tahu bahwa aisyah akan ditempatkan didaerah timur, tepatnya di Nusa
Tenggara Timur (NTT) bukan di banjarnegara. Aisyah terganjal restu dari ibunya, karena
menurutnya NTT sangat jauh dan ibu aisyah takut akan terjadi apa-apa terlebih aisyah adalah
anak perempuan satu-satunya. Baik aisyah maupun ibunya bersihkeras mempertahankan
keinginan masing-masing. Sampai akhirnya aisyah dan segala usahanya berhasil meluluhkan hati
sang ibu, dengan mengatakan bahwa dia akan bisa menjaga dirinya dengan baik. Dan akhirnya
ibu aisyah melepaskan aisyah pergi ke NTT.

Aisyah tiba di kota Atambua. Jarak kota Atambua dengan dusun Derok cukup jauh.
Aisyah di jemput oleh Pak Pedro, seorang supir yang bekerja sama dengan yayasan yang
mengirim aisyah ke NTT. Keadaan geografis antara ciwidey dan Derok sangat kontras sekali,
sangat berbeda. Aisyah dan Pedro sampai di dusun Derok, dan aisyah merasa asing. Sampai
disana kepala dusun dan warga menyambut aisyah dengan musik dan tarian khas dusun Derok.
Saat itu aisyah mengenakan jilbab sebagai penanda bahwa dirinya seorsng mudlim, akan tetapi
kepala dusun mengira bahwa aisyah adalah Suster Maria dalam agama khatolik, karena sama-
sama menggunakan penutup kepala (jilbab).

4
Dusun Derok merupakan daerah terpencil, listrik belum tersedia apalagi internet. Daerah
ini merupakan wilayah kering yang sering dilanda kemarau panjang. Keadaan ini menjadi
tantangan untuk aisyah. aisyah harus beradaptasi dengan keadaaan dan warga sekitar yang
mayoritas beragama khatolik. Adaptasi yang cukup berat untuk aisyah adalah ia harus dalam
keterbatasan dan perbedaan baik dalam sarana prasarana, bahasa, budaya dan agama. Beruntung
aisyah dibantu oleh bapak kepala dusun, ibu kepala dusun, Siku Taparez, dan Pak Pedro.

Hidup ditengah-tengah perbedaan mengharuskan aisyah inklusif dengan tetap


mempertahankan jati dirinya sebagai seorang muslim yang taat. Ketika Aisyah pertama kali
mengajar, murud-murid tidak menerima kebedaraan Aisyah sebagai gurunya. Kejadian ini
dilatarbelakangi provokasi dari salah satumurid bernama Lordis Defam. Lordis Defam
mengatakan kepada kepada semua semua teman-temannya bahwa Aisyah adalah orang islam
yang jahat, suka berperang dan musuh bagi orang kristen dan katolik. Lordis mengganggap
Aisyah akan menghancurkan gereja-gereja di dusun Derok.

Namun Aisyah tidak pantang menyerah. Justru hal ini menjadikan Aisyah termotivasi
untuk menjadi muslim yang inklusif, menerima perbedaan, membangun kepercayaan murid-
muridnya bahwa umat islam tidak seperti Lordis tuduhkan. Aisyah tetap memegang teguh cita-
citanya untuk menjadi sarjana nomor satu, mendidik murid-murid di dusun Derok. Sikap
menerima perbedaan yang Aisyah lakukan tidak hanya kepada murid-muridnya, tetap juga
kepada masyarakat dusun Derok.

5
BAB II

Pembahasan
Sebelum menjelaskan lebih jauh budaya yang terkandung didalam Film Aisyah biarkan
kami bersaudra alangkah baiknya kita memahami apa itu komunikasi antar budaya. Seperti yang
didefinisikan oleh Alo Liliweri yaitu komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara dua
orang atau lebih yang berbeda latar belakang kebudayaan dan pertukaran makna yang berbentuk
simbol yang dilakukan dua orang yang berbeda latar belakang budayanya ditambahkan
komunikasi antar budaya juga adalah setiap proses pembagian informasi, gagasan atau perasaan
diantara mereka yang berbeda latar belakang budayanya.

Dalam cerita yang diangkat di film Aisyah biarkan kami bersaudara mengkaji
komunikasi antar budaya, dalam film ini dituangkan sebuah narasi tentang hubungan-hubungan
yang terbangun dari kesalingpahaman antara dua unsur-unsur budaya yang berbeda. Aisyah
mewakili asal Pasundan (Jawa) yang secara kultural dan agama berbeda dari masyarakat di
dusun Derok, Atambua, NTT yang notabene beragama katolik yang berkarakter lugas dan keras.
Selain dua unsur tersebut terdapat juga unsur budaya tambahan seperti yang dikatakan oleh
Herwin Novianto yang kami kutip dari hasil wawancara sebagai berikut “sebenarnya kita ingin
menunjukan disana terdapat banyak suku, artinya majemuk. Pedro sebagai perantara sebenarnya
ia tetap dari Maluku, hanya saja kami tidak menjelaskan kemalukuannya. Kepala sekolah
bermata sipit yang menunjukan ras China, lalu Lordis Defam berperan sebagai suku Ambon
dengan logat yang berbeda dengan penduduk NTT”.

Secara umum terdapat dua unsur utama budaya seperti yang kami jelaskan tadi yaitu
budaya Sunda dan Nusa Tenggara Timur kemudian dipertajam dengan unsur keberagaman
berupa islam dan kristen. Dialog antara Sunda dan Nusa Tenggara Timur adalah bentuk budaya
yang jelas berbeda ditambah islam dan kristen sebagai agama yang dianut keduanya
mempertajam perbedaan di film tersebut. Dengan demikian film Aisyah biarkan kami bersaudara
pada dasarnya tidak hanya pertemuan dua budaya, melainkan banyak budaya. Sebagaimana
Sunda, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Ambon, bahkan China sekaligus terdapat islam dan
kristen dalam satu latar film.

6
Munculnya komunikasi pada tataran pola komunikasi antar individu dimulai saat
pertamakali saat Aisyah datang ke dusun Derok Atambua NTT.kedatangan Aiysah dianggap
sebagai Suster Maria oleh siswa dan masyarakat. Saat kepala dusun baru akan mengenalkan
Aisyah kepada masyarakat,sontak semua mengatakan Suster Maria.kemudian di susul adegan
sajian makanan daging babi yang jelas tidak di makan oleh Aisyah. pola yang di ceritakan dalam
adegan tersebut memiliki pesan-pesan komunikasi yang efektif antara Aisyah dengan masyarakat
Derok.dengan kata lain terdapat kimunikasi antar budaya dan budaya antara islam dengan
kristen,sunda dan Nusa Tenggara Timur.dua perbedaan tersebut berperan satu sama lain yang
kemudia menghasilkan rasa percaya diri bagi Aisyah dan penerimaan sebagai pengajaar (guru)
bagi masyarakat Dusun Derok.adegan tersebut merupakan awal bagaimana Aisyah dan
masyarakat Derok menyadari ada perbedaan.ada beberapa tahapan atau langkah Aisyah dalam
uapaya melakukan komunukasi antar individu kepada masyarakaty Derok. Adapun secara
jelasnya terbagi menjadi tiga bagian, yakni :

1. Kesedarhanaan merupakan cara yang dilakukan Aisyah dalam beradaptasi dengan


masyarakat dusun Derok, Nusa Tenggara Timur. Dalam cerita filmnya, aisyah
mengikuti apa yang sudah menjadi kebiasaan umum masyarakat derok, seperti
mencari air maupun mandi. kesedarhanaan tanpa pemberontakan keras yang
dilakukan oleh Aisyah justru mendapat respon positif dari masyarakat Derok Nusa
Tenggara Timur. Perbedaan antara islam dan kristen pada akhirnya diterima lantaran
Aisyah dan masyarakat Derok memiliki kebutuhan bersama, yakni pendidikan.
Keberadaan Aisyah tidak lain sebagai pengajar (guru), disisi lain masyarakat Derok
juga sedang membutuhkan guru oleh karena itu perbedaan antara agama tidak lagi
menjadi persoalan ketika sudah membahas satu kebutuhan bersama.
2. Menyampaikan secara logis, bagian lain dari pola komunikasi antar individu dalam
film Aisyah biarkan kami bersaudara adalah penyampaian Aisyah yang bisa diterima
secara logis, bagian kepada murid-muridnya maupun kepada masyarakat dusun
Derok. Penyampaian logis ini dapat dilihat saat Aisyah menghadapi situasi Lordis
Defam masuk rumah sakit. Satu sisi adegan ini merupakan simbol konflik. Aisyah
mengatasi konflik tersebut dengan cara memahamkan kedua belah pihak yang
berbeda pandangan. Alur cerita pada dasarnya menjawab pertanyaan Siku Tavares
yang merasa keberatan Aisyah yang masih mau menolong Lordis Defam. Sebab

7
Lordis Defam adalah orang yang membenci serta menghasut yang lainnya agar
membenci Aisyah. akan tetapi Aisyah justru menjelaskan bagaimana kondisi Lordis
Defam yang kurang diperhatikan oleh keluarganya, penjelasan mengenai kurangnya
perhatian keluarga kepada Lordis Defam sekaligus menyadarkan kedua belah pihak.
Pertama Lordis Defam mengafirmasi kondisi tersebut yang menyentuh kesadarannya,
kedua bagi Siku Tavares, Marcelo dan lainnya ikut tertegun mengiyakan apa yang
dikatakan Aisyah.
3. Sikap ikhlas, keikhlasan merupakan wujud sikap yang di ceritakan oleh Aisyah dalam
film Aisyah biarkan kami bersaudara terdapat beberapa adegan yang menceritakan
Aisyah membantu tanpa pamrih meski dengan kondisi pas-pasan. Misalnya, Aisyah
tetap menerima tugas didaerah Nusa Tenggara jauh dari kampung halaman,
membantu biaya perawatan Lordis Defam serta instalasi penjernihan air bersih.

Komunikasi dalam bentuk sikap pada akhirnya mendapat respon sikap juga dalam
perilaku ikhlas dan tanpa pamrih yang ditunjukkan Aisyah direspon sebanding oleh masyarakat
Derok. Hal tersebut merupakan perwujudan sebagaimana kutipan dari Abdurrahman Wahid di
ending film “tidak penting apapun agama dan sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang
baik untuk semua orang, porang tidak pernah bertanya apa agamamu”. Ketiga pola yang
diterapkan dalam film Aisyah biarkan kami bersaudara merupakan bagian analisis pola
komunikasi antar individu. Hasilnya sebagaimana yang terjadi didalam film adalah saling
mengerti, memahami sehingga menjadi saling menghargai.

Komunikasi yang dilakukan baik secara budaya, kelompok maupun individu dalam film
Aisyah biarkan kami bersaudara mengarah pada satu titik persoalan. Budaya, pandangan dunia
(world view) dan komunikasi antar idnividu merupakan langkah dalam memecahkan komunikasi
antar budaya. Untuk menditailkan komunikasi antar budaya sehingga dapat diterpkan secara
relevan, perlu memahami aspek-aspek relasi yang terjadi antar budaya. Sehingga hasilnya
menjelaskan bagaimana komunikasi antar budaya menjadi sebuah komunikasi yang efektif.
Relasi antar budaya yang terwujud dalam fil Aisyah biarkan kami bersaudara mendasar pada
persoalan kebutuhan bersama antar dua belah pihak kebutah yan gdimaksud adalah pendidikan
bagi Aisyah ,maupun masyarakat dusun Derok NTT. Aspek inilah menjadi relasi utama dalam
komunikasi antar budaya yang terdapat dalam film Aisyah biarkan kami bersaudara. Relasi

8
tersebut muncul pada saat Aisyah dan masyarakat Derok sama-sama mengetahui perbedaan
tersebut. Akan tetapi pada saat keduanya melakukan komunikasi atas nama pendidikan,
keduannya berubah menjadi komunikasi efektif. Kedua belah pihak bisa saling menerima meski
ada perbedaan. Selain aspek pendidiakn terdapat pula relasi saling tolong menolong atau saling
menghargai satu sama lain menjadi faktor komunikasi yang efektif dapat dilihat dalam cerita
Aisyah menjawab pertanyaan Sikuta Vares saat dipersoalkan perihal membantu Lordis di rumah
sakit. Perwujudan saling tolong menolong ataau saling menghargai adalah kunci komunikasi
antar budaya dalam film Aisyah biarkan kami bersaudara secara umum film ini menyampaikan
pesan toleransi kepada masyarakat umum dengan hal kongkrit. Saling menghargai dapat
diwujudkan dalam bentuk tolong menolong, dengan demikian saling membantu adalah relasi
yang bagian dari realisasi toleransi dalam perbedaan beragama. Wujud komunikasi efektif atas
komunikasi antar budaya dalam film Aisyah biarkan kami bersaudra merupakan toleransi.
Toleransi terbentuk atas kebutuhan yang sama. Kebutuhan yang sama memunculkan sikap saling
menghargai sehingga dapat saling menolong satu sama lain tanpa melihat perbedaan yang ada.

Berikut unsur-unsur budaya yang kami telaah yang terdapat pada film Aisyah biarkan kami
bersaudara :

Pertama, terdapat unsur budaya


yaitu religi, dapat kita lihat secara
signifikan perbedaan cara berdoa
antara agama islam dan agama
kristen Khatolik, yaitu agama
islam dengan mangawali doa
sebelum makan dengan bacaaan
“Allahummabariklana Fii Maa
Rozaktana Wakina Adzabanar.”
Sedangkan kepala suuku yang beragama Kristen Khatolik mengawali doa sebelum makan
dengan bacaan” Demi nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus.”

9
Sangat terlihat perbedaan yang sangat signifikan tetapi perbedaan tersebut tidak mengahalangi
atau menjadi konflik antara mereka untuk berdoa terhadap kepercayaan mereka masing-masing.
Karena setiap Agama tidak pernah mengajarkan untuk tidak saling membenci dan saling
menghargai sesama antar umat beragama.

Kedua, terdapat unsur budaya


atau tradisi suku Nusa Tenggara
Timur dalam penyambutan
tamu. Pertama, kepala suku akan
memberikan atau memakaikan
kain tenun khas NTT kepada
tamu tersebut, kemdudian ibu
kepala dusun menyambut tamu dengan cara mencium hidung satu sama lain ketika bertemu atau
dalam bahasa setempat tradisi ini bernama Henge’do. Menurut masyarakat setempat cium hidung
mempunyai makna yang sangat mendalam yaitu keakraban dan rasa keterikatan antara satu
dengan yang lain sebagai makna persaudaraan. Hidung adalah alat pernapasan, hidung berarti
kehidupan. Dengan filosofi tersebut masyarakat setempat memaknai sebagai unsur yang bisa
menghidupkan rasa kekeluargaan antara satu dengan yang lain sekalipun baru pertama kali
bertemu. Jadi, dapat kami simpulkan perbedaan budaya atau tradisi antara Aisyah dengan
penduduk dusun Derok yang sangat terlihat jelas perbedaannya dalam penyambutan tamu.
Meskipun demikian Aisyah tidak menolak kebiasaan atau tradisi yang ada di dusun Derok,yang
sangat bertolak belakang dengan budaya Aisyah di jawa tepatnya budaya Sunda.Aisyah tetap
menghargai dan mengikuti prosedur yang di berikan oleh kepala suku apabila bertamu ke tempat
tersebut,tepatnya di Dususn Derok,Atambuak,NTT.

10
Ketiga,terdapat unsur budaya yaitu
pakaian, apabila kita melihat yang
ada disamping, tampak terlihat jelas
ada perbedaan pakaian antara warga
dusun Derok, Atambua, NTT
dengan Aisyah yang asli dari Jawa
tepatnya Sunda dan beragama
muslim. Pakaian khas adat NTT
untuk para pria, perlengkapan yang di gunakan adalah kemeja putih, bawahan dan slendang yang
dislempangkan ke bahu berupa sarung tenun, ikat kepala berupa mahkota tiga tiang terbuat dari
emas kalung mutisalak, sabuk berkantong, perhiasan leher dan sepasang gelang emas. Dapat kita
lihat sangat kontras perbedaannya dengan pakaian yang digunakan Aisyah yang beragama
muslim hanya menggunakan pakaian yang tertutup dan menggunakan jilbab. Namun dengan
demikian kepala suku tidak melarang Aisyah menggunakan pakaian tersebut, kepala suku pun
menghargai latar belakang Aisyah yang berasal dari budaya Jawa tepatnya Sunda. Dan tidak ada
konflik yang terjadi diantara kedua belah pihak mengenai perbedaan unsur budaya pakaian.

Keempat, terdapat unsur budaya yaitu


perbedaan ras yaitu antara Aisyah
yang memiliki ras malayan
mongoloid dengan ciri khas warna
kulit sawo matang, bentuk muka
bulat, mata besar sedangkan
masyarakat dusun Derok memiliki ras
yang sangat jauh berbeda dengan
Aisyah yaitu ras Negroid dengan ciri
khas memiliki rambut keriting, dan kulit hitam. Dengan demikian, meskipun terdapat perbedaan
ras yang signifikan antara Aisyah dengan masyaratkat dusun Derok tetapi perbedaan ras tersebut
tidak menjadikan konflik antara kedua belah pihak. Kepala dusun Derok pun sangat menghargai
kedatangan Aisyah yang memiliki ras yang berbeda dengan mayoritas di dusun Derok. Maka,

11
dapat kami simpulkan dari film Aisyah biarkan kami bersaudara perbedaan ras tidak menjadi
hambatan untuk saling hidup berdampingan.

Kelima, terdapat unsur


budaya bahasa yang sangat
berbeda antara Aisyah dengan
masyarakat dusun Derok yang
memiliki bahasa yang khas
misalnya dari logat, cara
bicara yang cepat berbanding
terbalik dengan cara berbicara Aisyah yang lemah lembut dan halus. Dengan perbedaan cara
tersebut Aisyah dapat menerima dan mempelajari bahasa tersebut. Sehingga Aisyah bisa
mengikuti kebiasaan yang ada di daerah tersebut. Maka dari itu dapat kami simpulkan perbedaan
bahasa tidak mempengaruhi kegiatan Aisyah untuk mengajar atau memberi pengetahuan kepada
para murid di dusun Derok

Keenam selain unsur budaya diatas terdapat juga unsur budaya dan kebiasaan berupa
perbedaan makanan misalnya kebiasaan di dusun derok yang notabene nya beragama khatolik
yang terbiasa menyuguhkan makanan berupa daging babi sedangkan aisyah yang beragama
muslim tidak dihalalkan untuk memakan daging babi karena menurut ajaran agama yang dianut
oleh aisyah daging babi merupakan makanan yang tidak layak untuk dikonsumsi. Dengan rasa
toleransi kepala suku pun memberikan makan yang halal untuk dikonsumsi oleh aisyah berupa
mie instan. Dengan demikian meskipun tradisi untuk memakan daging babi merupakan adat bagi
masyarakat dusun derok untuk menyambut tamu tetapi kepala suku tidak memaksakan hal
tersebut kepada aisyah yang beragama muslim.

Ketujuh terdapat unsur budaya yaitu berupa rumah, yang notabene rumah di daerah
dusun derok yang dindingnya terbuat dari papan, dan atap rumah terbuat dari jerami kering. Hal
tersebut merupakan hal yang baru bagi aisyah yang terbiasa menempati rumah yang terbuat dari
beton dan atap rumah yang terbuat dari genteng. Walaupun itu merupakan hal yang baru bagi

12
aisyah tetapi aisyah menerima kondisi tersebut dengan apa adanya, ikhlas tanpa banyak
mengeluh.

Selain unsur-unsur budaya yang telah kami jelaskan diatas, kamipun menganalisis nilai
toleransi antar umat beragama dalam film aisyah biarkan kami bersaudara. Nilai toleransi antar
umat beragama yang dimaksud bukan berarti seseorang harus hidup mengikuti ajaran agama lain
(sinkretis) tetapi memberikan kebebasan, menghormati kepercayaan orang lain, saling tolong
menolong dan sikap saling mengerti. Tujuan yang hendak dicapai dengan adanya sikap toleransi
adalah untuk menciptakan kerukunan, harmoni dalam perbedaan dalam masyarakat.

Dari beberapa yang kami amati terdapat beberapa unsur toleransi didalamnya yaitu :

1. Menghormati keyakinan orang lain misalnya, memberikan makanan halal dan berdoa
sesuai ajaran agama masing masing. Murid murid menunggu aisyah saat sedang
melakukan ibadah sholat, membantu murid murid membuat pohon natal untuk perayaan
hari natal bagi dusun derok yang notabene beragama khatolik.
2. Memberikan hak kebebasan misalnya, aisyah yang memakai jilbab yang menunjukan
identitas agama yang dianut oleh aisyah yaitu islam. Dan juga aisyah mengingatkan
murid murid tentang perayaan hari natal serta aisyah melaksanakan ibadah sholat dan
membaca Al-Qur’an dirumah kepala dusun yang beragama khatolik.
3. Saling mengerti, misalnya ibu dusun menyediakan air bersih kedapa aisyah untuk
berwudhu dan warga derok mengumpulkan dana untuk membantu aisyah membeli tiket
saat hendak pulang ke jawa. Serta siku tavares membuatkan makanan yang halal bagi
aisyah.

13
BAB III

Kesimpulan
Dari hasil yang kami amati unsur-unsur kebudayaan dalam film Aisyah biarkan kami bersaudara
adalah sebagai berikut :

Pertama, unsur budaya yang terdapat didalam film Aisyah biarkan kami bersaudara
terbagi menjadi dua, unsur budaya utama dan unsur budaya tambahan. Unsur budaya utama dari
film tersebut yaitu budaya Sunda dan NTT serta agama islam dan kristen. Adapun budaya
tambahannya adalah budaya kemajemukan, suku china, maluku, ambon.

Kedua, peran Aisyah dalam film praktek kebhinekaan terddiri atas tiga hal yaitu
kesadaran, penjelasan secara logis, dan sikap ikhlas. Kesadaran merupakan refleksi Aisyah
dalam rangka beradaptasi didaerah baru (dusun Derok,Atambua,NTT). Cara yang dilakukan
adalah dengan mengikuti pola kebiasaan yang sudah terjadi di dusun Derok, Atambua. NTT.
Penjelasan logis merupakan metode yang digunakan Aisyah untuk menjelaskan atas tindakan
yang dilakukan. Logis berarti menjelaskan agar mudah diterima oleh orang lain. Sikap ikhlas
merupakan cara Aisyah ketika menjalani dalam suasana perbedaan tanpa pamrih, tanpa melihat
perbedaan yang ada serta tulus menjalani.

Ketiga, relasi dalam komunikasi antar budaya dalam film Aisyah biarkan kami
bersaudara terbentuk dalam kebutuhan yang harus dicapai bersama. Kebutuhan tersebut adalah
pendidikan dan sikap saling menghargai dengan cara tolong menolong. Relasi ini menjadi bentuk
toleransi sebagai pesan utama yang ingin disampaikan melalui film tersebut kepada masyarakat
sebagai mana menjawab persoalan kemajemukan serta toleransi yang kerap dilupakan.

Kritik dan Saran


Kritik dalam film aisyah biarkan kami bersaudara menurut analisa kami kurangnya
penegasan masalah terhadap apa yang membuat Lordis melakukan tindakan yang terlalu
melontarkan kebencian terhadap seorang guru yang beragama muslim. Sehingga hal tersebut
dapat menyebabkan pemikiran atau stigma masyarakat Indonesia mengenai toleransi antara
siswa dan guru di NTT.

14
Saran dari kami untuk film Aisyah biarkan kami bersaudara yaitu untuk lebih
mempertegas setiap permasalahan, budaya yang di perankan oleh setiap masing-masing aktor
dan lebih juga mempertegas sarana tempat beribadah bagi agama yang di angkat dalam film
tersebut misalnya tidak adanya Gereja tempat beribadah bagi umat yang beragama kristen dan
tidak adanya Masjid tempat beribadah bagi umat beragama islam.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/22546/8%29%20BAB%204%20PDF.pdf?sequ
ence=8&isAllowed=y

https://sahabatnesia.com/unsur-kebudayaan-universal/

https://argadiaerlin97.wordpress.com/2017/06/21/resensi-film-aisyah-biarkan-kami-bersaudara/

https://brainly.co.id/tugas/14072796

16

Anda mungkin juga menyukai