Anda di halaman 1dari 118

STUDI DESKRIPTIF DAN PERAN BIDUAN DALAM PERTUNJUKAN

KEYBOARD EROTIS DI KECAMATAN BANDAR PASIR MANDOGE


KABUPATEN ASAHAN. STUDI KASUS GRUP RINY JAYA KEYBOARD

SKRIPSI SARJANA
DIKERJAKAN
O
L
E
H

TOMY WARDEADY. M
NIM : 020707023

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS SASTRA
DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI
MEDAN 2008

Universitas Sumatera Utara


Daftar Pustaka

Depdikbud
2005 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka

Heryawati, Yanti
2004 Citra Penari Perempuan, Pikiran Rakyat : Jakarta

Koentjaraningrat
1981 Pengantar Antropologi, Jakarta : Balai Pustaka

Kusumawati, Nungki
2003 Ronggeng Dan Dogger, Perbedaan Dalam Sejenis, Pikiran
Rakyat : Jakarta

Marlina, murni E
2000 Studi Deskriptif Pertunjukan Keyboard Nian Entertainment
Dalam Pesta Pernikahan Dalam Kebudayaan Masyarakat
Jawa di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang, Medan : Skripsi Sarjana Jurusan
Etnomusikologi Fakultas Sastra USU.

Murgianto, Sal
1996 Cakrawala Pertunjukan Budaya Mengkaji Batas Dan Arti
Pertunjukan, Jakarta : Jurnal MSPI

Takari, M
2001 Alkulturasi Kebudayaan Musikal Dalam Seni Pertunjukan
musik Dangdut, MSPI : Yogyakarta

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Pertama sekali, penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yesus

Kristus yang senantiasa memberikan berkat dan perlindungan –Nya dalam kehidupan

penulis dalam segala aspek, juga dalam pengerjaan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Studi Deskriptif Dan Peran Biduan Dalam

Pertunjukan Keyboard Erotis Di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Kabupaten

Asahan. Studi Kasus Grup Riny Jaya Keyboard”, disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Seni pada Departemen Etnomusikologi Fakultas

Sastra USU Medan.

Ucapan terimakasih dan hormat yang tulus penulis sampaikan kepada Mama

tercinta Mawati Br. Silalahi, yang sabar dan begitu kuat dalam mendidik dan

membiayai kehidupan sebagai kepala keluarga. Atas dorongan, bimbingan dan

dukungan yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kepada

ayah B. Manurung terimakasih untuk jasa-jasanya Demikian juga kepada semua

saudara, bang Erik, kak Tina, adik saya Lely dan Novita, yang senantiasa menjadi

sukacita dalam kehidupan penulis. Tidak lupa ucapan terimaksih penulis ucapkan

kepada keluarga besar Bishop DR.JH. Manurung M.Div/L Br Tobing dan keluarga,

yang menjadi orang tua penulis selama menempuh pendidikan di Medan.

Terimakasih untuk semua fasilitas yang selama ini sudah diberikan kepada penulis

dalam pengerjaan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terimaksih kepada Dekan Fakultas Sastra USU,

Drs. Syaifuddin M.A. Ph.D, kepada Ketua Departemen Etnomusikologi Fakultas

Universitas Sumatera Utara


Sastra USU, Ibu Dra. Frida Deliana, M.Si, kepada bapak Drs. Setia Dermarwan

Purba, M.Si, sebagai dosen pembimbing I penulis yang begitu baik dan bersahabat,

juga kepada Bapak Drs. Torang Naiborhu, M.Hum, sebagai dosen pembimbing II,

yang senatiasa membantu dan membimbing penulis baik dalam kuliah, di luar kuliah

dan juga dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Drs.Irwansyah Harahap, MA,

yang menjadi dosen wali penulis dan juga kepada semua dosen dan staf pengajar

yang ada di Departemen Etnomusikologi yang turut memberikan ilmu dan

pengetahuan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua teman-

teman yang senantiasa membantu dalam penulisan ini, seperti teman-teman dari

IGAMS (Ikatan Generasi Anak Mandoge dan Sekitarnya) yang membantu penulis

dalam melakukan penelitian lapangan, kepada teman-teman dari UKM PSM USU

(Unit Kegiatan Mahasiswa Paduan Suara Mahasiswa USU), GMKI FS USU

(Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia Fakultas Sastra USU) yang memberikan

banyak pelatihan dan pengetahuan dalam berorganisasi, dan P3MI (Persekutuan

Pemuda Pemudi Methodist Indonesia) Manna Marturia Tanjung Sari atas semua doa-

doa nya untuk penulis dalam pengerjaan skripsi ini. Untuk semua teman-teman

mahasiswa Etnomusikologi stambuk 2002 dan semua teman-teman yang tidak dapat

disebutkan satu-persatu yang ikut membantu dalam penulisan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua informan yang

telah memberikan banyak informasi kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini,

diantaranya kepada Wennie, Bembeng (pemain keyboard), Meta, Yuni (biduan), Ibu

Universitas Sumatera Utara


Mariny, Bapak Manimbul Sirait (pengusaha keyboard), Bapak sarum Manurung,

Bapak Kepala Desa Silau Jawa Bapak Em Haris Sitorus, dan juga semua pihak yang

ikut membantu pengerjaan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan

sumbangan pengetahuan bagi para pembaca, khususnya bagi dunia Etnomusikologi.

Penulis menyadari, tulisan ini masih jauh dari sempurna, banyak kekurangan-

kekurangan yang terdapat dalam tulisan ini. Hal itu terjadi karena keterbatasan

penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dalam perkuliahan. Untuk

itu, penulis masih mengharapkan kritik dan saran yang membangun yang dapat

memperbaiki skripsi ini.

Akhir kata, semoga tulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca

dan selanjutnya akan menjadi literatur yang sangat berguna bagi perkembangan ilmu

pengetahuan.

Medan, Maret 2008


Penulis

Tomy Wardeady Manurung


020707023

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAKSI

Pada bab ini penulis akan membuat ringkasan dan uraian-uraian yang termuat

dalam tulisan ini. Dalam pertunjukan musikal pada saat ini memang sudah beragam

pertunjukan yang disajikan dalam setiap acara yang dibuat masyarakat di Kecamatan

BP Mandoge. Hal itu tergantung kebutuhan dan keinginan dari si pembuat hajatan.

Sebelum masuknya pertunjukan musik modern di Kecamatan BP Mandoge,

kebanyakan masyarakat di sini lebih cenderung membuat acara hajatan tanpa

dibuatnya hiburan yang berupa pertunjukan. Namun dari kebanyakan keluarga yang

ekonominya tergolong mampu, setiap hajatan yang dibuat akan selalu diusahakan ada

pertunjukan yang akan menghibur dalam acara hajatan yang dibuatnya. Kalaupun

ada, hiburan yang disajikan itu adalah Gondang Batak, Ludruk, Jaran kepang dan

lain sebaginya.

Seiring dengan perkembangan jaman, dan bertumbuhnya perekonomian

dalam masyarakat setempat, yang dipengaruhi dengan dibukanya perkebunan-

perkebunan kelapa sawit dan karet oleh pihak pemerintah maupun swasta, maka

lambat laun juga sangat mempengaruhi perkembangan budaya musikal masyarakat

setempat. Hal ini juga sangat dipengaruhi oleh pertambahan penduduk dan juga

banyak terjadi perkawinan antar suku hingga menyebabkan percampuran budaya.

Pertunjukan keyboard awalnya dikenal dan masuk ke Kecamatan BP

Mandoge sekitar tahun 1995-an. Pertunjukan keyboard ini banyak muncul dalam

setiap acara-acara hajatan yang dibuat oleh masyarakat BP Mandoge dengan

Universitas Sumatera Utara


latarbelakang suku yang berbeda-beda. Pertunjukan keyboard bisa diterima oleh

semua kalangan masyarakat di sini.

Akibat banyaknya kegiatan hajatan yang dilakukan oleh masyarakat di

Kabupaten Asahan umumnya, maka semakin banyak grup-grup keyboard yang

muncul. Maka timbul persaingan untuk mendapatkan job tampil yang lebih banyak.

Berbagai cara dilakukan oleh pengusaha grup keyboard untuk menarik simpati

masyarakat. Akibat dari persaingan yang ketat tersebut, salah satu akibatnya adalah

munculnya grup keyboard erotis. Grup keyboard erotis ini sangat digemari oleh

masyarakat umumnya kaum laki-laki. Lagipula grup keyboard erotis yang dianggap

kontroversial ini begitu cepat menjamur dalam dunia pertunjukan keyboard di

Sumatera Utara Kabupaten Asahan khususnya. Dari berbagi informasi grup keyboard

erotis mulai muncul di Kabupaten Asahan sekitar tahun 2000-an, hal ini dipengaruhi

oleh grup-grup keyboard yang terlebih dahulu muncul yang berasal dari sekitar

Perbaungan dan Sei Rampah.

Dalam pertunjukan keyboard erotis, para biduan dan pemain keyboard akan

mendapatkan bayaran yang lebih daripada yang didapatkan oleh grup-grup keyboard

lain yang tampil biasa saja. Dalam pertunjukan keyboard erotis, para biduan sangat

mengendalikan pertunjukan dan juga penonton yang hadir. Biduan mengendalikan

pertunjukan dengan cara mempermainkan emosi para penonton dengan gerakan-

gerakan yang dibuatnya, kalimat-kalimat menggoda yang diucapkannya dan semua

tingkah lainnya yang dianggap mempengaruhi penonton dan suasana pertunjukan.

Biduan dapat saja beraksi dengan goyangan-goyangan yang sangat erotis yang

dikenal dengan goyangan panas, membuka sedikit-sedikit baju dan celana untuk

Universitas Sumatera Utara


menunjukkan bagian tubuh sensitifnya kepada penonton. Tujuan dari semua ini

dilakukan oleh biduan hanya untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya dari

penonton yang menikmatinya, dengan mengesampingkan estetika dari lagu, dan juga

popularitas dikalangan dunia pertunjukan keyboard. Sedangkan kaum laki-laki begitu

menggemarinya karena memanfaatkan keadaan ini sebagai ajang pamer harta,

prestise dan kekuasaan.

Banyak masyarakat yang tidak menyukai pertunjukan ini, terutama dari kaum

perempuan. Kaum perempuan menganggap pertunjukan keyboard erotis ini adalah

ajang pelecehan terhadap kaum perempuan. Dimana pada saat pertunjukan, laki-laki

dapat dengan leluasa memegang-megang hampir semua bagian-bagian tubuh dari

biduan, asalkan dia membayar. Masyarakat juga tidak menyukai pertunjukan ini

karena dianggap sangat menggagu waktu istirahat masyarakat, karena tidak jarang

pertunjukan ini berlangsung hingga subuh. Banyak alasan alasan lain yang dianggap

pertunjukan ini memang tidak layak untuk dilakukan lagi di dalam masyarakat.

Namun beberapa tahun belakangan ini, pertunjukan ini mulai jarang dilakukan karena

sudah banyak yang menentangnya. Hal ini antara lain disebabkan dengan program-

program baru dari KAPOLRI Jendral Pol. Sutanto yang ingin memberantas berbagai

penyakit masyarakat di antaranya judi, porstitusi, pelecehan seksual dan lain

sebagainya. Dampak dari pergantian KAPOLRI di antaranya dilarangnya

menampilkan pertunjukan-pertunjukan yang berbau porno. Namun dengan

dipengaruhi oleh berbagai keadaan pertunjukan ini masih ada saja, namun

pertunjukannya tidak terduga dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Sebagai

contohnya pertunjukan keyboarde erotis hanya bisa digelar di daerah-daerah terpencil

Universitas Sumatera Utara


yang sudah tidak terjangkau oleh aparat kepolisian, ataupun tempat-tempat yang

relatif “aman”.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Kata pengantar ...................................................................................................... i

Abstraksi ............................................................................................................... iv

Daftar isi ................................................................................................................ viii

Daftar lampiran ..................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................ 1

1.2 Pokok Permasalahan ..................................................................... 11

1.3 Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 12

1.3.1 Tujuan .................................................................................. 12

1.3.2 Manfaat ................................................................................ 12

1.4 Konsep dan Teori .......................................................................... 13

1.4.1 Konsep ................................................................................. 13

1.4.2 Teori ..................................................................................... 15

1.5 Metode Penelitian.......................................................................... 18

1.5.1 Penelitian Lapangan ............................................................. 18

1.5.2 Kerja Laboratorium .............................................................. 19

1.5.3 Studi Kepustakaan................................................................ 20

1.6 Menentukan Lokasi Penelitian dan Pemilihan Informan .............. 21

BAB II : GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KECAMATAN BANDAR

PASIR MANDOGE

2.1 Sejarah Kecamatan Bandar Pasir Mandoge .................................. 24

Universitas Sumatera Utara


2.2 Letak Geografis Kecamatan Bandar Pasir Mandoge .................... 28

2.3 Penduduk ....................................................................................... 29

2.4 Bahasa ........................................................................................... 31

2.5 Mata Pencaharian .......................................................................... 32

2.6 Agama ........................................................................................... 33

2.7 Sistem Kekerabatan....................................................................... 35

2.8 Kebudayaan Musikal ..................................................................... 36

BAB III DESKRIPSI PERTUNJUKAN KEYBOAD EROTIS

3.1 Sejarah Keyboard di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge ............. 42

3.2 Sejarah Grup Riny Jaya Keyboard ................................................ 43

3.3 Deskripsi Pertunjukan Keyboard Erotis ........................................ 47

3.4 Pemain Keyboard .......................................................................... 53

3.5 Biduan ........................................................................................... 56

3.5.1 Perekrutan ............................................................................ 57

3.5.2 Pelatihan ............................................................................... 59

3.5.3 Biduan Dalam Pertunjukan Keyboard Erotis ....................... 61

3.5.4 Biduan Dalam Masyarakat ................................................... 63

3.6 Perlengkapan Pertunjukan ............................................................. 65

3.7 Manajemen Pertunjukan................................................................ 68

3.8 Berbagai Konteks Penyajian Keyboard Erotis .............................. 71

3.9 Pandangan Masyarakat Bandar Pasir Mandoge Terhadap Pertunjukan

Keyboard Erotis .................................................................................. 72

Universitas Sumatera Utara


3.91 Dampak Positif ...................................................................... 73

3.9.2 Dampak Negatif ................................................................... 74

BAB IV ANALISIS PERTUNJUKAN KEYBOARD EROTIS DAN ANALISIS

TEKS LAGU-LAGU YANG DIBAWAKAN

4.1 Analisis Pertunjukan Keyboard Erotis .......................................... 76

4.2 Analisis Teks Lagu-Lagu Yang Dibawakan Dalam Pertunjukan

Keyboard Erotis .................................................................................. 79

4.2.1 Analisis Teks Lagu Yang Sering Dibawakan ...................... 80

4.2.2 Lampiran Melodi Musik Yang Sering Muncul .................... 86

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................................... 90

5.2 Saran .............................................................................................. 93

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 94

Daftar Informan ..................................................................................................... 97

Lampiran

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Grup Riny Jaya Dalam Pertunjukan .................................................. 99

Lampiran 2 Aksi Biduan Ketika Menerima Saweran ........................................... 100

Lampiran 3 Aksi Biduan Mempengaruhi Penonton ............................................. 101

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAKSI

Pada bab ini penulis akan membuat ringkasan dan uraian-uraian yang termuat

dalam tulisan ini. Dalam pertunjukan musikal pada saat ini memang sudah beragam

pertunjukan yang disajikan dalam setiap acara yang dibuat masyarakat di Kecamatan

BP Mandoge. Hal itu tergantung kebutuhan dan keinginan dari si pembuat hajatan.

Sebelum masuknya pertunjukan musik modern di Kecamatan BP Mandoge,

kebanyakan masyarakat di sini lebih cenderung membuat acara hajatan tanpa

dibuatnya hiburan yang berupa pertunjukan. Namun dari kebanyakan keluarga yang

ekonominya tergolong mampu, setiap hajatan yang dibuat akan selalu diusahakan ada

pertunjukan yang akan menghibur dalam acara hajatan yang dibuatnya. Kalaupun

ada, hiburan yang disajikan itu adalah Gondang Batak, Ludruk, Jaran kepang dan

lain sebaginya.

Seiring dengan perkembangan jaman, dan bertumbuhnya perekonomian

dalam masyarakat setempat, yang dipengaruhi dengan dibukanya perkebunan-

perkebunan kelapa sawit dan karet oleh pihak pemerintah maupun swasta, maka

lambat laun juga sangat mempengaruhi perkembangan budaya musikal masyarakat

setempat. Hal ini juga sangat dipengaruhi oleh pertambahan penduduk dan juga

banyak terjadi perkawinan antar suku hingga menyebabkan percampuran budaya.

Pertunjukan keyboard awalnya dikenal dan masuk ke Kecamatan BP

Mandoge sekitar tahun 1995-an. Pertunjukan keyboard ini banyak muncul dalam

setiap acara-acara hajatan yang dibuat oleh masyarakat BP Mandoge dengan

Universitas Sumatera Utara


latarbelakang suku yang berbeda-beda. Pertunjukan keyboard bisa diterima oleh

semua kalangan masyarakat di sini.

Akibat banyaknya kegiatan hajatan yang dilakukan oleh masyarakat di

Kabupaten Asahan umumnya, maka semakin banyak grup-grup keyboard yang

muncul. Maka timbul persaingan untuk mendapatkan job tampil yang lebih banyak.

Berbagai cara dilakukan oleh pengusaha grup keyboard untuk menarik simpati

masyarakat. Akibat dari persaingan yang ketat tersebut, salah satu akibatnya adalah

munculnya grup keyboard erotis. Grup keyboard erotis ini sangat digemari oleh

masyarakat umumnya kaum laki-laki. Lagipula grup keyboard erotis yang dianggap

kontroversial ini begitu cepat menjamur dalam dunia pertunjukan keyboard di

Sumatera Utara Kabupaten Asahan khususnya. Dari berbagi informasi grup keyboard

erotis mulai muncul di Kabupaten Asahan sekitar tahun 2000-an, hal ini dipengaruhi

oleh grup-grup keyboard yang terlebih dahulu muncul yang berasal dari sekitar

Perbaungan dan Sei Rampah.

Dalam pertunjukan keyboard erotis, para biduan dan pemain keyboard akan

mendapatkan bayaran yang lebih daripada yang didapatkan oleh grup-grup keyboard

lain yang tampil biasa saja. Dalam pertunjukan keyboard erotis, para biduan sangat

mengendalikan pertunjukan dan juga penonton yang hadir. Biduan mengendalikan

pertunjukan dengan cara mempermainkan emosi para penonton dengan gerakan-

gerakan yang dibuatnya, kalimat-kalimat menggoda yang diucapkannya dan semua

tingkah lainnya yang dianggap mempengaruhi penonton dan suasana pertunjukan.

Biduan dapat saja beraksi dengan goyangan-goyangan yang sangat erotis yang

dikenal dengan goyangan panas, membuka sedikit-sedikit baju dan celana untuk

Universitas Sumatera Utara


menunjukkan bagian tubuh sensitifnya kepada penonton. Tujuan dari semua ini

dilakukan oleh biduan hanya untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya dari

penonton yang menikmatinya, dengan mengesampingkan estetika dari lagu, dan juga

popularitas dikalangan dunia pertunjukan keyboard. Sedangkan kaum laki-laki begitu

menggemarinya karena memanfaatkan keadaan ini sebagai ajang pamer harta,

prestise dan kekuasaan.

Banyak masyarakat yang tidak menyukai pertunjukan ini, terutama dari kaum

perempuan. Kaum perempuan menganggap pertunjukan keyboard erotis ini adalah

ajang pelecehan terhadap kaum perempuan. Dimana pada saat pertunjukan, laki-laki

dapat dengan leluasa memegang-megang hampir semua bagian-bagian tubuh dari

biduan, asalkan dia membayar. Masyarakat juga tidak menyukai pertunjukan ini

karena dianggap sangat menggagu waktu istirahat masyarakat, karena tidak jarang

pertunjukan ini berlangsung hingga subuh. Banyak alasan alasan lain yang dianggap

pertunjukan ini memang tidak layak untuk dilakukan lagi di dalam masyarakat.

Namun beberapa tahun belakangan ini, pertunjukan ini mulai jarang dilakukan karena

sudah banyak yang menentangnya. Hal ini antara lain disebabkan dengan program-

program baru dari KAPOLRI Jendral Pol. Sutanto yang ingin memberantas berbagai

penyakit masyarakat di antaranya judi, porstitusi, pelecehan seksual dan lain

sebagainya. Dampak dari pergantian KAPOLRI di antaranya dilarangnya

menampilkan pertunjukan-pertunjukan yang berbau porno. Namun dengan

dipengaruhi oleh berbagai keadaan pertunjukan ini masih ada saja, namun

pertunjukannya tidak terduga dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Sebagai

contohnya pertunjukan keyboarde erotis hanya bisa digelar di daerah-daerah terpencil

Universitas Sumatera Utara


yang sudah tidak terjangkau oleh aparat kepolisian, ataupun tempat-tempat yang

relatif “aman”.

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap masyarakat membutuhkan kesenian untuk hiburan dalam

kehidupannya. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh (Koentjaraningrat

1981: 395-396) bahwa kesenian itu merupakan ekspresi hasrat manusia akan

keindahan, salah satu bagiannya adalah musik. Baik itu berupa hiburan pribadi

maupun hiburan yang dapat dinikmati secara bersama-sama. Hiburan itu dapat dibuat

berdasarkan kebutuhan diri sendiri atau juga yang dibuat untuk orang lain. Pada

awalnya hiburan yang dibuat untuk kebutuhan sendiri umumnya tertutup bagi orang

lain namun belakangan sudah mulai dapat dinikmati oleh orang lain. Seperti onang-

onang 1, odong-odong 2, dan lain sebagainya yang pada umumnya bersifat tradisional.

Sedangkan hiburan yang dibuat untuk dinikmai bersama-sama adalah berbagai

macam hiburan yang tumbuh dan berkembang dizaman modern ini. Seperti

pertunjukan live musik, tari, film, olahraga dan lain sebagainya.

Seiring dengan perkembangan zaman, kondisi di atas dapat bertolak belakang

kejadiannya. Ada hiburan yang memang disajikan untuk umum dapat pula menjadi

hiburan yang tertutup untuk golongan atau kelompok tertentu.

1
Sejenis kesenian vocal yang disajikan oleh seorang laki-laki secara solo untuk mengungkapkan
perasaan hatinya.Berasal dari suku Mandailing dan Angkola (wawancara dengan bapak Ridwan atau
Ucok, seorang musisi tradisional Mandailing dan Angkola).
2
Nyanyian lament yang disajikan oleh seorang penyadap kemenyan pada suku Pakpak di Dairi.

Universitas Sumatera Utara


Pertunjukan musik keyboard merupakkan salah satu pertunjukan yang dibuat

untuk dapat dinikmati secara bersama-sama. Pertunjukan ini dibuat oleh masyarakat

untuk menghibur orang-orang atas dasar ucapan terimakasih maupun memang dibuat

sebagai sekedar hiburan atau juga perayaan bersama.

Sama halnya seperti pertunjukan-pertunjukan keyboard yang ada di Sumatera

Utara, pertunjukan keyboard erotis ini juga relatif sama. Namun ada bagian-bagian

yang benar-benar berbeda baik dari segi pertunjukannya maupun suasana yang terjadi

pada saat pertunjukan itu berlangsung Hal ini hanya dapat dilihat apabila kita mau

mengikuti pertunjukan ini secara teliti, sabar dan menyeluruh dalam arti melihat

secara detail dari awal sampai akhir pertunjukan hingga benar-benar berakhir.

Banyak fenomena yang terjadi selama berlangsungnya pertunjukan ini,

mulai awal pelaksanaan, hingga berakhirnya pertunjukan itu. Terutama suasana erotis

yang begitu terasa dalam pertunjukan Keyboard erotis ini. Namun suasana seperti

yang terjadi itu tidak didapati pada pertunjukan lain ataupun acara-acara lain yang

menggunakan hiburan sejenisnya. Ini terjadi di desa-desa Kecamatan Bandar Pasir

(BP) Mandoge Kabupaten Asahan Sumatera Utara, lagi pula dengan pertunjukan itu,

para pengusaha keyboard mendapatkan banyak setoran, pemain keyboard dan biduan

mendapatkan popularitas dan mendapat bayaran lebih besar dari harga yang mereka

tetapkan. Hal yang paling penting yang membuat pertunjukan ini berbeda dengan

pertunjukan keyboard lain adalah suasana erotis 3 yang terjadi di atas panggung dan

sekitar panggung pertunjukan.

3
Kata erotis menurut Kamus Besar Besar bahasa Indonesia berasal dari kata erotic yang artinya
mempengaruhi ataupun yang sifatnya menimbulkan gairah, baik itu gairah berjoget, gairah bernyanyi,

Universitas Sumatera Utara


Kata erotis menurut kamus besar bahasa Indonesia berasal dari kata erotic

yang artinya mempengaruhi ataupun yang sifatnya menimbulkan gairah, baik itu

gairah berjoget, gairah bernyanyi dan yang paling sering muncul adalah gairah

seksual. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah seorang biduan wanita yang tampil

bernyanyi dan bergoyang di atas penggung. Menurut pengamatan penulis,

pertunjukan keyboard erotis adalah sutu jenis pertunjukan musik yang fungsinya

sebagai hiburan yang disajkan dengan iringan alat musik keyboard, dimana satu

sampai empat orang biduan wanita membawakan lagu sambil menari dengan penuh

gairah, sehingga dia dapat mempengaruhi emosi dan gairah penonton. Suasana erotis

dapat dirasakan dari kata-kata yang diucapkan oleh biduan, busana yang dikenakan,

dan juga tingkahlaku biduan di atas pangggung. Dalam pertunjukan itu para biduan

menggunakan busana yang minim 4. Ketika interlude (musik tengah) lagu berlangsung

para biduan itu dapat saja menari dengan sangat panas 5 sambil menggoda para

penonton yang pada umumnya laki-laki.

Pada umumnya masyarakat yang tinggal di Kecamatan BP Mandoge sebagai

tempat pertunjukan keyboard erotis ini dilakukan, sebagian besar adalah petani dan

karyawan perkebunan di samping pegawai dan wiraswasta. Di daerah ini terdapat

beberapa perusahaan perkebunan, seperti PTPN III, PTPN IV, PT Bakrie Sumatera

Plantions dan beberapa perkebunan swasta lainnya. Perusahaan perkebunan ini pada

dan yang paling sering muncul adalah gairah seksual. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah
seorang biduan wanita yang tampil di atas panggung.
4
Pakaian dengan celana pendek ketat, baju ketat dan pendek sehingga bagaian atas dada dan perut
terlihat. Pakain ini juga biasanya akan sangat mudah dibuka.
5
Gerakan menari dengan goyangan pinggul yang berlebihan, jongkok dengan kaki terbuka
(mengangkang)menghadap penonton, duduk membelai tangan penonton dan gerakan setengan kayang
kehadapan penonton, lebih menampilkan bagian tubuh sensitif seperti payudara, pinggul, pusar dan
lain sebagainya ke arah penonton agar disentuh.

Universitas Sumatera Utara


umumnya mengelola tanaman kelapa sawit dan karet. Namun terdapat juga

masyarakat yang tinggal di luar perkebunan yang berprofesi sebagai petani, mereka

mengelola tanah sendiri, membuat perkebunan kelapa sawit pribadi dan membuat

usaha Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang dikelola oleh Koperasi Unit Desa (KUD).

Keadaan ekonomi dan faktor gengsi antar budaya membuat setiap masyarakatnya

gemar membuat acara pesta. Setiap upacara-upacara yang tergolong besar dan

penting pada masyarakat di Asahan khususnya di Kecamatan BP Mandoge biasanya

akan membuat pertunjukan pada malam harinya setelah acara pesta itu berakhir, yang

disebut sebagai acara hiburan. Pertunjukan itu biasanya diadakan pada saat acara

hajatan pesta perkawinan, khitanan atau sunat, ulang tahun, perayaan hari-hari besar

nasional, serta memasuki rumah baru. Hal ini terjadi dikalangan masyarakat Batak

Toba, Simalungun, Jawa, Melayu, Karo, Mandailing, Banjar 6 dan sebagainya, yang

semuanya hidup berdampingan dengan alkulturasi budaya yang semakin kental

Hiburan disini dimaksudkan untuk menghibur para undangan yang datang pada

malam hari dan juga dimaksudkan umtuk menghibur orang-orang yang bekerja

seharian untuk acara itu. Jenis-jenis hiburan biasanya beragam, pada siangnya

diadakan acara adat menurut sukunya masing-masing (suku Jawa akan menampilkan

kesenian maupun musik Jawa, suku Batak Toba akan menampilkan musik Batak

Toba dan lain sebagainya). Pada malamnya diadakan pertunjukan keyboard. Pada

awalnya grup keyboard yang banyak diundang, hingga banyak grup keyboard yang

muncul, maka timbullah persaingan untuk mendapatkan undangan yang lebih banyak.

6
Suku-suku dari luar Sumatera yang masuk ke Kecamatan BP Mandoge pada saat pembukaan
perkenunan kelapa sawit oleh pemerintah (wawancara dengan Bapak Sarum Manurung).

Universitas Sumatera Utara


Bagaimana cara untuk tampil baik didepan masyarakat hingga nantinya banyak

undangan-undangan lain yang datang, merupakan faktor yang mempengaruhi

munculnya grup keyboard yang erotis. Adapula faktor dari pengaruh grup keyboard

erotis yang lebih dahulu muncul dari luar Asahan. Namun ada juga faktor kebosanan

penonton atau penyewa dengan jenis pertunjukan keyboard biasa, hingga orang-orang

ingin mencari suatu hal yang baru.

Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis, grup keyboard erotis ini

muncul dan diekspos pada tahun 90-an, namun belum ada informasi yang pasti kapan

dan dimana awal munculnya grup musik keyboard seperti ini. Menurut penelitian

penulis, grup- grup musik seperti ini muncul pertama kali di Sumatera Utara tepatnya

di daerah Sei Rampah, Deli Serdang (sekarang Serdang Bedagai) kira-kira pada tahun

1997 dan kemudian banyak grup-grup keyboard seperti ini datang menyerbu pesta-

pesta pada masyarakat Asahan. Grup-grup keyboard erotis yang cukup popular pada

masyarakat Sumatera Utara antara lain Dian Nova (Sei Rampah), Maklampir (Tebing

Tinggi), Pelangi (Kisaran), Citra Electon (Perdagangan) dan lain-lain. Namun perlu

diketahui, menurut Nungki Kusumastuti, bahwa “fenomena tarian erotis di Indonesia

telah ada sejak dahulu, seperti pada tarian ronggeng, ketuk tilu, ataupun tayub. Itu

telah ada sejak dulu dan itu tidak bisa dibuang karena banyak masyarakat yang

menggemarinya” 7.

Pada tahun 2000-an di Asahan mulai muncul satu group keyboard erotis yang

bernama Rini Jaya keyboard, beralamat di jalan besar Sei Silau Desa Sombahuta

7
Dalam Ronggeng dan Dogger Perbedaan dalam Sejenis, Pikiran Rakyat : Jakarta 2003).

Universitas Sumatera Utara


Kec. Buntu Pane Kab. Asahan. Para peminat ataupun pendukung dari grup keyboard

ini mengenal Rini jaya dengan sebutan RJ. Hampir tidak ada anak muda dan orang-

orang tua gaul yang tidak kenal dengan RJ.

Pada awalnya group keyboard ini tampil seperti keyboard biasa, namun tahun

berikutnya mereka mulai kebanjiran jadwal manggung pada acara-acara hajatan di

kampung-kampung. Rupanya grup keyboard Rini Jaya sudah menjadi idola di

masyarakat Asahan khususnya kaum muda. Setiap penampilanya, Rini Jaya selalu

dihadiri oleh penonton yang ramai. Pada umumnya setiap grup keyboard selalu

membawakan lagu-lagu dangdut, ini sesuai dengan selera para penonton yang begitu

antusias dengan musik dangdut. Seperti yang dikatakan M. Takari :

“Dangdut bukan lagi merupakan tontonan masyarakat kelas bawah,


tetapi dangdut sudah menjadi tontonan masyarakat yang luas, yang
sudah mencacup semua ekonomi, seperti orang kaya dan golongan
atas’’.

Acara hiburan pesta biasanya berlangsung pada sabtu malam (malam minggu)

dan juga minggu malam (malam senin). Namun banyak pertunjukan RJ diluar hari-

hari tersebut yang tidak kalah serunya dengan malam minggu dan malam senin,

namun penulis mengkhususkan pada dua malam ini saja.

Acara hiburan pesta atau hajatan dimulai pada pukul 20.00 sampai 20.30

WIB. Pertunjukan dilakukan di atas panggung berukuran kurang lebih 4x6m, dengan

tinggi kurang lebih 1m, ada tiga sampai empat biduan wanita yang tampil bergantian

membawakan masing-masing dua atau tiga lagu. Lagu yang dibawakkan beragam,

seperti lagu dangdut, lagu tradisional, dan lagu pop Indonesia yang dibawakan

dengan irama dangdut. Pada waktu-waktu seperti ini penonton biasanya terdiri dari

Universitas Sumatera Utara


kaum ibu-ibu, anak gadis, anak-anak serta beberapa anak lajang 8 yang berdiri dan

duduk di sekitar panggung. Ada beberapa anak lajang yang duduk jauh dari panggung

sambil menikmati alunan musik sembari minum 9. Sementara banyak orang-orang

yang sekedar duduk-duduk di warung sekitar acara pesta, banyak anak-anak muda

yang berpacaran di tempat-tempat sepi di seketar pesta, ada juga yang duduk di

tempat penjual minum-minuman keras yang banyak bertebar di sekitar acara pesta.

Namun, dominan kaum laki-laki berkumpul di tempal permainan judi kopiok 10 yang

berada tidak jauh dari lokasi acara pesta. Di tempat ini berkumpul secara massal

puluhan hingga ratusan orang laki-laki yang terdiri dari orang tua dan anak lajang.

Pemandangan seperti ini berlangsung hingga pukul 23.00 WIB.

Mulai pukul 23.00 WIB ini banyak anak-anak yang mulai pulang, para ibu-

ibu pun mulai mengantuk kemudian bergegas pulang. Satu-persatu orang-orang yang

tadinya berada jauh dari panggung mulai berdatangan ke dekat panggung. Banyak

para gadis yang risih dengan kedatangan orang-orang ini, karena selain jahil dan suka

menggoda, orang-orang ini pun umumnya sudah berbau minuman keras. Makin larut

malam makin banyak laki-laki yang merapat ke panggung. Perlahan-lahan mereka ini

menggeser posisi orang-orang yang sejak tadi berada di dekat panggung.

Kira-kira pukul 00.00 WIB, para biduan menyanyikan lagu-lagu perpisahan,

biasanya lagu Mbiring Manggis dari Karo yang dinyanyikan secara bersama-sama

oleh semua biduan. Selesai lagu ini para biduan masuk ke dalam rumah si pembuat

8
Laki-laki muda atau yang belum menikah dengan usia 17 tahun ke atas.
9
Identik dengan kegiatan meminum minuman keras seperti vodka, mansion,anggur merah, topi miring
dan lain sebagainya sambil berkumpul-kumpul.
10
Sejenis pemainan judi dengan menggunakan tiga buah dadu sebagai tebakan.

Universitas Sumatera Utara


hajatan atau pesta, para rodes atau kru 11 menggulung beberapa kabel. Pada saat ini

digunakan waktu sebagai istirahat bagi para biduan dan pemain keyboard. Mereka

menunggu apakah ada “siraman” 12 lagi untuk tambahan waktu. Pada saat inilah akan

muncul dengan sendirinya inisiatif dari orang-orang yang dianggap berpengaruh dan

banyak duit di tempat itu, seperti “mafia-mafia sawit” 13, pemuda setempat atau yang

lain menemui pihak grup keyboard, untuk memberikan siraman. Biasanya pihak

pembuat hajatan menolak untuk memberikan tambahan waktu dengan alas an

jadwalnya hanya sampai tengah malam dan masalah keamanan. Namun, makin

banyak orang yang datang untuk bernegosiasi, pihak tuan rumah akan semakin

melunak dengan janji keamanan dijamin. Kabel-kabel yang tadinya sudah dibuka

sekarang dipasang kembali.

Besarnya siraman yang didapatkan oleh pihak grup keyboard sebanyak

Rp100.000-150.000 tiap jamnya. Uang ini akan menjadi uang tambahan yang didapat

oleh para pemain keyboard, kru dan biduan itu sendiri, disamping gaji pokok yang

akan mereka terima dari pembuat hajatan. Sewa sampai tengah malam biasanya

antara Rp700.000 sampai Rp1.500.000, tergantung sejauh mana hubungan antara

pengusaha keyboard dengan pembuat hajatan. Faktor lain yang menentukan harga

adalah jauh dekatnya lokasi pertunjukan, makin jauh lokasi pertunjukannya makin

mahal juga harganya.

11
Para petugas sound sistem bagain dari anggota grup keyboard.
12
Sejumlah uang tambahan yang diberikan kepada pihak grup keyboard untuk bayaran penambahan
waktu.
13
Orang-orang berpengaruh yang menjalankan bisnis jual beli kelapa sawit, baik kelapa sawit yang
didapat secara legal mauupun ilegal.

Universitas Sumatera Utara


Pada saat negosiasi ini adalah saat yang membosankan bagi penonton yang

tidak tahu sebernarnya kelebihan dari pertunjukan keyboard erotis, hingga banyak

dari mereka yang pulang. Setelah selesai negosisasi dan istirahat, satu-persatu biduan

kembali ke panggung, begitu bunyi keyboard terdengar, spontan penonton langsung

berlomba merapat ke panggung, makin rapat makin bagus.

Para biduan mulai bergoyang di panggung dengan gerakan-gerakan yang tidak

biasanya. Mereka sesekali berkomunikasi dengan penonton. Interaksi ini bisa berupa

rayuan atau godaan manja. Seperti dengan mengganti teks lagu dengan dengan kata-

kata yang menggoda. Contohnya “bang mandor paling ganteng” diganti dengan

“bang Kamal paling ganteng” atau juga dengan nama-nama orang yang dianggap

berpengaruh dan hadir di tempat itu dimana kesan yang ditimbulkan adalah memuji

orang itu.

Pada saat biduan bergoyang di atas panggung, penonton dapat saja

memberikan “saweran” 14 kepada biduan. Dengan saweran yang diberikan ini para

penonton dapat saja meminta kepada biduan untuk melakukan beberapa hal, seperti

membuka pakaian bagian atas, atau pakaian bagian bawah, atau dapat juga kedua

bagian dari pakaian itu sekaligus. Hal ini dapat berlangsung tergantung besarnya

saweran, dan juga mood 15 si biduan. Tingkah biduan di atas panggung juga dapat

berupa gerakan-gerakan seolah-olah ingin membuka pakainnya, memasukan

microphon kedalam belahan dadanya atau juga ke dalam celananya. Perilaku seperti

14
Sejumlah uang yang diberikan penonton kepada biduan melalui belahan dada atau kedalam celana si
biduan.
15
Keadaan emosi sibiduan, sedang semangat atau tidak. Terkadang mood ini juga dipengaruhi oleh
minuman keras.

Universitas Sumatera Utara


ini dilakukan untuk menarik perhatian penonton hingga tidak segan-segan untuk

memberikan saweran kepada biduan yang jumlahnya berkisar antara Rp 5000 sampai

Rp100.000. Yanti Heryati :

Figur penari adalah figur yang ditonton. Tak dapat dipungkiri salah satu
objek yang menarik adalah tubuh sebagai alat untuk menari. Dalam
masyarakat tontonan tubuh sebagai suatu komuditas tontonan yang
mempunyai peran sentral. (Citra Penari perempuan, Pikiran Rakyat ;
jakarta. 2004)

Dalam pertunjukan yang diselingi taria-tarian erotis ini, biduan kebanyakan

membawakan lagu-lagu dangdut dengan irama dan tempo cepat, ada juga lagu-lagu

pop Indonesia yang dibawakan dengan irama dangdut. Namun yang menarik

bukanlah dari suara yang ditampilkan biduan, yang penting bagaimana musik itu

mampu membuat si biduan bergoyang dengan sangat erotis sehingga membuat para

penonton terhanyut dalam suasana. Lagu-lagu dangdut yang umumnya berdurasi 5-7

menit, dalam pertunjukan ini bisa mencapai durasi 10-15 menit tiap lagunya, dengan

catatan intro (musik pengantar dalam sebuah lagu) dan interlude lagu yang lebih

panjang.

Pertunjukan ini paling lama berlangsung sampai pukul 05.00 WIB, dapat juga

berakhir lebih cepat pada saat para penonton sudah tidak ada lagi yang memberikan

“saweran”, para penonton sudah kehabisan uang dan juga para biduan sudah

kelelahan.

Namun perlu diketahui, bahwa tidak semua acara berjalan sesuai alur yang

telah dijelaskan di atas. Seringnya timbul berbagai permasalahan pada acara

pertunjukan keyboard sering menghambat pertunjukan ini sendiri. Seperti terjadinya

kerusuhan, perkelahian, dan tidak adanya orang-orang yang mau memberikan

Universitas Sumatera Utara


“siraman”. Hal ini menyebabkan seringnya pertunjukan keyboard berakhir sebelum

waktu yang ditentukan, dan juga berakhir sesuai waktu yang ditentukan oleh pembuat

hajatan tanpa ada waktu tambahan.

Akibat semakin ketatnya pengawasan dari aparan Kepolisian yang mempunyai

program-program pemberantasan judi, premanisme dan berbagai macam penyakit

masyrakat, pertunjukan keyboard erotis juga sudah semakin sulit ditemukan. Masih

ada, tetapi pertunjukannya tidak bisa diduga-duga. Karena pernah terjadi

penangkapan terhadap dua orang biduan keyboard Riny Jaya. Artinya pertunjukan

keyboard erotis ini dilakukan di tempat-tempat terpencil yang sudah tidak terjangkau

oleh aparat penegak hukum. Kalaupun itu dilakukan di tempat terjangkau, berarti

ditempat itu sudah relatif “aman”.

1.2 Pokok Permasalahan

Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam tulisan ini adalah :

1) Apa faktor yang mempengaruhi munculnya grup keyboard erotis di

Kecamatan BP Mandoge?

2) Bagaimana eksistensi dan fenomena yang terjadi ketika pertunjukan

keyboard erotis berlangsung, terutama peran biduan menyangkut

perilaku musikal dalam pertunjukan keyboard erotis?

Universitas Sumatera Utara


1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

1) Untuk mengetahui apa faktor yang mempengaruhi munculnya grup-grup

keyboard erotis di Kecamatan BP Mandoge.

2) Untuk mengetahui penyebab grup keyboard erotis dapat eksis di

Kecamatan BP mandoge.

3) Untuk mendeskripsikan bagaimana fenomena yang terjadi dan peranan

seorang biduan dalam pertunjukan keyboard erotis pada masyarakat BP

Mandoge Kabupaten Asahan.

4) Untuk mengetahui perilaku-perilaku musikal yang dilakukan oleh biduan

di atas penggung, yang dapat mempengaruhi penonton dalam pertunjukan

keyboard erotis.

1.3.2 Manfaat

1) Sebagai bahan dokumentasi yang menguak cerita dalam masyarakat

tentang keyboard erotis di Kecmamatan BP Mandoge Kabupaten Asahan.

2) Sebagai bahan pengetahuan tentang keberadaan dan eksistensi keyboard

erotis.

3) Merupakan suatu cara untuk memahami dengan objektif suatu kebudayaan

yang dianggap buruk oleh sebagian masyarakat, tetapi dapat eksis di suatu

daerah.

Universitas Sumatera Utara


4) Merupakan bentuk pengaplikasian ilmu yang diperoleh penulis selama

Studi di departemen Etnomusikologi fakultas Sastra Universitas sumatera

Utara.

1.4. Konsep dan Teori

1.4.1. Konsep

Konsep adalah suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan

yang perlu dirumuskan (Mardalis,2003;46).

Kata studi berasal dari bahasa Inggris yaitu study yang berarti proses belajar

atau pembelajaran. Deskriptif adalah menceritakan atau menggambarkan apa adanya

(Depdikbud 1990;201).

Peran adalah tugas utama yang harus dilakukan. Biduan adalah seorang

penyanyi baik pria maupun wanita yang diiringi musik (Kamus besar bahasa

Indonesia, Balai Pustaka, 2005). Namun pada konteks ini biduan yang dibicarakan

adalah biduan wanita. Karena biduan wanitalah yang selalu tampil di panggung yang

berperan untuk melakukan pertunjukan nyanyian dan tarian dalam pertunjukan

keyboard erotis.

Menurut Murgianto (1996;156) kata seni pertunjukan (pertunjukan budaya)

secara umum memiliki arti tontonan yang bernilai seni, seperti drama, tari, musik

yang disajikan secara khusus di depan penonton. Pertunjukan adalah sebuah

komunikasi yang silakukan oleh satu orang atau lebih pengirim pesan, yang merasa

berperan kepada seseorang atau lebih sebagai penerima pesan. Komunikasi itu terjadi

jika pengirim pesan dalam pertunjukannya mempunyai maksud dan tujuan sedangkan

Universitas Sumatera Utara


penonton memiliki perhatian untuk menerima pesan. Dalam sebuah pertunjukan

harus ada penyaji, penonton, pesan yang dikirim, dan cara penyampaian pesan yang

khas. Mediumnya boleh auditif visual atau hubungan keduanya, gerak laku, secara

multimedia dan sebagainya 16.

Sehubungan dengan konsep di atas, bahwa pertunjukan keyboard dapat

dikategorikan sebagai seni pertunjukan yang memiliki komunikasi antara penyaji

(dalam hal ini biduan) dan penonton. Seperti dari segi suara lagunya, kalimat-kalimat

yang diucapkannya, gerakan tubuhnya atau gabungan dari ketiganya.

Dalam Ensiklopedi Musik jilid I (1992;285) dijelaskan bahwa keyboard

adalah instrument dengan satu susunan kunci yang ditata secara horizontal dan

menghasilkan bunyi, antara bunyi piano, organ, klvicord, harpsichord. Keyboard

yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu alat musik yang berbentuk Key

yang dapat menghasilkan berbagai bunyi atau suara alat musik, ritem, jenis-jenis

musik dengan menggunakan program yang ada. Namun pada konteks pertunjukan

keyboard erotis di Kecamatan BP Mandoge ini, kata keyboard tidak dipisahkan

dengan pertunjukan. Jadi pertunjukan keyboard adalah seni pertunjukan yang

memiliki komunikasi antara penonton (audiens) dengan penyaji (pemain keyboard

dan biduan) yang dikirim secara khas, dimana pengalaman bersama antara audiens

dan penyaji saling berhubungan dalam waktu dan secara teknis mengikuti pola-pola

yang berulang-ulang tersebut mencakup unsur-unsur yang berupa permainan musik ,

gaya bernyanyi dan jenis-jenis lagu yang ditampilkan.

16
Dalam Dermawan P.B.P analisis pertunjukan musik keyboard dalam upacara perkawinan adat Batak
Toba di desa Pematang Bandar Kabupaten Simalungun, (studi kasus Artha Musik). Skripsi sarjana,
Etnomusikologi Fakultas Sastra. Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka (2005), erotis adalah

suatu keadaan yang berkenaan dengan sensasi seks yang menimbulkan rangsangan

yang bersifat merangsang nafsu birahi. Dengan suasana yang ditampilkan oleh biduan

ini, para biduan mengendalikan pertunjukan. Pada saat inilah para biduan

mempermainkan emosi penonton, mendapatkan saweran sebanyak-banyaknya,

membuat para penonton betah mengikuti pertunjukan hingga selesai, dan juga para

biduan akan merasakan kepuasan tersendiri ketika banyak penonton yang antusias

dengan apa yang dilakukannya di atas pangggung. Istilah erotis ini dibuat oleh

penulis berdasarkan pengamatan dan penelitian penulis selama mengikuti

perkembangan pertunjukan ini. Namun ada beberapa istilah yang dikenal dalam

masyarakat terhadap grup keyboard erotis, yaitu : keyboard Porno, keyboard Bongkar

, keyboard Panas dan lain sebaginya, namun dalam penyajiannya tetap sama.

1.4.2. Teori

Untuk membahas tentang studi deskriptif dan peranan biduan dalam

pertunjukan keyboard erotis, penulis menggunakan beberapa teori. Diantaranya teori

Use and Function yang dikemukakan oleh A.P. Merriam. Menurut Merriam ada

sepuluh fungsi utama musik dalam kebudayaan manusia di dunia ini, yaitu : (1)

fungsi sebagai pengungkapan emosional, (2) fungsi sebagai penghayatan estetis, (3)

fungsi sebagai hiburan, (4) fungsi sebagai perlambang, (5) fungsi sebagai peralatan

hidup dan teknologi, (6) fungsi sebagai pengesahan lembaga sosial, (7) fungsi sebagai

reaksi jasmani, (8) fungsi sebagai norma sosial, (9) fungsi sebagai kesinambungan

budaya, (10) fungsi sebagai pengintegrasian antar masyarakat. Berdasarkan fungsi

Universitas Sumatera Utara


musik yang dikemukakan Merriam ini, maka studi deskriptif dan peran biduan dalam

pertunjukan keyboard erotis adalah sebagai hiburan, komunikasi, reaksi jasmani dan

norma-norma sosial.

Untuk menganalisa perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat,

khususnya mengapa masyarakat dapat menerima hal-hal yang dianggap tidak wajar,

dalam hal ini pertunjukan keyboard erotis, penulis menggunakan teori evolusi

(perubahan yang berjalan dengan proses yang sangat lambat), difusi (persebaran

kebudayaan dari suatu tempat ke tempat yang lain) dan alkulturasi (percampuran

antara dua atau lebih kebudayaan sehingga menghasilkan satu kebudayaan yang baru,

dimana unsur-unsur dari kebudayaan induknya masih bisa terlihat), yaitu terjadinya

persebaran kebudayaan dari masyarakat yang satu ke masyarakat yang lainnya,

terjadinya perubahan dalam suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa

unsur-unsur kebudayaan yang dikembangkan oleh suku bangsa di tempat lain. Dalam

hal ini, contohnya keyboard erotis. Hal ini dianggap penulis sebagai pengadopsian

budaya, seperti dari ronggeng, tayub, dan tarian striptease.

Kemudian penulis juga menggunakan teori perilaku sosial dalam masyarakat,

dalam hubungan perilaku penonton dan biduan di atas panggung. Penulis

menggunakan teori kognitif kontemporer yaitu memandang manusia sebagai agen

yang secara aktif menerima, menggunakan, memanipulasi, mengalihkan, informasi.

Secara aktif berpikir, membuat rencana, memecahkan masalah dan mengambil

keputusan. Manusia memproses informasi dengan cara tertentu melalui struktur

kognitif (Markus dan Zajonc, 1985 ; Morgan dan Scnwable, 1990 ; Fiske dan Taylor,

1991, 4).

Universitas Sumatera Utara


Pertunjukan keyboard erotis merupakan hal yang tidak wajar dalam kehidupan

bermasyarakat. Hal ini dapat dikatakan adanya perilaku menyimpang yang dianut

oleh para biduan maupun pertunjukan keyboard erotis ini. Untuk itu, penulis

menggunakan teori perilaku menyimpang. Robert M.Z Lawang, yang mengatakan

perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma

yang berlaku dalam suatu sistem sosial. Selain itu, penulis juga menggunakan teori

perilaku menyimpang oleh Edwin M. Lemert dengan Labeling Theory. Menurutnya

seseorang menjadi penyimpang karena adanya proses labeling (pemberian julukan,

cap, etiket, atau merek) yang diberikan masyarakat kepadanya. Contohnya, apabila

seseorang dianggap telah sering melakukan meresahkan masyarakat seperti meminum

minuman keras, main judi dan lain sebagainya, maka orang itu tidak akan janggal lagi

melakukan perbuatan-perbuatan yang meresahkan masyarakat itu.

Selain itu, untuk mengkaji kebudayaan masyarakat di Kec BP Mandoge,

penulis menggunakan teori pembagian tujuh unsur kebudayaan universal yang

dikemukakan oleh C. Kluckhon dalam Soekanto (1992:213) yaitu : sistem mata

pencaharian, peralatan dan perlengkapan hidup manusia, sistem kemasyarakatan,

bahasa, kesenian, sistem pengetahuan dan religi. Dalam teori ini peranan biduan

dalam pertunjukan musik keyboard erotis dapat dikategorikan sebagai kesenian, dan

sistem mata pencaharian.

Dalam kehidupannya individu dalam suatu masyarakat melakukan aktivitas-

aktivitas, menghasilkan karya, juga menghasilkan berbagai cita-cita pandangan,

anggapan dan sebagainya tentang kalakuannya dan hasil karyanya. Aktivitas itu

sendiri berasal dari saling berhubungan antar kelompok-kelompok atau individu

Universitas Sumatera Utara


dengan kelompok. Satu gerak kebudayaan dan masyarakat yang terjadi karena

hubungan-hubungan tadi disebut dinamika sosial (Koentjaraningrat, 1974:127).

Bagaimana seorang biduan menilai dirinya sendiri terhadap masyarakat, dan

masyarakat menilai dirinya dengan inovasi yang telah dibuat berdasarkan kebutuhan

masyarakat itu juga.

Untuk melihat unsur-unsur erotis dalam pertunjukan keyboard erotis ini,

penulis menggunakan teori Hary Zegner, yang mengatakan bahwa daya tarik erotis

wanita nomor satu pada kaum Adam terletak pada payudaranya. Sedangkan bagian

tubuh wanita yang mengundang gairah erotis kaum pria setelah payudara adalah

pinggul.

1.5. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data yang akurat, penulis mengadakan : 1) Penelitian

lapangan. Dengan cara mengikuti berbagai pertunjukan keyboard erotis, melakukan

wawancara kepada para pelaku pertunjukan seperti biduan, pemain keyboard, para

rodes atau kru, pengusaha keyboard dan juga penonton. 2) Kerja laboratorium,

3) Studi kepustakaan.

1.5.1 Penelitian lapangan

Dalam penelitian lapangan, penulis melakukan beberapa hal yang begitu

sering dilakukan diantaranya : 1) Observasi, terlibat dalam pertunjukan, tanpa

memposisikan diri sebagai pelaku pertunjukan, sering menyaksikan berlangsungnya

Universitas Sumatera Utara


pertunjukan dari awal sampai akhir. Hal ini berguna untuk mengenal dengan baik dan

lebih jauh lagi jalannya pertunjukan dan aspek-aspek yang terkandung didalamnya.

2) Wawancara, wawancara terfokus dan wawancara bebas. Wawancara terfokus

dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih kaya dan tidak membosankan atau

membuat kaku suasana antara penulis dan informan. Sedangkan wawancara bebas

dilakukan secara tidak terfokus, tetapi mendapatkan banyak informasi yang

dibutuhkan.

Dalam penelitian lapangan ini, penulis berhubungan langsung dengan

informan kunci yaitu, pemain keyboard, para biduan, rodes dan juga para pengusaha

keyboard. Penulis mengadakan berkenalan, ngorol, wawancara dan semampu

mungkin untuk menjalin hubungan emosional kepada para informan ini agar

penelitian ini berjalan lancar. Penulis berusaha meyakinkan kalau penulis adalah

teman baik mereka yang mampu membawakan diri kedalam lingkungan mereka.

Dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan alat tulis dalam

wawancara. Setiap pembicaraan yang memberikan informasi penting segera mungkin

dicatat, namun tidak pada saat wawancara atau ngorol berlangsung, tetapi pada saat

kita tidak mengobrol lagi atau ada pembicaraan singkat dari informan kepada orang

lain dalam dokumentasi penulis menggunakan kamera Hand phone Nokia N70

dengan Resolusi (ketajaman gambar) 2 mega pixel.

1.5.2 Kerja laboratorium

Kerja laboratorium disebut juga analisis yang merupakan pengolahan data

yang diperoleh dari kerja lapangan, setelah pengolahan data dianalisis kemudian

Universitas Sumatera Utara


disusun secara sistematis sehingga hasilnya dapat dikembangkan sebagai bahan yang

akurat dalam pembahasan masalah yang dihadapi. Dalam tahapan ini penulis

mengumpulkan data-data yang didapat dari lapangan, kemudian memilih data-data

yang relevan dengan penulisan ini.

1.5.3 Studi kepustakaan (library research)

Studi kepustakaan dilakukan penulis untuk memperoleh data tambahan di luar

data lapangan, baik berupa konsep-konsep dan teori-teori yang dapat digunakan

sebagai acuan dalam penelitian dan juga dalam pembahasan serta penulisan.

Sebelum memulai penulisan ini, penulis terlebih dahulu membaca beberapa

literatur yang berkaitan dengan pertunjukan keyboard. Tulisan ini berbeda dari dua

tulisan yang telah dibuat sebelumnya di departemen Etnomusikologi, diantaranya :

Skripsi sarjana oleh Dermawa P.B.P yang berjudul Analisis Pertunjukan Musik

Keyboard Dalam Upacara Perkawinan Adat Batak Toba di Desa Pematang Bandar

Kabupaten Simalungun, (studi kasus Artha Musik). Dalam tulisan ini Dermawan

membahas bagaimana fungsi musik keyboard dalam mengiringi upacara perkawinan

pada masyarakat Batak Toba. Dalam pertunjukan ini sudah memasukkan unsure-

unsur dari musik tradisional ke dalam musik keyboard, seperti alat musik suling,

taganing dan lain sebagainya.

Yang kedua, tulisan ini juga berbeda dengan tulisan yang dibuat oleh Murni

Eva Marlina, yang berjudul Studi deskriptif pertunjukan keyboard Nian

Entertainment dalam pesta pernikahan dalam kebudayaan masyarakat Jawa di desa

Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Dalam tulisan

Universitas Sumatera Utara


ini Murni hanya membahas bagaimana jalannya pertunjukan yang dikelola oleh nian

entertainment pada masyarakat Jawa yang ada di Bandar Khalipah.

Sedangkan dalam tulisan Studi deskriptif dan peran biduan dalam pertunjukan

keyboard erotis di Kecamatan BP Mandoge ini, akan dijelaskan bagaimana salah satu

grup keyboard ini menyajikan suatu pertunjukan yang lebih vulgar. Adanya suasana

erotis yang lebih sering muncul, dan juga adanya interaksi antara biduan dan

penonton yang sifatnya mengarah kepada perlakuan yang tidak biasa dalam

pertunjukan keyboard yang dibahas oleh kedua tulisan di atas.

Melihat penyajian dan pembahasan topik yang ditampilkan, tulisan ini benar-

benar berbeda dengan dua tulisan yang sudah lebih dahulu dibuat itu.

1.6 Menentukan Lokasi Penelitian dan pemilihan informan

Lokasi penelitian dipilih di beberapa desa di Kecamatan BP Mandoge

Kabupaten Asahan. Karena di daerah ini sering dipertunjukan hiburan keyboard erotis

ini. Namun masih banyak ditempat-tempat lain di Kabupaten Asahan yang sering

berlangsung pertunjukan sejenis ini. Ada beberapa faktor mengapa daerah ini dipilih

oleh penulis, diantaranya : adanya informan yang sudah didapat oleh penulis di

daerah ini yang senantiasa membantu penulis, adanya hubungan emosional antara

penulis dengan warga masyarakat di Kecamatan BP Mandoge, jadi relatif aman

ketika terjun langsung kelapangan (karena tidak jarang ketika pertunjukan ini

berlangsung terjadi berbagai kerusuhan yang dapat menelan korban siapa saja), dan

juga lokasi penelitian sangat memungkinkan untuk dapat dijangkau oleh penulis.

Grup Riny Jaya Keyboard merupakan salah satu grup keyboard yang paling eksis dan

Universitas Sumatera Utara


juga mempunyai nama yang dikenal dalam pertunjukan keyboard erotis juga paling

mempunyai pengalaman. Riny jaya keyboard juga grup keyboard yang paling sering

tampil di desa-desa Kecamatan BP Mandoge.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT

KECAMATAN BANDAR PASIR MANDOGE

Penduduk Bandar Pasir (selanjutnya disingkat dengan BP) Mandoge

merupakan kumpulan dari berbagai etnis, baik itu yang ada di Sumatera Utara,

Sumatera Barat dan juga luar Sumatera. Melihat letak wilayah Administratif, BP

Mandoge termasuk dalam Kabupaten Asahan dengan Ibukota Kisaran, yang identik

dengan Melayu Asahan. Namun, masyarakat Melayu banyak tersebar di daerah

pesisir pantai, seperti Batu-Bara, Tanjung Tiram, Tanjung Balai, Sei Kepayang, dan

daerah lainnya. Sedangkan BP Mandoge merupakan daerah Asahan yang sudah

sangat jauh dari Pesisir pantai dan sudah hampir mendekati daerah pegunungan yang

identik dengan daerah pertanian dan perkebunan.

Faktor geografis sepertinya sangat mempengaruhi penghuni daerah itu,

sehingga di BP Mandoge dihuni oleh berbagai etnis yang sangat bertolak belakang

apabila dilihat BP Mandoge sebagai bagian dari daerah Asahan yang identik dengan

Melayu.

Di daerah ini tinggal berbagai suku, seperti suku Jawa, Batak Toba, Karo,

Simalungun, Banjar, Aceh dan Minang. Juga sudah banyak terjadi perkawinan antar

suku, perkawinan antar beda agama (salah satu pindah agama) sehingga banyak

terjadi percampuran budaya dan bahasa. Di sini juga sering terjadi seorang dari etnis

Jawa dan Melayu diangkat menjadi Orang Batak (diberi Marga). Memang suku dari

Universitas Sumatera Utara


rumpun Batak (Batak Toba, Simalungun, Mandailing, dan Karo) lebih dominan di BP

Mandoge, baik dari segi jumlah maupun dari pengaruhnya dalam masyarakat.

2.1 Sejarah Kecamatan Bandar Pasir Mandoge

Kata Bandar berasal dari pengadopsian kata “Bandar” Pulau sebagai

Kecamatan induknya. Kata Pasir adalah mengambil sebuah nama perkampungan

yang ada di Sungai Silau, dimana tempat ini merupakan salah satu jalan menuju ke

Ibu Kota Kecamatan pada waktu itu, yaitu Bandar Pulau. Kata Mandoge diambil dari

singkatan yang populer dalam masyarakat pada waktu itu, yaitu Manurung Dohot

Gellengna yang artinya marga Manurung beserta anak-anaknya. Karena pada saat

itu, Marga-Marga Manurung yang menjadi Tuan Kampung 17 di wilayah itu. Selain

itu juga, marga Manurung yang tergabung ke dalam rumpun marga Nairasaon18

banyak tinggal di daerah ini, sehingga banyak marga yang dari rumpun Narasaon

saling menikah, akibat sedikitnya marga lain yang ada waktu itu. Tetapi perkawinan

semarga sangat ditentang di sini.

Berikut akan dikemukakan sejarah Mandoge sebelum menjadi Kecamatan.

Mengapa orang Batak lebih dahulu berdiam di tempat ini? Berikut akan

diuraikan beberapa faktor yang termasuk mempengaruhi persebaran orang Batak

menurut T.O. Ihromi, yang dianggap juga mempengaruhi masuknya orang Batak ke

daerah BP mandoge.

17
Sebutan untuk penguasa dalam suatu desa.
18
Satu klasifikasi marga dari batak Toba yang dianggap satu rumpun, yang terdiri dari Manurung,
Sitorus, Sirait dan Butar-Butar.

Universitas Sumatera Utara


Faktor yang mempengaruhi migrasi orang Batak diantaranya :

1. Pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, di daerah Tanah Batak tidak ada

perkebunan yang dibangun di dataran tinggi Tapanuli dan juga tidak ada

orang Eropa yang berdiam di situ. Daerah ini tetap menjadi wilayah pertanian

padi yang hanya didiami oleh orang Batak yang bersifat homogen.

2. Para penyiar agama dari Jerman memperkenalkan agama Kristen dan

pendidikan Barat kepada orang-orang di Tapanuli pada akhir abad ke-19 dan

orang Batak relative lebih banyak memperoleh pekerjaan pada perkebunan-

perkebunan Barat, pada kantor-kantor pemerintah Belanda di daerah Pesisir

Timur.

3. Namun pada awal abad ke-20, karena pemerintah Kolonial Belanda

mempunyai kebijaksanaan untuk membatasi ruang gerak penduduk asli, maka

baru setelah Indonesia merdeka migrasi orang Batak menjadi meluas

(Cuningham, 1958).

Beberapa faktor di atas sengat relevan untuk menjawab mengapa orang Batak

yang pertama masuk ke Derah BP Mandoge. Selain itu secara geografis letak BP

Mandoge langsung bebatasan dengan daerah asal suku Batak yaitu sebelah selatan

yang bebrbatasan dengan Kab Tobasa.

Berikut ini akan dikemukakan sejarah Mandoge sebelum menjadi kecamatan.

Universitas Sumatera Utara


Pada awalnya desa-desa di Kec BP Mandoge terdiri dari delapan desa yang

disebut Pinggan 19. Pinggan ini diberikan oleh Raja Manurung yang menghuni

perkampungan di Mandoge kepada anak-anaknya. Berikutnya pinggan ini akan

menjadi desa pada saat sudah menjadi Kecamatan.

1. Jawa Sipinggan sekarang menjadi desa Silau Jawa.

2. Pinggan Maria, masuk ke dalam wilayah desa Silau Jawa.

3. Pinggan bagasan sekarang menjadi desa Huta Padang.

4. Bosar Sipinggan, masuk ke dalam wilayah desa Huta Padang.

5. Pinggan Majaulu, sekarang menjadi desa Sei Nadoras.

6. Pinggan Majailir, sekarang menjadi desa Sei Kopas.

7. Dolok Sipinggan, masuk ke dalam wilayah desa Silau jawa.

8. Ujung Sipinggan, wilayahnya meliputi desa Huta Bagasan dan desa

Mandoge.

Kecamatan BP Mandoge secara administrative berdiri pada tahun 1968.

kecamatan BP Mandoge sendiri merupakan pemekaran dari Kecamatan Bandar Pulau

Kabupaten Asahan yang sekarang berbatasan dengan kecamatan BP Mandoge

sebelah selatan. Camat pertama yang memimpin adalah Drs. Arun. Nasution, dimana

Ibu Kota pemerintahan pada masa itu masih berada di Bandar Pulau 20.

Pada tahun 1977 dan 1978, perusahaan perkebunan milik pemerintah mulai

memasuki wilayah Kecamatan BP Mandoge. Di antaranya, PTP V (sekarang

14
Berasal dari bahas Batak yang berarti Piring, artinya tempat makan, yang dapat diartikan wilayah
kekuasaan yang harus dikelola untuk menghidupi keluarganya, yang diberikan oleh orang tua kepada
anak-anaknya agar tidak terjadi pertengkaran antar saudara.
20
Semua tentang sejarah adalah hasil wawancara dengan tokoh masyarakat BP Mandoge, yaitu Bapak
Sarum Manurung.

Universitas Sumatera Utara


tergabung dalam PTPN III) dan PTP VII (PTPN IV). Perusahaan perkebunan ini

mengelola tanaman kelapa sawit dan karet. Dengan beroperasinya kedua perusahaan

perkebunan ini, maka berdampak secara langsung mempengaruhi pertambahan

jumlah penduduk di Kec BP Mandoge. Mulai dibukanya beberapa Pondok 21 yang

kebanyakan dari mereka datang dari Jawa (etnis jawa). Dengan masuknya perusahaan

ini juga mempengaruhi ekonomi dan budaya para masyarakat setempat yang lebih

dulu tinggal terutama setelah berdirinya Pabrik Kelapa Sawit (PKS), masyarakat

setempat sudah menanam kelapa sawit sendiri sebagai ganti pertanian padi.

Seiring dengan keadaan ekonomi yang semakin baik dan semakin

bertambahnya jumlah penduduk baik dari etnis maupun budaya, menyebabkan

seringnya terjadinya perkawinan antar suku. Hal ini sangat dimungkinkan oleh

interaksi antar masyarakat dan suku yang semakin meningkat. Hal ini dapat kita

kategorikan sebagai proses asimilasi, yaitu timbulnya suatu bentuk kebudayaan baru

akibat perpaduan antara dua atau lebih budaya. Proses asimilasi timbul apabila terjadi

beberapa hal berikut :

1. Golongan manusia dengan latarbelakang yang berbeda.

2. Saling bergaul langsung secara intensif untuk jangka waktu yang lama.

3. Kebudayaan yang banyak bertambah sifatnya dan wujudnya menjadi kebudayaan

campuran. Golongan minoritas mengubah sifat khas unsure kebudayaan dan masuk

ke dalam kebudayaan mayoritas (Abdul Rahmat Fathoni, 2006).

21
Perkampungan yang dibangun oleh pihak perkebunan untuk tempat tinggal karyawan perkebunan.
Biasanya diberi nama Afdeling I, II, III dan seterusnya. Sedangkan perkampungan tempat para
karyawan kantor utama perusahaan diberi nama Enplasment.

Universitas Sumatera Utara


2.2 Letak Geografis Kecamatan Bandar Pasir Mandoge

Menurut laporan pertanggungjawaban Camat bulan juni tahun 2007, semua

laporan tentang letak geografi, jumlah penduduk dan persebaran, mata pencaharian,

dan agama diambil oleh penulis. Kecamatan BP Mandoge merupakan salah satu dari

20 Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Asahan (sebelum terbentuk Kabupaten

Batu-Bara). Secara geografis letak Kecamatan BP Mandoge adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ujung Padang Kebupaten

Simalungun.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bandar Pulau dan Kabupaten

Tobasa.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Buntu Pane Kabupaten Asahan.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Hatonduhan Kabupaten Simalungun.

Jarak pusat pemerintahan Desa terjauh dari Ibukota Kecamatan kurang lebih

35 Km, dengan jarak tempuh kira-kira satu setengah jam. Sedangkan jarak dari

Ibukota Kecamatan ke Kabupaten kurang lebih 47 Km, dengn waktu tempuh kira-kira

satu jam. Luas wilayah Kecamatan BP Mandoge secara keseluruhannya adalah

65.100 Ha. Kedaan alam datar dan berbukit-bukit, banyak terdapat hutan kecil yang

belum dibuka dengan alasan medan yang terlalu sulit, yang mencakap tingkat

kemiringan di atas 60 derjat. Apabila tanahnya datar ataupun tidak terlalu miring

sudah pasti dijadikan areal pertanian atau perkebunan kelapa sawit dan karet. Banyak

juga jalan yang masih rusak, seperti banyaknya jalan yang belum mendapatkan

pengaspalan, jalan berlubang-lubang, apabila musim hujan akan becek dan

berlumpur, dan bila musim kemarau akan berdebu dengan tonjolan-tonjolan batu

Universitas Sumatera Utara


yang berserakan di Jalan. Kejadian ini terutama di desa-desa yang juah dari Ibukota

Kecamatan.

Transportasi umum yang dapat digunakan untuk masuk dan ke luar dari

wilayah Kecamatan BP Mandoge antara lain : bus KUPJ dan Bayu dari Medan –

Siantar – BP Mandoge pulang pergi setiap hari. Angkutan bus Sinarta, Gok dengan

tujuan BP Mandoge – Siantar. Ada juga bus Srimersing, Merpati Kencana, Merpati

Tour, Putra Asahan, Asahan Raya dan lain-lain, dengan tujuan Kisaran. Banyak dari

bus-bus ini yang melayani trayek sampai ke desa-desa pedalaman. Namun intensitas

angkutannya maksimal dua bus satu kali satu hari pulang pergi.

2.3 Penduduk

Menurut laporan Camat BP Mandoge bulan Juni 2007, jumlah penduduk yang

menghuni daerah BP Mandoge adalah 32.793 jiwa. Penduduk ini tersebar di delapan

Desa. Lebih rinci akan dijelaskan melalui tabel berikut.

Tabel 1.

Penyebaran Penduduk Kecamatan BP Mandoge Berdasarkan luas Wilayah

No Desa/Kelurahan Luas wilayah (Ha) Jumlah penduduk (jiwa)


1 Bandar Pasir Mandoge 5.500 5.824
2 Huta Bagasan 18.200 5.073
3 Huta Padang 13.000 4.598
4 Silau Jawa 5.880 4.532
5 Suka Makmur 3.500 3.297
6 Sei Kopas 5.000 3.683
7 Sei Nadoras 6.020 3.351
8 Tomuan Holbung 8.000 2.435
Jumlah 65.100 32.793

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.

Penyebaran Penduduk Bersarkan Suku

No Suku Jumlah Persentase


1 Jawa 9.859 30,07
2 Batak 22.258 67,87
3 Melayu 317 0,97
4 Aceh 32 0,09
5 Banjar 135 0,41
6 Minang 192 0,59
Jumlah 32.793 100

Dengan keberagaman Suku-Suku Bangsa yang tinggal di Kecamatan BP

Mandoge ini, maka daerah ini dapat dikatakan sebagai daerah perantauan, dimana

banyaknya pendatang yang masuk . Suku Melayu juga ditempat ini merupakan

masyrakat pendatang, karena masyarakat pertama yang membuka perkampungan

adalah dari etnis batak Toba. Sedangkan Suku-suku lain yang masuk dipengaruhi

oleh faktor berdirinya perusahaan perkebunan sebagai karyawan, hasil perkawinan

antar suku dari masyarakat setempat yang pergi merantau kemudian pulang kampung

dan juga perantau-perantau yang sengaja datang untuk membuka lahan pertanian dan

perdagangan maupun sebagai buruh lepas, serta pegawai negeri yang mendapatkan

penempatan tugas di Kecamatan BP Mandoge.

Dari tingkat pendidikan, masyarakat Kecamatan BP Mandoge umumnya

sudah mengecap pendidikan. Hal ini dapat dilhat dengan sudah berdirinya sekeloh-

sekolah di tiap desa (Sekolah Dasar). Terdapat empat Sekolah Menengah Tingkat

Pertama Negeri (SLTPN), dan satu Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN 1). Di

samping itu, terdapat juga yayasan pendidikan swasta, yaitu Yayasan Pendidikan

Universitas Sumatera Utara


Umum Sentosa (YPUS). Perguruan ini membuka tingkat pendidikan mulai dari

tingkat SD, SLTP, SMA, dan SMK. Dengan ketersediaan sarana pendidikan yang

memadai, dan keadaan ekonomi yangn rata-rata mencukupi, sangat memungkinkan

anak-anak di sini untuk memperoleh pendidikan sampai tingkat SMA. Banyak juga

putra putri daerah dari Kecamatan BP Mandoge yang menempuh pendidikan sampai

ke perguruan tinggi. Tempat tujuan utama untuk menempuh pendidikan adalah

Perguruan tinggi negeri ataupun swasta di kota Medan, di samping Perguruan Tinggi

swasta dan Politehnik yang ada di Kota Kisaran.

2.4 Bahasa

Bahasa adalah suatu cara yang sistematis untuk menggabungkan unit-unit

kecil dari unit-unit yang lebih besar dengan tujuan komunikasi. Contoh :

menggabungkan bunyi bahasa (fonem) menjadi kata butir (butir lesikal), sesuai

dengan aturan bahasa yang kita gunakan (Linda Thomas dan Shan Wareing,2006).

Untuk mendeskripsikan bahasa yang digunakan dalam masyarakat Kecamatan

BP Mandoge, terlebih dahulu akan diberikan beberapa contoh kata yang sering

digunakan dalam kehidupan dalam bermasyarakat. Tentu saja bahasa ini sudah

banyak dipengaruhi oleh bahasa-bahasa setiap masyarakat yang masuk. Pada

umumnya dalam masyarakat menggunakan bahasa Indonesia. Namun ada saat-saat

tertentu dan kelompok tertentu yang saling berbeda dalam penggunaan bahasa ini.

Sebagai contoh, anak-anak akan berbahasa Indonesia, begitu juga dengan anak

remaja dan lajang. Sedangakan para orang tua dalam kehidupannya lebih sering

menggunakan bahasa daerahnya masing-masing. Bahasa daerah juga dipakai dalam

Universitas Sumatera Utara


keluarga (ketika sedang di rumah bersama anak dan orang tua, serta bersama dengan

kerabat dari satu etnis).

Ada beberapa bahasa-bahasa yang mucul akibat perpaduan berbagai bahasa.

Masyarakat dengan berbagai suku di sini sudah terbiasa dengan perkataan-perkataan

itu. Salah satunya adalah kata ladung, bongak, holan “K”, yang artinya bohong.

Kata-kata tadi dapat saja dipadukan dengan bahasa-bahasa daerah masing-masing

etnis. Masih banyak bahasa-bahasa lain yang mucul akibat perpaduan budaya di

tempat ini.

Sebagai pembauran antar suku di tempat ini, banyak dari etnis Jawa yang

sudah pentar bebahasa Batak. Banyak juga orang Batak yang pintar berbahasa Jawa.

Banyak juga di antara masyarakat yang tidak tau mengucapkan dengan pasih bahasa

di luar bahasanya sendiri, tetapi mengerti akan artinya.

2.5 Mata Pencaharian

Tabel 3.

Penyebaran Mata Pencaharian Penduduk

No Mata Pencaharian Jumlah Persentase


1 Petani 6.276 43,70
2 Karyawan 6.663 46,40
3 Pedagang 192 1,34
4 PNS/TNI/POLRI 362 2,52
5 Lain-lain 867 6,04

Jumlah 14.360 100

Universitas Sumatera Utara


Selain dari jenis mata pencaharian di atas, sebagain penduduk juga menambah

mata pencahariannya melalui berbagai bidang yang dapat menambah penghasilan

dalam rumah tangga. Diantaranya, bidang seni pertunjukan, buruh, supir. Banyak

juga di antara warga yang mempunyai profesi ganda, seperti PNS yang merangkap

sebagai pedagang, karyawan sebagai pedagang, PNS yang berprofesi sebagai petani,

pedagang yang juga petani, dan banyak yang lainnya. Hal ini sangat memungkinkan

bagi masyarakat menjadi lebih maju dalam bidang perekonomiannya.

2.6 Agama

Tabel 4.

Penduduk menurut Agama

No Agama Jumlah Persentase


1 Islam 21.124 64,42
2 Kristen Protestan 8.737 26,64
3 Kristen Khatolik 2.932 8,94
Jumlah 32.793 100

Masyarakat Kecamatan BP Mandoge seluruhnya sudah menganut Agama.

Agama yang dianut yaitu : Islam, kristen Protestan, dan Kristen Khatolik

Hubungan sosial dan budaya antar pemeluk agama disini terjalin dengan baik,

saling menghormati dan saling menghargai. Hal ini dapat dilihat dari kerjasama antar

umat bergama dalam rangka perayaan hari-hari besar Nasional, dan juga adanya

partisipasi antar agama dalam hal perayaan hari besar agama. Hubungan baik itu juga

dapat dilihat dari partisipasi orang-orang dalam masyarakat tanpa membedakan suku

dan agama apabila ada kegiatan, seperti Pesta Perkawinan, Sunatan, Syukuran dan

Universitas Sumatera Utara


lain sebagainya. Dimana antar masyarakat yang berbeda agama selalu ikut membantu

dalam bentuk ikut membantu dalam pelaksanaan, dan juga menghadiri undangan-

undangan yang diberikan. Sebaliknya juga apabila ada dari salah satu yang berbeda

agama mengalami kemalangan, tiap masyarakat dengan tidak membedakan agama

akan ikut mengunjunginya dan juga mengucapkan turut berduka cita, bahkan banyak

juga yang bersedia mengantar sampai penguburan. Yang penting dalam masyarakat

itu saling menganal dan tinggal dalam satu desa, hal kebersamaan ini senantiasa

berlangsung.

Perkembangan Agama di Kecamatan BP Mandoge ini juga sudah mengalami

kemajuan, terlihat dengan semakin baiknya pelaksanaan ibadah agama, serta

didirikannya rumah-rumah ibadah secara permanen, seperti Mesjid, Musholla, dan

Gereja.

Berikut dijelaskan jumlah rumah ibadah dalam tabel.

Tabel 5.

Jumlah Rumah Ibadah

No Desa Jumlah Rumah Ibadah


Mesjid/Musholla Gereja
1 Bandar Pasir Mandoge 7 7
2 Huta Bagasan 7 5
3 Huta Padang 11 5
4 Silau Jawa 9 11
5 Suka Makmur 7 5
6 Sei Kopas 10 11
7 Sei Nadoras 12 5
8 Tomuan Holbung Belum terdaftar Baru pemekaran

Universitas Sumatera Utara


2.7 Sistem Kekerabatan

Setiap suku menggunakan sistem kekerabatannya masing-masing. Maka akan

banyak sistem kekerabatan yang dapat kita temui dalam masyarakat Kecamatan BP

Mandoge. Di antaranya sistem Dalihan Natuolu dari Batak Toba, Merga Silima dari

Karo, Tolu Sahundulan Lima Sauduran dari Simalungun, Sedulur dan Bebrayat dari

Jawa, dan lain sebagainya.

Hal yang paling umum yang paling sering didengarkan adalah satu marga

adalah saudara, semarga dengan istri harus dihormati, pihak pemberi istri adalah

keluarga yang sangat dihormati, tidak boleh menikah dengan semarga. Hal-hal

semacam ini sangat dihormati oleh tiap-tiap masyarakat yang tinggal di sini. Baik itu

bukan dari suku pemilik kebudayaan itu sendiri.

Banyak juga di antara masyrakat yang sudah memanggil familinya dengan

panggilan-panggilan yang biasa dipakai oleh suku lain, seperti Bunde panggilan

untuk memanggil adik perempuan dari bapak, Uwak, panggilan untuk abang dari

ayah dan kakak dari ibu, Incek, sebutan untuk memanggil adik laki-laki dari ibu, dan

Oppung, sebutan untuk kakek dan nenek.

Setiap individu ataupun kelompok akan memberikan pengaruhnya kepada

individu atau kelompok lain. Hal ini dapat juag terjadi akibat interaksi sosial yang

begitu berperan dalam masyarakat. Interaksi social adalah kuci dari semua kehidupan

social, oleh karena tanpa interaksi sosial tidak akan ada kehidupan bersama-sama.

Bertemunya orang per-orang secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan

pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam itu baru

akan terjadi apabila orang per-orangan dan kelompok manusia bekerjasama, saling

Universitas Sumatera Utara


berbicara dan seterusnya untuk mencapai tujuan bersama, mengadakan persaingan,

pertikaian dan sebagainya,. Maka dapat dikatakan bahwa interaksi sosial adalah

proses-proses sosial, pengertian mana menunjuk pada hubungan-hubungan sosial

yang dinamis (Kimball Young Raymond, W. Mack,1957 hal 137).

2.8 Kebudayaan Musikal

Dengan keberagaman suku dan budaya masyarakat yang mendiami Kec BP

Mandoge, maka banyak pula jenis-jenis kesenian yang dapat kita lihat di sini. Hampir

semua suku membawa keseniannya masing-masing. Terlepas kesenian itu makin kuat

atau makin longgar karena makin jauh dari pusat pemilik kesenian itu. Kasus

masyarakat di BP Mandoge ini boleh dikatakan hampir sama dengan kasus

masyarakat Spanyol di Filipina dan masyarakat Jawa di Suriname. Masyarakat

tersebut bukan hanya di tempat lahirnya, namun kelestarian budaya tetap

dipertahankan walaupun pergeseran dan perubahan terjadi disesuaikan dengan alam

budaya tempat di mana mereka berada. Hal ini merupakan prinsip Survival yaitu

memelihara bentuk-bentuk tradisi tua di daerah lahir yang mungkin saja tidak

dijumpai lagi pada pusat kebudayaannya (Malm ;1977,12).

Kesenian yang sering di tampilkan dalam acara pesta dan perayaan-perayaan

yang meliputi kesenian tradisional diantaranya : Gondang Batak, Musik tiup, Jaran

Kepang, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk kesenian yang sifatnya umum

Universitas Sumatera Utara


diantaranya : keyboard, Keyboard joget 22, keyboard Karo, campur sari, Koor

(paduan suara), Nasyid dan lain sebagainya.

a. Gondang Batak

Gondang Batak disajikan pada upacara-upacara adat dari suku Batak, terutama

batak Toba. Seperti upacara Mangadati, Mangokkal Holi, Upacara kematian

(Saur Matua) dan juga pada acara-acara hari-hari besar Nasional, seperti HUT RI.

Biasanya grup musik Gondang Batak yang diundang didatangkan dari Kisaran,

Tanah Jawa, Pematang Siantar, dan ada juga yang langsung didatangkan dari

daerah Toba (Tobasa, Humbang dan Tapanuli utara).

b. Musik Tiup

Hampir sama dengan penyajian gondang Batak, musik tiup ini juga digunakan

oleh suku Batak Toba dalam upacara Perkawinan, Mangadati, Upacara kematian

(saur matua) dan lain sebagainya. Grup musik tiup ini ada yang didatangkan dari

luar BP Mandoge dan sekarang sudah ada di BP Mandoge sendiri. Sedangkan

dari luar didatangkan dari Kisaran, Tanah Jawa, dan Pematang Siantar.

c. Jaran Kepang

Masyarakat mengenal kesenian ini dengan sebutan Kuda Lumping. Jaran kepang

disajikan dalam acara-acara syukuran masyarakat Jawa, menyambut hari-hari

besar, seperti HUT RI, Hari Raya Idul Fitri, Tahun Baru dan lain sebagainya.

Grup Jaran Kepang ini biasanya ada di daerah Kecamatan BP Mandoge sendiri.

Ada beberapa grup Jaran Kepang yang dikelola oleh masyrakat Jawa yang

22
Pertunjukan keyboard yang menggunakan lima sampai enam orang penari pelayan perempuan.
Dimana setiap orang yang ingin menari ke atas panggung dengan para penari harus lebih dahulu
membayar tiket.

Universitas Sumatera Utara


banyak tinggal di daerah perkebunan, yang tergabung dalam organisasi

Pujakesuma (Putera Jawa kelahiran Sumatera) yang masih eksis mempertahankan

kesenian yang dibawa oleh kakek-nenek mereka ke Sumatera.

d. Keyboard

Pertunjukan keyboard ini disajikan oleh hampir semua kalangan masyarakat dari

berbagai etnis. Hal ini tergantung dari tingkat ekonomi dari pembuat hajatan.

Pertunjukan keyboard disajikan dalam acara pesta perkawinan, Khitanan, Ulang

tahun, Memasuki rumah baru, acara Syukuran keluarga dan juga perayaan hari-

hari besar, seperti HUT RI, Hari Raya Idul Fitri dan Tahun baru. Pada saat ini

pertunjukan keyboard yang paling banyak dilakukan. Biasanya grup keyboard

yang diundang bisa beragam. Mulai yang dari Kisaran, Somba Huta, Sei Silau,

Tanah Jawa, Balimbingan dan ada juga yang langsung didatangkan dari tempat-

tempat yang jauh seperti dari Sei Rampah, Perbaungan dan Tanjungn Balai.

Semua tergantung dari kemampuan dan selera pembuat hajatan, disamping para

kerabat juga yang biasanya ikut berperan dalam menentukan jenis hiburan yang

disajikan. Ada juga grup keyboard dari Kecamatan BP Mandoge. Biasanya grup

keyboard ini diundang atas beberapa faktor, contohnya : adanya hubungan

keluarga antara sipembuat hajatan dengan yang empunya grup keyboard dan juga

keterbatasan dana. Biasanya grup keyboard yang dari Mandoge biayanya relative

lebih murah. Sedangkan untuk keyboard erotis, dimunculkan secara spontan dari

pertunjukan keyboard biasa ini. Karena grup keyboard erotis juga grup keyboard

biasa. Pertunjukan Keyboard erotis terjadi apabila terjadi permintaan pada saat

Universitas Sumatera Utara


acara berlangsung. Itupun harus dilihat (mengenal) grup keyboard apa yang

tampil, karena tidak semua grup keyboard itu mau tampil erotis.

e. Keyboard Joget

Pertunjukan keyboard joget juga relatif sama dengan pertunjukan keyboard.

Hanya bedanya pada biduan yang ada, keyboard joget menggunakan biduan untuk

bernyanyi, tetapi tidak harus bergoyang dan mempunyai biduan yang tidak

bernyanyi tetapi hanya berjoget bersama para pembeli tiket. Namun adakalanya

pertunjukan keyboard joget disajikan atas permintaan dari pengundang tanpa

adanya acara apapun. Jadi konsepnya hanya untuk hiburan semata atau juga hura-

hura. Dana yang diguanakan untuk membayar grup keyboard joget adalah hasil

penjualan tiket. Biasanya acara seperti ini dilakukan dalam waktu tiga sampai

empat malam. Pertunjukan ini sangat diminati oleh laki-laki. Disamping

pertunjukan keyboaerd erotis, pertunjukan keyboard joget merupakan vaforit

dalam masyarakat. Grup keyboard joget yang biasanya didatangkan dari Kisaran

dan daerah perkebunan Nusantara IV Bah Jambi.

f. Keyboard Karo

Keyboard Karo disajikan dalam acara pesta perkawinan pada masyarakat Karo

yang ada di Kecamatan BP Mandoge. Biasanya hal ini dilakukan oleh masyarakat

Karo yang mempunyai tingkat perekonomian yang sudah mapan. Pertunjukan ini

disajikan untuk hiburan, juga sebagai ajang penunjukan identitas sebagai

masyarakat Karo yang ada. Biasanya keyboard Karo yang diundang langsung

didatangkan dari Tanah Karo.

Universitas Sumatera Utara


g. Campursari

Pertunjukan ini sekarang sudah mulai jarang ditampilkan, selain biayanya yang

besar juga cenderung repot untuk mempersiapkan panggung dan peralatannya.

Namun pada umumnya pertunjukan ini lebih digemari oleh kalangan pemuda

pada saat hiburan ini eksis.

h. Koor (Paduan Suara)

Pertunjukan koor disajikan oleh masyarakat pada acara pesta perkawinan maupun

acara kematian masyarakat yang beragama Kristen. Biasanya disajikan pada saat

ada kesempatan memberikan kata sambutan. Koor disajikan oleh kumpulan ibu-

ibu, bapak-bapak dan gabungan ibu dan bapak dari denominasi Gereja yang ada.

Adapun denominasi Gereja yang ada di antaranya HKBP, GMI, GKPS, HKI,

Pentakosata, Khatolik dan lain sebagainya.

i. Nasyid

Pertunjukan Nasyid disajikan dalam acara-acara syukuran bagi umat Islam.

Kesenian ini dibawakan oleh para Remaja Mesjid dari tiap desa, dan ada juga

kumpulan Wirid dari tiap desa. Nasyid biasanya dipertunjukkan ketika acara

menyambut tamu, mengantar pengantin dan selesai memberikan nasehat kepada

yang membuat hajatan.

Setiap budaya dari suku yang ada selalu memberikan pengaruh terhadap suku-

suku lain di sekitarnya. Jumlah dan pengaruh terbesar otomatis memberikan pengaruh

yang besar juga. Adakalanya suku-suku dengan jumlah kecil dapat memberikan

Universitas Sumatera Utara


pengaruh besar juga, seperti apabila ada acara yang diselenggarakan oleh suku

tertentu yang jumlahnya kecil, tetapi begitu memberikan ketertarikan bagi masyarakat

di sekitarnya, hal ini juga akan memberikan sumbangan pengaruh dalam corak

kebudayaan antar suku itu. Adapula kesenian yang muncul oleh masyarakat luar

daerah ini, hal ini disebabkan karena masyarakat dari daerah ini melihat kesenian itu

dari luar daerahnya dan membawa kesenian itu ke daerah asalnya.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

DESKRIPSI PERTUNJUKAN KEYBOARD EROTIS

3.1 Sejarah Keyboard di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge

Sebelum tahun 1990-an, di Kecamatan BP Mandoge hiburan yang paling

sering ditampilkan adalah Ludruk, Jaran Kepang, Campursari, Gondang Batak dan

lain-lain. Kesenian-keseian ini biasanya ditampilkan pada acara pernikahan, sunatan,

perayaan hari-hari besar keagamaan maupun hari besar Nasional. Itupun banyak

acara-acara hajatan yang dibuat tidak memakai hiburan.

Seiring dengan perkembangan jaman, kemajuan teknologi dan kemajuan

dalam bidang ekonomi dalam masyarakat, sistem kesenian yang berfungsi sebagai

hiburan ini juga cenderung berubah. Masyarakat sudah bisa memilih bagaimana

hiburan yang disajikan itu bersifat praktis dan murah, tetapi tetap digemari di

kalangan masyarakat. Keyboard adalah salah satunya hiburan yang memenuhi kriteria

di atas. Grup musik keyboard cukup menggunakan satu buah alat musik keyboard, di

tambah sound sistem sebagai pengeras suara. Orang-orang yang dilibatkan dalam

pertunjukan ini juga tidak terlalu banyak, cukup satu orang pemain keyboard, dua

atau tiga orang biduan dan dua orang rodes.

Dari segi penampilannya, satu grup keyboard dapat memainkan berbagai

aliran musik mulai dari dangdut, pop, regge, keroncong, house musik, rock dan lain

sebagainya. Dengan kelebihan yang dimiliki ini, grup-grup keyboard yang ada

dengan cepat mengambil hati para masyarakat. Selera masyarakat akan musik dapat

Universitas Sumatera Utara


terpenuhi mencakup semua kalangan usia, karena dalam alat musik keyboard

memungkinkan untuk memainkan berbagai selera kalangan ini.

Grup-grup keyboard yang pertama dikenal di daerah Kecamatan BP Mandoge

adalah Lafendos, Heviss, Pelangi, Bumi Ayu dan lain sebagainya yang semuanya

berasal dari kota Kisaran, ini terjadi kira-kira pada tahun 1995. Sedangkan grup

keyboard pertama yang ada di Kecamatan BP Mandoge diantaranya : Horas Sinaga,

Citra Electone, dan juga Try Jaya yang rata-rata mulai berdiri kira-kira tahun 2001. 23

3.2 Sejarah grup Riny Jaya Keyboard

Kebiasaan masyarakat untuk mengadakan pesta merupakan salah satu faktor

yang sangat mempengaruhi munculnya grup-grup keyboard yang ada di Kabupaten

Asahan. Pada tahun 1997-an mulailah dibentuk grup keyboard Riny Jaya. Pendiri

grup keyboard ini adalah bapak M. Yusuf dan anak pertamanya yang bernama

Mariny. Grup Riny Jaya keyboard beralamat di Jl. Besar Sei Silau Desa Somba Huta

Kecamatan Buntu Pane Kabupaten Asahan. Nama Riny Jaya diambil dari nama anak

pendiri grup keyboard ini yaitu ”Mariny” diambil kata Riny-nya saja. Sedangkan jaya

adalah suatu kalimat yang mencerminkan suatu harapan akan kesuksesan.

Ketika pertama berdiri grup Riny Jaya keyboard tampil alakadarnya, yaitu

dengan peralatan musik yang seadanya saja, seperti satu buah alat musik keyboard

KN 2000 Technic, Sound sistem 600 watt, dengan dua orang biduan pemula. Acara-

acara yang memanggil mereka itupun tidak tergolong besar. Biasanya mereka dipakai

23
Informasi didapatkan dari wawancara dengan bapak Manimbul Sirait, pengusaha grup musik
Lavendos.

Universitas Sumatera Utara


oleh para kerabat-kerabat bapak M.Yusuf sendiri, dan juga masyarakat sekitar desa

Somba Huta saja. Tarif yang mereka tawarkanpun relatif jauh lebih murah dibanding

dengan grup-grup keyboard yang telah lebih dahulu muncul, seperti Lafendos,

Pelangi, Heviss, Bumi Ayu dan lain sebagainya yang ada di daerah Asahan.

Pada awalnya tarif untuk grup Riny Jaya sekali tampil adalah Rp.450.000

sampai tengah malam. Sedangkan untuk tarif grup keyboard yang lain berkisar antara

Rp 700.000-1.000.000 sekali tampil. Pada saat itu sering sekali ketika mereka tampil

sedikit penonton yang hadir, padahal pada saat itu pertunjukan keyboard sangat

digemari oleh masyarakat. Tidak jarang juga grup Riny Jaya diremehkan oleh

masyarakat. Memang pada masa itu, pada saat ada pertunjukan keyboard selalu

banyak pengunjung yang datang, tetapi ketika Riny Jaya yang tampil orang-orang

banyak yang datang tadi kurang meminati dan mereka kebanyakan tidak menonton

pertunjukan yang disajikan itu, melainkan mencari objek-objek lain yang dianggap

bisa menghibur.

Pertunjukan keyboard tidak pernah lepas dari adanya acara hajatan atau pesta.

Biasanya untuk keluarga dari golongan menengah ke atas akan selalu membuat

hiburan pada acara hajatan yang dibuatnya. Banyaknya grup-grup keyboard yang

muncul nampaknya merupakan pemicu untuk berbuat yang terbaik untuk

mendapatkan ”job” sebanyak-banyaknya. Awalnya berbagai pembenahan dibuat,

mulai dari melengkapi peralatan-peralatan yang ada, diantaranya mengganti keyboard

yang lama dengan keyboard keluaran terbaru (KN 2000 dengan KN 3000, 6000,6500

dan juga KN terbaru yaitu KN 7000). Ada juga dengan cara memanggil biduan-

Universitas Sumatera Utara


biduan yang lebih berpengalaman sebagai bintang tamu dari grup keyboard lain

dengan bayaran yang lebih hal ini dikenal dengan istilah di carter/carteran 24.

Seiring dengan perkembangan jaman dan persaingan yang semakin ketat,

maka grup Riny Jaya juga ikut membuat berbagai pembenahan-pembenahan, seprti

yang dikatakan di atas. Persaingan yang semakin ketat itu juga diikuti dengan

masuknya beberapa grup keyboard erotis dari luar Asahan, seperti dari Sei Rampah,

Perbaungan dan Perdagangan. Lagipula banyak masyarakat yang begitu

menggemarinya. Hal ini juga akan semakin mempersempit ruang gerak dari grup-

grup keyboard lokal yang sedang eksis. Tentu saja kebutuhan ekonomi masing-

masing grup harus dipenuhi, karena tidak ingin mati suri mau tidak mau tiap grup

keyboard harus ikut bersaing untuk mendapatkan jatah tampil.

Entah siapa yang memulai dan ide siapa, grup Riny Jaya sudah mulai berani

tampil beda, yaitu berani menampilkan satu pertunjukan keyboard yang erotis.

Seperti yang dikatakan teori perubahan kognitif kontemporer yaitu memandang

manusia sebagai agen yang secara aktif menerima, menggunakan, memanipulasi,

mengalihkan, informasi. Secara aktif berpikir, membuat rencana, memecahkan

masalah dan mengambil keputusan. Manusia memproses informasi dengan cara

tertentu melalui struktur kognitif (Markus dan Zajonc, 1985 ; Morgan dan Scnwable,

1990 ; Fiske dan Taylor, 1991). Ini berkaitan dengan perilaku sosial dalam

masyarakat dan sangat relevan dengan perilaku biduan di atas panggung yang sering

menghadapi para penonton yang sering meneriakkan “buka-buka !!” bisa saja tekanan

24
Carteran dapat saja dilakukan dengan alasan tidak bisa tampinya biduan tetap dengan berbagai
alasan ataupun untuk memberkan nuansa baru yang lebih segar dalam pertunjukan Carteran dapat saja
dilakukan terhadap pemain keyboard, biduan, dan rodes.

Universitas Sumatera Utara


yang sering dihadapi ini membuat para biduan membuat perubahan perlahan-lahan ke

arah kemaun para penonton yang begitu banyak, karena tidak jarang juga para biduan

merasa terancam ketika berada di atas panggung.

Semenjak imej erotis melekat dalam grup Riny Jaya, grup ini cenderung

sangat digemari oleh masyarakat dengan banyaknya undangan-undangan yang datang

kepada grup ini. Tentu saja pemberian label kepada Riny Jaya ini bukanlah suatu hal

yang biasa dalam masyarakat. Imej yang diberikan ini adalah suatu hal yang

menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Edwin M. Lemert

dengan teorinya labeling theory, mengatakan “seseorang menjadi penyimpang karena

adanya proses labeling (pemberian julukan, cap, etiket, atau merek) yang diberikan

masyarakat kepadanya. Proses labeling ini bisa membuat seseorang yang tadinya

tidak memiliki kebiasaan menyimpang menjadi terbiasa”. Hal ini dapat dihubungkan

dengan prilaku pertunjukan yang disajikan oleh grup Riny Jaya yang sudah terbiasa

tampil dengan keyboard erotisnya. Namun dengan keadaan yang seperti itu, grup

Riny jaya tidak lantas dibuang dari masyarakat. Justru banyak kalangan yang makin

menggemarinya, tentu saja kebanyakan dari kalangan laki-laki.

Namun perlu diketahui bahwa pertunjukan berbau erotis itu bakan suatu hal

yang baru. Nungki Kusumastuti, 2003 : “fenomena tarian erotis di Indonesia telah ada

sejak dahulu, seperti pada tarian ronggeng, ketuk tilu, ataupun tayub. Itu telah ada

sejak dahulu dan tidak bisa dibuang karena banyak masyarakat yang

menggemarinya”. Menurut Usman Pelly, 2003 (dalam Akhri aksi biduan keyboard

porno) “munculnya grup musik keyboard seperti ini (erotis) juga dipengaruhi oleh

media informasi dan komunikasi seperti televisi, radio, internet, majalah, serta

Universitas Sumatera Utara


banyaknya rekaman tentang pertunjukan musik di diskotik-diskotik, yang belakangan

banyak menyerbu daerah-daerah di Indonesia”.

3.3 Deskripsi Pertunjukan Keyboard Erotis

Pertunjukan keyboard biasanya dimulai dari pukul 20.00 WIB, berlangsung

hingga jam 00.00 WIB. Hal ini sesuai dengan ijin hiburan yang biasanya diberikan

pihak kepolisian setempat (biasanya dari Polsek). Grup keyboard biasanya tiba di

lokasi pesta kira-kira pukul 15.00 WIB, kemudian langsung mempersiapkan peralatan

dan semua kebutuhan yang lainnya. Semua anggota grup keyboard akan dijamu

makan oleh pembuat hajatan. Kemudian mereka semua diberikan tempat untuk

beristirahat dan mempersiapkan segala sesuatunya biasanya di rumah tetangga si

pembuat hajatan.

Kira-kira pukul 20.00 WIB para anggota grup keyboard harus sudah bersiap-

siap di panggung. Pada saat inilah mereka mulai bekerja menghibur para undangan

yang datang pada malam hari. Pada saat ini akan banyak orang-orang yang melihat

penampilan dari pertunjukan keyboard ini. Para biduan biasanya akan banyak

berbicara kepada penonton, selesai membawakan satu buah lagu kemudian langsung

menawarkan kepada para penonton ataupun undangan untuk bernyanyi ke atas

panggung. Pada saat ini akan banyak juga para penonton dan undangan yang tampil

membawakan lagu-lagu kesayangan mereka sendiri. Hampir disetiap satu lagu dari

biduan kemudian langsung disambung dengan lagu dari para undangn atau penonton.

Tidak jarang juga para undangan ini mengajak para biduan untuk bernyanyi bersama.

Lagu-lagu yang dibawakan oleh biduan pada saat ini adalah kebanyak lagu yang

Universitas Sumatera Utara


cukup dikenal banyak orang, dan juga lagu-lagu yang sedang digemari oleh

masyarakat. Seperti lagu terlena, wakuncar, mati lampu, sms, bang Toyib, ada apa

denganmu, jujur dan lain sebagainya. Para penonton yang menikmati pada saat-saat

ini adalah dari kalangan ibu-ibu, anak gadis, anak-anak, dan beberapa bapak-bapak.

Kebanyakan dari kaum laki-laki dewasa lebih memilih menikmati hiburan lain di luar

pertunjukan keyboard itu. Bentuk hiburan itu bisa beragam, seperti menikmati

minum-minuman keras yang banyak dijual di sekitar hajatan, ngobrol-ngobrol di

warung, berpacaran, dan kebanyakan bermain judi kopiok.

Semakin malam, suasana pertunjukan semakin semangat saja. Musik-musik

yang ditampilkanpun sudah sedikit berbeda. Musik-musik dengan tempo cepat yang

kebanyakan disajikan pada saat ini. Para penontonpun sudah semakin banyak, para

kuam laki-laki dewasa yang tadinya berada jauh dari lokasi pertunjukan, perlahan-

lahan mulai berdatangan ke dekat panggung pertunjukan. Pada saat-saat seperti ini

perhatian penonton total tertuju kepada setiap biduan yang tampil di atas penggung.

Setiap aksi yang ditampilkan akan mendapatkan respon dari penonton. Seperti

goyangan-goyangan yang memancing birahi dan juga dari teks lagu yang

dinyanyikan yang sering diganti dengan kalimat-kalimat rayuan kepada penonton

laki-laki. Sering pula tingkah biduan yang memperagakan gerakan dari teks yang

dinyanyikan oleh biduan. Contohnya : ”bang Toyib-bang Toyib kenapa tak pulang-

pulang, anakmu-anakmu panggil-panggil namamu”. Kata Toyib diganti dengan nama

orang-orang yang secara umum dikenal oleh biduan karena berpengaruh dan

mempunyai uang banyak yang ada di tempat itu, contohnya ”bang Kamal-bang

Kamal kenapa tak pulang-pulang anakmu-anakmu panggil-panggil namamu”.

Universitas Sumatera Utara


Penggantian kalimat ini sekaligus diperagakan dengan sambil memegang tangan

ataupun juga mengelus pipi penonton yang bernama Kamal.

Memasuki pukul 23.00 WIB, suasana semakin panas saja. Para penonton

sudah mulai tidak tertib lagi, orang-orang yang tadinya berdiri dekat panggung

perlahan-lahan menjauh karena banyaknya kaum laki-laki yang datang ke dekat

panggung itu. Para kaum laki-laki ini langsung tepat bersandar ke panggung

menghadap setiap biduan yang tampil. Kebanyakan dari laki-laki ini sudah

terpengaruh oleh minuman keras. Pada saat ini para biduan yang tampil sudah mulai

lebih berani mempermainkan emosi penonton. Ini dapat dilihat dari gerakan-gerakan

yang ditampilkannya sudah lebih berani pula. Mulai ditampilkannya gerakan-gerakan

erotis, para biduan sudah mulai terpengaruh oleh suasana dan juga minuman keras

yang kerap mereka minum yang ditawarkan oleh para penonton ketika biduan

istirahat menunggu giliran bernyanyi. Memang pada saat-saat ini sudah menjadi

kesepakatan diantara para pemain keyboard, biduan dan para kru untuk memancing

emosi penonton agar mereka mau memberikan saweran yang banyak dan juga

siraman. Pancingan yang disepakati oleh mereka ini biasanya setengah hingga satu

jam. Dengan catatan biduan belum boleh membuka terlalu lebar ”pintu dan jendela”25

mereka, cukup hanya untuk membuat para penonton penasaran. Pada masa ini para

biduan juga akan mendapat banyak saweran, tetapi mereka masih terlihat malu-malu

dan hati-hati karena di sekitar panggung juga masih banyak para kaum ibu-ibu dan

25
Istilah yang sering digunakan dalam pertunjukan keyboard erotis untuk menyebutkan pakaian dalam
bagian atas (jendela ) dan bawah (pintu).

Universitas Sumatera Utara


juga anak-anak. Saweran yang didapatkan pada saat ini biasanya antara Rp 1000

sampai Rp 5000.

Pada saat itu juga banyak dari kaum ibu-ibu yang bergegas pulang dengan

alasan sudah mengantuk dan juga tidak suka melihat tingkah para penonton kaum

laki-laki yang sudah tak terkendali lagi karena dianggap sudah melecehkan kaum

perempuan, dan lama-kelamaan penonton akan didominasi oleh kaum laki-laki.

Namun belakangan ini, kaum perempuan sudah banyak yang ikut menonton

pertunjukan ini. Kaum perempuan ini awalnya hanya sekedar ingin tahu bagaimana

pertunjukan erotis ini sebenarnya. Lama-kelamaan, kaum perempuan ini sudah

banyak juga yang menggemari dan ikut menerima pertunjukan keyboard erotis

sebagai pertunjukan yang menghibur. Hal ini dapat dilihat ketika pertunjukan

berlangsung, banyak kaum perempuan sangat antusias dengan prilaku biduan di

panggung. Mereka ini juga selalu memberikan respon seperti dukungan (baik itu

berupa teriakan dukungan, senyum dan tawa) ketika ada aksi biduan yang terkesan

sangat erotis. Ada juga kalanya para penonton perempuan ini bersorak kegirangan

pada saat biduan berhasil merampas saweran yang dipegang penonton laki-laki.

Memasuki pukul 00.00 WIB para anggota grup keyboard akan meminta

waktu istirahat kepada penonton dan pembuat hajatan dan seolah-olah mereka sudah

siap akan pulang. Para kru mulai menggulung beberapa kebel di atas panggung,

memasukkan keyboard ke dalam kotak. Rupa-rupanya hal ini dilakukan karena alat-

alat ini sangat rentan dicuri ketika ditinggalkan. Biasanya pimpinan grup akan

menemui pemilik hajatan dan mengatakan kalau waktu pertunjukan sudah berakhir

Tetapi biasanya pembicaraan ini cuma sekedar basa-basi, karena pihak grup keyboard

Universitas Sumatera Utara


ini juga berharap agar pertunjukan dilanjutkan dengan siraman. Namun apabila

pertunjukan tidak dilanjutkanpun pihak grup keyboard pun tidak akan kecewa, namun

yang mereka takutkan adalah amarah para penonton yang sudah sempat terpancing

untuk menikmati pertunjukan erotis yang biasa disajikan. Biasanya pihak pembuat

hajatan akan keberatan jika pertunjukan dilanjutkan, karena semua sepertinya sudah

”tahu sama tahu”. Pihak grup keyboard akan didatangi oleh orang-orang yang

berpengaruh di tempat itu untuk menawarkan perpanjangan waktu pertunjukan.

Apabila semuanya sepakat, pertunjukan akan dilanjutkan. Besarnya siraman

diberikan anatara Rp 100.000-150.000/jam. Satu jam waktu dimanfaatkan untuk

bernegosiasi dan juga istirahat bagi anggota grup keyboard.

Satu bunyi nada yang dihasilkan keyboard spontan akan memanggil semua

orang yang masih berada di sekitar lokasi pertunjukan untuk segera mendekat ke

panggung. Dengan wajah segar para biduan akan menaiki panggung, pemain

keyboard langsung menggebrak dengan irama house musiknya. Musik yang yang

disuguhkanpun seluruhnya dengan irama dan tempo yang cepat. Intro lagu dan

interlude lebih diperpanjang sehingga sebelum bernyanyi biduan akan lebih banyak

bergoyang dengan goyangan yang lebih ”panas” tentunya. Lagu normalnya

dibawakan antara 5-7 menit, namun di sini durasi satu lagu bisa mencapai 10-15

menit lamanya. Pada saat ini teks ataupun kalimat dari biduan dianggap tidak begitu

penting. Yang paling penting di sini adalah bagaimana biduan mampu bergoyang

secara erotis sehingga para penonton merasa terpuaskan dengan tanda penonton mau

mengeluarkan uang sebanyak-banyaknya untuk menyawer biduan. Hal yang tidak

kalah pentingnya adalah bagaimana ketika bernyanyi dan bergoyang si biduan mau

Universitas Sumatera Utara


membuka ”pintu dan jendela” serta menunjukan ”isinya” kepada penonton, sehingga

para penonton dapat melihat dan juga menyentuh ”isinya” dan bagian tubuh yang lain

dari si biduan. Ada uang ada pula erotis di panggung, kira-kira begitulah yang terjadi

pada pertunjukan keyboard erotis. Uang-uang kebanyakan diselipkan ke dalam

belahan dada, ke dalam celana si biduan maupun ke tangannya. Ada juga sejumlah

uang yang langsung dilemparkan ke atas panggung dalam jumlah besar diiringi

permintaan ”buka”!. Menurut cerita banyak orang dan juga dari pemain keyboard

yang menjadi informan penulis, ada beberapa kalil biduan yang berani tampil bugil di

atas panggung. Hal ini terjadi bisa saja karena melihat situasi yang begitu aman dan

mendukung. Para penontonnya sangat sportif, banyak uang yang mereka sawer-kan

dan juga ketika mood biduan sedang enak 26.

Selain uang, biduan juga sangat mengharapkan apresiasi dan antusias para

penonton untuk mendukung penampilannya, karena semakin banyak penonton yang

melihat biduan di atas panggung maka semakin bersemangat pula sang biduan itu.

Inilah letak erotis yang dinantinantikan oleh para penonton, dari sebuah pertunjukan

keyboard erotis.

Pertunjukan keyboard erotis ini bisa saja berakhir hingga jam 05.00 WIB dini

hari. Berakhirnya pertunjukan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

adanya jadwal tampil grup keyboard besok hari. Hal ini menyebabkan pertunjukan

harus lebih cepat berakhir, paling lama pukul 01.00 WIB. Faktor yang lain adalah

keterbatasan kemampuan biduan, dalam hal ini para biduan sudah sangat kelelahan,

26
Wawancara dengan Wennie (mantan pemain keyboard Riny Jaya) dan Meta (biduan tetap Riny
Jaya).

Universitas Sumatera Utara


kemudian sudah habisnya uang saweran yang dimiliki penonton dan yang paling

sering terjadi adalah terjadinya keributan di antara para penonton. Ada faktor

pengaruh minuman keras yang banyak dikonsumsi oleh penonton sehingga para

penonton sangat mudah salah paham sehingga terpancing emosinya untuk membuat

keributan.

3.4 Pemain Keyboard

Pemain keyboard ibarat seorang kapten apabila diibaratkan dalam sebuah

pelayaran kapal pesiar, dalam sebuah pertunjukan keyboard. Pada umumnya pemain

keyboard adalah laki-laki. Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa pemain

keyboard lebih cenderung laki-laki. Diantaranya, laki-laki lebih gemar memainkan

alat musik ketimbang menjadi penyanyi dalam pertunjukan keyboard. Biasanya ilmu

untuk bermain keyboard yang didapatkan kebanyakan dari hasil pergaulan dengan

sesama pemain keyboard terdahulu, yang kebanyakan juga laki-laki. Jadi, faktor

pergaulan dan juga jenis kelamin akan lebih mempengaruhi dalam proses regenerasi

pemain keyboard. Apabila proses regenerasi dilakukan kepada perempuan, maka

kebanyakan yang terjadi adalah banyaknya ”penyelewengan 27” dalam proses itu.

Pemain keyboard bisa saja adalah pengusaha grup keyboard itu sendiri.

Orang-orang yang sudah lama berkecimpung dalam dunia pertunjukan keyboard

sebagai pemain keyboard, yang merasa hidupnya dari pertunjukan keyboard. Maka

seseorang itu akan berniat untuk membuka satu grup keyboard miliknya sendiri.

27
Dari beberapa kejadian ketika seorang perempuan diajari bermain keyboard, yang terjadi proses
belajar tidak akan bertahan lama, malah yang terjadi adalah pacaran, karena banyak dari mereka yang
akhirnya jadi menikah (wawancara dengan Wennie).

Universitas Sumatera Utara


Caranya adalah dengan mengumpulkan modal dari honor pertunjukan, meminjam

modal dari kerabat dekat, bahkan sampai rela menjual harta miliknya, seperti sepeda

motor, mobil, kebun maupun tanah, untuk dijadikan modal membuka sebuah grup

keyboard.

Pemain keyboard juga biasanya berasal dari rodes yang sudah lama bekerja

dalam sebuah grup keyboard, seorang biduan laki-laki yang sudah lama ikut dalam

satu grup keyboard. Orang-orang yang tadinya bekerja sebagai rodes akan belajar

bermain alat musik keyboard pada waktu-waktu dimana acara pertunjukan belum

dimulai maupun pada saat-saat istirahat. Dengan catatan, pada saat ini suara keyboard

akan dikecilkan. Kesempatan luang dari pertunjukan keyboard ini akan banyak yang

dimanfaatkan oleh rodes untuk belajar memainkan keyboard. Dimulai dengan

memainkan lagu-lagu yang sederhana dan sering dibawakan, memainkan lagu-lagu

yang hanya menggunakan tiga acord dan seterusnya sampai mampu memainkan

berbagai jenis lagu..

Keluarga maupun teman dekat dari pengusaha grup keyboard juga dapat

menjadi pemain keyboard. Hal ini sangat memungkinkan karena seseorang yang

sudah dekat atau yang mempunyai hubungan keluarga dengan pengusaha keyboard,

tidak akan segan-segan untuk bermain-main ke rumah pengusaha keyboard dan

belajar memainkan alat musik keyboard ketika ada waktu-waktu luang dimana grup

keyboard tidak memiliki jadwal tampil. Biasanya belajar di rumah akan lebih fokus

daripada belajar pada saat disela-sela pertunjukan. Belajar di rumah biasanya akan

ada yang mengajari, setidak-tidaknya pemain keyboard aslinya akan pernah datang

ketika ada orang-orang yang sedang belajar keyboard.

Universitas Sumatera Utara


Proses latihan yang biasanya dilewati oleh seorang pemain keyboard adalah

dengan cara mengenal fungsi tombol-tombol yang ada pada alat musik keyboard,

seperti on/off hidup/mati), style (jenis-jenis ritem dan irama), tranfose memindahkan

nada dasar yang ada pada tuts keyboard sesuai nada yang dibutuhkan), memori/disk

(tempat menyimpan data berupa musik pengiring lagu), tuts (papan nada yang

terdapat pada keyboard), nada-nada dan lain sebagainya. Kemudian akan mencoba

memainkan beberapa melodi-melodi yang umum ataupun yang mudah dicerna.

Lambat-laun kebiasaan memainkan melodi-melodi tadi akan dipadukan dengan

ritem-ritem yang tersedia di dalam memori keyboard. Proses inilah yang diulang-

ulang oleh kebanyakan pemain keyboard pada saat belajar.

Keberanian adalah salah satu hal mutlak yang dibutuhkan oleh seorang

pemain keyboard. Dengan kemampuan permainan pas-pasan saja seseorang sudah

bisa menjadi pemain keyboard dalam satu grup keyboard. Satu hal yang paling

penting adalah bagaimana cara seorang pemain keyboard itu dapat meramu musik

menjadi musik yang disukai oleh para penonton. Salah satunya adalah dengan cara

mengikuti perkembangan musik-musik terbaru yang sedang populer di kalangan

masyarakat dan juga menyiapkan musik-musik yang disukai itu tadi. Caranya bisa

beragam, bisa dengan meminta kopian musik yang sudah dibuat pemain keyboard

yang lain (dalam bentuk disket ataupun memory Card) dan juga membuat program

musik sendiri.

Pada saat pertunjukan, pemain keyboard biasanya sangat dihormati oleh para

biduan dan juga oleh penonton. Banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya

adalah : pemain keyboard itu adalah pengusaha grup keyboard itu juga, kemampuan

Universitas Sumatera Utara


permainannya di atas rata-rata pemain keyboard yang biasa, kemampuan memainkan

lagu-lagu yang diminta oleh penonton, dan juga bisa memahami selera dan keadaan

biduan dan juga penonton.

3.5 Biduan

Bernyanyi adalah tugas utama dari seorang biduan di atas panggung. Suara

yang merdu dan tarian-tarian yang mempesona yang harus disajikan oleh setiap

biduan yang tampil, sehingga membuat penonton merasa terhibur. Seorang biduan

harus bisa tampil ekstra disetiap pertunjukannya. Karena hal utama yang dilihat oleh

penonton dalam pertunjukan keyboard adalah suara dan tarian dari biduan. Maka

dibutuhkan kerja keras dari seorang biduan untuk mencapai semua itu, salah satunya

adalah dengan cara berlatih ekstra disamping bakat alam yang sudah dimilikinya. Hal

ini sepertinya yang membuat para laki-laki tidak begitu tertarik untuk menjadi biduan

dalam pertunjukan keyboard. Ada beberapa laki-laki yang menjadi biduan keyboard,

tetapi masih jauh jumlahnya dibanding dengan biduan perempuan. Karena para laki-

laki umumnya tidak tahan dengan latihan eksrta untuk seorang biduan guna

mengikuti selera pasar. Pada umumnya para laki-laki ini hanya menggunakan bakat

alam yang dimilikinya saja. Lagipula, para peminat biduan laki-laki ini hanya dari

kalangan tertentu saja, masih kalah dominan dibandingkan dengan peminat biduan

wanita.

Selain itu, biduan adalah objek yang menarik ketika dia berada di atas

panggung. Segala tingkah laku dan ucapannya selalu diperhatikan oleh setiap

penonton.

Universitas Sumatera Utara


3.5.1 Perekrutan

Perekrutan adalah proses melihat, mempengaruhi, mengajak, dan juga

menetapkan seseorang untuk bergabung ke dalam grup keyboard. Proses perekrutan

biasanya dilakukan oleh pemain keyboard dan juga pemilik grup keyboard.

Perekrutan dibuat atas beberapa dasar kebutuhan, diantaranya : untuk memnggantikan

biduan lama yang sudah tidak aktif, menanbah personil, dan juga ketika membuka

grup keyboard yang baru.

Ada beberapa faktor yang menentukan seseorang dipilih menjadi seorang

biduan, diantaranya, seseorang itu pintar bernyanyi. Kepintaran bernyanyi ini dapat

saja diketahui tidak secara langsung, melainkan dari cerita orang-orang di sekitar

yang mengenal seseorang yang pintar bernyanyi itu. Dari cerita-cerita yang

berkembang itu, seseorang yang membutuhkan biduan akan mencari informasi

tentang keberadaan si penyanyi tadi. Hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya,

keadaan keluarga, keadaan ekonomi, dan juga kebiasaan yang dianut oleh masyarakat

disekitar dia tinggal. Setelah mendapatkan berbagai informasi tadi, barulah si pencari

biduan itu datang secara langsung menemui seseorang tadi untuk ditanyakan

kesediaannya untuk menjadi biduan. Tentu saja berbagai syarat dan perjanjian akan

dibicarakan disini. Proses yang dilalui dengan tahapan yang seperti ini adalah proses

perekrutan dari seorang biasa menjadi biduan, yaitu awal terjun ke dunia hiburan.

Kebanyakan perekrutan dilakukan dengan proses yang lebih mudah. Banyak

orang yang datang untuk menawarkan diri untuk menjadi biduan. Baik itu dari orang

yang belum pernah menjadi biduan sama sekali, maupun dari orang-orang yang sudah

pernah menjadi biduan sebelumnya. Jika berasal dari biduan, para biduan ini biasanya

Universitas Sumatera Utara


sudah lama mengannggur dan sudah lama meninggalkan dunia hiburan tetapi dengan

berbagai macam alasan dan juga berbagai faktor, dia ingin kembali menjadi biduan.

Beberapa faktor yang biasanya membuat biduan berhenti dari pekerjaannya adalah :

menikah, karena ada suami yang melarang istrinya untuk tetap bekerja menjadi

seorang biduan, pindah rumah ke lingkungan yang baru dan tempat yang jauh dari

tempat semula, dilarang oleh pacar yang begitu mengekang kebebasan pacarnya

karena sibiduan menganggap bahwa pacarnya itu merupakan orang terbaik baginya

yang kelak akan menjadi suaminya, dan juga melanjutkan pendidikan ke tingkat

perguruan tinggi, karena biasanya ada siswi yang menjadi biduan, biasanya itu siswa

dari tingkat SMA, apabila sudah kuliah akan malu tetap menjalankan profesi sebagai

biduan.

Dari semua kejadian di atas yang sempat mebuat seseorang berhenti dari

pekerjaannya sebagai biduan, dapat juga biduan itu tadi kembali ke profesinya

sebelumnya yaitu sebagai biduan. Hal ini dapat terjadi apabila, seorang biduan yang

sudah menikah tadi diijinkan lagi oleh suaminya untuk menjadi seorang biduan salah

satunya karena paksaan dari si istri dan juga keadaan ekonomi yang semakin sulit.

Biduan yang tadinya pindah rumah dapat juga kembali ke profesinya sebagai biduan

ketika di lingkungannya yang baru juga sangat memungkinkan dia untuk kembali

pada profesinya sebelumnya. Dapat juga grup keyboard-nya yang lama mau

memanggilnya dengan bayaran yang lebih sekalian melepas rindu kepada teman-

teman lamanya. Biduan yang berhenti karena pacar biasanya kembali menjadi biduan

ketika putus dari pacarnya itu. Awalnya mungkin si biduan akan berat untuk kembali

ke profesinya sebagai biduan, karena masih ingat kepada mantan pacarnya atau masih

Universitas Sumatera Utara


berharap kepadanya. Namun keadaan ekonomi lagi-lagi sangat mempegaruhi idealis

seseorang.

Banyaknya grup keyboard yang ada juga sangat mempengaruhi untuk

mendapatkan biduan. Sifat manusia yang tidak pernah merasa puas, sifat manusia

yang selalu ingin mencoba hal-hal yang baru dan adanya konflik di dalam suatu grup

keyboard akan mempengaruhi seorang biduan untuk berpindah-pindah dari satu grup

ke grup keyboard yang lain. Hal semacam ini akan sangat mudah terjadi dan bisa

dibaca oleh orang-orang yang sedang membutuhkan biduan. Sehingga untuk

mendapatkan biduan, celah ini juga dapat dimanfaatkan.

3.5.2 Pelatihan

Sistem pelatihan yang kebanyakan dilakukan oleh para biduan adalah dengan

cara otodidak, yaitu belajar sendiri tanpa ada yang membimbing. Kalaupun ada yang

memberikan pelajaran tentang bernyanyi hanya bersifat petunjuk dan cara-cara

singkat saja. Kebanyakan para biduan sudah mempunyai kelebihan tersendiri dalam

bernyanyi yang berupa bakat alam. Kebanyakan sejak kecil para biduan ini sudah

gemar bernyanyi, jadi dengan kebiasaan bernyanyi ini membuat mereka sangat cepat

untuk mempelajari sebuah lagu. Adapun beberapa proses yang harus diikuti biduan

dalam berlatih adalah dengan cara lebih sering mendengarkan lagu-lagu yang sedang

populer di kalangn masyarakat. Lagu-lagu yang harus dipelajari itu dapat berupa

kaset tape dan juga VCD. Para biduan mendapatkan lagu-lagu yang dibutuhkan

dengan cara membeli kaset-kaset yang dijual di pasaran. Selain itu, para pemain

keyboard juga sering membeli kaset atau VCD untuk dibuat musiknya ke dalam

Universitas Sumatera Utara


format permaianan keyboard, sehingga pemain keyboard tidak perlu repot lagi untuk

memainkan tuts-tuts keyboard ketika tampil, cukup dengan cara mebuka file dalam

memory card atau disket, kemudian memberikan kaset atau VCD tadi kepada biduan

untuk dipelajari.

Proses belajar yang dilalui oleh setiap biduan tidak terlalu berat, ada yang

belajar dengan mendengarkan lagu-lagu yang diputar dan ikut menyanyikannya. Hal

itu dapat dilakukan sambil melakukan pekerjaan rumah, seperti menyetrika pakaian,

membereskan rumah, memasak dan perkerjaan rumah lainnya. Hal yang dianggap

paling sulit oleh para biduan adalah menghafalkan lirik lagu-lagu yang baru. Lirik

lagu tersebut bisa didapat dari sampul-sampul album dalam kaset yang dibeli, dapat

juga diperoleh dengan cara mencatat lirik yang disertakan ketika sedang menonton

video lagu yang mempunyai format karaoke.

Untuk kategori penyanyi pemula, latihan gabung (bersama dengan pemain

keyboard) harus lebih sering dilakukan. Biasanya setiap waktu senggang yang

dimiliki oleh biduan dan pemain keyboard akan dimanfaatkan untuk latihan di rumah

atau sekretariat grup keyboard. Biasanya akan dilakukan latihan rutin seminggu sekali

atau dua minggu sekali. Namun untuk penyanyi yang tergolong senior tidak perlu lagi

melakukan latihan rutin itu. Cukup pemain keyboard memberikan daftar lagu-lagu

yang perlu dipelajari, kemudian pemain keyboard dan biduan masing-masing akan

mempelajari lagu-lagu itu. Apabila ada lagu yang belum bisa dipelajari biduan

dengan alasan tidak meiliki kaset atau VCD, pemain keyboard akan

bertanggungjawab untuk menyediakan bahan yang diperlukan tadi (walaupun tidak

jarang kaset ataupun VCD yang diberikan tidak kembali). Selebihnya, kebanyakan

Universitas Sumatera Utara


ketemu di panggung. Para pemain keyboard dan biduan harus profesional, ketika ada

permintaan lagu-lagu harus dapat dengan maksimal menyuguhkannya. Kebanyakan

grup-grup keyboard yang ada di Asahan menggunakan metode ini. Tetapi hasil yang

mereka suguhkan cenderung baik dari segi kulitasnya.

Selain latihan bernyanyi, seorang biduan juga harus belajar bagaimana cara

memimpin sebuah acara, atau lebih dikenal dengan sebutan MC (masetr of

ceremony). Seorang biduan harus bisa membuat kata-kata pengantar sebelum ataupun

sesudah bernyanyi. Intonasi berbicara di atas panggung juga harus diperhatikan,

bagaimana cara menyampaikan pesan kepada penonton ataupun menyambut para

undangan. Hal ini dipelajari dengan sendirinya di atas panggung. Banyak melihat dan

mendengar merupakan cara belajar yang paling efektif untuk melatih semua itu. Yang

paling utamanya adalah dengan cara berani mencoba, berimprovisasi dan berkata-

kata dimulai dari hal-hal yang kecil. Menyapa penonton adalah hal yang paling utama

harus dilakukan, kemudian memperkenalkan grup keyboard yang tampil itu sendiri.

Pada umumnya untuk biduan pemula akan mendapatkan pelajaran tentang MC ini

sekali, baik itu dari pemain keyboard biduan yang lebih senior dan juga dari

pengusaha keyboard.

3.5.3 Biduan Dalam Pertunjukan Keyboard Erotis

Sosok yang menarik dalam pertunjukan keyboard erotis adalah biduan. Baik

itu dilihat dari suaranya, kalimat-kallimat yang diucapkannya di atas panggung dan

juga ”aksi” dan goyangan yang disuguhkannya. Tak bisa dipungkiri yang membuat

suasana erotis dalam pertujukan adalah biduan. Sedangkan unsur-unsur lain yang

Universitas Sumatera Utara


tidak kalah pentingnya hanya memberikan pengaruh apabila dipresentasikan hanya

sebesar 30 % saja. Unsur kedua yang memberikan pengaruh adalah musik yang yang

dimainkan, yaitu berupa irama musik dengan tempo yang cepat. Yanti Heriyati, 2004

: ” Figur penari adalah figur yang ditonton. Tak dapat dipungkiri salah satu objek

yang menarik tubuh adalah alat untuk menari sebagai komuditas tontonan yang

mepunyai peran sentral”.

Kondisi fisik yang prima juga harus dimiliki oleh para biduan ini, karena

waktu pertunjukan sering berlangsung hingga subuh. Memang para biduan sering

mengkonsumsi minuman penambah energi setiap tampilnya, namun dengan itu saja

biasanya tidak cukup. Biasanya untuk penampilan satu malam hingga subuh seorang

biduan harus istirahat hingga seharian penuh berikutnya, itupun terasa tidak akan

cukup. Sehingga kebanyakan para biduan ketika tampil sering terbawa oleh

lingkungan sekitar panggung, yaitu iktu mengkonsumsi menuman beralkohol yang

sering ditawarkan oleh para penonton dan pemain keyboard. Para biduan ini juga

sudah menganggap biasa dengan rokok dan minuman beralkohol, karena semua itu

selain dianggap dapat menunjang penampilan prima mereka di panggung, juga

sebagai pengusir lelah dan mengantuk. Sehingga pengaruh minuman keras lebih

sering terasa dilihat dari akasi dan ucapan biduan di panggung.

Biduan dapat dilihat dari tontonan fisik yang dianggap begitu menggoda kaum

laki-laki. Yanti Heryawati (2003) mengatakan ”uang adalah tujuan utama biduan,

sedangkan para laki-laki memanfaatkan kesempatan ini sebagai ajang prestise, pamer

harta dan kekuasaan”.

Universitas Sumatera Utara


Banyak grup keyboard yang lain yang ada di Asahan, tetapi mengapa setiap

penampilannya grup keyboard erotis akan lebih diminati, dilihat dari antusias orang-

orang yang ingin melihat dan menikmatinya. Dari segi peralatan, kualitas permainan,

kualitas suara yang dihasilkan dan banyak hal yang lainnya juga cenderung sama.

Namun grup-grup yang lain ini tidak memiliki predikat keyboard erotis, disambut

dengan biasa saja oleh setiap masyarakat.

3.5.4 Biduan Dalam Masyarakat

Dalam masyarakat para biduan ini sama seperti masyarakat biasa. Namun ada

imej bintang dalam dirinya ketika dia bertemu dengan orang-orang yang mengenal

dia dan sangat menyukai pertunjukannya di panggung. Tidak bisa dipungkiri, banyak

juga dari kalangan masyarakat yang sangat menyukai seorang biduan hingga jatuh

hati padanya. Hal ini terjadi ketika orang-orang yang dimaksud itu tahu kalau seorang

perempuan itu berprofesi sebagai biduan. Banyak juga para biduan ini yang akhirnya

menikah dengan sesama orang dari grup yang sama. Contohnya biduan menikah

dengan pemain keyboard, dan juga menikah dengan anak pengusaha grup keyboard.

Contoh kasusnya ada seorang pemain keyboard yang bernama Willer akhirnya

menikah dengan biduannya yang bernama Ayu dari grup yang sama yaitu Lafendos

dari Kisaran dan juga Wennie dan Indah dari grup Riny Jaya. Intensitas kebersamaan

yang tinggi, pengalaman yang sama dan satu profesi nampaknya sangat

mempengaruhi seorang biduan untuk menikah dengan sesama orang yang bekerja di

dunia hiburan itu.

Universitas Sumatera Utara


Dalam lingkungan di tempat dia tinggal, seorang biduan akan kurang dikenal

oleh orang-orang baru dilingkungan itu. Hal ini disebabkan seringnya biduan tidak

pulang hingga dua atau tiga hari, pulang pagi sehingga waktu siang kebanyakan

dihabiskan untuk istirahat. Kalaupun bekerja cukup melakukan pekerjaan rumah saja,

sehingga pergaulan seorang biduan dalam lingkungan semakin berkurang. Banyak

kejadian-kejadian baru yang sering terlewatkan oleh seorang biduan dalam

lingkungannya. Seperti kenduri di rumah Asisten ataupun Mandor kepala yang baru

ketika terjadi pergantian tugas (apabila dia tinggal di kompleks perkebunan).

Apabila ada kesempatan, seorang biduan akan selalu aktif dalam hajatan-

hajatan yang dibuat di lingkungannya. Para biduan juga sadar akan keberadaannya

sebagai warga setempat di mana dia tinggal, yang kebanyakan masih menjaga

semangat kekeluargaan, saling tolong-menolong dan juga saling menghargai. Namun

mau tidak mau, seorang biduan yang ikut dalam kegiatan sosial atau hajatan sering

jadi perhatian dan juga tidak jarang para biduan ini terbiasa mencurri perhatian.

Karena kebiasaan seorang biduan akan selalu terbawa, baik itu dari penampilannya

yang selalu menawan, aroma parfum yang dipakainya dan juga tingkahnya yang suka

dengan keramaian.

Dalam keramaian ada atau tidak ada acara para biduan sering digoda oleh

laki-laki. Biasanya banyak laki-laki yang suka langsung mengajak pacaran walaupun

baru kenal dua atau tiga hari.

Hal yang paling tidak enak didengar oleh para biduan ini adalah nasehat-

nasehat dari orang-orang tua di lingkungan tempat mereka tinggal yang menganggap

buruk profesi biduan. Ada juga selalu memberikan nasehat supaya mencari pekerjaan

Universitas Sumatera Utara


lain dengan alasan tidak bagus kalau bekerja jadi biduan 28. Ada juga kalanya orang-

orang yang mengenal biduan sering meledek biduan dengan kata-kata seronok yang

sering diucapkan biduan ketika di atas panggung. Misalnya ketika bertemu dengan

beberapa orang iseng, akan mengatakan ”udah bisa dibuka say”.

Kebanyakan biduan yang ada di Kabupaten Asahan Khususnya BP Mandoge

berasal dari suku Jawa, karena suku Jawa lebih senang dengan pekerjaan sebagai

primadona untuk menghibur orang, sedangkan dari suku-suku yang lain kurang

meminati.

3.6 Perlengkapan Pertunjukan

Perlengkapan pertunjukan sangat dibutuhkan untuk mendukung lancarnya

pertunjukan itu. Perlengkapan pertunjukan itu diantaranya meliputi : panggung, alat

musik, sound system, tata cahaya, tata busana dan lain sebagainya.

Panggung biasanya dibuat di depan menghadap ke rumah si pembuat hajatan.

Panggung ini biasanya dipesan dari pihak penyewaan teratak. Panggung yang dipakai

ini biasanya sudah bisa di bongkar pasang. Ukurannya adalah panjang 4m dan lebar

6m, dengan tinggi 60 Cm sampai 1m. Alas panggung terbuat dari papan, sedangkan

atap menggunakan seng.

Alat musik merupakan bagian penting dari pertunjukan, alat musik yang

digunakan adalah keyboard sebagai satu-satunya alat musik sebagai pengiring. Hal ini

sangat memungkinkan karena alat musik keyboard yang dipakai dapat memainkan

28
Sebernarnya semua nasehat itu baik. Namun pada umumnya kata nasehat adalah bagian dari sindiran
karena menganggap pekerjaan biduan itu buruk dimata masyarakat (wawancara dengan Meta 2007).

Universitas Sumatera Utara


berbagai macam jenis ritem, dan juga bunyi dari berbagai jenis alat musik. Jenis alat

musik keyboard yang digunakan diantaranya KN 2000, KN 2400, KN 3000, KN 6000

dan KN 7000. keyboard jenis ini yang paling banyak digunakan, karena dianggap

paling sesuai dengan kebutuhan permainan solo keyboard dan juga dianggap paling

mudah untuk mengoperasikan dana mempelajari program-program yang ada di

dalamnya.

Stand atau tiang keyboard juga sangat penting dari sebuah pertunjukan

keyboard. Stand biasanya terbuat dari besi pipa bulat dengan diameter 7-8 Cm dengan

tinggi berkisar 150 Cm. Di atas stand ini dapat diletakkan dua keyboard sekaligus

(namun hanya satu keyboard biasanya yang disediakan). Dengan menggunakan stand

keyboard model ini, pemain keyboard dapat dengan leluasa mengganti-ganti posisi

bermain, dengan posisi duduk maupun berdiri. Dalam pertunjukan keyboard erotis

stand keyboard ini juga sering dijadikan sebagai alat untuk tempat bereksperimen

oleh biduan dengan goyangan-goyangan yang eroits. Penggunaan stand keyboard

begi biduan dapat dilihat dari cara biduan mengangkat kaki ke atas tiang stand

keyboard sambil menari, menjadikan tiang stand keyboard yang kokoh sebagai

sandaran ketika menari dan lain sebagainya. Pada bagian depan stand keyboard ini

juga biasanya akan di ikatkan berupa spanduk dari grup keyboard yang tampil. Isi

dari spanduk itu diantaranya, nama grup keyboard, alamat, nomor telepon yang bisa

dihubungi dan juga nama pemimpin grup keyboard itu.

Sound system yang digunakan sebagai pengeras suara ini biasanya paling kecil

1000 watt dan paling besar 5000 watt. Satu buah mixer dengan 24 chanel paling

sering digunakan ditambah dua buah ampli power. Dalam pertujukan keyboard pada

Universitas Sumatera Utara


umumnya cukup menggunakan maksimal tiga buah microphone. Dibutuhkan paling

tidak enam buah speaker box aktif dengan ukuran besar antara 30 – 50 inchi yang

ditempatkan ditiang penyangga, posisinya berada kira-kira 6-10 meter di sisi kiri dan

kanan panggung untuk memberikan kesan suara yang keras dan juga minimal tiga

buah speaker monitor untuk vokal dan untuk keyboard. Akan banyak kita temui

kotak-kotak tempat menyimpan berbagai peralatan, diantaranya kotak keyboard,

kotak Mixer, kotak microphone dan kotak-kotak yang lainnya. Banyak juga kabel-

kabel sebagai bagian dari peralatan sound system.

Biasanya satu grup keyboard juga memiliki tata cahaya tersendiri walaupun

dengan sangat sederahana. Biasanya ada tiga sampai lima buah lampu disco 29 yang di

mainkan dengan menggunakan saklar manual oleh seorang operator. Lampu-lampu

ini biasanya ditempatkan di bagian depan atas panggung menghadap ke arah pemain

keyboard. Lampu-lampu ini biasanya dipergunakan pada saat suasana pertunjukan

sudah semakin panas. Paling banyak dipergunakan pada saat biduan sudah memulai

untuk tampil erotis. Sering para biduan meminta kepada operator lampu ini agar

lampu dimatikan, sehingga dia lebih bebas berekspresi. ”lampunya mas”! Kalimat

seperti itu sering terdengar apa bila biduan ingin membuka pakain atas ataupun

pakaian bawahnya. Penonton juga tidak jarang meneriakkan ”lampu”!, ”lampu”!.

Teriakan ini sudah dimengerti oleh operator agar mematikan lampu sejenak ketika

biduan ”beraksi”.

29
Lampu-lampu yang dibuat di atas panggung yang fungsinya untuk membuat suasana malam lebih
meriah. Biasanya terdiri dari berbagai warna merah, kuning, biru dan hijau yang diprogram selalu
hidup mati.

Universitas Sumatera Utara


Untuk bagian kostum atau tata busana, ini adalah hal yang paling perlu untuk

diperhatikan oleh biduan saja. Sedangkan untuk pemain keyboard dan kru yang lain

cukup berpakaian sewajarnya saja. Biduan harus menggunakan pakaian yang ketat,

agar bentuk tubuhnya terlihat dengan jelas. Biasanya pakaian bagian atas terpisah

dengan rok atau celananya. Pakaian atas biasanya berbentuk you can see yang ketat

banyak juga baju yang memakai resleting di bagian depannya, sedangkan celananya

bisa dengan celana pendek ketat ataupun rok pendek ketat kemudian memakai celana

ketat di dalamnya. Sepatu yang digunakan kebanyakan sepatu dengan hak tinggi,

dengan panjang pada bagian atas sepatu yang mencapai atas lutut. Sepatu ini biasanya

dimanfaatkan untuk menyimpan saweran yang diberikan pada saat bernyanyi. Uang-

uang dimasukkan melalui celah lubang sepatu dari atas lutut hingga uang masuk ke

dalam sepatu. Ketika selesai bernyanyi dan bergantian dengan teman yang lain,

barulah dia mengeluarkan semua uang yang dari tadi terkumpul di dalam sepatu.

Biasanya ada satu orang dari biduan yang mengumpulkan ke dalam satu tempat

semua uang-uang hasil saweran itu.

3.7 Manajemen Pertunjukan

Ketika pertunjukan, bisanya yang menjadi pemimpin adalah pemain

keyboard, sesekali pengusaha keyboard juga ikut ke lokasi pertunjukan yang otomatis

jadi pimpinan. Tetapi di luar pertunjukan pengusaha grup keyboard yang menjadi

pemimpin. Sehingga apapun yang terjadi ketika pertunjukan harus bisa diselesaikan

oleh pemain keyboard. Kecuali ada masalah yang sangat berat sehingga berlarut-larut

yang tidak bisa diselesaikan saat itu juga, barulah pihak pengusaha grup keyboard

Universitas Sumatera Utara


ikut turun tangan. Seperti yang pernah dialami oleh grup Riny Jaya ketika tampil di

suatu tempat di Kabupaten Asahan. Mereka ditahan oleh pemuda setempat (tidak

dikasi pulang), karena mereka harus membayar dulu uang perdamain, karena pada

saat itu seorang biduan melemparkan gelas ke arah penonton karena kesal dan

melakau seorang warga setempat.

Jika seseorang menjadi pemimpin gurp, dia harus bertanggungjawab mencari

pemain keyboard, penyanyi, dan rodesnya. Pemimpinlah yang memberitahukan

kepada anggotanya jika ada pertunjukan, serta membayar upahnya sesuai dengan

bagiannya masing-masing. Begitu juga dalam menentukan disetujui tidaknya suatu

panggilan acara dan juga menentukan tarif harga.

Pemimpin juga harus bertanggungjawab terhadap kualitas penampilan grup.

Alat-alat harus sudah siap sesuai dengan waktu yang sudah disepakati, alat-alat dapat

digunakan secara lancar baik dalam waktu penyetelan maupun pada saat pertunjukan.

Honor untuk menyewa satu pertunjukan keyboard pada umumnya anatara Rp

600.000 sampai Rp 1.200.000, harga itu tergantung jarak tempuh dari sekretariat grup

dengan lokasi hajatan. Harga juga dipengaruhi oleh bagaimana hubungan antara

pembuat hajatan dengan pemimpin grup. Harga juga dapat ditekan turun dan

dinaikkan, dengan cara menekan kulitas pertunjukan tentunya. Apabila pembuat

hajatan berani membayar mahal, maka pihak grup keyboard akan memberikan servis

yang memuaskan, seperti menggunakan alat musik keyboard yang terbaik seperti KN

7000, sound sistem dengan daya besar dan juga memakai empat sampai lima orang

biduan terbaik. Sedangkan untuk menerima tawaran dengan bayaran rendah, pihak

grup keyboard juga akan menekan kualitas pertunjukan seadanya saja. Seperti, hanya

Universitas Sumatera Utara


menggunakan alat musik keyboard KN 2000 atau KN 2400, menggunakan dua orang

biduan, sound sistemnya pun dengan daya rendah dan hanya memakai seorang

pemain keyboard cadangan.

Berikut perincian bayaran dengan tarif biasa dengan uang sewa sebesar

Rp 1.200.000, : Rp 120.000 untuk pemain keyboard, masing-masing Rp 70.000

sampai Rp 90.000, untuk tiga sampai empat biduan, masing-masing Rp50.000 untuk

dua orang rodes Rp 150.000 untuk angkutan. Namun untuk tarif paling rendah yang

sanggup untuk diterima oleh mereka harus mau mengorbankan bayaran yang sedikit

pula. Contohnya bayaran sebesar Rp 600.000, : untuk pemain keyboard cukup dengan

Rp 75.000, dua orang biduan masing-masing Rp 50.000 dan rodes dua orang Rp

70.000, dan untuk angkutan ditanggung oleh pembuat hajatan dan sisanya untuk

pengusaha keyboard.

Namun semua bayaran itu belum dihitung dari uang siraman dan saweran.

Uang siraman akan dibagi sesuai bagiannya masing-masing dari banyaknya

penambahan jam pertunjukan. Untuk tambahan pertunjukan satu jam seharga

Rp100.000 sampai Rp150.000. sedangkan untuk saweran yang didapatkan oleh para

biduan ini tergantung pemberian dari biduan itu kepada anggota yang lain.

Berikut perincian pembagian dari hasil siraman dan saweran, untuk siraman, 30%

untuk pimpinan grup, 20% untuk pengusaha dan sisanya dibagi antara rodes dan

biduan. Namun apabila saweran banyak biduan tidak akan mendapatkan lagi dari

siraman ini. Maka siraman tadi akan ditambahkan kepada pimpinan grup, pengusaha

dan rodes. Sedangkan untuk saweran, semua saweran yang didapat akan

dikumpulkan, kemudian dibagi rata oleh biduan sedangkan untuk pimpinan dan rodes

Universitas Sumatera Utara


itu tergantung pemberian dan kesepakatan dari biduan yang ada. Sehingga pembagian

siraman dan saweran ini tidak tetap porsinya karena kejadian ini juga tidak tetap,

sangat tergantung dengan kejadian saat pertunjukan berlangsung.

Tabel 6.

Sistem pembagian honor dalam pertunjukan keyboard (Riny Jaya)

No Uang Sewa Pemain Biduan Rodes Transportasi


Keyboard
1 Rp 1.500.000 Rp. 150.000 4xRp 2xRp Rp 200.000
100.000 75.000
2 Rp 1.200.000 Rp 120.000 3 atau 4 x 2 x Rp Rp 150.000
Rp 90.000 50.000
3 Rp 600.000 Rp 75.000 2xRp 2xRp -
50.000 35.000

- Sisa dari semua bayaran adalah milik pengusaha grup keyboard 30.

3.8 Berbagai Konteks Penyajian Keyboard Erotis

Pertunjukan keyboard erotis dapat disajikan dalam setiap acara maupun

hajatan. Hal ini hanya tergantung dari selera masyarakat yang ingin menyediakan

hiburan. Keyboard erotis sering dipertunjukan dalam acara hiburan pesta pernikahan

masyarakat Jawa dan Batak di daerah-daerah perkebunan di Kecamatan BP Mandoge.

Memang untuk daerah perkampungan yang kebanyakan didominasi oleh suku Batak

pertunjukan ini jarang terjadi, kalaupun terjadi akan banyak diprotes oleh kaum ibu-

ibu dan beberapa tokoh masyarakat yang langsung datang ke panggung menyuruh

30
Table dibuat berdasarkan wawancara dengan Ibu Mariny (pengusaha grup Riny Jaya) dan Bembeng
(pemain keyboard Riny Jaya) Desember 2007.

Universitas Sumatera Utara


hiburan ditutup 31. Jadi acara bukan menjadi patokan agar pertunjukan keyboard erotis

dapat berlangsung, tetapi lebih dipengaruhi oleh faktor keamanan tempat, kepedulian

masyarakat setempat, orang-orang berpengaruh di suatu tempat, juga keberagaman

budaya yang ada serta kebanyakan warga pendatang yang menghuni suatu daerah.

3.9 Pandangan Masyarakat Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Terhadap

Pertunjukan Keyboard Erotis

Kalau dilihat secara umum hampir semua kalangan masyarakat menolak

pertunjukan keyboard erotis. Karena apabila ditarik kepada dirinya sendiri ataupun

keluarganya yang menjadi pemeran dalam pertunjukan keyboard erotis itu, tidak akan

ada satu orangpun yang mau. Kebanyakan masyarakat yang diminta komentarnya

oleh penulis, mengatakan bahwa pertunjukan keyboard erotis itu sebaiknya ditutup

saja. Atau bila perlu setiap ada pertunjukan semacam itu langsung saja diadukan ke

pihak berwajib agar segera ditertibkan 32.

Pertunjukan keyboard erotis ini dinilai oleh sebagian masyarakat sudah sangat

meresahkan, karena pertunjukan ini bisa berlangsung hingga subuh sehingga

mengganggu masyarakat di sekitar pertunjukan untuk beristirahat dan melakukan

aktifitas keesokan harinya. Lagipula pertunjukan ini identik dengan keadaan mabuk-

mabukan dari hampir seluruh penontonnya, sehingga tidak jarang akan terjadi

keributan dan juga perkelahian. Hal ini dperkuat dalam pengamatan harian Kompas

31
Pernah terjadi di Desa Sei Nadoras dan Silau Jawa, seorang pemuka agama (Bapak Syawal
Manurung) naik ke atas panggung ketika sauna pertunjukan makin panas dan menghentikan
pertunjukan.
32
Hasil wawancara dengan Bapak Durmi Manurung (tokoh masyarakat Desa Sei Nadoras) dan Bapak
Em Haris Sitorus (Kepala Desa Silau Jawa).

Universitas Sumatera Utara


yang mengatakan ”Hilangnya nilai-nilai adat yang berdampak pada kemerosotan

moral ini diyakini berakibat pada meningkatnya angka kriminalitas. Kondisi ini

antara lain tampak pada polemik seputar pertunjukan organ tunggal yang sering

digelar dengan vulgar” 33.

Namun perlu diingat bahwa perilaku-perilaku yang sering ditampilkan dalam

pertunjukan keyboard erotis adalah perilaku yang menyimpang. Sedangkan banyak

orang yang begitu menggemarinya. Menurut Karl Marx dengan teori konflik bahwa

perilaku menyimpang merupakan perilaku yang didefenisikan atau dibentuk oleh

tihak yang berkuasa untuk melindungi kepentingan mereka sendiri. Menurutnya,

hukum merupakan cerminan kepentingan pihak yang berkuasa dan pengadilan hanya

menguntungkan pihak tersebut (sosiologi SMA Untuk kelas X, 2004,140).

3.9.1 Dampak Positif

Dari sudut pandang orang yang melihat dan merasakan dampaknya memang

seakan-akan tidak ada dampak positifnya. Sepertinya dampak positifnya hanya dapat

dirsakan oleh para biduan itu sendiri, yaitu dengan penghasilan lebih yang mereka

dapatkan. Begitu juga dengan pemain keyboard yang bisa memperoleh tambahan

penghasilan yang berlipat dibanding apabila bermain dengan grup keyboard biasa.

Seolah keuntungan materi yang didapatkan tidak akan sebanding dengan kerusakan

moral yang sudah dicapkan kepada setiap anggota grup keyboard erotis ini. Memang

satu sisi dengan pertunjukan keyboard erotis ini merupakan satu solusi bagi para

biduan agar lepas dari himpitan ekonomi yang semakin susah.

33
Pojok Kompas, 2002 hal 15.

Universitas Sumatera Utara


Satu dampak positif yang kebanyakan datang dari kalangan anak lajang.

Mereka mengatakan dengan pertunjukan keyboard erotis ini orang-orang akan merasa

lebih terhibur dan akan mendapatkan kepuasan tersendiri dengan melihat pertunjukan

ini. Kepuasan itu dapat juga dirasakan dengan melihat pertunjukan tari telanjang yang

banyak digelar di tempat-tempat hiburan di kota-kota besar dan luar negeri. Namun

untuk kesana harus menggunakan uang yang banyak serta pergaulan dan pengetahuan

yang cukup. Dengan pertunjukan keyboard erotis yang ada, orang-orang tidak perlu

pergi ke kota-kota besar untuk melihatnya dan tidak perlu mengeluarkan uang yang

banyak. Cukup di kampung saja dengan modal adanya transportasi ke tempat

berlangsungnya pertunjukan sudah cukup.

3.9.2 Dampak Negatif

Hampir semua orang akan setuju apabila dikatakan bahwa pertunjukan

keyboard erotis itu memberikan pengaruh yang buruk bagi masyarakat yang

melihatnya. Dampaknya bisa berupa pengerusakan terhadap nilai-nilai moral dan

etika dalam masyarakat. Pasti dalam masyarakat di sini sangat menentang penunjukan

bagian-bagian sensitif dari tubuh di depan umum. Prilaku biduan di atas panggung

juga ikut mempengaruhi pola pikir orang-orang yang menontonnya dalam hal ini

laki-laki yang cenderung akan suka melecehkan kaum perempuan. Kaum laki-laki

akan menanamkan dalam benaknya bahwa dengan uang harga diri seorang

perempuan itu dapat dibeli. Pembelian itu dapat diterjemahkan dari prilaku laki-laki

memegang-megang bagian tubuh sensitif dari biduan ketika dia memberikan

sejumlah uang.

Universitas Sumatera Utara


Dampak lain yang muncul akibat pertunjukan keyboard erotis ini adalah

semakin banyaknya laki-laki yang gemar ”main perempuan”. Hal ini dapat dikaitkan

dengan adanya para biduan yang merangkap jadi wanita panggilan ketika dia sedang

tidak memiliki job tampil bersama grup keyboard. Disamping menjadi biduan banyak

para perempuan ini yang bekerja di kafe-kafe yang menyediakan layanan ”plus-plus”.

Berbagai macam hal akan terjadi, seperti pelanggaran terhadap norma-norma

sosial, norma-norma agama. Dalam masyarakat dan agama diajarkan sopan santun

dan bagaimana memperlakukan seseorang didepan umum, namun dalam pertunjukan

keyboard erotis semua itu dilanggar. Pelanggaran terhadap norma-norma sosial dalam

masyarakat pada akhirnya akan menimbulkan suatu perilaku menyimpang (deviance).

Perilaku menyimpang bisa saja terjadi ketika dalam proses sosialisasi, seorang

mengambil peran yang salah dari generalized ather atau meniru perilaku yang salah.

Dalam pertunjukan keyboard erotis juga sudah melanggar KUHP tentang

kejahatan terhadap kesopanan. Yaitu pasal 281 dan 282 ayat 1 dan 2, berkaitan

dengan mempertontonkan bagian tubuh sensitif di depan umum. Pelanggaran ini

dapat diganjar dengan hukuman paling lama 2 tahun 8 bulan dan 1 tahun penjara 34.

34
Pasal 281 ayat 1 bunyinya barang siapa sengaja merusak kesopanan di muka umum atau barang
siapa merusak kesopanan di muka orang lain yang hadir tidak dengan kemauan sendiri, barang siapa
menyiarkan atau mempertontonkan dengan berterang-terangan sesuatu tulisan yang diketahui isinya,
atau gambar, atau barang yang dikenalnya yang melanggar perasaaan kesopanan maupun membuat,
membawa masuk, mengirim langsung, membawa ke luar atau menyediakan tulisan-tulisan, gambar
atau barang itu untuk disiarkan, dipertontonkan atau ditampilkan sehingga kelihatan oleh orang banyak
ataupun dengan berterang-terangan diminta atau menjadikan bahwa tulisan, gambar atau barang itu
boleh dapat dihukum penjara paling lama satu tahun empat bulan atau denda sebanyak-banyaknya
empat puluh lima ribu rupiah. Pasal 282 Ayat 1 bunyinya barang siapa menyiarkan atau
mempertontonkan atau menampilkan dengan terang-terangan suatu tulisan gambar atau barang yang
melanggar perasaan kesopanan, maupun membawa masuk, mengirimkan, atau ke luar atau menjadikan
surat, gambar atau barang itu untuk disiarkan, dipertontonkan atau ditampilkan, sehingga kelihatan
oleh orang banyak, ataupun dengan berterang-terangan atau menyiarkan suatu tulisan, gambar atau
barang, menawarkandengan tidak diminta atau mengajukan, bahwa tulisan, gamabar atau barang itu

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

ANALISIS PERTUNJUKAN KEYBOARD EROTIS

DAN ANALISIS TEKS LAGU-LAGU YANG DIBAWAKAN

4.1 Analisis Pertunjukan Keyboard Erotis

Untuk menganalisis pertunjukan penulis lebih berpedoman kepada cara

pandang masyarakat pendukung kebudayaan itu. Analisis ini dikenal dengan analisis

emik yang artinya penggambaran suatu peristiwa pertunjukan menurut cara pandang

masyarakatnya dengan memakai peristilahan masyarakat itu sendiri. (Adrienne L.

Keapler,1991). Pertunjukan keyboard erotis biasanya dimulai pada pukul 20.00 WIB,

baik ada atau tidak penonton, dan waktu berakhirnya disesuikan dengan kesepakatan

yang berikutnya akan dibuat antara pembuat hajatan dengan pimpinan grup keyboard.

Dari segi waktu, biasanya pertunjukan keyboard erotis terdiri dari tiga bagian.

1) Awal pertunjukan dimulai yaitu pukul 20.00 WIB.

2) Waktu pertengahan, yaitu mulai pukul 22.30 WIB.

3) Pertunjukan puncak, dimulai dari pukul 23.30 sampai selesai.

Namun untuk lebih detailnya ada dua jenis penyajian berdasarkan waktu yaitu

versi panjang dan versi pendek. Versi panjang artinya, pertunjukan keyboard bisa

berlangsung sampai lama dengan adanya waktu istirahat pertengahan dan selesai bisa

boleh didapat, dihukum penjara paling lama sembilan bulan penjara atau denda sebanyak-banyaknya
empat puluh lima ribu rupiah, jika ia ada alasan sungguh-sungguh tidak menduga bahwa tuisan,
gambar atau barang itu melanggar kesopanan. Pasal 282 ayat 2 bunyinya, jika melakukan kejahatan
yang diterangkan di ayat 1 dijadikan pencaharian atau kebiasaan oleh tersangka, dapat dijatuhkan
hukuman penjara selama dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya tujuh puluh lima
ribu rupiah.

Universitas Sumatera Utara


sampai subuh. Sedangkan versi pendek yaitu pertunjukan keyboard erotis yang

berlangsung hingga tengah malam saja tanpa adanya waktu istirhat pertengahan.

Bagan Urutan Pertrunjukan Keyboard Erotis

Versi I (Panjang)

Pukul 8.00 WIB Ditonton oleh semua


Biduan tampil biasa Pertunjukan dimulai kalangan

Biduan mulai Pukul 22.30-23.30


memancing reaksi WIB Pertunjukan Penonton sudah lebih
penonton dengan mulai panas dominan laki-laki
gerakan erotis dewasa

Para biduan istirahat Penonton laki-laki


makan dan minum di Pukul 00.00 WIB dewasa menunggu di
rumah pembuat istirahat sekitar panggung
hajatan

Biduan tampil dengan Pukul 01.00 WIB –


gerakan-gerakan yang selesai, pertunjukan
lebih erotis, kalimat- keyboard erotis. Penonton laki-laki
kalimat nakal dan Diakhiri lagu Gelang dewasa yang
berani sipaku gelang mendominasi dengan
mempertontonkan kekuasaan dan
bagian-bagian tubuh kekayaannya
sensitifnya

Universitas Sumatera Utara


Bagan Urutan Pertunjukan Keyboard Erotis

Versi II (Pendek)

Pukul 8.00 WIB Ditonton oleh semua


Biduan tampil biasa Pertunjukan dimulai kalangan

Biduan mulai Pukul 22.30-23.00 Penonton masih dari


memancing reaksi WIB Pertunjukan semua kalangan, kaum
penonton dengan mulai panas laki-laki mulai datang
gerakan erotis ke panggung

Para biduan membuat Pukul 23.00 WIB.


gerakan-gerakan ingin Pertunjukan erotis Penonton laki-laki
mempertontonkan sesekali dewasa mulai
bagian tubuh mendominasi
sensitifnya

Biduan tampil dengan Pukul 01.00 WIB –


gerakan-gerakan yang selesai, pertunjukan
lebih erotis, kalimat- keyboard erotis. Penonton laki-laki
kalimat nakal dan Diakhiri lagu Gelang dewasa yang
berani sipaku gelang mendominasi dengan
mempertontonkan kekuasaan dan
bagian-bagian tubuh kekayaannya
sensitifnya

Universitas Sumatera Utara


4.2 Analisis teks Lagu-lagu Yang dibawakan Dalam Pertunjukan Keyboard

Erotis

Berkaitan dengan nyanyian atau lagu, dikatakan bahwa dalam aspek nyanyian

terdapat dua unsur pokok yang dominan yaitu teks (lirik) dan melodi (lagu). Dalam

kaitannya dengan teks (lirik) dan lagu adalah hal yang pokok dan dominan. Teks

sebagai peristiwa linguistik mempunyai hubungan yang erat dengan meodi musik dan

masalah isi yang diungkapkan oleh teks tersebut. Teks sebagai ungkapan tingkah laku

literer tentu saja dapat dianalisis dari segi struktur maupun dengan isinya. Akan

tetapi, bahasa teks lagu cenderung mempunyai perbedaan sifat dengan ungkapan

harian dan kadang-kadang teks tersebut merupakan bahasa “rahasia” yang hanya

diketahui oleh kelompok masyarakat tertentu saja, sehingga pengungkapan tentang

tingkah laku ideal dan nyata seringkali diungkapkan melalui teks nyanyian, dan pada

akhirnya teks seperti ini dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai

kemasyarakatan dan sebagai cara untuk membudayakan generasi muda. Proses

penciptaan teks itu sendiri dapat dilakukan secara spontan dan improvisatif, baik

dengan gaya silabic maupun dengan gaya melismatic (Alan P. Merriam, 1964, 16).

Para biduan di atas panggung cenderung menggunakan improvisasi terhadap

teks-teks lagu yang sudah ada dengan kalimat-kalimat lain yang dianggap relevan

dengan keadaan yang berlangsung dan juga untuk mencapai tujuan biduan yang

tampil. Penggantian teks-teks nyanyian yang sudah ada itu dibuat oleh biduan pada

saat ada kejadian-kejadian tertentu, seperti adanya apresiasi yang sangat besar

terhadap penampilan yang dibuat biduan di atas panggung. Biasanya isi teks yang

kebanyakan dimunculkan adalah kebanyakan rayuan manis kepada penonton. Ada

Universitas Sumatera Utara


juga saatnya para biduan menggunakan teks lagu untuk menyindir para penonton

yang sudah mulai tidak tertib. Ada juga teks lagu digunakan untuk meyindir dan

menggoda penonton agar mau mengikuti kemauan biduan yang tampil.

Teks-teks nyanyian yang disajikan secara utuh akan terasa biasa baik oleh

para penonton maupun biduan itu sendiri. Oleh karena itu, para biduan akan berusaha

semaksimal mungkin untuk menarik perhatian para penonton dengan berbagai cara.

Biasanya teks lagu utuh tidak akan menjadi menarik lagi bagi para penonton, apalagi

pada saat waktu pertunjukan panas sudah mulai. Maka menjadi kebijakan sang

biduan untuk membuat suasana menjadi semakin panas. Disamping goyangan dan

aksi-aksi erotis yang disajikan, teks-teks nyanyian sepertinya menjadi alternative lain

yang begitu berpotensi untuk menarik perhatian dan juga simpatik dari para

penonton.

4.2.1 Analisis Teks Lagu Yang Sering Dibawakan

Berikut akan dicantumkan beberapa teks lagu yang sering dibawakan oleh

biduan ketika tampil. Teks lagu ini dipilih karena lagu ini sangat sering dibawakan,

bisa hingga dua atau tiga kali diulang dalam satu malam pertunjukan. Lagi pula lagu

ini dipilih karena lagu ini sangat populer di kalangan masyarakat penikmat keyboard

erotis maupun kalangan umum.

Kucing Garong
Trio Macan Cipt : Usin Indra

Kelakuan sikucing garong


Ora kena ndeleng sing mlesnong
Main sikat main embat
Apa sing liwat

Universitas Sumatera Utara


Kelakuan sikucing garong
Selalu ngulati sasaran
Asal ndeleng pepesan
Wajah bringasan

Iku contoe wang lanang


Sing sifate kaya kucing garong
Awas kudu ngati-ati
Yen kucing garong lagi beraksi

Sing dadi modal andalan


Kucing edenge duit atusan
Yen bli kuat nahan iman
Bisa-bisa jadi brantakan

Putri Panggung
Uut Permatasari Cipt : Yogi/ H Ukat. S

Saya siputri siputri sinden panggung


Datang kemari menurut panggilan kang mas

Panggung ke panggung saya sering bergoyang


Suka dan duka terkadang saya rasakan

Dari malam sampai pagi kulakonkan


Apalagi ada mas Joko tersayang
Rasa capekjadi hilang semuanya karna kang mas
Mata ngantuk hari gelap jadi terang
Karna kang mas tak putus diri bersama
Pesan cinta pesan sayang
Tuk diri saya seorang

Saya sipurti siputri sinden panggung


Datang ke mari menurut panggilan kang mas

Ola ole la, ola ole la, ola ole la, ola ole la,ola ole la, ola ole la, ola ole la, ola ole la.

Pak lurah tamu kehormatan


Bang mandor tamu istimewa
Penonton saya suka anda
Mas Joko tamu hati saya

Ola ole la, ola ole la, ola ole la, ola ole la.

Universitas Sumatera Utara


Pak lurah lurah salam hormat saya
Bang mandor salam thank you saya
Penonton salam cinta saya
Mas Joko salam sayang saya

Ketika pertunjukan berlangsung, para biduan sering sekali berimprovisasi

dengan teks-teks lagu yang dibawakan. Seperti pada potongan-potongan teks lagu

Kucing Garong berikut :

Iku contoe wang lanang

dapat dinyanyikan dengan iku contoe si abang ini dimaksudkan agar apa yang

dikatakan biduan benar-benar ada di tempat kejadian itu, artinya ada tokoh yang ingin

dimunculkan. Itu dilakukan oleh biduan dengan cara menunjuk beberapa orang yang

sedang mendapatkan perhatian dari biduan.

Sing sifate kaya kucing garong

Dapat dinyanyikan menjadi yang sifatnya kayak kucing garong ketika mendengar

kata kucing garong, para penonton sepertinya merasa bangga. Penonton pada saat itu

akan melepas semua predikat yang ada pada dirinya selama ini dan menjadi seorang

laki-laki yang ingin menunjukkan sifat seorang yang haus akan perempuan.

Awas kudu ngati-ati Yen kucing garong lagi beraksi

Dinyanyikan Aku harus hati-hati, Ini saatnya kucing garong beraksi ini dilakukan

agasr biduan dianggap seperti jinak-jinak merpati. Hal ini akan membuat penonton

makin penasaran. Tetapi biduan seakan mempersilahkan kepada penonton untuk

melakukan keingingnnya.

Universitas Sumatera Utara


Putri panggung

Saya siputri siputri sinden panggung

Dinyanyikan Saya si Yuni (sesuai nama biduan yang tampil), hal ini dilakukan untuk

mempromosikan diri bagi biduan yang tampil dengan segala kelebihan yang

dimilikinya.

Datang kemari menurut panggilan kang mas

Dinyanyikan Datang kemari untuk memuaskan anda, ini dikatakan untuk

meyakinkan kepada para penonton bahwa dia akan memberikan kepuasan dan pasti

tidak akan kecewa.

Pak lurah tamu kehormatan


Bang mandor tamu istimewa
Penonton saya suka anda
Mas Joko tamu hati saya

Pak lurah lurah salam hormat saya


Bang mandor salam thank you saya
Penonton salam cinta saya
Mas Joko salam sayang saya

Setiap nama orang ataupun tokoh yang ada dalam setiap teks lagu itu akan

diganti dengan nama-nama tokoh yang ada di tempat pertunjukan keyboard itu

tampil. Seperti Pak lurah diganti dengan nama tokoh yang begitu berpengaruh

ditempat itu, seperti para mafia-mafia sawit, Pemuda setempat, pihak keamanan dan

juga orang-orang yang dianggap berduit. Setiap penggantian nama yang terdapat pada

teks lagu disesuaikan dengan nama-nama atau tokoh yang dianggap mampu

mempengaruhi suasana dan keinginan si biduan. Teks lagu di atas dapat saja berubah

menjadi :

Universitas Sumatera Utara


Bang kamal tamu kehormatan bang Kamal salam tangan saya
Bang Gondrong tamu istimewa bang Gondrong salam hangat saya
Penonton mana sawerannya penonton tolong pegang saya
Mas Iwan tamu hati saya mas Iwan ini diri saya

Setiap teks lagu yang diganti selalu mempunyai tujuan. Tujuannya bisa

beragam, mulai dari ingin mencari perhatian tokoh-tokoh yang berpengaruh sehingga

mau meberikan saweran, membuat orang-orang lebih semangat mengikuti

pertunjukan, dan juga mencari perhatian dari seseorang yang benar-benar menarik

perhatian si biduan (masalah perasaan). Penggantian teks lagu juga dapat

dimanfaatkan oleh seorang biduan untuk meredam suasana apabila terjadi keributan.

Contohnya apabila terjadi sedikit keributan dan berhasil ditenangkan oleh penonton

sendiri, biduan akan mencari tahu nama atau ciri-ciri orang-orang yang terlibat dalam

keributan tadi. Setelah mengetahui nama atau ciri-ciri orang-orang tadi maka biduan

akan membuatkan teks lagu bagi orang-orang tersebut dengan tujuan memuji atau

mengangkat semangat orang-orang yang terlibat keributan tadi. Contohnya : bang

Anto, bang Gondrong paling ganteng, paling baik, saya suka kang mas, pokoknya

kalimat-kalimat yang membuat suasanya kembali tenang.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 7.

Perubahan teks lagu yang sering diimprovisasi

Teks lagu asli Teks lagu yang sudah diimprovisasi

Kucing Garong Kucing Garong


Trio Macan Cipt : Usin Indra

Kelakuan sikucing garong Kelakuan sikusing garong


Ora kena ndeleng sing mlesnong Ora kena ndeleng sing mlesnong
Main sikat main embat Main sikat main embat
Apa sing liwat Apa sing liwat

Kelakuan sikucing garong Kelakuan sikucing garong


Selalu ngulati sasaran Selalu ngulati sasaran
Asal ndeleng pepesan Asal ndeleng pepesan
Wajah bringasan Wajah bringasan

Iku contoe wang lanang Iku contoe si abang


Sing sifate kaya kucing garong Sing sifate kaya kucing garong
Awas kudu ngati-ati Aku harus hati-hati
Yen kucing garong lagi beraksi Yen kucing garong lagi berak

Sing dadi modal andalan Sing dadi modal andalan


Kucing edenge duit atusan Kucing edenge duit atusan
Yen bli kuat nahan iman Yen bli kuat nahan iman
Bisa-bisa jadi brantakan Bisa-bisa jadi brantakan

Putri Panggung Putri Panggung


Uut Permatasari Cipt : Yogi/ H
Ukat. S

Saya siputri siputri sinden panggung Saya siYuni siYuni sinden panggung
Datang kemari menurut panggilan kang Datang kemari untuk memuaskan anda
mas

Panggung ke panggung saya sering Panggung ke panggung saya sering


bergoyang bergoyang
Suka dan duka terkadang saya rasakan Suka dan duka terkadang saya rasakan

Dari malam sampai pagi kulakonkan Dari malam sampai pagi kulakonkan
Apalagi ada mas Joko tersayang Apalagi ada mas Joko tersayang

Universitas Sumatera Utara


Rasa capekjadi hilang semuanya karna Rasa capekjadi hilang semuanya karna
kang mas kang mas
Mata ngantuk hari gelap jadi terang Mata ngantuk hari gelap jadi terang
Karna kang mas tak putus diri bersama Karna kang mas tak putus diri bersama
Pesan cinta pesan sayang Pesan cinta pesan sayang
Tuk diri saya seorang Tuk diri saya seorang

Saya sipurti siputri sinden panggung Saya sipurti siputri sinden panggung
Datang ke mari menurut panggilan kang Datang ke mari menurut panggilan kang
mas mas

Ola ole la, ola ole la, ola ole la, ola ole Ola ole la, ola ole la, ola ole la, ola ole
la,ola ole la, ola ole la, ola ole la, ola ole la,ola ole la, ola ole la, ola ole la, ola ole
la. la.

Pak lurah tamu kehormatan Bang Kamal tamu kehormatan


Bang mandor tamu istimewa Bang Gondrongr tamu istimewa
Penonton saya suka anda Penonton mana sawerannya
Mas Joko tamu hati saya Mas Iwan tamu hati saya

Ola ole la, ola ole la, ola ole la, ola ole Ola ole la, ola ole la, ola ole la, ola ole
la. la.

Pak lurah lurah salam hormat saya Bang Kamal salam hormat saya
Bang mandor salam thank you saya Bang Gondrong salam thank you saya
Penonton salam cinta saya Penonton tolong pegang saya
Mas Joko salam sayang saya Mas Iwan ini diri saya

4.2.2 Lampiran Melodi Musik Yang Sering Muncul

Berikut akan dicantumkan melodi-melodi musik yang sering muncul untuk

mengiringi pertunjukan keyboard erotis.

Universitas Sumatera Utara


Melodi lagu gelang sipaku gelang selalu dimainkan setiapkali akan

mengakhiri pertunjukan. Apabila lagu ini dimainkan, semua para penonton akan tahu

bahwa pertunjukan akan berakhir. Hal ini dapat kita lihat ketika melodi lagu gelang

sipaku gelang dimainkan, banyak penonton yang segera beranjak meninggalkan

tempat pertunjukan dan segera pulang. Musik ini disajikan tanpa vokal, biasanya

hanya diaminkan hingga dua kali pengulangan dan segera berakhir, setelah itu para

rodes segera membereskan semua peralatan.

Universitas Sumatera Utara


Melodi lagu kucing garong merupakan melodi lagu yang paling sering

muncul. Baik itu untuk mengiringi lagu kucing garong itu, maupun ada lagu-lagu lain

yang memasukkan melodi kucing garong ini kedalam bagian musiknya, seperti pada

saat interlude yang panjang maupun intro lagu. Melodi lagu ini sering dipakai karena

melodi ini sangat dikenal oleh para penonton dan banyak penonton yang sangat

menyukainya. Sehingga pada saat melodi ini dimainkan akan banyak respon dari

penonton terhadap biduan yang sedang tampil di panggung.

Putri Panggung

Lagu putri panggung ini adalah salah satu lagu yang sering dibawakan oleh

biduan ketika pertunjukan keyboard erotis berlangsung. Ada banyak lagu-lagu yang

paling sering dibawakan dalam pertunjukan keyboard erotis, diantaranya Goyang

dombret, madu, serta lagu-lagu pop Indonesia yang dibawakan secara dangdut.

Namun, dalam lagu ini para biduan paling banyak berimprovisasi dengan teks-teks

lagunya. Dalam lagu ini paling banyak disebutkan nama-nama tokoh yang

mempengaruhi keberlangsungan pertunjukan dalam satu malam itu.

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dibuat berdasarkan pokok-pokok permasalahan yang sudah

dibuat pada bab 1. Penulis akan membuat kesimpulan berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilakukan penulis di lapangan dan juga hasil analisis di laboratorium.

Adapun hasil-hasil kesimpulan dari penulisan skripsi ini adalah :

Dengan banyaknya persaingan yang muncul antara grup-grup keyboard maka

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi munculnya grup keyboard erotis.

Hal ini muncul karena ingin mendapatkan job tampil sebanyak-banyaknya sehingga

akan menguntungkan pengusaha dan semua anggota yang tergabung dalam grup

keyboard itu semua. Faktor lain yang mempengaruhi munculnya grup keyboard erotis

di Kabupaten Asahan adalah pengaruh munculnya grup-grup keyboard erotis dari luar

Kabupaten Asahan diantaranya dari Sei Rampah dan Perbaungan. Dengan adanya

beberapa grup keyboard erotis yang muncul di Kabupaten Asahan secara langsung

diketahui oleh hampir semua masyarakat yang tinggal di Kabupaten Asahan termasuk

Kecamatan BP Mandoge, sehingga masyarakat di Kecmatan BP Mandoge-pun ingin

ikut menyaksikannya secara langsung.

Pertunjukan keyboard erotis adalah pertunjukan yang banyak ditentang,

karena dianggap tabu dan juga melanggar hukum, norma-norma sosial masyarakat

setempat dan juga KUHP. Tetapi pertunjukan ini sempat eksis di Kecamatan BP

Mandoge, dan sekarang masih ada tetapi keberadaannya masih susah ditebak. Artinya

Universitas Sumatera Utara


tidak di semua tempat bisa melakukan pertunjukan keyboard erotis, hanya tempat-

tempat yang terpencil saja dan daerah yang sudah tidak terjangkau oleh aparat

Kepolisian dan juga daerah yang relatif “aman”. Ada beberapa faktor yang membuat

pertunjukan ini bisa diterima di Kecamatan BP Mandoge ini. Diantaranya, pada

hakikatnya Kecamatan BP Mandoge banyak kaum laki-laki (baik itu laki-laki dewasa,

anak lajang dan remaja) yang begitu suka dengan pertunjukan-pertunjukan erotis.

Tidak bisa dipungkiri pada jaman sekarang ini kaum laki-laki masih mempunyai

“power” untuk melakukan kehendaknya. Faktor geografis juga sangat mempengaruhi

diterimanya pertunjukan keyboard erotis di Kecamatan BP Mandoge. Karena jauhnya

wilayah perkotaan dari tiap desa-desa dan juga masih buruknya jalan serta minimnya

transportasi umum, sehingga masyarakat cenderung sulit untuk mencari hiburan yang

sifatnya live. Hal ini menyebabkan masyarakat haus akan hiburan, maka keyboard

erotis-pun yang muncul tetap masih bisa diterima. Keadaan ekonomi yang sudah

mencukupi dianggap sangat mempengaruhi minat masyarakat. Kaum laki-laki muda

umumnya banyak yang sudah bekerja, baik tidak tetap maupun tetap. Banyak diantara

laki-laki ini yang bekerja pada agen-agen sawit dan mafia-mafia sawit. Umumnya

para orang ini akan mudah mendapatkan uang, dan begitu juga untuk

menghabiskannya. Faktor masyarakat yang sudah bercampur-baur dalam satu

wilayah juga ikut mempengaruhi. Banyaknya masyarakat perantau yang masuk ke

daerah Kecamatan BP Mandoge secara langsung mempengaruhi struktur kebudayaan

masyarakat yang lebih dahulu tinggal. Di antaranya dengan terjadinya perkawinan

antar suku, perkawinan antar beda agama (salah satu pindah agama) sehingga banyak

di antara masyarakat yang makin kurang peduli dengan adat-istiadat masyarakat awal

Universitas Sumatera Utara


setempat. Proses labeling, atau pemberian cap kepada salah satu grup keyboard

(dalam hal ini grup Riny Jaya) merupakan faktor yang mempengaruhi eksisnya

pertunjukan keyboard erotis di Kecamatan BP Mandoge. Predikat yang sudah

diberikan kepada grup Riny Jaya sebagai grup keyboard erotis juga didukung oleh

banyak masyarakat di Kecamatan BP Mandoge. Hal ini dapat dibuktikan dengan cara

menanya tanggapan masyarakat dan apa yang diketahuinya tentang Riny Jaya?

Pertunjukan biasanya dimulai dari pukul 8.00 WIB berlangsung hingga

sampai subuh apabila berjalan lancar, namun tidak selamanya akan berlangsung

sampai subuh. Apabila tidak terjadi kesepakatan, adanya jadwal grup keyboard tampil

keesokan harinya di tempat lain, maupun adanya faktor lain yang harus dihadapi,

pertunjukan keyboard erotis dapat saja berakhir lebih cepat seperti hingga pukul

01.00 WIB. Berbagai fenonena banyak terjadi ketika pertunjukan keyboard erotis

berlangsung. Pertunjukan keyboard erotis sangat dipengaruhi oleh peran biduan yang

tampil. Karena suasana erotis itu hanya bisa dimunculkan oleh seorang biduan ketika

pertunjukan itu berlangsung. Biduan yang tampil dengan nyanyian, goyangan yang

berupa gerakan-gerakan erotis dan juga kalimat-kalimat yang diucapkan oleh biduan

mampu membuat suasana menjadi erotis. Biduan dapat saja menari dengan gerakan-

gerakan yang tidak wajar dalam bernyanyi yang dikenal dengan goyangan panas.

Biduan juga mau membuka pakaiannya, baik pakaian atas, bawah dan atas bawah

sekaligus guna menunjukkkan bagian tubuh sensitifnya kepada penonton. Biduan

juga dapat menggunakan kalimat-kalimat sindiran dan pujian untuk mengendalikan

suasana dan emosi para penonton. Dengan melakukan hal-hal sesperti di atas, biduan

dapat menerima banyak saweran dan pujian dari para penonton. Untuk melakukan

Universitas Sumatera Utara


semua itu dibutuhkan keberanian ekstra dan juga stamina yang bagus. Maka sering

sekali para biduan sebelum tampil selalu mengkonsumsi minuman keras, minuman

penambah energi dan merokok untuk menambah kepercayaan diri. Uang dan

popularitas adalah tujuan utama biduan, sedangkan laki-laki memanfaatkan

pertunjukan keyboard erotis ini sebagai ajang pamer harta, prestise dan kekuasaan.

Perilaku biduan di atas panggung, yang mencakup gerakan-gerakan yang

dibuatnya, kata-kata yang diucapkannya dan juga teks lagu-lagu yang diimprovisasi

yang semuanya diiringi musik, dapat mempengaruhi penonton hingga terbawa dalam

suasana erotis. Namun hal ini harus didukung oleh tempat pelaksanaan pertunjukan

yang lemah terhadap pengawasan hiburan-hiburan rakyat dan juga tidak adanya

masyarakat yang dominan.

5.2 Saran

Sebagai saran dari penulis terhadap pertunjukan ini adalah, agar para

pengusaha grup keyboard senantiasa mengawasi dan memanajemen pertunjukan agar

lebih terkontrol dan tidak mengarah kepada hal-hal yang melanggar kesopanan di

depan umum. Apabila ingin memenangkan persaingan dan jadwal penampilan grup

keyboard agar lebih memperhatikan aspek-aspek yang lebih kepada perbaikan

fasilitas, seperti alat-alat yang dibutuhkan dalam pertunjukan, lebih memperhatikan

kualitas anggota yang ada, seperti pemain keyboard dan juga biduan yang ada.

Kepada aparat keamanan dan perangkat pemerintahan agar lebih mengawasi

setiap perkembangan kesenian yang ada di daerahnya masing-masing.

Universitas Sumatera Utara


Daftar Pustaka

Depdikbud
2005 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
Dermawan, P.B.P
2003 Analisis Pertunjukan Musik Keyboard Dalam Upacara
Perkawinan Adat Batak Toba Di Desa Pematang Bandar
Kabupaten Simalungun (Studi Kasus Artha Musik Keyboard),
Skripsi Sarjana Jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Fathomi, Abdul Rahmat
2006 Antropologi Sosial Budaya, Suatu Pengantar, Rineka Cipta :
Jakarta.
Hasibuan, Alihotman
2007 Laporan Bulanan Camat BP Mandoge, BP Mandoge, Asahan.
Heryawati, Yanti
2004 Citra Penari Perempuan, Pikiran rakyat : Jakarta.
Heryawati, Yanti
2004 Dogger Dan Ronggeng Perbedaan Dalam Sejenis,Pikiran
Rakyat, Jakarta.
Ihromi, T.O
2005 Pokok-pokok Antropologi Budaya, Kerabat Dan Bukan
Kerabat, Yayasan Obor Indonesia : Jakarta.
Koentjaraningrat
1981 Pengantar Antropologi, Jakarta : Balai Pustaka
Kusumastuti, Nungki
2003 Erotis Bukan pantangan, www.kompascybermedia.com :
Jakarta

Universitas Sumatera Utara


Marlina, Murni E
2000 Studi Deskriptif Pertunjukan Keyboard Nian Entertainment
Dalam Pesta Pernikahan Dalam Kebudayaan Masyarakat
Jawa di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang, Medan : Skripsi Sarjana Jurusan
Etnomusikologi Fakultas Sastra USU.
Maryati, Kun
2004 Sosiologi SMA Untuk Kelas X, Esis : Jakarta.
Murgianto, Sal
1996 Cakrawala Pertunjukan Budaya Mengkaji Batas dan Arti
Pertunjukan, Jakarta : Jurnal MSPI
Mustafa, Hasan
1994 Perspektif Dalam Psikologi Sosial, : Artikel dan Materi Kuliah
Program Studi Psikologi Universitas Admajaya, Jakarta.
Naiborhu, Torang
2002 Ende-Ende Merkemenjen : Nyanyian Ratap Penyadap
kemenyan Di Hutan Rimba Pakpak Dairi Sumatera Utara,
Analisis Semiotika Teks dan Konteks, Tesis Program Studi
Pascasarja Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Nova, Tabloid
2003 Akhir Aksi Biduan Keyboard Porno, Tabloid Nova : Jakarta

Rosa Herliani, Dorothea


2001 Kolong Budaya, Patologi Seks Seni (Tradisi), Yayasan
Indonesia Tera : Magelang.
Seodarsono R.M
1999 Seni Pertunjukan Indonesia Di Era Globalisasi, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta.

Universitas Sumatera Utara


Soekanto, Soerjono
1982 Sosiologi Suatu pengantar, Rajawali Pers : Jakarta.

Soesilo, R
1994 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar-
Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, Politeia, Bogor.
Takari, M
2001 Selonding, Alkulturasi Kebudayaan Musikal Dalam Seni
Pertunjukan Musik Dangdut, Jurnal MSPI, : Yogyakarta.
Thomas, Linda dan Wareig, Shan
2005 Bahasa, Masyarakat dan Kekuasaan, Pustaka pelajar : Malang.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR INFORMAN

Nama : Wennie

Usia : 25 tahun

Pekerjaan : Seniman (Pemain keyboard)

Alamat : Emplasmen PTPN III, Sei Dadap (Kisaran)

Nama : Bembeng

Usia : 27 tahun

Pekerjaan : Seniman (pemain keyboard)

Alamat : Emplasmen PTPN III, Sei Dadap (Kisaran)

Nama : Meta

Usia : 24 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta (biduan)

Alamat : Afdeling VII PTPN IV Sei Kopas, BP Mandoge.

Nama : Yuni

Usia : 23 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta (biduan)

Alamat : Desa Somba Huta Kecamatan Buntu Pane.

Universitas Sumatera Utara


Nama : Mariny

Usia : 31 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta (pengusaha grup keyboard Riny Jaya)

Alamat : Desa Somba Huta Kecamatan Buntu Pane,

Nama : Manimbul Sirait

Usia : 37 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta (pengusaha grup keyboard, Lavendos)

Alamat : Jl. F.L Tobing No.113A. Kisaran

Nama : Sarum Manurung

Usia : 52 tahun

Pekerjaan : Sopir (tokoh masyarakat)

Alamat : Desa BP Mandoge

Nama : Em Haris Sitorus

Usia : 42 tahun

Pekerjaan : Petani (Kepala Desa Silau Jawa)

Alamat : Desa Silau Jawa Kecamatan BP Mandoge

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1

Penampilan grup Riny Jaya

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2

Aksi biduan mengambil saweran dari penonton

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

Aksi biduan menggoda penonton

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai