Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ANALISIS POLA PERUBAHAN

SOSIAL

DISUSUN OLEH :

1. Asterina Nur Imania (165120301111052)


2. Ulvas Sakinah 165120307111001
3. Oka Mahendra 165120307111043
4. M. Fauzan Wijaya Putra 165120300111012
5. Nella Febiola 165120301111055

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018
Drama Korea dalam Satu Dekade
13 Januari 2019 15:03 Diperbarui: 18 Januari 2019 22:04

Hallyu atau Korean Wave adalah fenomena menyebarnya budaya pop Korea ke seluruh dunia
lantaran pengaruh K-Drama dan K-Pop. Berbondong-bondong orang kemudian tertarik
menyentuh sendi-sendi lain dari budaya negara ini seperti bahasa, film, kuliner, produk elektronik,
dan fashion style.

Tak ayal Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Cho Tai-young dalam Kompas.com (2017)
menyebutkan ada peningkatan sebesar 50% kunjungan turis Indonesia ke Korea Selatan selama
2014-2016.

Korean Wave di Indonesia bermula dari penayangan drama Autumn In My Heart oleh salah satu
televisi swasta nasional pada awal 2000an, diikuti drama-drama fenomenal lain seperti Winter
Sonata, Full House, dan Princess Hours. Lantas, mengapa drama Korea begitu digemari?

Dalam sebuah drama Korea, pasti memiliki tema dan setting yang jelas dan konsisten. Entah drama
itu mengisahkan tentang kehidupan guru dan siswa-siswanya di sekolah, romansa mahasiswa
jurusan musik, polemik yang terjadi dalam latar profesi tertentu seperti dokter, polisi, pengacara,
jaksa, reporter, selebriti, atau hubungan antara bos dan anak-anak buah di sebuah perusahaan
furnitur.

Adapun drama dengan latar belakang stigma sosial seperti operasi plastik, kemiskinan, korupsi,
dan nepotisme. Tema dan setting tersebut dikemas dalam cerita yang saling berkesinambungan
dan alur yang jelas dari awal episode hingga tamat.

Pengemasan demikian didukung dengan jumlah episode drama yang relatif sedikit, rata-rata enam
belas. Kecuali drama-drama bertema keluarga, lima puluh hingga ratusan episode. Jumlah episode
yang sedikit membuat penonton tidak bosan karena cerita padat, juga jadi punya kesempatan untuk
menonton drama-drama lainnya.
Drama Korea digemari karena ketampanan dan kecantikan aktor dan aktris pemeran. Mereka
menjadi model kecantikan dan ketampanan yang ideal dalam persepsi penonton. Setahu saya pun,
saat ini wanita-wanita Indonesia tengah menggandrungi make up ala Korea yang konon tampak
lebih natural dan mencerahkan wajah.

Satu hal lain yang tak kalah esensial adalah soundtrack. Setiap produksi drama Korea pasti akan
menyuguhkan lagu-lagu soundtrack mereka sendiri. Lirik dan irama lagu menyentuh dan easy
listening.

Drama Korea dalam satu dekade ini, 2008-2018, berhasil menunjukkan eksistensi dan
konsistensinya dalam menghibur para pecinta Korea, bahkan merambah penggemar lebih banyak.
Mengangkat nama-nama talenta berkualitas seperti YoonA, Jang Geun Suk, Lee Min Ho, Ha Ji-
won, Yoon Eun Hye, Moon Geun Young, Chun Jung-myung, Joo Won, Hyun Bin, Lee Seung Gi,
Kim Hyun Jung, Choi Siwon, Yoo Seung-ho, Bae Suzy, IU, Park Shin Hye, Lee Sang-yoon, Lee
Bo-young, Lee Jong-suk, Kim Soo Hyun, Song Hye Kyo, Song Joong Ki, Ha Soek-jin, Yoon Doo-
joon, Im Soo-hyang, dan Cha Eun-woo.

Tema cerita semakin variatif, alur cerita dan karakter dalam film mengikuti perkembangan jaman
sehingga realistis, sinematografi dikemas semakin apik, begitu pula dengan irama dan instrumen
soundtrack yang lebih modern.

Satu hal yang paling tampak perbedaannya, drama-drama Korea saat ini lebih banyak ditayangkan
pada online streaming media. K-Lovers semakin mudah menonton drama favoritnya dimanapun
dan kapanpun, mobile streaming di smartphone atau notebook pribadi. Sudah bukan jamannya lagi
menonton tayangan drama Korea di televisi. Sebut saja Youtube, Viu, dan Netflix. Ketiga media
itu paling laris di Indonesia.
Pola Perubahan Sosial dan Reaksi Perubahan Sosial

a. Pola Perubahan Sosial

Topik artikel diatas menunjukkan adanya perubahan sosial akulturasi, dimana


perubahan yang terjadi yaitu pada budaya. Perubahan tersebut lambat laun akan diresap
dan diolah dalam kebudayaan masyarakat yang sudah ada tanpa menghilangkan unsur
kebudayaan asli dari masyarakat itu sendiri. Perubahan tersebut dirasakan karena pada
zaman sekarang banyak kalangan remaja hingga dewasa yang menggandrungi drama korea
sampai mengikuti budaya-budayanya, contoh dengan meniru bagaimana menyapa orang,
hingga cara berpakaian atau berdandan. Artinya terdapat pengadopsian terhadap atribut
kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari.
Pola perubahan sosial modernisasi juga terlihat pada artikel diatas, dengan
menyatakan bahwa masyarakat sudah dimudahkan dengan adanya online streaming, tidak
hanya mengandalkan televise untuk melihat drama korea.

b. Reaksi Perubahan Sosial


Reaksi perubahan sosial yang ditunjukkan yaitu pada ekonomi, dimana kalangan
tersebut rela mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk berlangganan channel live
streaming bahkan membeli merchandise dari drama korea hingga girl band/boy band
korea.
Selain itu, reaksi perubahan sosial yang lainnya yaitu dari budaya, dimana masyarakat
menerima adanya perubahan tersebut. Bahkan menggandrungi budaya korea untuk
dipelajari sedangkan budaya sendiri ditinggalkan.

Anda mungkin juga menyukai