Anda di halaman 1dari 112

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut KBBI sikap adalah: segala perbuatan dan tindakan yang berdasarkan

pada pendirian dan keyakinan yang dimiliki. Sikap adalah penrnyataan evaluatif terhadap

segala sesuatu, bisa berupa objek, orang atau peristiwa. Sikap mencerminkan perasaan

seseorang terhadap apa yang dia alami. Sikap dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

berarti perbuatan, perilaku, atau gerak, sedangkan dalam kamus Psikologi oleh Chaplin,

diungkapkan bahwa sikap berarti Satu predisposisi atau kecenderungan yang relative

stabil dan berlangsung terus-menerus untuk bertingkah laku atau untuk mereaksi dengan

satu cara tertentu terhadap pribadi lain, objek, lembaga, atau persoalan tertentu. Jadi,

dapat ditarik kesimpulan bahwa definisi perubahan sikap yaitu Peralihan atau pergeseran

kecenderungan untuk bertingkah laku terhadap suatu objek karena adanya suatu

perubahan dari lingkungannya.

Sikap merupakan hasil hubungan antara perangsang dan respon. Perilaku

tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.

Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan

(ketrampilan). Pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain guru, orang tua,

teman, Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat terjadi melalui keadaan

lingkungan. Menurut ensiklopedia Amerika, sikap dan Perilaku dapat diartikan sebagai

suatu aksi dimana dalam reaksi organisme terhadap lingkungan, dalam hal ini juga berarti

adanya sebuah perilaku baru yang akan terwujud bila ada sesuatu tanggapan atau

1
rangsangan dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu juga dapat menghasilkan

sebuah perilaku tertentu. Dalam hal ini dikemukakan oleh Roberts Y.Kwick (1972).

Teori perubahan sikap memberikan penjelasan bagaimana sikap seseorang

terbentuk dan bagaimana sikap itu dapat berubah melalui proses komunikasi dan

bagaimana sikap itu dapat mempengaruhi sikap tindak atau tingkah laku seseorang. Teori

perubahan sikap ini antara lain menyatakan bahwa seseorang akan mengalami

ketidaknyamanan di dalam dirinya (mental discomfort) bila ia dihadapkan pada informasi

baru atau informasi yang bertentangan dengan keyakinannya. Keadaan tidak nyaman

disebut dengan istilah disonansi, yang berasal dari kata dissonance, yang berarti

ketidakcocokan atau ketidaksesuaian sehingga disebut juga dengan teori disonansi. Orang

akan berupaya secara sadar atau tidak untuk membatasi atau mengurangi

ketidaknyamanan ini melalui tiga proses selektif, yaitu penerimaan informasi selektif,

ingatan selektif, dan persepsi selektif.

Pada film “Bumi Manusia”, semua tokoh utamanya diperankan oleh para

aktor dan aktris yang berpengalaman dalam bidang per-filman. Begitu pula

dengan latar belakang yang sangat berbeda dengan film-film lainnya. Apabila

pada film-film lainya memiliki latar belakang zaman dulu atau hanya sekedar

lokasi jalanan kota dan sebagainya, maka pada film ini menggunakan lokasi di

desa yang pada waktu itu masa kolonialisme.

“Bumi manusia” mengisahkan pergolakan sosial di era Kolonialisme,

bukan sekedar pergolakan sosial, bumi manusia juga mengandung nilai

nasionalisme berbalut humanistik yang membuka pandangan sebagian besar dari

para peminat Bumi Manusia. Bumi manusia menceritakan kisah Toko Minke,

salah satu anak pribumi yang bersekolah di HBS. Kala itu, HBS merupakan

2
sekolah yang hanya menerima orang-orang keturunan Eropa. Namun, Minke

menjadi pengecualian sebab seorang anak pesohor, pandai serta piawai menulis.

Selain Minke, kisah Nyai Ontosoroh dalam Bumi Manusia. Saat itu, nyai

merupakan sebutan bagi perempuan yang tak memiliki norma kesusilaan karena

statusnya sebagai istri simpanan. Hal itu membuat Nyai Ontosoroh tak memiliki

hak asasi manusia yang pantas. Tokoh Annelies seperti ibunya Nyai Ontosoroh iya

ingin menjadi Jawa Tulen sekalipun terikat dengan status ayahnya yang berdarah Eropa.

Minke dan Annelies saling jatuh cinta. Sekalipun Sang Ibu mendukung mereka, cinta

mereka berhadapan dengan sistem sosial dan hukum kolonial. Terlebih setelah Herman

Mellema ditemukan tewas di Rumah Candu sekaligus rumah bordir milik Babah Ah

Tjong.

Film adalah dokumen sosial sebuah komunitas, film mewakili realitas

kelompok masyarakat pendukungnya baik realitas dalam bentuk imajinasi ataupun

realitas dalam arti sebenarnya, atau dengan kata lain film merupakan bagian tak

terpisahkan dari masyarakat karena film mencerminkan kehidupan masyarakat

secara nyata atau hanya imajinasi dari pengarang yang dipengaruhi kondisi sosial

budaya sekitarnya. Film juga merupakan media komunikasi dari pembuat film

dengan masyarakat.

Telah diketahui bersama bahwa dari dahulu sampai sekarang sudah banyak

karya sastra yang difilmkan. Film dapat memberikan pengalaman hidup bagi

penontonnya dan bisa memberikan tafsiran kehidupan yang lebih dalam atau

dengan kata lain menjadi jawaban atas pertanyaan yang dicari selain sebagai

sarana hiburan, film juga bermanfaat sebagai media pembelajaran. Film dianggap

sebagai pendidikan yang baik dan media yang memiliki nilai hiburan, artistik, dan

3
komunikasi. Film dibentuk atas sistem tanda yang kompleks, seperti gambar,

suara, kata-kata, musik, gedung pertunjukan, lokasi, penonton, cara membuatnya,

dan lain sebagainya. Contohnya terdapat dalam film “Bumi Manusia” yang

dibentuk dengan apa yang tertera di atas.

Film “Bumi Manusia” yang diadaptasi dari novel karya Pramoedya

Ananta Toer yang terinspirasi dari kisah awal abad ke-20. 35 Tahun pembaca

Indonesia membaca hasil karya dari warga negaranya sendiri, namun 15 judul

novel yang di terbitkan oleh Balai Pustaka tidak pernah di ulas oleh para kritikus

sastra bahkan terlalu sulit di cari di perpustakaan di Indonesia.Tahun 1920

beberapa judul novel sejarah mencapai masa subur pada tahun 1930-an yang

mengisahkan kegemilangan masa lampau untuk memberikan gambaran konkret

pada pembacanya bahwa mereka pernah berarti, pernah jaya,dan dengan demikian

memberihkan kepercayaan pada dirinya agar terlepas dari penjajahan. Sedangkan

setelah tahun 1950 novel sejarah dilarang beredar termasuk novel “Bumi

Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer padahal di belanda novel tersebut

mempunyai sudut pandang yang tersendiri bagi pembaca disana, Putu Wirya

(1984:27). Alhasil novel yang sempat dilarang oleh pemerintah pada zaman itu

memperoleh rating tinggi setelah difilmkan diera ini. Dengan demikian waktu kita

di balikkan sedemikian rupa dan hidup di era membibitnya pergerakan nasional

mula-mula, juga pertautan rasa, kegamangan jiwa, percintaan. Dan pertarungan

kekuatan anonim para srikandi yang mengawal penyemaian bangunan nasional

yang kemudian kelak melahirkan Indonesia modern. Film ‘’Bumi Manusia

sebagai periode penyemaian dan kegelisahan dimana Annelies sebagai Aktris

4
manusia yang hidup di tengah perdebatan yang menarik identitas Annelis yang di

anggap Eropa karna Ayahnya, namun berusaha hidup sebagai manusia pribumi

bersama ibunya Nyai Ontosoroh. Oleh karena itu penikmat sastra dapat

menemukan realitas kehidupan dengan segala peristiwa itu benar-benar ada dan

pernah terjadi dalam kehidupan masyarakat, dan adanya keyakinan itu peminat

sastra akan memilih dan menelaah tentang Perangai yang terkandung dalam karya

sastra tersebut. Berdasarkan unsur-unsur yang dikemukakan di atas, maka

penelitian ini di beri judul : Semiotika Perubahan Sikap Tokoh Annelies dalam

Film ‘’Bumi Manusia’’ Karya Hanung Bramantyo.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan Latar Belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka penelitian ini berfokus pada perubahan Sikap tokoh Annelies yang

tergambar dalam film “Bumi Manusia”

C. Rumusan Masalah

Agar masalah yang di bahas dapat terarah dan menuju pada suatu tujuan

yang diinginkan, maka perlu adanya perumusan masasah. Adapun perumusan

masalah dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut

1. Bagaimanakah perubahan sikap tokoh Annelies terhadap tanah

Kelahirannya Jawa dalam film “Bumi Manusia” ?

2. Bagaimanakah perubahan sikap tokoh Annelies kepada tokoh Minke

dalam film “Bumi Manusia” ?

5
3. Bagaimanakah perubahan sikap tokoh Annelies terhadap tokoh Nyai

Ontosoroh dalam film “Bumi Manusia”?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan perubahan sikap tokoh Annelies terhadap tanah

Kelahirannya Jawa dalam film “Bumi Manusia”;

2. Mendeskripsikan perubahan sikap tokoh Annelies kepada tokoh

Minke dalam film “Bumi Manusia”;

3. Mendeskripsikan perubahan sikap tokoh Annelies terhadap tokoh Nyai

Ontosoroh dalam film “Bumi Manusia”;

4. Mendeskripsikan perspektif pendidikan yang terdapat dalam film

“Bumi Manusia”;

E. Manfaat Penelitian

1. manfaat teoritis

Manfaat dari mempelajari film adalah perluasan wawasan yang terkait

dengan aspek naratif film (seni bercerita secara audio visual) serta meningkatkan

nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung dalam film (Alkatuuk,2019). Hasil

penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi kepentingan

pengajaran sastra bagi mahasiswa di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, dan bagi siswa di sekolah

6
2.Manfaat Praktis

1). Penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada usaha pemecahan

masalah, antara lain tentang pemahaman nilai dan bentuk perubahan sikap dalam

masyarakat.

2). Penelitian ini dapat memberikan pemahaman tentang perubahan sikap

pada siswa di sekolah

7
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Hakikat Sikap
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sikap adalah segala perbuatan dan

tindakan yang berdasarkan pada pendirian dan keyakinan yang dimiliki. Sikap adalah

penrnyataan evaluatif terhadap segala sesuatu, bisa berupa objek, orang atau peristiwa.

Sikap mencerminkan perasaan seseorang terhadap apa yang dia alami.

1. Definisi Sikap

Sikap merupakan salah satu konsep yang menjadi perhatian utama dalam

ilmu psikologi sosial. Sikap juga merupakan proses evaluasi yang sifatnya internal

/ subjektif yang berlangsung dalam diri seseorang dan tidak dapat diamati secara

langsung, namun bisa dilihat apabila sikap tersebut sudah direalisasikan menjadi

perilaku. Oleh karena itu sikap bisa dilihat sebagai positif dan negatif. Apabila

seseorang suka terhadap suatu hal, sikapnya positif dan cenderung mendekatinya,

namun apabila seseorang tidak suka pada suatu hal sikapnya cenderung negatif

dan menjauh. Selain melalui perilaku, sikap juga dapat diketahui melalui

pengetahuan, keyakinan, dan perasaan terhadap suatu objek tertentu. Jadi, sikap

bisa diukur karena kita dapat melihat sikap seseorang dari yang sudah disebutkan

sebelumnya.

Sikap berasal dari kata “aptus” yang berarti dalam keadaan sehat dan siap

melakukan aksi / tindakan atau dapat dianalogikan dengan keadaan seorang

gladiator dalam arena laga yang siap menghadapi singa sebagai lawannya dalam

pertarungan. Secara harfiah, sikap dipandang sebagai kesiapan raga yang dapat

diamati (Sarwono, 2009). Berikut adalah beberapa definisi sikap dari para ahli:

8
1. Menurut Allport, sikap merupakan kesiapan mental, yaitu suatu proses

yang berlangsung dalam diri seseorang, bersama dengan pengalaman

individual masing-masing, mengarahkan dan menentukan respon terhadap

berbagai objek dan situasi (Sarwono, 2009).

2. Sikap merupakan reaksi evaluatif yang disukai atau tidak disukai terhadap

sesuatu atau seseorang, menunjukkan kepercayaan, perasaan, atau

kecenderungan perilaku seseorang Zanna & Rempel, 1988 (dalam

Sarwono, 2009)

3. Sikap merupakan kecenderungan psikologis yang diekspresikan dengan

mengevaluasi entitas tertentu dengan beberapa derajat kesukaan atau

ketidaksukaan (Eagly & Chaiken, 1993, dalam Sarwono, 2009)

4. Sikap merupakan evaluasi terhadap beberapa aspek perkataan sosial Baron

& Byrne, 2006 (dalam Sarwono, 2009)

5. Menurut Thurstone, Likert, dan Osgood sikap adalah suatu bentuk

evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah

perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak

mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut

(Azwar, 2012).

6. LaPierre (1934) mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku,

tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri

dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap

stimulus sosial yang telah terkondisikan (Azwar, 2012).

9
7. Secord & Backman (1964) mendefinisikan sikap sebagai keteraturan

tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi

tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya

(Azwar, 2012).

https://pengertiandanartikel.blogspot.com/2016/12/pengertian-sikap-dan-

jenis-sikap.html

Dari definisi-definisi mengenai sikap di atas dapat disimpulkan bahwa

sikap adalah suatu kecenderungan dan keyakinan seseorang terhadap suatu hal

yang bersifat mendekati (positif) atau menjauhi (negatif) ditinjau dari aspek

afektif & kognitif dan mengarahkan pada pola perilaku tertentu. Sedangkan

definisi sikap terhadap operasi peneliti simpulkan sebagai kecenderungan dan

keyakinan individu mengenai operasi yang bersifat mendekati (positif) dan

menjauhi (negatif) ditinjau dari aspek afektif dan kognitif dan mengarahkan pada

pola perilaku tertentu.

2. Komponen Sikap

Thurstone berpendapat tentang adanya komponen afektif pada sikap,

Rokeach berpendapat pada sikap adanya komponen kognitif dan konatif (Walgito,

2011). Sedangkan komponen sikap menurut Mar’at 1984 (dalam Rahayuningsih,

S. U., 2008) mencakup tiga hal yaitu:

1. Komponen kognitif berhubungan dengan belief (kepercayaan dan

keyakinan), ide, konsep. Bagian dari kognitif yaitu: persepsi, stereotype,

opini yang dimiliki individu mengenai sesuatu.

10
2. Komponen afeksi berhubungan dengan kehidupan emosional seseorang,

menyangkut perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut

masalah emosi. Afeksi merupakan komponen rasa senang atau tidak

senang pada suatu objek.

3. Komponen perilaku / konatif merupakan komponen yang berhubungan

dengan kecenderungan seseorang untuk berperilaku terhadap objek

sikap.https://pengertiandanartikel.blogspot.com/2016/12/pengertian-sikap-

dan-jenis-sikap.html

3. Fungsi Sikap

Menurut Baron, Byrne, dan Branscombe (dalam Walgito, 2011), terdapat

lima fungsi sikap sebagai berikut.

1. Fungsi pengetahuan

Sikap membantu kita untuk menginterpretasi stimulus baru dan

menampilkan respon yang sesuai. Contohnya, karyawan baru harus diberi

informasi sebelum masuk kerja, agar selalu ramah dan santun terhadap setiap

klien, agar kerja sama bisa lebih maksimal dan terjaga.

2. Fungsi identitas

Sikap terhadap kebangsaan Indonesia (nasionalis) yang kita nilai tinggi,

mengekspresikan nilai dan keyakinan serta mengkomunikasikan “siapa kita”.

Dalam pertemuan resmi antar masyarakat Indonesia dengan luar negeri, orang

11
Indonesia memakai kebaya atau batik untuk mencerminkan budaya dan identitas

kita sebagai rakyat Indonesia.

3. Fungsi harga diri

Sikap yang kita miliki mampu menjaga atau menigkatkan harga diri.

Misalnya, ketika ada perkumpulan yang mengharuskan kita berhadapan dengan

banyak orang, sikap kita harus tetap terjaga untuk menjaga harga diri.

4. Fungsi pertahanan diri (ego defensive)

Sikap berfungsi melindungi diri dari penilaian negatif tentang diri kita.

Misalnya, sikap kita harus tetap ramah terhadap atasan sekalipun kita tidak suka

padanya, agar kita tetap terus bekerja di perusahaannya.

5. Fungsi memotivasi kesan (impression motivation)

Sikap berfungsi mengarahkan orang lain untuk memberikan penilaian atau

kesan yang positif tentang diri kita. Contohnya, menjaga sikap seperti bahasa

tubuh ketika pertama kali masuk ke lingkungan baru agar memberi kesan baik dan

positif. https://pengertiandanartikel.blogspot.com/2016/12/pengertian-sikap-dan-

jenis-sikap.html

B. Konsep Film

1. Pengertian Film

Film merupakan suatu media dan juga sebuah seni. Tapi, di sisi lain film

juga merupakan usaha yang unik dan sangat kompleks secara teknologis. Ahli-

ahli teori dari prancis membedahkan film dari cinema.”Films” merupakan aspek

12
seni yang berkenaan dengan hubungannya dan dunia sekitarnya. ‘’Sinematis’’

khusus mempersoalkan estetika dan struktur internal dari seni film. Sedangkan

dalam bahasa ingggris ada kata ketiga untuk film dan sinema yaitu movie yang

berasal dari kata movie yang berarti bergerak, jadi movie merupakan gambar yang

bergerak atau gambar yang hidup. Secara umum dalam bahasa inggris, ketiga

nama untuk seni film dipergunakan sedemikian rupa hingga sejajar dengan

perbedaan-perbedaanya. Movie dan film adalah istilah paling umum digunakan,

sedangkan cinema (dalam pengertian Amerika) merupakan seni estetika tinggi

(Manaco,2000:228)

Menurut UU Nomor 33 Tahun 2009 tentang perfilman, film adalah karya

seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi masa yang

dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat

dipertunjukan. Film merupakan media audio visual karena film terdiri dari

serangkaian gambar bergerak yang didukung oleh suara. Meskipun ada juga film

yang di produksi tanpa suara atau yang biasa di sebut film bisu,namun film bisu

sendiri berasal dari periode sebelum diperkenalkannya film bersuara.

2. Sejarah Film

Sejarah film pertama terjadi di prancis, tepatnya pada 28 Desember 1995,

ketika lumiere bersaudara telah membuat dunia ‘’terkejut’’. Mereka telah

melakukan pemutaran film pertama kalinya di depan publik, yakni di cafe de

Paris. Film-film buatan lumiere yang di putar pada pertunjukan pertama itu adalah

tentang para laki-laki dan wanita pekerja di pabrik lumiere, kedatangan kereta api

13
di stasiun La Citotat, bayi yang sedang makan siang dan kapal-kapal yang

meninggalkan pelabuhan. Salahsatu kejadian unik, yaitu saat di pertunjukan

lokomotif yang kelihatannya menuju ke arah penonton, banyak yang lari ke

bawah bangku. Teknologi temuan lumiere ini kemudian mendunia dengan cepat

karena didukung oleh teknologi proyektor berfilm 2 ¾ inci lebih unggul keluaran

The American Biograph, yang diciptakan hermen casler pada 1826. Maka sejak

dipertunjukannya di cafe de Paris itulah, kota louis lumiere, lahirlah ekspresi I

have been to a movie! (Aneka, 22 Juni 1953)

Awal sejarah film indonesia tak bisa dilepaskan dari perubahan sosial di

indonesia. Ketika bioskop pertama indonesia didirikan di batavia, ibukota tanah

jajahan, sebuah zaman baru telah dimulai di indonesia,yaitu zaman etis, iklan

diharian bintang betawi tentang pemutaran film pertama di indonesia sangat jelas

membawa semangat zaman etis ini.

3. Jenis-Jenis Film

Secara umum film dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni dokumenter,

fiksi, dan eksperimental. Pembagian ini didasarkan atas bertuturnya yakni, naratif

(cerita) dan non-naratif(non-cerita). Himawan (2008:4)

Film memiliki banyak jenis namumn film dapat dibedakan sesuai

genrenya. Film bisa jadi bersifat diksi (dibuat-buat) atau kisah nyata ataupun

campuran keduanya. Walaupun ratusan film dibuat setiap tahunnya tetapi hanya

sedikit film hanya menggunakan satu genre kebanyakan menggabungkan dua

14
genre atau lebih. Berikut ini merupakan jenis-jenis film dibedakan dalam

genrenya, yaitu :

a. Aksi – film ini menempilkan efek dan adegan yang mencengangkan

seperti kejar-kejaran menggunakan mobil ataupun tembak-tembakan yang

melibatkan stuntman.

b. Petualangan- Biasanya menceritakan tokoh utama yang melakukan

perjalanan untuk menyelamatkan dunia atau orang terdekatnya

c. Animasi – film yang mengunakan karakter kartun sebagai tokohnya

d. Persahabatan – Melibatkan 2 orang tokoh , di mana yang satu harus

menyelamatkan yang lainnya dan kedua lainnya harus mengatasi masalah

yang menghadang

e. Komedi – Film lucu tentang orang bodoh yang melakukan hal aneh atau

menjadi bodoh dan terlihat hal konyol yang membuat penonton tertawa.

f. Dokumenter – film tentang kehidupan nyata seseorang dan kejadian nyata.

Genre ini hampir selalu serius dan mungkin melibatkan emosi yang kuat,

g. Drama – film serius dan kadang tentang orang yang jatuh cinta atau perlu

membuat keputusan yang besar dalam hidup mereka.

h. Tragedi – Tragedi mirip dengan drama, tentang orang yang sedang

memiliki masalah. Contoh, sepasang suami istri yang bercerai dan masing-

masing harus membuktikan ke pengadilan bahwa mereka adalah yang

terbaik untuk mengasuh anak mereka.

i. Film Noir – film drama deetektif era 1940-an tentang kriminal dan

kekerasan.

15
j. Keluarga – film yang dibuat dengan baik untuk semua keluarga

k. Horor – film menggunakan ketakutan untuk menarik penonton.musik,

pencahayaan dan setting, semua di tambahkan untuk menambahkan

rasanya.

l. Romantis – komedi romantis biasanya tentang cerita cinta 2 orang yang

berasal dari dunia berbeda,yang harus melewati rintangan agar bisa

bersama

m. Fiksi sains – berlatar masa depan atau luar angkasa. Biasanya ada alien

atau robot yang menjadi tokoh pembantu.

n. Thriller – biasanya tentang misteri, kejadian aneh atau kriminal yang harus

di pecahkan.

o. Western – menceritakan tentang koboi di barat (America 1800-an)

p. Fantasi – film fantasi ini melibatkan sihir dan hal yang mustahil yang tidak

bisa dilakukan manusia sungguhan.

4. Film sebagai Media Masa

Komunikasi masa merupakan proses organisasi media menciptakan dan

menyebarkan pesan-pesan kepada masyarakat as dan proses pesan tersebut di cari,

di gunakan, dipahami dan di pengaruhi oleh audiens (Littlejohn &

Foss,2009:405). Media masa dalam komunikasi masa bentuknya antara lain

seperti media elektronik (televisi, radio),media cetak (surat kabar, majalah,

tabloid), buku dan film.

16
Film adalah media komunikasi masa yang mempunyai kesanggupan untuk

menciptakan suatu realitas rekaan sebagai bandingan terhadap realitas, Realitas

imajiner itu dapat menawarkan rasa keindahan, renungan, atau sekedar hiburan,

film juga memiliki kemampuan untuk menarik perhatian orang dan sebagian lagi

didasari oleh alasan bahwa film memiliki kemampuan mengantar pesan secara

unik.

5. Film sebagai pembelajaran

Untuk mengetahui peranan film dan media. Menurut Haney dan Ulmer

(1981) dalam Yusuf Hardi Miarso (2004) media presentasi yanng paling canggih

adalah media yang dapat menyampaikan lima macam bentuk informasi yaitu

gambar, garis, simbol, suara, dan gerakan. Media itu adalah gambar hidup (film)

dan televisi/video.

Film disebut juga gambar hidup (motion pictures), yaitu serangkaian gambar diam

(still pictures) tyang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga

menimbulkan kesan hidup dan bergerak.

Film merupakan media yang menyajikan pesan audio, visual dan gerak. Oleh

karenanya, film memberikan kesan yang impresif bagi pemirsanya. Film di

kategorikan dalam beberapa jenis, diantarannya adalah film dokumenter, film

cerita pendek, film cerita panjang, film perusahaan (company profile), iklan

televisi, program televisi, video klip, dan film pembelajaran.

17
Kelebihan media film

1. Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa

2. Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses

3. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu

4. Lebih realistis, dapat diulang-ulang, dan dihentkan sesuai kebutuhan

5. Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap

siswa.

Kekurangan media film

1. Harga produksinya semakin mahal

2. Pembuatannya membutuhkan banyak waktu dan tenaga

3. Memerlukan operator khusus untuk mengoperasikannya

4. Memerlukan penggelapan ruangan.

(https://nezonk.wordpress.com/2012/09/17/film-sebagai-media-

pembelajaran/,diaksespada23oktober2019 .)

C. Pendekatan Semiotik

Pemerolehan makna dari film yang di teliti di gunakan pendekatan

semiotik C.S Peirce yang menentukan sebuah film sebagai karya yang maknanya

dapat di telusuri berdasarkan tiga unsur, yakni ikon, indeks, dan simbol (Al

Katuuk,2019:40).

Semiotika Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda atas icon (ikon),

index (indeks), dan symbol (simbol). Ikon adalah tanda yang hubungan antara

18
penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata

lain, ikon adalah hubungan hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang

bersifat kemiripan; misalnya, potret dan peta. Indeks adalah tanda yang

menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat

kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada

kenyataan. Contoh yang paling jelas ialah asap sebagai tanda adanya api. Tanda

dapat pula mengacu ke denotatum melalui konvensi. Tanda seperti itu adalah

tanda konvensional yang biasa disebut simbol. Jadi, simbol adalah tanda yang

menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan di

antaranya bersifat arbriter atau semena, hubungan berdasarkan konvensi

(perjanjian) masyarakat.

https://dapidsaputra.wordpress.com/2013/10/14/semiotika-charles-sander-peirce/

Berlandaskan pada teori Peirce bahwa semiotika didasarkan pada sebuah

logika, seseorang dapat menafsirkan sesuatu dengan berlogika, karena logika

mempelajari bagaimana orang bisa bernalar, dan penalaran menurut pierce

dilakukan melalui tanda-tanda. Sehingga orang yang mempelajari tentang

semiotika harus mampu berlogika agar bisa menafsirkan apa yang dilihat dari

tanda-tanda yang ada.

Berdasarkan teori Peirce, peneliti mendapatkan makna penting dalam

menggunakan pendekatan semiotik dalam penelitian ini, dimana penelitian dapat

dilakukan dengan mengamati ikon, indeks dan simbol yang ada dalam film “Bumi

Manusia” yang menggambarkan tentang Perubahan sikap tokoh Annelies

19
Secara Indeksikal Pada tataran Semiotik dalam film “Bumi Manusia”

dapat dilihat adanya makna indeksikal dari tokoh Annelies dengan tokoh lainnya,

yakni, perubahan sikap Annelies semula mencintai tanah kelahirannya yaitu jawa

akhirnya harus meninggalkan dan menuju tanah Belanda. Kemudian Annelies

yang semula mencintai Minke akhirnya meninggalkan Minke. Annelies yang

semula memiliki kedekatan dengan Nyai Ontosoroh akhirnya memilih menjauh

dengan jalan pergi ke tanah Belanda.

Adapun dalam Penafsiran semiotik simbolik maka perubahan sikap

Annelies bermakna kekalahan bangsa Bumi Putra terhadap Belanda yang pada

waktu itu bertindak sebagai penjajah.

D. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan pengamatan di perpustakaan UNIMA dan Fakultas Bahasa

dan Seni, penelitian tentang film juga pernah dilakukan oleh Elisabet E. Corneles.

Namun penelitian sebelumnya meneliti tentang nasionalisme pada film “5 cm”,

dan Selfira Natalia Losu yang meneliti tentang Nasionalisme pada film “Tanah

Surga, Kataya”. sedangkan peneliti sekarang meneliti Perubahan sikap pada film

“Bumi Manusia”.

Berdasarkan apa yang di teliti, penelitian film juga pernah dilakukan di

JPBSI FBS UNIMA. Namun peneliti terdahulu meneliti tentang resepsi terhadap

film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” oleh Irmawati Bae. Sedangkan peneliti

sekarang meneliti film dengan judul “Bumi Manusia”.

20
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitan

Metode dalam sebuah penelitian merupakan cara untuk mencapai tujuan.

Metode yang digunakan ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik

analisis isi. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara alamiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiono 2014:2)

Dari kodrat-nya sebuah karya merupakan refleksi pemikiran, perasaan, dan

keinginan pengarang terhadap bahasa, bahasa itu sendiri tidak sembarang bahasa,

melainkan bahasa yang khas, yakni berupa bahasa yang berupah tanda-tanda atau

semiotik. Dengan kata lain karya memiliki standar ganda merupakan wacana yang

berdimensi estetika dan secara kontekstual merupakan potret struktur sosial

budaya manusia dan segala pernak-pernik yang melekat pada karya tersebut.

Barthes (1956)

Penelitan deskriptif adalah metode yang bertujuan menggambarkan

fenomena-fenomena yang ada baik fenomena bersifat alamiah ataupun rekayasa

manusia, yang berlangsung pada saat ini atau pada masa lampau, penelitian ini

mengkaji bentuk, aktifitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan

perbedaannya dengan fenomena lain( Sugmadinata, 2019:72).

21
3.2 Tempat dan Waktu Penilitian

Penilitian ini merupakan penilitian kepustakaan karena yang menjadi

objek penilitian ini adalah film “Bumi Manusia” sutradara Hanung Bramantyo,

dirilis 15 Agustus 2019 di Indonesia. Sesuai dengan objek, tempat penilitian ini

tidak terikat oleh tempat tertentu. Adapun waktu penilitian direncanakan semester

genap tahun ajaran 2019/2020 selama tiga bulan yaitu mulai dari Mei hingga juli

2020.

3.3 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer dan

sumber data sekunder. Sumber data primer adalah film “Bumi Manusia” sutradara

Hanung Bramantyo. Sedangkan sumber data sekunder adalah artikel atau tulisan

seperti novel “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer, buku-buku, jurnal,

dan media elektronik berupa internet yang ada kaitannya dengan objek penelitian

serta segala sesuatu yang mendukung sumber data primer.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode melihat atau

menonton, menyimak, dan mencatat. Secara humanistik, menonton merupakan

cara untuk mengumpulkan data. Sedangkan menyimak dan mencatat merupakan

teknik pengumpulan data.

1. Persiapan

2. Pemutaran Film

22
- Menyimak

- Menonton

- Mencatat

3. Deskripsi Analisis

4. Interpretasi

5. Penyimpulan hasil penilitian

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penilitian ini dilakukan dengan mengumpulkan

adegan film berupa potongan gambar disertai dialog dalam film “Bumi Manusia”

sesuai dengan rumusan penilitian. Data-data yang dikumpulkan mula-mula

disusun, dijelaskan kemudian dianalisis menggunakan teori Suracmad 1982:14,

menggunakan studi kepustakaan yang dapat membentuk kajian teoretis yang

pembahasannya difokuskan pada analisis perubahan perangai yang hendak

dipecahkan melalui penelitian, yang dipayungi oleh pendekatan semiotik.

Kemudian interpretasi data dan penyimpulan hasil Sukardi (2003:38)

23
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil Penelitian dari film “Bumi Manusia” akan di Paparkan sebagai

Berikut :

1). Bagaimanakah perubahan sikap tokoh Annelies terhadap tanah Kelahirannya

Jawa dalam film “Bumi Manusia” ?

2). Bagaimanakah perubahan sikap tokoh Annelies terhadap tokoh Minke dalam

film “Bumi Manusia” ?

3). Bagaimanakah perubahan sikap tokoh Annelies terhadap tokoh

Nyai Ontosoroh dalam film “Bumi Manusia”?

1. Sinopsis Film

Gambar 1. Poster Film Bumi Manusia

24
Film “Bumi Manusia” pertama kali tak ada yang menyangka, salah satu

buku terbaik karya Pramoedya Ananta Tour yang berjudul Bumi Manusia

difilmkan.  Disutradarai oleh Hanung Bramantyo Film ini menempatkan Iqbal

Ramadhan Mawar Eva de Jongh, Ine Febriyanti, Ayu Laksmi, Donny Damara

untuk tampil di filmnya. Era kolonial merupakan masa-masa dimana semuanya

serba sulit. Kerangka berpikir diciptakan melalui framing-framing subjektif.

Pribumi-Belanda dan Nyai adalah bagian-bagian dari semuanya ini. Pertemuan

antara Minke (Iqbal Ramadhan) dan Annelies (Mawar De Jongh) hanyalah bagian

awalnya saja.

Namun, logika cinta tak semudah puisi-puisi Dilan. Pada masa itu, Minke

dan Annelies harus berhadapan dengan karakter-karakter yang terkurung dalam

sudut pandangnya sendiri. Bagi keluarga Minke, tinggal di tempat seorang Nyai

merupakan hal yang tidak berbeda jauh dengan hal yang menjijikkan.

Pada masa itu, Nyai dianggap memiliki status sosial tak jauh berbeda

dengan binatang. Namun, Minke justru mengagumi apa yang dilakukan Nyai

Ontosoroh, Ibu dari Annelies. Meskipun ditentang keluarganya, Minke percaya

masih ada hal-hal baik yang dapat mengubah bagaimana cara seseorang melihat

sosok Nyai.

Konflik makin rumit ketika Nyai harus memperjuangkan hak-haknya di

ranah kehidupan Feodal. Tak diakui oleh pengadilan sah tentang kepemilikan

Annelies. Dihujat dan digunjingkan di tanah sendiri oleh kaumnya. Hal ini pun

25
merembet kepada kisah cinta Minke dan Annelies.  Film yang mengisahkan

perjuangan dengan gaya drama kolosal yang sangat kompleks.

Bumi Manusia adalah kisah perjuangan kelas, perjuangan seorang Pribumi

yang menuntut keadilan baginya, bagi mertuanya dan bagi bangsanya. Perjuangan

yang akhirnya meruncing menjadi pertentangan antara Hukum Kolonial Belanda

dan Hukum Islam. Hukum Eropa, sebagai sebuah tatanan aturan yang dianggap

‘beradab’ dan ‘modern’ ternyata tidak lebih dari sekedar hukum yang menjerat

dan menyengsarakan.

Memang, tidak semua buah pikiran Pram divisualisasikan di dalam

filmnya. Namun, Bumi Manusia versi layar lebar cukup baik dalam memaparkan

cerita. Tidak terburu-buru plus dengan latar masa lalu. Satu hal yang sebenarnya

sangat sering dilakukan Hanung Bramantyo ketika membuat film.

Jadi, jika bicara alur cerita dan plot, film ini baik-baik saja. Hanya saja

untuk beberapa bagian, terasa lambat dan mungkin akan memancing kamu untuk

menguap dan terus menguap. Meskipun cukup baik dalam memaparkan cerita,

namun ada sudut pandang lain yang bisa dilihat dari film ini. Penggunaan  bahasa

akan menjadi bagian yang bisa dinikmati di dalam film ini.

Dialog-dialog menggunakan bahasa Jawa dan Belanda diselingi dengan

berbagai dialog-dialog romantis bak mengucapkan tulisan-tulisan Pram menjadi

sisi lain dari film ini. Mau tidak mau, pengaruh Annelies (Mawar De Jongh)

mampu menarik perhatian. Hanya saja, kali ini ia tak bergaya remaja ala ’90-an.

26
Namun seorang anak muda yang hidup di masa lalu. Berjuang melalui pikiran dan

bukan lagi dengan rayuan-rayuan gombalnya. Meskipun begitu film ini masih

relevan dengan kehidupan di masa kini.

Jenjang status sosial yang begitu tinggi dengan terkurungnya pemikiran

yang masih subjektif bisa jadi adalah sudut pandang lain yang diambil dari film

ini. Iqbaal boleh saja punya daya tariknya sendiri. Namun, ada satu pemeran lain

yang mencuri perhatian. Ia adalah Mawar De Jongh yang berperan sebagai

Annelis. Mawar De Jongh tampil baik memainkan karakter wanita blasteran

antara Eropa dan Jawa yang berada dalam fase-fase sulit hidupnya. Keras, namun

terus berjuang demi hak-haknya sebagai seorang manusia dan wanita. Ketika

kamera menyorot tatapan matanya, penonton sudah langsung bisa merasakan

bagaimana karakter ini begitu kuat menampilkan perannya.tak hanya itu, Mawar

De Jongh yang berperan sebagai Annelies juga berhasil merebut simpati penonton

dengan rumitnya latar permasalahan yang ia hadapi. Annelies ke Belanda yang

disebabkan karena pernikahan Ontosoroh dan Herman diputuskan tidak sah oleh

hakim pengadilan, sehingga Annelies harus diserahkan kepada walinya di

Belanda.

27
2. Pemeran Film

Film Bumi Manusia Menanampilkan Pemeran Utama yang dapat di lihat


sebagai berikut :

Annelies (Mawar De Jongh)

Gambar 2. Annelies

Annelies adalah perempuan blasteran Eropa dan Jawa, yang tegar dan kuat yang

pada akhirnya harus mengorbankan Cinta dan ibunya karena Pengadilan Eropa

yang memutuskan bahwa iya berdarah Eropa dan harus meninggalkan jawa untuk

beranjak ke Belanda,

Minke (Iqbal Ramadhan)

Gambar 3. Minke

28
Minke, salah satu anak pribumi yang bersekolah di HBS. Kala itu, HBS

merupakan sekolah yang hanya menerima orang-orang keturunan Eropa. Namun,

Minke menjadi pengecualian sebab seorang anak pesohor, pandai serta piawai

menulis.

Nyai Ontosoroh (Ine Febriyanti)

Gambar 4. Nyai Ontosoroh

Nyai Ontosoroh, Perempuan pribumi yang berusaha hidup di era kolonial. Yang

memperjuangkan hak dan kehidupan nya sebagai istri simpanan dari herman

melema.

Robert Melema (Giorgino Abraham)

Gambar 5. Robert Melema

29
Robert Melema, Kaka dari Annelies yang menolak untuk hidup sebagai manusia

Pribumi, dengan gaya hidup Eropa dan mempunyai sifat yang sombong dan

perilaku yang tidak terpuji.

Darsam (Whani Darmawan)

Gambar 6. Darsam

Darsam, orang kepercayaan Nyai Ontosoroh yang bekerja dan menjaga keluarga

nyai ontosoroh.

Herman Melema (Peter Sterk)

Gambar 7. Herman Melema

Herman Melema, Ayah Annelies yang pada akhirnya meninggal di tempat

pelacuran Ko’Ah jhong.

30
Jan Dapperste (Bryan Domani)

Gambar 8. Jan Dapperste

Jan Dapperste, Pria berdarah Eropa yang ingin hidup sebagai pribumi, setelah

membatalkan dirinya kembali ke Amsterdam Jan tinggal Bersama Nyai

Ontosoroh, Annelies dan Minke dan bekerja di ladang. Jan pada akhir film harus

menemani Annelies untuk berangkat ke Amsterdam.

3. Data Hasil Penelitian

Berikut ini merupakan hasil penelitian yang peneliti temukan dari proses
pengamatan film “Bumi Manusia”.

Data 1

Bagaimanakah perubahan sikap tokoh Annelies terhadap tanah Kelahirannya Jawa


dalam film “Bumi Manusia” ?

Gambar 9. Data 1.1(Annelies menyambut kehadiran Minke)

31
Dialog :

Annelies : Annelies Milema,

Minke : Minke

Annelies : Minke saja?

Minke : Aku Pribumi

Annelies : Duduk, ayo duduk. Kenapa dengan pribumi? Ibuku Pribumi,


Jawa...

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan bahwa awal dari


pertemuan Annelies dengan minke sikap dari Annelies menunjukan bahwa dia sangat
tersanjung dengan keadaan dan identitas minke sebagai manusia pribumi.

Berdasarkan analisis data di atas, sebagai pengamatan peneliti dalam adegan


tersebut menunjukan bahwa Annelies Milema lebih tertarik kepada Minke sampai dia
memberikan tanda dengan memberi tangannya untuk dicium Minke.

Berdasarkan analisis data di atas, Sebagai pengamatan peneliti dalam dialog


antara Annelies dan Minke iya sangat menghargai dan menerima status Minke sebagai
manusia pribumi,

Gambar 10. Data 1.2 (Annelies ingin menjadi pribumi)

32
Dialog :

Nyai Ontosoroh : Maafkan Annelies ya Nyo dia jarang sekali bergaul dengan
HBS dan Indo....
Annelies : Aku tidak mau menjadi Indo. Aku Ingin seperti mama

Pribumi..

Nyai Ontooroh : Iya, Ya sudah, ya sudah.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti dapat menafsirkan bahwa sikap

Annelies yang berusaha memperjelas identitas dirinya untuk menjadi manusia

pribumi.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati dari dialog annelies

dengan nyai ontosoroh, yang mengungkapkan keberanian Annelies untuk menjadi

manusia pribumi seperti Nyai Ontosoroh dan keluar dari jiwa Eropanya.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati Sikap Annelies

dengan kecintaan-nya terhadapa pribumi, tanpa peduli dengan latar belakang

Eropa dari Ayahnya .

Gambar 11. Data 1.3 (Anak-anak pribumi yang ingin belajar dengan Annelies)

Dialog :

33
Anak-Anak : Nona Annelies, Kapan kita Belajar lagi?

Annelies : Besok yaa, sudah makan, belum?

Anak-Anak : Sudah

Annelies : Jangan lari-lari

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan sikap dan perilaku

Annelies yang digambarkan dalam adegan terebut. Dia sangat mencintai orang-

orang di sekitarnya termasuk anak-anak dengan mengajari mereka. Sikap dari

Annelies ini menunjukan bahwa dia mempunya sifat empati kepada orang-orang

yang tinggal di ladang tempat orang tua nya menghidupi kurang lebih 500

pekerja.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati dialog yang ada

antara Annelies dan Anak-anak para pekerja di ladang orang tuanya, makna yang

dapat di ambil dari dialog tersebut bahwa Annelies mempunyai kepedulian yang

kuat untuk Pribumi.

Gambar 12 . Data 1.4 (Annelies yang senang kapada minke dengan jawa )

Dialog :

34
Annelies : Bawuk,

Minke : Kenapa namanya Bawuk?

Annelies : Iya, aku punya teman. Orang Jawa, tapi pakai nama samaran
yang aneh..

Berdasarkan analisis data di atas, Peneliti menafsirkan bahwa sikap

Annelies yang di lihat dalam adegan tersebut dia mengagumi minke dan

identitasnya, dengan bahasa yang dia gunakan Annelies mengungkapkan

perasaannya mempunyai teman Pribumi kepada Bawuk (kuda) yang ada di

ladangnya di depan Minke.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati dialog yang ada

dalam adegan tersebut, dimana annelies menggunakan bahasa jawa dan

mengungkapkan kegembiraannya karena bisa mengenal Minke.

Gambar 13. Data 1.5 (keributan yang terjadi ketika Minke di Tolak Herma Mellema)

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati perubahan sikap

Annelies yang terjadi ketika Herman Melema (Ayah Annelies) menolak kehadiran

Minke di rumahnya sekaligus menghina keberadaan Minke sebagai pribumi.

35
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati adegan dimana

Annelies sangat sedih dengan kejadian malam itu sehingga dia harus

mengeluarkan airmata kesedihannya.

Gambar 14. Data 1.6 (kesedihan Annelies karna harus berhadapan dengan
Hukum Kolonial Belanda)

Dialog :
Pengacara : Dalam catatan Pengadilan Amsterdam, tertulis bahwa Nyai tidak
pernah menikah secara sah dengan Herman. Dan Herman tidak
pernah menceraikan istri pertamanya
Nyai Ontosoroh : Apa iyu maksudnya?
Pengacara : Artinya menurut Hukum, herman tidak bisa mengakui secara
hukum Annelies dan Robert sebagai anak
Minke : dengan begitu Annelies Tidak mempunyai hak atasAnnelies?
Bukan begitu?
Pengacara : iya benar, tapi aku mendapat kabar dari amsterdam istri
pertama herman mengajukan cerai ke pengadilan dan herman mengabulkan
permohonan itu
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan bahwa perasaan

Annelies yang mengalami penurunan ketika seorang pengacara yang membantu

36
kasus-nya mengungkapkan tentang kasus Herman Melema yang memberatkan iya

untuk tetap bertahan dengan Nyai Ontosoroh.

Berdasarkan pengamatan analisis data di atas, Peneliti mengamati dialog

pada Pengacara yang memberi penjelasan tentang status Herman Melema.

Gambar 15. Data 1.7 (Annelies yang berusaha meminta perlindungan hukum Pribumi)

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan tentang usaha

Minke, Annelies dan Nyai Ontosoroh untuk meminta perlindungan di mata

hukum Pribumi tentang hukum Eropa yang di alami Annelies. Dengan menulis

berita dan artikel untuk di sebarkan. Usaha membandingkan hukum Eropa dan

Hukum Islam untuk meminta perlindungan

Berdasarkan pengamatan peneliti dari analisis data di atas, peneliti

mendapat perubahan sikap dari Annelies saat pengambilan gambar untuk media

Cetak. Dimana Annelies menggunakan kebaya sebagai lambang budaya jawa.

Gambar 16. Data 1.8 (Pengadilan Kulit Putih menyatakan hak asuh Annelies)

37
Dialog :
Hakim : Berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan bahwasanya
pernikahan Sanikem dan Herman Melema tidak sah secara Hukum, maka
Sanikem tidak berhak atas seluruh kekayaan Herman Melema, termasuk
hak asuh Annelies Melema dan Robert Melema
Nyai Ontosoroh : Saya Menolak, Yang mulia
Hakim : Gunakan Bahasamu.
Nyai Ontosoroh : Saya Menolak, saya Sanikem, saya yang melahirkannya.
Saya menolak!
Hakim : Annelies Milema akan di angkat dengan kapal dari
Surabaya ke Amsterdam dalam tempo 5 hari,
Minke : Tidak!! Saya tidak setuju dengan keputusan ini.saya adalah
suami Annelies yang sah di mata agama
Hakim : silakan bicara di majelis itu tidak disini
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati adegan ketika

pengadilan memutuskan status Annelies di mata hukum Eropa Nyai Ontosoroh

tidak memiliki hak kekayaan dan asuh Annelies.

Berdasarkan pengamatan peneliti dari analisis data di atas Hukum Eropa

adalah pertentangan yang keras untuk Annelis bertahan menjadi Pribumi.

Gambar 17. Data 1.9 (Penjemputan paksa Annelies untuk berangkat ke Amsterdam)

38
Berdasarkan pengamatan peneliti pada analisis data di atas, adengan di

atas menggambarkan tentang penjemputan paksa Annelies untuk di bawah ke

Amsterdam. Penjemputan itu memicu keributan dan perkelahian.

Gambar 18. Data 1. 10 (keberangkatan Annelies ke Amsterdam)

Berdasarkan Pengamatan peneliti pada analisis data di atas,

menggambarkan bagaimana pribumi sangat sedih bahkan menghalangi Annelies

untuk pergi ke Amsterdam. Tergambar banyak derai airmata yang menangisi

kepergian Annelies. Dan respon yang di perlihatkan Annelies berusaha

menunjukan sikap yang menggambarkan bahwa dia menerima semuanya.

Pengorbanan yang dilakukan Annelies termasuk untuk melindungi Pribumi juga.

Dari wajah Annelies yang tergambar dia berusaha menahan perasaannya dan

berusaha kuat.

39
Berdasarkan analisis data di atas, dan tafsiran peneliti menarik kesimpulan

bahwa sikap seseorang akan begitu signifikan berubah ketika kehidupannya mulai

merasa cenderung pada pilihan yang memberatkan. sifat batin manusia yang

mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatan, watak, tidak seorang pun mampu

mengubahnya.

Data 2 :

Bagaimanakah perubahan sikap tokoh Annelies kepada tokoh Minke dalam film

“Bumi Manusia” ?

Gambar 19 . Data 2.1(Annelies mengenalkan Minke kepada Nyai Ontosoroh )

Dialog :

Annelies : Mama, Itu Minke. Dia Temanku. Minke ini mamaku..

Nyai Ontosoroh : Orang disini memanggilku ontosoroh, mereka susah menyebut

Buitenzorg. Kau bisa memanggilku nyai.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan Annelies merasa senang


karena bisa memperkenalkan minke kepada Nyai Ontosoroh, dan bisa dilihat dari kutipan
gambar di atas bahwa Annelies dan Nyai Ontosoroh sama-sama senang dengan kehadiran
minke.

40
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati sikap Annelies disaat
mengajak minke untuk melihat se-isi rumah dengan perasaan yang senang, dialog di atas
memberikan gambaran bahwa Annelies mempenalkan minke kepada Nyai Ontosoroh.

Gambar 20. Data 2.2 (Annelies lari setelah di cium Minke)

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati adanya perubahan

sikap Annelies yang terjadi setela minke memberi tanda cinta dengan mencium

Annelies, sehingga Sikap Annelies waktu berubah dan meninggalkan Minke di

ladang.

Gambar 21. Data 2.3 (Annelis berdandan menggunakan kebaya jawa)

Dialog :

Nyai Ontosoroh : Berbahagialah dia yang makan dari hasil keringatnya sendiri.

Minke : Terima kasih Ma.

41
Nyai Ontosoroh : Dia bersolek untukmu nyo.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan bahwa adanya

perubahan perilaku Annelies setelah dia menerima ciuman dari minke, disini

digambarkan wahwa Annelies mempunyai perasaan yang sama dengan minke

sehingga sikapnya berubah.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati cara berpakaian

Annelies yang berubah pada awalnya dia sering menggunakan pakaian yang

identik dengan Ke-Eropa-an, namun saat itu dia tampil dengan kebawa sebagai

simbol ke-jawa-annya. Bahkan Dialog dalam adegan tersebut Nyai Ontosoroh

mengungkapkan tentang perubahan Annelies untuk Minke.

Gambar 22. Data 2.4 (Penolakan Herman Mellema kepada Minke)

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati perubahan sikap

Annelies yang terjadi ketika Herman Melema (Ayah Annelies) menolak kehadiran

Minke di rumahnya sekaligus menghina keberadaan Minke sebagai pribumi.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati adegan dimana

Annelies sangat sedih dengan kejadian malam itu sehingga dia harus

mengeluarkan airmata kesedihannya.

42
Gambar 23. Data 2.5 (minke menerima Surat yang berisi kesedihan Annelies))

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan tentang sikap

Annelies yang berubah mengalami kemurungan akibat tidak hadirnya Minke di

rumahnya, sehinnga Nyai Ontosoroh mengirimkan Surat yang berisi tentang

kegelisahan nyai Terhadap perilaku Annelies yang mulai tidak bersemangat lagi.

Gambar 24. Data 2.6 (Annelies menyambut kehadiran Minke kembali)

Dialog :

Annelies : Sepertinya orang-orang di kotamu sedang mencarimu mas,


ini mejamu, ini lemarimu.

Minke : Biar aku saja, Ann

Annelies : Sudah kamu kan tamu di sini

43
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan bahwa sikap

Annelies saat kehadiran minke di rumahnya. Dia merasa senang, tergambar dari

adegan dimana dia merapihkan barang-barang minke dari kopernya.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati dialog yang ada,

dimana Annelise menunjukan rasa bahagia nya dengan menunjukan semua

peralatan di dalam kamar yang akan di gunakan Minke.

Gambar 25. Data 2.7 (Kesedihan Annelies ketika Minke tidak kembali)

Dialog :
Nyai Ontosoroh : Ada apa Ann? Minke? Sebegitunya kau menghawatirkan dia?
Sayang kamu sama dia?
Annelies : Minke tidak sayang aku ya ma?
Nyai Ontosoroh : Tidak usah di pikir Ann..
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan adanya perubahan

sikap Annelies ketika Minke belum kembali. Sehingga Annelies tampak murung

dan kecewa, tergambar dalam adegan di atas Nyai Ontosoroh berusaha mengibur

Annelies yang sedang sedih

44
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati dialog dalam adegan

tersebut dimana terdapat makna sebuah kekesalan yang di rasakan Annelies ketika

Minke tidak datang. Annelies merasa Minke tidak mencintainya lagi.

Gambar 26. Data 2.8 (Annelies jatuh sakit)

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan adegan ketika

Annelies jatuh pingsan, Dokter Martinet memeriksa keadaan Annelise. Dalam

adegan tersebut nampak Annelies hanya bisa menerima Minke kareba ikatan

bantin yang di miliki Annelise terhadap Minke. Dokter Martinet menjelaskan

kepada minke tentang keadaan yang di rasakan Annelies dimana Annelies sangat

membutuhkan kehadiran Minke selain Nyai Ontosoroh.

Gambar 27. Data 2.9 (Annelies dan Minke pertama kali tidur satu ranjang )

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan adegan dalam film

menunjukan tentang Annelies yang memberikan cinta dan kepercayaan terhadap

45
Minke terlihat saat keduanya berada di atas ranjang tempat tidur dan melakukan

hubungan intim.

Gambar 28. Data 2.10 (Annelies Trauma dengan kejadian Robert Memperkosa dirinya)

Berdasarkan analisis data di atas, Peneliti mengamati adegan dalam film

dimana terdapat perubahan sikap dan perilaku dari Annelies dikarekan perbuatan

pelecehan seksual yang dialami oleh Robert Milema yang merupakan kakanya

sendiri. Tekanan batin yang membuat Annelies merasa di lecehkan sehingga

merubah sikapnya menjadi dingin.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan dari dialog yang

ada, Annelies mengalami stres dan merasa terganggu dengan kejadian yang dia

alami. Peneliti menarik kesimpulan bahwa adanya gangguan psikiater terhadap

Annelies.

Gambar 29. Data 2 .11 (Minke yang berusaha membahagiakan Annelies)

46
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati adegan di atas

merupakan kebahagian bagi Annelies karena Minke berusaha berada di

sampingnya, dengan penuh cinta sehingga membuat sikap annelies menjadi lebih

baik karna berada di samping Minke.

Gambar 30. Data 2.12 (Ketakutan Annelies setelah Herman Mellama Meninggal)

Dialog :
Nyai Ontosoroh : Kita menghadapi situasi yang lebih sulit lagi nak
Annelies : Mas apakah kamu akan lari dari kami?
Minke : Selama matahari masi ada, aku akan tetap ada disini Ann
Berdasarkan Analisis data di atas, peneliti menafsirkan perubahan sikap

dari Annelies dikarenakan rasa takut kehilangan minke setelah kepergian Herman

Melema Ayahnya.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati dialog dari Minke

dan Annelies, makna dari dialaog di atas merupakan kesedihan yang dirasakan

Annelies setelah Kepergian Ayahnya.

47
Gambar 31. Data 2.13 (Minke di keluarkan dari HBS karna hubungannya dengan Annelies)

Dialog :
Direktur Sekolah : Saya menghargai ketekunanmu,berhasil menyelesaikan
kasusmu di persidangan. Tapi,sebagai direktur sekolah. Aku tetap harus
mengeluarkanmu. Hubunganmu dengan Annelies jadi contoh yang tidak
baik bagi siswa-siswi di sini. Ayahmu bahkan memintamu untuk di
keluarkan.
Berdasarkan pengamatan dari analisi data di atas, Annelies mendapat

masalah baru di karenakan Minke harus di keluarkan dari HBS karna hungan

mereka di anggap memberi contoh yang tidak baik.

Gambar 32. Data 2.14 (Minke menyatakan ingin menikahi Annelies)

Dialog :
Minke : Mama, dihadapan sahabatku ini, aku berjanji akan menikahi
Annelies.
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati dari adengan di atas

ketika Minke menyatakan niat-nya kepada Nyai Ontosoroh untuk menikahi

48
Annelies. Perasaan bahagia Annelies yang menerima lamaran Minke untuk

menikahinya, membuat rasa takut kehilangan pada saat itu berubah menjadi rasa

bahagia bisa di samping Minke.

Berdasarkan pengamatan Peneliti pada analisis data di atas, terdapat dialog

pernyataan Minke untuk menikahi annelies.

Berdasarkan pengamatan peneliti pada analisis data di atas, setelah

perencanaan pernikahan mereka, Minke diajak kembali ke HBS karna dianggap

mempunyai prestasi yang baik. Dan membuat Annelies sangat bahagia dengan

berita ini.

Gambar 33 . Data 2.15 (Annelies dan Minke mengundang seluruh siswa HBS)

Dialog :
Jan : Ayo ikut saya Minke. Ada berita bagus. Ayo sini, ayo..
Minke : Kenapa
Guru : Minke, Senang melihatmu kembali. Mari sini, lihat nilaimu
Minke : Permisi, Aku nomor 1 Ann
Jan : Kau hebat minke
Minke : Terima kasih Jan. Perhatian Semuanya. Di hari bahagia ini saya
akan menyampaikan sebuah undangan. Annelies dan saya akan
mengundang seluruh siswa HBS untuk hadir dalam pernikahan kami bulan
depan.

49
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan sikap Annelies

ketika menemani Minke ke HBS untuk melihat nilai hasil ujiannya yang begitu

baik. Rasa bangga ketika Annelies berapa dan menyeksiakn keberhasilan

Annelies.

Berdasarkan pengamatan peneliti dari analisis data di atas, Annelies

tampak begitu bahagia juga ketika harus berdiri di samping Minke dan seluruh

siswa-siswi HBS untuk mengundang dan memberitahukan berita bahagia tentang

pernikahan Annelies dan Minke.

Gambar 34. Data 2.16(pernikahan Annelies dan Minke)

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan perasan dan sikap

Annelies yang di tampilkan dalam adegan dimana perkawinan antara Minke dan

Annelies menggambarkan rasa bahagia yang tidak dapat di sebutkan dengan

50
sebuah kata. Wujud dari cinta yang dimiliki Annelies dan minke terwujud saat

pernikahan mereka di selenggarakan.

Berdasarkan pengamatan Peneliti dari analisis data di atas, gambaran

kebahagiaan Annelies dari senyum yang mewarnai wajahnya setiap saat dalam

berlangsungnya penikahan yg di gelar di hadiri keluarga dan tamu undangan

seperti Siswa HBS dan kerabat dekat.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati perubahan sikap

Annelies yang tampak begitu bahagia di karenakan semua tamu undangan yang

hadir juga merasakan kebahagian yang sama yg di rasakan.

Gambar 35. Data 2.17 (Maurist Millema Menuntut hak asuh Annelies di pengadilan Kulit Putih)

Dialog :
Nyai Ontosoroh : Jadi Maurits mau merampas semuanya?
Pengadilan : Itu keputusannya nyai
Nyai Ontosoroh : Tanpa menginjakan kaki disini dia bisa seperti itu?
Minke : Ma? Ann? Apa Ma.
Nyai Ontosoroh : Habis semua,habis semua, nyo
Minke : Habis semua? Apa yang habis Ma?

51
Nyai Ontosoroh : Pernikahan kamu dan Annelies di anggap di bawa umur
nyo, maka harta semuanya akan di ambil Maurits biadap itu
Minke : Annelies kan sudah menikah dengan saya ma.
Nyai Ontosoroh : Tapi perkawinanmu di anggap tidak sah dan aku dianggap
bersekutu dalam pemaksaan. Biadap orang-orang itu nyo.
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan perubahan sikap

analis ketika diperhadapkan dengan masalah baru tentang status pernikahannya

dengan Minke di anggap tidak sah.

Berdasarkan pengamatan Peneliti dari analisis data di atas, terdapat

diaolog Nyai Ontosoroh yang menyatakan Status pernikahan Annelies dan Minke

tidak sah.

Gambar 36. Data 2.18 (Annelies kembali jatuh sakit)

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati adegan waktu

Annelies jatuh Sakit karena karena terpukul dengan berita yang membuat dia

terkejut sampai jatuh pingsan

52
Gambar 37. Data 2.19(Minke mendapatkan surat dari pengadilan Agama)

Dialog :
Nyai Ontosoroh : kenapa Nyo?
Minke : Surat dari kantor hukum agama ma, ini obatnya ma, Ann
bisa sembuh dengan ini. Ann, pernikahan kita sah Ann, jangan kawatir. Ini
suratnya pernikahan kita sah Ann,Ann? Pernikahan kita sah Ann, Ini
suratnya, sembuh Ann...
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan keadaan Annelies

yang semakin memburuk ketika di perhadapkan dengan masalah ini. Sekalipun

Minke dengan susah payah mendapatkan jalan keluar dari masalah pernikahan

Annelies dan Minke. Annelies terbaring lemah di tempat tidur dengan keadaan

yang menghawatirkan.

Berdasarkan pengamatan peneliti dari analisis data di atas, peneliti

mengamati dialog yang ada di atas menggambarkan perjuangan dari minke tidak

mempunyai arti bagi Annelies di situasi itu ketika Annelies tidak bisa melakukan

apa-apa.

53
Gambar 38. Data 2.20 (Annelies harus diberikan obat penenang)

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati Annelies yang tidak

membaik belum sembuh dari sakit yang dia rasakan. Bahkan harus diberikan

suntikan untuk menenangkan pikirannya.

Berdasarkan pengamatan peneliti dari analisis data di atas, membuka

pemikiran setiap orang yang mengalami penindasan sehingga di perhadapkan

dengan masa sulit sehingga tidak bisa mengendalikan pola berpikir yang baik.

Gambar 39. Data 2. 21 (Annelies berusaha melayani Minke untuk terakhir kali)

54
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan Perubahan sikap

Annalies yang yang tergambar dalam adegan di atas merupakan sikap Annelies

yang memaksakan dirinya untuk melayani Minke sebagai Suaminya untuk

terakhir kali, sikap Annelis dalam adegan ini adalah awal dari sikap Annelies yang

memilih untuk berangkat ke Amsterdam .

Gambar 40. Data 2.22 (Annelies berniat mengikuti Arahan pengasuh baru dari Amsterdam)

Dialog :
Annelies : Mama, aku minta koper coklat yang dulu mama pake keluar
dari rumah mama
Nyai Ontosoroh : Kamu tidak pantas Ann
Annelies : Aku mau Melihatnya ma
Pengasuh : Mulai saat ini saya yang akan mengasuh Nona Milema.
Minke : Tidak!!
Annelies : Silakan Masuk
Bardasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati perubahan sikap

yang signifikan terhadap Annelies, dimana sikap Annelies berubah sangat

menuruti perintah yang di berikan pengasuh barunya untuk ke Amsterdam.

Berdasarkan Pengamatan peneliti pada analisis data di atas, peneliti

menafsirkan Annelies yang sedemikian cara merubah sikapnya untuk berangkat

55
ke Amsterdan tanpa terlibat sedih, dari kutipan dialog yang ada Annelies

menunjukan bahwa dia berniat untuk pergi ke Amsterdam. Dengan meminta

koper yang pernah digunakan Nyai Ontosoroh saat keluar dari rumah. Membuat

perasaan Nyai Ontosoroh dan Minke terpukul dengan pilihan Annelies untuk

pergi ke Amsterdam.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati adanya pemaksaan

kehendak dalam diri Annelies untuk berpura-pura tegar dalam mengadapi

permasalahan ini dan seakan dia tidak merasa keberatan dengan keputusan yang

mengharuskan dia pergi ke Amsterdam.

Gambar 41. data 2. 23(Annelies menguatkan Minke untuk kepergiannya)

Dialog :
Annelies : Aku pergi dengan koper mama ya?kenangan ini harus di
bawa jauh,tidak boleh lagi memberati mama. Sama seperti mama. Aku tidak
akan kembali lagi ke rumah ini.

56
Nyai Ontosoroh : Aku tidak pernah berhenti membelamu nak.
Annelies : sudah ma, maksudku jangan menangis, ma. Aku punya 1
permintaan, menikah lagi ma, dan berikan aku seorang adik yang
manis,begitu manis ma,tidak menyusahkan seperti anakmu yang Indo ini.
Sudah ma jangan menangis.
Pengasuh : Waktunya sebentar lagi
Annelies : Mas? Kita kan pernah bahagia, kenang itu saja, jangan yang
lain.
Pengasuh : Mari, Sayang..
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan Perubahan sifat

Annelies hampir mencapai puncak sebagaimana baiasanya. Dengan pilihan untuk

pergi ke Amsterdam dia berusaha terlihat kuat dari ekspesi yang digambarkan.

Berdasarkan pengamatan peneliti pada analisis data di atas, adegan yang

tergambar ketika Annelies bersikap tetap kuat dan meyakinkan Nyai Ontosoroh

dan Minke agar dapat hidup bahagia tanpa sosok dirinya,

Berdasarkan Pengamatan Peneliti, menafsirkan dari isi Dialog Annelies

kata-kata yang di berikan-nya mempunyai makna meyakinkan Nyai Ontosoroh

dan Minke agar dapat menerima realita yang ada.

Gambar 42. Data 2.24 (Keberangkatan Annelies ke Amsterdam)

57
Berdasarkan Analisis data di atas, Peneliti mengamati adegan ketika

Annelies mulai melangkah dan beranjak dari rumahnya untuk pergi ke

Amsterdam. Gambaran sikap Annelies terlihat jelas seperti merelakan semuanya

demi sebuah kebahagian yang bukan untuk dirinya. perubahan sikap Annelies

tergambar dari wajahnya saat dia harus berusaha melangkah tanpa memberikan

kesan bahwa dia sangat terluka dengan keputusan ini. Sangat nyata bahwa airmata

yang keluar dari wajah Annelies adalah bentuk pengorbanan yang dia berikan

kepada Nyai Ontosoroh dan Minke untuk mengikuti Hukum Eropa yang menindas

kehidupannya. Krisis identitas waktu itu yang di alami Annelies menggambarkan

kehidupan manusia pribumi yang harus hidup dan berusaha menentang hukum

Eropa di masa kolonialisme.

Berdasarkan pengamatan peneliti atas analisis data di atas bahwa, Annelies

tidak mampu mengungkapkan satu bahkan 2 kata pun ketika dia harus

meninggalkan rumahnya. Ini menjelaskan bahwa Annelies berusaha merubah

sikapnya agar tidak membuat Minke dan Nyai Ontosoroh terlihat sedih.

Data 3 :

Bagaimanakah perubahan sikap tokoh Annelies terhadap tokoh Nyai Ontosoroh

dalam film “Bumi Manusia”?

58
Gambar 43. Data 3.1 (Annelies menganalkan Minke kepada Nyai Ontosoroh )

Dialog :

Annelies : Mama, Itu Minke. Dia Temanku. Minke ini mamaku..

Nyai Ontosoroh : Orang disini memanggilku ontosoroh, mereka susah menyebut

Buitenzorg. Kau bisa memanggilku nyai.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan Annelies merasa senang


karena bisa memperkenalkan minke kepada Nyai Ontosoroh, dan bisa dilihat dari kutipan
gambar di atas bahwa Annelies dan Nyai Ontosoroh mempunyai kedekatan .

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati sikap Annelies disaat


dengan perasaan yang senang, dialog di atas memberikan gambaran bahwa Annelies
mempenalkan minke kepada Nyai Ontosoroh.

Gambar 44 Data 3 .2(Annelies ingin menjadi pribumi seperti Nyai Ontosoroh)

59
Dialog :

Nyai Ontosoroh : Maafkan Annelies ya Nyo dia jarang sekali bergaul dengan
HBS dan Indo....

Annelies : Aku tidak mau menjadi Indo. Aku Ingin seperti mama
Pribumi..

Nyai Ontooroh : Iya, Ya sudah, ya sudah.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti dapat menafsirkan bahwa sikap

Annelies yang berusaha memperjelas identitas dirinya untuk menjadi manusia

pribumi seperti ibunya Nyai Ontosoroh.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati dari dialog annelies

dengan nyai ontosoroh, yang mengungkapkan keberanian Annelies untuk menjadi

manusia pribumi seperti Nyai Ontosoroh dan keluar dari jiwa Eropanya.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati Sikap Annelies

dengan kecintaan-nya terhadapa pribumi, tanpa peduli dengan latar belakang

Eropa dari Ayahnya.

Gambar 45. Data 3.3 (Annelies membela Nyai Ontosoroh dari pertengkaran dengan Robert))

60
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan sikap Annelies yang

ada dalam adegan yang menentang Robert Milema saat bertengkar dengan Nyai

Ontosoroh merupakan keberaniannya untuk membela Nyai Ontosoroh dan

Pribumi yang di tentang oleh Robert Milena.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati bahwa adanya

perubahan sikap Annelies yang berani untuk melawan Robert. Dalam adegan ini

Annelies ingin melindungi Nyai Ontosoroh.

Gambar 46. Data 3.4 (Nyai Ontosoroh berusaha menenangkan Annelies)

Dialog :
Nyai Ontosoroh : Ada apa Ann? Minke? Sebegitunya kau menghawatirkan dia?
Sayang kamu sama dia?
Annelies : Minke tidak sayang aku ya ma?
Nyai Ontosoroh : Tidak usah di pikir Ann..
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan adanya kedekatan

antara Annelies dan Nyai Ontosoroh ketika Annelies merasa sedih saat Minke

belum kembali ke rumah.

61
Berdasarkan analisis data di atas, peneliliti mengamati dari dialog

Annelies dan Nyai Ontosoroh yang berisi tentang curahan hatinya kepada Nyai

Ontosoroh tentang Minke.

Gambar 47. Data 3.5 (Nyai Ontosoroh menemani Annelies saat mengalami Trauma)

Berdasarkan analisis data di atas, Peneliti mengamati adegan dalam film

dimana terdapat perubahan sikap dan perilaku dari Annelies dikarekan perbuatan

pelecehan seksual yang dialami oleh Robert Milema yang merupakan kakanya

sendiri. Tekanan batin yang membuat Annelies merasa di lecehkan sehingga

merubah sikapnya menjadi dingin.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan dari dialog yang

ada, Annelies mengalami stres dan merasa terganggu dengan kejadian yang dia

alami. Sehingga Nyai Ontosoroh harus berusaha berada di samping Annelies dan

menguatkan Annelies di kala itu. Peneliti menarik kesimpulan bahwa adanya

gangguan psikiater terhadap Annelies.

62
Gambar 48. Data 3.6 (Annelies dan Nyai Ontosoroh saat melihat kematian Herman Melema))

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan bahwa adegan

dalam film waktu dimana Minke, Annelies, Nyai Ontosoroh, Darsam

menyaksikan kematian Herman Melema. Saat itu juga Annelies dan Nyai

Ontosoroh harus memperjuangkan hidup mereka dengan konflik-konflik yang

mulai mereka alami.

Gambar 49. Data 3.7 (Setelah kematian Herman Mellema membawa situasi sulit )

Dialog :
Nyai Ontosoroh : Kita menghadapi situasi yang lebih sulit lagi nak
Annelies : Mas apakah kamu akan lari dari kami?
Minke : Selama matahari masi ada, aku akan tetap ada disini Ann
Berdasarkan Analisis data di atas, peneliti menafsirkan perubahan sikap

dari Annelies dikarenakan rasa takut atas kepergian Herman Melema Ayahnya.

63
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati, dialog Nyai

Ontosoroh yang menggambarkan bahwa tantangan baru akan di mulai bagi

Annelies dan Nyai Ontosoroh.

Gambar 50. Data 3.8(Annelies menemani Nyai Ontosoroh di pengadilan Kulit Putih)

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan adegan di atas

ketika Annelies dan Minke mendampingi Nyai Ontosoroh di pengadilan Kulit

Putih atas meninggalnya Herman Melema.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati sikap Annelies waktu

menghadiri persidangan Nyai ontosoroh yang di duga dalam dari kematian

Herman Melema. Annelies merasa sedih karna Nyai Ontosoroh harus menghadapi

permasalahan yang tidak dia lakukan.

Gambar 51. Data 3.9 (setelah pengadilan menyatakan Nyai Ontosoroh tidak bersalah)

64
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati adengan ketika

Annelies dan Minke Menghadiri pengadilan kulit putih kembali menemani Nyai

Ontosoroh, pada waktu itu Nyai ontosoroh bebas dari gugatan dan dinyatakan

tidak bersalah oleh pengadilan kulit putih.

Gambar 52. Data 3.10 (Maurist Millema menuntut hak asuh Annelies)

Dialog :
Nyai Ontosoroh : Jadi Maurits mau merampas semuanya?
Pengadilan : Itu keputusannya nyai
Nyai Ontosoroh : Tanpa menginjakan kaki disini dia bisa seperti itu?
Minke : Ma? Ann? Apa Ma.
Nyai Ontosoroh : Habis semua,habis semua, nyo
Minke : Habis semua? Apa yang habis Ma?
Nyai Ontosoroh : Pernikahan kamu dan Annelies di anggap di bawa umur
nyo, maka harta semuanya akan di ambil Maurits biadap itu
Minke : Annelies kan sudah menikah dengan saya ma.
Nyai Ontosoroh : Tapi perkawinanmu di anggap tidak sah dan aku dianggap
bersekutu dalam pemaksaan. Biadap orang-orang itu nyo.

65
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan perubahan sikap

analis ketika diperhadapkan dengan masalah baru tentang status pernikahannya

dengan Minke di anggap tidak sah.

Berdasarkan pengamatan Peneliti dari analisis data di atas, terdapat

diaolog Nyai Ontosoroh yang menyatakan Status pernikahan Annelies dan Minke

tidak sah. Sebagai ibu Nyai Ontosoroh harus memperjuangkan hak Annelies

sebagai anaknya.

Gambar 53. Data 3.11(kesedihan Annelies saat mendapat berita dari pengadilan)

Dialog :
Pengacara : Dalam catatan Pengadilan Amsterdam, tertulis bahwa Nyai tidak
pernah menikah secara sah dengan Herman. Dan Herman tidak
pernah menceraikan istri pertamanya
Nyai Ontosoroh : Apa iyu maksudnya?
Pengacara : Artinya menurut Hukum, herman tidak bisa mengakui secara
hukum Annelies dan Robert sebagai anak
Minke : dengan begitu Annelies Tidak mempunyai hak atasAnnelies?
Bukan begitu?

66
Pengacara : iya benar, tapi aku mendapat kabar dari amsterdam istri
pertama herman mengajukan cerai ke pengadilan dan herman mengabulkan
permohonan itu
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan bahwa perasaan

Annelies yang mengalami penurunan ketika seorang pengacara yang membantu

kasus-nya mengungkapkan tentang kasus Herman Melema yang memberatkan iya

untuk tetap bertahan dengan Nyai Ontosoroh.

Berdasarkan pengamatan analisis data di atas, Peneliti mengamati dialog

pada Pengacara yang memberi penjelasan tentang status Herman Melema.

Gambar 54. Data 3. 12 (Annelies meminta perlindungan hukum Pribumi)

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan tentang usaha

Minke, Annelies dan Nyai Ontosoroh untuk meminta perlindungan di mata

hukum Pribumi tentang hukum Eropa yang di alami Annelies. Dengan menulis

berita dan artikel untuk di sebarkan. Usaha membandingkan hukum Eropa dan

Hukum Islam untuk meminta perlindungan

67
Gambar 55. Data 3.13 (Pengadilan menyatakan hak asuh Annelies jatuh kepada Maorits)

Dialog :
Hakim : Berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan bahwasanya
pernikahan Sanikem dan Herman Melema tidak sah secara Hukum, maka
Sanikem tidak berhak atas seluruh kekayaan Herman Melema, termasuk
hak asuh Annelies Melema dan Robert Melema
Nyai Ontosoroh : Saya Menolak, Yang mulia
Hakim : Gunakan Bahasamu.
Nyai Ontosoroh : Saya Menolak, saya Sanikem, saya yang melahirkannya.
Saya menolak!
Hakim : Annelies Milema akan di angkat dengan kapal dari
Surabaya ke Amsterdam dalam tempo 5 hari,
Minke : Tidak!! Saya tidak setuju dengan keputusan ini.saya adalah
suami Annelies yang sah di mata agama
Hakim : silakan bicara di majelis itu tidak disini
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati adegan ketika

pengadilan memutuskan status Annelies di mata hukum Eropa Nyai Ontosoroh

tidak memiliki hak kekayaan dan asuh Annelies.

Berdasarkan pengamatan peneliti dari analisis data di atas Hukum Eropa

adalah pertentangan yang keras untuk Annelis bertahan menjadi Pribumi dan

tinggal dengan Nyai Ontosoroh.

68
Gambar 56. Data 3.14 (Annelies yang memilih untuk pergi ke Amsterdam)

Dialog :
Annelies : Mama, aku minta koper coklat yang dulu mama pake keluar
dari rumah mama
Nyai Ontosoroh : Kamu tidak pantas Ann
Annelies : Aku mau Melihatnya ma
Pengasuh : Mulai saat ini saya yang akan mengasuh Nona Milema.
Minke : Tidak!!
Annelies : Silakan Masuk
Bardasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati perubahan sikap

yang signifikan terhadap Annelies, dimana sikap Annelies berubah sangat

menuruti perintah yang di berikan pengasuh barunya untuk ke Amsterdam.

Berdasarkan Pengamatan peneliti pada analisis data di atas, peneliti

menafsirkan Annelies yang sedemikian cara merubah sikapnya untuk berangkat

ke Amsterdan tanpa terlibat sedih, dari kutipan dialog yang ada Annelies

menunjukan bahwa dia berniat untuk pergi ke Amsterdam. Dengan meminta

koper yang pernah digunakan Nyai Ontosoroh saat keluar dari rumah. Membuat

69
perasaan Nyai Ontosoroh dan Minke terpukul dengan pilihan Annelies untuk

pergi ke Amsterdam.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati adanya pemaksaan

kehendak dalam diri Annelies untuk berpura-pura tegar dalam mengadapi

permasalahan ini dan seakan dia tidak merasa keberatan dengan keputusan yang

mengharuskan dia pergi ke Amsterdam.

Gambar 57. Data 3.15 (Annelies memilih meninggalkan Nyai Ontosoroh)

Dialog :
Annelies : Aku pergi dengan koper mama ya?kenangan ini harus di
bawa jauh,tidak boleh lagi memberati mama. Sama seperti mama. Aku tidak
akan kembali lagi ke rumah ini.
Nyai Ontosoroh : Aku tidak pernah berhenti membelamu nak.

70
Annelies : sudah ma, maksudku jangan menangis, ma. Aku punya 1
permintaan, menikah lagi ma, dan berikan aku seorang adik yang
manis,begitu manis ma,tidak menyusahkan seperti anakmu yang Indo ini.
Sudah ma jangan menangis.
Pengasuh : Waktunya sebentar lagi
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan Perubahan sifat

Annelies hampir mencapai puncak sebagaimana baiasanya. Dengan pilihan untuk

pergi ke Amsterdam dia berusaha terlihat kuat dari ekspesi yang digambarkan.

Berdasarkan pengamatan peneliti pada analisis data di atas, adegan yang

tergambar ketika Annelies bersikap tetap kuat dan meyakinkan Nyai Ontosoroh

dan Minke agar dapat hidup bahagia tanpa sosok dirinya,

Berdasarkan Pengamatan Peneliti, menafsirkan dari isi Dialog Annelies

kata-kata yang di berikan-nya mempunyai makna meyakinkan Nyai Ontosoroh

dan Minke agar dapat menerima realita yang ada.

Gambar 58. Data 3.16(Keberangkatan Annelies ke Amsterdam)

Berdasarkan Analisis data di atas, Peneliti mengamati adegan ketika

Annelies mulai melangkah dan beranjak dari rumahnya untuk pergi ke

Amsterdam. Gambaran sikap Annelies terlihat jelas seperti merelakan semuanya

demi sebuah kebahagian yang bukan untuk dirinya. perubahan sikap Annelies

71
tergambar dari wajahnya saat dia harus berusaha melangkah tanpa memberikan

kesan bahwa dia sangat terluka dengan keputusan ini. Sangat nyata bahwa airmata

yang keluar dari wajah Annelies adalah bentuk pengorbanan yang dia berikan

kepada Nyai Ontosoroh dan Minke untuk mengikuti Hukum Eropa yang menindas

kehidupannya. Krisis identitas waktu itu yang di alami Annelies menggambarkan

kehidupan manusia pribumi yang harus hidup dan berusaha menentang hukum

Eropa di masa kolonialisme.

Berdasarkan pengamatan peneliti atas analisis data di atas bahwa, Annelies

tidak mampu mengungkapkan satu bahkan dua kata pun ketika dia harus

meninggalkan rumahnya. Ini menjelaskan bahwa Annelies berusaha merubah

sikapnya agar tidak membuat Minke dan Nyai Ontosoroh terlihat sedih.

B. PEMBAHASAN

Berikut merupakan pembahasan hasil penelitian yan peneliti temukan dari

proses pengamatan film “Bumi Manusia”.

Data 1 :

Perubahan Sikap Tokoh Annelies kepada Tokoh Minke dalam Film “Bumi

Manusia”.

 Gambar 9. Data 1.1(Annelies menyambut kehadiran Minke)

Dialog :

Annelies : Annelies Milema,

Minke : Minke

72
Annelies : Minke saja?

Minke : Aku Pribumi

Annelies : Duduk, ayo duduk. Kenapa dengan pribumi? Ibuku Pribumi,


Jawa...

Berdasarkan Analisis data di atas, peneliti menafsirkan bahwa awal dari


pertemuan Annelies dengan minke sikap dari Annelies menunjukan bahwa dia sangat
tersanjung dengan keadaan dan identitas minke sebagai manusia pribumi.

Berdasarkan Analisis data di atas, sebagai pengamatan peneliti dalam adegan


tersebut menunjukan bahwa Annelies Milema lebih tertarik kepada Minke sampai dia
memberikan tanda dengan memberi tangannya untuk di cium Minke.

Berdasarkan Analisis data di atas, Sebagai pengamatan peneliti dalam dialog


antara Annelies dan minke iya sangat menghargai dan menerima status minke sebagai
manusia pribumi,

 Gambar 10. Data 1.2 (Annalies ingin menjadi pribumi)

Dialog :

Nyai Ontosoroh : Maafkan Annelies ya Nyo dia jarang sekali bergaul dengan
HBS dan Indo....

Annelies : Aku tidak mau menjadi Indo. Aku Ingin seperti mama
Pribumi..

Nyai Ontooroh : Iya, Ya sudah, ya sudah.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti dapat menafsirkan bahwa sikap

Annelies yang berusaha memperjelas identitas dirinya untuk menjadi manusia

pribumi.

73
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati dari dialog annelies

dengan nyai ontosoroh, yang mengungkapkan keberanian Annelies untuk menjadi

manusia pribumi seperti Nyai Ontosoroh dan keluar dari jiwa Eropanya.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati Sikap Annelies

dengan kecintaan-nya terhadapa pribumi, tanpa peduli dengan latar belakang

Eropa dari Ayahnya .

 Gambar 11. Data 1.3 (Anak-anak pribumu yang ingin belajar

dengan Annalies)

Dialog :

Anak-Anak : Nona Annelies, Kapan kita Belajar lagi?

Annelies : Besok yaa, sudah makan, belum?

Anak-Anak : Sudah

Annelies : Jangan lari-lari

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan sikap dan perilaku

Annelies yang digambarkan dalam adegan terebut. Dia sangat mencintai orang-

orang di sekitarnya termasuk anak-anak dengan mengajari mereka. Sikap dari

Annelies ini menunjukan bahwa dia mempunya sifat empati kepada orang-orang

yang tinggal di ladang tempat orang tua nya menghidupi kurang lebih 500

pekerja.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati dialog yang ada

antara Annelies dan Anak-anak para pekerja di ladang orang tuanya, makna yang

74
dapat di ambil dari dialog tersebut bahwa Annelies mempunyai kepedulian yang

kuat untuk Pribumi.

 Gambar 12 . Data 1.4(Annalies yang senang kepada Minke dengan

Jawa)

Dialog :

Annelies : Bawuk,

Minke : Kenapa namanya Bawuk?

Annelies : Iya, aku punya teman. Orang Jawa, tapi pakai nama samaran
yang aneh..

Berdasarkan analisis data di atas, Peneliti menafsirkan bahwa sikap

Annelies yang di lihat dalam adegan tersebut dia mengagumi minke dan

identitasnya, dengan bahasa yang dia gunakan Annelies mengungkapkan

perasaannya mempunyai teman Pribumi kepada Bawuk (kuda) yang ada di

ladangnya di depan Minke.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati dialog yang ada

dalam adegan tersebut, dimana annelies menggunakan bahasa jawa dan

mengungkapkan kegembiraannya karena bisa mengenal Minke.

 Gambar 13. Data 1.5 (Keributan yang terjadi ketika Minke di tolak
Herma Mellemma)

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati perubahan sikap

Annelies yang terjadi ketika Herman Melema (Ayah Annelies) menolak kehadiran

Minke di rumahnya sekaligus menghina keberadaan Minke sebagai pribumi.

75
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati adegan dimana

Annelies sangat sedih dengan kejadian malam itu sehingga dia harus

mengeluarkan airmata kesedihannya.

 Gambar 14. Data 1 .6 (Kesedihan Annalies karena harus


berhadapan dengan hukum Kolonial Belanda)
Dialog :
Pengacara : Dalam catatan Pengadilan Amsterdam, tertulis bahwa Nyai tidak
pernah menikah secara sah dengan Herman. Dan Herman tidak
pernah menceraikan istri pertamanya
Nyai Ontosoroh : Apa iyu maksudnya?
Pengacara : Artinya menurut Hukum, herman tidak bisa mengakui secara
hukum Annelies dan Robert sebagai anak
Minke : dengan begitu Annelies Tidak mempunyai hak atasAnnelies?
Bukan begitu?
Pengacara : iya benar, tapi aku mendapat kabar dari amsterdam istri
pertama herman mengajukan cerai ke pengadilan dan herman mengabulkan
permohonan itu
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan bahwa perasaan

Annelies yang mengalami penurunan ketika seorang pengacara yang membantu

kasus-nya mengungkapkan tentang kasus Herman Melema yang memberatkan iya

untuk tetap bertahan dengan Nyai Ontosoroh.

Berdasarkan pengamatan analisis data di atas, Peneliti mengamati dialog

pada Pengacara yang memberi penjelasan tentang status Herman Melema.

 Gambar 15. Data 1.7 (Annalies yang berusaha meminta


perlindungan hukum Pribumi)

76
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan tentang usaha

Minke, Annelies dan Nyai Ontosoroh untuk meminta perlindungan di mata

hukum Pribumi tentang hukum Eropa yang di alami Annelies. Dengan menulis

berita dan artikel untuk di sebarkan. Usaha membandingkan hukum Eropa dan

Hukum Islam untuk meminta perlindungan

Berdasarkan pengamatan peneliti dari analisis data di atas, peneliti

mendapat perubahan sikap dari Annelies saat pengambilan gambar untuk media

Cetak. Dimana Annelies menggunakan kebaya sebagai lambang budaya jawa.

 Gambar 16. Data 1.8 (Pengadilan kulit putoh menyatakan hak asuh

Annalies)

Dialog :
Hakim : Berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan bahwasanya
pernikahan Sanikem dan Herman Melema tidak sah secara Hukum, maka
Sanikem tidak berhak atas seluruh kekayaan Herman Melema, termasuk
hak asuh Annelies Melema dan Robert Melema
Nyai Ontosoroh : Saya Menolak, Yang mulia
Hakim : Gunakan Bahasamu.
Nyai Ontosoroh : Saya Menolak, saya Sanikem, saya yang melahirkannya.
Saya menolak!
Hakim : Annelies Milema akan di angkat dengan kapal dari
Surabaya ke Amsterdam dalam tempo 5 hari,
Minke : Tidak!! Saya tidak setuju dengan keputusan ini.saya adalah
suami Annelies yang sah di mata agama
Hakim : silakan bicara di majelis itu tidak disini

77
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati adegan ketika

pengadilan memutuskan status Annelies di mata hukum Eropa Nyai Ontosoroh

tidak memiliki hak kekayaan dan asuh Annelies.

Berdasarkan pengamatan peneliti dari analisis data di atas Hukum Eropa

adalah pertentangan yang keras untuk Annelis bertahan menjadi Pribumi.

 Gambar 17. Data 1. 9(Penjemputan paksa Annalies untuk

berangkat ke Amsterdam)

Berdasarkan pengamatan peneliti pada analisis data di atas, adengan di

atas menggambarkan tentang penjemputan paksa Annelies untuk di bawah ke

Amsterdam. Penjemputan itu memicu keributan dan perkelahian.

 Gambar 18. Data 1. 10 (Keberangkatan Annalies ke Amsterdam)


Berdasarkan Pengamatan peneliti pada analisis data di atas,

menggambarkan bagaimana pribumi sangat sedih bahkan menghalangi Annelies

untuk pergi ke Amsterdam. Tergambar banyak derai airmata yang menangisi

kepergian Annelies. Dan respon yang di perlihatkan Annelies berusaha

menunjukan sikap yang menggambarkan bahwa dia menerima semuanya.

Pengorbanan yang dilakukan Annelies termasuk untuk melindungi Pribumi juga.

Dari wajah Annelies yang tergambar dia berusaha menahan perasaannya dan

berusaha kuat.

Berdasarkan analisis data di atas, dan tafsiran peneliti menarik kesimpulan bahwa

sikap seseorang akan begitu signifikan berubah ketika kehidupannya mulai merasa

78
cenderung pada pilihan yang memberatkan. sifat batin manusia yang

mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatan, watak, tidak seorang pun mampu

mengubahnya. Berdasarkan pengamatan peneliti atas analisis data di atas bahwa,

Annelies tidak mampu mengungkapkan satu bahkan dua kata pun ketika dia harus

meninggalkan rumahnya. Ini menjelaskan bahwa Annelies berusaha merubah

sikapnya agar tidak membuat Minke dan Nyai Ontosoroh terlihat sedih.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan Eropa yang di

agungkan sebagai puncak pengetahuan dan peradaban dengan mudahnya

merampas hak, bahkan malu bukan lagi peradaban Eropa mereka hanya tau apa

yang mereka mau.

Berdasarkan analisis data di atas, dan tafsiran peneliti menarik

kesimpulan bahwa sikap seseorang akan begitu signifikan berubah ketika

kehidupannya mulai merasa cenderung pada pilihan yang memberatkan. sifat

batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatan, watak, tidak

seorang pun mampu mengubahnya. Dilihat pada akhir cerita Annelies harus

meninggalkan Pribumi sebagai tanah kelahirannya dan berangkat ke Amsterdam.

Data 2 :

Bagaimanakah perubahan sikap tokoh Annelies kepada tokoh Minke dalam film

“Bumi Manusia” ?

 Gambar 19 . Data 2.1(Annalies mengenalkan Minke kepada Nyai


Ontosoroh)

79
Dialog :

Annelies : Mama, Itu Minke. Dia Temanku. Minke ini mamaku..

Nyai Ontosoroh : Orang disini memanggilku ontosoroh, mereka susah menyebut

Buitenzorg. Kau bisa memanggilku nyai.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan Annelies merasa senang


karena bisa memperkenalkan minke kepada Nyai Ontosoroh, dan bisa dilihat dari kutipan
gambar di atas bahwa Annelies dan Nyai Ontosoroh sama-sama senang dengan kehadiran
minke.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati sikap Annelies disaat


mengajak minke untuk melihat se-isi rumah dengan perasaan yang senang, dialog di atas
memberikan gambaran bahwa Annelies mempenalkan minke kepada Nyai Ontosoroh.

 Gambar 20. Data 2.2 (Annalies lari setelah dicium Minke)

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati adanya perubahan

sikap Annelies yang terjadi setela minke memberi tanda cinta dengan mencium

Annelies, sehingga Sikap Annelies waktu berubah dan meninggalkan Minke di

ladang.

 Gambar 21. Data 2. 3(Annalies berdandan menggunakan kebaya


Jawa)

Dialog :

Nyai Ontosoroh : Berbahagialah dia yang makan dari hasil keringatnya sendiri.

Minke : Terima kasih Ma.

Nyai Ontosoroh : Dia bersolek untukmu nyo.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan bahwa adanya

perubahan perilaku Annelies setelah dia menerima ciuman dari minke, disini

80
digambarkan wahwa Annelies mempunyai perasaan yang sama dengan minke

sehingga sikapnya berubah.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati cara berpakaian

Annelies yang berubah pada awalnya dia sering menggunakan pakaian yang

identik dengan Ke-Eropa-an, namun saat itu dia tampil dengan kebawa sebagai

simbol ke-jawa-annya. Bahkan Dialog dalam adegan tersebut Nyai Ontosoroh

mengungkapkan tentang perubahan Annelies untuk Minke.

 Gambar 22. Data 2.4 (Penolakan Herman Melemma kepada


Minke)

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati perubahan sikap

Annelies yang terjadi ketika Herman Melema (Ayah Annelies) menolak kehadiran

Minke di rumahnya sekaligus menghina keberadaan Minke sebagai pribumi.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati adegan dimana

Annelies sangat sedih dengan kejadian malam itu sehingga dia harus

mengeluarkan airmata kesedihannya.

 Gambar 23. Data 2.5 (Minke menerima surat yang berisi kesedihan
Annalies)

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan tentang sikap

Annelies yang berubah mengalami kemurungan akibat tidak hadirnya Minke di

rumahnya, sehinnga Nyai Ontosoroh mengirimkan Surat yang berisi tentang

kegelisahan nyai Terhadap perilaku Annelies yang mulai tidak bersemangat lagi.

81
 Gambar 24. Data 2.6 (Annalies menyambut kehadiran Minke
kembali)

Dialog :

Annelies : Sepertinya orang-orang di kotamu sedang mencarimu mas,


ini mejamu, ini lemarimu.

Minke : Biar aku saja, Ann

Annelies : Sudah kamu kan tamu di sini

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan bahwa sikap

Annelies saat kehadiran minke di rumahnya. Dia merasa senang, tergambar dari

adegan dimana dia merapihkan barang-barang minke dari kopernya.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati dialog yang ada,

dimana Annelise menunjukan rasa bahagia nya dengan menunjukan semua

peralatan di dalam kamar yang akan di gunakan Minke.

 Gambar 25. Data 2.7(Kesedihan Annalies ketika Minke tidak


kembali)
Dialog :
Nyai Ontosoroh : Ada apa Ann? Minke? Sebegitunya kau menghawatirkan dia?
Sayang kamu sama dia?
Annelies : Minke tidak sayang aku ya ma?
Nyai Ontosoroh : Tidak usah di pikir Ann..
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan adanya perubahan

sikap Annelies ketika Minke belum kembali. Sehingga Annelies tampak murung

dan kecewa, tergambar dalam adegan di atas Nyai Ontosoroh berusaha mengibur

Annelies yang sedang sedih

82
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati dialog dalam adegan

tersebut dimana terdapat makna sebuah kekesalan yang di rasakan Annelies ketika

Minke tidak datang. Annelies merasa Minke tidak mencintainya lagi.

 Gambar 26. Data 2.8 (Annalies jatuh sakit)


Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan adegan ketika

Annelies jatuh pingsan, Dokter Martinet memeriksa keadaan Annelise. Dalam

adegan tersebut nampak Annelies hanya bisa menerima Minke kareba ikatan

bantin yang di miliki Annelise terhadap Minke. Dokter Martinet menjelaskan

kepada minke tentang keadaan yang di rasakan Annelies dimana Annelies sangat

membutuhkan kehadiran Minke selain Nyai Ontosoroh.

 Gambar 27. Data 2.9 (Annalies dan Minke pertama kali tidur satu
ranjang)
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan adegan dalam film

menunjukan tentang Annelies yang memberikan cinta dan kepercayaan terhadap

Minke terlihat saat keduanya berada di atas ranjang tempat tidur dan melakukan

hubungan intim.

 Gambar 28. Data 2.10 (Annalies trauma dengan kejadian Robert


memperkosa dirinya)
Berdasarkan analisis data di atas, Peneliti mengamati adegan dalam film

dimana terdapat perubahan sikap dan perilaku dari Annelies dikarekan perbuatan

pelecehan seksual yang dialami oleh Robert Milema yang merupakan kakanya

sendiri. Tekanan batin yang membuat Annelies merasa di lecehkan sehingga

merubah sikapnya menjadi dingin.

83
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan dari dialog yang

ada, Annelies mengalami stres dan merasa terganggu dengan kejadian yang dia

alami. Peneliti menarik kesimpulan bahwa adanya gangguan psikiater terhadap

Annelies.

 Gambar 29. Data 2 .11(Minke yang berusaha membahagiakan


Annalies)

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati adegan di atas

merupakan kebahagian bagi Annelies karena Minke berusaha berada di

sampingnya, dengan penuh cinta sehingga membuat sikap annelies menjadi lebih

baik karna berada di samping Minke.

 Gambar 30. Data 2.12 (Ketakutan Annalies setelah Herman


Melamma meninggal)
Dialog :
Nyai Ontosoroh : Kita menghadapi situasi yang lebih sulit lagi nak
Annelies : Mas apakah kamu akan lari dari kami?
Minke : Selama matahari masi ada, aku akan tetap ada disini Ann
Berdasarkan Analisis data di atas, peneliti menafsirkan perubahan sikap

dari Annelies dikarenakan rasa takut kehilangan minke setelah kepergian Herman

Melema Ayahnya.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati dialog dari Minke

dan Annelies, makna dari dialaog di atas merupakan kesedihan yang dirasakan

Annelies setelah Kepergian Ayahnya.

84
 Gambar 31. Data 2.13 (Minke dikeluarkan dari HBS karena
hubungannya dengan Annalies)
Dialog :
Direktur Sekolah : Saya menghargai ketekunanmu,berhasil menyelesaikan
kasusmu di persidangan. Tapi,sebagai direktur sekolah. Aku tetap harus
mengeluarkanmu. Hubunganmu dengan Annelies jadi contoh yang tidak
baik bagi siswa-siswi di sini. Ayahmu bahkan memintamu untuk di
keluarkan.
Berdasarkan pengamatan dari analisi data di atas, Annelies mendapat

masalah baru di karenakan Minke harus di keluarkan dari HBS karna hungan

mereka di anggap memberi contoh yang tidak baik.

 Gambar 32. Data 2. 14 (Minke menyatakan ingin menikahi


Annelies)
Dialog :
Minke : Mama, dihadapan sahabatku ini, aku berjanji akan menikahi
Annelies.
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati dari adengan di atas

ketika Minke menyatakan niat-nya kepada Nyai Ontosoroh untuk menikahi

Annelies. Perasaan bahagia Annelies yang menerima lamaran Minke untuk

menikahinya, membuat rasa takut kehilangan pada saat itu berubah menjadi rasa

bahagia bisa di samping Minke.

Berdasarkan pengamatan Peneliti pada analisis data di atas, terdapat dialog

pernyataan Minke untuk menikahi annelies.

Berdasarkan pengamatan peneliti pada analisis data di atas, setelah

perencanaan pernikahan mereka, Minke diajak kembali ke HBS karna dianggap

85
mempunyai prestasi yang baik. Dan membuat Annelies sangat bahagia dengan

berita ini.

 Gambar 33 . Data 2. 15 (Annalies dan Minke mengundang seluruh


siswa HBS)
Dialog :
Jan : Ayo ikut saya Minke. Ada berita bagus. Ayo sini, ayo..
Minke : Kenapa
Guru : Minke, Senang melihatmu kembali. Mari sini, lihat nilaimu
Minke : Permisi, Aku nomor 1 Ann
Jan : Kau hebat minke
Minke : Terima kasih Jan. Perhatian Semuanya. Di hari bahagia ini saya
akan menyampaikan sebuah undangan. Annelies dan saya akan
mengundang seluruh siswa HBS untuk hadir dalam pernikahan kami bulan
depan.
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan sikap Annelies

ketika menemani Minke ke HBS untuk melihat nilai hasil ujiannya yang begitu

baik. Rasa bangga ketika Annelies berapa dan menyeksiakn keberhasilan

Annelies.

Berdasarkan pengamatan peneliti dari analisis data di atas, Annelies

tampak begitu bahagia juga ketika harus berdiri di samping Minke dan seluruh

siswa-siswi HBS untuk mengundang dan memberitahukan berita bahagia tentang

pernikahan Annelies dan Minke.

 Gambar 34. Data 2.16 (Pernikahan Annalies dan Minke)


Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan perasan dan sikap

Annelies yang di tampilkan dalam adegan dimana perkawinan antara Minke dan

86
Annelies menggambarkan rasa bahagia yang tidak dapat di sebutkan dengan

sebuah kata. Wujud dari cinta yang dimiliki Annelies dan minke terwujud saat

pernikahan mereka di selenggarakan.

Berdasarkan pengamatan Peneliti dari analisis data di atas, gambaran

kebahagiaan Annelies dari senyum yang mewarnai wajahnya setiap saat dalam

berlangsungnya penikahan yg di gelar di hadiri keluarga dan tamu undangan

seperti Siswa HBS dan kerabat dekat.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati perubahan sikap

Annelies yang tampak begitu bahagia di karenakan semua tamu undangan yang

hadir juga merasakan kebahagian yang sama yg di rasakan.

 Gambar 35. Data 2.17 (Maurist Mellema menuntut hak asuh


Annalies di Pengadilan Kulit Putih)
Dialog :
Nyai Ontosoroh : Jadi Maurits mau merampas semuanya?
Pengadilan : Itu keputusannya nyai
Nyai Ontosoroh : Tanpa menginjakan kaki disini dia bisa seperti itu?
Minke : Ma? Ann? Apa Ma.
Nyai Ontosoroh : Habis semua,habis semua, nyo
Minke : Habis semua? Apa yang habis Ma?
Nyai Ontosoroh : Pernikahan kamu dan Annelies di anggap di bawa umur
nyo, maka harta semuanya akan di ambil Maurits biadap itu
Minke : Annelies kan sudah menikah dengan saya ma.
Nyai Ontosoroh : Tapi perkawinanmu di anggap tidak sah dan aku dianggap
bersekutu dalam pemaksaan. Biadap orang-orang itu nyo.

87
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan perubahan sikap

analis ketika diperhadapkan dengan masalah baru tentang status pernikahannya

dengan Minke di anggap tidak sah.

Berdasarkan pengamatan Peneliti dari analisis data di atas, terdapat

diaolog Nyai Ontosoroh yang menyatakan Status pernikahan Annelies dan Minke

tidak sah.

 Gambar 36. Data 2.18 (Annalies kembali jatuh sakit)


Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati adegan waktu

Annelies jatuh Sakit karena karena terpukul dengan berita yang membuat dia

terkejut sampai jatuh pingsan

 Gambar 37. Data 2.19 (Minke mendapatkan surat dari Pengadilan


Agama)
Dialog :
Nyai Ontosoroh : kenapa Nyo?
Minke : Surat dari kantor hukum agama ma, ini obatnya ma, Ann
bisa sembuh dengan ini. Ann, pernikahan kita sah Ann, jangan kawatir. Ini
suratnya pernikahan kita sah Ann,Ann? Pernikahan kita sah Ann, Ini
suratnya, sembuh Ann...
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan keadaan Annelies

yang semakin memburuk ketika di perhadapkan dengan masalah ini. Sekalipun

Minke dengan susah payah mendapatkan jalan keluar dari masalah pernikahan

Annelies dan Minke. Annelies terbaring lemah di tempat tidur dengan keadaan

yang menghawatirkan.

88
Berdasarkan pengamatan peneliti dari analisis data di atas, peneliti

mengamati dialog yang ada di atas menggambarkan perjuangan dari minke tidak

mempunyai arti bagi Annelies di situasi itu ketika Annelies tidak bisa melakukan

apa-apa.

 Gambar 38. Data 2.20 (Annalies harus diberikan obat penenang)


Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati Annelies yang tidak

membaik belum sembuh dari sakit yang dia rasakan. Bahkan harus diberikan

suntikan untuk menenangkan pikirannya.

Berdasarkan pengamatan peneliti dari analisis data di atas, membuka

pemikiran setiap orang yang mengalami penindasan sehingga di perhadapkan

dengan masa sulit sehingga tidak bisa mengendalikan pola berpikir yang baik.

 Gambar 39. Data 2. 21 (Annalies berusaha melayani Minke untuk


terakhir kalinya)
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan Perubahan sikap

Annalies yang yang tergambar dalam adegan di atas merupakan sikap Annelies

yang memaksakan dirinya untuk melayani Minke sebagai Suaminya untuk

terakhir kali, sikap Annelis dalam adegan ini adalah awal dari sikap Annelies yang

memilih untuk berangkat ke Amsterdam .

 Gambar 40. Data 2. 22 (Annalies berniat mengikuti arahan


pengasuh baru dari Amsterdam)
Dialog :
Annelies : Mama, aku minta koper coklat yang dulu mama pake keluar
dari rumah mama

89
Nyai Ontosoroh : Kamu tidak pantas Ann
Annelies : Aku mau Melihatnya ma
Pengasuh : Mulai saat ini saya yang akan mengasuh Nona Milema.
Minke : Tidak!!
Annelies : Silakan Masuk
Bardasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati perubahan sikap

yang signifikan terhadap Annelies, dimana sikap Annelies berubah sangat

menuruti perintah yang di berikan pengasuh barunya untuk ke Amsterdam.

Berdasarkan Pengamatan peneliti pada analisis data di atas, peneliti

menafsirkan Annelies yang sedemikian cara merubah sikapnya untuk berangkat

ke Amsterdan tanpa terlibat sedih, dari kutipan dialog yang ada Annelies

menunjukan bahwa dia berniat untuk pergi ke Amsterdam. Dengan meminta

koper yang pernah digunakan Nyai Ontosoroh saat keluar dari rumah. Membuat

perasaan Nyai Ontosoroh dan Minke terpukul dengan pilihan Annelies untuk

pergi ke Amsterdam.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati adanya pemaksaan

kehendak dalam diri Annelies untuk berpura-pura tegar dalam mengadapi

permasalahan ini dan seakan dia tidak merasa keberatan dengan keputusan yang

mengharuskan dia pergi ke Amsterdam.

 Gambar 41. data 2.23 (Annalies menguatkan Minke untuk


kepergiannya
Dialog :
Annelies : Aku pergi dengan koper mama ya?kenangan ini harus di
bawa jauh,tidak boleh lagi memberati mama. Sama seperti mama. Aku tidak
akan kembali lagi ke rumah ini.

90
Nyai Ontosoroh : Aku tidak pernah berhenti membelamu nak.
Annelies : sudah ma, maksudku jangan menangis, ma. Aku punya 1
permintaan, menikah lagi ma, dan berikan aku seorang adik yang
manis,begitu manis ma,tidak menyusahkan seperti anakmu yang Indo ini.
Sudah ma jangan menangis.
Pengasuh : Waktunya sebentar lagi
Annelies : Mas? Kita kan pernah bahagia, kenang itu saja, jangan yang
lain.
Pengasuh : Mari, Sayang..
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan Perubahan sifat

Annelies hampir mencapai puncak sebagaimana baiasanya. Dengan pilihan untuk

pergi ke Amsterdam dia berusaha terlihat kuat dari ekspesi yang digambarkan.

Berdasarkan pengamatan peneliti pada analisis data di atas, adegan yang

tergambar ketika Annelies bersikap tetap kuat dan meyakinkan Nyai Ontosoroh

dan Minke agar dapat hidup bahagia tanpa sosok dirinya,

Berdasarkan Pengamatan Peneliti, menafsirkan dari isi Dialog Annelies

kata-kata yang di berikan-nya mempunyai makna meyakinkan Nyai Ontosoroh

dan Minke agar dapat menerima realita yang ada.

 Gambar 42. Data 2.24 (Keberangkatan Annalies ke Amsterdam)


Berdasarkan Analisis data di atas, Peneliti mengamati adegan ketika

Annelies mulai melangkah dan beranjak dari rumahnya untuk pergi ke

Amsterdam. Gambaran sikap Annelies terlihat jelas seperti merelakan semuanya

demi sebuah kebahagian yang bukan untuk dirinya. perubahan sikap Annelies

tergambar dari wajahnya saat dia harus berusaha melangkah tanpa memberikan

kesan bahwa dia sangat terluka dengan keputusan ini. Sangat nyata bahwa airmata

91
yang keluar dari wajah Annelies adalah bentuk pengorbanan yang dia berikan

kepada Nyai Ontosoroh dan Minke untuk mengikuti Hukum Eropa yang menindas

kehidupannya. Krisis identitas waktu itu yang di alami Annelies menggambarkan

kehidupan manusia pribumi yang harus hidup dan berusaha menentang hukum

Eropa di masa kolonialisme.

Berdasarkan pengamatan peneliti atas analisis data di atas bahwa, Annelies

tidak mampu mengungkapkan satu bahkan 2 kata pun ketika dia harus

meninggalkan rumahnya. Ini menjelaskan bahwa Annelies berusaha merubah

sikapnya agar tidak membuat Minke dan Nyai Ontosoroh terlihat sedih.

Berdasarkan pengamatan peneliti atas analisis data di atas bahwa, Annelies tidak

mampu mengungkapkan satu bahkan dua kata pun ketika dia harus meninggalkan

rumahnya. Ini menjelaskan bahwa Annelies berusaha merubah sikapnya agar

tidak membuat Minke dan Nyai Ontosoroh terlihat sedih.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan Eropa yang di

agungkan sebagai puncak pengetahuan dan peradaban dengan mudahnya

merampas hak, bahkan malu bukan lagi peradaban Eropa mereka hanya tau apa

yang mereka mau.

Berdasarkan analisis data di atas, dan tafsiran peneliti menarik

kesimpulan bahwa sikap seseorang akan begitu signifikan berubah ketika

kehidupannya mulai merasa cenderung pada pilihan yang memberatkan. sifat

batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatan, watak, tidak

seorang pun mampu mengubahnya. Dilihat bahwa dalam film ini awal cinta antara

92
Annelies dengan Minke berubah dengan pilihan Annelies meninggalkan Minke ke

Amsterdam dan merelakan cintanya.

Data 3 :

Bagaimanakah perubahan sikap tokoh Annelies terhadap tokoh Nyai Ontosoroh

dalam film “Bumi Manusia”?

 Gambar 43. Data 3.1 (Annalies mengenalkan Minke kepada Nyai


Ontosoroh)

Dialog :

Annelies : Mama, Itu Minke. Dia Temanku. Minke ini mamaku..

Nyai Ontosoroh : Orang disini memanggilku ontosoroh, mereka susah menyebut

Buitenzorg. Kau bisa memanggilku nyai.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan Annelies merasa senang


karena bisa memperkenalkan minke kepada Nyai Ontosoroh, dan bisa dilihat dari kutipan
gambar di atas bahwa Annelies dan Nyai Ontosoroh mempunyai kedekatan .

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati sikap Annelies disaat


dengan perasaan yang senang, dialog di atas memberikan gambaran bahwa Annelies
mempenalkan minke kepada Nyai Ontosoroh.

 Gambar 44 Data 3.2 (Annalies ingin menjadi Pribumi seperti Nyai


Ontosoroh)

Dialog :

Nyai Ontosoroh : Maafkan Annelies ya Nyo dia jarang sekali bergaul dengan
HBS dan Indo....

Annelies : Aku tidak mau menjadi Indo. Aku Ingin seperti mama
Pribumi..

93
Nyai Ontooroh : Iya, Ya sudah, ya sudah.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti dapat menafsirkan bahwa sikap

Annelies yang berusaha memperjelas identitas dirinya untuk menjadi manusia

pribumi seperti ibunya Nyai Ontosoroh.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati dari dialog annelies

dengan nyai ontosoroh, yang mengungkapkan keberanian Annelies untuk menjadi

manusia pribumi seperti Nyai Ontosoroh dan keluar dari jiwa Eropanya.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati Sikap Annelies

dengan kecintaan-nya terhadapa pribumi, tanpa peduli dengan latar belakang

Eropa dari Ayahnya.

 Gambar 45. Data 3.3 (Annalies membela Nyai Ontosoroh dari

pertengkaran dengan Robert)

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan sikap Annelies yang

ada dalam adegan yang menentang Robert Milema saat bertengkar dengan Nyai

Ontosoroh merupakan keberaniannya untuk membela Nyai Ontosoroh dan

Pribumi yang di tentang oleh Robert Milena.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati bahwa adanya

perubahan sikap Annelies yang berani untuk melawan Robert. Dalam adegan ini

Annelies ingin melindungi Nyai Ontosoroh.

 Gambar 46. Data 3.4 (Nyai Ontosoroh berusaha menenangkan


Annalies)

94
Dialog :
Nyai Ontosoroh : Ada apa Ann? Minke? Sebegitunya kau menghawatirkan dia?
Sayang kamu sama dia?
Annelies : Minke tidak sayang aku ya ma?
Nyai Ontosoroh : Tidak usah di pikir Ann..
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan adanya kedekatan

antara Annelies dan Nyai Ontosoroh ketika Annelies merasa sedih saat Minke

belum kembali ke rumah.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliliti mengamati dari dialog

Annelies dan Nyai Ontosoroh yang berisi tentang curahan hatinya kepada Nyai

Ontosoroh tentang Minke.

 Gambar 47. Data 3.5 (Nyai Ontosoroh menemani Annalies saat


mengalami trauma)
Berdasarkan analisis data di atas, Peneliti mengamati adegan dalam film

dimana terdapat perubahan sikap dan perilaku dari Annelies dikarekan perbuatan

pelecehan seksual yang dialami oleh Robert Milema yang merupakan kakanya

sendiri. Tekanan batin yang membuat Annelies merasa di lecehkan sehingga

merubah sikapnya menjadi dingin.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan dari dialog yang

ada, Annelies mengalami stres dan merasa terganggu dengan kejadian yang dia

alami. Sehingga Nyai Ontosoroh harus berusaha berada di samping Annelies dan

menguatkan Annelies di kala itu. Peneliti menarik kesimpulan bahwa adanya

gangguan psikiater terhadap Annelies.

95
 Gambar 48. Data 3.6 (Annalies dan Nyai Ontosoroh melihat
kematian Herman Mellema)
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan bahwa adegan

dalam film waktu dimana Minke, Annelies, Nyai Ontosoroh, Darsam

menyaksikan kematian Herman Melema. Saat itu juga Annelies dan Nyai

Ontosoroh harus memperjuangkan hidup mereka dengan konflik-konflik yang

mulai mereka alami.

 Gambar 49. Data 3.7 (Setelah kematian Herman Mellema


membawa situasi sulit)
Dialog :
Nyai Ontosoroh : Kita menghadapi situasi yang lebih sulit lagi nak
Annelies : Mas apakah kamu akan lari dari kami?
Minke : Selama matahari masi ada, aku akan tetap ada disini Ann
Berdasarkan Analisis data di atas, peneliti menafsirkan perubahan sikap

dari Annelies dikarenakan rasa takut atas kepergian Herman Melema Ayahnya.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati, dialog Nyai

Ontosoroh yang menggambarkan bahwa tantangan baru akan di mulai bagi

Annelies dan Nyai Ontosoroh.

 Gambar 50. Data 3.8 (Annales menemani Nyai Ontosoroh di


Pengadilan Kulit Putih)
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan adegan di atas

ketika Annelies dan Minke mendampingi Nyai Ontosoroh di pengadilan Kulit

Putih atas meninggalnya Herman Melema.

96
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati sikap Annelies waktu

menghadiri persidangan Nyai ontosoroh yang di duga dalam dari kematian

Herman Melema. Annelies merasa sedih karna Nyai Ontosoroh harus menghadapi

permasalahan yang tidak dia lakukan.

 Gambar 51. Data 3.9 (Setelah Pengadilan menyatakan Nyai


Ontosoroh tidak bersalah)
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati adengan ketika

Annelies dan Minke menghadiri pengadilan kulit putih kembali menemani Nyai

Ontosoroh, pada waktu itu Nyai ontosoroh bebas dari gugatan dan dinyatakan

tidak bersalah oleh pengadilan kulit putih.

 Gambar 52. Data 3.10 (Mourist Millema menuntut hak asuh


Annalies)
Dialog :
Nyai Ontosoroh : Jadi Maurits mau merampas semuanya?
Pengadilan : Itu keputusannya nyai
Nyai Ontosoroh : Tanpa menginjakan kaki disini dia bisa seperti itu?
Minke : Ma? Ann? Apa Ma.
Nyai Ontosoroh : Habis semua,habis semua, nyo
Minke : Habis semua? Apa yang habis Ma?
Nyai Ontosoroh : Pernikahan kamu dan Annelies di anggap di bawa umur
nyo, maka harta semuanya akan di ambil Maurits biadap itu
Minke : Annelies kan sudah menikah dengan saya ma.
Nyai Ontosoroh : Tapi perkawinanmu di anggap tidak sah dan aku dianggap
bersekutu dalam pemaksaan. Biadap orang-orang itu nyo.

97
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan perubahan sikap

analis ketika diperhadapkan dengan masalah baru tentang status pernikahannya

dengan Minke di anggap tidak sah.

Berdasarkan pengamatan Peneliti dari analisis data di atas, terdapat

diaolog Nyai Ontosoroh yang menyatakan Status pernikahan Annelies dan Minke

tidak sah. Sebagai ibu Nyai Ontosoroh harus memperjuangkan hak Annelies

sebagai anaknya.

 Gambar 53. Data 3.11 (Kesedihan Annalies saat mendapat berita


dari pengadilan)
Dialog :
Pengacara : Dalam catatan Pengadilan Amsterdam, tertulis bahwa Nyai tidak
pernah menikah secara sah dengan Herman. Dan Herman tidak
pernah menceraikan istri pertamanya
Nyai Ontosoroh : Apa iyu maksudnya?
Pengacara : Artinya menurut Hukum, herman tidak bisa mengakui secara
hukum Annelies dan Robert sebagai anak
Minke : dengan begitu Annelies Tidak mempunyai hak atasAnnelies?
Bukan begitu?
Pengacara : iya benar, tapi aku mendapat kabar dari amsterdam istri
pertama herman mengajukan cerai ke pengadilan dan herman mengabulkan
permohonan itu
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan bahwa perasaan

Annelies yang mengalami penurunan ketika seorang pengacara yang membantu

kasus-nya mengungkapkan tentang kasus Herman Melema yang memberatkan iya

untuk tetap bertahan dengan Nyai Ontosoroh.

98
Berdasarkan pengamatan analisis data di atas, Peneliti mengamati dialog

pada Pengacara yang memberi penjelasan tentang status Herman Melema.

 Gambar 54. Data 12 (Annalies meminta perlindungan hukum


Pribumi)
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan tentang usaha

Minke, Annelies dan Nyai Ontosoroh untuk meminta perlindungan di mata

hukum Pribumi tentang hukum Eropa yang di alami Annelies. Dengan menulis

berita dan artikel untuk di sebarkan. Usaha membandingkan hukum Eropa dan

Hukum Islam untuk meminta perlindungan

 Gambar 55. Data 3.13 (Pengadilan menyatakan hak asuh Annalies


jatuh kepada Maorits)
Dialog :
Hakim : Berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan bahwasanya
pernikahan Sanikem dan Herman Melema tidak sah secara Hukum, maka
Sanikem tidak berhak atas seluruh kekayaan Herman Melema, termasuk
hak asuh Annelies Melema dan Robert Melema
Nyai Ontosoroh : Saya Menolak, Yang mulia
Hakim : Gunakan Bahasamu.
Nyai Ontosoroh : Saya Menolak, saya Sanikem, saya yang melahirkannya.
Saya menolak!
Hakim : Annelies Milema akan di angkat dengan kapal dari
Surabaya ke Amsterdam dalam tempo 5 hari,
Minke : Tidak!! Saya tidak setuju dengan keputusan ini.saya adalah
suami Annelies yang sah di mata agama
Hakim : silakan bicara di majelis itu tidak disini

99
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati adegan ketika

pengadilan memutuskan status Annelies di mata hukum Eropa Nyai Ontosoroh

tidak memiliki hak kekayaan dan asuh Annelies.

Berdasarkan pengamatan peneliti dari analisis data di atas Hukum Eropa

adalah pertentangan yang keras untuk Annelis bertahan menjadi Pribumi dan

tinggal dengan Nyai Ontosoroh.

 Gambar 56. Data 3.14 (Annalies yang memilih pergi ke


Amsterdam)
Dialog :
Annelies : Mama, aku minta koper coklat yang dulu mama pake keluar
dari rumah mama
Nyai Ontosoroh : Kamu tidak pantas Ann
Annelies : Aku mau Melihatnya ma
Pengasuh : Mulai saat ini saya yang akan mengasuh Nona Milema.
Minke : Tidak!!
Annelies : Silakan Masuk
Bardasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati perubahan sikap

yang signifikan terhadap Annelies, dimana sikap Annelies berubah sangat

menuruti perintah yang di berikan pengasuh barunya untuk ke Amsterdam.

Berdasarkan Pengamatan peneliti pada analisis data di atas, peneliti

menafsirkan Annelies yang sedemikian cara merubah sikapnya untuk berangkat

ke Amsterdan tanpa terlibat sedih, dari kutipan dialog yang ada Annelies

menunjukan bahwa dia berniat untuk pergi ke Amsterdam. Dengan meminta

koper yang pernah digunakan Nyai Ontosoroh saat keluar dari rumah. Membuat

100
perasaan Nyai Ontosoroh dan Minke terpukul dengan pilihan Annelies untuk

pergi ke Amsterdam.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti mengamati adanya pemaksaan

kehendak dalam diri Annelies untuk berpura-pura tegar dalam mengadapi

permasalahan ini dan seakan dia tidak merasa keberatan dengan keputusan yang

mengharuskan dia pergi ke Amsterdam.

 Gambar 57. Data 3.15 (Annalies memilih meninggalkan Nyai


Ontosoroh)
Dialog :
Annelies : Aku pergi dengan koper mama ya?kenangan ini harus di
bawa jauh,tidak boleh lagi memberati mama. Sama seperti mama. Aku tidak
akan kembali lagi ke rumah ini.
Nyai Ontosoroh : Aku tidak pernah berhenti membelamu nak.
Annelies : sudah ma, maksudku jangan menangis, ma. Aku punya 1
permintaan, menikah lagi ma, dan berikan aku seorang adik yang
manis,begitu manis ma,tidak menyusahkan seperti anakmu yang Indo ini.
Sudah ma jangan menangis.
Pengasuh : Waktunya sebentar lagi
Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan Perubahan sifat

Annelies hampir mencapai puncak sebagaimana baiasanya. Dengan pilihan untuk

pergi ke Amsterdam dia berusaha terlihat kuat dari ekspesi yang digambarkan.

Berdasarkan pengamatan peneliti pada analisis data di atas, adegan yang

tergambar ketika Annelies bersikap tetap kuat dan meyakinkan Nyai Ontosoroh

dan Minke agar dapat hidup bahagia tanpa sosok dirinya,

101
Berdasarkan Pengamatan Peneliti, menafsirkan dari isi Dialog Annelies

kata-kata yang di berikan-nya mempunyai makna meyakinkan Nyai Ontosoroh

dan Minke agar dapat menerima realita yang ada.

 Gambar 58. Data 3.16 (Keberangkatan Annalies ke Amsterdam)


Berdasarkan Analisis data di atas, Peneliti mengamati adegan ketika

Annelies mulai melangkah dan beranjak dari rumahnya untuk pergi ke

Amsterdam. Gambaran sikap Annelies terlihat jelas seperti merelakan semuanya

demi sebuah kebahagian yang bukan untuk dirinya. perubahan sikap Annelies

tergambar dari wajahnya saat dia harus berusaha melangkah tanpa memberikan

kesan bahwa dia sangat terluka dengan keputusan ini. Sangat nyata bahwa airmata

yang keluar dari wajah Annelies adalah bentuk pengorbanan yang dia berikan

kepada Nyai Ontosoroh dan Minke untuk mengikuti Hukum Eropa yang menindas

kehidupannya. Krisis identitas waktu itu yang di alami Annelies menggambarkan

kehidupan manusia pribumi yang harus hidup dan berusaha menentang hukum

Eropa di masa kolonialisme.

Berdasarkan pengamatan peneliti atas analisis data di atas bahwa, Annelies

tidak mampu mengungkapkan satu bahkan dua kata pun ketika dia harus

meninggalkan rumahnya. Ini menjelaskan bahwa Annelies berusaha merubah

sikapnya agar tidak membuat Minke dan Nyai Ontosoroh terlihat sedih.

Berdasarkan analisis data di atas, peneliti menafsirkan Eropa yang di

agungkan sebagai puncak pengetahuan dan peradaban dengan mudahnya

102
merampas hak, bahkan malu bukan lagi peradaban Eropa mereka hanya tau apa

yang mereka mau.

Secara Indeksikal Pada tataran Semiotik dalam film “Bumi Manusia”

dapat dilihat adanya makna indeksikal dari tokoh Annelies dengan tokoh lainnya,

yakni, perubahan sikap Annelies semula mencintai tanah kelahirannya yaitu jawa

akhirnya harus meninggalkan dan menuju tanah Belanda. Kemudian Annelies

yang semula mencintai Minke akhirnya meninggalkan Minke. Annelies yang

semula memiliki kedekatan dengan Nyai Ontosoroh akhirnya memilih menjauh

dengan jalan pergi ke tanah Belanda.

Adapun dalam Penafsiran semiotik simbolik maka perubahan sikap

Annelies bermakna kekalahan bangsa Bumi Putra terhadap Belanda yang pada

waktu itu bertindak sebagai penjajah.

Berdasarkan analisis data di atas, dan tafsiran peneliti menarik kesimpulan

bahwa sikap seseorang akan begitu signifikan berubah ketika kehidupannya mulai

merasa cenderung pada pilihan yang memberatkan. sifat batin manusia yang

mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatan, watak, tidak seorang pun mampu

mengubahnya. Dilihat bahwa dalam film ini awal kedekatan antara Annelies

dengan Nyai ontosoroh berubah dengan pilihan Annelies meninggalkan Nyai

Ontosoroh ke Amsterdam.

103
Perspektif pendidikan pada film Bumi Manusia menurut peneliti

Analisis peneliti pada film ini, secara Umum dilihat dari perspektif

pendidikan film bumi manusia mempunyai pengaruh besar di dalamnya banyak

nilai-nilai yang bisa diangkat termasuk nilai pendidikan. Pada kenyataannya,

sampai saat ini masih ditemukan hal yang sama yang digambarkan dalam film

Bumi Manusia dimana perempuan di pandang sebelah dan dinilai sebagai makluk

kelas dua setelah laki-laki oleh berbagai kalangan. Hal tersebut karena indonesia

masih di dominasi oleh budaya pratriaki, yang artinya kekuasaan da keputusan

masih di tentukan oleh laki-laki.

Pendidikan karakter idealnya tidak hanya diterapkan di lingkungan

sekolah dan masyarakat, tetapi lingkungan keluarga menjadi pondasi awal

dibentuknya karakter anak, terutama peran seorang ibu. Berawal dari tangan

tangan perempuanlah karakter seorang anak dapat di bentuk.

Pandangan peneliti untuk film Bumi Manusia adalah film yang banyak

memberikan gamabaran kepada penonton untuk kembali mempelajari sejarah, dan

tokoh Annelies merupakan tokoh yang berpengaruh besar dilihat dari isi film dan

dikaitkan dengan nilai pendidikan, Annelies digambarkan memiliki kesan yang

baik di tengah kehidupannya bersama dengan ibunya Nyai Ontosoroh dia banyak

membantu para pekerja di perkebunan milik keluarganya, kemudian membantu

para anak-anak petani untuk belajar, analisis peneliti menarik kesimpulan bahwa

pada awal film ini diceritakan Annelies sangat mendidik.

104
Sesuatu yang berbeda peneliti temukan dalam film ini ketika bagian akhir

film dimana Annelies mempunyai sikap yang tidak seperti biasanya. Dia harus

meninggalkan Minke, Nyai Ontosoroh dan Tanah kelahirannya Jawa untuk ke

Belanda. Dilihat dari perspektif pendidikan sikap Annelies dalam bagian ini

menjadi tidak mendidik. Karena dengan mudahnya harus meninggalkan orang-

orang yang sangat dekat bahkan mencintainya begitu saja tanpa memikirkan

apakah kepergiannya ke Belanda adalah suatu tindakan yang dapat menyelesaikan

masalah.

105
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah peneliti menyelesaikan penelitian dengan menganalisis data dari

film “Bumi Manusia”, peneliti menemukan bagian-bagian dari film yang

mencakup tentang perubahan sikap tokoh Annelies, Hal tersebut di buktikan

dengan setiap adegan dan dialog yang sudah di analisis.

Perubahan sikap dalam film “Bumi Manusia”, memberikan gambaran

kepada penonton bahwa setiap orang bisa saja mengalami perubahan perangai

karena keadaan yang dia alami. Karena sikap seseorang akan begitu signifikan

berubah ketika kehidupannya mulai merasa cenderung pada pilihan yang

memberatkan. sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan

perbuatan, watak, tidak seorang pun mampu mengubahnya.

B. Saran

Setalah melaksanakan penelitian terhadap film “Bumi Manusia”, peneliti

menemukan hal-hal yang harus di perhatikan dalam menjaga sikap seseorang agar

tidak berubah.

Oleh sebab itu peneliti menyarankan kepada teman-teman JPBSI agar

melakukan penelitian tentang sastra khususnya film. Karena media film

merupakan sebuah karya sastra jauh lebih cepat dalam menyampaikan pesan yang

terdapat pada suatu karya. Kemudian media film juga akan lebih banyak di minati

106
oleh setiap kalangan terlebih khusus siswa/i dalam dunia pendidikan karena

menonton adalah hal yang menyenangkan.

Disarankan juga kepada masyarakat pada umumnya agar memilih karya

sastra yang berkualitass untuk memajukan kehidupan moral dan pendidikan agar

lebih bermanfaat untuk kelangsungan kehidupan. Kemudian agar lebih meningkat

kepedulian massyarakat khususnya bagi dunia pendidikan.

107
Daftar Pustaka

Alkatuuk. (2019). Literasi Film Dalam Perspektif Pendidikan Pada Mata Kuliah
Teori dan Apresiasi Film.Manado:LP2AI UNIMA
Akhaidah, Sabarati,Dkk. (1991). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia.Jakarta:Erlangga

Jatha, Wirya, Jatha. (1984). Pendakian Narasi. Mataram:Penerbit Nusa Indah

Pratista, Himawan. (2008). Memahami Film. Yogyakarta:Homerian Pustaka

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : PT. Bumi


Aksara

Monaco, James (2000). How to read Ad Film: Movies, Media, Multimedia. 3 ed.

New York: Oxford University Press.

Oxford Learner’s pocked Dictionary Fourth Edition , New. York: Oxford

University Press : 2008

Effendi, Ononguchana. 1986. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi.


Bandung : PT.Citra Aditia Bakti

Rusyana. 1992. Metode Pengajaran Sastra. Bandung : C.V Gunung Larang

Sugiono. 2014. Metode Penelitiaan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung : Alfabeta.

Sukmadinata. 2009. Metode Penelitian Pendidikan . Bandung : Rosada Karya

Sumarno,Marseli. 1996. Dasar-dasar Apresiasi Film. Jakarta: Gramedia

Suracmad, W. 1982. Pengantar Penelitian. Bandung : Tarsito

Wellek,Rene dan Warren Austin.1989. Teori kesustraan. Jakarta : PT.


Gramedia.

108
Daftar Laman

https://nezonk.wordpress.com/2012/09/17/film-sebagai-media-
pembelajaran/,diaksespada23oktober2019.

http://pps.unj.ac.ide/publikasi/dosen/ninuk.lustiyanti/16.pdf/
diaksespadasenin18mei2020.

https://pengertiandanartikel.blogspot.com/2016/12/pengertian-sikap-dan-
jenis-sikap.html

https://dapidsaputra.wordpress.com/2013/10/14/semiotika-charles-sander-
peirce/

109
LAMPIRAN 1

BIOGRAFI PENGARANG

Nama : Setiawan Hanung Bramantyo

Tanggal Lahir : 01 Oktober 1975

Jenis Kelamin : Laki-laki

Istri : Zaskia Adya Mecca

Nama Ayah : Salim Purnomo

Nama Ibu : Mulyani

Pendidikan formal

SD : SD Muhammadiyah Ngupasan

SMP : SMP Muhammad III Yogya

SMA/SMK : SMA Muhammadiyah II Yogya

Perguruan Tinggi : Jurusan Film Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian
Jakarta

110
LAMPIRAN II

Data Film

Di bawah ini merupakan data film “Bumi Manusia” yaitu :

Nama Film : Bumi Manusia

Sutradara : Hanung Bramantyo

Produser Executive : HB Navean dan Dallas Sinaga

Produser : Frederica

Penulis Skenario : Salman Arista

Penata Kamera : Ipung Rachmat Syaiful, ICS

Penata Artisttik : Allan Sebastian

Penyunting Gambar : Sentot Sahid dan Reynaldi Christanto

Produser Pelaksana : Dewi Soemartojo

Produser Paska Produksi : Andhy Pulung

Penata Musik : Andhika Triyadi

Penata Suara : Khikmawan Santosa, Satrio Budiono, Wahyu Tri

Perekam Suara : Krisna Purna

Penata Busana : Retno Ratih

Penata Rias : Jerry Oktavianus

Penata Pemain : Nova Sardjono dan Gilang Numerouno

Pemain

1. Iqbaal Ramadhan sebagai Minke

2. Mawar Eva de Jongh sebagai Annelies

111
3. Sha Ine Febriyanti sebagai Ontosoroh/Sanikem

4. Giorgino Abraham sebagai Robert Mellema

5. Bryan Domani sebagai Jan Dapperste/Panji Darman

6. Jerome Kurnia sebagai Robert Suurhof

7. Donny Damara sebagai Bupati B, ayah Minke

8. Ayu Laksmi sebagai Ibu Minke

9. Chew Kin Wah sebagai Ah Tjong

10. Kelly Tandiono sebagai maiko

11. Christian Sugiono sebagai Kommers

12. Whani Darmawan sebagai Darsam

Pemain Pendukung

1. Hans de Kraker sebagai Jean Marais

2. Ciara Brosnan sebagai May Marais

3. Annisa Hertami sebagai Parjiyah

4. Jeroen Lezer sebagai Martinet

5. Rob Hammink sebagai Maarten Nijman

6. Tom de Jong sebagai Herbert de la Croix

7. Peter Sterk sebagai Herman Mellema

8. Salome van Gruinsven sebagai Miriam de la Croix

9. Dorien Verdouw sebagai Sarah de la Croix

10. Arjan Onderdenwijngaard sebagai hakim pribumi

11. Ton Feil sebagai kepala HBS

12. Robert Prein sebagai Maurits Mellema

112

Anda mungkin juga menyukai