Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PERAN KELUARGA DI INDONESIA DALAM

FILM NANTI KITA CERITA TENTANG HARI INI


Disusun sebagai UTS FM622-A Film Studies

ANGELIQUE LUIS
00000043986

UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA


TANGERANG
2023

PENDAHULUAN
Pada saat ini, dunia telah memasuki era globalisasi yang membuat informasi berkembang
begitu pesat. Salah satu contoh yang menunjukan perkembangan yang pesat di era saat ini adalah
bidang teknologi informasi. Film merupakan salah satu bagian dari perkembangan teknologi
informasi, yakni komunikasi massa (Setiawan, 2018). Melalui film, penonton dapat melihat objek
yang ditampilkan dalam layar kaca. Film sebagai media komunikasi juga dapat menyampaikan
suatu pesan kepada penonton, baik pesan edukasi, sosial, hiburan, dan lainnya. Film juga dapat
menepati sasaran untuk penonton sehingga setiap penonton melihat film, tanpa sadar film tersebut
dapat mempengaruhi kehidupan penonton itu sendiri, dan mendapat sesuatu setelah menonton
film. Salah satu film yang menarik untuk saya analisis adalah film Nanti Kita Cerita Tentang Hari
Ini karya Angga Dwimas Sasongko pada tahun 2019. Alasan mengapa film ini menarik untuk
dianalisis adalah cerita yang terdapat di film tersebut menggambarkan peran keluarga yang ada di
Indonesia, mulai dari peran masing-masing anggota keluarga, keharmonisan serta konflik yang
terjadi di dalam setiap keluarga yang terlihat dari adegan, dialog, serta perilaku tokoh. Konflik
yang ada di dalam film ini juga dianggap sesuai dengan yang kebanyakan terjadi di Indonesia
Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini merupakan film karya sutradara Angga Dwimas
Sasongko yang rilis pada tahun 2020, dani diadaptasi dari novel karya Marchella FP di tahun 2018.
Film ini menceritakan tentang sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan ketiga anaknya.
Namun alur cerita lebih berfokus kepada ke-3 anak, yaitu Angkasa, Aurora, dan Awan. Mereka
memiliki pribadi dan keinginan yang berbeda, namun mereka semua merasa tertekan selama
hidupnya karena sifat sang Ayah yang ditujukan kepada masing-masing anak. Angkasa, putra
sulung yang selalu dipaksa untuk memperhatikan dan menjaga adik-adiknya oleh sang Ayah
sampai ia harus merelakan kesenangan dan prioritas di hidupnya hanya untuk memuaskan tuntutan
Ayah. Aurora, putri kedua yang bisa dibilang anak paling berprestasi di antara kedua saudaranya,
namun prestasinya tidak pernah diperhatikan oleh Ayahnya, melainkan Ayah yang selalu
memperhatikan adiknya, Awan. Awan, putri bungsu yang selalu mendapat perhatian Ayah, namun
perhatian ini terlalu berlebihan sehingga membuat Awan merasa terkekang, dan tidak bebas dalam
menjalani hidupnya. Film ini mengikuti alur mereka menjalani kehidupan sehari-hari, bagaimana
mereka bersikap satu sama lain, dan konflik kecil, serta masa lalu mereka yang saling terkoneksi.
Sifat sang Ayah yang selalu menuntut membuat anak-anaknya menyimpan rasa dendam di diri
mereka, sampai suatu saat mereka bertiga tidak tahan lagi dan seketika rahasia keluarga mereka
terbongkar. Rahasia inilah yang menjadi akar permasalahan di keluarga mereka, yang juga
membuat Ayah bertindak keras terhadap anak-anaknya. Film ini menunjukkan bagaimana setiap
keluarga pasti memiliki masalahnya sendiri, dan bagaimana sebuah komunikasi itu penting di
dalam keluarga. Dengan komunikasi, hubungan keluarga akan semakin erat, serta memiliki
keterikatan untuk saling melengkapi satu sama lain. Film ini juga menunjukkan bagaimana solusi
dari setiap konflik yang ada di dalam keluarga bisa terselesaikan, juga bagaimana antar anggota
keluarga seharusnya bertindak, dan peduli kepada satu sama lain.

TEORI
“Semiotika” berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti “tanda” atau seme ,yang
berarti “penafsir tanda”. Semiotika merupakan sebuah ilmu atau metode analisis untuk menilai
suatu tanda di dalam konteks tertentu, seperti skenario, teks, gambar, atau adegan. Semiotika juga
bisa digunakan untuk menganalisis sebuah film yang di dalamnya terdapat unsur semiotik
sehingga unsur tersebut dapat diartikan. Semiotika menawarkan kita sebagai pengkaji bisa
mengembangkan elemen-elemen formal dan tanda-tanda yang tersirat di dalam film, dan tidak
selalu terpaku pada plot dan dialog dalam film. Beberapa contoh unsur semiotika dalam film dapat
berupa simbol, kata, suara, dan ekspresi. Unsur semiotik ini berguna untuk membuat objek atau
tanda di dalam film dapat ‘berkomunikasi’ menafsirkan arti kepada penonton.
Film merupakan salah satu sarana penyampaian pesan, karena hal ini maka plot atau cerita
dalam film harus berhasil membuat para penonton menikmati dan hanyut dalam jalan cerita film
tersebut. Salah satu film yang menarik untuk dianalisis adalah film Nanti Kita Cerita Tentang Hari
Ini karya Angga Dwimas Sasongko. Menurut Roland Barthes, film mempunyai makna, yaitu
penanda atau signifier, dan pertanda atau signified. Setiap film yang dianalisis pasti memiliki
banyak makna denotasi, konotasi, dan mitos. Dalam pandangan Roland Barthes, denotasi dan
konotasi memiliki peran yang sangat penting dalam film untuk menginterpretasikan pesan yang
ada di dalam setiap film. Denotasi memiliki arti ‘makna yang sebenarnya’, atau yang ditangkap
oleh indera penglihatan penonton sebagaimana mestinya. Sedangkan, konotasi memiliki arti yang
secara tidak langsung dapat bertemu dengan perasaan atau emosi para penonton. Setiap karya seni,
termasuk film pasti tidak lepas dari makna konotatif, setiap adegan tidak hanya menghadirkan apa
yang dilihat mata (denotatif), melainkan ada pesan yang tersirat yang ingin disampaikan dari
filmmaker ke penonton (konotatif).
Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini memiliki genre drama keluarga yang mampu meraup
sebanyak 2.256.908 orang dan menduduki posisi kedua film Indonesia terlaris pada tahun 2020,
setelah Milea: Suara dari Dilan (3.157.817 penonton). Hal ini disebabkan oleh minat masyarakat
Indonesia yang menyukai genre drama. Berdasarkan survey, Indonesia memiliki 3 genre yang
paling diminati masyarakat, yaitu romance, drama, dan horror. Genre drama juga biasa mengambil
alur cerita yang ringan dan mudah dimengerti masyarakat awam, sehingga para penonton dapat
merasakan pesan yang ingin disampaikan oleh film maker secara mudah. Karena alur cerita yang
ringan dan mudah dimengerti, sehingga dapat membuat penonton merasa lebih dekat dengan
kehidupan sehari-hari.
ANALISIS

Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini karya Angga Dwimas Sasongko merupakan film
bergenre drama keluarga yang rilis pada tanggal 2 Januari 2020. Film ini menjadi topik
pembicaraan hangat karena film ini mengandung konflik yang bisa dibilang cukup menarik dan
sesuai dengan banyak kejadian di masyarakat sekarang. Film ini mengangkat tema keluarga yang
memiliki konflik dalam setiap anggotanya sehingga mempengaruhi satu sama yang lain, konflik
ini dianggap banyak terjadi di keluarga sekarang dan peran keluarga dalam film ini dinilai dekat
dengan kehidupan banyak keluarga di kehidupan nyata. Setiap peran anggota keluarga memiliki
masalahnya sendiri yang saya coba analisis satu per satu.

Angkasa
Angkasa merupakan anak sulung yang mendapat tuntutan dari sang Ayah untuk selalu
menjaga adik-adiknya sedari kecil sampai dewasa. Karena tuntutan ini, Angkasa menjadi tidak
bisa memprioritaskan dirinya sendiri dan keinginannya karena harus fokus menjaga sang adik,
Awan.

Gambar 1 & 2
Sumber : Netflix
Pada gambar 1 terlihat adegan Angkasa yang menjemput adiknya, Awan di stasiun.
Terdengar juga percakapan dimana Ayah meminta Angkasa untuk selalu menjemput adiknya di
kantornya, namun Awan selalu menolak dan meminta Angkasa menjemput di stasiun, Awan juga
meminta merahasiakannya kepada Ayah. Selanjutnya, pada gambar 2 Ayah yang memarahi
Angkasa karena Awan yang tertabrak motor sampai tangannya retak. Ayah bertanya mengapa
Angkasa tidak menjemput Awan di kantor tetapi malah di stasiun, Angkasa kemudian menjelaskan
bahwa itu adalah kemauan Awan. Namun, Ayah tetap memaksa Angkasa dan membela Awan.
Gambar 3
Sumber : Netflix

Pada gambar 2 menunjukkan peran Angkasa yang dinasehati oleh Ayahnya untuk menjaga
kedua adiknya sedari kecil. Hal ini menunjukkan bahwa tuntutan sang Ayah sudah ada dari
Angkasa kecil.

Gambar 4
Sumber : Netflix
Pada gambar 4 menunjukkan perdebatan yang terjadi antara Angkasa dan tunangannya di
mobil. Selama mereka berdebat, Angkasa malah membicarakan Awan yang tidak ada kabar.
Tunangannya lalu mengatakan bahwa selama 4 tahun dirinya tidak pernah dijadikan prioritas oleh
Angkasa, padahal mereka ingin segera menikah.

Gambar 5
Sumber : Netflix
Ketika Angkasa sedang meeting di kantor, fokus Angkasa terpecah karena pesan dari sang
Ayah yang terus memberi pesan ke Angkasa untuk mencari Awan. Karena fokusnya yang
terpecah, bos Angkasa marah dan mengatakan bahwa ia lelah dengan Angkasa yang selalu
membawa masalah pribadi ke kantor.

Aurora
Aurora merupakan anak tengah yang kerap merasa dirinya tidak diperhatikan oleh
keluarganya, terutama Ayah. Saat Aurora kecil, Aurora merupakan anak yang paling berprestasi
di keluarganya, namun fokus Ayah selalu ke adiknya, Awan.

Gambar 6
Sumber : Netflix
Pada awal film, Aurora sudah menunjukkan sifatnya yang suka menyendiri. Ketika ingin
makan malam bersama, Aurora malah pergi ke studionya di belakang rumah dibanding berkumpul
bersama keluarganya. Aurora sudah menunjukkan sikapnya yang cenderung cuek terhadap
keluarganya. Dari awal sampai pertengahan film pun Aurora tidak banyak bicara dan cenderung
menyendiri dan diam.

Gambar 7
Sumber : Netflix
Gambar 7 menunjukkan sikap keluarganya yang selalu fokus kepada adiknya, Awan saat
ingin latihan renang, sedangkan Aurora tidak diperhatikan sama sekali. Hal ini menunjukkan sikap
keluarga yang memang tidak memperhatikan Aurora dari kecil.
Gambar 8
Sumber : Netflix
Perilaku keluarga juga cukup mengganggu Aurora dalam kehidupan sehari-harinya.
Bahkan, di pameran perdana Aurora saja sang Ayah dan Awan bisa bertengkar hebat sehingga
dilihat oleh banyak tamu undangan. Kemudian Aurora marah dan mengatakan “Kalian kalau mau
berantem mending pulang aja.” dari kalimat tersebut kita bisa melihat kekecewaan yang dirasakan
Aurora selama ini yang terpendam, bahkan di acara penting, keluarganya masih mempermalukan
Aurora.

Gambar 9
Sumber : Netflix
Sepulangnya mereka dari pameran Aurora, Ayah meminta Ibu untuk mengumpulkan
semua anak-anak di ruang tamu untuk mengobrol dan menyelesaikan masalah yang ada. Saat
kumpul, Aurora mengatakan bahwa mereka semua sudah kehilangan dirinya sedari dulu, dengan
maksud mereka sudah tidak memperhatikan dan memperdulikan Aurora dari kecil sampai
sekarang, karena fokus mereka yang tidak pernah ada di Aurora.

Awan
Awan merupakan anak bungsu yang selalu mendapat perhatian dari keluarganya, terutama
Ayah. Namun, perhatian yang diberikan terlalu berlebihan sehingga Awan merasa terkekang.
Gambar 10
Sumber : Netflix
Potret Awan yang berada di acara konser yang diselenggarakan oleh Kakaknya, Angkasa.
Awalnya Angkasa melarang Awan untuk ikut karena kondisi tangannya yang masih digips.
Namun, Awan memaksa untuk tetap ikut dan siap menanggung omelan dari sang Ayah. Di sini,
Awan berkenalan dengan Kale, manajer dari band favoritnya. Awan terlihat senang dan kita bisa
simpulkan bahwa Awan dapat merasakan kebebasan di sini dibanding di rumah.

Gambar 11
Sumber : Netflix
Gambar 11 menunjukkan perdebatan antara Ayah dan Awan. Awan yang baru pulang
diantar oleh Kale, mengundang amarah Ayah dan ia meminta bertemu dengan Kale. Awan yang
tak terima ia langsung berdebat dengan Ayah. Awan mengatakan bahwa ia sudah dewasa dan bisa
menentukan apa yang dia mau sendiri, dan meminta Ayah tidak ikut campur dalam masalah yang
dia alami. Hal ini menunjukkan bahwa Ayah selalu menganggap Awan seperti anak kecil yang
tidak pernah tumbuh dewasa.
Gambar 12
Sumber : Netflix
Gambar 12 menunjukkan kebersamaan Awan dengan Kale. Mereka jadi sering bersama
dan Kale selalu menemani Awan. Awan terlihat bahagia karena merasa ia sudah memiliki ‘safe
place’ bagi dirinya dibanding di rumah.

Peran Keluarga

Gambar 13
Sumber : Netflix
Menjelang akhir film, terdapat adegan dimana Ayah meminta Ibu untuk mengumpulkan
anak-anak di ruang tamu untuk saling bicara. Ayah menjelaskan kepada anak-anak jika mereka
semua patuh maka tidak akan terjadi kegaduhan. Namun, Angkasa yang tidak tahan dengan sikap
sang Ayah, ia pun membocorkan rahasia kelam yang selama ini disimpan oleh orangtua mereka.
Angkasa membocorkan semua rahasia karena ia merasa tidak adil jika Ayah terus memperlakukan
masing-masing dari mereka seperti ini. Ternyata sikap Ayah yang selama ini menuntut anak-anak
karena mereka kehilangan salah satu kembaran Awan saat bayi. Seharusnya mereka memiliki 4
anak tetapi kembaran Awan meninggal di dalam kandungan. Anak-anak kemudian syok dan
bertanya mengapa mereka tidak pernah diceritakan selama ini. Ayah dan Ibu menjelaskan bahwa
mereka tidak ingin anak-anak tahu kesedihan mereka dan tidak mau memunculkan trauma sang
Ibu.
Gambar 14
Sumber : Netflix
Gambar 14 menunjukkan adegan dimana masa lalu mereka, dengan Ibu yang trauma ketika
melihat ranjang bayi yang kosong. Lalu Ayah datang memeluk Ibu dan mencoba menenangkan
Ibu. Seiring berjalannya waktu, Ibu mencoba melawan traumanya dan mengajak Aurora untuk
menjemput Angkasa dan Awan. Ibu mengatakan bahwa Ayah melakukan ini semua karena ia
sayang anak-anaknya dan Ibu menganggap Ayah merupakan salah satu laki-laki yang terbaik dan
kuat di hidupnya. Bagaimanapun juga, Ayah yang selama ini mengurus keluarga ini dan menaruh
kasih sayang terhadap keluarganya.

Gambar 14
Sumber : Netflix
Di akhir film, ketiga anak berkumpul di rooftop dan saling mengobrol satu sama lain,
mereka saling menukar pikiran dan mengungkapkan apa yang mereka rasakan selama ini. Mereka
menyimpulkan bahwa Ayah hanya tidak ingin mereka sedih atas apa yang sudah terjadi, yaitu
kehilangan adik mereka. Namun Aurora mengatakan bahwa perasaan bahagia itu tidak bisa
dipaksa, dan manusia tidak dapat dipaksa untuk selalu bahagia.

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai