Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

Volume 3, No 1, Juni 2015 (00-00)


Tersedia Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa

KEMISKINAN DAN PEMBANGUNAN SEKTOR PENDIDIKAN


DI KABUPATEN NGAWI: MERUMUSKAN ISU STRATEGIS

Fajar Sidik
Universitas Negeri Yogyakarta
fajarsidik@uny.ac.id

Abstrak

Tulisan ini bertujuan menjelaskan problem kemiskinan dan kinerja pembangunan sektor
pendidikan di Kabupaten Ngawi. Penelitian ini difokuskan untuk mencermati kaitan antara kinerja
pemerintah daerah Kabupaten Ngawi, kesejahteraan penduduk dicermati dari dimensi pendidikan,
dan dampak pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil kinerja pembangunan sektor pendidikan tahun 2016-2018 belum mampu
optimal dalam mencapai target yang direncanakan dan menyebabkan rendahnya kualitas
kesejahteraan (pendidikan) yang diterima penduduk miskin. Kualitas kesejahteraan (pendidikan)
yang masih rendah telah berkontribusi terhadap persoalan pengangguran yang terjadi saat ini. Isu
strategis yang perlu segera direspon dan ditindaklanjuti, antara lain; (1) meningkatkan akses
pendidikan, (2) meningkatkan pemberantasan buta huruf, dan (3) menjalin kerjasama dengan
Provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan kualitas lulusan Sekolah Menengah Kejuruan.

Kata kunci: kemiskinan, pendidikan, akses pendidikan, kualitas pendidikan, dan kerjasama

POVERTY AND DEVELOPMENT OF EDUCATION SECTOR


IN NGAWI DISTRICT: DEFINING STRATEGIC ISSUES

Fajar Sidik
Universitas Negeri Yogyakarta
fajarsidik@uny.ac.id

Abstract

This paper aims to explain the problem of poverty and the performance of development in
the education sector in Ngawi Regency. This research is focused on examining the link between the
performance of the local government of Ngawi Regency, the welfare of the population being
examined from the educational dimension, and the impact of education. This research uses the
library method. The results showed that the results of the education sector development
performance in 2016-2018 were not able to be optimal in achieving the planned targets and
caused the low quality of welfare (education) received by the poor. The low quality of welfare
(education) has contributed to the current unemployment problem. Strategic issues that need to be
immediately responded and acted upon include; (1) increasing access to education, (2) increasing
illiteracy eradication, and (3) establishing cooperation with the Province of East Java to improve
the quality of vocational high school graduates.

Keywords: poverty, education, access to education, quality of education, and cooperation

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi


p-ISSN: 2356-1807 e-ISSN:
2 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

PENDAHULUAN penduduk dapat mengakses hasil


pembangunan dalam memperoleh
Dalam satu dasawarsa terakhir, pendidikan. Sebab, IPM menjadi indikator
banyak penelitian mencermati persoalan penting untuk mengukur keberhasilan
kemiskinan dari berbagai dimensi untuk suatu wilayah dalam upaya membangun
memahami persoalan yang terjadi di kualitas hidup manusia (masyarakat/
Provinsi Jawa Timur, namun masih sangat penduduk). IPM juga dapat digunakan
sedikit yang fokus mencermati Kabupaten untuk menentukan peringkat atau level
Ngawi. Penelitian sebelumnya banyak pembangunan daerah. Bagi Indonesia,
dilakukan untuk mencermati kaitan antara IPM merupakan data strategis karena
kemiskinan, Indeks Pembangunan selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah
Manusia (IPM), dan perekonomian daerah Daerah, IPM juga digunakan sebagai salah
provinsi Jawa Timur. Pertama, penelitian satu alokator program-program dalam
yang mengkaitkan antara faktor jumlah penentuan Dana Alokasi Umum (DAU)
penduduk, Indeks Pembangunan Manusia (BPS, 2020). Sumber dana dan penentuan
(IPM) dan Produk Domestik Regional DAU dan Dana Alokasi Khusus Bidang
Bruto (PDRB) terhadap tingkat Pendidikan menentukan kualitas program-
kemiskinan (Alfianto dkk., 2019). Kedua, program pembangunan daerah di sektor
tingkat pertumbuhan ekonomi daerah pendidikan (Lugastoro & Ananda, 2013).
berpengaruh positif terhadap tingkat DAK Pendidikan dimaksudkan untuk
kemiskinan (Ardianto, 2016). Ketiga, mendanai kegiatan pendidikan yang
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan DAK merupakan urusan wajib dilaksanakan
(Dana Alokasi Khusus) terhadap belanja oleh pemerintah daerah sesuai dengan
modal dan pertumbuhan ekonomi prioritas nasional. DAK fisik bidang
berpengaruh positif signifikan terhadap pendidikan untuk memenuhi sarana dan
IPM (Lugastoro & Ananda, 2013). prasarana pendidikan formal dan non-
Keempat, IPM ditingkatkan dengan cara formal dalam rangka meningkatkan akses
meningkatkan Angka Partisipasi Sekolah dan mutu layanan pendidikan (PP No
(Zain & Melliana, 2013). Kelima, belanja 88/2019). Pengeluaran biaya pendidikan
publik berpengaruh positif terhadap yang terealisasikan melalui program-
tingkat kemiskinan daerah (Putri, 2014). program yang dijalankan berkontribusi
Keenam, angka melek huruf positif terhadap pertumbuhan ekonomi
mempengaruhi tingkat kemiskinan di daerah (Hafidh, 2011).
daerah-daerah (Fajriyah & Rahayu, 2016). IPM, terutama indikator
Berbeda dengan penelitian-penelitian pembangunan bidang pendidikan daerah
sebelumnya tersebut, penelitian ini berkaitan erat dengan persoalan
mencermati kaitan antara kinerja kemiskinan. Persoalan kemiskinan
pemerintah daerah, persoalan kemiskinan, menjadi faktor penentu tinggi rendahnya
dan dampaknya terhadap sektor capaian kinerja pemerintah daerah
pendidikan di Kabupaten Ngawi sebagai terhadap IPM daerah. Sebab, semakin
salah satu daerah yang ada di provinsi tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
Jawa Timur. semakin tinggi IPM suatu daerah
Pertumbuhan perekonomian (Maulana & Bowo, 2013). Terlebih,
daerah dapat dicermati dari capaian Indek daerah dengan perekonomian yang maju
Pembangunan Manusia (IPM), salah biasanya ditopang dengan kualitas
satunya adalah sektor pendidikan. IPM kapasitas sumber daya manusia yang
digunakan untuk menjelaskan bagaimana memadai atau begitu juga berlaku

Volume 3, Nomor 1, Juni 2015


Kemiskinan dan Pembangunan Sektor Pendidikan di Kabupaten Ngawi: 3
Merumuskan Isu Strategis
Fajar Sidik

sebaliknya. Kualitas sumber daya manusia setempat telah mencatat sebanyak 142.005
ini ditentukan oleh sejauhmana kualitas keluarga dengan total 431.174 jiwa masuk
pembangunan sektor pendidikan yang kategori miskin. Prosentase kemiskinan di
dijalankan oleh pemerintah daerah kepada wilayah Ngawi yang tercatat sebesar 45%
masyarakat (Hafidh, 2011). Dengan dari total populasi penduduk tersebar
kinerja pelayanan pendidikan berkualitas merata di 19 kecamatan yang ada (Jawa
yang diberikan kepada masyarakat oleh Pos, 2019).
pemerintah daerah, maka kualitas sumber Sementara, capaian IPM sektor
daya manusia akan mampu ditingkatkan pendidikan berkaitan dengan persoalan
untuk mendorong berbagai percepatan kemiskinan yang belum optimal ditangani
pembangunan-pertumbuhan Pemerintah Kabupaten Ngawi (Mirza,
perekonomian suatu daerah dan 2012; Novita Dewi dkk., 2017). Dalam
kesinambungannya (Nugroho, 2016). tiga tahun terakhir (tahun 2016-2018),
Badan Pusat Statistik melaporkan Kabupaten Ngawi mampu menurunan
jumlah penduduk miskin di Indonesia anga kemiskinan wilayah, yaitu 15,61
pada Maret 2019 berjumlah 25,14 juta pada tahun 2015 menjadi 14,83 pada

jiwa atau 9,41 persen. Angka ini lebih tahun 2018 (Badan Pusat Statistik
rendah 0,53 juta jiwa dibandingkan Kabupaten Ngawi, 2020). Namun, angka
dengan penduduk berpengeluaran per kemiskinan ini masih dalam kategori
kapita di bawah garis kemiskinan pada tinggi karena berada di atas rata-rata
September 2018. Dalam laporannya, BPS angka Nasional dan Provinsi (Suara
merinci peta sebaran kemiskinan di Indonesia, 2020). Lihat grafik 1. Kondisi
Indonesia dan menunjukkan tiga provinsi persoalan kemiskinan ini mempengaruhi
memiliki penduduk miskin terbanyak, capaian IPM yang diperoleh pemerintah
yaitu Jawa Timur dengan 4,11 juta jiwa Kabupaten Ngawi, seperti yang
penduduk miskin, Jawa Tengah dengan ditunjukkan pada grafik di atas. IPM
3,74 juta jiwa, dan Jawa Barat dengan 3,4 Kabupaten Ngawi dari tahun 2015-2019
juta jiwa (Kompas, 2019). Khususnya menunjukkan trend naik dari tahun ke
Kabupaten Ngawi, salah satu daerah di tahun, namun IPM yang diperoleh masih
Provinsi Jawa Timur yang berada pada di bawah rata-rata IPM Nasional dan IPM
posisi 10 besar sebagai daerah termiskin Provinsi. Situasi dan kondisi ini
(Radar Madiun, 2020). Dinas Sosial

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi


Volume 3, Nomor 1,Juni 2015
4 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

menunjukkan pembangunan yang harapan hidup, kematian balita,


dijalankan belum optimal. keaksaraan dan tingkat pendaftar
Persoalan kemiskinan yang terjadi disekolah dan akses pada barang-barang
di Kabupaten Ngawi dapat dicermati dari umum atau sumber kekayaan umum.
dimensi pendidikan. Kemiskinan adalah Kemudian, kemiskinan bukan hanya
persoalan kompleks yang dipengaruhi sekedar masalah kesenjangan pendapatan
oleh berbagai faktor yang saling berkaitan (income discrepancy), tetapi lebih
antara lain pendapatan, kesehatan, kompleks lagi bahwa kemiskinan
pendidikan, akses terhadap barang dan menyangkut ketidakberdayaan
jasa, lokasi geografis, gender dan kondisi (incapability), ketiadaan pengetahuan dan
lingkungan (Ustama, 2009). Namun, keterampilan (lack ff knowledge and
kemiskinan selama ini lebih sering skills) dan kelangkaan akses pada modal
dikaitkan dengan dimensi ekonomi karena dan sumber daya (scarcity of capital and
dimensi inilah yang paling mudah diamati, resource) (Ustama, 2009).
diukur, dan dibandingkan (Suryawati, Melalui dimensi pendidikan,
2005). Chambers menjelaskan dimensi persoalan kemiskinan dapat dipahami
kemiskinan bersifat multidimensional bahwa penduduk miskin mengalami
sebagai suatu konsep yang utuh, yakni: (1) ketidakberdayaan, keterasingan, dan
kemiskinan (proper), (2) kekuarangan karena ketidakmampuan
ketidakberdayaan (powerless), (3) untuk mendapatkan/mengakses
kerentanan menghadapi situasi darurat pendidikan yang berkaulitas bagi dirinya.
(state of emergency), (4) ketergantungan Sementara, berdasar UUD 1945 dan UU
(dependency), dan (5) keterasingan Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
(isolation). Kemiskinan sebagai suatu Pendidikan Nasional, penduduk miskin
situasi-kondisi deprivasi (kekurangan atau dijamin untuk mendapatkan hak
keterampasan) mulai dari pendapatan, pendidikan yang berkualitas. Peran
kekuatan sosial (keadilan atau persamaan pemerintah daerah mengurangi angka
hak), ketidaksiapan menghadapi situasi kemiskinan tertuang dalam Pasal 53A (1,
dan kondisi darurat (bencana alam, biaya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66
pengobatan untuk kesehatan), Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
ketergantungan yang tinggi dari pihak Penyelenggaraan) Pendidikan. Dalam
lain, keterasingan dari pusat-pusat ketentuan ini menyebutkan satuan
pertumbuhan ekonomi (Sumargo & pendidikan menengah dan satuan
Simanjuntak, 2019). pendidikan tinggi yang diselenggarakan
Secara konseptual, definisi pemerintah daerah, sesuai dengan
mengenai kemiskinan sangat beragam dan kewenangan masing-masing wajib
tergantung dari permasalahan yang ingin mengalokasikan tempat bagi para calon
didiskusikan. Kemiskinan apabila peserta didik berkewarganegaraan
dipandang secara kuantitatif dan Indonesia, yang memiliki potensi
materialistik, kemiskinan dimaknai akademik memadai dan kurang mampu
sebagai ”kondisi ketidakmampuan untuk secara ekonomi, paling sedikit 20 persen
meraih standard hidup minimal”. Standard dari jumlah keseluruhan peserta didik
pengukuran yang digunakan dalam hal ini baru. Melalui dimensi pendidikan, kualitas
untuk menilai standard hidup, termasuk sumber daya manusia dapat dicermati
barang-barang rumah tangga dan melalui sejauhmana capaian kinerja
pengeluaran per kepala dan juga dimensi pelayanan pemerintah daerah Kabupaten
kesejahteraan lain, seperti kesehatan, gizi, Ngawi di sektor pendidikan dari program-

Volume 3, Nomor 1, Juni 2015


Kemiskinan dan Pembangunan Sektor Pendidikan di Kabupaten Ngawi: 5
Merumuskan Isu Strategis
Fajar Sidik

program yang telah diberikan kepada Dengan demikian, kontribusi


masyarakatnya. penelitian ini, yaitu memberikan bahan
Urgensi penelitian ini adalah pengambilan kebijakan sektor pendidikan
pemerintah Kabupaten Ngawi telah kepada pemerintah daerah Kabupaten
menyelesaian agenda pembangunan Ngawi berupa merumuskan isu strategis
Rencana Pembangunan Jangka Menengah pembangunan sektor pendidikan. Dengan
Daerah (RPJMD) tahun 2015-2019. demikian, hasil penelitian ini diharapkan
Situasi ini mendorong pentingnya dapat membantu dalam memberikan
dilakukan evaluasi kinerja dalam sektor masukan terhadap pelayanan berkualitas
pendidikan agar terdidentifikasi persoalan yang akan dilakukan pemerintah
yang dihadapi pemerintah daerah kabupaten Ngawi di sektor pendidikan
Kabupaten Ngawi selama agenda pada masa mendatang.
pembangunan tersebut dijalankan. Mulai
tahun 2019, pemerintah daerah Kabupaten
Ngawi memiliki tiga skala prioritas
pembangunan, meliputi: penurunan angka
kemiskinan, pelayanan pendidikan dasar METODE PENELITIAN
serta pembangunan ekonomi (Majalah
Spektroem, 2020). Dengan dilakukan Penelitian ini menggunakan studi
kepustakaan. Studi kepustakaan relevan
evaluasi kinerja pemerintah daerah
digunakan mempertimbangkan bahwa
Kabupaten Ngawi sangat penting
persoalan dan rumusan masalah yang
dilakukan agar diketahui persoalan yang
diajukan lebih memadai lewat penelitian
dihadapi dalam sektor pendidikan.
pustaka dan sebaliknya kurang
Rumusan pertanyaan penelitian
memungkinkan datanya apabila
yang diajukan dalam tulisan ini, yaitu; (1)
menggunakan dari riset lapangan (Zed,
bagaimana kondisi penduduk daerah
Kabupaten Ngawi dan persoalan 2004). Pendekatan penjelasan hasil studi
kemiskinan yang dialami?, (2) kepusatakaan dilakukan secara kualitatif
Sejauhmana persoalan kemiskinan yang dan kuantitatif. Penjelasan kuantitatif di
dialami berdampak penduduk miskin sini digunakan untuk memaparkan
terhadap akses dan kualitas pendidikan kuantifikasi sederhana melalui trend
peroleh?, (3) bagaimana hasil kinerja capaian hasil yang diwujudkan dalam
pemerintah daerah selama tahun 2016- bentuk angka/ prosesntase. Sedangkan,
2018 di sektor pendidikan?, dan (4) penjelasan kualitatif digunakan untuk
dampak seperti apa yang ditimbulkan? memberikan penjelasan hasil analisis data
Dengan rumusan pertanyaan yang diperoleh dari hasil kuantifikasi
tersebut, tulisan ini bertujuan menjelaskan maupun intepretasi hasil analisis data.
(1) kondisi persoalan kemiskinan, Sumber data yang digunakan dalam studi
kharaktersiktik mata pencaharian kepustakaan umumnya berupa data
penduduk, dan tingkat pendidikan yang sekunder, seperti buku, jurnal, hasil
berhasil ditamatkan, (2) capaian laporan, artikel dan lain-lain (Zed, 2004).
kesejahteraan akses pendidikan penduduk, Data sekunder yang digunakan
(3) hasil kinerja pemerintah daerah dalam penelitian ini, antara lain:
kabupaten Ngawi selama tahun 2016- Kabupaten Ngawi Dalam Angka 2016-
2018, dan (4) menunjukkan kualitas 2019, Statistik Daerah Kabupaten Ngawi
lulusan pendidikan dan problem 2016-2019, Statistik Kesejahteraan Rakyat
pengangguran sebagai implikasinya. Ngawi 2016-2018, Indikator
Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Ngawi

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi


Volume 3, Nomor 1,Juni 2015
6 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

dari tahun 2016-2018, dan RPJPD (pertanian), sehingga perekonomian


Kabupaten Ngawi 2005-2025, dan Kabupaten Ngawi masih didominasi
Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur, sektor pertanian. Tahun 2018, sebagian
Agustus 2019. ditampilkan, dan (3) data besar penduduknya berusia 15 tahun ke
yang diorganisasikan kemudian dianalisis atas bekerja pada sektor pertanian,
untuk disimpulkan (Huberman & Miles, perhutanan, perburuan, dan perikanan
2002). Data sekunder ini kemudian sebanyak 252 403 yang terdiri laki-laki
dianalisis melalui tiga tahap meliputi; (1) (144.923) dan perempuan (107.480) (BPS
data sekunder dikumpulkan dan diseleksi Kab Ngawi, 2019).
sesuai fokus masalah yang diteliti, (2) data Kabupaten Ngawi terbagi dalam
yang berhasil diseleksi kemudian 19 Kecamatan dan memiliki 217 Desa.
diorganisasikan dan ditampilkan, dan (3) Tercatat pada akhir tahun 2018, wilayah
data yang diorganisasikan kemudian luas Wilayah masing-masing Kecamatan,
dianalisis untuk disimpulkan (Huberman yaitu: Sine (80,22 Km2), Ngrambe (57,49
& Miles, 2002). Km2), Jogorogo (65,84 Km2), Kendal
(84,56 Km2), Geneng (52,52 Km2), Gerih
HASIL DAN PEMBAHASAN (34,52 Km2), Kwadungan (30,30 Km2),
Pangkur (29,41 Km2), Karangjati (66,67
Pada bagian hasil dan pembahasan Km2), Bringin (62,62 Km2), Padas (50,22
ini menjelaskan menjelaskan (1) kondisi Km2), Kasreman (31,49 Km2), Ngawi
persoalan kemiskinan, kharaktersiktik (70,56 Km2), Paron (101,14 Km2),
mata pencaharian penduduk, dan tingkat Kedunggalar (129,65 Km2), Pitu (56,01
pendidikan yang berhasil ditamatkan, (2) Km2), Widodaren (92,26 Km2),
capaian kesejahteraan akses pendidikan Mantingan (62,21 Km2) dan Karanganyar
penduduk, (3) hasil kinerja pemerintah (138,29 Km2). Topografi wilayah
daerah kabupaten Ngawi tahun 2016- Kabupaten Ngawi berupa dataran tinggi
2018, dan (4) menunjukkan kualitas dan tanah datar. Tercatat 4 Kecamatan
lulusan pendidikan dan problem terletak pada dataran tinggi yaitu Sine,
pengangguran sebagai dampaknya. Ngrambe, Jogorogo dan Kendal yang
terletak di kaki Gunung Lawu. Lima belas
1. Problem Kemiskinan Penduduk di Kecamatan sisanya berupa tanah datar.
Kabupaten Ngawi Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan
Kedunggalar merupakan Kecamatan yang
Kabupaten Ngawi terletak di memiliki wilayah paling luas yaitu sebesar
wilayah barat Propinsi Jawa Timur yang 138,29 Km2 atau 10,67 persen dan 129,65
berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Km2 atau 10,00 persen (BPS Kab Ngawi,
Tengah. Berdasarkan posisi 2019).
geografisnya,Kabupaten Ngawi memiliki BPS Provinsi Jawa Timur tahun
batasbatas: Utara – Kabupaten Grobogan, 2018, posisi tingkat jumlah kemiskinan
Kabupaten Blora (Provinsi Jawa Tengah) penduduk Kabupaten Ngawi dibandingan
dan Kabupaten Bojonegoro; Selatan – dengan kabupaten lain menunjukkan
Kabupaten Madiun dan Kabupaten bahwa tingkat kemiskinan Kabupaten
Magetan; Barat – Kabupaten Karanganyar Ngawi masih dikatakan tinggi di Provinsi
dan Kabupaten Sragen (Provinsi Jawa Jawa Timur (BPS Provinsi Jawa Timur,
Tengah); Timur – Kabupaten Madiun. 2019). Kabupaten Ngawi memiliki jumlah
Luas wilayah Kabupaten Ngawi adalah penduduk miskin sebanyak 123.090 Jiwa
1.295,98 Km2, sebagian besar sekitar 39% (14,83%) di atas rerata jumlah penduduk
atau sekitar 504,8 km² berupa lahan sawah

Volume 3, Nomor 1, Juni 2015


Kemiskinan dan Pembangunan Sektor Pendidikan di Kabupaten Ngawi: 7
Merumuskan Isu Strategis
Fajar Sidik

miskin di Provinsi Jawa Timur, yakni pendidikan dapat digunakan terutama oleh
10,98%. Pada tahun 2016, jumlah pembuat kebijakan untuk mengidentifikasi
penduduk di wilayah Kabupaten Ngawi tantangan ke depan dan sebagai bahan
sebesar 895.895 jiwa dengan jumlah evaluasi dalam rangka mencapai
penduduk miskin sebesar 126.660 jiwa. kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi
Pada tahun 2017, jumlah penduduk jenjang pendidikan ditamatkan oleh
mengalami peningkatan menjadi 908.268 penduduk suatu daerah secara tidak
jiwa dari tahun sebelumnya sebesar langsung dapat menunjukkan tingkat
895.895 jiwa, namun jumlah penduduk kemajuan daerah di Kabupaten Ngawi
miskin mengalami penurunan dari, yaitu (Indikator Kesejahteraan Rakyat
dari 126.660 jiwa menjadi 123.760 jiwa Kabupaten Ngawi 2017/2018). Berikut
dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2018, perkembangan sektor pendidikan di
jumlah penduduk mengalami penurunan Kabupaten Ngawi dari tahun 2016-2018.
menjadi 908.016 jiwa disertai penurunan Pada tahun 2016, angka buta huruf
jumlah penduduk miskin menjadi 123.090 menunjukkan persentase penduduk 10
jiwa dari tahun sebelumnya. tahun ke atas yang tidak bisa membaca
Berdasarkan analisis data, dan menulis di Ngawi terdapat sekitar
pertumbuhan prosentase jumlah penduduk 11,8 persen, dari 11, 81 persen penduduk
miskin di wilayah Kabupaten Ngawi 15 tahun keatas yang masih buta huruf
menunjukkan terjadi penurunan dalam sebagian besar berjenis kelamin
tiga tahun terakhir, yaitu 15,27% (tahun permepuan yaitu sebesar 15,62 persen dan
2016) menjadi 14,91% (tahun 2017) dan 7,80 persen laki-laki (Statistik Daerah
turun lagi menjadi 14,83% (tahun 2018). Kabupaten Ngawi 2017). Bila dirinci
Dari 19 Kecamatan yang ada di berdasarkan gender/ jenis kelamin,
Kabupaten Ngawi, lima wilayah yang kemampuan baca antara perempuan
memiliki jumlah penduduk miskin jumlahnya menunjukkan dua kali lipat
(kantong) terbanyak pada tahun 2016, dibanding dengan laki-laki, yaitu 15,62
antara lain: Kecamatan Paron (29.977 persen dibanding 7,80 persen (Indikator
Jiwa), Kecamatan Ngawi (24.953 Jiwa), Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Ngawi
Kecamatan Kedunggalar (74.523 Jiwa), 2016).
Widodaren (21.040 Jiwa), dan Karangjati Nilai APM untuk jenjang SD/MI
(49.313 Jiwa). mengalami kenaikan sebanyak 1,89 point
pada tahun 2016 dibandingkan tahun
2. Capaian (Kesejahteraan) Sektor 2015. Sedangkan untuk jenjang SMP/MTs
Pendidikan di Kabupaten Ngawi dan SMA/SMK, nilai APM mengalami
penurunan sekitar 6 point untuk SD/MI
Kemiskinan menunjukkan bahwa dan turun 6,03 point untuk SMP/MTs
penduduk miskin dalam kondisi yang serta turun 11,12 point untuk SMA/MA.
mencerminkan kegagalan seseorang Nilai APM dan APK yang menurun pada
mendapatkan akses dan kualitas jenjang pendidikan yang lebih tinggi
pendidikan (Sumargo & Simanjuntak, menunjukkan berkurangnya jumlah anak
2019: 161). Pembangunan untuk yang melanjutkan sekolah. Situasi dan
mencapai kesejahteraan masyarakat tidak kondisi berkurangnya jumlah anak yang
hanya dipandang dari aspek ekonomi saja, melanjutkan sekolah, antara lain faktor
tetapi juga dari aspek sosial lainnya, salah (ketersediaan biaya, minat), sulitnya akses
satunya adalah aspek pendidikan yang ke perguruan tinggi. Rata-rata lama
diperoleh. Indikator di sektor/bidang sekolah penduduk Kabupaten Ngawi

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi


Volume 3, Nomor 1,Juni 2015
8 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

hanya mencapai 6,54 tahun (Statistik 15 tahun atau lebih sebanyak 88 orang
Daerah Kabupaten Ngawi 2017). Angka telah mampu membaca dan menulis
putus sekolah (APTS) merupakan sedangkan sisanya sekitar 12 orang belum
perbandingan antara anak-anak yang mampu membaca dan menulis atau salah
sudah tidak bersekolah lagi atau yang satu diantaranya, mengingat seseorang
tidak menamatkan suatu jenjang digolongkan melek huruf jika dapat
pendidikan tertentu terhadap jumlah anak membaca sekaligus dapat menulis
yang pernah/sedang sekolah menurut (Statistik Daerah Kabupaten Ngawi 2018).
kelompok usia. Adapun kelompok usia Angka buta huruf pada tahun 2017
yang dimaksud, yaitu kelompok umur 7- sebanyak 7,5 persen (laki-laki) dan 16, 05
12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-18 tahun. persen (perempuan) (Indikator
Pada tahun 2016, APTS untuk kelompok Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Ngawi
umur 7-12 tahun menunjukkan 0 persen 2017/2018). Persentase penduduk 15
karena kontribusi dari adanya program tahun keatas yang buta huruf pada tahun
dana BOS. APTS untuk kelompok umur 2017 mengalami penurunan 0,65 persen
13-15 tahun menunjukkan 1,25 persen. dari prosentase 2015 (Statistik
APTS kelompok umur 16-18 Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Ngawi
menunjukkan sangat tinggi, yaitu 32,94 2016).
persen (Indikator Kesejahteraan Rakyat Pada tahun 2017, angka buta huruf
Kabupaten Ngawi 2016). Kabupaten Ngawi pada tahun 2017
Pada tahun 2017, rata-rata lama mencapai 11,93 bila angka melek melek
sekolah penduduk Kabupaten Ngawi huruf menunjukkan 88.07 persen. Tahun
hanya 6,66 tahun (Statistik Daerah 2017, angka putus sekolah (APTS)
Kabupaten Ngawi 2018). Berdasarkan Program sekolah gratis yang dibiayai dari
angka partisipasi dan angka partisipasi dana BOS (biaya operasional sekolah)
sekolah (APS) di kabupaten Ngawi ternyata mampu menekan angka putus
menunjukkan kelompok umur pertama sekolah pada kelompok usia 7-12 tahun
yakni 7-12 tahun atau setara dengan usia atau bersesuaian dengan jenjang SD
SD di Kabupaten Ngawi adalah sebanyak menunjukkan bahwa Angka Putus
99,61 persen, untuk usia 13-15 tahun Sekolah (APTS) untuk kelompok usia
sebesar 99,72 persen sedangkan untuk tersebut adalah 0 persen baik untuk laki-
kelompok usia 16-18 tahun persentase laki maupun perempuan. APTS untuk
penduduk yang bersekolah adalah 80,35 kelompok usia 13-15 tahun adalah 0,28
persen, sementara 19,65 persen sisanya persen, artinya sebanyak 0,28 persen
tidak bersekolah lagi. Kondisi ini penduduk Kabupaten Ngawi berusia 13-
menunjukkan minat maupun kemampuan 15 tahun yang pernah sekolah sudah tidak
penduduk Kabupaten Ngawi untuk bersekolah lagi pada pada tahun 2017.
melanjutkan hingga ke jenjang menengah Tidak bersekolah lagi karena telah lulus
atas masih perlu ditingkatkan. Selain APS, dari suatu jenjang dan tidak melanjutkan
indikator lain yang sering digunakan ke jenjang yang lebih tinggi
adalah APK (Angka Partisipasi Kasar) diperhitungkan sebagai putus sekolah.
dan APM (Angka Partisipasi Murni) Sedangkan APTS untuk kelompok umur
(Statistik Daerah Kabupaten Ngawi 2018). 16-18 tahun sebesar 19,65 persen, hal ini
Angka melek huruf Kabupaten berarti menurun bila dibandingkan Tahun
Ngawi pada tahun 2017 adalah 88,07 2016 yang mencapai 32 persen. APTS
persen yang artinya dari setiap 100 orang untuk kelompok umur 19-24 tahun masih
penduduk Kabupaten Ngawi yang berusia sangat tinggi yakni 82,59 persen

Volume 3, Nomor 1, Juni 2015


Kemiskinan dan Pembangunan Sektor Pendidikan di Kabupaten Ngawi: 9
Merumuskan Isu Strategis
Fajar Sidik

(Indikator Kesejahteraan Rakyat disajikan sebelumnya yang menunjukkan


Kabupaten Ngawi 2017/2018). bahwa minat penduduk Kabupaten Ngawi
Angka melek huruf Kabupaten untuk melanjutkan ke jenjang perguruan
Ngawi pada tahun 2018 adalah 87,93 tinggi masih sangat kecil. Minat
persen. Hal ini artinya dari setiap 100 melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
orang penduduk Kabupaten Ngawi yang lebih tinggi dipengaruhi banyak faktor,
berusia 15 tahun atau lebih sebanyak 87 salah satunya adalah kondisi
hingga 88 orang telah mampu membaca perekonomian keluarga (Indikator
dan menulis sedangkan sisanya sekitar 12- Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Ngawi
13 orang belum mampu membaca dan 2018).
menulis atau salah satu diantaranya,
mengingat seseorang digolongkan ke 3. Hasil Kinerja Pembangunan Sektor
dalam melek huruf jika dapat membaca Pendidikan di Kabupaten Ngawi
sekaligus dapat menulis minimal untuk
kata-kata/kalimat sederhana (Statistik Berdasarkan RPJP Daerah
Daerah Kabupaten Ngawi 2019). Angka Kabupaten Ngawi Tahun 2005-2025, arah
buta huruf Kabupaten Ngawi tahun 2018 pembangunan RPJMD tahun 2015-2019
mencapai 12,07 persen bila angka melek yaitu pengembangan infrastruktur guna
huruf mencapai 87,93 persen. menunjang investasi dan perekonomian
Tahun 2018, APS kelompok umur daerah. Sebagai keberlanjutan
pertama yakni 7-12 tahun atau setara pembangunan berdasarkan pelaksanaan
dengan usia SD di Kabupaten Ngawi telah dan pencapaian rencana pembangunan
mencapai 100 persen, untuk usia 13-15 jangka menengah tahap kedua yang
tahun sebesar 98,98 persen sedangkan didasarkan pada peningkatan kemajuan
untuk kelompok usia 16-18 tahun dan kualitas serta daya saing sumberdaya
persentase penduduk yang bersekolah manusia dan infrastruktur sehingga
adalah 76,71 persen, 3,04 persen masyarakat lebih produktif dan sistem
tidak/belum pernah sekolah, sementara ekonomi perekonomian daerah yang
20,25 persen sisanya tidak bersekolah lagi bertumpu pada potensi pertanian, industri
(Statistik Daerah Kabupaten Ngawi 2019). dan perdagangan dapat meningkat yang
APTS untuk kelompok usia 13-15 tahun didukung oleh pengelolaan pemanfaatan
adalah 0,28 persen, artinya sebanyak 1,02 sumberdaya alam yang berkelanjutan,
persen penduduk Kabupaten Ngawi maka pembangunan tahap ketiga
berusia 13-15 tahun yang pernah sekolah ditujukan untuk lebih mengembangkan
sudah tidak bersekolah lagi pada pada pembangunan secara menyeluruh. Hasil
tahun 2018. Tidak bersekolah lagi karena kinerja pemerintah daerah Kabupaten
telah lulus dari suatu jenjang dan tidak Ngawi dalam membangun sektor
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi pendidikan yang berkualitas belum
diperhitungkan sebagai putus sekolah. menunjukkan hasil yang membanggakan.
Sedangkan APTS untuk kelompok umur Lihat hasil evaluasi kinerja pemerintah
16-18 tahun sebesar 20,25 persen, hal ini daerah Kabupaten Ngawi sektor
berarti meningkat bila dibandingkan pendidikan di bawah ini.
Tahun 2017 yang hanya mencapai kurang Berdasarkan hasil evaluasi ini
dari 20 persen. APTS untuk kelompok menunjukkan bahwa secara umum target
umur 19-24 tahun masih sangat tinggi angka kemiskinan yang direncanakan
yakni 84,90 persen. Hal ini sejalan dengan belum tercapai. Dalam dimensi
indikator angka partisipasi yang telah pendidikan, terutama dimensi yang

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi


Volume 3, Nomor 1,Juni 2015
10 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

berkontribusi terhadap peningkatan Menengah Atas (44261 orang), Sekolah


kualitas sumber daya manusia juga Menengah Kejuruan (60111 orang),
menunjukkan banyak yang belum Diploma I/II/III/ Akademi (4210 orang),
tercapai. Dari 5 indikator yang digunakan Universitas (26634 orang).
untuk dasar penilaian di sektor
pendidikan, hanya 1 yang tercapai, yaitu Pada tahun 2016, berdasarkan
jenjang sekolah dasar mampu jumlah penduduk 15 tahun ke atas
menamatkan pendidikan hingga selesai. menurut ijazah yang dimiliki mayoritas
Sementara, 4 indikator yang lain belum penduduk Ngawi masih berijazah SD/MI
tercapai sesuai dengan target yang sederajat. Tercatat 42 persen penduduk
ditentukan, yaitu (1) angka melek huruf, Ngawi hanya berijazah SD sederajat.
(2) angka rata-rata lama sekolah, (3) Terbanyak kedua, penduduk berijazah
angka Putus Sekolah SMP/MTs, dan (4) SMA sederajat yaitu sebesar 17,02 persen.
angka putus sekolah SMA/SMK. Separuh lebih penduduk Ngawi
berpendidikan rendah yaitu SD sederajat
4. Kualitas Pendidikan (Lulusan) dan atau tidak berijazah sebesar 64,61 persen
Problem Pengangguran di (Indikator Kesejahteraan Rakyat
Kabupaten Ngawi Kabupaten Ngawi 2016).
Pada tahun 2017, situasi dan
Hasil kinerja pembangunan sektor kondisi belum menunjukkan perubahan.
pendidikan yang belum optimal di atas Sebagian besar penduduk Kabupaten

berdampak terhadap kualitas tenaga kerja Ngawi dikatakan masih rendah jika dilihat
yang dihasilkan. Berdasarkan tingkat dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan.
pendidikan tertinggi yang ditamatkan, Hanya sekitar 4,21 persen penduduk usia
Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke 15 tahun ke atas yang menamatkan
Atas yang Termasuk Angkatan Kerja pendidikan hingga ke jenjang perguruan
Menurut Pendidikan Tertinggi yang tinggi, sebanyak 29,05 persen penduduk
Ditamatkan di Kabupaten Ngawi tahun usia 15 tahun ke atas menamatkan
2018. Jumlah tenaga kerja menunjukkan pendidikan setingkat SD, dan terdapat
didominasi tamatan Sekolah Dasar 24,32 persen yang belum/tidak sekolah
(265287 orang), Sekolah Menengah atau belum menamatkan SD (Statistik
Pertama (98601 orang), Sekolah Daerah Kabupaten Ngawi 2018).

Volume 3, Nomor 1, Juni 2015


Kemiskinan dan Pembangunan Sektor Pendidikan di Kabupaten Ngawi: 11
Merumuskan Isu Strategis
Fajar Sidik

Pada tahun 2018, pendidikan tinggi. Situasi dan kondisi ini


penduduk Kabupaten Ngawi dikatakan menunjukkan bahwa siswa/siswi jenjang
masih berada pada tingkat yang rendah. SMA/SMK dalam kerentanan
Hal ini tercermin dari pendidikan tertinggi perekonomian keluarga. Dari proporsi
yang ditamatkan penduduknya dimana jumlah perbandingan ini, jenjang
hanya sekitar 6,49 persen saja dari pendidikan SMK sebagai penyumbang
penduduk usia 15 tahun ke atas yang terbanyak tingkat pengangguran terbuka
berhasil menamatkan pendidikan hingga di Kabupaten Ngawi dalam tiap tahunnya
ke jenjang perguruan tinggi (D1 hingga (Kabupaten Ngawi Dalam Angka 2019).
S3) sementara 27,08 persen penduduk Pengangguran terbuka juga
hanya menamatkan SD/sederajat dan dialami di Provinsi Jawa Timur yang
25,10 persen tidak memiliki ijazah SD. umumnya didominasi jenjang pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan penduduk SMK dari tahun 2017-2019. Tingkat
Kabupaten Ngawi yang tercatat juga Pengangguran Terbuka (TPT) adalah
disebabkan oleh adanya penduduk muda indikator yang dapat digunakan untuk
berpendidikan tinggi yang bekerja di luar mengukur tingkat penawaran tenaga kerja
wilayah Kabupaten Ngawi, sehingga tidak yang tidak digunakan atau tidak terserap
tercatat sebagai penduduk (Statistik oleh pasar kerja. TPT Jawa Timur pada
Daerah Kabupaten Ngawi 2019). Agustus 2019 sebesar 3,92 persen,
Berdasarkan lapangan pekerjaan mengalami penurunan 0,07 persen poin
utama di Kabupaten Ngawi, penduduk dibanding TPT Agustus 2018 sebesar 3,99
penduduk yang bekerja di sektor, yaitu persen. Dilihat dari daerah tempat
Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan tinggalnya, TPT di daerah perkotaan Jawa
Perikanan (252403 orang), Pertambangan Timur lebih tinggi dibandingkan TPT di
dan Penggalian (7370 orang ), Industri daerah perdesaannya. Pada Agustus 2019,
Pengolahan (37669 orang), Listrik, Gas, TPT perkotaan sebesar 4,60 persen,
dan Air (857 orang), Bangunan (31943 sedangkan TPT perdesaan sebesar 3,18
orang), Perdagangan Besar, Eceran, persen. Meski TPT perkotaan konsisten
Rumah Makan, dan Hotel (88190 orang), lebih tinggi dibandingkan TPT perdesaan,
Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi dibandingkan setahun yang lalu TPT di
(7383 orang), Keuangan, Asuransi, Usaha daerah perkotaan Jawa Timur pada
Persewaan Bangunan, Tanah, dan Jasa Agustus 2019 telah mengalami penurunan
Perusahaan (10192 orang), Jasa sebesar 0,04 persen poin. TPT perdesaan
Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorang juga mengalami penurunan sebesar 0,13
(43982 orang) (BPS, 2019). persen poin. Dilihat dari tingkat
Secara lebih terperinci, dari tahun pendidikan yang ditamatkan pada Agustus
2016 hingga 2018, jumlah perkembangan 2019, TPT untuk Sekolah Menengah
siswa dari SD, SMP, dan SMA/SMK Kejuruan (SMK) masih mendominasi
mengalami penurunan. Lihat pada grafik diantara tingkat pendidikan yang lain,
2, dari jumlah ini, trend ini yaitu sebesar 8,65 persen. TPT tertinggi
mengambarkan bahwa posisi berikutnya terdapat pada Sekolah
perbandingan jumlah lulusan dalam tiap Menengah Atas (SMA) sebesar 7,07
jenjangnya. Pada jenjang SMA/SMK persen. Dengan kata lain, masih terjadi
khususnya, lulusan jenjang SMK lebih permasalahan titik temu antara tawaran
banyak dari pada lulusan SMA. Pada tenaga kerja lulusan SMK/SMA di Jawa
jenjang SMA/SMK Sederajat, dalam tiap Timur dengan tenaga kerja yang diminta
tahunnya angka putus sekolah yang cukup di pasar kerja. Sebaliknya, TPT terendah

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi


Volume 3, Nomor 1,Juni 2015
12 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

terdapat pada pendidikan SD kebawah 2. Tetap Menggalakan Pendidikan Non-


sebesar 1,54 persen. Penduduk dengan Formal (Pemberantasan Buta Huruf).
pendidikan rendah cenderung menerima Buta huruf saat ini sudah tidak
tawaran pekerjaan apa saja. Dibandingkan dijadikan sebagai indikator dalam
Agustus 2018, TPT lulusan SMA penilaian IPM. Angka melek huruf
mengalami kenaikan sebesar 0,76 persen sudah dinilai tidak relevan dalam
poin, sedangkan untuk tingkat pendidikan mengukur pendidikan secara utuh
yang lain mengalami penurunan (Keadaan karena tidak dapat menggambarkan
Ketenagakerjaan Jawa Timur, Agustus kualitas pendidikan. Alasannya,
2019). karena angka melek huruf di sebagian
besar daerah sudah tinggi, sehingga
SIMPULAN tidak dapat membedakan tingkat
pendidikan antar daerah dengan baik.
Pemerintah daerah Kabupaten Kemudian, rata-rata lama sekolah dan
Ngawi memiliki problem yang serius, angka harapan lama sekolah dinilai
terkait dengan tingginya angka lebih relevan dalam pendidikan dan
kemiskinan, pelayanan pendidikan yang perubahan yang terjadi. Meski tidak
belum optimal, serta pengangguran yang dijadikan sebagai indikator penilaian
menjadi penghambat serius perkembangan IPM lagi, pemerintah daerah
perekonomian daerah. Melalui Kabupaten Ngawi harus tetap
pembangunan sektor pendidikan, menyelesaikan persoalan ini terlebih
pemerintah daerah Kabupaten Ngawi dahulu, sebab dari tahun ke tahun
perlu segera mengakselerasi tindakan angka buta huruf mengalami
perbaikan pelayanan baik secara internal kecenderungan meningkat.
maupun eksternal kelembagaan. Isu
strategis yang perlu segera direspon, 3. Kerjasama Bersama Provinsi
diprioritaskan, dan ditindaklanjuti untuk (Peningkatan Kualitas Lulusan SMK
mengoptimalkan pembangunan sektor dan Jaringan Usaha). Berdasarkan
pendidikan dalam rangka mewujudkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
sumber daya manusia berkualitas, antara 2014 tentang Pemerintah Daerah,
lain; jenjang pendidikan SMA/SMK
Sederajat sudah menjadi kewenangan
1. Meningkatkan Akses Pendidikan Provinsi. Meski secara administrasi
(Pendanaan tambahan Jenjang SD bukan lagi menjadi kewenangan
Sederajat dan Jenjang SMP daerah, pemerintah daerah Kabupaten
Sederajat). Berdasarkan Undang- Ngawi perlu meningkatkan
Undang Nomor 23 Tahun 2014 koordinasi dan saling menjalin
tentang Pemerintah Daerah, urusan kerjasama dengan pihak provinsi.
pengelolaan jenjang Sekolah Dasar Ego-sektoral memiliki peluang
dan Sekolah Menengah Pertama terjadi, namun kerjasama dalam
menjadi kewenangan pemerintah meningkatkan kualitas lulusan SMK
daerah. Akses dan kualitas bila diprioritaskan akan menambah
Pendidikan jenjang SD dan SMP peluang dalam mengembangkan
Sederajat perlu diprioritaskan, tenaga kerja terampil dan berkualitas
mempertimbangkan masih rendahnya sebagai penopang utama
rata-rata lama sekolah penduduk di pembangunan daerah.
Kabupaten Ngawi.
DAFTAR PUSTAKA

Volume 3, Nomor 1, Juni 2015


Kemiskinan dan Pembangunan Sektor Pendidikan di Kabupaten Ngawi: 13
Merumuskan Isu Strategis
Fajar Sidik

https://radarmadiun.jawapos.com/45
Alfianto, D. B. M., Istiyani, N., & -persen-warga-ngawi-kategori-
Priyono, T. H. (2019). Faktor-Faktor miskin-pengentasan-butuh-peran-
Yang Mempengaruhi Tingkat lintas-sektoral/
Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. Kompas. (2019). Maret 2019, Penduduk
e-Journal Ekonomi Bisnis dan Miskin Indonesia Turun Jadi 25,14
Akuntansi, 6(1), 85–90. Juta Orang.
Ardianto, T. (2016). Analisis Faktor- https://money.kompas.com/read/201
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat 9/07/15/135853726/maret-2019-
Kemiskinan Kabupaten/Kota di penduduk-miskin-indonesia-turun-
Provinsi Jawa Timur Tahun 2009- jadi-2514-juta-orang
2013. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Lugastoro, D. P., & Ananda, C. F. (2013).
FEB, 4(2). Analisis Pengaruh PAD dan Dana
Badan Pusat Statistik Kabupaten Ngawi. Perimbangan Terhadap Indeks
(2020). Kabupaten Ngawi Dalam Pembangunan Manusia
Angka 2019. Badan Pusat Statistik Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
Kabupaten Ngawi. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas
https://ngawikab.bps.go.id/publicati Ekonomi dan Bisnis, 1(2).
on/2019/08/16/e0479d509718f6fb0c Majalah Spektroem. (2020). Bapelitbang
6a51ce/kabupaten-ngawi-dalam- Forum Koordinasi Integritas,
angka-2019.html Sinkronisasi dan Sinergitas.
BPS. (2020). Indeks Pembangunan http://spektroem.com/bapelitbang-
Manusia. forum-koordinasi-integritas-
https://www.bps.go.id/subject/26/in sinkronisasi-dan-sinergitas/
deks-pembangunan-manusia.html Maulana, R., & Bowo, P. A. (2013).
Fajriyah, N., & Rahayu, S. P. (2016). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,
Pemodelan Faktor-Faktor yang Pendidikan dan Teknologi terhadap
Mempengaruhi Kemiskinan IPM Provinsi di Indonesia 2007-
Kabupaten/Kota di Jawa Timur 2011. JEJAK: Jurnal Ekonomi dan
Menggunakan Regresi Data Panel. Kebijakan, 6(2).
Jurnal Sains dan Seni ITS, 5(1), Mirza, D. S. (2012). Pengaruh
D45–D50. Kemiskinan, Pertumbuhan
Hafidh, A. A. (2011). Analisis Hubungan Ekonomi, Dan Belanja Modal
Pengeluaran Pendidikan dan Terhadap Indeks Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dengan Manusia Di Jawa Tengah Tahun
Menggunakan Pendekatan 2006-2009. Economics
Kausalitas Granger. Jurnal Ekonomi Development Analysis Journal, 1(2),
& Pendidikan, 8(2). Article 2.
https://doi.org/10.21831/jep.v8i2.79 https://doi.org/10.15294/edaj.v1i2.4
1 74
Huberman, M., & Miles, M. B. (2002). Novita Dewi, Yusbar Yusuf, & Rita Yani
The qualitative researcher’s Iyan. (2017). Pengaruh Kemiskinan
companion. Sage. dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap
Jawa Pos. (2019). 45 Persen Warga Indeks Pembangunan Manusia di
Ngawi Kategori Miskin, Provinsi Riau. Jurnal Online
Pengentasan Butuh Peran Lintas Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Sektoral. Universitas Riau, 4(1), 870–882.

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi


Volume 3, Nomor 1,Juni 2015
14 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

Nugroho, S. (2016). Pengaruh Pendidikan


Terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
Media Ekonomi dan Manajemen,
29(2).
Putri, A. M. P. (2014). Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Tingkat
Kemiskinan Di Provinsi Jawa Timur
Tahun 2008-2012. Skripsi StudiIlmu
Ekonomi dan Studi Pembangunan.
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Yogyakarta.
Suara Indonesia. (2020). Ditengah
Pandemi Covid-19, Musrenbangkab
Ngawi Sukses di Gelar Via Online.
https://www.suaraindonesia.co.id/re
ad/15244/20200407/222016/post-
style-2.html
Sumargo, B., & Simanjuntak, N. M. M.
(2019). Deprivasi Utama
Kemiskinan Multidimensi
Antarprovinsi di Indonesia. Jurnal
Ekonomi dan Pembangunan
Indonesia, 19(2), 160–172.
https://doi.org/10.21002/jepi.v19i2.7
93
Suryawati, C. (2005). Memahami
Kemiskinan Secara
Multidimensional. Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan,
8(03), 121–129.
Ustama, D. D. (2009). Peranan
Pendidikan Dalam Pengentasan
Kemiskinan. “Dialogue” JIAKP,
6(1), 12.
Zain, I., & Melliana, A. (2013). Analisis
Statistika Faktor yang
Mempengaruhi Indeks
Pembangunan Manusia di
Kabupaten/Kota Provinsi Jawa
Timur dengan Menggunakan
Regresi Panel. Jurnal Sains dan
Seni ITS, 2(2), 16083.
Zed, M. (2004). Metode Peneletian
Kepustakaan. Yayasan Obor
Indonesia.

Volume 3, Nomor 1, Juni 2015

Anda mungkin juga menyukai