Anda di halaman 1dari 8

POSISI NEGARA SINGAPORE TERHADAP ASEAN

(Jonathan Adiputra / 6091901160)

Introduction
ASEAN adalah sebuah organisasi se-Asia Tenggara yang memfokuskan pada kerjasama ekonomi dan
kemudian berkembang pada berbagai sektor dan menjalin komitmen kerjasama yang lebih luas dalam
bidang ekonomi, politik, dan sosial budaya. ASEAN (MEA) pada awalnya dibentuk dengan tujuan untuk
mewujudkan keberhasilan ekonomi, daya saing, meningkatkan keamanan dan menciptakan kedamaian
ditengah negara-negara Asia Tenggara. Keberhasilan ini merupakan salah satu alasan ASEAN untuk
mewujudkan integrasi regional Asia Tenggara sebagaimana diamanatkan pada visi dan misi ASEAN.
Dalam paper ini penulis akan menegaskan posisi dan peran Singapura terhadap organisasi ASEAN.
Singapura adalah salah satu negara terpenting di kawasan Asia-Pasifik dan salah satu yang paling kuat di
Asia Tenggara. Dalam praktik kenegaraanya, Singapura berfokus pada kepentingan ekonomi dan
keamanan serta politik kekuasaannya. Analisis ini menggunakan kerangka teori dan pendekatan
penelitian kualitatif untuk menganalisis aktivitas dan peran Singapura terhadap ASEAN. Tulisan ini
mencoba menganalisa strategi politik, kebijakan-kebijakan luar negeri, serta posisi Singapura dalam
aktivitasnya di ASEAN. Tujuan dari analisis ini adalah untuk memverifikasi argumen bahwa kebijakan
adaptasi Singapura dapat dicirikan oleh kreativitasnya, yang berarti bahwa negara berusaha untuk
beradaptasi dengan perubahan di lingkungan internasional.
Methodology
Dalam penulisan paper ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah melalui studi dokumen dan studi
literatur berbagai informasi yang berasal dari jurnal akademik, surat kabar, dan website. Teknik analisis
penulis bersandar pada teknik analisa SWOT oleh Freddy dengan mengidentifikasi berbagai faktor yang
dijadikan acuan perumusan strategi secara sistematis. Analisa yang digunakan didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunity), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threat). Proses pengambilan keputusan
strategis selalu berkaitan dengan pengembangan dan pertimbangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan
yang diterapkan. Menggunakan metode ini perencanaan strategis (Strategis Planner) harus menganalisis
faktor-faktor strategis (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dari Singapura maupun kebijakan
yang diterapkan dalam aktivitas kenegaraanya di ASEAN. Hal-hal yang disebutkan diatas disebut dengan
Analisis Situasi. Dalam pembuatan analisis SWOT, penelitian harus menunjukkan adanya kombinasi
faktor internal dan eksternal dan kedua faktor tersebut—internal dan eksternal—harus dipertimbangkan
dalam analisis SWOT. SWOT terinspirasi dari singkatan lingkungan internal yaitu Strengths dan
Weaknesses serta lingkungan eksternal yaitu Opportunities dan Threats yang dihadapi oleh suatu negara.
Penggunaan analisis SWOT adalah dengan pembandingan antara faktor eksternal Peluang (Opportunities)
dan Ancaman (Threats) dengan faktor internal Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses).

Results and Discussion


Analisa Kekuatan (Strength) Negara Singapore dan Posisinya Terhadap ASEAN
Jika dibandingkan dengan negara-negara tetangganya yang terletak diwilayah Asia Tenggara,
tentunya Singapura memiliki kedudukan yang lebih maju dalam hal Pendapatan Per Kapita (GDP),
kemajuan teknologi dan infrastuktur, pemerataan pendidikan dan akses informasi, serta kemajuan dalam
hal perekonomian. Salah satu yang menjadi kekuatan Singapura adalah letak Singapura yang sangat
strategis. Singapura berada dalam jalur dan posisi yang strategis karena berada di Selat Malaka yang
merupakan jalur perdagangan laut internasional. Sehingga, Singapura mengambil momentum untuk
mengoptimalkan posisi tersebut dengan menjadikan Singapura sebagai negara jasa dengan pelabuhan
yang ada sebagai pelabuhan transit internasional. Hal ini menjadikan Singapura unggul dalam hal letak
geografis yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Pemerintah Singapura jeli dalam melihat peluang
letak geografis negaranya dan hal ini terbukti dengan titik balik pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
yang pesat dalam kurun waktu 5 tahun saja. Ekonomi Singapura menempati posisi ke-5 menurut
Scientific American Biotechnology pada tahun 2013 untuk 2 tahun berturut-turu. 1 Pemerintah Singapura
menyadari ketiadaan potensi sumber daya alam-nya maka tentu tidak akan berharap banyak bergantung
pada eksplorasi sumber daya alam-nya. Maka dari itu, pemerintah Singapura merekonstruksi mindset
bahwa dengan keadaan tersebut Singapura akan lebih cocok apabila menjadi negara dengan layanan jasa
dan tempat persinggahan (Transit).
Salah satu yang menjadi kekuatan lain dari Singapura adalah sifat Singapura yang dinamis dan terbuka
terhadap perdagangan (trade), serta keinginan dan komitmen yang kuat dalam menjaga keharmonisan
hubungan antara negara-negara yang menjalin hubungan kerjasama dengan Singapura. Sudah tidak asing
lagi bahwa Singapura mengambil posisi pro terhadap investor/investasi dan perdagangan. Namun
pengambilan posisi ini juga didukung oleh kondisi dan stabilitas politik yang dijaga oleh Singapura
sehingga hal ini menimbulkan kepercayaan dan rasa aman bagi para investor untuk menanamkan
modalnya. Modal yang diperoleh dari investor sangat dibutuhkan oleh Singapura mengingat negara
Singapura yang kecil dan jumlah penduduk yang sedikit mengakibatkan modal dari para investor
berpengaruh sangat besar terhadap perekonomian Singapura.
Hal terakhir yang menjadi kekuatan Singapura adalah birokrasi Singapura yang bersih dan efisien. Hal ini
menjadi kekuatan bagi Singapura, akibat praktik birokrasi Singapura yang super efisien, kondisi politik
dinegara Singapura menjadi stabil. Hal ini menjadikan Singapura sebagai tempat yang aman bagi para
investor untuk menanamkan modalnya. Penulis berpendapat bahwa elemen penting yang menjadikan
Singapura melesat menjadi negara paling unggul di kawasan Asia Tenggara yakni di dasari oleh sifat
kebijakan politik luar negeri Singapura yang terbuka namun disertai stabilitas keadaan dalam negeri yang
siap untuk menerima hal tersebut, karena tercipta birokrasi yang rapi dan bersih. Sehingga, keterbukaan
tersebut dapat berjalan efektif serta efisien
Analisa Kelemahan (Weakness) Negara Singapore dan Posisinya Terhadap ASEAN
Salah satu kelemahan yang dimiliki negara Singapura adalah luas wilayah terbatas dan kecil dan juga
populasi dan konsumsi domestic Singapura yang rendah. Akibat dari hal ini adalah Singapura rentan
menjadi lahan perebutan karena memiliki jalur perdagangan yang penting dan menjanjikan.
Perekonomian Singapura sangat bergantung pada impor barang dari berbagai negara untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi produk nasionalnya. Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Chan Sung Sing
mengatakan warga Singapura perlu memahami kawasan ini untuk meningkatkan keberhasilan memasuki
pasar Asia Tenggara. Ini adalah tanggapannya terhadap keyakinan bahwa orang Singapura hanya fokus
pada masalah di dalam negeri. Sebaliknya, menurutnya, orang harus belajar tentang negara internasional
untuk memahami perspektif global. Dalam kata-kata Menteri, dia percaya ini adalah kelemahan rakyat
dan hanya ketika itu diperbaiki, bisnis benar-benar dapat berkembang.
Analisa Peluang (Opportunity) Negara Singapore dan Posisinya Terhadap ASEAN
Peluang Negara Singapura dalam posisinya terhadap ASEAN adalah dukungan Singapura yang kuat
terhadap Free Trade Agreement. Sudah tidak asing lagi bahwa negara Singapura adalah negara yang
sangat mendukung Free Trade Agreement dibuktikan dengan banyaknya aliansi-aliansi perdangangan
yang dilakukan oleh Singapura oleh negara-negara Internasional, contohnya dengan China dalam aliansi
China Singapore Free Trade Agreement (CSFTA). Perdagangan bebas atau Free Trade memungkinkan
terpenuhinya kebutuhan suatu negara dari produk yang dijual oleh pelaku usaha negara lain. Produk
tersebut bisa saja selama ini tidak tersedia di negaranya, namun produsen di negara lain membuat atau
memilikinya lalu menjualnya. Oleh karena bentuk negara Singapura yang kecil dan jumlah penduduk
yang rendah, Singapura bergantung pada impor untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi nasionalnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Aditama (2017) menyebutkan bahwa pemerintah Singapura
memperjuangkan perdagangan bebas, yang membantu Singapura menarik arus bebas investasi asing dan
perusahaan multinasional besar seperti salah satu contohnya General Electric. Singapura menjadi negara
yang sangat pro Free Trade. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya Free Trade Agreement yang telah
dijalin oleh pemerintah Singapura. Kurang lebih, ada sekitar 20 Free Trade Agreement dengan 31 trading
partners yang telah diratifikasi dan terimplementasi oleh pemerintah Singapura. Free Trade Agreement
yang telah dilakukan tersebut baik dari yang sifatnya regional, bilateral, unilateral, maupun multilateral
dengan negara lain maupun juga dengan pihak swasta.18 Perjanjian tersebut meliputi diantaranya
perjanjian Bilateral seperti dengan China dalam China-Singapore Free Trade Agreement (CSFTA),
dengan India dalam IndiaSingapore Comprehensive Economic Cooperation Agreement (CECA), dengan
Jepang dalam Japan-Singapore Economic Partnership Agreement (JSEPA), dengan Korea Selatan dalam
Korea-Singapore Free Trade Agreement (KSFTA), dengan Selandia Baru dalam New Zealand-Singapore
Comprehensive Economic Partnership (ANZSCEP), dengan Panama dalam Panama-Singapore Free
Trade Agreement (PSFTA), dengan Peru dalam Peru-Singapore Free Trade Agreement (PeSFTA),
dengan Australia dalam Singapore-Australia Free Trade Agreement (SAFTA), dengan Costa Rica dalam
SingaporeCosta Rica Free Trade Agreement (SCRFTA), dengan Jordania dalam Singapore-Jordan Free
Trade Agreement (SJFTA), dengan Amerika Serikat dalam United States Singapore Free Trade
Agreement (USSFTA). 2
Singapura juga mempunyai kualitas SDM dan mempunyai koneksi yang berkelas dunia. Hal ini
menciptakan masyarakat yang tangguh dan siap dalam menghadapi era globalisasi dan perkembangan
informasi dan teknologi. Hal ini dapat dijadikan peluang bagi Singapura untuk mengembangkan dan
meningkatkan sistematika kenegaraannya. Hal ini juga dapat menjadi peluang bagi negara-negara
ASEAN. Dengan peningkatan hubungan bilateral dan multilateral antara negara-negara di Asia Tenggara,
diharapkan negara-negara yang masih ketertinggalan dalam bidang manajemen SDM-nya dapat
mengadopsi konsep pengembangan manajemen SDM. Hal ini dapat ditempuh dengan cara meningkatkan
pertukaran pelajar, ataupun guru dan dosen, berkomitmen dan berintegrasi dalam rangka meningkatkan
research, pelatihan, bimbingan, dan konseling antara negara-negara dikawasan Asia Tenggara.
ASEAN Open Sky adalah kebijakan untuk membuka pasar penerbangan sipil komersial tanpa batasan
frekuensi dan kapasitas berdasarkan persetujuan multilateral ASEAN. Kebijakan ASEAN Open Sky yang
diinisiasikan oleh ASEAN memberikan banyak dampak bagi negara-negara anggota ASEAN, baik positif
maupun negatif. Setiap negara perlu melakukan perbaikan dan pengembangan dari berbagai sektor
termasuk infrastruktur dan fasilitas bandara untuk dapat bersaing dalam ASEAN Open Sky. Keuntungan
yang menjadi kekuatan bagi Singapura dengan adanya ASEAN Open Sky adalah Singapura memiliki
Changi dengan kualitas bandara terbaik se-Asia Tenggara dan kedudukan maskapai nasional mereka yang
sangat kuat, baik maskapai full service (Singapore Airlines) dan low cost carrier (Silk Air dan Scoot)
(Saraswati, 2011). Alasan inilah mengapa Singapura dianggap sebagai negara paling siap menghadapi
kebijakan ASEAN Open Sky. Diberlakukannya ASEAN Single Aviation Market akan berpengaruh pada
tuntutan maskapai low cost carrier untuk menawarkan harga yang lebih murah dibanding sebelum
diberlakukannya ASEAN Open Sky, karena persaingan pasar akan memaksa mereka untuk memberikan
harga yang lebih murah. 3 (Prasetyo, 2020). ASEAN Open Sky juga menjadi peluang yang bagus bagi
negara-negara ASEAN karena kebijakan ini dapat meningkatkan perekonomian di kawasan ASEAN dan
untuk meningkatkan daya saing internasional sehingga perekonomian dapat tumbuh merata.
Analisa Ancaman (Threat) Negara Singapore dan Posisinya Terhadap ASEAN
Salah satu ancaman yang sedang eksis dikalangan negara ASEAN adalah adanya ASEAN Cyber Threat.
Cyber Threat menjadi ancaman yang ditakuti oleh seluruh dunia tidak terkecuali negara-negara di Asia
Tenggara. Cyber Threat atau serangan dunia maya ini dapat merusak dan menggangu jaringan dan sistem
computer dan bisa berpotensi pada hilangnya uang negara, pembobolan bank nasional, pencurian data-
data pribadi penduduk, dan penipuan serta pemalsuan data. Untuk menangani ancaman siber di ASEAN,
pada level bilateral dan regional telah banyak aksi yang dilakukan oleh ASEAN diantarannya, ASEAN
ICT Masterplan 2015, The ASEAN Cyber Capacity Programme, Mactan Cebu Declaration Connected
ASEAN: Enabling Aspirations dan berbagai dokumen lainnya. Namun, sejauh ini aksi yang dilakukan
oleh ASEAN dalam menanggulangi ancaman siber masih dalam sebatas pembuatan legal dokumen dan
peningkatan kerjasama dalam penegakan hukum. ASEAN masih memerlukan upaya yang lebih
komprehensif dan usaha yang lebih nyata dalam menanggulagi ancaman siber dibandingkan hanya
sebatas pembuatan dokumen.
Singapura telah mengambil aksi untuk menanggulangi ancaman siber ini. Badan Keamanan Siber
Singapura (CSA) melibatkan pakar dan pelatih siber terkemuka, dan bekerja sama dengan negara anggota
ASEAN, Mitra Dialog ASEAN, dan mitra internasional lainnya untuk merancang dan menyampaikan
program ASCCE. Hingga saat ini, ASCCE dan ACCP telah melaksanakan lebih dari 30 program yang
dihadiri oleh lebih dari 900 pejabat senior dari ASEAN dan sekitarnya, dan berkolaborasi dengan lebih
dari 40 mitra dari seluruh pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan LSM. Karena pembatasan perjalanan
yang disebabkan oleh pandemi COVID-19, program dialihkan secara online. Dua belas program online
telah dilakukan sejak Mei 2020. Faktor keamanan dan pertahanan juga merupakan hal yang menjadi
konsen dari setiap pengambilan kebijakan bagi pemerintah Singapura. Karena, dari beberapa poin, nilai-
nilai mendasar dari pengambilan setiap kebijakan di Singapura salah satunya berpatokan atas faktor
kesatuan dan keamanan wilayah. Dalam hal ini, diterjemahkan ke dalam kebijakan kerjasama militer dan
pertahanan yang hal tersebut dimaksudkan agar dapat menjamin posisi Singapura di tengah persaingan
global akan tetapi Singapura hanyalah negara dengan teritorial wilayah yang kecil, tentu hal tersebut
sebuah hal yang riskan terhadap keamanan dan kedaulatan wilayah. Maka dari itu, untuk menjamin
stabilitas keamanan dan pertahanan selain melalui ASEAN. Singapura menjalin beberapa kerjasama
militer dengan negara lainnya. Singapura mengadopsi kebijakan luar negeri nonalignment dan terlibat
dengan beberapa mitra mengenai
Selain letak negara Singapura yang strategis dijalur transit perdagangan Internasional membuat Singapura
lebih rentan terhadap tindak pidana penyeludupan barang palsu dan narkoba. Tindak pidana
penyelundupan disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya faktor geografis, pasar produksi dan
masyarakat. Secara geografis, Singapura terletak pada posisi strategis untuk menjadi tansit transportasi
perdagangan dan terdapat banyak port dan dermaga di Singapura yang tentu hal ini memberikan
kesempatan atau peluang, bahkan merangsang para pengusaha di luar negeri untuk melakukan perbuatan
melawan hukum dengan cara memasukkan barang-barang secara ilegal ke dalam negara Singapura.
Strategi-strategi yang dapat dikembangkan oleh Singapura terhadap ASEAN
Strategi Strength-Opportunity (SO)
Strategi-strategi yang dapat dikembangkan oleh Singapore berserta negara-negara Asia Tenggara adalah
bersama-sama berintegrasi dalam upaya memperkecil jurang perbedaan (gap) diantara negara SIngapura
dan negara-negara di Asia Tenggara, sehingga tumbuh kebersamaan secara menyeluruh. Hal ini dapat
tercapai dengan dengan cara mempromosikan kerja sama perdagangan, investasi, pendidikan dan
pertukaran kebudayaan antara ASEAN. Selain itu strategi lain yang dapat dikembangkan adalah dalam
bidang Environmental Sustainbility yang berfokus dalam bidang proteksi sumber daya alam melalui
manajemen pembangunan berkelanjutan dan konservasi tanah, air, mineral, energy. Singapura terkenal
dengan hal efisiensi lahannya dan komitmennya dalam mewujudkan eco-green country. Diharapkan visi
dari negara Singapura ini dapat diadopsi oleh negara-negara ASEAN lainnya. Strategi terakhir yang dapat
diimplementasikan adalah yang tak lain salah satu visi dari ASEAN itu senditi, yakni membangun nilai
kebersamaan menuju satu kesatuan identitas bersama, identitas diri Asia Tenggara sebagai nilai bersama
dan kesatuan kekuatan. ASEAN dibentuk atas dasar integrasi ekonomi, politik, sosial, dan budaya, oleh
karena itu strategi-strategi yang harus diambil dan dikembangkan adalah strategi-strategi yang
mendukung visi dan misi tersebut.
Strategi Weakness-Opportunity (WO)
Strategi-strategi yang dapat dikembangkan oleh Singapore berserta negara-negara Asia Tenggara dalam
strategi Strength-Weakness adalah mendorong edukasi, life-long learning, training capacity building,
inovasi, wirausaha, dan bahasa Inggris. Strategi ini dimaksudkan agar negara-negara di Kawasan Asia
Tenggara bersama dengan Singapura berintegrasi dalam upaya menurunkan angka kemiskinan, literasi,
serta menjamin kesejahteraan sosial antar negara ASEAN yang juga menjadi salah satu visi dalam
organisasi ASEAN. Kebijakan lain yang dapat diambil adalah meningkatkan awareness masalah isu sosial
justice and rights bergerak dalam bidang peningkatan pengaruh masyarakat terhadap pembuatan
kebijakan atas hak-hak asasi serta peningkatan kesempatan bagi wanita dan penyintas disabilitas
Strategi Strength-Threat (ST)
Strategi-strategi yang dapat dikembangkan oleh Singapore berserta negara-negara Asia Tenggara dalam
strategi Strength-Threat adalah peningkatan kerjasama dalam hal memberantas ancaman siber di Kawasan
Asia Tenggara, memperketat regulasi dan verifikasi barang-barang ekspor maupun impor antar negara
wilayah Asia Tenggara serta mendukung pelaksanaan program FTA agar berjalan dengan maksimal dan
efisien antar negara wilayah Asia Tenggara. Singapura mengadopsi kebijakan luar negeri nonalignment
dan terlibat dengan beberapa mitra mengenai prinsip-prinsip kepentingan bersama. Oleh karena itu,
penyelarasan kepentingan antara Amerika Serikat dan Singapura dalam Asia Pasifik maupun Asia
Tenggara membentuk fondasi untuk memperkuat hubungan pertahanan (Defense Military).
Strategi Strength Weakness-Threat (WT)
Strategi-strategi yang dapat dikembangkan oleh Singapore berserta negara-negara Asia Tenggara dalam
strategi Weakness-Threat adalah meningkatkan kapasitas penguasaan terhadap teknologi dan mendukung
industri dan agrikultur berbasis pengetahuan. Pengembangan agrikultur di Singapura sudah tergolong
cukup baik namun hal ini menjadi kendala karena lahan terbatas yang ada di Singapur sehingga Singapura
benar-benar berpegangan pada impor kebutuhan-kebutuhan domestiknya. Strategi lain yang dapat
dilakukan adalah melakukan pemetaan sektor-sektor penting dan rentan akan ancaman siber pada
infrasturkturnya sehingga semua pihak dapat mendapatkan gambaran sektor-sektor mana sajakah yang
mempunyai risiko lebih tinggi terhadap serangan siber didunia maya.
Pemetaan Posisi Singapura Terhadap ASEAN melalui Analisis SWOT
Strengths (S) Weaknesses (W)
FAKTOR
- Lokasi geografis yang - Luas wilayah terbatas
INTERNAL
strategis dan kecil
- Kemudahan melakukan - Populasi dan konsumsi
FAKTOR bisnis dan investasi domestic rendah
EKSTERNAL - Birokrasi bersih dan
efisien
Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO
- Pro FTA
- World Class Talent & - Narrowing the Development -Mendorong edukasi, life-long
Connectivity Gap yakni mempersempit learning, training capacity
- ASEAN Open Sky jurang perbedaan (gap) diantara building, inovasi, wirausaha,
negara dan masyarakat Asia dan bahasa Inggris. Berintegrasi
Tenggara, sehingga tumbuh dalam upaya menurunkan angka
kebersamaan secara menyeluruh kemiskinan, menjamin
dengan cara mempromosikan kesejahteraan sosial antar negara
kerja sama perdagangan, ASEAN
investasi, pendidikan dan
pertukaran kebudayaan antara - Sosial Justice and Rights
ASEAN. bergerak dalam bidang
peningkatan pengaruh
-Environmental Sustainbility masyarakat terhadap pembuatan
berfokus dalam bidang proteksi kebijakan atas asasi wanita, anak
sumber daya alam melalui kecil, disable, lansia, dan
manajemen pembangunan pekerja migran.
berkelanjutan dan konservasi
tanah, air, mineral, energy. - Meningkatkan pertukaran
pelajar, ataupun guru dan dosen,
- Building ASEAN Identity, berkomitmen dan berintegrasi
yakni membangun nilai dalam rangka mengembangkan
kebersamaan menuju satu research, pelatihan, bimbingan,
kesatuan identitas bersama, dan konseling antara negara-
identitas diri Asia Tenggara negara dikawasan Asia
sebagai nilai bersama dan Tenggara.
kesatuan kekuatan

Threats (T) Strategi ST Strategi WT


- ASEAN Cyber Threat
- Kejahatan Internasional - Peningkatan Kerjasama - Meningkatkan kapasitas
berupa penyeludupan dalam hal memberantas penguasaan terhadap teknologi
barang palsu dan ancaman siber di dan mendukung industri dan
narkoba Kawasan Asia Tenggara agrikultur berbasis
- Impor tinggi dan - Memperketat regulasi pengetahuan
kekurangan bahan baku dan verifikasi barang- - Pemetaan sektor-sektor
barang ekspor maupun penting dan rentan akan
impor antar negara ancaman siber pada
wilayah Asia Tenggara infrasturkturnya
- Mendukung - Mengembangkan research
pelaksanaan program antar negara-negara di Asia
FTA agar berjalan Tenggara untuk
dengan maksimal dan menanggulangi potensi
efisien antar negara ancaman-ancaman yang
wilayah Asia Tenggara mungkin terjadi

Conclusion
Melalui kerangka pemikiran teori kebijak luar negeri dan posisi Singapura dalam ASEAN beserta analisis
SWOT ditemukan fakta bahwa potensi kekuatan negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang cukup
besar. Berbagai kebijakan telah dilakukan oleh Singapura dalam mengisi peluang ekonomi, sosial budaya
maupun politik keamanan. Mengkaji berbagai kelemahan, peluang dan tantangan yang ada, cita untuk
terwujudnya integrasi masyarakat Asia Tenggara secara utuh sebagaimana slogan ‘One Vision, One
Identity, One Community’ yang tertuang dalam ASEAN Vision 2020 kiranya sulit tercapai. Idealisme ini
tidak semudah membalik tangan dan tentu butuh waktu lama melalui proses sosialisasi dan penjiwaan dan
komitmen bersama..
Terlepas dari keterbatasan yang ada di negara Singapura dalam hubungan internasional, Singapura
berusaha untuk secara aktif membentuk dan mempengaruhi perubahan di lingkungan regional, sambil
beradaptasi dengan perubahan di lingkungan internasional. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa Singapura
telah mengadopsi model adaptasi kreatif, yang ciri utamanya adalah menyeimbangkan perubahan
lingkungan. Hal ini sangat jelas dalam kasus perkembangan hubungan ekonomi dan dalam kaitannya
dengan isu hak asasi manusia dan demokratisasi di ASEAN. Agar idealisme dan strategi-strategi yang
sudah dibuat ini dapat terlaksana dibutuhkan beberapa langkah-langkah, antara lain sebagai berikut: a)
Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang manfaat hubungan serta kerjasama dan kebersamaan
integritas Asia Tenggara. b) Meningkatkan koordinasi antar pemerintah dengan ASEAN beserta instansi-
instansi terkait dan berbagai komponen masyarakat, dalam segala bidang khususnya pada bidang
sosialbudaya sebagai elemen dasar dari bangunan integritas. c) Menyelesaiakan persoalan internal
maupun regional secara bersama untuk terciptanya stabilitas nasional maupun kawasan. d) Meningkatkan
diplomasi preventif dengan melibatkan supra struktur maupun infra struktur baik pada skala nasional,
regional, maupun internasional, sehingga tercipta kebersamaan dalam mewujudkan integritas dan
perdamaian secara keseluruhan.
References:
Aditama,F.R., “Strategi Politik Luar Negeri Singapura Untuk Menjadi Negara Maju Di Asia Tenggara”.
(2017). Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Mutmainah,D., Rachmawati,E.R., “ASEAN sebagai Instrumen Adaptasi Singapura terhadap Globalisasi”.


Program Studi Hubungan Internasional, (2020). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Brawijaya

Presetyo, D. “Pro dan Kontra Penerapan ASEAN Open Sky bagi Negara Anggota ASEAN”. Sospol:
Jurnal Sosial Politik Vol 6 No 1 (2020), Hlm 43-54. (2020). Program Studi Hubungan
Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang

Salamah, L. “Analisa Strengths, Weaknesses, Opprotunities, and Threats (SWOT): Peluang dan tantangan
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dalam mewujudkan integrasi Asia Tenggara.”
Masyarakat, Kebudayaan dan Politik Vol. 30, No. 3, tahun 2017, hal. 300-309. (2017).
Departemen Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Airlangga

Widodo,N.T.,” Analisis Swot Sektor Perekonomian Wilayah Studi Kasus Prov Sulawesi Tenggara Dan
Negara Singapura”. (2020). Universitas Hasanuddin. Makassar.

https://www.iesingapore.gov.sg/Trade-From-Singapore/International-Agreements/free-trade-
agreements/Singapore-FTA (Diakses pada 13 Desember 2021 pukul 15:07 WIB)

https://www.mfa.gov.sg/SINGAPORES-FOREIGN-POLICY/International-Organisations/ASEAN
(Diakses pada 13 Desember 17:32 WIB)

https://www.csa.gov.sg/News/Press-Releases/asean-singapore-cybersecurity-centre-of-excellence
(Diakses pada 13 Desember 10:46 WIB)

Anda mungkin juga menyukai