Samsara merupakan proyek sekuel dari film dokumenter non-naratif karya Ron Fricke
sebelumnya, Baraka (1992). Samsara sangat sarat akan unsur spiritual, makna, filosofi,
dan pesan yang terkandung dari setiap gambar nya tergantung bagaimana kita
memahami dan menginterpresentasikannya. Judul film dokumenter ini diambil dari
kata bahasa Sanskerta yang bermakna siklus hidup yang terjadi berulang-ulang tanpa
henti mulai dari lahir, hidup, mati, lahir lagi. Samsara banyak mengeksplorasikan
keindahan alam di berbagai belahan dunia. Film tanpa narasi ini juga
mengeksplorasikan berbagai sisi kehidupan, kejadian alam, aktifitas manusia, dan
fenomena teknologi. Menit-menit awal menampilkan 3 gadis yang menari Tarian
Legong di Bali. Kemudian diikuti dengan ledakan gunung api yang besar di Kilauea di
Hawaii dan musem barang antik di Kairo, Mesir. Beberapa tempat atau kegiatan yang
diambil gambarnya dapat merupakan perwujudan dari Samsara itu sendiri.
1. Fenomena Alam
2. Aktivitas Manusia
Terdapat berbagai aktivitas manusia, mulai dari bekerja di pabrik, yang orang-orang
yang sibuk bekerja di kantor, mengakut belerang, jual beli di supermarket, kesibukan
orang-orang di stasiun kereta api, ,kegiatan di dalam penjara, kehidupan orang-orang
yang sedang memungut sampah, pemakaman orang, pembuatan senjata, pembuatan
peluru, dan aktivitas-aktivitas yang lainnya.
4. Penyimpangan perilaku
Perilaku tidak wajar dalam film ini ialah ketika penangkapan ayam dengan mesin
yang dapat menyakiti hewan itu sendiri, lalu ada juga adegan sapi yang sedang di
perah menggunakan mesin.
5. Keagamaan
Ada unsur keagamaan dalam film ini, seperti orang-orang Yahudi yang sedang
berdoa, muslim yang sedang melaksanakan shalat, dan yang lainnya. Hal ini
menunjukkan bahwa semua orang berhak atas agama nya, dan beribadah menurut
kepercayaan nya masing-masing tanpa adanya pertengkaran antar agama.
6. Kebudayaan
Terlihat jelas pada menit-menit awal film ini sudah menampilkan tarian daerah bali,
kebudayaan orang afrika. Dan masih banyak lagi kebudayaan negara lain yang
memberikan ciri khas tiap daerahnya masing-masing.
7. Sejarah
Dalam kebudayaan tentu nya terdapat sejarah yang terkandung di dalamnya yang
mungkin masih di amalkan hingga saat ini.
8. Teknologi
Terdapat adegan yang menunjukkan obsesi seseorang yang dapat mengganggu psikis
nya. Juga ada penyakit di beberapa daerah yang disebabkan oleh keadaan lingkungan
sekitar.
10. Norma
Dalam film ini terdapat norma-norma yang berlaku di kehidupan kita misalnya norma
sosial, dan norma agama baik secara tertulis maupun tidak tertulis.
Menurut saya, film ini membukakan pemikiran kita secara luas, meskipun film ini
hanya film dokumenter tanpa narasi, namun jika kita melihat sampai akhir maka kita
akan menemukan banyak makna yang tersirat dalam film ini, tergantung bagaimana
kita menginterpresentasikan nya. Scoring-music arahan Michael Stearns, Lisa Gerrard
dan Marcello de Francisci yang seperti sebuah meditasi yang semakin membuat
perasaan menontonnya semakin nikmat. Samsara yang direkam dengan kamera
berteknologi tinggi 70 mm dan sinematografik yang tidak perlu diragukan lagi yang
dapat memanjakan mata kita.
Film ini masih jauh dari kata sempurna, apalagi ini hanya sebuah film dokumenter yang
bisa saja membuat orang cepat bosan dan jenuh. Penggunaan Scouring music dalam
film ini ingin menghadirkan suasana yang rileks dan membuat penonton semakin
nikmat dan dapat meditasi. Namun hal itu justru membuat Sebagian penonton merasa
bosan dan jenuh. Dan faktor yang menjadi kelemahan lainnya ialah tidak
mencantumkan nama-nama lokasi yang membuat penonton kebingungan dan terus
menerka-nerka lokasi sampai akhir.
VI. Usulan
Usulan saya untuk film ini ialah menggunakan music yang mediatif, namun tidak
membuat penonton bosan dan jenuh, juga menuliskan nama-nama lokasi yang terdapat
dalam film agar penonton tidak kebingungan dan terus menerka-nerka lokasi yang ada.