Anda di halaman 1dari 4

1.

DESKRIPSI

PAGELARAN WAYANG ORANG SRIWEDARI

LAKON SEMAR MANTU

Diceritakan dalam pakeliran wayang purwa lakon Semar Mantu, tersebutlah


seorang pemuda kampung bernama Bambang Senet berniat melamar putri Prabu
Kresna di Kerajaan Dwarawati. Terjadi dilema di Kerajaan Dwarawati. Prabu
Kresna dibingungkan karena dua pilihan yang sukar untuk ditetapkan. Sebagai
utusan Semar untuk lamaran Bambang Senet meminang Siti Sundari, Petruk datang
terlebih dulu. Begitupun, pada saat yang tak selang lama, datang Prabu Baladewa,
wakil dari putra mahkota Astina, Lesmana Mandrakumara, menyatakan lamaran
yang sama.

Prabu Kresna tidak bisa menolak keinginan kakaknya. Akan tetapi Prabu
Kresna juga sulit menolak lamaran Petruk. Meskipun dipandang dari segi
derajatnya, Petruk adalah golongan rakyat biasa, sedang Lesmana Mandrakumara
lebih sejajar dengan kedudukannya karena dia putra Prabu Duryudana. Kebijakan
Prabu Kresna mendapatkan ujiannya. Dalam urusan seperti itu, tidak boleh
dibedakan harkat, martabat dan derajat. Persoalan jodoh dan nasib adalah semata
kehendak takdir. Meskipun sebagai wali Siti Sundari, ia berhak menentukan syarat
bibit bobot bebet. Akan tetapi Prabu Kresna tidak gegabah dan sangat hati-hati
menjatuhkan keputusan. Akhirnya diambil keputusan untuk diadakan sayembara.

2. Analisis Bentuk
Pertunjukan wayang orang Sriwedari ini adalah pertunjukan yang di pentaskan di
panggung jenis proscenium, terdapat beberapa set wings yang sudah didesain
lukisan seperti tembok atau tiang keratin sebagai pintu keluar masuk pemain,
panggung wayang orang Sriwedari ini menggunakan seting beground yang bisa
berubah ubah sesuai dengan konsep pertunjukan.
Wayang orang Sriwedari merupakan pertunjukan drama tari, tari yang digunakan
adalah tari jawa gaya Surakarta, yang mempunyai tiga bentuk tari yaitu gagah, alus,
dan putri. Tiga bentuk tari ini sudah bisa mebawakan karakter tokoh baratayudha,
yang terdapat banyak karakter.
Dialog yang digunakan adalah dialog gaya pakeliran, sehingga terdapat perbedaan
antara masing masing tokoh, dialog ini, sangat beda sekali dengan wayang orang
gaya Yogyakarta yang menggunakan dialog bagongan, yang menjadikan gaya
bicara masing-masing karakter hampir sama.
Secara keseluruhan pertunjukan wayang orang Sriwedari ini sangat menarik,
namun ada beberapa bagian yang terlalu berlebihan seperti, guyonan atau lelucon
yang bukan pada tempatnya, saat kemunculan pitruk, semua tokoh dan adegan
menjadi humor, menurut saya boleh saja asal tidak berlebihan, saat penampilan
yang saya saksikan itu sangat berlebihan sekali sehingga menghilangkan karakter
suasana yang seharusnya. Guyonan yang dibawakan tokoh pitruk ini seperti
mengadopsi karakter guyonan Bagong dari wayang kulit dalang Ki Seno Nugroho.
Saya sangat menyayangkan pada tokoh lesmana ataupun tokoh-tokoh laki-laki yang
diperannkan oleh perempuan, meskipun secara karakter tidak masalah akan tetapi
secara visual tidak bisa, karena kalua tokoh perempuan memerankan laki-laki
dalam wayang orang mau tidak mau harus menggunakan mekak atau kemben,
secara visual sangat jelek sekali. Untuk tokoh lesmana yang diperankan oleh wanita
ini juga kurang menghayati peran dan sering tidak fokus, saat menari juga kurang
mendak.
Music yang digunakan adalah music gamelan murni, untuk konsep musik
pendukung sajian ini konsepnya adalah music yang mengikuti penari atau pemain,
karena pertunjukan wayang orang Sriwedari ini secara keseluruhan tidak
menggunakan garap paten akan tetapi mengandalkan improvisasi, meskipun begitu
karena semua pemain sudah provesional pertunjukan tetap menjadi sangat menarik.

3. Interpertasi
Wayang orang sriwedari adalah wayang orang yang diperankan oleh
seniman-seniman provesional, yang kebanyakan adalah alumni dari Institut
Seni Indonesia Surakarta, selain itu wayang orang Sriwedari ini di support
oleh pemerintah daerah sehingga fasilitas pertunjukan dapat terpenuhi.
Kolaborasi seniman dengan pemerintah daerah ini dapat menghasilkan
suatu pertunjukan rutin yang sangat bagus.

4. Evaluasi
Demi eksistensi dan kebaikan seni pertunjukan khususnya wayang orang
Sriwedari ada beberapa evaluasi diantaranya :
- Humor atau lelucon memang diperlukan untuk mencairkan suasana,
akan tetapi harus ditempatkan di timing yang pas juga penempatan yang
pas, selain itu ketika ada lelucon pemain lainnya harus bisa merespon
sehingga dapat singkron humornya.humor tidak boleh berlebihan
karena akan menghinangkan fokus pertunjukan.
- Tokoh laki-laki yang cirikhasnya telanjang dada sebaiknya diperankan
oleh laki-laki jangan perempuan, karena visualisasinya jika perempuan
pasti akan memakai kemben atau mekak. Sehingga sangat tidak pas jika
tokoh laki-laki memakai kemben.
- Perlu adanya aturan untuk penoton supaya tidak gaduh dalam
menyaksikan pertunjukan, karena terdengar sekali riuhnya suara
penonton di dalam gedung pertunjukan.

5. Penentuan Nilai
Dari beberapa hal yang disampaikan diatas maka dapat disimpulkan untuk
menentukai nilai pertunjukan Wayang Orang Sriwedari lakon Semar Mantu
ini kalua dilihat dari sudut pandang saya sudah sangat bagus akan tetapi ada
beberapa hal yang harus dibenahi, akan tetapi secara keseluruhan sudah luar
biasa.
KRITIK TARI
WAYANG ORANG SRIWEDARI 21 DESEMBER
LAKON SEMAR MANTU

Oleh :

EKA MEGIYADI
NIM : 15134146

PRODI SENI TARI


FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

Anda mungkin juga menyukai