Anda di halaman 1dari 13

GIZI ANAK USIA 1 SAMPAI 2 TAHUN

DISUSUN OLEH :

MUNICA LASTARI (10.10.000.162) IYOS ROSITA (10.10.000.152) YULIYANTI (10.10.000.142) RATU EZI NURHAZIAH ( ) DINI FITRIYANTI (10.10.000. )
SEPTI AULIA JOHAR (10.10.000.146)

MARIA KRISTOFORA DIKE (10.10.000.133) RAHAYU KARDJONO PUTRI (10.10.000.136) RINDI PERVITA SARI (10.10.000. )

DIV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1 BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 4

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 4 B. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 5 C. Metode Penulisan.......................................................................................... 5 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 6

A. Dasar Pemikiran ........................................................................................ 6 B. Pengertian Pornografi ............................................................................... 6 C. Sejarah Pornografi ..................................................................................... 7 D. Dampak-dampak Pornografi .................................................................... 9 BAB III PENUTUP ......................................................................................... 12

A. Kesimpulan ............................................................................................... 12 B. Saran ......................................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi yang kita rasakan sekarang ini tentunya memberi banyak manfaat kepada kita semua, kita dapat mencari bahan-bahan pelajaran dengan mudah, menjual produk yang kita hasilkan dengan cepat, bahkan kita dapat berhubungan dengan teman-teman dari berbagai negara. Namun dari semua hal-hal positif yang kita dapatkan dari kemajuan teknologi yang kita rasakan tentunya ada dampak negatif dari kemajuan teknologi ini, diantaranya yang sudah sangat mengkhawatirkan adalah maraknya pornografi. Sekitar sepuluh tahun yang lalu mungkin kita masih sulit untuk mendapatkan hal-hal yang berbau pornografi, namun beberapa tahun ini pornografi sudah sangat mudah ditemui dan diakses oleh semua kalangan. Betapa miris ketika beberapa hari yang lalu kita mendengar berita tentang tertangkapnya sejumlah murid sekolah dasar yang telah berbuat tidak senonoh terhadap teman sekolahnya dan setelah ditanya oleh penyidik dari kepolisian mereka mengatakan bahwa mereka berbuat seperti itu karena terinspirasi dan ingin mencoba apa yang telah ditonton mereka disebuah warnet. Sekarang ini hampir setiap hari kita mendengar kejadian pelecehan seksual, pemerkosaan, dan juga aborsi dikarenakan mereka tidak dapat menahan nafsu setelah menonton adegan pornografi.

B. Tujuan Penulisan Tujuan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan khususnya untuk kami dan umumnya bagi teman-teman semua, serta diharapkan dapat memberi manfaat kepada semua orang.

C. Metode Penulisan Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode observasi dan kepustakaan, sedangkan cara yang digunakan pada penelitian ini adalah studi pustaka dimana dalam metode ini penulis membaca buku dan mencari di internet hal-hal yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.

BAB II PEMBAHASAN A. Dasar Pemikiran Dalam Pertemuan Konselor Remaja Yayasan Kita dan Buah Hati dengan 1.625 siswa kelas 4-6 sekolah dasar wilayah Jakarta Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, tahun 2008 terungkap, 66 persen dari mereka telah menyaksikan materi pornografi lewat berbagai media. Sebanyak 24 persen di antaranya lewat komik, 18 persen melalui games, 16 persen lewat situs porno, 14 persen melalui film, dan sisanya melalui VCD dan DVD, telepon seluler, majalah dan koran. Mereka umumnya menyaksikan materi pornografi itu karena iseng (27 persen), terbawa teman (10 persen), takut dibilang kuper (4 persen). Ternyata anak-anak itu melihat materi pornografi di rumah atau kamar pribadi (36 persen), rumah teman (12 persen), warung internet (18 persen), rental (3 persen). Kalau kita jumlahkan yang melihat di kamar pribadi dan di rumah teman, berarti satu dari dua anak melihatnya di rumah sendiri, ujarnya. Sementara hasil survei yang dilakukan Komisi Nasional Perlindungan Anak terhadap 4.500 remaja di 12 kota besar di Indonesia tahun 2007 lalu menunjukkan, sebanyak 97 persen dari responden pernah menonton film porno, sebanyak 93,7 persen pernah ciuman, petting, dan oral seks, serta 62,7 persen remaja yang duduk di bangku sekolah menengah pertama pernah berhubungan intim, dan 21,2 persen siswi sekolah menengah umum pernah menggugurkan kandungan. Angka-angka diatas membuat kita terhenyak, dan tentunya diperlukan suatu usaha nyata dari kita semua untuk memberantas pornografi karena telah ada fakta bahwa pornografi dapat menghancurkan negeri ini.

B. Pengertian Pornografi Pornografi berasal dari bahasa Yunani yaitu pornographia yang secara harfiah berarti tulisan tentang atau gambar tentang pelacur. Sedang menurut kamus besar bahasa indonesia pengertian pornografi adalah penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu birahi dan bahan bacaan yang dengan sengaja dan semata-mata dirancang untuk membangkitkan nafsu birahi seks.

C. Sejarah Pornografi Bahan pornografi diperkirakan telah masuk ke Nusantara paling lambat pada abad ke-17, dibawa oleh pedagang-pedagang dari Belanda karena ketidaktahuan pedagang masa itu mengenai selera warga setempat. Pornografi di Indonesia adalah ilegal, namun penegakan hukumnya lemah dan interpretasinya pun tidak sama dari zaman ke zaman. Pada 1929 diputar di Jakarta film Resia Boroboedoer yang menampilkan untuk pertama kalinya adegan ciuman dan kostum renang. Film ini dikecam oleh pengamat budaya Kwee Tek Hoay yang menganggapnya tidak pantas ditonton. 1950-an Pada tahun 1954 Nurnaningsih menimbulkan kehebohan di masyarakat umum karena berani tampil berani dalam beberapa filmnya yang antara lain disutradarai oleh Usmar Ismail (Krisis) dan Djadug Djayakusuma (Harimau Tjampa). Di beberapa majalah dimuat fotonya yang seronok. Bahkan kemudian foto bugilnya tersebar luas di masyarakat. Belakangan baru diketahui bahwa foto-foto itu adalah hasil teknik montage, sementara Nurnaningsih sendiri tidak pernah tahu-menahu tentang pembuatannya. Aktris tenar lainnya yang pernah menjadi korban serupa adalah Titien Sumarni dan Netty Herawati. Pada 1955, adegan ciuman antara Frieda dan S. Bono dalam film Antara Bumi dengan Langit disensor karena reaksi berat dari masyarakat. 1960-an Sesuai dengan semangat zamannya, film Indonesia pada periode ini banyak didominasi oleh film-film revolusi, seperti Pejuang (1960), Toha Pahlawan Bandung Selatan (1961), Anak-anak Revolusi (1964), dll. Semangat anti nekolim pada tahun 1963-1965 diterjemahkan ke dalam gerakan anti film-film asing yang kebanyakan diimpor dari Amerika Serikat. 1970-1980-an Pada awal 1970-an, perfilman Indonesia berhasil untuk pertama kalinya menggunakan teknik film berwarna. Dunia film Indonesia bangkit dari kelesuan yang panjang. Pada 1974, Rahayu Effendi menjadi simbol seks ketika tampil bugil dengan Dicky Suprapto dalam Tante Girang. Suzanna tampil sebagai bintang film berani dalam adegan ranjang seperti misalnya dalam film Bernapas Dalam Lumpur (1970) yang diarahkan oleh Turino Djunaedy dan Bumi Makin Panas karya Ali Shahab. Meskipun demikian penampilan adegan bugil dalam sebagian dari film-film yang

bertema panas itu bukan sekadar eksploitasi murahan. Suzanna, misalnya, meraih penghargaan sebagai Aktris Terbaik se-Asia pada Festival Film Asia Pasifik di Seoul 1972. Di pihak lain, pada tahun 1980-an ini juga muncul film-film yang menampilkan aktris-aktris cantik dan seksi, dengan pakaian minim, seperti yang terdapat dalam film-film Warkop, namun semuanya lolos sensor, meskipun muncul berbagai protes dari masyarakat. Sejumlah film muncul dengan judul-judul yang menjurus ke pornografi, juga merajalela pada masa itu, seperti Bernafas di Atas Ranjang, Satu Ranjang Dua Cinta, Wanita Simpanan, Nafsu Birahi, Nafsu Liar, dll. Sejumlah pemain yang muncul dalam film seperti itu, antara lain Inneke Koesherawati, Ibra Azhari, Lisa Chaniago, Febby Lawrence, Teguh Yulianto, Reynaldi, Kiki Fatmala, dll. Pada tahun 1984, masyarakat dihebohkan dengan beredarnya kalender bugil dengan model Indonesia yang terkenal dengan nama Happy New Year 1984 - Sixino. Enam artis Indonesia yaitu Yanti Prianti Kosasih, Dewi Angraini Kusuma, Rina Susan, Sylvia Karenza, Retno alias Susan dan Dewi Noverawati alias Vera dibawa ke pengadilan karena mempertontonkan kemolekan tubuhnya yang didakwa primair melanggar pasal 282 (1) yo pasal 55 (1) ke-1 yo pasal 56 KUHP dan dakwaan Subsidair melanggar pasal 282 (2) yo asal 55 (1) ke-1 yo pasal 56 KUHP. Namun tidak sampai dihukum atau divonis oleh Majelis Hakim. TVRI yang merupakan satu-satunya saluran televisi hingga akhir 1980-an, menampilkan sensor yang sangat ketat terhadap film-film yang disiarkannya. Misalnya, adegan ciuman sama sekali diharamkan sehingga seringkali muncul adegan yang menggelikan, ketika -- karena gunting sensor -- sebuah pasangan ditampilkan seolah-olah menghindari tabrakan bibir. Sementara itu, kehadiran teknologi video telah semakin mempermudah akses terhadap film-film asing yang tidak disensor. Acapkali diberitakan di surat kabar tentang masyarakat pedesaan yang menayangkan film-film biru pada acara-acara perhelatannya dengan menyewa video. Begitu pula bus-bus malam dan hotel-hotel seringkali menyiarkan video-video panas, sementara Badan Sensor Film tampak tidak berdaya. 1990-2000-an Pada periode ini pengaruh kemajuan teknologi informasi semakin terasa dan sukar dihindari. Kehadiran parabola televisi, VCD, laser disc, DVD dan internet, semuanya membuat film dan gambar panas semakin mudah ditemukan, baik di kota besar maupun kecil, bahkan sampai ke pedesaan sekalipun.

Pada 1996 Ayu Azhari muncul dalam adegan panas dalam sebuah film Amerika, The Outraged Fugitive. Tersedianya kamera video dan videophone dengan harga relatif murah telah memungkinkan orang merekam adegan-adegan panas, yang pada mulanya dimaksudkan hanya untuk koleksi pribadinya. Pada periode inilah muncul sejumlah kasus seperti sepasang mahasiswa dari kota Bandung, atau peredaran klip video yang dibuat dengan videophone oleh seorang pejabat di Kalimantan. Awal April 2006 majalah Playboy edisi Indonesia beredar pertama kali dalam versi yang jauh berbeda dengan aslinya, meskipun rencana peredarannya jauh-jauh hari telah banyak ditentang oleh berbagai unsur masyarakat dan pemerintah. Selain itu,bukan hanya kalangan masyarakat saja yang berbuat asusila, kalangan selebriti dan pejabat pun ada pula yang mendokumentasikan kegiatan intim mereka, namun disalahgunakan oleh sebagian orang. Seperti foto-foto mesra Sukma Ayu dan B'jah The Fly yang beredar. Sarah Azhari, Rachel Maryam, Shanty dan beberapa selebriti lainnya pun sempat menggegerkan atas aktivitas mereka di kamar mandi Budi Han yang diambil secara sembunyi-sembunyi (candid). Dan yang paling fenomenal adalah hubungan intim Maria Eva dan Yahya Zaini, yang pada awalnya untuk dokumen pribadi, namun harus menjadi konsumsi umum oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Sebagian kalangan di masyarakat berusaha menangkal perubahanperubahan dahsyat ini melalui Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi. Sebagian lagi merasa bahwa RUU APP ini hanya akan memasung kreativitas seni dan mengabaikan kemajemukan di dalam masyarakat. pada tahun 2010 sebuah video mesum ariel dengan luna maya, dan cut tari beredar, dan menimbulkan kontrofersi.

D. Dampak-dampak Pornografi Beberapa dampak dari pornografi, diantaranya : 1. Dampak Kesehatan Pornografi tentunya juga membawa dampak bagi kesehatan khususnya anak-anak dan remaja, yaitu : Rusaknya otak anak, mengakses pornografi akan mengakibatkan efek kecanduan dan dikatakan oleh Kepala Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Diatri Nari Lestari,SpS, adiksi pornografi kepada anak adalah perilaku yang tidak normal dan hal itu dapat menyebabkan bagian tengah depan otak menyusut dan akan mempengaruhi perilaku anak. Rusaknya organ intim, dengan mengakses pornografi tentunya seseorang akan bernafsu untuk melakukan hal yang dia tonton

tersebut sehingga banyak yang kemudian melakukan oral seks dan hal tersebut tentunya dapat membuat kerusakan pada organ intim seseorang. Sebuah studi menunjukkan pria yang memanjakan diri dengan rangsangan visual seperti pornografi, rentan terkena gangguan yang disebut Sexual Attention Deficit Disorder (SADD). Dalam jangka panjang, penderitanya akan sulit memiliki hubungan seksual yang sehat dengan pasangannya. Sebab, stimulus seks hanya dapat dipicu melalui gambar visual atau grafis, bukan wanita sebenarnya. Kematian, dengan banyaknya pornografi seseorang yang sudah mempunyai kekasih tentunya ingin mencoba hal yang mereka lihat tersebut kepada kekasihnya, hal ini menyebabkan banyaknya anak usia remaja (sekolah menengah pertama) mengandung, bahkan kemudian mereka melakukan aborsi. Tentunya hal ini sangat beresiko bagi kehidupannya bahkan berakhir kepada kematian. 2. Dampak Psikologis Selain dampak kesehatan ternyata pornografi juga berdampak bagi psikologis seseorang, diantaranya : Pornografi tentunya mempunyai efek kecanduan seperti halnya narkoba, Ibu Elly Risman seorang psikolog yang juga pemerhati anak mengatakan kerusakan otak karena narkoba lewat mata (visual crack cocaine) jauh lebih dahsyat ketimbang jenis semua narkoba dan bila kondisi ini terus berlarut, dapat mendegradasi kemampuan intelegensia anak, yang lebih dikhawatirkan lagi adalah perilaku yang menyimpang tersebut akan menerabas tatanan nilai dimasyarakat. Perilaku menyimpang, seperti dikatakan diatas bahwa seseorang yang kecanduan pornografi apalagi jika kecanduan ini telah diderita semenjak kanak-kanak tentunya akan menimbulkan perilaku menyimpang, seperti yang diungkapkan oleh ahli bedah saraf Rumah Sakit San Antonio, Amerika Serikat, Donald L.Hilton Jr, adiktif pada manusia , termasuk anak, bermuara keperubahan sirkuit otak. Sel otak yang memproduksi dopamin menjadi mengecil, sehingga sel tersebut mengerut dan tidak dapat berfungsi normal. Dan gangguan inilah yang membuat neurotransmitter pengirim pesan kimiawi pada otak menjadi terganggu. Mengurung diri, beberapa anak yang telah mendapatkan pelecehan seksual oleh saudara, teman atau tetangganya tentunya akan menjadi pribadi yang tertutup dan mendapat kesulitan untuk bisa berbaur lagi dengan teman-temannya.

10

3. Dampak Sosial Pornografi juga tentunya juga berdampak sosial, diantaranya : Tersingkirnya keluarga dari lingkungan, banyak kita melihat seseorang yang melihat pornografi kemudian tidak dapat menahan nafsunya tentunya akan melampiaskan kepada siapa yang dia temui, bahkan tidak jarang pelampiasan ini menimpa anak, keponakan, adik, atau saudara dekat lainnya. Hal ini tentunya mengakibatkan tidak hanya pelaku tetapi juga keluarganya akan diusir oleh keluarga korban. Munculnya pasangan-pasangan sejenis dan penyimpanganpenyimpangan seksual lainnya, dengan adanya pornografi ternyata berbanding lurus dengan munculnya penyimpangan-penyimpangan seksual yang dijadikan kegiatan sosial antara sesama penyuka penyimpangan tersebut. Di Indonesia sendiri mulai terungkapnya pesta seks dengan berganti-ganti pasangan, atau melakukan seks dengan lebih dari satu orang, dll. Klinik aborsi ilegal menjamur, dengan banyaknya akses pornografi membuat banyaknya remaja putri yang hamil di luar nikah dan berniat untuk menggugurkan kandungannya, hal ini menyebabkan menjamurnya klinik aborsi ilegal yang hanya memikirkan keuntungan semata.

11

BAB III PENUTUP

Demikian makalah tentang ponografi yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. A. Kesimpulan Jadi ponografi yang terjadi di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dan membawa dampak yang buruk bagi masyarakat khususnya remaja dan anak-anak. B. Saran Karena banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan dari pornografi kami berharap semua pihak dapat menjaga diri dan keluarga agar tidak mengakses pornografi dalam segala bentuknya. Dan untuk pemerintah di harapkan agar segera menajalankan UU Pornografi dan Pornoaksi agar dapat menyelamatkan rakyat Indonesia terutama generasi muda dari ancaman pornografi.

12

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Pornografi di download tanggal 25 April 2011 jam 10.00 WIB http://www.nahimunkar.com/kasus-aborsi-akibat-zina-dipicu-pornografi/ di download tanggal 25 April 2011 jam 10.10 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Pornografi#Sejarah didownload tanggal 25 April 2011 jam 10.20 WIB http://www.nahimunkar.com/kasus-aborsi-akibat-zina-dipicu-pornografi/ di download tanggal 25 April 2011 jam 10.30 WIB http://www.doktertomi.com/2009/04/13/dahsyatnya-kerusakan-otak-anakakibat-kecanduan-pornografi-dan-narkoba-dari-tinjauan-kesehatanintelegensia/ di download pada tanggal 25 April 2011 jam 10.40 WIB http://www.scribd.com/doc/2978096/Pornografi-dan-Dampaknya di download pada tanggal 25 April 2011 jam 10.50 WIB

http://music4hardcore.blogspot.com/2011/03/efek-buruk-kecanduanpornografi.html di download pada tanggal 25 April 2011 jam 11.00 WIB.

13

Anda mungkin juga menyukai